Anda di halaman 1dari 96

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)
RUANG UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

RUMAH SAKIT MEDISSINA LOHBENER INDRAMAYU


Jl.Raya Celeng Barat No.57 (Depan Polsek Lohbener)
Lohbener - Indramayu
PELAYANAN
IGD
PELAYANAN PASIEN GAWAT
DARURAT DI UGD
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Lohbener – 1 dari 1 halaman
Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARDOPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan
ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
II. TUJUAN 1. Untuk memberikan pelayanan yang segera, tepat dan
cepat setiap saat kepada pasien gawat darurat
menderita penyakit akut atau mengalami kecelakaan.
2. Untuk menghindari pasien dari kematian, kecacatan
dan membebaskan dari penderitaan akut.
III. KEBIJAKAN 1. Instalasi Gawat Darurat RS.MEDISSINA Lohbener
Indramayu harus membuka pelayanan selama 24 jam
tiap saat siap menerima dan memberikan pertolongan
kepada semua pasien yang datang membutuhkan
pertolongan, menderita penyakit akut, atau mengalami
kecelakaan.
2. Instalasi Gawat Darurat RS.MEDISSINA Lohbener
Indramayu dilengkapi dengan petugas 24 jam yaitu :
a. Dokter Jaga UGD On Site
b. Perawat Jaga UGD On Site
c. Dokter Spesialis Konsul On Call segera datang
ke UGD RS.MEDISSINA Lohbener
Indramayu
3. Dibantu oleh petugas medik yang jaga 24 jam yaitu :
a. petugas jaga laboratorium on site
b. petugas jaga radiologi on site
IV. PROSEDUR 1. pasien datang di unit gawat darurat RS.MEDISSINA
Lohbener Indramayu
2. petugas UGD menerima pasien sesuai dengan prosedur
tetap penerimaan pasien UGD.
3. Selanjutnya petugas UGD melakukan pendaftaran dan
identifikasi pasien sesuai dengan prosedur tetap
pendaftaran dan identifikasi pasien UGD. Pasien
dibawa masuk keruang triage oleh petugas UGD
4. Dokter segera melakukan triage di ruang triage UGD
sesuai dengan prosedur triage
5. Selanjutnya petugas UGD membawa pasien masuk
keruang pelayanan UGD sesuai dengan hasil triage
dan kondisi kasus atau penyakitnya:
a. kasus gawat darurat dibawa keruang tindakan.
b. Kasus/penyakit tidak gawat darurat (gawat darurat
atau darurat tidak gawat)
c. Pasien datang sudah meninggal (DOA/ Death On
Arrival )dibawa ke kamar jenazah
6. Bila kondisi pasien gawat darurat maka dilakukan
penanganan sesuai dengan prosedur tetap resusitasi
jantung paru.
7. Pasien dalam kondisi kegawatan maka dilakukan
pengawasan sesuai dengan prosedur tetap pemantauan
kegawat darurat pasien RS.MEDISSINA Lohbener
Indramayu.
8. Dokter melakukan anamneses dan pemeriksaan pada
pasien serta melakukakn tindakan/ pengobatan pada
pasien dibantu perawat UGD. Untuk kasus-kasus
tertentu maka penanganan sesuai dengan prosedur
yang berlaku :
a. pasien kasus kebidanan dan penyakit kandungan
dilakukan penanganan sesuai protap penanganan
pasien Obstetri Ginekologi di UGD
RS.MEDISSINA Lohbener Indramayu.
b. Psien kasus keracunan dilakukan penanganan
sesuai dengan prosedur tetap penanganan pasin
kasus keracunan di UGD RS.MEDISSINA
Lohbener Indramayu.
c. Pasien kasus penyakit menular dilakukan
penganan sesuai dengan prosedur tetap prosedur
tetap penanganan pasien dengan kasus penyakit
menular di UGD RS.MEDISSINA Lohbener
Indramayu.
d. Pasien datang sudah meninggal (DOA / death on
arrval) dilakukan penanganan sesuai dengan
prosedur tetap penanganan pasien datang sudah
meninggal di UGD RS.MEDISSINA Lohbener
Indramayu.
9. Bila pasien memerlukan pemeriksaan radiology cito,
atas perintah dokter, maka segera pasien dibawa
keruang radiology oleh petugas UGD untuk dilakuan
foto rontgen oleh petugas radiology.
10. Bila pasien diperlukan pemeriksaan laboratorium cito
atas perintah dokter, maka segera memanggil petugas
laboratorium untuk dating ke UGD untuk mengambil
sampel darah yang diperlukan.
11. Bila dokter jaga UGD tida mampu menangani pasien
sedangkan pasien memerlukan penganan segera, maka
dokter jaga UGD segera memanggil Dokter Jaga
Konsultasi ( Dokter Ahli ) terkait sesuai dengan
prosedur tetap memanggil dokter jaga konsultan di
UGD RS.MEDISSINA Lohbener Indramayu.
12. Rekam medic pasien diisi sesuai dengan prosedur tetap
pengisian rekam medic pasien UGD RS.MEDISSINA
Lohbener Indramayu.
13. Dokter memberikan informasi mengenai :
a. penyakit pasien
b. tindakan medic yang akan dilakukan
c. kemungkinan penyulit tindakan tersebut dan cara
mengatasinya
d. alternatif therapy lainnya
e. prognosa
f. perkiraan biaya
14. bila pasien memerlukan surat keterangan sakit, maka
dokter membuatkan surat keterangan sakit sesuai
dengan prosedur tetap pemberian surat keterangan
sakit, pasien di UGD RS.MEDISSINA Lohbener
Indramayu
15. pelayanan selanjutnya kepada pasien adalah :
a. bila pasien rawat jalan :
i. dokter meberikan penjelasan kepada pasien /
keluarganya bahwa pasien rawat jalan.
ii. Dokter memberikan resep kepada pasien sesuai
dengan prosedur tetap pemberian resep pasien di
UGD RS.MEDISSINA Lohbener Indramayu.
iii. Setelah pasien mendapatkan obat diperbolehkan
pulang, dengan pesan dan diberi kartu catatan
pesan pasien pulang.
iv. Berkas rekam medic pasien dibawa petugas UGD
untuk selanjutnya diserahkan kepada petugas
Rekam Medik RS.MEDISSINA
LohbenerIndramayu.
b. bila pasien rawat inap maka:
i. dokter memberikan penjelasan kepada
pasien/keluarganya bahwa karena penyakitnya
pasien perlu dirawat inap di RS.MEDISSINA
Lohbener Indramayu
ii. setelah pasien atau keluarganya setuju maka
petugas UGD segera mengantar eluarga pasien ke
ruang administrasi untuk mendapatkan penjelasan
dan informasi dari petugas administrasi,
menandatangani surat persetujuan operasi juga
menentukan ruang dan kelas perawatan rawat inap
yang dikehendaki pasien / keluarganya setelah
dilakukan operasi.
c. bila pasien perlu dilakukan operasi cito maka :
i. dokter menjelaskan kepada pasien / keluarganya
bahwa karena penyakitnya pasien perlu dioperasi
segera.
ii. Setelah pasien atau keluarganya setuju maka
petugas UGD segera mengantar keluarga pasien
keruang administrasi untuk mendapatkan
penjelasan dan informasi dari petugas
administarsi, menandatangani surat persetujuan
operasi dan juga menentukan ruang dan kelas
keperawatan rawat inap yang dikehendaki pasien /
keluarganya setelah dilakukan operasi.
iii. Petugas UGD segera melaukan persiapan pra-
operasi bagi pasien
iv. Dokter mengisi rekam medic
v. Petugas UGD segera mengantar pasien dan berkas
rekam medik ke kamar operasi dan menyerahkan
kepada petugas di kamar operasi.
vi. Bila psien setelah ditangani akhirnya meninggal di
UGD maka dilakukan penanganan sesuai prosedur
tetap penanganan pasien meninggal di UGD.
vii. BIila pasien alih rawat ke rimah sakit lain maka
dilakukan prosedur tetap alih rawat pasien UGD
RS.MEDISSINA Lohbener Indramayu.
16. Dokter dan semua petugas UGD harus menjaga
rahasia medis sesuai denhan prosedur tetap menjaga
rahasia medis pasien.
V. UNIT TERKAIT UGD, OK, ICU, R.INAP
VI. DOKUMEN TERKAIT
TRIAGE DI UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu system seleksi dan pemilihan pasien untuk menentuan
tingkat kegawatan dan prioritas penanganan pasien.
II. TUJUAN 1. Menyelamatkan nyawa pasien
2. Mengetahui ke gawat daruratan pasien
3. Memepercepat penanganan
4. Menegakkan diagnose
III. RUANG LINGKUP 1. Dokter UGD
2. Perawat UGD
3. Penderita
IV. PROSEDUR 1. Dokter memeriksa kondisi korban secara singkat dan
cermat, meliputi :
1.1 derajat kesadaran (airway)
1.2 sistem pernapasan (breathing)
1.3 sistem cardiovaskuler (circulation)
1.4 lokasi dan beratnya trauma
2. dokter segera menentukan tingkat kegawat daruratan
korban.
3. Dokter memberikan label berwarna :
Hijau, kuning, merah, atau hitam untuk setiap korban
sesuai dengan tingkat kegawat daruratannya :
3.1 label hijau : diberikan kepada korban tidak gawat
tidak darurat yaitu korban yang tidak luka dan tidak
ada gangguan kesadaran jiwa.
3.2 Label kuning : diberikan kepada korban tidak gawat,
yaitu korban dengan luka-luka ringan, tidak ada
gangguan system respirasi dan cardiovaskuler.
3.3 Label merah : diberikan untuk korban gawat darurat,
yaitu korban cedera sehingga terjadi gangguan
gangguan pada system respirasi yang mengancam
henti napas dan atau ada gangguan system
cardiovaskuler yang mengancam henti jantung atau
korban yang diketahui baru saja terlihat henti jantung
atau napas.
3.4 Label hitam : diberikan untuk korban yang sudah
meninggal dunia.
V. UNIT TERKAIT UGD, KAMAR JENAZAH, OK, ICU, R.INAP
VI. DOKUMEN TERKAIT
PENANGANAN FALSE EMERGENCY
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adalah petunjuk penanganan pada psien dengan kondisi tidak gawat
darurat yang dating ke UGD
II. TUJUAN Pasien false emergency harus tetap dilayani karena pada dasarnya UGD /
rumah sakit tidak boleh menolak penderita yang memerlukan pertolongan.
III. RUANG LINGKUP 1. Pasien false emergency adalah pasien dengan kondisi tidak gawat
darurat yang datang ke UGD.
2. Pasien false emergency yang dating bersaman pasien gawat
darurat maka penanganan pasien gawat darurat lebih diutamakan/
didahulukan.
3. Memberitahukan pada pasien false emergency kalau ada pasien
gawat darurat.
IV. PROSEDUR 1. Setelah dilakukan triage pasien digolongan sebagai pasien false
emergency.
2. Bila pada jam dinas maka dokter menganjurkan pasien agar
menuju ke poliklinik rawat jalan agar dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan oleh dokter dipoliklinik rawat jalan.
3. Diluar jam dinas, maka oleh petugas UGD pasien diantar keruang
pelayanan
4. Bila pada saat yang relative bersamaan di UGD juga ada pasien
gawat darurat maka petugas UGD membaeritahu pasien false
emergency agar sabar menunggu sampai kepada pelayanan gawat
darurat selesai.
5. Dokter melakukan anamnase pemeriksaan dan tindakan /
pengobatan pada pasien false emergency.
6. Pasien false emergency dineri reep sesuai dengan prosedur tetap
pemberian resep untuk pengobatan maksinal 1 hari
7. Setelah mendapat obat maka pasien false emergency
diperbolehkan pulang dan dipesan agar besok dating lagi / control
ke poliklinik rawat jalan
V. UNIT TERKAIT IRJ, pendaftran,, kasir
VI. DOKUMEN Status pasien
TERKAIT
PROSEDUR INFORM CONCENT DI UGD
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Setiap tindakan medis / operasi yang mengandung resiko yang
dilakukan kepada pasien harus mendapatkan persetujuan tertulis.

II. TUJUAN 1. Memberikan kejelasan dan persetujuan kepada pasien


tentang diagnose penyakit, therapy tindakan, prognosa
penyakit serta akibat lanjut.
2. Melindungi tenaga medis dari kesalah pahaman
3. Sebagai perlindungan hukum
III. RUANG LINGKUP Prosedur tetap ini berlaku untuk pasien dan keluarganya agar dapat
menerima informasi selengkap-lengkapnya dari dokter.
IV. PROSEDUR 1. Setelah pasien diperksa oleh dokter petugas, bila diperlukan
suatu tindakan medis, maka dokter harus
memberikaninformasi selengkapa- lengkapnya, kecuali bila
dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan
kepentingan kesehatan pasien
2. Dokter memberikan penjelasan kepada pasien mengenai :
a. Tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang
akan di lakukan
b. Tata cara tindakan medis yang akan dilakukan
c. Resiko komplikasi yang aan terjadi
d. Alternatif tindakan medis lain yang tersedia dan
resikonya masing-masing
e. Prognosis penyakit apabila tindakan medi tersebut
dilakukan atau tidak di lakukan
f. Diagnosis
3. Informed consent dianggap benar bila persetujuan atau
penolakan tindakan medis :
a. Diberikan tanpa paksaan
b. Diberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan
yang diperlukan
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental ( lebih
dari 21 tahun ) atau sudah menikah
d. Untuk pasien dewasa yang mengalami ganguan mental,
persetujuan di berian oleh orangtua
e. Untuk pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak
mempunyai orangtua atau wali, atau orangtuwali
berhalangan, persetujuan diberikan oleh mereka menurut
urutanhak sebagai berikut :
- Ayah / ibu addopsi
- Saudara-saudara kandung
- Induk semang
4. Persetujuan tindakan medis ini diperlukan untuk tindakan
medis bedah yang menggunakan narkose tindakan medis
beresiko tinggi, tindakan medis pada pasien gawat darurat
dan tidak sadar dan semua tindakan medis
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medis terhadapnya,
setelah diberikan penjelasan yang cukup maka pasien harus
menandatangani Surat Penolakan Tindakan Medis.
6. Pada tindakan beresiko tinggi dan tindakan medis, bedah,
infoermed consent harus ditandatangani oleh pasienitu
sendiri, dokter yang bertanggung jawab dan dua orang saksi
7. Untuk pasien yang tidak sadar serta tidak di damping oleh
keluarga terdekat dan secara medis dalam keadaan gawat
darurat yang memerlukan tindakan medis segera untuk
kepentingannya, msks Lembar Persetujuan dapat
ditandatangani oleh dua orang dokter yang menangani pasien
tersebut atas sepengetahuan Direktur.
8. Perluasan tindakan medis atau operasi selain tindakan medis
yang telah tidak dibenaran dengan alas an apapun juga,
kecuali apabila perluasan tindakan medis tersebut terpaksa
dilakukan untu menyelamatkan jiwa pasien.
9. Setelah perluasan tindakan medis/operasi sebagai mana
dimaksud dalam butir 8 di lakukan, dokter harus
memberikan informasi kepada pasien atau keluarganya.
10. Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai
tanggung jawab utama memberikan informasi dan penjelasan
yang diperlukan apabila berhalangan informasi dan
penjelasan yang harus diberikan dapat dapat diwakilkan
kepada Dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang
bersangkutan.
V. UNIT TERKAIT 1. Pasien
2. Keluarga pasien
3. Dokter
4. Perawat
5. Pendaftaran
6. Rekam medic
VI. DOKUMEN Lembar informed consent
TERKAIT
KEWENANGAN DOKTER JAGA UGD DALAM
TINDAKAN MEDIS PADA PASIEN GAWAT
DARURAT DI UGD
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Lohbener – Indramayu 1 dari 1 halaman

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Kewenangan dokter jaga UGD dalam tindakan medis pada pasien
gawat darurat adalah segera usaha yang boleh dilakukkan oleh dokter
jaga UGD dalam usaha penyelamatkan pasien kecacatan dan kematian.
II. TUJUAN 1. Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah,
terpadu bagi anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat
darurat. Sehingga terhindar dari kematian, kecacatan dan mampu
merujuk pasien dengan benar.
2. Upaya pelayanan kesehatan pada pasien gawat darurat pada
dasarnya mencakup suatu rangkaain kegiatan yang harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah
kematian atau cacat yang mungkin terjadi
III. RUANG Cakupan pelayanan kesehatan yang harus dapat di tangani dan di
LINGKUP kembangkan meliputi :
1. Penanggulangan pasien di tempat kejadian
2. Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian
kesarana kesehatan yang lebih memadai.
3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang
kegiatan penanggulangan pasien gawat darurat.
4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan pasien dan tenaga ahli.
5. Upaya penanggulanganan pasien gawat darurat ditempat
rujukan (Instalasi gawat darurat dan ICU)
6. Upaya pembiayaan pasien gawat darurat. Dengan memahami
bahwa penanggulangan baik aspek medik maupun non medik
dan keadaan gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan
saja dan dimana saja maka agar upaya penanggulangan pasien
gawat darurat tersebut dapat teraarah dan terpadu perlu
dilakukan dengan cara pendekatan sistem penanganan pasien
gawat darurat dapat dikembangkan seoptimal mungkin.
IV. PROSEDUR Komponen sistem penanggulangan pasien Gawat Darurat
1. Tenaga medis (dokter Umum)
Disamping pengetahuan medis yang telah dikuasai dokter
umum perlu mendapat pengetahuan dan keterampilan
tambahan agar mampu menanggulangi penderita gawat
darurat.
Kemampuan yang haus dimiliki :
1.1 untuk sistem pernapasan mengenal adanya jalan nafas,
membebaskan jalan nafas.
 Intubasi endotrakheal
 Melakukan trisothriroidectomi
 Melakukan CPR (ABCD) dan memberikan obat
yang sesuai dengan kondisi pasien.
1.2 Untuk sistem sirkulasi
Mengenal dan mampu mendiagnosis aritmia jantung,
memberikan pertolongan pada aritmia jantung, mengenal
infark jantung
Memberikan pertolongan pada infark miokard dengan DC,
membuat dan membaca EKG, menanggulangi renjatan
kejang.
1.3. untuk sistem vasikuler
Menghentikan pendarahan, memberikan transfuse dan
cairan elektrolit, memasang /membaca dan merawat CVP
1.4. Sistem Saraf
1.4.1 Menegakkan diagnosa deferensial pasien koma dan
pasien dengan kelainan darurat sistem saraf pusat.
1.4.2 Mengetahui pemeriksaan yang diperlukan pada
keadaan koma, keadaan darurat SSP
1.4.3 Dapat menanggulangi pasien sesuai dengan acuan
ATLS dan ACLS.
1.5 Untuk Sistem Imunologi
1.5.1 menggulangi alergi obat
1.5.2 Menanggulangi keadaan renjatan / syok anafilaktik
1.6 Untuk Sistem Kulit
1.6.1 Mengenal berbagai jenis luka dan kelainan kulit
1.6.2 Mampu menanggulangi bergabagi perlukaan
1.7 untuk sistem gastrointestinal
1.7.1 mendiagnosa terjadinya akut abdomen
1.7.2 Menanggulangi akut abdomen sesuai dengan tatanan
ATLS
1.7.3 Memasang NGT.
1.8 Untuk sistem skeletal
1.8.1 mengenal dan mendiagnosis patah tulang
1.8.2 Memasang bidai
1.8.3 mengetahui cara penggangkutan pasien dengan fraktur
1.8.4 merawat pasien konservatif
1.9 Untuk Sistem Reproduksi
1.9.1 Mengenal kelainan darurat obtetric/ginekologi
1.9.2 Memberikan pertolongan pertama dan pengobatan
pada keadaan darurat obtetric/ginekologi.
1.10 Mengenal dan dapat mendiagnosis adanya gagal hati,
gagal ginjal, gagal pankreas dan mampu
menanggulangi koma.
1.11 Untuk Farmakologi
1.11.1 Mengenal keadaan penyalagunaan
obat/keracunan/gigtan binatang
1.11.2 Memberikan pertolongan pertama pada
penyalahgunaan obat/keracunan/gigitan binatang.
1.12 Untuk Organisasi
1.12.1 Mengetahui sistem penanggulangan penderita gawat
darurat sehari-hari
1.12.2 Mengetahui sistem penanggulangan korban
bencana.
2. Tenaga Perawat:
Disamping pengetahuan dasar keperawatan yang telah dimiliki
oleh perawat, mereka harus memperoleh pengetahuan dalam
penanggulangan penderita gawat darurat baik karena trauma
maupun non trauma yang meliputi PPGD, BTCLS, ACLS,
termasuk PHTLS dan PHCLS. Tindakan keperawatan
dependent, kolaborasi dan pelimpahan wewenang yang harus
dpat dilakukan oleh seorang perawat gawat darurat di UGD
Rumkit RS MEDISSINA LohbenerIndramayu adalah sebagai
berikut:
2.1 Untuk sistem pernafasan
2.1.1 Mengenal adanya sumbatan jalan nafas,
memasang OPA dan NPA
2.1.2 Memberikan oksigen kanula, bikanula, masker
sederhana, masker venture.
2.1.3 Mmbebaskan jalan nafas dengan memberikan
posisi suction sampai denga intubasi
2.1.4 Mempersiapkan peralatan untuk tracheostomy dan
mempersiapkan alat untuk pemasangan WSD serta
mepersiapkan gas darah
2.1.5 Memberikan nafas buatan
2.1.5.1 Dengan resucitator manual dan otomatik
2.1.5.2 Dengan menggunakan air viva
2.2 Untuk sistem sirkulasi (jantung)
2.2.1 Melakukan pengecekan tanda-tanda vital manual
dan dengan alat
2.2.2 Mengenal aritmia jantung, syok, infark jantung
2.2.3 Memberikan pertolongan pertama pada aritmian,
infark jantung.
2.2.4 Membuat rekaman jantung (EKG)
2.2.5 Melakukan CPR
2.3 Untuk sistem vaskuler
2.3.1 memghentikan perdarahan
2.3.2 memasang infuse/tranfuseh
2.3.3 merawat infuse
2.3.4 mempersiapkan pemasangan CVP
2.4 untuk sistem saraf
2.4.1 Mengenal adanya penurunan kesadaran dan
adanya gangguan neurology, koma dan memberi
pertolongan pertama

2.4.2 Memberikan pertologan pertama pada trauma


kepala
2.4.3 Mengenal adanya stroke
2.5 Untuk sistem Imunologi
2.5.1 Mengenal rejatan/syok anafilaksis
2.5.2 Memberikan pertolongan pada syok
2.5.3 Untuk sistem gastroinestinal
2.5.4 Mampu mengkaji adanya permasalahan pada
sistem gastrointestinal
2.5.5 Mampu merawat dan mempersiapkan operasi pada
penderita dengan akut abdomen.
2.6 Untuk sistem skeletal
2.6.1 Mengkaji adanya patah tulang
2.6.2 Memasang bidai leher dan ekstremitas
2.6.3 Mempersiapkan tindakan operasi
2.6.4 Memobilisasi dan mentransfortasi penderita
dengan patah tulang ekstremitas, tulang punggung
dan leher.
2.7 Untuk sistem kulit
2.7.1 Memberikan pertolongan pertama pada luka
2.7.2 Memberikan pertolongan pada luka bakar
2.8 Untuk sistem reproduksi
2.8.1 Mampu melayani persalinan
2.8.2 Memberikan asuhan keperawatan pada keadaan
darurat obstetric gynekologi
2.9 Farmakologi/Toksikologi
2.9.1 Mampu memberikan pertolongan pada keracunan
2.9.2 Mampu memberikan pertolongan pada penyalah
gunaan obat
2.10 Untuk organisasi dalam keadaan bencana masal
2.10.1Mengetahui sistem penanggulangan penderita gawat
darurat sehari-hari
2.10.2Mengetahui penanggulangan korban bencana di RS
dan luar RS
V. UNIT TERKAIT Dokter
Perawat IGD
Komite Medik
VI. DOKUMEN Status Pasien
TERKAIT
TATA CARA KONSUL UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR
OPERATING
PROCEDURE
dr. SISKA RATNASARI
NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Dokter jaga UGD adalah dokter yang bertanggung jawab atas
pelayanan medis yang diberikan baik secara mandiri maupun
sebagai coordinator tim
2. Konsultasi masalah cara meminta pendapat dari para ahli yang
berkompeten dibidangnya. Pemohon konsultasi dari seorang
dokter ke dokter lain harus dilakuan secara tertulis. Konsultasi
dilakukan bila seorang staf medis merasa tidak mampu secara
kompetensinya atau diluar kewenangan (clinical preveleges)
yang dimilikinya. Untuk melengkapi pelayanan medis yang
berikutnya.
II. TUJUAN Pelayanan medis yang diberikan di RS MEDISSINA Lohbener
Indramayu dalam bentuk yang sebaik baiknya.

III. KEBIJAKAN 1. Pelayanan medis pasien diRS MEDISSINA Lohbener


Indramayu bersifat komperhensif
2. Program kerja yang di tetapkan dan di berlakukan oleh Komite
Medis bertujuan untuk peningkatan mutu peayanan staf medis
di RS MEDISSINA Lohbener Indramayu
IV. PROSEDUR 1. Permintaan konsultasi harus dilakukan oleh dokter penanggung
jawab pasien
2. Permintaan konsultasi harus tertulis
3. Konsultasi bisa hanya satu kali saja atau dalam bentu
permintaan rawat bersama.
4. Jawaban atas konsultasi harus tertulis

V. UNIT TERKAIT SMF Terkait


PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR
OPERATIONAL
PROSEDUR
dr. SISKA RATNASARI
NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium bagi pasien UGD

II. TUJUAN Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk membantu menentukan


diagnose sehingga memudahkan pengobatan
III. PROSEDUR 1. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium
2. Petugas laboratorium memberikan pengarahan kepada pasien
tenteng tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan
pemeriksaan laboratorium dan petugas mengambil sampel
pemeriksaan laboratorium
3. Pasien diberi form tindakan pembayaran dan membayarnya di
bagian kasir
4. Pasien dipersilahkan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium
5. Petugas laboratorium mencatat hasil laboratorium dibuku dan
mengisi formulir hasil pemeriksaan
6. Petugas laboratorium menyerahkan formulir hasil pemeriksaan
kepada pasien untuk diserahkan kepada dokter yang memeriksa.
IV. UNIT TERKAIT 1. Pasien
2. Petugas laboratorium
PROSEDUR TETAP PELAYANAN APOTIK
PASIEN UNIT GAWAT DARURAT
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 No. Dokumen: No. Halaman:
Lohbener – Indramayu Revisi: 1 dari 1 halaman

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR
OPERATIONAL
PROSEDUR

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adalah pelayanan obat dan alat kesehatan bagi pasien rawat jalan

II. TUJUAN Memberikan obat dan alat kesehatan pasien dari UGD sehingga jelas
penggunaannya
III. PROSEDUR 1. Pasien menyerahkan resep kepada petugas apotik
2. Petugas apotik member harga pada resep tersebut dan
menterahkan kepada pasien/keluarga
3. Pasien atau keluarga menyerahkan nota harga ke kasir
4. Pasien/keluarga menunggu petugas apotik meracik dan
menyiapkan sediaan obat
5. Setelah petugas selesai kemudian obat diserahkan ke pasien
dengan menjelaskan pemakaiaan obat dan alat kesehatan

IV. UNIT TERKAIT 1. ..


2. ..
TINDAKAN MEDIS
IGD
SOP PENANGANANSYOK HAEMORAGIK
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR
OPERATIONAL
PROSEDUR

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang disebabkan karena
adanya perdarahan
II. TUJUAN 1) Memulihkan perfusi pada jaringan
2) Memulihkan keseimbangan cairan dalam tuibuh
3) Mencegah kematian
III. PROSEDUR Persiapan Alat
1. Alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)
2. Neck collar
3. Balut cepat
4. Infus set
5. Plester
6. Ringer lactat yang hangat
7. Monitor EKG
8. Pulse oksimeter
9. Oksigen set
10. Kateter
11. Urin bag
Pelaksanaan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker,
handscoen, scort)
2) Airway dan C spine dijamin aman
3) Breathing dijamin aman, berikan oksigen
4) Circulation
4.1 Infus 2 line dengan jarum no. 14/16 RL  1.000-2.000 ml
sesuai dengan kebutuhan atau kelasnya syok.
4.2 Periksa laboratorium darah : golongan darah, Hb/Ht, AGD
4.3 Transfusi spesifik type atau golongan O
4.4 Stop sumber perdarahan
4.5 Tidak ada rekasi dilakukan bedah resusitasi untuk menghentikan
perdarahan
5) Pasang monitor EKG
6) Pasang gastric tube
7) Pasang kateter dan nilai produksi urin
Hal yang perlu diperhatikan :
1) Harus dapat dilakukan di pusat gawat darurat tingkat IV sampai
tingkat I
2) Pasien dengan perdarahan yang masih aktif tidak dapat atau tidak
boleh dievakuasi / medevak
3) Metabolisme anaerob
4) Kematian sel, translokasi bakteri, SIRS
5) Gagal organ multipel (MOF) dan kematia
IV. DOKUMEN Rekam Medis Pasien
TERKAIT
MENILAI SKOR NYERI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Lohbener – Indramayu
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATIONAL
PROSEDUR

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
Melakukan penilaian skor nyeri yang dirasakan oleh pasien rumah
PENGERTIAN sakit Medissinadengan menggunakan skala nyeri yang sudah
ditentukan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
TUJUAN
penilaian skor nyeri .
1. Keputusan Direktur Utama RSMED no 032/DIR/SK/IX-2015
tentang
Kebijakan Pelayanan Umum RSMED.
KEBIJAKAN
2. Keputusan Direktur Utama RSMED no
025/DIR/SK/VI/2016tentang
Kebijakan Akses dan Kontinuitas Pelayanan di RS. Medissina.
PROSEDUR 1. Perawat menyiapkan alat bantu skala nyeri yang diperlukan.
2. Dokter/perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
2. Dokter/perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan
prosedur.
3. Dokter / perawat memberikan penjelasan kepada pasien /keluarga
tentang prosedur yang akan dilakukan.
4. Perawat mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Dokter/perawat melakukan penilaian skor nyeri pada semua
pasien
yang merasakan nyeri dengan menanyakan :
O(onset) : Kapan mulai nyeri?berapa lama nyeri dirasakan?
Seberapa sering nyeri terjadi?
P (Provocating) : Apa yang menjadi pencetus terjadinya nyeri?
Q (Quality : Seperti apa nyeri yang dirasakan?
(tertusuk,terbakar,seperti kena benda tumpul,
seperti tertekan benda berat atau kram?)
R (Region) : Apakah nyeri yg dirasakan menyebar / tidak?bila
menyebar ke daerah mana?
6. Dokter / perawat melakukan penilaian rasa nyeri untuk
mengetahui
seberapa berat nyeri yg dirasakan pasien dengan menggunakan
metode :
a. Numeric Rating Scale ( NRS )
digunakan pada pasien dewasa dan anak >7 th yang dapat
menunjukkan
nyeri yang dirasakandengan angka.
b. Wong BakerFace Pain Scale
digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 th yang tidak dapat
menunjukkan nyeri yang dirasakan dengan angka.

MENILAI SKOR NYERI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


RSMED/SPO/PRW/006 - 2/5

RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU

Jl. Raya Celeng Barat No. 57


Lohbener – Indramayu

c. FLACC ( Face, Leg, Activity, Cry and Consolability ).


digunakan pada anak< 3 tahun yang belum dapat
berkomunikasi , atau
pasien NICU yang tidak dalam pengaruh sedasi.
d. CCPOT ( Critical Care Pain Observation Tools )
digunakan pada pasien dalam pengaruh sedasi /tidak sadar dan
pasien
yang di rawat di unit ICU dengan menggunakan ventilator
menggunakan
CCPOT ( Critical Care Pain Observation Tools
7.Cara mengukur nyeri dengan menggunakan Numeric Rating
Scale (NRS)
. Pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan,yang
dilambang-
kan dengan angka 0 – 10.,
- gambar :

PROSEDUR

Keterangan :
0: tidak nyeri
1-3 :nyeri ringan ( pasien dapat berkomunikasi dengan baik )
4-6 :nyeri sedang ( pasien nampak mendesis,menyeringai ,
dapat
menunjukkan lokasi nyeri,dapat mendiskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik )
7-10 : nyeri berat ( kadang-kadang pasientidak dapat mengikuti
perintah
tapimasih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidakdapatmendiskripsikannya, sudah tidak dapat diatasi
dengan alih posisi,nafas panjangdan distraksi.

6. Cara mengukur nyeri dengan menggunakan Wong Baker Face


Pain
Scale,yaitu dengan cara :
Perawat mencocokkan skala nyeri dengan ekspresi wajah pasien.
- gambar :
MENILAI SKOR NYERI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


RSMED/SPO/PRW/006 3/5

RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU

Jl. Raya Celeng Barat No. 57


Lohbener – Indramayu

Keterangan :

Wajah 0 : pasien tidak merasakan nyeri sama sekali.


Wajah 2 : pasien hanya sedikit merasakannyeri.
Wajah 4 : pasien merasa lebih nyeri ( agak mengganggu )
Wajah 6 : pasien merasa jauh lebih nyeri( mengganggu
aktivitas )
Wajah 8 : pasien merasa sangat nyeri tetapi tidak sampai
menangis
(sangatmengganggu )
Wajah 10 : pasien merasa sangat nyeri sampai menangis
(tak tertahankan )

7. Cara Mengukur dengan menggunakan FLACC


Yaitu :
Pasien diukur nyerinya dengan cara mengkaji ekspresi wajah
pasien,
gerakan kaki,aktifitas pasien, menangis dan suara pasien dengan di
PROSEDUR cocokkan pada tabel dan dilakukanscoring.
- Skala FLACC :
Pengkajian 0 1 2
Wajah Tersenyum/ tak Terkadang Sering
ada ekspresi meringis /menarik menggetarkan
khusus diri dagu &meng-
atupkan rahang
Kaki Gerakan normal/ Tidak tenang/ Kaki dibuat me-
relaksasi tegang nendang/menarik
diri
Aktivitas Tidur,posisi Gerakan Melengkungkan
normal mudah menggeliat punggung/kaku/
bergerak berguling, kaku Menghentak
Menangis Tidak menangis Mengerang,mere- Menangis terus
(bangun/tidur) ngek-rengek menerus,terhisak,
menjerit
Bersuara Bersuara normal, Tenang bila dipe- Sulit utk
tenang luk,digendong ditenangkan
atau diajak bicara

RECUCITATOR/AMBU BAG

RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu alat untuk membantu pernapasan pada pasien apnoe

II. TUJUAN Untuk membantu mengembalikan fungsi pernapasan


III. RUANG LINGKUP Seluruh staf pelayanan RS.MEDISSINA Lohbener Indramayu

IV. PROSEDUR 1. Persiapan alat, bersikan pace mask


2. Letakn alat antara daerah hidung dan mulut
3. Pompa amubag sesuai dengan irama resusitasi 30 : 2
lakukan berulang ulang
V. UNIT TERKAIT 1. Rawat inap
2. UGD
3. ICU
VI. DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis pasien
INSTUBASI ENDOTHRACHEAL
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Teknik memasukkan endotracheal tube kedalam trachea
II. TUJUAN Untuk menegakan jalan nafas
III. RUANG LINGKUP Sebagai acuan teknik memasukan ET
IV. PROSEDUR 1. Siapkan set oksigen
2. Pasang infase
3. Tempatkan defibrillator disisi pasien
4. Sipakan sunction dan periksa apkah berfungsi dengan baik,
hubungkan ujung penghisap yang krluar pada sumbernya.
5. Siapkan ambu bag
6. Pasang monitor / EKG
7. Periksa alat-alat diatas apakah berfungsi dengan baik
8. Pindahkan alas kepala dan tempatkan pasien sedekat
mungkin dengan bagian atas bed resusitasi. Pasien pada
posisi sniffing, leher dalam keadaan fleksi dengan kepala
extensi. Keadaan ini dapat dicapai dengan menenmpatkan 2-
4 incin alas kepala dileher belakang bagian bawah
9. Pilih ukuran endokttacheal (ET) tube yang sesuai
10. Pilih laryngoscope yang sesuai dan periksa bola lampu,
apakah dapat menyala dengan baik
11. Siapkan ET tube, dan kembangkan manset/balongnya
apakah dapat mengembangkan simetris atau tidak
12. Basahi ET tube dengan jelly anastetik
13. Masukan stylet kedalam tube dan yakinkan bahwa stylet
tidak menonjol / keluar dari ujung ET tube
14. Pegang ET tube dengan bagian probe dan stylet pada
tempatnya laryngoscope dengan mata pisau terpasang dan
jalan napas oropharyngeal kepada pemasang intubasi
15. Observasi vatal sign, pertahankan terapi intravena
kemungkinan adanya distritmia
16. Berikan tekanan pada cricold selama into basi edetrabeal
untu melindungi regurtasi isi lambung. Temukan kartilago
eriecoid dengan menekan raba tempat dibawah kartilago
torlog.

Bagian inferi yang menonjol kearah kartilago adalah ericoid


kartilago. Berikan tekanan pada bagian anterolateral dari
kartolago tepat sebelah lateral dari garis tengah, gunakan ibu
jari dari jari telyunjuk. Pertahanakan tekanan sampai manst
edotreheal dikembangan.
17. Setelah ET tube pada tempatnya kembangkan yang minimal
18. Selama insperasi masukan dengan perlahan udara
19. Ulangi dengan pengembangan manset selama inspirasi
tambahan
20. Akhiri pengembangan manset bila kebocoran sudah berhenti
21. Lakukan penghisapan dan ventilasi
22. Untuk memeriksa posisi ET tube ventilasi dengan bag dan
lakukan asukuiting bunyi nafas
23. Fiksasi ET tube pada tempatnya dengan langkah sebagai
berikut :
- Bagi pasien dengan intubasi oral yang bergigi dengan
manset, masukan jalan nafas oralphyangeal atau batsan blo
natar gigi (jika jalan nafas oropharyngeal yang digunakan ini
harus dipendekan sehingga tidak masuk kedalam faring
posterior)
- Bagi 2 lembar plester, sebuah dengan panjang hamper 20 –
24 cm ada yang lain sekitar 14 – 16 cm (cukup untuk
mengililingi pasien dan melingkari ET tube beberapa waktu)
- Letakan plester dengan panjang 20.24 cm pada daerah yang
rata, tegakan sisinya keats dan balikan kearah plaster dengan
panjang 14,16 cm
- Letakan satu ujung plester menyilang di atas bi ir bawah
menyilang dagu kemudian ujungnya mengitar ET tube pada
titik tube masu kearah mulut
- Lakukan auskultasi bilateral
TINDAK ALNJUT
1. Pastikan bahawa ET tube telah terfikasi dengan baik dan
pasien mendapat ventilasi adequate
2. Kaji sumberoksigen atau ventilator
3. Laukakn pemeriksaan rongga dade, pertable untuk
memeriksa letak ET tube
V. UNIT TERKAIT 4. Rawat inap
5. UGD
6. ICU
VI. DOKUMEN Rekam Medis Pasien
TERKAIT
PENGGUNAAN OBAT LIVE SAVING
ADRENALIN DI UGD
RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Obat-obat yang digunakan untuk menyelamatkan pasien.
2. Obat-obat untuk keperluan resusitasi
II. TUJUAN Untuk kemudahan dalam proses pelayanan kesehatan
III. RUANG LINGKUP 1. Semua pengadaan obat life saving di UGD telah diketahui oleh
pegawai UGD
2. Ka. Ruang UGD selalu memantau penggunaan dan
ketersediaan obat life saving ini di UGD
3. Pengadaan obat life saving ini bekerjasama dengan unit terkait
dilinhkungan RS MEDISSINA Lohbener Indramayu.
IV. PROSEDUR SEDIAAN : 1mg/10 ml dalam 1ml ampul.
A. INDIKASI
1. Cardiac arrest :VF, pulselees VT , asystole, pulselees, pectrical
active, ty
2. Syntomatic bradicardia : setelah pemberian antropine atau
transcutaneus unspacing
3. Anaplikasis / reaksi aliergy yang berat (diberian bersama-sama
pemberian cairan dalam jumlah besar)
B. PERINGATAN
 Meningkatkan tekanan darah dan heart rate yang dapat
mengakibatkan : ischemia mycord, angine dan meningkatkan
kebutuhan oksigen pada otot jantung
C. DOSIS
1. Cardiae arrest
 Dosis awal : 1,0 mg TV push, dapat 3-5 mg IV push
 Alternative rigmen pada pemberian kedua :
 Intermediate : 2 – 5 mg IV push
 Escalating : 1mg, 3mg, 5mg, IV push, setiap pemberian
dengan selang 3 menit
 Dosis tinggi : 0,1 mg/kg IV setiap 3 – 5 menit
 Pemberian melalui endoctrachheal
2. Profound brodikard:
 2-10 mg/menit tambahan 1 mg dari 1/100 ke dalam 500 ml
normal saline, infuse dengan kecepatan 1-5 ml/menit
V. UNIT TERKAIT 1. Dokter UGD
2. Perawat UGD
3. Inst. Farmasi
VI. DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis Pasien

PENGGUNAAN OBAT LIFE SAVING SULFAS


ATROPIN DI UGD
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 No. Dokumen: No. Halaman:
Lohbener – Indramayu Revisi: 1 dari 1 halaman

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Obat-obat yang digunakan untuk menyelamtkan pasien.
2. Obat-obat untuk keperluan resusitasi
II. TUJUAN Untuk kemudahan dalam proses pelayanan kesehatan
III. RUANG LINGKUP 1. Semua pengadaan obat life saving di UGD telah diketahui
oleh pegawai UGD
2. Ka. Ruang UGD selalu memantau penggunaan dan
ketersediaan obat life saving ini di UGD
3. Pengadaan obat life saving ini bekerjasama dengan unit terkait
dilinhkungan RS.MEDISSINA Lohbener indramayu

IV. PROSEDUR SEDIAAN : 0,1 mg dalam 10 ml (total = )


1. INDIKASI
a. Sebagai obat pilihan pertama pada symptomatic
braddicardi
b. Sebagai obat pilihan kedua pada asystole dan brodicardi
pulseles actyviti
2. PERINGATAN
a. Gunakan dengan hati-hati pada myocardinal isehemia dan
hypoxia
b. Meningkatkan kebutuhan oksigen pada otot jantung
c. Hindari pemakaiannya
3. DOSIS
a. Asystole / pulseless electrical activity
1. IV push
2. Ulangi tiap 3-5 menit (bila asystole menetap) sampai
dosis maksimal sebesar 0,03 – 0,04 mg/kg
b. Bradikardi
 0,5 -1,0 mg IV setiap 3-5 menit esuai dengan
keperluan dosis tidak boleh melebihi 0,03-0,04
mg/kg
 Gunakan dosis interval terendah (3menit) dan dosis
tinggi 90,04 mg/kg pada posisi klinik berat
 Penggunaan melalui endotrachheal 2-3 mg
diencerkan dalam 10 normal saline
V. UNIT TERKAIT 1. Dokter UGD
2. Perawat UGD
3. Inst. Farmasi
VI. DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis Pasien

PENGGUNAAN OBAT LIFE SAVING DOPAMIN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Obat-obat yang digunakan untuk menyelamatkan pasien.
2. Obat-obat untuk keperluan resusitasi
II. TUJUAN Untuk kemudahan dalam proses pelayanan kesehatan
III. RUANG LINGKUP 1. Semua pengadaan obat life saving di UGD telah diketahui
oleh pegawai UGD
2. Ka. Ruang UGD selalu memantau penggunaan dan
ketersediaan obat life saving ini di UGD
3. Pengadaan obat life saving ini bekerjasama dengan unit
terkait dilinhkungan RS MEDISSINA
LohbenerIndramayu
IV. PROSEDUR a. Tidak dianjurkan untuk penggunaan secara rutin pada
pasien cardiae arrest
4. DOSIS
a. IV infusion
b. 1 mEq / kg IV / bolus
c. Ulangi pemberian sepuluh menit kemudian dengan
dosis separuhnya
d. Lakukan pemeriksaan bloodgas analisis untuk control
terapi bicarbonate (kalkulasi base deficit atau
onsenrasi bicarbonate)
V. UNIT TERKAIT 1. Dokter UGD
2. Perawat UGD
3. Inst. Farmasi
VI. DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis Pasien
PENGGUNAAN OBAT LIFE SAVING NATRIUM
BICARBONATE
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Obat-obat yang digunakan untuk menyelamtkan pasien.
2. Obat-obat untuk keperluan resusitasi
II. TUJUAN Untuk kemudahan dalam proses pelayanan kesehatan
III. RUANG LINGKUP 1. Semua pengadaan obat life saving di UGD telah diketahui oleh
pegawai UGD
2. Ka. Ruang UGD selalu memantau penggunaan dan
ketersediaan obat life saving ini di UGD
3. Pengadaan obat life saving ini bekerjasama dengan unit terkait
dilinhkungan RS MEDISSINA LohbenerIndramayu
IV. PROSEDUR 1. INDIKASI
Indikasi spesifik penggunaan sodium bicarbonate adalah
sebagai berikut :
Class I :
Bila diketahui adanya hyperkalemia
Class II :
a. Bila diketahui adanya bicarbonate respon asidosis (diabetic
ketoasidosis) trisiklik antidepresan overdosis : alkalinasi
arine pada overdosis aspirin
b. Resusitasi yang berkepanjangan dengan ventilasi yang
memadai : setelah sirkulasi pulih dari keadaan long arrest
interval.
Class III (membayangkan)
Pada keadaan hypoxic lactiv acidosi (misalnya : pada cardiae
arrest yang dilakukan resusitasi jantung paru tanpa dilakukan
intubasi)
2. PERINGATAN
a. Ventilasi yang adequate dan cepat buan bicarbonatic yang
mem buffect agent pada cardiacarest
V. UNIT TERKAIT 1. Dokter UGD
2. Perawat UGD
3. Inst. Farmasi
VI. DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis Pasien

PENGGUNAAN OBAT LIFE SAVING


EPINEPRIN
RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Obat-obat yang digunakan untuk menyelamtkan pasien.
2. Obat-obat untuk keperluan resusitasi
II. TUJUAN Untuk kemudahan dalam proses pelayanan kesehatan

III. RUANG LINGKUP 1. Semua pengadaan obat life saving di UGD telah diketahui oleh
pegawai UGD
2. Ka. Ruang UGD selalu memantau penggunaan dan
ketersediaan obat life saving ini di UGD
3. Pengadaan obat life saving ini bekerjasama dengan unit terkait
dilinhkungan RS MEDISSINA LohbenerIndramayu
IV. PROSEDUR SEDIAAN : 1 mg/10 ml dalam 1 ml ampul
a. INDIKASI
1. Cardiac arrest : VF, pulseless VT, asystole, pulseless, pactricl
active, ty
2. Syntomatic bradicardia : setelah pemberian antropine atau
transcutaneus unspacing
3. Anaplikasis/ reaksi alyergy yang berat (diberikan bersama-
sama pemberian cairan dalam jumlah besar)
b. PERINGATAN
Meningkatkan tekanan darah dan heart rate yang dapat
mengakibatkan : ischemia myocard, angine dan meningkatkan
kebutruhan oksigen pada otot jantung.
c. DOSIS
1. Cardiae arrest
- Dosis awal
1,0 mg TV push, dapat 3-5 menit
2. Alternative rigmen pada pemberian kedua :
- Intermediate : 2 – 5 mg IV pusn
Escalating : 1 mg, 3mg, 5 mg, IV push, setiap pemberian
selang 3 menit
V. UNIT TERKAIT 1. Dokter UGD
2. Perawat UGD
3. Inst. Farmasi
VI. DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis Pasien

SOP PEMAKAIAN HANDSCOEN


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman

RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu

STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN

II. TUJUAN
III. PROSEDUR 1. Mengambil handscoen steril dengan menggunakan tangan
dominan.
2. Menerima handscoen kiri dengan memegang bagian dalam dari
handscoen yang terlipat dari lipatannya.
3. Mengecek adanya kebocoran handscoen dengan cara membuka
hanscoen. Jika terdapat lubang atau terasa adanya udara keluar
dari hanscoen (bocor) maka handscoen dibuang. Jika tidak ada
kebocoran, letakkan handscoen kiri di tempat yang steril.
Memegang handscoen dengan tangan kiri pada bagian dalam
handscoen, masukkan jari-jari perlahan sampai semua jari pas
pada bagiannya, lalu dengan tangan kiri tetap memegang bagian
dalam handscoen ke dalam hingga handscoen terpakai dengan
sempurna.
4. Begitu juga sebaliknya pada saat memakai handscoen kiri.
Prosedur Pemakaian Handschoen Baru
1. Cuci tangan sesuai prosedur.
2. Packing steril disobek pada pada bagian tepi yang diberi
tanda sehingga lapiran kertas terbuka.
3. Menarik keluar bungkus dalam handschoen, meletakkan
bungkus dalam dalam posisi terbuka di atas meja datar.
4. Mengambil handschoen tangan kanan dengan menggunakan
tangan kiri dengan memegang bagian pergelangan
handschoen yang terlipat keluar.
5. Memasukkan tangan kanan kedalam handschoen.
6. Mengambil handschoen tangan kiri dengan menggunakan 3
jari (telunjuk, tengah dan manis) diselipkan di lipatan
handschoen (hanya menyentuh sisi luar handschoen).
7. Memasukkan tangan kiri kedalam handschoen.
8. Merapikan posisi jari dan tangan didalam handschoen.
9. Selama prosedur, tangan yang belum terpasang handschooen
hanya boleh menyentuh sisi dalam handschoen. Tangan yang
sudah memakai handschoen hanya boleh menyentuh sisi luar
handschoen.
10. Bila kidal, dapat dipasang handschoen tangan kiri lebih
dahulu.

SOP Melepas Handscoen


1. Tangan kanan menarik handscoen tangan kiri dari luar
2. Tangan kiri menarik handscoen tangan kanan dari bagian
dalam
3. Handscoen dibuang ke tempat sampah medis
IV. UNIT TERKAIT

SOP HEACTING
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Lohbener –
Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. PROSEDUR 1. Mengambil pemegang jarum beserta jarum dan benangnya


dengan tangan kanan
2. Mengambil klaim chirugis dengan tangan kiri
3. Menjepit pinggir luka dengan klaim chirugis
4. Menusukkan jarum sekitar 0,5 cm dipinggir luka
5. Jarum dilepas dari nail pouder, ujung jarum dijepit nail
pouder lalu ditarik sampai terlepas dari kulit, lalu jarum
diklaim lagi dengan nail pouder
6. Menjepit jaringan kulit disebelahnya dengan klaim chirugis
dan jarum ditusukan dari dalam luka kearah luar. ujung
jarum dijepit nail pouder lalu ditarik sampai terlepas dari
kulit
7. tarik ujung benang yang ada jarumnya dengan tangan kiri
sampai ujung benang yang satunya tersisa 3 cm dari
permukaan kulit, kemudian pegang nald pouder dengan
tangan kanan lalu benang yang panjang dililitkan pada
ujung nald pouder sampai tiga kali.
8. Jepit ujung benang yang satunya (benang yang pendek)
dengan nald pouder kemudian di tarik kearah yang
berlawanan sampai jaringan kulit yang satu bertemu
dengan jaringan kulit yang lain (tarikan tidak boleh terlalu
kencang dan terlalu longgar)
9. Ulangi cara tindakan tersebut sampai (3) tiga kali untuk
menghindari simpul tersebut terlepas

IV. UNIT TERKAIT

PROSEDUR PENATALAKSANAAN TETANUS


RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336

I. TUJUAN
II. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Oksigen
2. Suction aparatus
PENATALAKSANAAN
1. Penderita diterima di penerimaan awal
2. Penderita dibaringkan di triage untuk diseleksi dan
pemeriksaan awal
3. Penderita dibawa ke ruang kartu merah untuk pemeriksaan
lebih lanjut
4. Penderita dilakukan pemeriksaan laboratorium
5. Berikan oksigen
6. Dilakukam penghisapan lendir dengan suction
7. Pasang infus RL
8. Penderita di MRS kan
Pada dasarnya, penatalaksaannya tetanus bertujuan untuk :
9. Debridement
10. Eliminasi kuman
11. Untuk meghilangkan suasana anaerob, dengan cara
membuang jaringan yang rusak, membuang benda asing,
merawat luka / infeksi umbilicus, membersihkan liang telinga
/ mengobati otitis media
12. Antibiotika : Penicilline procaine 50.000 – 100.000 IU / kg /
hari IM, 1 – 2 kali sehari minimal selama 10 hari.
Antibiotika lain ditambahkan sesuai dengan penyulit yang
timbul.
13. Netralisasi Toksin : Toksin yang dapat dinetralisir adalah
toksin yang belum melekat di jaringan.
14. Dapat diberi TIGH 500 KI (neonatus) – 6000 KI i.m atau
ATS 5000 KI – 100.000 KI.
15. Perawatan Suportif :
Perawatan penderita tetanus harus intensif dan rasional.
16. Nutrisi dan Cairan :
16.1 Pemberian cairan IV disesuaikan jumlah dan jenisnya
dengan keadaan penderita, seperti sering kejang,
hiperpireksia dan sebagainya.
16.2 Beri nutrisi tinggi kalori, bila perlu dengan nutrisi
parenteral.
16.3 Bila sonde nasogastric telah dapat dipasang (tanpa
memperberat kejang), pemberian makanan per oral
hendaknya segera dilaksanakan.
17. Menjaga agar pernapasan tetap efisien :
17.1 Pembersihan saluran napas dari lendir.
17.2 Pemberian zat asam tambahan.
17.3 Bila perlu, lakukan tracheostomi (tetanus berat).
18. kekakuan dan mengatasi kejang :
1.1 Antikonvulsan diberikan secara titrasi, disesuaikan
dengan kebutuhan dan respons klinis.
19. Pada penderita yang cepat memburuk (serangan kejang makin
sering dan makin lama), pemberian antikonvulsan dirubah
seperti pada awal terapi, yaitu dimulai lagi dengan pemberian
bolus, dilanjutkan dengan dosis rumatan yang lebih tinggi.
20. Bila dosis maksimal telah tercapai namun kejang belum
teratasi, harus dilakukan pelumpuhan otot secara total dan
dibantu dengan pernapasan makanik (ventilator).
III. UNIT TERKAIT
SOP UP HECTING / MENGANGKAT JAHITAN
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD
OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336

I. TUJUAN

II. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT


1. Hekting set
2.Kasa steril/ plester
3.Betadine 10%
4. Bengkok
PELAKSANAAN PROSEDUR
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi
3. Mencuci tangan
4. Angkat balutan, lepas plester
5. Balutan dibuang ke bengkok
6. Observasi luka jahitan bila luka kering jahitan dibuka menggunakan
pinset cirurgis dan gunting up hekting/ lurus sambil menganjurkan
klien untuk menarik nafas dalam.
7. Benang jahitan dibuang kedalam bengkok
8. Tutup luka dengan kasa steril menggunanakan betadine
9. Lalu fiksasi dengan plester
10. Bersihkan alat
11. Mencuci tangan
III. UNIT TERKAIT
SOP ALAT KESEHATAN DI RUANG UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA 1 dari 1 halaman
LOHBENER INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD
OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. PROSEDUR 1. TENSI METER


Penggunaan :
1. Lengan baju dibuka/digulung diatas
2. Pembalut (manset) dari tensimeter dipasang pada lengan atas
dengan pipa karetnya berada disisi luar lengan . membalutnya
jangan terlalu kuat atau terlalu longgarPompa di pasangkan·
Denyut arteri brachialis diraba ,lalu stetoskop ditekankan pada
daerah tersebut
3. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka
4. Balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan
air raksa di dalam pipa gelas nai
5. Kemudian sekrup balon dibuka sehingga air raksa turun
perlahan-lahan,sambil melihat turunnya air raksa dengarkan
denyutan pertama
6. Dengarkan terus sampai terdengar denyutan terakhir disebut
tekana dyastol
7. Hasilnya dicatat seperti : 120/80 mmHg (hasil normal)
Pemeliharaan :
1. Rapikan alat-alat
2. Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air raksa ke dalam
resevoarnya. Manset dan balon disusun pada tempatnya untuk
mencegah pecahnya tabung air raksa.
3. Alat tersebut dikalibrasikan setiap 6 bulan sekali

2. STETOSCOPE
Penggunaan :
1. Pakaian dibuka keatas
2. Kaitkan alat pendengar ketelinga, lalu letakkan stethoscope
pada daerah yang akan diperiksa
Pemeliharaan :
Alat yang sudah dipakai dibersihkan dan dirapikan kembali

3. TIMBANGAN BERAT BADAN


Penggunaan :
1. Letakkan timbangan pada tempat yang datar,agak
mempengaruhi hasil
2. Pasien dipersilahkan berdiri diatas timbangan dengan tidak
memakai sepatu dan meletakkan tas,apabila dibawa
3. Setelah pasien berdiri diatas timbangan perawat mmembaca
hasil dari timbangan pasien
4. Lalu mencatatnya
Pemeliharaan :
Alat yang sudah dipakai dirapikan kembali

4. STRERILISATOR
Penggunaan :
1. Cuci dan keringkan semua alat/barang yang akan disterilkan
taruh dan atur pada setiap rak yang ada
2. Barang / alat yang tidak tahan panas taruh pada bagian atas, dan
tahan panas sebaiknya ditaruh pada bagian bawah
3. Tutup pintu sebelum sterilisator dipanaskan dan dinyalakan
4. Tekan tombol power maka lampu display menyala
5. Tekan tombol Cepper 1x untuk mengaktifkan sterilisasi bagian
atas “ultraviolet” pada display akan Nampak angka “30” yang
berarti sterilisasi akan berlangsungselama 30 menit.
6. Tekan tombol upper 2x untuk mengubah lama sterilisasi menjadi
60 menit. Tekan tombol under 1x apabila hendak melakukan
sterilisasi pada bagian bawah.
7. Tekan tombol under 2x untuk mengeringkan alat (suhu yang
dicapai hanya 500c). tekan tombol under 3x untuk melakukan
sterilisasi selama 20 menit lalu dilanjutkan dengan pengeringan.
8. Lampu indicator akan mati secara otomatis sesuai dengan setting
waktu. Sterilisasi masih berlangsung selama 20 menit sejak
lampu indicator mati maka janganlah membuka pintu dalam mas
tersebut untuk mencapai efek sterilisasi yang optimal.
9. Jika ingin mematikan seluruh fungsi sterilisasi saat mesin masih
bekerja maka cukupmenekan tombol power.

IV. UNIT TERKAIT


SOP DC Shock
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung
melalui dinding dada dengan menggunakan defibrillator
II. TUJUAN Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung
dan kelainan organic jantung lainnya
III. PROSEDUR Indikasi
1. Ventrikel fibrilasi
2. Ventrikel tachicardi
Persiapan Alat
1. Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau
Pelaksanaan
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
2. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
3. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
4. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG
tersebut untuk mencegah kekeliruan
5. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi
mulai dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan
50 joule)
6. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada
daerah mid sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan
pada daerah mid aksila
7. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar
staff yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun
bad pasien
8. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan
tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk
dengan baik.
9. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan
dengan memberi watt second yang lebih tinggi
10. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan
tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak
ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
IV. UNIT TERKAIT
SOP MENERIMA PASIEN PENURUNAN
KESADARAN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Kesadaran menurun adalah menurunnya respon pasien
terhadap rangsangan verbal dan rangsangan nyeri
II. TUJUAN Mempertahankan kelangsungan hidup pasien dan mencegah
terjadinya cacat tetap
III. PROSEDUR Indikasi
Semua pasien dengan kesadaran menurun
Persiapan Alat
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Emergency trolley
3. Set terapi oksigen
4. Set penghisap sekresi
5. EKG record
6. Blood gas kit
7. Set venaseksi
8. Folley kateter
9. Lampu senter
10. Obat-obatan/cairan infus
a.Adrenalin
b. Sulfas atropin
c.Dextrose 5 %, 10 %, 40 %
d. NaCl 0,9 %
e.Ringer lactat
f. Bicarbonat nutrikus
g. Plasma expander
h. Obat-obatan lain sesuai kebutuhan
Pelaksanaan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker,
handscoen)
2. Menidurkan dan mengatur posisi pasien sesuai kondisi
3. Menilai kesadaran pasien dengan cara :
a.Memanggil nama pasien/menanyakan keadaannya
b.Mencubit pasi

IV. UNIT TERKAIT


SOP MEMASANG MANCET PADA PASIEN
KEDARURATAN PSIKIATRI
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adalah suatu tindakan pengekangan pada kedaduratan psikiatri
II. TUJUAN 1. Membantu pasien mengontrol perilakunya
2. Pasien dapat kooperatif pada saat dilakukan pengotan.
3. Keamanan lingkungan dan petugas tidak terganggu
III. PROSEDUR Indikasi
1) Pasien agresif
2) Psikosa akut
3) Pasien gasuh gelisah
4) Pasin hiperaktif
Persiapan Alat
1. Alat pelindung diri (masker, kacamata safety,
hanscoen, scort)
2. Manmset
3. Selimut/alas tempat tidur
4. Perlak
5. Sabuk pengaman
6. Obat : Obat-obat sesaui program (obat psikotropik)
Pelaksanaan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker,
kacamata safety, handscoen, scort)
2. Mengusahakan agar pasien dapat terlentang di tempat tidur
3. Petugas I memegang tangan kanan pasien, petugas II
memengang tangan kiri pasien, petugas III memegang kaki
kanan, petugas IV memegang kaki kiri.
4. Memasang manset pada tangan dan kaki kemudian
diikatkan pada tempat tidur.
5. Memasang selimut
6. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian
obat trasquiliser sesuai program
7. Mengobservasi pemberian obat dan pengikatan
8. Mencatat seluruh tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Hindari adanya perlukaan akibat pengikatan
2) Pengikatan tidak boleh terlalu ketat atau longgar dan
periksa kembali setiap setengah jam
3) Hindari bahaya jatuh
4) Observasi emosi pasien
5) Pengikatan segera dibuka jika pasien sudah tenang
IV. UNIT TERKAIT

SOP Penanganan infark miokard


akut
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Penyakit jantung koroner yang ditandai dengan nyeri dada khas,
keringat dingin diperkuat dengan adanya gambaran ECG st elevasi

II. TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan ima dapat diselamatkan

III. PROSEDUR Indikasi


1. Nyeri dada lebih dari 20 menit
2. ST elevasi > 0,1 mv pada sekurang-kurangnya 2 sedapan usia <
70 tahun
Persiapan
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Monitoring EKG
3. Defibrilator
4. Syiring pump
5. Infuse pump
6. Oksigen
Pelaksanaan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Penderita dilayani sesuai dengan prosedur layanan unit gawat
darurat.
3. Baringkan dengan posisi semi fowler
4. Berikan oksigen 4 lt/menit
5. Pasang EKG monitor
6. Pasang infuse
7. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan enzim jantung
8. Berikan acetosal 160-325 mg/oral
9. Berikan cedocard 5 mg sub lingual
10. Berikan morphin sesuai indikasi
11. Berikan nitrogliserida 5 gamma titrasi
12. Kolaborasi dengan tim medis
13. Siapkan ICU

Hal penting yang diperhatikan :


1) Observasi keadaan umum pasien
2) Observasi tanda-tanda vital

IV. UNIT TERKAIT


SOP Penanganan open
pneumothorak
RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adalah defek yang lebar pada dinding dada yang tetap terbuka yang
menyebabkan terjadinya pneumothorak terbuka/sucking chest
wound, diamater >2/3 diameter trachea
II. TUJUAN Menghilangkan sesak nafas dan mempertahankan pasien tetap
hidup
III. PROSEDUR Indikasi
Pasien dengan open pneumothorak
Persiapan alat
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen, scort)
2. Kassa steril
3. Plastik tipis
4. Plester
5. Cairan infus
6. Infus set
Pelaksanaan tindakan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen,
scort)
2. Jaga ABC tetap stabil dan imobilisasi tulang servical
3. Tutup defek dengan kassa steril dan plastic, sampai melewati
tepi defek
4. Plester pada tiga sisi saja (flutte type valve effect)
5. Kolaborasi dengan dokter untuk memasang chest tube dan
WSD
6. Berikan oksigen 8 lt/menit
7. Berikan infuse RL 2 jalur dengan jarum yang besar
Hal penting yang perlu diperhatikan
1) Pasang monitor EKG
2) Pasang pulse oksimeter
IV. UNIT TERKAIT
SOP CEDERA KEPALA
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman

RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Lohbener –
Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya
suatu trauma
II. TUJUAN 1. Mencegah kerusakan otak sekunder
1) Mempertahankan pasien tetap hidup
III. PROSEDUR Indikasi
1) Contusio cerebri
2) Commotio cerebri
Persiapan alat
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety,
masker, handscoen, scort)
2) Neckcollar
3) Suction lengkap
4) Oksigen lengkap
5) Intubasi set
6) Long spine board
7) Infus set
8) Cairan ringer lactat hangat
9) Pulse oksimetri
10) Monitor EKG
11) Gastric tube
12) Folley chateter + urine bag
Pelaksanaan tindakan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety,
masker, handscoen, scort
2. Bersihkan jalan nafas dari kotoran (darah, secret, muntah)
dengan suction)
3. Imobilisasi C spine dengan neck collar
4. Jika tiba-tiba muntah miringkan dengan teknik “Log Roll”.
5. Letakkan pasien di atas long spine board
6. Bila pasien mengorok pasang oropharingeal airway dengan
ukuran yang sesuai oropharingeal jangan difiksasi
7. Membantu dokter pasang intubasi (jika ada indikasi)
8. Pertahankan breathing dan ventilation dengan memakai
masker oksigen dan berikan oksigen 100 % diberikan dengan
kecepatan 10-121/menit
9. Monitor circulasi dan stop perdarahan, berikan infus RL 1-2
liter bila ada tanda-tanda syok dan gangguan perfusi, hentikan
perdarahanluar dengan cara balut tekan.
10. Periksa tanda lateralisasi dan nilai Glasgow Coma Scale nya
11. Pasang foley cateter dan pipa nasogastrik bila tak ada
kontraindikasi
12. Selimuti tubuh penderita setelah diperiksa seluruh tubuhnya,
jaga jangan sampai kedinginan.
13. Persiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik / foto kepala
Hal yang perlu diperhatikan
1. Gangguan kesadaran dan perubahan kesadaran dengan skala
koma galasgow lebih kecil dari 9 yaitu E-1, M-5, V= 1-2
2. Pupil anisokor, dengan perlambatan reaksi cahaya
3. Hemifarese
4. Monitor tanda-tanda vital secara ketat

IV. UNIT TERKAIT


SOP PENANGANAN Flail Chest
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD
OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adanya bagian dari dinding dada yang kehilangan kontinuitas dengan
dinding dada sisanya (ada bagian yang melayang). Terdapat multiple
fraktur iga dengan garis fraktur lebih dari satu pada satu iga
II. TUJUAN 1) Mengurangi rasa sakit
2) Mencegah kerusakan lebih lanjut pada dinding dada
III. PROSEDUR Persiapan alat
1. Alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)
2. Oksigen lengkap
3. Intubasi set
4. Suction lengkap
5. Infus set
6. Cairan ringer lactate
7. Pulse oksimetri
Pelaksanaan tindakan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety,
masker, handscoen, scort)
2. Bersihkan jalan nafas, hisap cairan / darah dan kontrol C spine
3. Pasang intubasi
4. Berikan oksigenasi yang adekuat
5. Jamin breathing-ventilasi dengan baik
6. Infus RL, 2 jalur dengan jarum besar
7. Monitoring dengan pulse oximetry
Hal yang perlu diperhatikan
1. Hipoksia sebab kontusio paru
2. Nyeri pada pergerakan dada
IV. UNIT TERKAIT
SOP PENANGANAN TRAUMA
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU ABDOMEN
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Lohbener –
Indramayu

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


1 dari 1 halaman

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


STANDARD OPERATING Direktur RS Medissina Lohbener
PROCEDURE Indramayu

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu keadaan dimana abdomen mengalami benturan
II. TUJUAN 1) Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga
abdomen
2) Mencegah terjadinya syok
III. PROSEDUR Persiapan alat :
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata
safety, masker, handscoen, scort)
2) Oksigen lengkap
3) Gurita
4) Infus set
5) Cairan ringer lactat hangat
6) Kassa steril
Pelaksanaan tindakan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata
safety, masker, handscoen, scort)
2. Pertahankan jalan nafas tetap terbuka dan imobilisasi C
spine
3. Pasien diberikan oksigen 6 ltr/menit
4. Pasang infus ringer lactat hangat dengan jarum yang
besar
5. Pasang gurita jika terjadi perdarahan internal
6. Jika terdapat organ yang keluar tutup dengan kasa steril
yang lembab
7. Membantu dokter untuk mempersiapkan pasien untuk
dilakukan operasi
8. Monitor tanda-tanda vital pasien
Hal yang perlu diperhatikan
1) Syok hemoraghik / hipovolemik
2) Koagulopati
3) Cegah hipoglikemi
4) Asidosis
5) Cega jantung sampai hipotermi
IV. UNIT TERKAIT
SOP Perdarahan Thorak Masif
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Terkumpulnya darah secara cepat sebanyak > 1500 ml di rongga
toraks akibat trauma tajam atau tumpul yang menyebabkan
terputusnya arteri intercostalis, pembuluh darah hilus paru atau
robek parenkim paru atau jantung

II. TUJUAN 1) Mengurangi rasa sesak


2) Mempertahankan pasien tetap hidup

III. PROSEDUR Indikasi


1. Pasien dengan trauma tumpul dada
2. Perdarahan pada rongga dada
3. Luka tusuk pada dada
Persiapan alat
1. Alat pelindung diri (kacamata safety, masker, handscoen,
scort)
2. Neck coller
3. Obat anasthesia lokal
4. Syringe
5. Infus set
6. Cairan ringar lactat yang hangat
7. Chest tube
8. Botol WSD
9. Oksigen set
10. Pulse oksimeter
Pelaksanaan tindakan
1. Petugas gunakan alat pelindung diri (kaca mata safety,
masker, handscoen, scort)
2. Bersihkan jalan nafas, kontrol servical dengan pemasangan
semi rigid cervical collar
3. Berikan oksigenasi 12 lt/menit
4. Membantu dokter untuk pemasangan chest tube dan WSD
5. Monitor WSD : undulasi, jumlah darah dan bubble
6. Lakukan resusitasi cairan secara stimulan
7. Pasang infus RL hangat dengan 2 jalur lumen besar
8. Pasang pulse oximetry
9. Pasang monitor EKG
Hal yang perlu diperhatikan
1) Nilai kesadaran, nadi, pernafasan, pengisian vena capiler,
akral dan produksi urine
2) Cegah jangan sampai hipoksia
3) Adanya empisema toraks

IV. UNIT TERKAIT

SOP PEMASANGAN KATETER URINE


DI IGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
II. TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air
kencing
III. KEBIJAKAN  Perawat yang terampil
 Tersedianya alat yang lengkap
IV. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Selang kateter
2. kasa
3. Jelly
4. betadine
5. Sarungtangan
6. Urobag
7. Aquabidest
8. Spuit5cc
9. Pinset
10. Plester
11. Bengkok
12. Gunting
PELAKSAAN:
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
2. Mendekatkan peralatan disamping penderita
3. Memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan
5. Mengatur posisi pasien
PADA LAKI-LAKI
6. Mengolesi slang kateter dengan jelly
7. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak 60
derajat
8. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara
pela-pelan sampai keluar urine
PADA WANITA
9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
10. tangan kanan memasukkan ujung kateter danmendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar
11. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak
12. kembangkan balon kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
13. mengobservasi respon pasien
14. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
15. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagianatas
16. pasien dirapikan
17. alat-alat dibersihkan dan dibereskan
18. cuci tangan
19. mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan

V. UNIT TERKAIT

SOP PEMASANGAN NGT


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman

RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Direktur RS Medissina Lohbener
Lohbener – Indramayu
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE
dr. SISKA RATNASARI
NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Memasang selang kedalam mulut
II. TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan NGT untuk memasukan
nutrisi,obat dll
III. KEBIJAKAN  Perawat yang terampil
 Tersedianya alat yang lengkap
IV. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. baki dan alas
2. NGT sesuai kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no. 10-14)
3. Spuit 10-20 cc
4. Serbet makan
5. Kain alas
6. Nierbeken
7. Plester dan gunting
8. Makanan cair yang hangat sesuai kebutuhan
9. Air matang dalam tempatnya
10. Obat yang telah dicairkan (bila perlu)
11. Stetoskop
PENATALAKSAAN:
1. Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Perawat mencuci tangan.
4. Memakai sarung tangan
5. Mengukur NGT, NGT di klem kemudian oleskan gliserin / jelly
pada bagian ujung NGT.
6. Memasukan selang NGT melalui hidung secara perlahan-lahan,
jika pasien sadar anjurkan untuk menelan.
7. Jika terjadi clynosis atau tahanan, NGT segera dicabut.
8. Pastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara :
8.1 Masukkan ujung NGT kedalam air, jika tidak terdapat
gelembung maka NGT masuk ke lambung.
8.2 Masukkan udara dengan spuit 10 cc dan didengarkan pada
daerah lambung denganmenggunakan stetoskop.
9. Setelah yakin pasang plester pada hidung untuk memfiksasi NGT
10. Perhatikan jenis cairan, bau cairan yang keluar.
11. Mengobservasi keadaan umum pasien dan vital sign pada
saat dilakukan tindakan.
12. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada status pasien.
13. Setelah selesai, pasien dirapikan dan peralatan dibersihkan.
14. Perawat mencuci tangan
V. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rekam Medik

SOP BILAS LAMBUNG


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman

RS MEDISSINA LOHBENER Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


INDRAMAYU Direktur RS Medissina Lohbener
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Lohbener Indramayu
– Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE dr. SISKA RATNASARI
NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Kumbah lambung merupakan salah satu tindakan dalam
memberikan pertolongankepada pasien dengan cara
memasukkan air atau cairan tertentu dan
kemudianmengeluarkannya dengan menggunakan alat yaitu
NGT (Naso Gastric Tube) / Stomach Tubeyang dimasukkan
melalui hidung sampai ke lambung.
II. TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan NGT untuk
memasukan nutrisi,obat, dll
III. KEBIJAKAN  Perawat yang terampil
 Tersedianya alat yang lengkap
IV. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. baki dan alas
2. NGT sesuai kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no.
10-14)
3. Spuit 10-20 cc
4. Serbet makan
5. Kain alas
6. Nierbeken
7. Plester dan gunting
8. Makanan cair yang hangat sesuai kebutuhan
9. Air matang dalam tempatnya
10. Obat yang telah dicairkan (bila perlu)
11. Stetoskop

PENATALAKSAAN:
1. Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Mendekatkan ember ke bawah bad
4. Perawat mencuci tangan.
5. Memakai sarung tangan
6. Mengukur NGT, NGT di klem kemudian oleskan
jelly pada bagian ujung NGT.
7. Memasukan selang NGT melalui hidung secara
perlahan-lahan, jika pasien sadar anjurkan untuk
menelan.
8. Jika terjadi clynosis atau tahanan, NGT segera
dicabut.
9. Pastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara :
 Masukkan ujung NGT kedalam air, jika tidak
terdapat gelembung maka NGT masuk ke
lambung.
 Masukkan udara dengan spuit 10 cc dan
didengarkan pada daerah lambung
denganmenggunakan stetoskop.
10. Setelah yakin pasang plester pada hidung untuk
memfiksasi NGT
11. Pasang corong pada pangkal NGT, kemudian dimasukkan +
500 cc, kemudiandikeluarkan lagi / ditampung pada
ember.
12. Lakukan berulang kali sampai cairan yang keluar
bersih, jernih dan tidak berbau.
13. Perhatikan jenis cairan, bau cairan yang keluar.
14. Mengobservasi keadaan umum pasien dan vital sign
pada saat dilakukan tindakan.
15. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada
status pasien.
16. Setelah selesai, pasien dirapikan dan peralatan
dibersihkan.
17. Perawat mencuci tangan

V. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Rekam Medik
SOP PEMASANGAN INFUS PADA BAYI DAN
ANAK

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RS MEDISSINA 1 dari 1 halaman
LOHBENER INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Memasang slang infus melalui jalur intravena
II. TUJUAN Untuk memasukan cairan, nutrisi atau obat, dll
III. KEBIJAKAN  Perawat yang terampil
 Tersedianya alat yang lengkap
IV. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Wing needle/abocath/jarum kupu-kupu (bersayap) dengan
nomor yang sesuai
2. infus set mikro
3. cairan infus yang dibutuhkan bayi/anaK
4. kapas alkohol dalam tempatnya
5. plester dan gunting
6. spalk/bidai
7. kasa gulung
8. kasa steril dan betadine
9. TourniqueT
10. perlak dan alasnya
11. sarung tangan
12. Nierbeken
13. Standar infus
14. Baki dan alasnya

PENATALAKSAAN:
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Berikan salam, panggil nama klien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga.
5. perawat cuci tangan
6. Menggantungkan cairan infus pada standar infus
7. Membersihkan karet penutup botol cairan infus atau membuka
tutup botol cairan infus
8. Menusukkan set infus ke dalam botol cairan infus kemudian
ruang tetesan di isi setengah
9. Set/selang infus di isi cairan dan dikeluarkan udaranya
10. menentukan lokasi yang akan dipasang infus lalu memakai hand
scoon
11. melakukan pembendungan daerah yang akan di pasang infus
12. mencuci hamakan daerah/lokasi yang akan di pasang infus
kemudian menusukkan wing needlee/abokat ke dalam vena
sedalam mungkin
13. buka pembendung dan sambungkan wing needle dengan selang
infus dan pengatur tetesan dibuka
14. memperhatikan ada/tidaknya pembengkakan
15. daerah yang ditusuk diberi betadin dan ditutup dengan kasa steril
kemudian wing needle ditempelkan dengan plester
16. pasang spalk/bidai dan dibalut dengan kasa gulung. Mengatur
tetesan dalam satu menit sesuai instruksi
17. merapikan bayi/anak dan alat yang digunakan
18. mencatat tanggal, jam pemberian cairan dan macam cairan
19. mengobservasi reaksi bayi/anak
20. Bereskan alat-alat
21. Cuci tangan
22. Catat di laporan keperawatan
V. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rekam Medik
SOP INJEKSI INTRAKUTAN/INTRADERMAL

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RS MEDISSINA 1 dari 1 halaman
LOHBENER INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan memasukan obat atau dll melalui jalur
intrakutan/intradermal
II. TUJUAN Untuk memasukan vaksin, obat, dll
III. KEBIJAKAN  Perawat yang terampil
 Tersedianya alat yang lengkap
IV. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Obat atau Vaksin yang akan disuntikkan,
2. spuit,
3. sarung tangan,
4. kapas alkohol,
5. plester,
6. bengkok atau tempat sampah medis
PELAKSANAAN :
1. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Berikan salam, panggil klien/keluarga dengan namanya
4. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada keluarga
5. Gunakan sarung tangan
6. Pilih tempat tusukan yang disesuaikan dengan jenis vaksin yang
akan diberikan
7. Jaga posisi agar tidak berubah-ubah
8. Bersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
9. Buka tutup jarum
10. Tempatkan ibu jari yang tidak dominan sekitar 1 inci dibawah
tempat penusukan dan tarik kulit
11. Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan
dominan, masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 10-15
derajat
12. Jika jarum telah masuk ke bawah kulit dan terlihat, masukkan lagi
sekitar 1/8 inci kemudian masukkan vaksin perlahan-lahan dan
perhatikan adanya jendulan (jendalan harus terbentuk)
13. Cabut jarum dengan sudut yang sama saat disuntikkan
14. Jika terdapat darah, usap dengan lembut menggunakan kapas yang
lain
15. Buka sarung tangan
16. Kembalikan posisi anak
17. Buang alat-alat yang sudah tidak diperlukan ke dalam tempat
sampah medis
18. Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan (subjektif dan objektif)
19. Cuci tangan
20. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
V. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rekam Medik
SOP MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
MENGGANTI BALUTAN DI IGD

RS MEDISSINA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


LOHBENER INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Penggantian balutan untuk membantu proses penyembuhan luka
II. TUJUAN 1. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan
mati pada luka insisi.
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada
luka/insisi.
3. Membantu proses penyembuhan luka
III. PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Set ganti balut steril (pinset cirrurgis, pinset anatomis, kasa,
dan lidi kapas).
2. Kasa steril tambahan atau bantalan penutup (kalau perlu).
3. Handscoen bersih dan handscoen steril.
4. Handuk.
5. Bethadine, alkohol 70%, kapas bulat, dan lidi kapas steril.
6. Nierbeken/bengkok.
7. Korentang steril.
8. Kantong plastik tempat sampah.
9. Baki instrumen/meja dorong dan perlak / pengalas.
pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur yang akan dilakukan.
2. Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy klien.
3. Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan
pekerjaan. Mencuci tangan.
4. Menyiapkan dan mendekatkan peralatan.
5. Membuka set ganti balut.
6. . Menambahkan kasa steril dan lidi kapas steril secukupnya
kedalam set ganti balut
7. Memakai handscoen bersih.
8. Meletakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien
yang terbuka.
9. Meletakkan perlak dibawah luka.
10. Mengatur posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan
luka.
11. Membuka plester searah tumbuhnya rambut dan membuka
balutan secara hati-hati, masukkan balutan kotor kedalam
kantong plastik yang sudah disediakan.
12. Membuka handscoen bersih dan ganti dengan handscoen
steril.
13. Membersihkan sekitar luka dengan alkohol swab :
14. Membersihkan dari arah atas kebawah disetiap sisi luka
dengan arah keluar menjauh dari luka (1 alkohol swab untuk
1 kali usapan).
15. Membersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah
diikuti sisi sebelahnya dengan arah usapan menjauh dari
luka (1 alkohol swab untuk 1 kali usapan).
16. Mengolesi luka dengan bethadine mulai dari tengah luka.
17. Menutup luka dengan kasa steril, dan fiksasi dengan plester
pada pinggiran kasa pembalut.
18. Menuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan pada
plester dan tempelkan pada balutan.
19. Merapihkan klien dan membereskan alat-alat.
20. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan
IV. UNIT TERKAIT
SOP MELAKUKAN HUKNAH / ENEMA /
LAVAMENT DI IGD

RS MEDISSINA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


LOHBENER INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan cairan kedalam rectum dan kolon
melalui anus
II. TUJUAN 1. Mengurangi rasa tidak nyaman akibat distensi abdomen.
2. Merangsang peristaltik usus untuk kembali normal.
3. Mengembalikan pola eliminasi yang normal.
4. Membersihkan dan mengosongkan isi kolon untuk
pemeriksaan diagnostik atau untuk persiapan prosedur
pembedahan
III. PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Set alat huknah / enema.
2. Handuk mandi.
3. Handscoen bersih.
4. Pot.
5. Alas / perlak.
6. Vaseline / jelly.
7. Kom, air hangat, sabun, dan washlapTissue.
8. Nierbeken / bengkok.
9. Skort.
10. Plastik sampah
PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan pemberian huknah / enema
2. Mencuci tangan.
3. Memakai skort.
4. Memakai handscoen bersih.
5. Mempersiapkan cairan huknah / enema :
a. Suhu (37 C untuk anak-anak dan 40,5 – 43 C untuk
dewasa).
b. Jumlah cairan (150 – 250 ml untuk usia infant, 250 – 350 ml
untuk anak usia toddler, 300 – 500 ml untuk anak usia sekolah,
500 – 750 ml untuk anak usia adolescent, dan 750 – 1000
untuk usia dewasa).
6. Memasang perlak / alas dibawah bokong klien.
7. Menyiapkan pot pada posisi yang mudah dijangkau oleh
perawat.

8. Mengatur posisi tidur klien yang tepat :


a. Huknah Rendah : Posisi tidur miring ke kiri.
b. Huknah Tinggi : Posisi miring ke kriri, terlentang, kemudian
miring ke kanan (bila memungkinkan).
9. Menyambungkan kanul rektal dengan selang irigator (selang
masih terklem).
10. Mengolesi ujung kanul dengan vaseline / jelly sepanjang 3 – 4
inchi atau 7,5 – 10 cm.
11. Mengeluarkan udara yang terdapat dalam selang irigator
dengan cara mengeluarkan cairan sampai selang irigator bebas
udara kemudian selang irigator di klem kembali.
12. Membuka bokong klien sampai lubang anus terlihat jelas,
sambil menganjurkan klien untuk rileks dengan menarik nafas
dalam.
13. Memasukkan kanul ke dalam rektum melalui anus mengarah
ke umbilikus secara hati-hati sepanjang : infant = 2,5 – 4 cm,
anak-anak = 5 – 6,5 cm, dewasa = 7,5 – 10 cm.
14. Mengatur ketinggian irigator :
a. Huknah Rendah : 30 cm dari anus.
b. Huknah Tinggi : 30 – 45 cm dari anus.
15. Membuka klem dan mengalirkan cairan huknah / enema
kedalam kolon dengan kecepatan 75 – 100 ml/menit, smabil
menganjurkan klien untuk menahan hingga keseluruhan cairan
masuk.
16. Apabila klien mengeluh kram abdomen atau cairan keluar dari
anus, rendahkan ketinggian irigator.
17. Mengklem selang irigator setelah semua cairan masuk kedalam
kolon.
18. Meletakkan kertas tissue pada kanul kemudian cabut secara
perlahan-lahan dan masukkan kedalam plastik sampah.
19. Menganjurkan klien untuk menahan cairan tetap didalam kolon
selama 5 – 10 menit dengan posisi tetap berbaring di tempat
tidur.
20. Menjelaskan kepada klien bahwa perasaan tidak nyaman adalh
hal yang normal.
21. Bila klien merasa ada keinginan untuk defekasi, menganjurkan
klien untuk buang air besar di kamar mandi, bila tidak
memungkinkan bantu klien buang air besar di tempat tidur
dengan menggunakan pot.
22. Mengobservasi karakteristik cairan yang keluar (jumlah, warna
dan konsistensi feses).
23. Membersihkan daerah anus, bokong dan kulit disekitarnya
dengan menggunakan tissue dan washlap dan sabun, kemudian
mengeringkannya dengan handuk.
24. Mengebakan kembali pakaian dan merpihkan klien.
25. Memberikan posisi yang yang nyaman menurut klien.
26. Membereskan alat-alat.
27. Mencuci tangan.

IV. UNIT TERKAIT

SOP MELAKUKAN INHALASI DENGAN


NEBULIZER DI IGD
RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau
pemeliharaan sistem pernafasan
II. TUJUAN 1. Merelaksasi jalan nafas.
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
3. Menurunkan edema mukosa.
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan
untuk pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme akut,
produksi sekret uyang berlebihan, dan batuk yang disertai
dengan sesak nafas.
III. PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Nebulizer 1 set.
2. Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila
diperlukan.
3. Stetoskop.
4. Tissue.
5. Nierbeken/bengkok.
6. Suction (kalau perlu).
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian terapi
inhalasi nebulizer.
2. Memberikan posisi yang nyaman bagi klien; semifowler
atau duduk.
3. Mencuci tangan.
1. Memasang sampiran.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat
nebulizer).
4. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
5. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan
mengecek out flow apakah timbul uap atau embun.
6. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan
mulut (posisi) yang tepat.
7. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam,
tahan sebentar, lalu ekspirasi.
8. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-
tanda vital, dan melakukan auskultasi paru secara berkala
selama prosedur.
9. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan
batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
10. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak
meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek
samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman
(jangan sampai jatuh).
IV. UNIT TERKAIT

SOP SUCTION DI IGD


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1
halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – IndramayU

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret dari
jalan nafas. Penghisapan ini biasanya dilakukan melalui
mulut, nasofaring, atau trakea
II. TUJUAN 1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
2. Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah.

III. PROSEDUR Persiapan Alat :


1. Alat Nonsteril.
a. Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi
larutan desinfektan, misal: Lysol 2%.
b. Pinset.
c. Sarung tangan/ handscoen.
d. 2 kom kecil tertutup: 1 kom kecil tertutup berisi
aquades / NaCl 0,9% dan 1 kom kecil tertutup berisi
larutan desinfektan (savlon 1:100)
e. Tongue spatel bila perlu.
f. Kertas tissue.
g. Kantong balutan kotor.
h. Plester dan gunting.
i. 1 botol NaCl 0,9%.
j. Nierbeken / bengkok.
k. Oksigen.
2. Alat Steril.
a. Kateter penghisap (suction) steril.
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya
penghisapan lendir.
2. Menutup sampiran (kalau perlu).
3. Mencuci tangan.
4. Mengatur posisi klien.
5. Meletakkan nierbeken didekat klien.
6. Memakai handscoen bersih.
7. Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
8. Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke
dalam kom berisi aquades / NaCl 0,9%.
. Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke
dalam mulut / hidung sampai kerongkongan
9. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan
menarik dan memasukkan kateter dengan perlahan-lahan
dengan arah diputar.
Lama penghisapan ± 10 – 15 detik dalam 3 menit untuk
mencegah hypoxia.
10. Menarik kateter dan bersihkan dengan aquadest / NaCl
0,9%.
11. Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari
lender.
12. Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang
penghisap.
13. Merapihkan pasien dan kembalikan keposisi semula.
14. Merapihkan alat dan lepas sarung tangan.
15. Mencuci Tangan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. Mencatat hasil pengkajian saluran nafas sebelum dan
sesudah penghisapan, ukuran kateter yang digunakan,
lama penghisapan, rute penghisapan, toleransi klien,
tekanan mesin yang digunakan, karakteristik lendir
(jumlah, bau, warna, dan konsistensi lendir).
IV. UNIT TERKAIT
SOP MENCUCI TANGAN

RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN
II. TUJUAN
III. PROSEDUR Persiapan
Sabun/ruangan yang aman

Pelaksanaan
1. Lipat lengan baju dan lepaskan perhiasan dan jam
tangan
2. Berdiri di depan bak cuci, tangan dan seragam tidak
menyentuh bak cuci
3. Hidupkan keran
4. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh,
tangan dan lengan bawah lebih rendah daripada siku
lama mencuci
5. Oleskan sabun biasa/anti septik pada tangan dan
buatrbusa
6. Gosok selama 10-15 detik, jalin jari-jari dan godok
telapak dan punggung tangan dengan gerakan memutar
7. Bilas tangan dan pergelangan tangan secara
menyeluruh, tangan di atas dan siku di bawah
8. Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari
sampai turun ke pergelangan tangan dan lengan bawah
9. Letakkan handuk handuk dalam wadah yang telah di
sediakan
10. Hentikan aliran air
IV. UNIT TERKAIT
SOP Pemasangan EKG

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-
perubahan potensial atau perubahan voltase yang terdapat
dalam jantung.

II. TUJUAN 1. Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)


2. Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark,
hipertrophy atrial dan ventrikel)
3. Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat
jantung
4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit
5. Mengetahui adanya gangguan perikarditis

III. PROSEDUR Persiapan alat


1. Mesin EKG yang dilengkapi 2 kabel
2. Plat elektrode yaitu
3. Jelly elektrode/air
4. Kertas EKG
5. Kertas tissue
Cara menempatkan elektrode :
Pemasangan pada pergelangan tidak mutlak, bisa diperlukan
untuk dapat dipasang sampai paha kiri atau kanan
Kabel yang dihubungkan :
Merah è Lengan kanan (RA)
Kuning è Lengan kiri (LA)
Hijau è Tungkai kiri (LL)
Hitam è Tungkai kanan (RL) : ground

Elektrode dada (prekordial) terpasang


V1 : Spatium Interkostal (SIC) ke IV pinggir kanan sternum
V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum
V3 : ditengah diantara V2 dan V4
V4 : SIC ke V garis mid klavikula kiri
V5 : Sejajar V4 garis aksilaris kiri
V6 : Sejajar V5 garis mid aksilaris

PELAKSANAAN :
1. Cek alat EKG dan kelengkapannya
2. Cuci tangan
3. Mengucapkan salam
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan langkah dan prosedur
6. Menanyakan kesiapan pasien
7. Menyalakan mesin EKG
8. Baringkan pasien dengan tenang di bed, tangan dan kaki
tidak bersentuhan
9. Pastikan tidak ada alat elektronik dan logam lain yang
bersentuhan dengan badan
10. Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki
dengan kapas alkohol
11. Beri elektrode ekstremitas dengan jeli
12. Pasang empat elektrode ekstremitas dengan benar
13. Dada diberi jeli sesuai dengan lokasi elektrode V1-V6
14. Pasang elektrode prekordial dengan benar
15. Rekam setiap lead 3-4 beat (setelan otomatis)
16. Lepas elektrode
17. Bersihkan tubuh pasien
18. Beritahu pasien perekaman sudah selesai
19. Matikan mesin EKG
20. Catat nama pasien, umur, jam dan tanggal pemeriksaan
21. Bereskan alat
IV. UNIT TERKAIT
SOP MENYIAPKAN PASIEN & ALAT UNTUK
TINDAKAN INTUBASI
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Memasukkan pipa trakhea ke dalam trakhea melalui hidung/mulut

II. TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas


2. Sebagai tindakan awal untuk pemasangan ventilator
3. Mempertahankan pernafasan secara adekuat pada kegagalan
pernafasan
4. Mengurangi dead space pada patah beberapa tulang iga yang
menimbulkan “flail chest” / respirasi paradoxal

III. PROSEDUR Indikasi


a. Gagal nafas
b. Retensi sputum
c. Pemasangan ventilator
d. Pasien koma
e. Perdarahan masif di rongga mulut
Persiapan Alat
1. Laringoscope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam
keadaan siap pakai
2. Xylocain semprit dan xylocain jelly dalam tempatnya
3. FTT endotracheal tube/OT dengan berbagai ukuran
4. Magi forscep
5. Semprit dan obat premedikasi
6. Gudel dengan berbagai ukuran
7. Arteri klem
8. Cuff inflator (semprit 20 cc)
9. Stetoscope
10. Penghisap lendir lengkap dalam keadaan siap pakai
11. Air viva dan masker oksigen
12. Sarung tangan steril
13. Plester dan gunting
14. Bengkok
15. Monitor EKG
16. Alat pembuka mulut
17. Ventilator lengkap

Pelaksanaan
a. Memasang monitor EKG
b. Memberikan obat relaxan dan sedative, sesuai dengan program
c. Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi
berlangsung
d. Dokter melakukan intubasi
e. Mengisi balon pipa endotrakheal tube, sesudah dokter
melakukan intubasi.
f. Melakukan pernafasan buatan menggunakan air viva (bagging)
sebelum dan sesudah intubasi pada saat dokter melakukan
pemeriksaan auskultasi
g. Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
h. Memfiksasi ETT di pipi kiri/kanan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Letakkan punggung tangan di atas mulut untuk menilai balon
berisi udara dengan cukup
2. Kempiskan balon secara berkala, minimal tiap 4 jam selama 10
detik untuk mempertahankan sirkulasi trachea.
3. Ganti ETT, setiap satu minggu/sesuai kondisi pasien
4. Ubah letak ETT setiap penggantian fiksasi

IV. UNIT TERKAIT


SOP PEMASANGAN COLLAR NECK

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adalah memasangn alat neck collar untuk immobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal)
II. TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang serviks yang patah
2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang serviks dan spinal
cord
3. Mengurangi rasa sakit
III. PROSEDUR Indikasi
1. Pasien cedera kepala disertai dengan penurunan kesadaran
2. Adanya jejas daerah klavikula ke arah cranial
3. Biomekanika trauma yang mendukung
4. Patah tulang leher
Persiapan Alat
1. Neck collar sesuai ukuran
2. Handscoen
Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukkan
2. Petugas menggunakan masker, handscoen
3. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari mandibula ke arah temporal,
demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain
dan cara yang sama
4. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan sedikit melewati leher
5. Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
6. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respons pasien
2. Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar

IV. UNIT TERKAIT


SOP MEMASANG BIDAI / SPALK
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1
halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Memasang bidai adalah memasang alat untuk immobilisasi
(mempertahankan kedudukan tulang)
II. TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah.
2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan daerah patah tulang

III. PROSEDUR Indikasi


Patah tulang terbuka / tertutup
Persiapan Alat
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Bidan dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Verband/ mitella
Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Petugas menggunakan masker, handscoen
3. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
4. Petugas II meletakkan bidai melewati persendian
anggota gerak
5. Jumlah dan ukuran bidai yanng dipakai disesuaikan
dengan lokasi patah tulang
6. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II
mengikat bidai
7. Cara pengikatan (lihat lampiran)
8. Mengatur posisi pasien
9. Mencatat dalam catatan perawat

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Respons / keluhan pasien
2. Observasi tekanan darah, nadi pernafasan
3. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar
4. Observasi vaskularisasi darah dist

IV. UNIT TERKAIT


TINDAKAN
KEPERAWATAN
IGD
MENGHITUNG DENYUT NADI

RS MEDISSINA No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


LOHBENER INDRAMAYU RSMED/SPO/PRW/053 A 1/2
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIP : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menghitung jumlah denyut nadi pasien yang
dilakukan dalam 1 menit
Pemeriksaan nadi dapat dilakukan melalui :
- Arteri radialis pada pergelangan tangan
- Arteri brachialis pada siku bagian dalam
- Arteri temporalis pada pelipis
- Arteri carotis pada leher
- Arteri femoralis pada lipat paha
- Arteri dorsalis pedis pada kaki
- Arteri frontalis pada ubun-ubun ( bayi )
II. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
menghitung denyut nadi
III. KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RSMED No 032/ DIR / SK / X / 2017
tentang Kebijakan Pelayanan Umum RSMED
2. Keputusan Direktur Utama RSMED No 025 / DIR / SK / VI / 2018
tentang Kebijakan Akses dan Kontinuitas pelayanan di RS
Medissina
3. Keputusan Direktur Utama RSMED No 056 / DIR / SK / XII /
2018 tentang Penerapan Asuhan Keperawatan di RS Medissina
IV. PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Jam tangan dalam satuan detik
2. Buku catatan
3. Stetoskop k/p
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien duduk atau terlentang
C. PERSIAPAN PETUGAS
Menggunakan APD yang terdiri dari :
1. Sarung tangan k/p
2. Masker k/p
D. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta
menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
1. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
2. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
3. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
4. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
5. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
6. Perawat menempatkan pasien pada posisi yang nyaman
7. Perawat melakukan palpasi arteri dengan 3 jari (jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis)
8. Perawat menghitung nadi selama 1 menit, mengkaji frekuensi,
irama, volume dan elastisitas vena
9. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang
sampah sesuai dengan prosedur
10. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan
selesai dilakukan dan mohon undur diri
11. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
12. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
13. Perawat mendokumentasikan hasil jumlah denyut nadi pasien
pada lembar grafik
V. UNIT TERKAIT
MENGUKUR PERNAFASAN

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


RSMED/SPO/PRW/054 A 1/2
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIP : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengukur jumlah pernafasan pasien yang
dilakukan dalam 1 menit(1inspirasi diikuti ekspirasi)
II. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
mengukur pernafasan
III. KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RSMED No 032/ DIR / SK / X / 2017
tentang Kebijakan Pelayanan Umum RSMED
2. putusan Direktur Utama RSMED No 025 / DIR / SK / VI / 2018
tentang Kebijakan Akses dan Kontinuitas pelayanan di RS
Medissina
3. Keputusan Direktur Utama RSMED No 056 / DIR / SK / XII /
2018 tentang Penerapan Asuhan Keperawatan di RS Medissina
IV. PROSEDUR E. PERSIAPAN ALAT
1. Jam tangan dalam satuan detik
2. Buku catatan
3. Stetoskop k/p
F. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien duduk atau terlentang
G. PERSIAPAN PETUGAS
1. Masker k/p
H. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
serta menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan
prosedur.
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan
prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat meletakkan lengan pasien pada posisi yang rileks
menyilang di abdomen atau dada
8. Perawat mengamati irama, kedalaman dan bunyi nafas
9. Perawat menghitung siklus pernafasan secara utuh satu kali
inspirasi dan satu kali ekspirasi selama 1 menit penuh
10. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang
sampah sesuai dengan prosedur
11. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa
tindakan selesai dilakukan dan mohon undur diri
12. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
13. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
14. Perawat mencatat di buku catatan vital sign pasien
15. Perawat mendokumentasikan hasil jumlah pernafasan
pasien pada lembar grafik

V. UNIT TERKAIT
MENGUKUR TEKANAN DARAH

RS MEDISSINA No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


LOHBENER INDRAMAYU RSMED/SPO/PRW/058 A 1/3
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIP : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan untuk memeriksa tekanan darah pasien dengan
menggunakan alat tensimeter.
II. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
tindakan mengukur tekanan darah.
III. KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RSMED No 032/ DIR / SK / X /
2017 tentang Kebijakan Pelayanan Umum RSMED
2. Keputusan Direktur Utama RSMED No 025 / DIR / SK / VI /
2018 tentang Kebijakan Akses dan Kontinuitas pelayanan di RS
Medissina
3. Keputusan Direktur Utama RSMED No 056 / DIR / SK / XII /
2018 tentang Penerapan Asuhan Keperawatan di RS Medissina
IV. PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Buku catatan
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien duduk atau terlentang
C. PERSIAPAN PETUGAS
1. Menggunakan APD yang terdiri dari :
2. Sarung tangan k/p
D. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarga serta menjelaskan mengenai prosedur yang
akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan
kepada pasien/keluarganya
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang
tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan
prosedur
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan
prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat menempatkan pasien pada posisi yang nyaman
8. Perawat menentukan lokasi yang terbaik untuk
pengukuran tekanan darah
9. Perawat menghindari pemasangan manset jika ada :
infuse, shunt arteriovena, post mastektomi, tertutup gips
atau balutan
10. Perawat memberi posisi pada pasien senyaman
mungkin
11. Perawat membuka pakaian di bagian lengan atas dan
posisi telapak tangan menghadap ke atas
12. Perawat melakukan palpasi arteri brachialis
13. Perawat memasang 2,5 cm diatas arteri brachialis dan
meletakkan pipa manset pada area diatas arteri
brachialis
14. Perawat memposisikan manometer harus vertical dan
sejajar dengan garis mata jika menggunakan manometer
air raksa
15. Perawat memasang earpieces stetoskop di telinga dan
memastikan suaranya jelas
16. Perawat menentukan arteri brachialis dan meletakkan
bell atau diafragma stetoskop pada arteri brachialis
17. Perawat mengunci katub balon manset
18. Perawat melakukan palpasi arteri radialis dengan tangan
yang non dominan sementara tangan yang lain
memompa manset sampai arteri radialis tidak teraba
kemudian tambahkan 20-30 mmHg kemudian
pindahkan tangan non dominan ke bell/diafragma
stetoskop
19. Perawat membuka kunci katub manset perlahan-lahan
dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik
20. Perawat memperhatikan menurunnya air raksa dan
mendengarkan dengarkan bunyi denyutan pertama dan
terakhir.
21. Perawat mengkempiskan manset secara cepat dan
sempurna kemudian buka manset, kecuali jika
pengukuran akan diulang kembali, tunggu selama 30
detik
22. Perawat membantu posisi pasien kembali pada posiisi
yang nyaman
23. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan
membuang sampah sesuai dengan prosedur
24. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa
tindakan selesai dilakukan dan mohon undur diri
25. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
26. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
27. Perawat melakukan pencatatan hasil tekanan darah di
buku catatan
28. Perawat mendokumentasikan hasil tekanan darah pada
lembar grafik

V. UNIT TERKAIT
MENGUKUR SUHU TUBUH PER AXILLA

RS MEDISSINA No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


LOHBENER INDRAMAYU RSMED/SPO/PRW/055 A 1/2
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu

STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIP : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh seseorang dengan
menggunakan alat termometer melalui aksila
II. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
tindakan mengukur suhu tubuh per aksila
III. KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RSMED No 032/ DIR / SK / X /
2017 tentang Kebijakan Pelayanan Umum RSMED
2. Keputusan Direktur Utama RSMED No 025 / DIR / SK / VI /
2018 tentang Kebijakan Akses dan Kontinuitas pelayanan di
RS Medissina
3. Keputusan Direktur Utama RSMED No 056 / DIR / SK / XII /
2018 tentang Penerapan Asuhan Keperawatan di RS Medissina
IV. PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Termometer bersih dalam tempatnya
2. Tissue
3. Bengkok
4. Buku Catatan dan alat tulis
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien dengan duduk atau berbaring
C. PERSIAPAN PETUGAS
Menggunakan APD yang terdiri dari :
1. Sarung tangan k/p
D. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
serta menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
PROSEDUR 3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang
tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan
prosedur
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan
prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat menurunkan air raksa thermometer dibawah 35
derajad dengan cara diayunkan
8. Perawat mengeringkan ketiak dengan tissue
9. Perawat meletakkan thermometer di bagian tengan axilla
dan silangkan lengan pasien di dada
10. Perawat mendiamkan thermometer selama 6-10 menit
11. Perawat mengangkat termometer dan membersihkan
dengan tissu dengan gerakan rotasimulai dari arah pangkal
ke ujung.
12. Perawat membaca thermometer dan sejajar dengan mata
13. Perawat mencuci dan membilas thermometer di air yang
mengalir dan menggunakan sabun lalu dikembalikan ke
tempat penyimpanan
14. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan
membuang sampah sesuai dengan prosedur
15. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa
tindakan selesai dilakukan dan mohon undur diri
16. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
17. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
18. Perawat mencatat di buku catatan vital sign pasien
19. Perawat mendokumentasikan hasil suhu tubuh pasien pada
lembar grafik

V. UNIT TERKAIT

MENGUKUR SUHU TUBUH PER ORAL

RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 RSMED/SPO/PRW/056 A 1/2
Lohbener – Indramayu

STANDAR Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:


OPERATING Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu
PROCEDURE
dr. SISKA RATNASARI
NIP : DR0000336
I. PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan
alat termometer melalui oral
II. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
mengukur suhu tubuh peroral
III. KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RSMED No 032/ DIR / SK / X / 2017
tentang Kebijakan Pelayanan Umum RSMED
2. Keputusan Direktur Utama RSMED No 025 / DIR / SK / VI / 2018
tentang Kebijakan Akses dan Kontinuitas pelayanan di RS Medissina
3. Keputusan Direktur Utama RSMED No 056 / DIR / SK / XII / 2018
tentang Penerapan Asuhan Keperawatan di RS Medissina
IV. PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Termometer pada tempatnya
2. Tissue
3. Bengkok
4. Buku catatan dan alat tulis
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien dengan duduk atau berbaring
C. PERSIAPAN PETUGAS
1. APD (Sarung tangan disposibel 1 pasang)
D. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta
menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat memberi posisi yang nyaman
8. Perawat menurunkan air raksa thermometer di bawah 35
derajad celcius dengan cara diayunkan
9. Perawat menganjurkan pasien untuk membuka mulut dan
meletakkan thermometer di bawah lidah
10. Perawat menganjurkan pasien untuk mengatupkan bibir,
menghindari thermometer jangan sampai tergigit
11. Perawat membiarkan thermometer selama 3-5 menit
12. Perawat mengangkat thermometer dan membersihkan dengan
tissue dengan gerakan rotasi mulai dari arah pangkal ke ujung1
14. Perawat mencuci dan membilas thermometer dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun lalu mengembalikan ke
tempat penyimpanan
15. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang
sampah sesuai dengan prosedur
16. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan
selesai dilakukan dan mohon undur diri
17. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
18. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
19. Perawat mencatat di buku catatan vital sign pasien
20. Perawat mendokumentasikan suhu tubuh pasien pada lembar
grafi

V. UNIT TERKAIT
MENGUKUR SUHU TUBUH PER REKTAL

RS MEDISSINA
LOHBENER No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU RSMED/SPO/PRW/057 A 1/2
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu
STANDAR
OPERATING
PROCEDURE
dr. SISKA RATNASARI
NIP : DR0000336
Suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan
I. PENGERTIAN
alat termometer melalui rectal /anus pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
II. TUJUAN
mengukur suhu tubuh per rectal
1. Keputusan Direktur Utama RSMED No 032/ DIR / SK / X / 2017
tentang Kebijakan Pelayanan Umum RSMED
2. Keputusan Direktur Utama RSMED No 025 / DIR / SK / VI / 2018
III. KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Akses dan Kontinuitas pelayanan di RS Medissina
3. Keputusan Direktur Utama RSMED No 056 / DIR / SK / XII / 2018
tentang Penerapan Asuhan Keperawatan di RS Medissina
IV. PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Termometer (sesuaikan dengan lokasi pengukuran)
2. Tissue
3. Bengkok
4. Buku catatan dan alat tulis
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien (sim dengan posisi kaki bagian atas flexi)
C. PERSIAPAN PETUGAS
1. APD (Sarung tangan disposibel)
D. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta
menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat menurunkan air raksa thermometer di bawah 35 derajad
Celsius dengan cara diayunkan
8. Perawat memberi posisi yang nyaman
9. Perawat memberi pelumas pada ujung thermometer dengan
menggunakan tissue, 2,5 cm pada dewasa dan 1,2 cm pada anak-
anak, jika dirasakan ada tahanan saat memasukka thermometer
10. Perawat membuka bokong pasien dengan tangan yang tidak
dominan
11. Perawat menahan termometer selama 2-3 menit
12. Perawat mengangkat termometer, mengusap satu kali dengan
tissue dari arah pangkal keujung dengan gerakan memutar
13. Perawat membaca thermometer sejajar dengan mata kemudian
diletakkan di atas bengkok
14. Perawat membersihkan anus dari pelumas dan kotoran dengan
tissue
15. Perawat membantu pasien pada posisi yang nyaman
16. Perawat mencuci thermometer dengan menggunakan sabun
dengan air mengalir
17. Perawat mengeringkan dan meletakkan thermometer pada
tempatnya
18. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang
sampah sesuai dengan prosedur
19. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan
selesai dilakukan dan mohon undur diri
20. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
21. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
22. Perawat melakukan pencatatan pada buku catatan
23. Perawat mendokumentasikan tindakan pada lembar grafik
vital sign
V. UNIT TERKAIT

PETUGAS MEDIS
KEWENANGAN & TANGGUNGJAWAB DOKTER
JAGA UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Dokter jaga UGD adalah dokter yang bertugas melakukan pelayanan profesi
kedokteran terhadap pasien yang datang di UGD
II. TUJUAN Terlaksananya pelayanan medis kepada pasien gawat darurat yang datang ke
UGD RS MEDISSINA Lohbener indramayu

III. RUANG LINGKUP Dokter jaga UGD adalah Dokter umum yang telah mengikuti dan memiliki
sertifikat ACLS, ATLS atau pelatihan kegawatdaruratan yang dilaksanakan
oleh Rumah sakit

IV. PROSEDUR TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DOKTER JAGA UGD


1. Dokter jaga UGD bertanggung jawab kepada karumkit melalui kepala
UGD dan komite medik
2. Melakukan serah terima pasien UGD dan laporan diagnosa dari dokter
jaga UGD lama kepada dokter jaga UGD baru
3. Melakukan pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis dan observasi
terhadap semua pasien UGD baik yang true emergency maupun yang
false emergency
4. Melakukan konsultasi kepada dokter spesialis untuk penatalaksanaan
pasien lebih lanjut.
5. Dalam keadaan tertentu (bencana,KLB) dokter jaga UGD memimpin
untuk penangganan pasien dan kewajiban melaporkan kepada karumkit
elalui kepala UGD dan komite medik.
6. Dokter jaga UGD menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
dokter jaga ruangan perawat kontrol.
7. Dokter jaga UGD harus menjalankan tugas dengan penuh rasa
tanggungjawab
HAK DOKTER JAGA UGD
1. Dokter jaga UGD berhak mendapatkan libur setelah melaksanakan tugas
jaga baik pada hari kerja maupun libur, kecuali dokter pengganti atas
kemauan sendiri.
2. Dokter jaga UGD berhak untuk mengikuti pelatihan kegawatdaruratan
secara berkelanjutan
3. Dokter jaga UGD berhak menggunakan telepon dinas yang ada untuk
keperluan konsuktasi.

V. UNIT TERKAIT Dokter jaga UGD


VI. DOKUMEN
TERKAIT

KEWENANGAN & TANGGUNGJAWAB DOKTER


JAGA UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Dokter jaga UGD adalah dokter yang bertugas melakukan pelayanan
profesi kedokteran terhadap pasien yang datang di UGD
II. TUJUAN Terlaksananya pelayanan medis kepada pasien gawat darurat yang
datang ke UGD RS MEDISSINA Lohbener indramayu
III. RUANG Dokter jaga UGD adalah Dokter umum yang telah mengikuti dan
LINGKUP memiliki sertifikat ACLS, ATLS atau pelatihan kegawatdaruratan
yang dilaksanakan oleh Rumah sakit

IV. PROSEDUR TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DOKTER JAGA UGD


8. Dokter jaga UGD bertanggung jawab kepada karumkit melalui
kepala UGD dan komite medik
9. Melakukan serah terima pasien UGD dan laporan diagnosa dari
dokter jaga UGD lama kepada dokter jaga UGD baru
10. Melakukan pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis dan
observasi terhadap semua pasien UGD baik yang true emergency
maupun yang false emergency
11. Melakukan konsultasi kepada dokter spesialis untuk
penatalaksanaan pasien lebih lanjut.
12. Dalam keadaan tertentu (bencana,KLB) dokter jaga UGD
memimpin untuk penangganan pasien dan kewajiban melaporkan
kepada karumkit elalui kepala UGD dan komite medik.
13. Dokter jaga UGD menjalin hubungan kerjasama yang baik
dengan dokter jaga ruangan perawat kontrol.
14. Dokter jaga UGD harus menjalankan tugas dengan penuh
rasa tanggungjawab
HAK DOKTER JAGA UGD
4. Dokter jaga UGD berhak mendapatkan libur setelah
melaksanakan tugas jaga baik pada hari kerja maupun libur,
kecuali dokter pengganti atas kemauan sendiri.
5. Dokter jaga UGD berhak untuk mengikuti pelatihan
kegawatdaruratan secara berkelanjutan
6. Dokter jaga UGD berhak menggunakan telepon dinas yang ada
untuk keperluan konsuktasi.
V. UNIT TERKAIT Dokter jaga UGD
VI. DOKUMEN
TERKAIT

KEWENANGAN DOKTER JAGA UGD DALAM


TINDAKAN MEDIS PADA PASIEN GAWAT
DARURAT DI UGD
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Lohbener – Indramayu 1 dari 1 halaman

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
VII. PENGERTIAN Kewenangan dokter jaga UGD dalam tindakan medis pada pasien
gawat darurat adalah segera usaha yang boleh dilakukkan oleh dokter
jaga UGD dalam usaha penyelamatkan pasien kecacatan dan kematian.
VIII. TUJUAN 3. Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah,
terpadu bagi anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat
darurat. Sehingga terhindar dari kematian, kecacatan dan mampu
merujuk pasien dengan benar.
4. Upaya pelayanan kesehatan pada pasien gawat darurat pada
dasarnya mencakup suatu rangkaain kegiatan yang harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah
kematian atau cacat yang mungkin terjadi
IX. RUANG Cakupan pelayanan kesehatan yang harus dapat di tangani dan di
LINGKUP kembangkan meliputi :
7. Penanggulangan pasien di tempat kejadian
8. Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian
kesarana kesehatan yang lebih memadai.
9. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang
kegiatan penanggulangan pasien gawat darurat.
10. Upaya rujukan ilmu pengetahuan pasien dan tenaga ahli.
11. Upaya penanggulanganan pasien gawat darurat ditempat
rujukan (Instalasi gawat darurat dan ICU)
12. Upaya pembiayaan pasien gawat darurat. Dengan memahami
bahwa penanggulangan baik aspek medik maupun non medik
dan keadaan gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan
saja dan dimana saja maka agar upaya penanggulangan pasien
gawat darurat tersebut dapat teraarah dan terpadu perlu
dilakukan dengan cara pendekatan sistem penanganan pasien
gawat darurat dapat dikembangkan seoptimal mungkin.
X. PROSEDUR Komponen sistem penanggulangan pasien Gawat Darurat
3. Tenaga medis (dokter Umum)
Disamping pengetahuan medis yang telah dikuasai dokter
umum perlu mendapat pengetahuan dan keterampilan
tambahan agar mampu menanggulangi penderita gawat
darurat.

Kemampuan yang haus dimiliki :


3.1 untuk sistem pernapasan mengenal adanya jalan nafas,
membebaskan jalan nafas.
 Intubasi endotrakheal
 Melakukan trisothriroidectomi
 Melakukan CPR (ABCD) dan memberikan obat
yang sesuai dengan kondisi pasien.
3.2 Untuk sistem sirkulasi
Mengenal dan mampu mendiagnosis aritmia jantung,
memberikan pertolongan pada aritmia jantung, mengenal
infark jantung
Memberikan pertolongan pada infark miokard dengan DC,
membuat dan membaca EKG, menanggulangi renjatan
kejang.
1.3. untuk sistem vasikuler
Menghentikan pendarahan, memberikan transfuse dan
cairan elektrolit, memasang /membaca dan merawat CVP
1.4. Sistem Saraf
1.4.1 Menegakkan diagnosa deferensial pasien koma dan
pasien dengan kelainan darurat sistem saraf pusat.
1.4.2 Mengetahui pemeriksaan yang diperlukan pada
keadaan koma, keadaan darurat SSP
1.4.3 Dapat menanggulangi pasien sesuai dengan acuan
ATLS dan ACLS.
1.5 Untuk Sistem Imunologi
1.5.1 menggulangi alergi obat
1.5.2 Menanggulangi keadaan renjatan / syok anafilaktik
1.6 Untuk Sistem Kulit
1.6.1 Mengenal berbagai jenis luka dan kelainan kulit
1.6.2 Mampu menanggulangi bergabagi perlukaan
1.7 untuk sistem gastrointestinal
1.7.1 mendiagnosa terjadinya akut abdomen
1.7.2 Menanggulangi akut abdomen sesuai dengan tatanan
ATLS
1.7.3 Memasang NGT.
1.8 Untuk sistem skeletal
1.8.1 mengenal dan mendiagnosis patah tulang
1.8.2 Memasang bidai
1.8.3 mengetahui cara penggangkutan pasien dengan fraktur
1.8.4 merawat pasien konservatif
1.9 Untuk Sistem Reproduksi
1.9.1 Mengenal kelainan darurat obtetric/ginekologi
1.9.2 Memberikan pertolongan pertama dan pengobatan
pada keadaan darurat obtetric/ginekologi.
1.10 Mengenal dan dapat mendiagnosis adanya gagal hati,
gagal ginjal, gagal pankreas dan mampu
menanggulangi koma.
1.11 Untuk Farmakologi
1.11.1 Mengenal keadaan penyalagunaan
obat/keracunan/gigtan binatang
1.11.2 Memberikan pertolongan pertama pada
penyalahgunaan obat/keracunan/gigitan binatang.
1.12 Untuk Organisasi
1.12.1 Mengetahui sistem penanggulangan penderita gawat
darurat sehari-hari
1.12.2 Mengetahui sistem penanggulangan korban
bencana.
4. Tenaga Perawat:
Disamping pengetahuan dasar keperawatan yang telah dimiliki
oleh perawat, mereka harus memperoleh pengetahuan dalam
penanggulangan penderita gawat darurat baik karena trauma
maupun non trauma yang meliputi PPGD, BTCLS, ACLS,
termasuk PHTLS dan PHCLS. Tindakan keperawatan
dependent, kolaborasi dan pelimpahan wewenang yang harus
dpat dilakukan oleh seorang perawat gawat darurat di UGD
Rumkit RS MEDISSINA LohbenerIndramayu adalah sebagai
berikut:
4.1 Untuk sistem pernafasan
4.1.1 Mengenal adanya sumbatan jalan nafas,
memasang OPA dan NPA
4.1.2 Memberikan oksigen kanula, bikanula, masker
sederhana, masker venture.
4.1.3 Mmbebaskan jalan nafas dengan memberikan
posisi suction sampai denga intubasi
4.1.4 Mempersiapkan peralatan untuk tracheostomy dan
mempersiapkan alat untuk pemasangan WSD serta
mepersiapkan gas darah
4.1.5 Memberikan nafas buatan
4.1.5.1 Dengan resucitator manual dan otomatik
4.1.5.2 Dengan menggunakan air viva
4.2 Untuk sistem sirkulasi (jantung)
4.2.1 Melakukan pengecekan tanda-tanda vital manual
dan dengan alat
4.2.2 Mengenal aritmia jantung, syok, infark jantung
4.2.3 Memberikan pertolongan pertama pada aritmian,
infark jantung.
4.2.4 Membuat rekaman jantung (EKG)
4.2.5 Melakukan CPR
4.3 Untuk sistem vaskuler
4.3.1 memghentikan perdarahan
4.3.2 memasang infuse/tranfuseh
4.3.3 merawat infuse
4.3.4 mempersiapkan pemasangan CVP
4.4 untuk sistem saraf
4.4.1 Mengenal adanya penurunan kesadaran dan
adanya gangguan neurology, koma dan memberi
pertolongan pertama

4.4.2 Memberikan pertologan pertama pada trauma


kepala
4.4.3 Mengenal adanya stroke
4.5 Untuk sistem Imunologi
4.5.1 Mengenal rejatan/syok anafilaksis
4.5.2 Memberikan pertolongan pada syok
4.5.3 Untuk sistem gastroinestinal
4.5.4 Mampu mengkaji adanya permasalahan pada
sistem gastrointestinal
4.5.5 Mampu merawat dan mempersiapkan operasi pada
penderita dengan akut abdomen.
4.6 Untuk sistem skeletal
4.6.1 Mengkaji adanya patah tulang
4.6.2 Memasang bidai leher dan ekstremitas
4.6.3 Mempersiapkan tindakan operasi
4.6.4 Memobilisasi dan mentransfortasi penderita
dengan patah tulang ekstremitas, tulang punggung
dan leher.
4.7 Untuk sistem kulit
4.7.1 Memberikan pertolongan pertama pada luka
4.7.2 Memberikan pertolongan pada luka bakar
4.8 Untuk sistem reproduksi
4.8.1 Mampu melayani persalinan
4.8.2 Memberikan asuhan keperawatan pada keadaan
darurat obstetric gynekologi
4.9 Farmakologi/Toksikologi
4.9.1 Mampu memberikan pertolongan pada keracunan
4.9.2 Mampu memberikan pertolongan pada penyalah
gunaan obat
4.10 Untuk organisasi dalam keadaan bencana masal
4.10.1Mengetahui sistem penanggulangan penderita gawat
darurat sehari-hari
4.10.2Mengetahui penanggulangan korban bencana di RS
dan luar RS
XI. UNIT TERKAIT Dokter
Perawat IGD
Komite Medik
XII. DOKUMEN Status Pasien
TERKAIT
KEWENANGAN & TANGGUNGJAWAB DOKTER
KONSULEN DI UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
STANDARD OPERATING Indramayu
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Dokter konsulen adalah dokter spesialis yang ada di RS
MEDISSINA LohbenerIndramayu
2. Dokter yang jaga konsulen adalah dokter konsulen yang jaga pada
jam kerja dan diluar jam kerja serta diatur oleh koordinator SMF
masing-masing.

II. TUJUAN Membantu dokter jaga UGD dalam melayani pasien-pasien yang
memerlukan pelayanan spesialis
III. RUANG LINGKUP 1. Dalam meningkatkan mutu pelayanan di UGD berhak dan
berkewajiban untuk mengkonsultasikan pasien yang memeperlukan
pelayanan spesialis
2. Tugas kerja konsulen dibuat oleh masing-masing koordinator SMF
yang disahkan sprin karumkit.
IV. PROSEDUR 1. Tata Cara Konsul
1.1 didalam jam kerja
konsulen dikontak lewat telepon, SMS, dokter atau perawat
dengan membawa status menemui dokter konsulen.
1.2 Diluar jam kerja
1.2.1 Konsul melalui telepon, SMS, Wa oelh dokter jaga
(daftar telepon terlampir)
1.2.2 Konsul melalui SMS isi beritanya ditulis oleh dokter isi
menjelaskan secara singkat mengenai keadaan umum
pasien, pemeriksaan penunjang dan hasilnya yang telah
dilakukan, serta terapi dan tindakan medik emergency
yang telah dilakukan.
Contoh : pasien laki/perempuan, umur, keadaan umum,
dengan kemungkinan diagnosa, sementara telah
dilakukan pemeriksaan......dengan hasil.......dan telah
diberikan terapi, mohon penatalaksanaan selanjutny.
Bila dalam keadaan kapasitas pasien UGD banyak dan dokter jaga
harus menangani pasien lain yang emergency maka SMS bisa dilakukan
oleh perawat senior dengan seijin dokter jaga.
Kalau 15-30 menit belum ada jawaban SMS diulang.
Jam konsul dan hasil konsul supaya di tulis di status pasien.
2. Konsulen berkewajiban untuk emberikan jawaban konsultasi dari
UGD baik tertulis maupun lewat SMS, fax adan telepon.
3. Bila pasien memerlukan tindakan medik intensif lebih lanjut dan
diluar kemampuan atau kesanggupan dan berwenang dokter jaga
UGD maka konsulen jaga terkait wajib untuk hadir atau datang ke
UGD
4. Bila dokter konsulen tidak dapat dihubungi atau berhalangan maka
konsulen bersangkutan harus melakukan tuker jaga dengan
konsulen lain serta memberitahukan kepada kepala UGD
5. Pelanggaran terhadap aturan0aturan diatas dievaluasi oleh kepala
UGD dalam bentuk laporan evaluasi bulanan yang disampaikan
kepada ka.sie keperawatan dengan tembusan karumkit
6. Bila pasien yang dikonsulkn adalah pasien umum maka konsululen
akan mendapat jasa konsul sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
karumkit RS MEDISSINA Lohbener Indramayu
V. UNIT TERKAIT Perawat UGD, Dokter Jaga, Dokter Konsulen

VI. DOKUMEN Status pasien


TERKAIT
KEWENANGAN & TAGGUNGJAWAB PERAWAT
KEPALA UNIT GAWAT DARURAT
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. NAMA JABATAN Perawat kepala Unit Gawat Darurat
II. PENGERTIAN Seorang tenaga profesional yang bertanggung jawab dan berwenag
dalam mengelola pelayanan keperawatan diruang UGD
III. PERSYARATAN 1. Sehat jasmani dan rohani
2. Pendidikan DIII keperawatan atau lulusan SPK ditambah
pengalaman kerja minimal 5 tahun
3. Memiliki sertifikat manajemen keperawatan
4. Memiliki sertifikat pelatihan kegawat daruratan
5. Mempunyai pengalaman kerja di ruang UGD
6. Memiliki kemampuan memimpin
7. Mau dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan
perkembangan IPTEK
IV. TANGGUNG JAWAB Secara operasional bertanggung jawb kepada kepala instalasi
V. PROSEDUR TUGAS 1. Melaksanakan fungsi perencaaan
2. Menetukan macam, mutu dan jumlah pegawai yang dibutuhkan
diruang UGD
3. Bersama staff menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di
ruang UGD
4. Membagi tugas harian dengan memperlihatkaHn jumlah dan
tingkat kemampuan tenaga perawat
5. Menyusun dan mengusulkan program pengembangan staff
dengan penddikan
6. Berperan aktif menyusun prosedur atau tata kerja diruang UGD
7. Membuat dan menyusun program dan orientasi bagi pegawai
baru
8. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah
sakit
9. Melaksanakan peraturan penggerakan dan pelaksaan
10. Memantau seluruh staff dalam penerapan dan pelaksaan
peraturan /etika yang berlaku diruang UGD
11. Mengatur pelayanan keperawatan dengan kebutuhan dan
kemampuan tenaga
12. Membuat jadwal kegiatan pelatihan
13. Mengatur pemanfaatan sumber daya secara tepat guna dan hasil
guna
14. Melaksanankan fungsi pengawasan , pengendalian dan penilaian
15. Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai
16. Mengawasi , mempertahankan dan mengatur alat –alat agar
selalu siap pakai dan tepat guna
17. Mengawasi pelaksaan inventarisasi secara periodik
18. Mengawasi kinerja perawat
VI. UNIT TERKAIT

KEWENANGAN & TANGGUNG JAWAB WAKIL


KEPALA RUANGAN UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. WEWENANG 1. Engganti Ka Ruangan dan clinical instruktur bila berhalangan
2. Mengatur dan membina anggota
3. Menetapkan asuhan keperawatan/kebidaan
4. Melaksanakan SOP keperawatan

II. NAMA JABATAN Perawat Pelaksana


BAWAHAN

III. HUBUNGAN 1. Ka Ruangan


KERJA 2. Ka instalasi Rawat Inap
3. Ka Sie Keperawatan
KEWENANGAN & TANGGUNGJAWAB KEPALA
SHIFF UGD
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Seorang tenaga keperawatan profesional yang bertanggung jawab dan
berwenang untuk mengetahui sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien di unit
gawat darurat
II. PERSYARATAN 1. sehat jasmani dan rohani
2. pendidikan DIII keperawatan atau SPK ditambah pengalaman
minimal 5 tahun
3. memiliki sertifikat pelatihan PPGD
4. mempunyai pengalaman kerja selama di ruangan UGD selama 5
tahun
5. mempunyai kemampuan dan mampu mengembangkan didi sesuai
dengan perkembangan IPTEK
III. TANGGUNG Secara operasional bertanggungjawab kepada kepala ruangan
JAWAB
IV. PROSEDUR 1. bersama kepala ruangan melakukan serah terima tugas dan
URAIAN TUGAS pergantian dinas
2. mengkoordinir kegiatan pelayanan keperawatan digrupnya
3. melaksanakan asuhan keperawatan
4. menganalisa masalah dan melakukan tindak lanjut
5. membuat laporan
6. mengawasi kerja perawat anggota grupnya
7. menjaga dam memelihara lingkungan kerja agar tetap bersih dan
rapih
8. menciptakan kerjasama serta koordinasi yang harmonis antara
sesama perawat dan tim kesehatan lain
9. mentaati peraturan dan kebijakan yang telh di tetapkan rumah
sakit.

V. UNIT TERKAIT

VI. DOKUMEN
TERKAIT
KEWENANGAN & TANGGUMGJAWAB
PERAWAT PELAKSANA UGD
RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. NAMA JABATAN Perawat pelaksana UNIT GAWAT DARURAT
II. PENGERTIAN Seorang tenaga keperawatan yang bertanggungjawab dan diberi
wewenang, memberikan pelayanan keperawatan di UGD

III. PERSYARATAN 1. Berijazah formal keperawatan dari semua tingkat kependidikan


yang disahkan oleh pemerintah
2. Memiliki sertifikat PPGD
3. Tanggap dan cekatan terhadap masalah yang dihadapi
IV. TANGGUNG JAWAB Secara operasional bertanggung jawab kepada ketua shift/kepala
ruangan UGD
V. URAIAN TUGAS 1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang
mencakup pasien dan peralatan
2. Melakukan asuhan keperawatan pasien:
2.1 mengkaji keadaan pasien
2.2 membuat rencana keperawatan
2.3 melakukan tindakan keperawatan
2.4 melakukan evaluasi
2.5 melakukan pencatatan dan dokumentasi
3. menyiapkan , memelihara serta menyimpan peralatan agar selalu
siap pakai
4. melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh
kepala ruang rapat
5. memelihara lingkungan UGD untuk kelancaran pelayanan
6. melaksanakan program orientasi kepda pasien tentang UGD dan
lingkungannya, peraturan / tata tertib yang berlaku, fasilitas yang
ada dan cara penggunaanya
7. menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan anggota tim
kesehatan
8. membatu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang
lebih mampu untuk meyelesaikan masalah kesehatan yang dapat
ditanggulangi
9. mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter
penanggung jawab UGD
10. menyiapkan pasien yang akan keluar meliputi
10.1 menyediakan formulir untuk menyelesaian administrasi
seperti
1. surat izin pulang
2. surat keterangan sakit
3. petunjuk diit

4. Resep obat untuk dirumah jika diperlukan


5. Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
6. Surat keterangan lunas pembayaran uang
10.2 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasin dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien,
mengenai:
1. Diet
2. Pengobatan yang diperlu dilanjutkan dan obat
tambahan dengan cara penggunaanny
3. Pentingnya pemeriksaan ulang dirumah sakit,
puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lainny.
11. Mentaati peraturan dan kebijakan yang tealah ditetapkan Rumah
Sakit
VI. UNIT TERKAIT

VII. DOKUMEN
TERKAIT
PENGATURAN JADWAL DINAS UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN 1. Suatu sistem dalam pembagian tugas 24 jam di bagi 3 shiff
2. Pengaturan jadwal jaga merujuk pola shiff
- PAGI : ( 7 jam) mulai 07.00 s/d 14.00 wib
- SORE : (7 jam) mulai 14.00 s/d 21.00 wib
- MALAM : (10 jam) mulai 21.00 s/d 07.00 wib
II. TUJUAN 1. Agar perawat mengetahui jadwal dinas masing-masing
2. Agar tercapi pelayanan perawatan per 24 jam
III. KEBIJAKAN 1. Kepala ruangan membuat jadwal dinas satu bulan sekali
2. Setiap jaga harus ada perawat yang berkualitas dengan kriteria
AKPER pengalaman 2 tahun
3. Ada perawat pengganti untuk perawat yang berhalangan dinas
IV. PROSEDUR 1. Ka Ruangan membuat jadwal jaga dalam satu bulan sekali
2. Pembuatan jadwal jaga dilakukan satu minggu sebelum tutup
bulan
3. Jadwal jaga dibuat satu bulan satu kali dalam formuilir yang
sudah di tentukan
4. Copy daftar dinas disampaikan ke bagian urmin
V. UNIT TERKAIT 1. Urmin
2. Ruangan rawat Inap
3. UGD
VI. DOKUMEN Formulir jadwal dinas
TERKAIT
ROTASI PERAWAT UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Persyaratan petugas yang bertugas di ruangan UGD adalah
sudah mengikuti pelatihan PPGD
II. TUJUAN Sebagai acuan dalam menetapkan tenaga perawat di unit perawat
khusus
III. KEBIJAKAN Setiap shiff dalam menetapkan tenaga yang mempunyai
sertifikat pelatihan khusus
IV. PROSEDUR 1. Perawat yang memiliki sertifikat pelatihan PPGD
2. Perawat bersedia jaga pagi, sore, malam dan hari libur
3. Perawat mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan

V. UNIT TERKAIT UGD


VI. DOKUMEN 1. Sertifikat pelatihan
TERKAIT 2. Dokumentasi asuhan keperawatan
ROTASI JADWAL JAGA UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Pergantian dinas perawat pagi, sore dan malam yang bertugas
diruang rawat inap UGD
II. TUJUAN 1. Sebagai acuan langkah –langkah dalam melaksanakan jaga
pagi,sore, malam dan hari libur
2. Merubah partner dalam dinas di ruang UGD
3. Meninngkatkan dan mempercepat kerjasama diantar perawat
dalam satu ruang UGD
III. KEBIJAKAN Pelayanan kebijakan ryang UGD berlangsung 24 jam dan di bagi
dalam 3 shiff
IV. PROSEDUR 1. Perawat dinas pagi melimpahkan tugas bertanggungjawab
keperawatan kepada dinas sore
2. Perawat dinas sore melimpahkan tugas dan tanggung jawab ke
dinas malam
3. Perawat dinas malam melimpahkan tugas dan tanggung jawab
ke dinas pagi
V. UNIT TERKAIT 1. Rawat inap
2. UGD
3. Perinatologi
4. VK
VI. DOKUMEN TERKAIT 1. Daftar dinat tiap unit terkait
2. Daftar hadir perawat tiap hari
PENGGANTIAN PETUGAS BERHALANGAN JAGA
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:


Direktur RS Medissina Lohbener
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE

dr. SISKA RATNASARI


NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adanatanya kekosongan petugas diruang perawatan yang
disebabkan perawat jaga tidak masuk atau berhalangan hadir
II. TUJUAN Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pengaturan perawat untuk
melancarkan pelayanan keperawatan
III. KEBIJAKAN Kepala keperawatan menetapkan kebijakan perawat pengganti

IV. PROSEDUR 1. Untuk kepala Ruangan


1.1 kepala ruangan memberitahukan kepada sub seksi asuhan
keperawatan
1.2 sub seksi keperawatan memberitahukan kepada kepala seksi
keperawatn
1.3 kepala seksi keperawatan menentukan perawat pengganti dan
membuat SK sementara
2. Unit pelaksana
1.1 pelaksanaan perawat memberikan kepada kepala ruangan
1.2 kepala ruangan memberitahukan kepada sub seksi
perawatan asuhan keperawatan
V. UNIT TERKAIT 1. rawat inap
2. UGD
3. Perinatologi
4. VK
5. Poliklinik
VI. DOKUMEN 1. surat keterangan ijin/sakit
TERKAIT 2. buku catatan komite medis kepala ruangan
3. standar waktu ijin bagi perawat

Anda mungkin juga menyukai