Sop Ranap
Sop Ranap
Dr.H.Ikrima
PENGERTIAN 1. Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) adalah
dokter yang bertanggung jawab atas pelayanan
medis yang diberikan baik secara mandiri maupun
sebagai coordinator tim
2. Konsultasi masalah cara meminta pendapat dari
para ahli yang berkompeten dibidangnya. Pemohon
konsultasi dari seorang dokter ke dokter lain harus
dilakuan secara tertulis. Konsultasi dilakukan bila
seorang staf medis merasa tidak mampu secara
kompetensinya atau diluar kewenangan (clinical
preveleges) yang dimilikinya. Untuk melengkapi
pelayanan medis yang berikutnya.
TUJUAN Pelayanan medis yang diberikan di RSIA MARIA ASSYIFA
Indramayu dalam bentuk yang sebaik baiknya.
KEBIJAKAN 1. Pelayanan medis pasien diRSIA MARIA ASSYIFA
Indramayu bersifat komperhensif
2. Program kerja yang di tetapkan dan di berlakukan
oleh Komite Medis bertujuan untuk peningkatan
mutu peayanan staf medis di RSIA MARIA ASSYIFA
Indramayu
PROSEDUR 1. Permintaan konsultasi harus dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pasien
2. Permintaan konsultasi harus tertulis
3. Konsultasi bisa hanya satu kali saja atau dalam bentu
permintaan rawat bersama.
4. Jawaban atas konsultasi harus tertulis
UNIT TERKAIT SMF Terkait
Konsultasi Rawat Bersama dan Alih Rawat
No Dokumen No Revisi Halaman :
Dr.H.Ikrima
PENGERTIAN 1. Konsultasi adalah permintaan pendapat, saran dan
instruksi lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter umum /
dokter ahli kepada dokter ahli lainnya sehubungan
dengan keadaan sakit atau sidera yang diderita pasien
yang di rawatnya membutuhkan penanganan yang lebih
khusus oleh dokter ahli
2. Rawat bersama adalah perawatan pasien yang di rawat
inap, oleh lebih dari satu orang yang berbeda keahliannya
(kompetensinya)
3. Alih rawat adalah perawatan pasien yang dirawat inap
dari dokter penanggung jawab epada dokter lain yang
berbeda keahliannya (kompetensinya) dan untuk
selanjutnya semua perihal pasien ini adalah menjadi
tanggung jawab dokter penerima pengalihan tersebut.
TUJUAN Suatu acuan penerapan langkah langkah melakukan
permohonan konsultasi, rawat bersama dan alih rawat,
sehingga pasien mendapatkan penanganan medis yang lebih
komprehensif
KEBIJAKAN Pelayanan medis di RSIA MARIA ASSYIFA Indramayu
UNIT TERKAIT 1. Kelompok staff medis (KSM)
2. Dokter Spesialis
3. Dokter Umum
PROSDUR 1. Pasien yang dirawat inap di RSIA MARIA ASSYIFA
Indramayu dilayani oleh seorang dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP)
2. Apabila pasien membutuhkn penanganan medis lain yang
berbeda bidang keahliannya (kompetensi) maka DPJP
dapat melakukan
*Permohonan Konsultasi
*Rawat bersama
*Alih rawat
3. Dalam melaukan proses diatas DPJP mengisi formulir
permintaan konsultasi, rawat bersama, alih rawat jika
DPJP berhalangan, pengisian forulir dapat dilakukan oleh
dokter jaga rawat inap / dokter jaga IGD / dokter jaga
atas instruksi DPJP
4. Dokter konsultan menuliskan hasil pemeriksaan serta
advisnya pada status rawat inap pada kasus biasa, dokter
konsultan dapat melihat pasien fan atau memberikan
advis sementara melalui telepon
5. Pada kasus cito, dokter ahli / konsultan harus dating dan
memeriksa pasien
6. Pengisian Rekam Medis adalah menjadi tanggung jawab
DPJP.
PROSEDUR INFORM CONCENT DI RUANG
RANAP
No Dokumen No Revisi Halaman :
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
NAMA JABATAN Perawat kepala Unit Rawat Inap
PENGERTIAN Seorang tenaga profesional yang bertanggung jawab dan
berwenag dalam mengelola pelayanan keperawatan diruang
Ruang RANAP
PERSYARATAN 1. Sehat jasmani dan rohani
2. Pendidikan DIII keperawatan, DIII Kebidanan atau lulusan
SPK ditambah pengalaman kerja minimal 5 tahun
3. Memiliki sertifikat manajemen keperawatan
4. Memiliki sertifikat pelatihan kegawat daruratan
5. Mempunyai pengalaman kerja di ruang di RANAP
6. Memiliki kemampuan memimpin
7. Mau dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan
perkembangan IPTEK
TANGGUNG JAWAB Secara operasional bertanggung jawb kepada kepala instalasi
PROSEDUR TUGAS 1. Melaksanakan fungsi perencaaan
2. Menetukan macam, mutu dan jumlah pegawai yang
dibutuhkan diruang RANAP
3. Bersama staff menentukan jumlah pegawai yang
dibutuhkan di ruang RANAP
4. Membagi tugas harian dengan memperlihatkan jumlah dan
tingkat kemampuan tenaga perawat
5. Menyusun dan mengusulkan program pengembangan staff
dengan penddikan
6. Berperan aktif menyusun prosedur atau tata kerja diruang
RANAP
7. Membuat dan menyusun program dan orientasi bagi
pegawai baru
8. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
rumah sakit
9. Melaksanakan peraturan penggerakan dan pelaksaan
10. Memantau seluruh staff dalam penerapan dan pelaksaan
peraturan /etika yang berlaku diruang RANAP
11. Mengatur pelayanan keperawatan dengan kebutuhan dan
kemampuan tenaga
12. Membuat jadwal kegiatan pelatihan
13. Mengatur pemanfaatan sumber daya secara tepat guna
dan hasil guna
14. Melaksanankan fungsi pengawasan , pengendalian dan
penilaian
15. Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai
16. Mengawasi , mempertahankan dan mengatur alat –alat
agar selalu siap pakai dan tepat guna
17. Mengawasi pelaksaan inventarisasi secara periodik
18. Mengawasi kinerja perawat
UNIT TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT
KEWENANGAN & TANGGUNGJAWAB KEPALA SHIFF
RANAP
No Dokumen No Revisi Halaman :
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Terbit Di tetapkan Oleh :
Kepala RSIA Maria Assyifa
Indramayu
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
NAMA JABATAN Perawat/bidan pelaksana UNIT RANAP
PENGERTIAN Seorang tenaga keperawatan yang bertanggungjawab dan
diberi wewenang, memberikan pelayanan keperawatan di
RANAP
PERSYARATAN 1. Berijazah formal keperawatan dari semua tingkat
kependidikan yang disahkan oleh pemerintah
2. Memiliki sertifikat PPGD
3. Tanggap dan cekatan terhadap masalah yang dihadapi
TANGGUNG JAWAB Secara operasional bertanggung jawab kepada ketua
shift/kepala ruangan RANAP
URAIAN TUGAS 1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang
mencakup pasien dan peralatan
2. Melakukan asuhan keperawatan pasien:
2.1 mengkaji keadaan pasien
2.2 membuat rencana keperawatan
2.3 melakukan tindakan keperawatan
2.4 melakukan evaluasi
2.5 melakukan pencatatan dan dokumentasi
3. menyiapkan , memelihara serta menyimpan peralatan agar
selalu siap pakai
4. melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh
kepala ruang rapat
5. memelihara lingkungan RANAP untuk kelancaran pelayanan
6. melaksanakan program orientasi kepda pasien tentang
RANAP dan lingkungannya, peraturan / tata tertib yang
berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaanya
7. menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan
anggota tim kesehatan
8. membatu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain
yang lebih mampu untuk meyelesaikan masalah kesehatan
yang dapat ditanggulangi
9. mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter
penanggung jawab RANAP
10. menyiapkan pasien yang akan keluar meliputi
10.1 menyediakan formulir untuk menyelesaian
administrasi seperti
1. surat izin pulang
2. surat keterangan sakit
3. petunjuk diit
4. Resep obat untuk dirumah jika diperlukan
5. Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
6. Surat keterangan lunas pembayaran uang
10.2 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasin dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
pasien, mengenai:
1. Diet
2. Pengobatan yang diperlu dilanjutkan dan obat
tambahan dengan cara penggunaanny
3. Pentingnya pemeriksaan ulang dirumah sakit,
puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lainny.
11. Mentaati peraturan dan kebijakan yang tealah ditetapkan
Rumah Sakit
UNIT TERKAIT
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
Dr.H.Ikrima
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR 1. Mengambil handscoen steril dengan menggunakan
tangan dominan.
2. Menerima handscoen kiri dengan memegang bagian
dalam dari handscoen yang terlipat dari lipatannya.
3. Mengecek adanya kebocoran handscoen dengan cara
membuka hanscoen. Jika terdapat lubang atau terasa
adanya udara keluar dari hanscoen (bocor) maka
handscoen dibuang. Jika tidak ada kebocoran, letakkan
handscoen kiri di tempat yang steril. Memegang
handscoen dengan tangan kiri pada bagian dalam
handscoen, masukkan jari-jari perlahan sampai semua
jari pas pada bagiannya, lalu dengan tangan kiri tetap
memegang bagian dalam handscoen ke dalam hingga
handscoen terpakai dengan sempurna.
4. Begitu juga sebaliknya pada saat memakai handscoen
kiri.
SOP HEACTING
PROSEDUR TETAP No. Dok: No. Rev: Juml.Hal :
1
Ditetapkan tanggal Di tetapkan Oleh :
: Kepala RSIA Maria Assyifa
Indramayu
Dr.H.Ikrima
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR
1. Mengambil pemegang jarum beserta jarum dan
benangnya dengan tangan kanan
2. Mengambil klaim chirugis dengan tangan kiri
3. Menjepit pinggir luka dengan klaim chirugis
4. Menusukkan jarum sekitar 0,5 cm dipinggir luka
5. Jarum dilepas dari nail pouder, ujung jarum dijepit nail
pouder lalu ditarik sampai terlepas dari kulit, lalu jarum
diklaim lagi dengan nail pouder
6. Menjepit jaringan kulit disebelahnya dengan klaim
chirugis dan jarum ditusukan dari dalam luka kearah
luar. ujung jarum dijepit nail pouder lalu ditarik sampai
terlepas dari kulit
7. tarik ujung benang yang ada jarumnya dengan tangan
kiri sampai ujung benang yang satunya tersisa 3 cm dari
permukaan kulit, kemudian pegang nald pouder dengan
tangan kanan lalu benang yang panjang dililitkan pada
ujung nald pouder sampai tiga kali.
8. Jepit ujung benang yang satunya (benang yang pendek)
dengan nald pouder kemudian di tarik kearah yang
berlawanan sampai jaringan kulit yang satu bertemu
dengan jaringan kulit yang lain (tarikan tidak boleh
terlalu kencang dan terlalu longgar)
9. Ulangi cara tindakan tersebut sampai (3) tiga kali untuk
menghindari simpul tersebut terlepas
UNIT TERKAIT
Prosedur penatalaksanaan tetanus
PROSEDUR TETAP No. Dok: No. Rev: Juml.Hal :
1
Ditetapkan tanggal Di tetapkan Oleh :
: Kepala RSIA Maria Assyifa
Indramayu
Dr.H.Ikrima
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Oksigen
2. Suction aparatus
PENATALAKSANAAN
1. Penderita diterima di penerimaan awal
2. Penderita dibaringkan di triage untuk diseleksi dan
pemeriksaan awal
3. Penderita dibawa ke ruang kartu merah untuk
pemeriksaan lebih lanjut
4. Penderita dilakukan pemeriksaan laboratorium
5. Berikan oksigen
6. Dilakukam penghisapan lendir dengan suction
7. Pasang infus RL
8. Penderita di MRS kan
Pada dasarnya, penatalaksaannya tetanus bertujuan untuk :
9. Debridement
10. Eliminasi kuman
11. Untuk meghilangkan suasana anaerob, dengan cara
membuang jaringan yang rusak, membuang benda
asing, merawat luka / infeksi umbilicus, membersihkan
liang telinga / mengobati otitis media
12. Antibiotika : Penicilline procaine 50.000 – 100.000 IU /
kg / hari IM, 1 – 2 kali sehari minimal selama 10 hari.
Antibiotika lain ditambahkan sesuai dengan penyulit
yang timbul.
13. Netralisasi Toksin : Toksin yang dapat dinetralisir
adalah toksin yang belum melekat di jaringan.
14. Dapat diberi TIGH 500 KI (neonatus) – 6000 KI i.m
atau ATS 5000 KI – 100.000 KI.
15. Perawatan Suportif :
Perawatan penderita tetanus harus intensif dan
rasional.
16. Nutrisi dan Cairan :
16.1 Pemberian cairan IV disesuaikan jumlah dan
jenisnya dengan keadaan penderita, seperti
sering kejang, hiperpireksia dan sebagainya.
16.2 Beri nutrisi tinggi kalori, bila perlu dengan nutrisi
parenteral.
16.3 Bila sonde nasogastric telah dapat dipasang
(tanpa memperberat kejang), pemberian
makanan per oral hendaknya segera
dilaksanakan.
17. Menjaga agar pernapasan tetap efisien :
17.1 Pembersihan saluran napas dari lendir.
17.2 Pemberian zat asam tambahan.
17.3 Bila perlu, lakukan tracheostomi (tetanus
berat).
18. kekakuan dan mengatasi kejang :
18.1 Antikonvulsan diberikan secara titrasi,
disesuaikan dengan kebutuhan dan respons
klinis.
19. Pada penderita yang cepat memburuk (serangan
kejang makin sering dan makin lama), pemberian
antikonvulsan dirubah seperti pada awal terapi, yaitu
dimulai lagi dengan pemberian bolus, dilanjutkan
dengan dosis rumatan yang lebih tinggi.
20. Bila dosis maksimal telah tercapai namun kejang
belum teratasi, harus dilakukan pelumpuhan otot
secara total dan dibantu dengan pernapasan makanik
(ventilator).
UNIT TERKAIT
Dr.H.Ikrima
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1 Hekting set
2 Kasa steril/ plester
3 Betadine 10%
4 Bengkok
PELAKSANAAN PROSEDUR
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi
3. Mencuci tangan
4. Angkat balutan, lepas plester
5. Balutan dibuang ke bengkok
6. Observasi luka jahitan bila luka kering jahitan dibuka
menggunakan pinset cirurgis dan gunting up hekting/
lurus sambil menganjurkan klien untuk menarik nafas
dalam.
7. Benang jahitan dibuang kedalam bengkok
8. Tutup luka dengan kasa steril menggunanakan betadine
9. Lalu fiksasi dengan plester
10. Bersihkan alat
11. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT
Dr.H.Ikrima
PENGERTIAN Suatu alat yang berupa bahan dasar yang dapat menyerap keringat dan
mudah dibersihkan guna
mendukung pelayanan keperawatan dan kebidanan yang efektif dan
efisien .
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi silang.
2. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
KEBIJAKAN Tersedianya alat tenun yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan dan kebidanan.
PROSEDUR 1. SPREI BESAR
1.1 Ukuran = 2,80 x 2m
1.2 Terbuat dari bahan kuat dan tahan lama,
1.3 Warna sejuk, sehingga kelihatan apabila kelihatan kotor.
1.4 Penggunaan :
1.4.1 Dipakai pada setiap tempat tidur bila akan menerima
pasien baru.
1.4.2 Sprei besar dipasang
Garis tengah lipatan sprey harus tepat ditengah-tengah
kasur. Bagian atas sprey dimasukkan rata dibawah kasur
sedalam lebih kurang 30 cm , demikian juga sprei pada
bagian kaki estela ditarik
setegang mungkin. Pada ujung sisi-sisi kasur dibuat sudut
segitiga (L 900), lalu seluruh tepi sprei besar dimasukkan
kebawah kasur dengan rapid an tegang. Demikian juga
sisi yang satu lagi.
1.5 Pemeliharaan :
1.5.1 Sprei yang sudah dipakai atau sudah kotor dikumpulkan
menjadi satu. Pada saat akan dicuci, sebelumnya
dipisahkan menurut jenis dan warnanya, serta dipisahkan
lagi untuk sprei yang digunakan oleh pasien yang
mempunyai penyakit menular. Dan direndam
menggunakan disenfektan. Lalu dicuci menggunakan
mesin cuci. Kemudian dijemur di tempat terbuka dan di
bawah terik matahari yang telah disediakan
1.5.2 Setelah sprei kering, lalu disetrika dan disusun menurut
pemakaiannya.
2. GORDYN
Ukuran menyesuaikan dengan bentuk dan panjang ruangan.
Terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama,
Warna terang agar penglihatan terang dan sejuk.
Penggunaan :
1. Dipakai pada setiap jendela, pintu, dan pembatas pasien
2. Gordyn dipasang dengan mengaitkan masing-masing biji gordyn
pada pasangannya. Lalu dipasang sesuai fungsinya secara rapid an
teratur.
Pemeliharaan :
1. Gordyn yang sudah dipakai atau sudah kotor dikumpulkan menjadi
satu. Dicuci dengan frekuensi 2 minggu sekali . pada saat akan dicuci ,
sebelumnya dipisahkan menurut jenis dan warnanya, serta dipisahkan
lagio gordyn yang digunakan oleh pasien yang mempunyai penyakit
menular. Dan direndam menggunakan disinfektan. Lalu dicuci
menggunakan mesin cuci. Kemudian dijemur ditempat terbuka dan
dibawah terik matahari yang telah disediakan.
2. Setelah gordyn kering, lalu disetrika dan disusun menurut
pemakaiannya.
3. SELIMUT BIASA
1. Ukuran biasa
2. Terbuat dari bahan katun yang kuat dan tahan lama.
Penggunaan :
1. Selimut dilipat 4 secara terbalik, dipasang pada kasur bagian kaki,
bagian atas yang terbalik dimasukkan lebih 10 cm. pada ujung sisi-
sisinya dimasukkan kebawah kasur.
2. Kemudian pada sisi kaki dibuat sudut segitiga (1,900)
Pemeliharaan :
1. Selimut yang sudah dipakai atau sudah kotor dikumpiulkan menjadi
satu. Pada saat akan dicuci, sebelumnya dipisahkan menurut jenis dan
warnanya, serta dipisahkan lagi untuk sprei yang digunakan oleh
pasien yang mempunyai penyakit menular. Dan direndam
menggunakan disinfektan. Lalu dicuci menggunakan mesincuci.
Kemudian dijemur di tempat terbuka dan dibawah terik matahari yang
telah disediakan.
2. Setelah selimut kering, lalu disetrika dan disusun menurut
pemakaiannya.
4. SARUNG BANTAL
1. Ukuran disesuiakan dengan bantalnya.
2. Terbuat dari bahan yang sama dengan sprei.
Penggunaan :
1. Bantal dipasangkan sarungnya, sudut-sudut bantal dimasukkan
benar-benar kedalam sudutsudut
2. bantalnya. Letakkan pada tempat tidur bagian kepala dan bagian
sarung bantal yang terbuka jangan
3. menghadap kearah pintu masuk.
Pemeliharaan :
1. Bantal yang sudah dipakai atau sudah kotor dikumpiulkan menjadi
satu. Pada saat akan dicuci, sebelumnya dipisahkan menurut jenis
dan warnanya, serta dipisahkan lagi untuk sarung bantal yang
digunakan oleh pasien yang mempunyai penyakit menular. Dan
direndam menggunakan disinfektan. Lalu dicuci menggunakan
mesincuci. Kemudian dijemur di tempat terbuka dan dibawah terik
matahari yang telah disediakan.
2. Setelah sarung bantal kering, lalu disetrika dan disususn menurut
pemakaiannya.
5. TAPLAK MEJA
1. Ukuran disesuaikan dengan meja
2. Terbuat dari bahan katun
Penggunaan :
1. Taplak meja dipasangkan dimeja pasien. Sisi kiri dan sisi kanan
harus sama dan sejajar
Pemeliharaan :
1. Taplak meja yang sudah dipakai atau sudah kotor dikumpulkan
menjadi satu. Pada saat akan dicuci, sebelumnya dipisahkan
menurut jenis dan warnanya, serta dipisahkan lagi untuk taplak
meja yang digunakan oleh pasien yang mempunyai penyakit
menular. Dan direndam menggunakan disenfektan. Lalu dicuci
menggunakan mesin cuci. Kemudian dijemur di tempat terbuka
dan di bawah terik matahari yang telah disediakan.
2. Setelah taplak meja kering, lalu disetrika dan disusun menurut
pemakaiannya.
6. WASLAP
Ukuran standar
Terbuat dari bahan handuk
Penggunaan :
1. Waslap digunakan sesuai dengan kebutuhan apakah untuk
mengelap pasien atau untuk mengompres pasien
2. Waslap digunakan dengan membasahi secukupnya jangan terlalu
basah dan jangan terlalu kering.
Pemeliharaan :
1. Waslap yang sudah dipakai atau sudah kotor dikumpulkan menjadi
satu. Pada saat akan dicuci, sebelumnya dipisahkan menurut jenis
dan warnanya, serta dipisahkan lagi untuk waslap yang digunakan
oleh pasien yang mempunyai penyakit menular. Dan direndam
menggunakan disenfektan. Lalu dicuci menggunakan mesin cuci.
Kemudian dijemur di tempat terbuka dan dibawah terik matahari
yang telah disediakan.
2. Setelah waslap kering, lalu disetrika dan disusun menurut
pemakaiannya..
7. MASKER
Ukuran standar
Terbuat dari bahan katun
Penggunaan :
1. Masker digunakan sesuai dengan kebutuhan pada saat kita
berhadapan atau melakukan tindakan kepada pasien
2. Masker digunakan dengan menaruh masker pada mulut dan
hidung lalu mengkaitkan tali masker pada kedua telinga
Pemeliharaan :
Masker yang sudah dipakai langsung dibuang ke pembuangan yang
sudah ditentukan.
9. PAKAIAN OPERASI
1. Ukuran standar :
2. Terbuat dari bahan katun, yang kuat dan tahan lama.
Penggunaan :
1. Pakaian operasi digunakan sesuai dengan kebutuhan, pada saat
akan melakukan tindakan operasi ke pasien.
2. Pakaian digunakan seperti menggunakan pakaian biasa lainnya,
namun pemakaiannya tidak diperbolehkan keluar dari ruang steril.
Pemeliharaan :
1. Pakaian yang sudah dipakai atau sudah kotor dikumpulkan
menjadi satu. Pada saat akan dicuci, sebelumnya dipisahkan
menurut jenis dan warnanya, serta dipisahkan lagi untuk pakaian
yang digunakan oleh pasien yang mempunyai penyakit menular.
2. Dan direndam menggunakan disenfektan. Lalu dicuci
menggunakan mesin cuci. Kemudian dijemur di tempat terbuka
dan di bawah terik matahari yang telah disediakan.
3. Setelah pakaian kering, lalu disetrika dan disterilkan
menggunakan autoklaf..
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR 1. TENSI METER
Penggunaan :
1. Lengan baju dibuka/digulung diatas
2. Pembalut (manset) dari tensimeter dipasang pada
lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi luar
lengan . membalutnya jangan terlalu kuat atau
terlalu longgarPompa di pasangkan· Denyut arteri
brachialis diraba ,lalu stetoskop ditekankan pada
daerah tersebut
3. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa
dibuka
4. Balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa di dalam pipa gelas nai
5. Kemudian sekrup balon dibuka sehingga air raksa
turun perlahan-lahan,sambil melihat turunnya air
raksa dengarkan denyutan pertama
6. Dengarkan terus sampai terdengar denyutan
terakhir disebut tekana dyastol
7. Hasilnya dicatat seperti : 120/80 mmHg (hasil
normal)
Pemeliharaan :
1. Rapikan alat-alat
2. Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air
raksa ke dalam resevoarnya. Manset dan balon
disusun pada tempatnya untuk mencegah pecahnya
tabung air raksa.
3. Alat tersebut dikalibrasikan setiap 6 bulan sekali
2. STRETOSCOPE
Penggunaan :
1. Pakaian dibuka keatas
2. Kaitkan alat pendengar ketelinga, lalu letakkan
stethoscope pada daerah yang akan diperiksa
Pemeliharaan :
Alat yang sudah dipakai dibersihkan dan dirapikan
kembali
4. STRERILISATOR
Penggunaan :
1. Cuci dan keringkan semua alat/barang yang akan
disterilkan taruh dan atur pada setiap rak yang ada
2. Barang / alat yang tidak tahan panas taruh pada
bagian atas, dan tahan panas sebaiknya ditaruh pada
bagian bawah
3. Tutup pintu sebelum sterilisator dipanaskan dan
dinyalakan
4. Tekan tombol power maka lampu display menyala
5. Tekan tombol Cepper 1x untuk mengaktifkan
sterilisasi bagian atas “ultraviolet” pada display akan
Nampak angka “30” yang berarti sterilisasi akan
berlangsungselama 30 menit.
6. Tekan tombol upper 2x untuk mengubah lama
sterilisasi menjadi 60 menit. Tekan tombol under 1x
apabila hendak melakukan sterilisasi pada bagian
bawah.
7. Tekan tombol under 2x untuk mengeringkan alat
(suhu yang dicapai hanya 500c). tekan tombol under
3x untuk melakukan sterilisasi selama 20 menit lalu
dilanjutkan dengan pengeringan.
8. Lampu indicator akan mati secara otomatis sesuai
dengan setting waktu. Sterilisasi masih berlangsung
selama 20 menit sejak lampu indicator mati maka
janganlah membuka pintu dalam mas tersebut untuk
mencapai efek sterilisasi yang optimal.
9. Jika ingin mematikan seluruh fungsi sterilisasi saat
mesin masih bekerja maka cukupmenekan tombol
power.
UNIT TERKAIT