Paparan Sosialisasi SKP
Paparan Sosialisasi SKP
Pe ny us una n
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
Penilaian Perilaku
TRANSFORMASI SKP
TRANSFORMASI SKP
hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada organisasi/
sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. unit sesuai dengan SKP dan Perilaku Kerja.
TARGET TARGET
jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan jumlah hasil kerja yang akan dicapai dari setiap
tugas jabatan. pelaksanaan tugas jabatan.
PERBANDINGAN PP 46 TAHUN 2011 DENGAN PP 30 TAHUN 2019
PP 46 TAHUN 2011 PP 30 TAHUN 2019
SUBSTANSI
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENILAIAN KINERJA PNS
TIM PENILAI KINERJA PNS
tim yang dibentuk oleh PyB untuk memberikan pertimbangan kepada PPK usulan
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam jabatan, pengembangan
kompetensi, serta pemberian penghargaan bagi PNS.
PEMANTAUAN KINERJA
serangkaian proses yang dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja PNS untuk mengamati
pencapaian target kinerja yang terdapat dalam SKP.
BIMBINGAN KINERJA
suatu proses terus-menerus dan sistematis yang dilakukan oleh atasan langsung dalam
KETENTUAN UMUM
membantu PNS agar mengetahui dan mengembangkan kompetensi PNS, dan mencegah
terjadinya kegagalan kinerja.
KONSELING KINERJA
proses untuk melakukan identifikasi dan membantu penyelesaian masalah perilaku kinerja
yang dihadapi PNS dalam mencapai target kinerja.
PEMERINGKATAN KINERJA
perbandingan antara kinerja PNS dengan PNS lainnya dalam 1 (satu) unit kerja dan/atau
instansi.
SISTEM INFORMASI KINERJA PNS
tata laksana dan prosedur pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, pemanfaatan, dan
pendokumentasian data kinerja PNS secara terintegrasi.
PENGELOLA KINERJA
pejabat yang menjalankan tugas dan fungsi pengelolaan kinerja PNS.
PERBANDINGAN PP 46 TAHUN 2011 DENGAN PP 30 TAHUN 2019
PP 46 TAHUN 2011 PP 30 TAHUN 2019
SUBSTANSI
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENILAIAN KINERJA PNS
Pasal 5 Ayat (2) Pasal 9 Ayat (1) dan (2)
SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) SASARAN KINERJA PEGAWAI (SKP)
memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai memuat kinerja utama yang harus dicapai seorang PNS
dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat setiap tahun dan dapat memuat kinerja tambahan.
diukur. Pasal 10
Kinerja utama dan kinerja tambahan paling sedikit
PERENCANAAN KINERJA
memuat:
a. Indikator Kinerja Individu; dan
b. Target kinerja.
Pasal 8 Ayat (2) REALISASI KERJA Pasal 41 Ayat (2) REALISASI KINERJA
Jika melebihi target maka penilaian SKP dapat lebih dari 100 Realisasi kinerja PNS yang melebihi Target kinerja, nilai capaian
kinerja paling tinggi pada angka 120.
Pasal 16 WAKTU PENILAIAN Pasal 29 dan Pasal 35 WAKTU PENILAIAN
PENILAIAN KINERJA
Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh pejabat Penilaian kinerja didasarkan pada pengukuran kinerja yang dapat
penilai sekali dalam 1 tahun. dilakukan setiap bulan, triwulanan, semesteran, atau tahunan serta
didokumentasikan dalam dokumen pengukuran kinerja sesuai
kebutuhan organisasi.
Pasal 17 NILAI Pasal 41 NILAI
Nilai prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan Penilaian Kinerja PNS dinyatakan dengan angka dan
sebutan: sebutan/predikat:
a. 91 – ke atas (sangat baik) a. Sangat Baik (nilai 110 ≤ 120 dan menciptakan ide baru dan/atau
b. 76 – 90 (baik) cara baru dalam peningkatan kinerja yang memberi manfaat bagi
c. 61 – 75 (cukup) organisasi atau negara)
d. 51 – 60 (kurang) b. Baik, nilai 90 < x < 120
e. 50 ke bawah (buruk) c. Cukup, nilai 70 x < 90
d. Kurang, nilai 50 < x < 70
e. Sangat Kurang, nilai < 50
PERBANDINGAN PP 46 TAHUN 2011 DENGAN PP 30 TAHUN 2019
Pasal 56
Sanksi
Mana yang termasuk Kategori, Aktivitas dan Pencapaian?
SISTEM MANAJEMEN
KINERJA PNS
SISTEM MANAJEMEN KINERJA PNS
1 2 3 4
PERENCANAAN P E L A K S A N A A N , PE M A N TAUA N PE NILAIAN K I N E R JA TINDAK LANJUT
K INE R JA KINERJA, DAN PE M B I N A A N
K INE R JA
S I S T E M INFORMASI
KI NERJA P N S
CONTOH SIKLUS MANAJEMEN KINERJA PNS
PENYUSUNAN
PK PELAKSANAAN, PENGUKURAN* PELAPORA
OLEH UNIT
DAN PEMBINAANKINERJA N
PERENCANAAN
1. Dilakukan pengukuran kinerja periodik oleh PNS KINERJA
1. Pelaporan Dokumen
berdasarkan dokumentasi output periodik/renaksi Penilaian Kinerja
PENYUSUNAN SKP dan pengukuran perilaku periodik menghasilkan
(MAX AKHIR JAN) suatu nilai 2. Pemeringkatan
Kinerja
2. Dilakukan bimbingan kinerja
1. SKP JPT (Berdasarkan PK/Renstra/RKT) 3. Penetuan Tindak
3. Dilakukan penilaian kompetensi PENILAIAN Lanjut
Kemudian dilakukan dialog kinerja berjenjang guna
menyusun dan menentukan strategi (peran- 4. Diajukan tindak lanjut (perubahan SKP) KINERJA
hasil/rencana output) individu yang menjadi :
1. Penilaian SKP
2. KINERJA UTAMA KETUA TIM KERJA (Administrator/JF
selaku Ketua Tim/Pengawas) 2. Penilaian Perilaku Kerja
Kemudian ketua tim kerja melakukan dialog kinerja 3. Penilaian Ide Baru
untuk menentukan strategi (peran – hasil/rencana 4. Penialian Kinerja
ouput) individu / anggota Tim yang menjadi :
3. KINERJA UTAMA Anggota TIM KERJA
4. Disertai penyusunan IKI dan Target Kinerja
5. Harus direview oleh Pejabat Pengelola Kinerja
sebelum ditetapkan (dan Tim Penilai AK bagi JF)
Model Dasar/Inisiasi
Rencana S K P
Pejabat Pimpinan
Tinggi dan Unit Model Pengembangan
Kerja Mandiri
PENYUSUNAN
RENCANA S K P
TAHAP PENYUSUNAN RENCANA SKP MODEL DASAR/INISIASI TAHAP PENYUSUNAN SKP MODEL PENGEMBANGAN
RENCANA KINERJA INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TARGET PERSPEKTIF RENCANA KINERJA INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TARGET
RENCANA KINERJA INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TARGET PERSPEKTIF RENCANA KINERJA INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TARGET
TAHAPAN PENYUSUNAN
SKP JA DAN JF
• Penyusunan Rencana S K P
• Model Dasar/Inisiasi
• Review S K P
• Model Pengembangan
• Penetapan S K P
• PENYUSUNAN RENCANA SKP 2 MODEL
TAHAP PENYUSUNAN RENCANA SKP MODEL DASAR/INISIASI TAHAP PENYUSUNAN SKP MODEL PENGEMBANGAN
3. Tahap 3, Menyusun Rencana SKP yang terdiri dari: 2. Tahap 6, Mengembangkan Kategori Penilaian Kinerja yang terdiri dari:
a. Kinerja Utama, terdiridari:
1)Strategi untuk merealisasikan rencana kinerja atasan
langsung berdasarkan Matriks Pembagian Peran dan Hasil
2) Direktif, penugasan dari pimpinan
a. Kinerja Tambahan, dapatberupa:
1)Development commitment dan 2) Community involvement
3. Tahap 7, Menentukan Cara Memantau Kinerja:
2. Tahap 4 dan 5, Menentukan Aspek Indikator (kuantitas, kualitas,
a. Tentukan data dan sumber data yang harus dikumpulkan
waktu, biaya), Indikator Kinerja Individu dan menetapkan target
b. Waktu pengumpulan
berdasarkan aspek tersebut
3. Tahap 6, Menyusun Format Keterkaitan S K P dengan A n gka Kredit JF 4. Tahap 8, Menyusun Format Keterkaitan S K P dengan A n gka Kredit JF
Perbandingan Format SKP 2 Model
5 HAL UTAMA
METODE CASCADING JA DAN JF
METODE
Direct Non-Direct
CA S CA DING
Cas cading Cascading
dibuat melalui dialog
kinerja
• OTK
JA SKP AtasanLangsung Atasan Langsung
• Uraian Jabatan
• RKT
• SKP Atasan Langsung
JF • Perjanjian Kinerja
• Target Organisasi/Unit Kerja Atasan Langsung
• OTK
• Uraian Jabatan
• Butir Kegiatan JF
PERILAKU KERJA STANDAR PERILAKUKERJA
Orientasi Pelayanan
Standar/Level
Komitmen Jabatan Jenjang Jabatan yang
Insiatif Kerja dipersyaratk
Kerja sama an
Kepemimpinan Jabatan Pimpinan Utama 7
Tinggi Madya 6–7
Pratama 5–6
Jabatan Administrator 4–5
Administrasi Pengawas 3–4
Pelaksana 1–2
Jabatan Utama 5–6
Fungsional Madya 4–5
Keahlian Muda 3–4
Ditetapkan berdasarkan Standar Pertama 2–3
Perilaku yang berlaku dalam jabatan
Jabatan Penyelia 3–4
Fungsional Mahir 2–3
Keterampilan Terampil 1–2
Pemula 1–2
Standar Perilaku Kerja
1. Orientasi Pelayanan
6 Membangun semangat kelompok besar dan nilai tambah dalam pelaksanaan tugas.
7 Secara aktif menjaga motivasi dan hubungan yang positif dalam organisasi.
Standar Perilaku Kerja
5. KEPEMIMPINAN
02
kesesuaian tingkah laku,
Survey tertutup Level perilaku yang
oleh Pejabat penilai dengan sikap, atau tindakan
mempertimbangkan rekan kerja diperoleh kemudian
pegawai dengan perilaku
setingkat dan bawahan langsung dikonversi menjadi
kunci pada indikator
suatu nilai perilaku
perilaku kerja yang
dipersyaratkan dalam kerja
jabatan
Langkah – Langkah Melakukan Penilaian Perilaku Kerja
Contoh:
Seorang pejabat pimpinan tinggi pratama menilai perilaku kerja bawahan langsungnya yang merupakan seorang pejabat administrator pada aspek
orientasi pelayanan. Standar/Level perilaku kerja yang dipersyaratkan untuk seorang pejabat administrator adalah 4 – 5. Maka dalam penilaian
perilaku akan diujikan kesesuaian indikator perilaku kerja dari level 4 sampai dengan 6. Berdasarkan hasil pengamatannya diperoleh:
Langkah
ASPEK PERILAKU KERJA : 1. ORIENTASI PELAYANAN
TERPENUHI
NO SITUASI INDIKATOR PERILAKU KERJA (☑/❌) LEVEL YANG DIPEROLEH
1 Ketika memberikan pelayanan kepada Memberikan pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah ☑
pihak-pihak yang dilayani dalam pelayanan.
Menentukan level perilaku kerja yang Berusaha memenuhi kebutuhan mendasar dalam pelayanan dan ☑ 5
percepatan penanganan masalah.
diperoleh berdasarkan pengamatan Mengevaluasi dan mengantisipasi kebutuhan pihak-pihak yang dilayani. ❌
untuk setiap situasi.
2 Ketika membangun hubungan dengan Memberikan pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah ☑
pihak-pihak yang dilayani. dalam pelayanan.
1. Sesuai standar, Berusaha memenuhi kebutuhan mendasar dalam pelayanan dan ☑ 6
2. Di atas standar (1 level diatas percepatan penanganan masalah.
atau 3 Ketika diharapkan memberikan nilai- Memberikan pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah ☑
nilai tumbuh atas layanan yang dalam pelayanan.
3. Di bawah standar (1 level dibawaj diberikan kepada pihak-pihak yang
Berusaha memenuhi kebutuhan mendasar dalam pelayanan dan
dilayani.
standar yang dipersyaratkan) percepatan penanganan masalah. ❌ 4
5 Ketika diharapkan dengan benturan Memberikan pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah ☑
kepentingan. dalam pelayanan.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk aspek perilaku orientasi pelayanan diperoleh level sebagai berikut:
ASPEK
PERILAKU LEVEL YANG
NO SITUASI
DIPEROLEH
KERJA
Orientasi 1 Ketika memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang dilayani 5
Pelayanan
2 Ketika membangun hubungan dengan pihak-pihak yang dilayani 6
Langkah
Mengkonversi level perilaku kerja yang
diperoleh menjadi suatu nilai perilaku.
Langkah
Mengkonversi level perilaku kerja yang
diperoleh menjadi suatu nilai perilaku.
Bagi Pejabat JPT Pratama, JA, dan JF (Standar Perilaku Kerja adalah level 3 - 6)
Langkah
Mengkonversi level perilaku kerja yang
diperoleh menjadi suatu nilai perilaku.
Langkah
Mengkonversi level perilaku kerja yang
diperoleh menjadi suatu nilai perilaku.
Langkah