Bab I
Bab I
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama sebagai Syarat Penyusunan
Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir
Oleh:
1
1
i
PEDOMAN TRANSLITERASI
Dalam naskah skripsi sering dijumpai nama dan istilah teknis (technical term)
yang berasal dari bahasa Arab, ditulis dengan tulisan Latin. Transliterasi tersebut harus
dilakukan dengan taat pada kaidah transliterasi. Pedoman transliterasi yang penulis
gunakan berpedoman pada Buku Pedoman IAIN Imam Bonjol Padang (Pedoman
sebagai berikut:
ا Alif A
ب Ba B
ت Ta T
ث Tsa Ts
ج Jim J
ح Ha H
خ Kha Kh
د Dal D
ذ Dzal Dz
ر Ra R
ز Zai Z
س Sin S
i
ش Syin Sy
ص Shad Sh
ض Dhad Dh
ط Tha Th
ظ Zha Zh
ع Ain ‘_
غ Ghain Gh
ف Fa F
ق Qaf Q
ك Kaf K
ل Lam L
م Mim M
ن Nun N
و Waw W
ه Ha H
ء Hamzah _’
ii
ي Ya Y
Catatan:
d. Ta Marbuthah ()ة
Ta Marbuthah bila hidup atau mendapat harakat fathah, transliterasinya /t/ misalnya (
ditulis al-muthahharah
e. Syaddah (tasydid)
Syaddah yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan tanda (ّ), dalam
transliterasi dilambangkan dengan huruf, yakni huruf yang sama dengan mendapat
tanda syaddah, misalnya saja (مج ّدد, )مق ّدمةditulis muqaddimah, mujaddid.
f. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulis Arab dilambangkan dengan huruf ()ال, dalam
g. Hamzah
apostrof. Adapun hamzah yang terletak di awal kata tidak dilambangkan karena dalam
iii
tulisan Arab, huruf hamzah menjadi alif.Misalnya ( اليه,اءbb امن,ةbb )ائمditulis a’immah,
1) Nama atau kata yang dirangkai dengan kata Allah, ditulis menjadi satu, seperti (عبد
2) Untuk kata yang diserap secara baku dalam bahasa Indonesia, ditulis dengan ejaan
3) Untuk nama-nama kota yang sudah populer dengan tulisan latin, ditulis sesuai
( )اردنditulis Yordania.
h. Vokal rangkap atau diftong Bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
dua huruf, transliterasinya dalam bahasa latin dilambangkan dengan gabungan huruf
DAFTAR SINGKATAN
c. QS : Qur’an Surah
d. RA : Radiyallahu ‘anhu
e. HR : Hadis Riwayat
f. h : Halaman
g. Cet : Cetakan
h. H : Hijriah
iv
i. M : Masehi
j. Terj : Terjemahan
k. tt : Tanpa Tahun
l. tn : Tanpa Nama
m. tp : Tanpa Penerbit
o. Vol : Volume
p. No : Nomor
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
menganugerahkan berbagai macam nikmat dan rahmat yang tak ternilai seperti
Shalawat beserta salam penulis ucapkan kepada Allah SWT kepada Nabi
memperoleh gelar Sarjana Agama pada Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir,
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Imam Bonjol
Padang.
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima
v
vi
kasih Allah SWT dan kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak
secara khusus pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada
vi
viii
1. Rektor UIN Imam Bonjol Padang (Ibu Prof. Dr. Martin Kustanti, M.Pd)
2. Dekan (Bapak Dr. Andri Ashadi, M.Ag) dan seluruh Wakil Dekan
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama serta Bapak Toni Markos, M.Ag
dan Bapak Muhammad Idris, M.A sebagai ketua dan sekretaris Prodi Ilmu
al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Imam
Bonjol Padang.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen UIN Imam Bonjol Padang yang telah
dan Studi Agama UIN Imam Bonjol Padang beserta staf yang telah
skripsi ini.
vii
yang begitu tulus kepada penulis. Kepada saudara kandung penulis:
pihak dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda.
pembaca dan terutama bagi penulis serta diridhai oleh Allah SWT.
Aamiin Ya Allah.
Padang, 4 September
2023
Aria
Sastra
Wijaya
NIM:
19150201
15
DAFTAR ISI
A. Pengertian Syukur............................................................................ 40
1
C. Manfaat bersyukur........................................................................... 51
D. Hikmah bersyukur............................................................................ 63
F. Penghalang syukur
BAB III IMAM ATH-THABARI DAN KITAB TAFSIR JAMI’UL BAYAN ‘AN TA’WIL
AYYI AL-QUR’AN
.............................................................................................................. 67
A. Imam Ath-Thabari............................................................................ 67
.............................................................................................................. 78
.......................................................................................................... 92
.......................................................................................................... 112
LAMPIRAN ...............................................................................................
1
ABSTRAK
Adapun sumber data yang penulis gunakan diantaranya, data primer dan
sekunder. Data primer dalam penelitian ini langsung terkhusus pada tafsiran Al-
Quran yaitu Tafsir Jami’ul Bayan an Ta’wil Ayyi Al-Quran karya Imam Ath-
Thabari, kemudian data sekunder diperoleh dari tangan kedua yang telah diolah
diantaranya kitab-kitab dan keterangan dari hadits-hadits serta buku- buku dan
karya-karya lain yang memiliki pokok pembahasan yang sama.
1
Qs.Luqman:12. 2) Cara bersyukur menurut imam Thabari yaitu syukur dengan
hati, perbuatan dan lisan. 3) Tujuan bersyukur menurut Thabari yaitu munculnya
rasa cinta kepada Allah atas mensyukuri nikmat-Nya.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga memberikan dua makna, yaitu; pertama, rasa terima kasih kepada
dasar tersebut sebagai dampak dan penyebab, sehingga kata syukur itu
menyiratkan makna “siapa yang merasa puas dengan yang sedikit, maka ia
makna yang dikemukakan oleh pakar di atas, maka dapat dipahami bahwa
sehari-hari. Dengan demikian dapat dipahami bahwa syukur itu paling tidak
seremonial yang diadakan oleh seseorang atau kelompok orang dengan cara
1
فَا ْذ ُكُر ْويِن ٓي اَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوا يِل ْ َواَل تَ ْك ُف ُر ْو ِن
Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.
Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar
kepada-Ku.
dalam ayat lain, yaitu dalam QS. Ibrahim ayat 7. Kemudian Ibnu Katsir
menukil riwayat dari Imam Ahmad mengatakan bahwa Imran bin Husain
keluar menemui kami memakai jubah kain sutra campuran yang belum
pernah kami lihat dia memakainya, baik sebelum itu ataupun sesudahnya.
bila melihat penampilan dari nikmat yang telah Dia berikan kepada makhluk-
yakni dengan salat, tasbih dan lain-lain (niscaya Aku ingat pula kepadamu).
Ada yang mengatakan maksudnya niscaya Aku balas amalmu itu. Dalam
mengingat-Ku dalam dirinya niscaya Aku akan ingat dia dalam diri-Ku dan
5
Abu Fida’ Imaduddin Ismail bin katsir al-Dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, (Beirut:
al-Kitab al-Ilmi, 2007), Cet. ke-1,h. 224
1
mengingatnya di hadapan khalayak yang lebih baik!" (Dan bersyukurlah
Ku.6
Aku berikan kepada kalian berupa Islam dan petunjuk agama yang telah Aku
memberi gambaran yang berbeda dari penafsiran lainnya terkait syukur yaitu
menambah rizki dan melunakkan hati yang keras yang bisa menyebabkan
dengki. Kalau manusia tidak bersyukur akan mendapatkan adzab dari Allah
SWT. Hukuman bagi orang yang tidak pandai beryukur telah tercantum
6
Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain, (Surabaya: Pustaka Elba, 2015), Cet. ke-2,h. 150
7
Abu Ja’far Muhammad ath-Thabari, Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Takwil ayyil Qur’an,
(Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1992), Cet. ke 1, h. 668-669
1
dalam Al-Qur’an yaitu mendapatkan adzab yang sangat pedih dari Allah
karena Allah tidak menyukai orang yang kufur, bahkan melarang umat
Pengambilan tokoh dan kitab tafsirnya ini bukan tidak beralasan, ada
diantaranya sebab beliau adalah seorang mufasir yang memiliki banyak ilmu
dan mansukh, mengetahui perkataan para sahabat tabi’in dan tabi’ tabi’in
dalam masalah hukum halal dan haram, mengetahui sejarah umat manusia,
dan di samping itu memiliki banyak ilmu pengetahuan fiqh dan ushul fiqh.
memiliki gambaran di dalam Al-Qur’an sebagai konsep yang luas. Seperti apa
peneliti teliti yaitu metode tahlili. Peneliti akan menganalisa hal ini lebih
dalam lewat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “KONSEP
1
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini menjadi lebih terarah, maka peneliti akan
memfokuskan pada masalah pokok yang menjadi kajian dalam skripsi, yaitu
mengacu kepada kajian syukur. Peneliti lebih menfokuskan diri pada ayat-
ayat syukur diantaranya, QS. Al-Baqarah: 152, QS. Al-Baqarah: 157, QS.
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan penelitian
1
Adapun kegunaan penelitian tidak semata-mata untuk peneliti,
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
D. Penjelasan Judul
1
Sebelum menguraikan skripsi lebih lanjut, terlebih dahulu peneliti
bersyukur itu bukan hanya berupa kewajiban semata saja akan tetapi
kewajiban ini murni perintah dari Allah SWT dan tertulis dalam Al-
siapa yang harus disyukuri, bagaimana cara bersyukur, apa yang harus
2. Tafsir Jami’ul Bayan an Ta’wil Ayyi Al-Qur’an adalah kitab tafsir Al-
Quran lengkap 30 juz yang terdiri dari 26 jilid yang dikarang oleh Abu
Ja'far yaitu seorang mufasir yang bernama lengkap Muhammad bin Jarir
bin Yazid bin Katsir bin Ghalib. Ia dilahirkan di kota Amul, yang
E. Kajian Pustaka
bukanlah kajian yang jarang dibahas oleh orang dalam penelitian skripsi,
1
terbaik maka peneliti juga melihat hasil penelitian terdahulu agar nantinya
Syukur yang Terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 7”, (2017). Hasilnya yaitu
peserta didik sebaik mungkin yaitu dengan memberikan tugas harian dan
Jilani”, (2016). Hasilnya yaitu dalam skripsi ini menjelaskan bahwa Syekh
Abd al-Qadir al-Jilani adalah seorang ulama besar bermadzhab Hambali dan
melalui hati, lisan dan juga anggota badan. Siti Maryam menggunakan
1
penafsiran dari Hamka dan M Quraish Shihab mengenai tema syukur.
Berbeda dengan yang akan penulis teliti, sepanjang tinjauan pustaka yang
telah peneliti lakukan, belum ada karya atau penelitian yang secara spesifik
Jami’ul Bayan ‘an Ta’wil Ayyi Al-Qur’an yang akan peneliti paparkan secara
analitis. Penelitian yang peneliti buat ini lebih memfokusan terkait syukur di
dalam Al-Qur’an pada QS. An-Naml: 19, QS. Al-Baqarah: 152, QS. Al-
Baqarah: 157, QS. Al-Baqarah: 172 dalam kitab Tafsir Jami’ul Bayan ‘an
Nur Alfiah. Alverido metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah
metode tafsir tahlili. Skripsi ini membahas mengenai “kandungan nilai iman
yang terdapat pada penggunaan at-tadhad atau lawan kata dalam Surah al-
Lail” (2015). Hasilnya yaitu skripsi ini mencoba mengkaji apa saja nilai
ath-Thabari” (2014). Hasilnya yaitu fokus skripsi ini membahas makna apa
saja yang terkandung dalam kata aulia yang ada dalam Al-Qur’an dan
“Israiliyat dalam Tafsir ath-Thabari dan Ibnu Katsir: Sikap ath-Thabari dan
1
Hasilnya yaitu perbedaan menjelaskan israiliyat antara thabari dan ibnu
katsir. Berbeda dengan yang akan penulis teliti, sepanjang tinjauan pustaka
yang telah peneliti lakukan, belum ada karya atau penelitian yang secara
Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Ta’wil Ayyi Al-Qur’an yang akan peneliti paparkan
secara analitis. Inilah kesimpulan yang peneliti tarik sebagai titik perbedaan
F. Metode Penelitian
ilmiah, maka peneliti harus melakukan metode yang valid. Adapun dalam
berikut:
1. Jenis Penelitian
1
2. Data dan Sumber Data
berikut:
1
1) Mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan terkait
maka karena ini metode tokoh, penulis memakai metode tahlili. Adapun
menurut Thabari.
9
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), Cet- 1, h. 150
10
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea Press,
2017), h. 52-53
1
e. Penulis akan melakukan analisis kritis terhadap asumsi-asumsi
3. Teknik Penulisan
2015/2016.11
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi bahasan mejadi lima bab
penulisan.
Bab III, yaitu berisikan biografi Imam ath-Thabari, dan kitab Tafsir
11
Tim Penyusun, Buku Panduan IAIN Imam Bonjol Padang (Pedoman Akademik,
Pedoman Kemahasiswaan, dan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah), (Padang: UIN IB, Press,
2015/2016)
1
Bab IV, yaitu membahas hasil penelitian dan pembahasan, yang
ath-Thabari terhadap ayat-ayat syukur dalam kitab Tafsir Jami'ul Bayan ‘an
beserta saran dan kritik perihal tema yang diangkat sebagai rekomendasi
BAB II
LANDASAN TEORI
C. Pengertian Syukur
sehingga memberikan dua makna, yaitu; pertama, rasa terima kasih kepada
12
Firdaus, “Syukur dalam perspektif Al-Qur’an.” Jurnal Mimbar, vol 5, no. 1 (2019), h.
60-61
1
Secara bahasa, syukur juga berasal dari kata “syakara” yang berarti
Allah. Dalam hal ini, hakikat syukur adalah “menampakkan nikmat,” dan
dengan lidah.13
dalam bukunya Maqayis Al-Lughah menyebutkan empat arti dasar dari kata
kedalam kedudukan yang tinggi di sisi Allah yaitu orang-orang yang berjalan
13
Chairul, “The Power Of Syukur Tafsir Kontekstual Konsep Syukur dalam al-Qur’an”
Jurnal Episteme, Vol. 9, No. 2, (2014), h. 379
14
Ibid, h. 380
1
di jalan Allah yaitu (assalikin)15. Syukur juga dimaknai dengan ucapan dan
sujud syukur, seraya berdoa agar dilimpahkan rahmat yang lebih oleh Allah
SWT.
Allah SWT adalah perbuatan terpuji dan seharusnya sering dilakukan, dengan
bersyukur insya Allah, Allah kan menambahkan pada kita rezeki dan segala
terimakasih dan penghargaan, dalam hal ini atas segala karunia yang tak
terbilang banyakanya atas anugerah Allah yang maha kuasa kepada kita.
Sikap syukur juga merupakan sikap optimis kepada hidup ini dan pandangan
senantiasa mengharap ridha Allah.Karena itu sikap syukur ditujukan pada diri
kita sendiri.17
akan sang pemberi nikmat itu sendiri yang dilakukan dengan perkataan
maupun perbuatan. Syukur juga dapat dipahami sebuah sikpa optimis dalam
mengharap ridha Allah SWT karena sikap syukur ini sebenarnya akan
15
Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, ( Singhafore: Pustaka Nasional Pte Ldt, 2003), h. 1156
16
Ilank, MaknaSyukurDalamIslam,(http://cinikironk.blogspot.co.id/2013/04/maknasyukur-
dalam-islam.html),Di Akses Tgl 11,Juli, 2023, jam 01-45 wib.
17
Madjid, Masyarakat Religius: Membumikan Nilai-Nilai Islam dalam kehidupan
Masyarakat, (Jakarta: Pramadina, 2000), h. 99
1
Cara-cara menyatakan Syukur Menurut Abu Bakar Abdullah bin
a. Ber-tasbih
Hamdulillah”.
badan kita.
E. Manfaat Bersyukur
Manfaat syukur itu kembali orang yang ber-syukur, kebaikan yang ada
kembali pada mereka yang ber-syukur, sebagai mana dalam surat An-Naml
ayat.19 Menurut Insan Nurrahim manfaat bersyukur itu salah satunya yaitu
kembali kepada orang yang bersyukur itu sendiri.20 Adapun manfaat syukur
1
1. Syukur menambah rezeki
siapa saja yang bersyukur namun sebaliknya, siapa saja yang mengingkari
nikmat Allah, akan mendapat hukuman dariNya berupa azab yang amat
pedih.21
menyiksa mu jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha
yang bersyukur dan beriman, tidak akan mendapat siksa dari Allah SWT.
beriman, tidak akan mendapat siksa dari Allah SWT. Dalam artian, Allah
1
3. Senantiasa teguh dan tegar
balik itu ada rasa menerima dan keiklasan, serta kedewasaan dalam
Allah SWT dalam segala hal yang terjadi dalam kehidupan ini maka
Allah.22
menolong hambanya”.
22
Aura Hasna (Neti Suriana), Kaya dengan Bersyukur : Menemukan Makna Sejati Bahagia
dan Sejahtera dengan Menysukuri Nikmat Allah, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013),
h. 110-111
1
Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa jika menolong hamba-
nya maka kita akan ditolong, dengan meringankan beban orang lain maka
beban kita akan diringankan. Syukur menggerakkan hati dan pikiran untuk
1. Menghilangkan kesusahan
ingat kepada Allah SWT. Salah satu cara mengingat Allah SWT yakni
SWT pun akan ingat kepada kita, maksudnya adalah Allah SWT akan
melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada kita, dan salah satu bentuk
rahmad serta karunia Allah SWT adalah dengan mengeluarkan kita dari
2. Mendatangkan rezeki
3. Mendatangkan Kesembuhan
23
Muhammad Syafi‟ie el-Bantanie, Dahsyatnya Syukur, (Jakarta : Qultum Media, 2009),
h. 2
1
penyakitnya dan akan memberikan nikmat yang jauh lebih baik dari
tegar dan teguh pendirian dan, selamat dari siksa Allah SWT,
mendorong diri untuk ridha dan juga mendorong diri untuk beramal saleh
serta manfaat syukur itu akan menjadikan kita menjadi manusia yang
F. Hikmah Bersyukur
Hikmah adalah sebuah nilai-nilai yang terdapat dari apa yang telah
yaitu:25
َواِ ْذ تَاَذَّ َن َربُّ ُك ْم لَ ِٕى ْن َش َك ْرمُتْ اَل َ ِزيْ َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕى ْن َك َف ْرمُتْ اِ َّن َع َذايِب ْ لَ َش ِديْ ٌد
24
Ibid., h. 52-53
25
Muhammad Ramdan, Mukjizat Syukur Sabar Ikhlas : Rumus Bahagia Dunia Akhirat,
(Yogyakarta : Mueeza, 2016), h. 58-60
1
menamabah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
menginggkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.”
bila kufur akan nikmat Allah sungguh ancaman azab Allah SWT
sangatlah pedih.
اِ ْن تَ ْك ُف ُر ْوا فَاِ َّن ال ٰلّهَ َغيِن ٌّ َعْن ُك ْم َواَل َي ْرضٰى لِعِبَ ِاد ِه الْ ُك ْف ۚ َر َواِ ْن تَ ْش ُك ُر ْوا
ض هُ لَ ُك ۗ ْم َواَل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِّو ْز َر اُ ْخ ٰر ۗى مُثَّ اِىٰل َربِّ ُك ْم َّم ْر ِجعُ ُك ْم َ َي ْر
الص ُد ْو ِر
ُّ ات ِ َفينَبِّ ُكم مِب َا ُكْنتُم َتعملُو ۗ َن اِنَّه علِيم بِ َذ
ٌْ َ ْ َْ ْ ْ ُ ُئ
Artinya: ”Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak
memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridahai
kekafiran bagi hambanya ; dan jika kamu
bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu
kesyukuranmu itu; dan
sesorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah
kembalimu lalu dia memberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui apa yang tersimpan dalam
dadamu." 26
yang bersyukur, kalaulah Allah sudah ridho maka segala sesuatu yang
26
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2013)
1
kita inginkan pasti akan dimudahkan oleh Allah SWT setiap apa yang
kita perbuat.
َّه ْم ِّم ۢ ْن َبنْي ِ اَيْ ِديْ ِه ْم َو ِم ْن َخ ْل ِف ِه ْم َو َع ْن اَمْيَ اهِنِ ْم َو َع ْن مَشَاۤ ِٕىلِ ِه ۗ ْم ِ
ُ مُثَّ اَل ٰتَين
َواَل جَتِ ُد اَ ْكَثَر ُه ْم ٰش ِك ِريْ َن
Artinya: Kemudian Aku akan mendatangi mereka dari muka
dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).27
dalam QS. Al-Isra’ ayat 3 Artinya :‟(yaitu) anak cucu dari orang-
orang yang kami bawa bersama nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba
selalu bersyukur akan segala nikmat yang telah Allah berikan baik
27
Ibid.
1
nabi Muhammad Bersabda ‟separuh dari iman seseorang adalah
kepada siapa saja yang selalu bersyukur atas apa saja yang telah Allah
yaitu orang-orang yang mengikuti nabi Nuh dan mereka termasuk dari
tingkatan, yaitu: 29
28
Abu Bakar Abdullah bin Muhammad, Syukur Membawa Nikmat, Terj. S. A. Zemool,
(Solo : Pustaka Mantiq, 1992), h. 26-29
29
Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf (Jakarta: Qisthi Press, 2005),h. 271-272
1
tanpa memberikan kesempatan kepada setan untuk
amalan tiga dimensi, yaitu hati, lisan dan amal perbuatan dan
juga di dalam syukur ada sabar, ada riḍa, ada pujian dan
152:
ٓي اَذْ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوا يِل ْ َواَل تَ ْك ُف ُر ْو ِن فَاذْ ُكر ْويِن
ُ
1
karunia Allah baik secara kebetulan tanpa diduga maupun secara
diduga.
H. Penghalang Syukur
tersebut. Manusia tidak mampu mengenali nikmat dan karunia dari Allah
SWT, padahal syukur atas nikmat tidak dapat terwujud kecuali setelah
ini dikarenakan begitu jelas dan banyaknya nikmat karunia Allah SWT
Q.S Al-Baqarah: 34
1
dinikmati. Namun ketika nikmat yang bersifat umum itu dicabut oleh
Allah SWT dari mereka, maka merekapun akan tersadar dari nikmat
tentang berbagai macam nikmat dari Allah SWT yang bersifat umum.
nikmat hanya pada sesuatu itu berlaku secara khusus untuk mereka,
yang secara fisik materiil berada dibawahnya dan melakukan apa yang
biasa dilakukan oleh sebagai ulama sufi, yakni setiap hari mereka
disyukuri.
1
Aura Husna dalam bukunya Kaya Dengan Bersyukur
yaitu:
berkembang.
untuk bersyukur.
34
Aura Husna, Kaya dengan Bersyukur: Menemukan Makna Sejati Bahagia dan Sejahtera
dengan Mensyukuri Nikmat Allah SWT (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013),h. 142-51.
1
kepada sesama akan muncul kekhawatiran tindakan
kemiskinan.
dimilikinnya.
Akhirat.
35
Muhammad Syafi‘ie el-Bantanie, Dahsyatnya Syukur (Jakarta: Qultum Media, 2009), h.
66–70
1
c. Hasud Sifat hasud merupakan cerminan dari rasa tidak
BAB III
A. Imam Ath-Thabari
Nama asli Imam ath-Thabari yaitu Abu Ja’far Muhammad bin Jarir
Ath-Thabari adalah seorang hujjah, ahli tafsir, ahli hadis, ahli fiqih, ahli
ilmu ushul, dan seorang tokoh islam yang sangat tajam pandangannya, ahli
qiraah, sejarawan, ahli bahasa, ahli nahwu, ahli ilmu arudh (sejenis ilmu
syair), perawi hadis , penyair, ahli tahqiq yang sangat teliti dan penulis
36
Fattah, Al-‘Ulama Al-‘Uzzab alladzina Atsarul ‘Ilma ‘alaz Zawaj (Maktab Al-Matbu’at
Al-Islamiyyah, 1982).
37
Muhammad Ibnu Jarir Ath-Thabari Ja’far, Jamiul Bayan Wujuhi Tawil Ayyil Quran, t.t.
h.37
1
tahun 224 H beliau telah menghafal Al-Quran ketika berusia 7 tahun dan
telah menulis hadis saat berusia 9 tahun. Pada usia 12 tahun Imam ath-
Ahmad bin Hanbal pada tahun 241 H sehingga beliau belum sempat
ulama, di antara negeri yang pernah beliau jelajahi adalah Khurasan, Irak,
hingga wafat.
Ibnu Jarir Ath-Thabari adalah salah satu dari para pemimpin para ulama.
bahwa at-Thabari wafat pada waktu Magrib akhir Ahad, antara dua hari
pada akhir bulan Syawal tahun 310 H. Beliau dimakamkan pada pagi hari
manusia dan disholati selama beberapa bulan baik siang maupun malam.39
wafatnya, Ibnu kamil berkata “Wahai Abu Ja’far kamu adalah hujjah
38
Abū Bakr Aḥmad ibn ʻAlī Khaṭīb Baghdadi, Tarikh Baghdad (Dar al-Kitab al-’Arabi,
1966). h 196
39
Abū Bakr Aḥmad ibn ʻAlī Khaṭīb Baghdadi, Tarikh Baghdad h. 197
1
antara kami dan Allah, maka berikanlah kami nasehat tentang agama kami
pandangan.40
2. Karya-karya Ath-Thabari
harinya
selama hidupnya jika dihitung dari masa akil baligh yakni kisaran 72 tahun
Thabari ini sampai hingga masa sekarang ini. Karya-karya terutama yang
madzhab Jaririyah.44
40
Muhammad ath-Thabari, Jami’ul Bayan an Ta’wil Ayyi Al-Quran.h.35
41
Muchlis Muhammad hanafi, Berguru Kepada Sang Mahaguru (Tangerang: Lentera Hati,
2004). h.11
42
Muhammad hanafi.h. 13
43
Ali Trigiyatno, Wanita sebagai Hakim dan Imam Shalat, vol. 6, (Pekalongan: Jurnal
Muwazah IAIN Pekalongan, t.t.). h. 217
44
Nadia Zuraya, Imam Ath-Thabari sang Ulama Multi disipliner (Republika:Hujjatul
Islam, 2011).
1
Karya-karya ath-Thabari diantaranya:45
a. Adab al-Manasik
b. Adab an-Nufus
h. Al-Jami’fi Al-Quran
i. Dzail al-Mudzil
j. Sharaih as-Sunnah
l. Kitab Fadhail
m. Mukhtashar al-Faraid
n. Al-Musnad al-Mujarad
sangat luas. Kitab tafsir ath-Thabari ini pula merupakan kitab tafsir yang
paling tua dan sampai kepada kita secara lengkap. Sementara kitab-kitab
tafsir yang pernah ditulis sebelumnya tidak ada yang sampai kecuali
45
Abu Ja’far Muhammad Jarir Ath-Thabari, h. 12.
1
sedikit dizaman ini.46
Malik bin Abi Stawarib, Ishak bin Abi Israil, Ahmad bin Mani’ al-
Dawraqi, Umar bin Ali al-Falasi dan Sufyan bin Waqi’ serta ulama-ulama
Muhammad bin Asyar Undar, Muhammad bin Basyar al-Anazi dan masih
kepada Abi Kuraib Muhammad bin al-Ala al-Hamdani, Hannad bin Syari,
cukup lama.48
Thabaristan pada tahun 290 H.49 Dimesir imam ath-Thabari juga belajar
pada Rabi bin Sulaiman al-Muradzi, dan Ismail bin Ibrahim al-Muzani,
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakim Ibn Wahhab, Yunus bin
46
Manna Khalil Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Quran (Bogor: PT. Pustaka Litera Antar Nusa,
1992). h.496
47
Muhammad Jarir Ath-Thabari.h. 35
48
Nadia Zuraya, Imam Ath-Thabari sang Ulama Multi disipliner (Republika:Hujjatul
Islam, 2011).h.5
49
Muhammad Jarir Ath-Thabari. h.35
1
Abdul A’la Ashdafy dan ulama lainnya. Beliau juga bertemu dengan tiga
ulama Mesir yaitu Imam Aimmah ibn Huzaimah, Muhammad bin Nasir
tafsir 30 juz yang monumental dan sangat spesifik. Ath-Thabari tahu sejak
awal bahwa dirinya harus menulis sebuah kitab tafsir yang lebih
menjadi sebuah buku yang mencakup semua hal yang perlu diketahui oleh
umat manusia, melebihi semua buku yang telah ada sebelumnya," ujarnya
masing mazhab dan, menurut saya penjelasan singkat tentang alasan yang
1
mengkaji topik kajian, Imam At-Thabari bersandar pada pendapat-
pendapat yang sudah ada yang didukung oleh hadis, sanad dari ayat-ayat
serta atsar pada setiap ayat Al-Quran sehingga dalam kitabnya mampu
mencakup seluruh pendapat yang ada dan hampir tidak ada celah yang
dan mutasyabih, perkara halal dan haram, umum dan khusus, jelas dan
perkara dalam kitab tafsirnya, meneliti dengan sabar setiap hadis dan
Kitab Tafsir ini juga mengandung banyak informasi ilmiah yang dapat
masalah lainnya.
1
menempuh langkah metodologis yang sangat penting, sebab tafsir tidak
hanya berisi riwayat-riwayat dan atsar yang kerap disebut tafsir bi ma’tsur
ilmiah yang berbeda dari kitab-kitab tafsir sebelumnya yang berfokus pada
ilmu hadis, dengan menitikberatkan pada aspek analitis dan bukan pada
aspek atsar.53
yaitu :
daan membatasi tema yang akan dibahas, baik itu berupa ayat, dan
diperselisihkan.
53
Muhammad Al-Fadhil Asyur, At-Tafsir wa Rijaluhu, tth. h. 36
1
c. Jika semua bahan kajian sudah berkumpul, ia memulai meneliti dan
menjelaskan secara rinci tentang sanad dan dalil hingga dia yakin
pengakhiran.54
54
Muhammad Syakir Ahmad, Tafsir Ath-Thabari (Jakarta: pustaka azzam, t.th.26
55
Tarikh Thabari, tth.h.198
1
membacanya dituntut untuk bersabar hingga tercapai tujuan yang
hendak dicapai.
BAB IV
KONSEP SYUKUR MENURUT ATH-THABARI DALAM TAFSIR
JAMI’UL BAYAN ‘AN TA’WIL AYYI AL-QURAN
Tinjauan terhadap penafsiran tidak dapat dipisahkan dari metode
penafsiran. Dalam hal ini, cara agar kesalahan dan penyimpangan dalam
penafsiran, agar motif dari sarana isi dan pesan Al-Qur’an dapat
mengungkapkan maknanya. Hal itu tidak lain karena memiliki nalar dan
56
Muhammad Syakir Ahmad, Tafsir Ath-Thabari (Jakarta: pustaka azzam, t.t.).th.26
57
Novi Khurniyawati, “As-Sabi’un Dan Eksistensinya Dalam Pluralitas Agama (Analisis
Penafsiran Hamka Dan M. Quraish Shihab)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Tulungagung, 2019).
1
rasionalisasi yang berbeda. Dari hasil pencarian dalam Al-Qur’an, penulis
Muhammad Fuad dan Abd al-Baqi. Buku ini banyak menjelaskan tentang
ayat syukur, terdiri dari: Qs. al-Baqarah [2]: 52, 56, 152, 158, 172, 185,
243. Qs. Ali Imran [3]: 123, 144, 145. Qs. al-Nisa [4]: 147. Qs. al-
Ma’idah [5]: 6, 89. Qs. al-An’am [6]: 53, 63. Qs. al-A’raf [7]: 10, 17, 58,
144, 189. Qs. al-Anfal [8]: 26. Qs. Yunus [10]: 22, 60. Qs. Yusuf [12]: 38.
Qs. Ibrahim [14]: 7, 37. Qs. al-Nahl[16]: 14, 78, 114, 121. Qs. al-Isra [17]:
3, 19. Qs. al-Anbiya [21]: 80. Qs.al-Hajj [2]: 36. Qs. al-Mu’minun [23]:
78. Qs. al-Furqan [25]: 62. Qs. al-Naml [27]: 19, 40, 73. Qs. al-Qasas [28]:
73. Qs. al-Ankabut [29]: 17. Qs.al-Rum [30]: 46. Qs. Luqman [31]: 12, 14,
31. QS. al-Sajdah [32]: 9. Qs.Saba’ [34]: 13, 15. Qs. Faṭir [35]: 12, 30, 34.
Qs. Yasin [36]: 35, 73. Qs. al-Zumar [39]: 7, 66. Qs. Gafir [40]: 61. Qs. al-
Syura [42]: 23, 33. Qs. al-Jasiyah [45]: 12. Qs. al-Ahqaf [46]: 15. Qs. al-
Qamar [54]: 35. Qs. al-Waqi’ah [56]: 70. Qs. al-Tagabun [64]: 17. Qs. al-
ayat saja dari sekian banyak ayat syukur karena penulis menganggap ayat-
58
Muhammad Fuad dan Abd Baqī, al-Mu’jam al-Mufahras Li al-Fazh al-Qur`an al-Karīm
(Beirut Libanon: Dār al-Fikr), h. 489-491.
1
ayat tersebut dapat mewakili ayat-ayat lain mengenai makna syukur, agar
pembahasan tidak melebar dan dapat fokus pada makna syukur ayat-ayat
tersebut diantaranya:
1
وقد. ورمبا قالت شكرتك ونصحتك، نصحتك: وال تكاد تقول،لك
وأن معىن، الثناء على الرجل بأفعاله احملمودة،دللنا على أن معىن الشكر
59
. فأغىن ذلك عن إعادته ههنا، فيما مضى َقْب ُل،الكفر تغطية الشيء
Penakwilan firman Allah: وَأ ْش ُكرُوا لِي َواَل تَ ْكفُرُو ِنdan bersyukurlah
kepadaku, dan janganlah kamu mengingkari nikmatku. Wahai orang-
orang mukmin, nikmat yang aku berikan kepada kalian berupa Islam
dan petunjuk agama yang telah aku syariatkan kepada para Nabi dan
orang-orang pilihan. artinya, dan jangan mengingkari kebaikanku,
maka aku akan merampas nikmatku dan bersyukurlah kepadaku, aku
kaan menambah dan menyempurnakan nikmatku pada kalian serta aku
akan menunjukkan kepada hamba-hambaku yang tepilih, aku berjanji
pada makhlukku, siapa yang bersyukur akan aku tambah nikmatku,
siapa yang kufur akan aku rampas kembali pemberianku 60. Orang
ُ
Arab mengatakan كرت لكbbوش كbbحت لbb نص, Saya menasehatimma dan
bersyukur kepadamu", dan tidak menggunakan kata نصحتmungkin
mereka akan brkata: شكرلك ولصحتكkata seorang penyair:
هم مجعوا بؤسى ونعمى عليكم فهال شكرت القوم ان مل تقاتل
نصحت بىن عوف فلم يتقبلوا ريوىل ومل تنجح لديهم وساائلى
nikmat yang Allah berikan kepada umat manusia adalah Islam dan
59
Abu Ja’far Muhammad ath-Thabari, Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Takwil ayyil Qur’an, (Beirut:
Muassasah ar-Risalah, 1992), Cet. ke 1, h. 668-669
60
Abu Ja’far Muhammad ath-Thabari, Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Takwil ayyil Qur’an, (Beirut:
Muassasah ar-Risalah, 1992), Cet. ke 1,Vol I, h. 433-434
1
petunjuk agama yang telah Allah syariatkan kepada para Nabi dan
orang-orang pilihan”.
benar dan petunjuk yang telah diberikan melalui para Nabi. Jika
pemberiannya”.
ُ
Arab dalam konteks ini adalah "وشكرت لك "نصحت لكyang berarti "Saya
mengabaikan nikmatnya”.
1
“Hal ini menggambarkan pentingnya tindakan yang sesuai
seseorang tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, hal
تفعل من، وتَأذن. واذكروا أيض اً حني آذَنَ ُك ْم َربُّ ُكم: ُيقول جل ثناُؤ ه
أوعدت ه: كم ا ق الوا، والع رب رمبا وض عت تفع ل موض ع أفع ل.آذن
آذ َنْتنَ ا: كما قال احلارث بن حلزة،أعلَم ْ مبعىن واحد و آذن،وتوعدته
: أعلمتنا وقوله، آذنتنا: يعين بقوله.َببْي َنها َأمْسَاءُ رب ثَا ِو مُيَل ِمْنهُ الثواء
1
بطاعتكم إياه فيما، لئن شكرمت ربكم: يقول،ولئن شكرمت ألزيدنكم
على ما قد،أمركم وهناكم ألزيدنكم يف أياديه عندكم ونعمه عليكم
ولئن: وقوله.أعطاكم من النجاة من آل فرعون واخلالص من عذاهبم
، نعم ة اهلل، أيه ا الق وم، ولئن كف رمت: يق ول،كف رمت إن ع ذايب لش ديده
ورك وبكم،فجح دمتوها ب رتك ُش كره عليه ا وخالف ه يف أم ره وهني ه
ُ أع ِّذبُ ُك ْم كم ا أع
ذب َم ْن َك َف َر يب من َ ، وإن ع ذايب لش ديده.معاص يه
61
.خلقي
61
Ibid, Vol IV, h.4441
1
“Imam ath-Thabari menguraikan dua poin penting dari ayat Al-
mereka yang mengingkari nikmatnya. Ayat pertama, " كَرْ تُ ْمbbbَولَِئن َش
َدنَّ ُك ْمbbb( "َأَل ِزيSesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
yang mereka hadapi. Ayat kedua, " ِدي ٌدb( " َولَن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِي لَ َشDan jika
sama seperti yang dialami oleh makhluk Allah yang lain yang juga
kufur. penafsiran tentang dua poin dalam ayat Al-Quran ini yang
1
“Ath-Thabari mengatakan bahwa tidak ada alasan yang bisa
dipahami dari pendapat ini, karena tidak ada penyebutan kata Taat di
ةَ ٱهَّلل ِ َعلَ ْي ُك ْمbb“ نِ ْع َمDan ingatlah, ketika Musa berkata kepada kaumnya.
untuk mereka. Jadi, yang semestinya dipahami dari kalimat ini adalah,
1
َأش ُكر للَّ ِه ِ ِِ
َ َولََق ْد َأَتْينَ ا لََق َم َن احْل ك: ال َق ْو ُل يِف تَْأ ِوي ِل َق ْول ه َت َع اىَل
ْ ْم ةَ َأ ْن
َو َمن يَ ْش ُك ْر فَِإمَّنَا يَ ْش ُك ُر لَِن ْف ِس ِه َو َمن َك َف َر فَِإ َّن اللَّهَ َع ىن مَحِ ي ٌد يقول تعاىل
ولق د آتين ا لقم ان الفق ه يف ال دين والعق ل واإلص ابة يف:ذك ره
ولق د آتين ا لقم ان: ُ يق ول تع اىل ِذك ُره،اش ُك ْر اهلل ْ أن ِ : وقول ه. الق ول
أن اشكره: وجعل قوله. أن امحد اهلل على ما آتاك من فضله،احلكمة
كان شكره اهلل، الن من احلكمة اليت كان أوتيها، ترمجة عن احلكمة
ومن يشكر: يقول، َو َم ْن يَ ْش ُك ْر فَِإمَّنَا يَ ْش ُك ُر لَِن ْف ِس ِه: وقوله.على ما آتاه
ألن اهلل جيزل له على شكره إياه،اهلل على نعمه عنده فإمنا يشكر لنفسه
ِ ِ
ومن َ : يقول، وينقذه به من اهلَلَ َكة َو َم ْن َك َف َر فإن اهلل َغيِن ٌّ مَح ي ٌد،الثواب
، ألن اهلل معاقب ه على كفران ه إي اه،كف ر نعم ة اهلل علي ه إىل نفس ه أس اء
ألن شكره إياه، ال حاجة به إليه،واهلل غين عن شكره إياه على نعمه
: ويع ين بقول ه، وال ينقص كفران ه إي اه من ملك ه،ال يزي د يف س لطانه
أو، له احلمد على نعمه كفر العبد نعمته، محيد حممود على كل حال
62
. وهو مصروف من مفعول إىل فعيل،شكره عليها
1
maksudnya adalah, barangsiapa kufur kepada nikmat Allah, maka ia
sungguh telah berbuat jelek terhadap dirinya sendiri, karena Allah
akan menghukumnya atas kekafiran itu. Allah Maha Kaya, dia tidak
butuh rasa syukur seseorang kepadanya, karena kesyukuran itu tidak
menambah kekuasaannya. Kekafiran seseorang juga tidak mengurangi
kekuasaannya. Makna ayat, " حميدMaha Terpuji," adalah, Maha
Terpuji dalam segala kondisi. Segala puji baginya atas segala
karunianya, walaupun seorang hamba itu kafir atau bersyukur. Kata
ini dirubah dari bentuk فعيلmenjadi َم ْفعُول.
yang benar, dan ucapan yang benar. Salah satu aspek dari hikmah ini
yang lebih besar atas rasa syukur tersebut dan melindunginya dari
kebinasaan”.
1
makhluknya karena dia Maha Kaya. Kekafiran seseorang atau ketidak
Setelah mengetahui maksud dari Syukur, pada sub bab kali ini penulis
pengetahuan hati dengan cara meyakini bahwa Allah lah yang telah
1
memberikan segala macam nikmat yang dirasakannya. Syukur
pemberi nikmat.
Salah satu cara ucapan syukur yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan
dari Allah.
1
c. Syukur dengan Perbuatan Menurut (Abdul Syukur, 2013: 35-36)
1
perilaku atau perbuatannya untuk melakukan segala aktivitas yang
nikmatnya
berharga dalam hidup kita berasal dari Allah, Sang Pemberi Nikmat.
63
Ibid, Vol I, h. 433-434
1
Allah dalam hidup mereka. Ini akan membangun ikatan emosional dan
hubungan yang lebih erat antara manusia dan Allah, sehingga cinta
dan yang bersyukur atas segala karunianya. Ini adalah bentuk hadiah
64
Ibid, Vol IV, h.4441
1
Selain itu, Allah juga dijanjikan untuk melindungi mereka yang
ajaran Allah, bersyukur atas nikmatnya, dan tetap teguh dalam iman,
Pelindung yang Maha Kuat bagi mereka yang berserah diri kepadanya.
Di sisi lain, bahwa siksaan yang mungkin dihadapi oleh individu yang
bagian dari konsekuensi atas tindakan mereka. Ini adalah cara Allah
dari prinsip-prinsip ajaran Islam tentang iman, taat, dan balasan atas
amal.
1
tersebut mencakup pemahaman agama, pikiran yang benar, dan ucapan
yang benar65.
Mereka akan tahu bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, dan ini
65
Ibid, Vol VI, h. 126
1
aspek penting dari hikmah ini adalah kemampuan untuk bersyukur
agama yang benar, pikiran yang benar, dan ucapan yang benar
1
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
yang benar serta petunjuk yang diberikan melalui para Nabi. Jika
nikmatnya.
kepadanya.
3. Bersyukur kepada Allah adalah bagian dari hikmah dan dianjurkan untuk
1
kebaikan untuk dirinya sendiri, karena Allah akan memberi balasan yang
lebih besar atas rasa syukur tersebut dan melindunginya dari kebinasaan.
B. saran
1. penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak
2. Hadinya skripsi ini penulis sangat berharap kepada pembaca untuk lebih
instens dan mengkaji lebih dalam tentang ayat-ayat syukur didalam kitab-
DAFTAR PUSTAKA
1
Aman Saifuddin dan Abdul Qadir Isa, Tasawuf Revolusi Mental Zikir Mengolah
Jiwa dan Raga (Jakarta: Ruhama, 2014)
Bakr Aḥmad ibn ʻAli Khaṭib Baghdadi, Tarikh Baghdad (Dar al-Kitab al-’Arabi,
1966).
Baqtiar, Konsep Syukur Syaikh Imam Al-Ghazali Dalam Kitab Minhajul abidin
Chairul, “The Power Of Syukur Tafsir Kontekstual Konsep Syukur dalam al-
Qur’an” Jurnal Episteme, Vol. 9, No. 2, (2014).
Fattah, Al-‘Ulama Al-‘Uzzab alladzina Atsarul ‘Ilma ‘alaz Zawaj (Maktab Al-
Matbu’at Al-Islamiyyah, 1982).
Hasna Aura (Neti Suriana), Kaya dengan Bersyukur : Menemukan Makna Sejati
Bahagia dan Sejahtera dengan Menysukuri Nikmat Allah, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2013)
Insan, Syukuri Apa Yang Ada :Sejuta Alasan Buat Mu Untuk Tetap Bahagia,
(Jogyakarta : Diva Press, 2014)
Ismail Abu Fida’ Imaduddin bin Katsir al-Dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim,
(Beirut: al-Kitab al-Ilmi, 2007), Cet. ke-1.
Ja’far ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad, Jami’ul Bayan an Ta’wil Ayyi Al-
Quran, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1992), Cet, ke-1.
1
Ja’far Muhammad Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jamiul Bayan Wujuhi Tawil Ayyil
Quran, t.t.
Pratama, B. “Konsep Syukur Dalam Qur’an Surah Ibrahim Ayat 7 dan Upaya
Pengembangan dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Skripsi, (UIN
Raden Fatah Palembang, 2017)
Qattan Manna Khalil, Studi Ilmu-ilmu Al-Quran (Bogor: PT. Pustaka Litera Antar
Nusa, 1992).
as-Suyuthi Jalaluddin, Tafsir Jalalain, (Surabaya: Pustaka Elba, 2015), Cet. ke-2.
Trigiyatno Ali, Wanita sebagai Hakim dan Imam Shalat, vol. 6, (Pekalongan:
Jurnal Muwazah IAIN Pekalongan, t.t.).
1
1