(SOP)
RUANG UNIT GAWAT DARURAT (UGD)
STANDAR
OPERATIONAL
PROSEDUR
dr. SISKA RATNASARI
NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium bagi pasien UGD
II. TUJUAN Memberikan obat dan alat kesehatan pasien dari UGD sehingga jelas
penggunaannya
III. PROSEDUR 1. Pasien menyerahkan resep kepada petugas apotik
2. Petugas apotik member harga pada resep tersebut dan
menterahkan kepada pasien/keluarga
3. Pasien atau keluarga menyerahkan nota harga ke kasir
4. Pasien/keluarga menunggu petugas apotik meracik dan
menyiapkan sediaan obat
5. Setelah petugas selesai kemudian obat diserahkan ke pasien
dengan menjelaskan pemakaiaan obat dan alat kesehatan
STANDAR OPERATIONAL
PROSEDUR
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
PROSEDUR
Keterangan :
0: tidak nyeri
1-3 :nyeri ringan ( pasien dapat berkomunikasi dengan baik )
4-6 :nyeri sedang ( pasien nampak mendesis,menyeringai ,
dapat
menunjukkan lokasi nyeri,dapat mendiskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik )
7-10 : nyeri berat ( kadang-kadang pasientidak dapat mengikuti
perintah
tapimasih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidakdapatmendiskripsikannya, sudah tidak dapat diatasi
dengan alih posisi,nafas panjangdan distraksi.
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Keterangan :
RECUCITATOR/AMBU BAG
III. RUANG LINGKUP 1. Semua pengadaan obat life saving di UGD telah diketahui oleh
pegawai UGD
2. Ka. Ruang UGD selalu memantau penggunaan dan
ketersediaan obat life saving ini di UGD
3. Pengadaan obat life saving ini bekerjasama dengan unit terkait
dilinhkungan RS MEDISSINA LohbenerIndramayu
IV. PROSEDUR SEDIAAN : 1 mg/10 ml dalam 1 ml ampul
a. INDIKASI
1. Cardiac arrest : VF, pulseless VT, asystole, pulseless, pactricl
active, ty
2. Syntomatic bradicardia : setelah pemberian antropine atau
transcutaneus unspacing
3. Anaplikasis/ reaksi alyergy yang berat (diberikan bersama-
sama pemberian cairan dalam jumlah besar)
b. PERINGATAN
Meningkatkan tekanan darah dan heart rate yang dapat
mengakibatkan : ischemia myocard, angine dan meningkatkan
kebutruhan oksigen pada otot jantung.
c. DOSIS
1. Cardiae arrest
- Dosis awal
1,0 mg TV push, dapat 3-5 menit
2. Alternative rigmen pada pemberian kedua :
- Intermediate : 2 – 5 mg IV pusn
Escalating : 1 mg, 3mg, 5 mg, IV push, setiap pemberian
selang 3 menit
V. UNIT TERKAIT 1. Dokter UGD
2. Perawat UGD
3. Inst. Farmasi
VI. DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis Pasien
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
STANDARD OPERATING
PROCEDURE
II. TUJUAN
III. PROSEDUR 1. Mengambil handscoen steril dengan menggunakan tangan
dominan.
2. Menerima handscoen kiri dengan memegang bagian dalam dari
handscoen yang terlipat dari lipatannya.
3. Mengecek adanya kebocoran handscoen dengan cara membuka
hanscoen. Jika terdapat lubang atau terasa adanya udara keluar
dari hanscoen (bocor) maka handscoen dibuang. Jika tidak ada
kebocoran, letakkan handscoen kiri di tempat yang steril.
Memegang handscoen dengan tangan kiri pada bagian dalam
handscoen, masukkan jari-jari perlahan sampai semua jari pas
pada bagiannya, lalu dengan tangan kiri tetap memegang bagian
dalam handscoen ke dalam hingga handscoen terpakai dengan
sempurna.
4. Begitu juga sebaliknya pada saat memakai handscoen kiri.
Prosedur Pemakaian Handschoen Baru
1. Cuci tangan sesuai prosedur.
2. Packing steril disobek pada pada bagian tepi yang diberi
tanda sehingga lapiran kertas terbuka.
3. Menarik keluar bungkus dalam handschoen, meletakkan
bungkus dalam dalam posisi terbuka di atas meja datar.
4. Mengambil handschoen tangan kanan dengan menggunakan
tangan kiri dengan memegang bagian pergelangan
handschoen yang terlipat keluar.
5. Memasukkan tangan kanan kedalam handschoen.
6. Mengambil handschoen tangan kiri dengan menggunakan 3
jari (telunjuk, tengah dan manis) diselipkan di lipatan
handschoen (hanya menyentuh sisi luar handschoen).
7. Memasukkan tangan kiri kedalam handschoen.
8. Merapikan posisi jari dan tangan didalam handschoen.
9. Selama prosedur, tangan yang belum terpasang handschooen
hanya boleh menyentuh sisi dalam handschoen. Tangan yang
sudah memakai handschoen hanya boleh menyentuh sisi luar
handschoen.
10. Bila kidal, dapat dipasang handschoen tangan kiri lebih
dahulu.
SOP HEACTING
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1 dari 1 halaman
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Lohbener –
Indramayu
II. TUJUAN
I. TUJUAN
II. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Oksigen
2. Suction aparatus
PENATALAKSANAAN
1. Penderita diterima di penerimaan awal
2. Penderita dibaringkan di triage untuk diseleksi dan
pemeriksaan awal
3. Penderita dibawa ke ruang kartu merah untuk pemeriksaan
lebih lanjut
4. Penderita dilakukan pemeriksaan laboratorium
5. Berikan oksigen
6. Dilakukam penghisapan lendir dengan suction
7. Pasang infus RL
8. Penderita di MRS kan
Pada dasarnya, penatalaksaannya tetanus bertujuan untuk :
9. Debridement
10. Eliminasi kuman
11. Untuk meghilangkan suasana anaerob, dengan cara
membuang jaringan yang rusak, membuang benda asing,
merawat luka / infeksi umbilicus, membersihkan liang telinga
/ mengobati otitis media
12. Antibiotika : Penicilline procaine 50.000 – 100.000 IU / kg /
hari IM, 1 – 2 kali sehari minimal selama 10 hari.
Antibiotika lain ditambahkan sesuai dengan penyulit yang
timbul.
13. Netralisasi Toksin : Toksin yang dapat dinetralisir adalah
toksin yang belum melekat di jaringan.
14. Dapat diberi TIGH 500 KI (neonatus) – 6000 KI i.m atau
ATS 5000 KI – 100.000 KI.
15. Perawatan Suportif :
Perawatan penderita tetanus harus intensif dan rasional.
16. Nutrisi dan Cairan :
16.1 Pemberian cairan IV disesuaikan jumlah dan jenisnya
dengan keadaan penderita, seperti sering kejang,
hiperpireksia dan sebagainya.
16.2 Beri nutrisi tinggi kalori, bila perlu dengan nutrisi
parenteral.
16.3 Bila sonde nasogastric telah dapat dipasang (tanpa
memperberat kejang), pemberian makanan per oral
hendaknya segera dilaksanakan.
17. Menjaga agar pernapasan tetap efisien :
17.1 Pembersihan saluran napas dari lendir.
17.2 Pemberian zat asam tambahan.
17.3 Bila perlu, lakukan tracheostomi (tetanus berat).
18. kekakuan dan mengatasi kejang :
1.1 Antikonvulsan diberikan secara titrasi, disesuaikan
dengan kebutuhan dan respons klinis.
19. Pada penderita yang cepat memburuk (serangan kejang makin
sering dan makin lama), pemberian antikonvulsan dirubah
seperti pada awal terapi, yaitu dimulai lagi dengan pemberian
bolus, dilanjutkan dengan dosis rumatan yang lebih tinggi.
20. Bila dosis maksimal telah tercapai namun kejang belum
teratasi, harus dilakukan pelumpuhan otot secara total dan
dibantu dengan pernapasan makanik (ventilator).
III. UNIT TERKAIT
SOP UP HECTING / MENGANGKAT JAHITAN
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu
I. TUJUAN
II. TUJUAN
2. STETOSCOPE
Penggunaan :
1. Pakaian dibuka keatas
2. Kaitkan alat pendengar ketelinga, lalu letakkan stethoscope
pada daerah yang akan diperiksa
Pemeliharaan :
Alat yang sudah dipakai dibersihkan dan dirapikan kembali
4. STRERILISATOR
Penggunaan :
1. Cuci dan keringkan semua alat/barang yang akan disterilkan
taruh dan atur pada setiap rak yang ada
2. Barang / alat yang tidak tahan panas taruh pada bagian atas, dan
tahan panas sebaiknya ditaruh pada bagian bawah
3. Tutup pintu sebelum sterilisator dipanaskan dan dinyalakan
4. Tekan tombol power maka lampu display menyala
5. Tekan tombol Cepper 1x untuk mengaktifkan sterilisasi bagian
atas “ultraviolet” pada display akan Nampak angka “30” yang
berarti sterilisasi akan berlangsungselama 30 menit.
6. Tekan tombol upper 2x untuk mengubah lama sterilisasi menjadi
60 menit. Tekan tombol under 1x apabila hendak melakukan
sterilisasi pada bagian bawah.
7. Tekan tombol under 2x untuk mengeringkan alat (suhu yang
dicapai hanya 500c). tekan tombol under 3x untuk melakukan
sterilisasi selama 20 menit lalu dilanjutkan dengan pengeringan.
8. Lampu indicator akan mati secara otomatis sesuai dengan setting
waktu. Sterilisasi masih berlangsung selama 20 menit sejak
lampu indicator mati maka janganlah membuka pintu dalam mas
tersebut untuk mencapai efek sterilisasi yang optimal.
9. Jika ingin mematikan seluruh fungsi sterilisasi saat mesin masih
bekerja maka cukupmenekan tombol power.
II. TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan ima dapat diselamatkan
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Lohbener –
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
V. UNIT TERKAIT
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU Tanggal terbit : Ditetapkan oleh:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 Direktur RS Medissina Lohbener
Lohbener – Indramayu
Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
dr. SISKA RATNASARI
NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Memasang selang kedalam mulut
II. TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan NGT untuk memasukan
nutrisi,obat dll
III. KEBIJAKAN Perawat yang terampil
Tersedianya alat yang lengkap
IV. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. baki dan alas
2. NGT sesuai kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no. 10-14)
3. Spuit 10-20 cc
4. Serbet makan
5. Kain alas
6. Nierbeken
7. Plester dan gunting
8. Makanan cair yang hangat sesuai kebutuhan
9. Air matang dalam tempatnya
10. Obat yang telah dicairkan (bila perlu)
11. Stetoskop
PENATALAKSAAN:
1. Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Perawat mencuci tangan.
4. Memakai sarung tangan
5. Mengukur NGT, NGT di klem kemudian oleskan gliserin / jelly
pada bagian ujung NGT.
6. Memasukan selang NGT melalui hidung secara perlahan-lahan,
jika pasien sadar anjurkan untuk menelan.
7. Jika terjadi clynosis atau tahanan, NGT segera dicabut.
8. Pastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara :
8.1 Masukkan ujung NGT kedalam air, jika tidak terdapat
gelembung maka NGT masuk ke lambung.
8.2 Masukkan udara dengan spuit 10 cc dan didengarkan pada
daerah lambung denganmenggunakan stetoskop.
9. Setelah yakin pasang plester pada hidung untuk memfiksasi NGT
10. Perhatikan jenis cairan, bau cairan yang keluar.
11. Mengobservasi keadaan umum pasien dan vital sign pada
saat dilakukan tindakan.
12. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada status pasien.
13. Setelah selesai, pasien dirapikan dan peralatan dibersihkan.
14. Perawat mencuci tangan
V. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rekam Medik
STANDAR OPERATING
PROCEDURE dr. SISKA RATNASARI
NIK : DR0000336
I. PENGERTIAN Kumbah lambung merupakan salah satu tindakan dalam
memberikan pertolongankepada pasien dengan cara
memasukkan air atau cairan tertentu dan
kemudianmengeluarkannya dengan menggunakan alat yaitu
NGT (Naso Gastric Tube) / Stomach Tubeyang dimasukkan
melalui hidung sampai ke lambung.
II. TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan NGT untuk
memasukan nutrisi,obat, dll
III. KEBIJAKAN Perawat yang terampil
Tersedianya alat yang lengkap
IV. PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. baki dan alas
2. NGT sesuai kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no.
10-14)
3. Spuit 10-20 cc
4. Serbet makan
5. Kain alas
6. Nierbeken
7. Plester dan gunting
8. Makanan cair yang hangat sesuai kebutuhan
9. Air matang dalam tempatnya
10. Obat yang telah dicairkan (bila perlu)
11. Stetoskop
PENATALAKSAAN:
1. Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Mendekatkan ember ke bawah bad
4. Perawat mencuci tangan.
5. Memakai sarung tangan
6. Mengukur NGT, NGT di klem kemudian oleskan
jelly pada bagian ujung NGT.
7. Memasukan selang NGT melalui hidung secara
perlahan-lahan, jika pasien sadar anjurkan untuk
menelan.
8. Jika terjadi clynosis atau tahanan, NGT segera
dicabut.
9. Pastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara :
Masukkan ujung NGT kedalam air, jika tidak
terdapat gelembung maka NGT masuk ke
lambung.
Masukkan udara dengan spuit 10 cc dan
didengarkan pada daerah lambung
denganmenggunakan stetoskop.
10. Setelah yakin pasang plester pada hidung untuk
memfiksasi NGT
11. Pasang corong pada pangkal NGT, kemudian dimasukkan +
500 cc, kemudiandikeluarkan lagi / ditampung pada
ember.
12. Lakukan berulang kali sampai cairan yang keluar
bersih, jernih dan tidak berbau.
13. Perhatikan jenis cairan, bau cairan yang keluar.
14. Mengobservasi keadaan umum pasien dan vital sign
pada saat dilakukan tindakan.
15. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada
status pasien.
16. Setelah selesai, pasien dirapikan dan peralatan
dibersihkan.
17. Perawat mencuci tangan
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
PENATALAKSAAN:
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Berikan salam, panggil nama klien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga.
5. perawat cuci tangan
6. Menggantungkan cairan infus pada standar infus
7. Membersihkan karet penutup botol cairan infus atau membuka
tutup botol cairan infus
8. Menusukkan set infus ke dalam botol cairan infus kemudian
ruang tetesan di isi setengah
9. Set/selang infus di isi cairan dan dikeluarkan udaranya
10. menentukan lokasi yang akan dipasang infus lalu memakai hand
scoon
11. melakukan pembendungan daerah yang akan di pasang infus
12. mencuci hamakan daerah/lokasi yang akan di pasang infus
kemudian menusukkan wing needlee/abokat ke dalam vena
sedalam mungkin
13. buka pembendung dan sambungkan wing needle dengan selang
infus dan pengatur tetesan dibuka
14. memperhatikan ada/tidaknya pembengkakan
15. daerah yang ditusuk diberi betadin dan ditutup dengan kasa steril
kemudian wing needle ditempelkan dengan plester
16. pasang spalk/bidai dan dibalut dengan kasa gulung. Mengatur
tetesan dalam satu menit sesuai instruksi
17. merapikan bayi/anak dan alat yang digunakan
18. mencatat tanggal, jam pemberian cairan dan macam cairan
19. mengobservasi reaksi bayi/anak
20. Bereskan alat-alat
21. Cuci tangan
22. Catat di laporan keperawatan
V. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rekam Medik
SOP INJEKSI INTRAKUTAN/INTRADERMAL
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
Pelaksanaan
1. Lipat lengan baju dan lepaskan perhiasan dan jam
tangan
2. Berdiri di depan bak cuci, tangan dan seragam tidak
menyentuh bak cuci
3. Hidupkan keran
4. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh,
tangan dan lengan bawah lebih rendah daripada siku
lama mencuci
5. Oleskan sabun biasa/anti septik pada tangan dan
buatrbusa
6. Gosok selama 10-15 detik, jalin jari-jari dan godok
telapak dan punggung tangan dengan gerakan memutar
7. Bilas tangan dan pergelangan tangan secara
menyeluruh, tangan di atas dan siku di bawah
8. Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari
sampai turun ke pergelangan tangan dan lengan bawah
9. Letakkan handuk handuk dalam wadah yang telah di
sediakan
10. Hentikan aliran air
IV. UNIT TERKAIT
SOP Pemasangan EKG
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
PELAKSANAAN :
1. Cek alat EKG dan kelengkapannya
2. Cuci tangan
3. Mengucapkan salam
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan langkah dan prosedur
6. Menanyakan kesiapan pasien
7. Menyalakan mesin EKG
8. Baringkan pasien dengan tenang di bed, tangan dan kaki
tidak bersentuhan
9. Pastikan tidak ada alat elektronik dan logam lain yang
bersentuhan dengan badan
10. Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki
dengan kapas alkohol
11. Beri elektrode ekstremitas dengan jeli
12. Pasang empat elektrode ekstremitas dengan benar
13. Dada diberi jeli sesuai dengan lokasi elektrode V1-V6
14. Pasang elektrode prekordial dengan benar
15. Rekam setiap lead 3-4 beat (setelan otomatis)
16. Lepas elektrode
17. Bersihkan tubuh pasien
18. Beritahu pasien perekaman sudah selesai
19. Matikan mesin EKG
20. Catat nama pasien, umur, jam dan tanggal pemeriksaan
21. Bereskan alat
IV. UNIT TERKAIT
SOP MENYIAPKAN PASIEN & ALAT UNTUK
TINDAKAN INTUBASI
RS MEDISSINA
LOHBENER INDRAMAYU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Jl. Raya Celeng Barat No. 57 1 dari 1 halaman
Lohbener – Indramayu
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
Pelaksanaan
a. Memasang monitor EKG
b. Memberikan obat relaxan dan sedative, sesuai dengan program
c. Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi
berlangsung
d. Dokter melakukan intubasi
e. Mengisi balon pipa endotrakheal tube, sesudah dokter
melakukan intubasi.
f. Melakukan pernafasan buatan menggunakan air viva (bagging)
sebelum dan sesudah intubasi pada saat dokter melakukan
pemeriksaan auskultasi
g. Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
h. Memfiksasi ETT di pipi kiri/kanan.
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
V. UNIT TERKAIT
MENGUKUR TEKANAN DARAH
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
V. UNIT TERKAIT
MENGUKUR SUHU TUBUH PER AXILLA
STANDAR OPERATING
PROCEDURE
V. UNIT TERKAIT
V. UNIT TERKAIT
MENGUKUR SUHU TUBUH PER REKTAL
RS MEDISSINA
LOHBENER No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU RSMED/SPO/PRW/057 A 1/2
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:
Direktur RS Medissina Lohbener Indramayu
STANDAR
OPERATING
PROCEDURE
dr. SISKA RATNASARI
NIP : DR0000336
Suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan
I. PENGERTIAN
alat termometer melalui rectal /anus pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
II. TUJUAN
mengukur suhu tubuh per rectal
1. Keputusan Direktur Utama RSMED No 032/ DIR / SK / X / 2017
tentang Kebijakan Pelayanan Umum RSMED
2. Keputusan Direktur Utama RSMED No 025 / DIR / SK / VI / 2018
III. KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Akses dan Kontinuitas pelayanan di RS Medissina
3. Keputusan Direktur Utama RSMED No 056 / DIR / SK / XII / 2018
tentang Penerapan Asuhan Keperawatan di RS Medissina
IV. PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Termometer (sesuaikan dengan lokasi pengukuran)
2. Tissue
3. Bengkok
4. Buku catatan dan alat tulis
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien (sim dengan posisi kaki bagian atas flexi)
C. PERSIAPAN PETUGAS
1. APD (Sarung tangan disposibel)
D. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta
menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat menurunkan air raksa thermometer di bawah 35 derajad
Celsius dengan cara diayunkan
8. Perawat memberi posisi yang nyaman
9. Perawat memberi pelumas pada ujung thermometer dengan
menggunakan tissue, 2,5 cm pada dewasa dan 1,2 cm pada anak-
anak, jika dirasakan ada tahanan saat memasukka thermometer
10. Perawat membuka bokong pasien dengan tangan yang tidak
dominan
11. Perawat menahan termometer selama 2-3 menit
12. Perawat mengangkat termometer, mengusap satu kali dengan
tissue dari arah pangkal keujung dengan gerakan memutar
13. Perawat membaca thermometer sejajar dengan mata kemudian
diletakkan di atas bengkok
14. Perawat membersihkan anus dari pelumas dan kotoran dengan
tissue
15. Perawat membantu pasien pada posisi yang nyaman
16. Perawat mencuci thermometer dengan menggunakan sabun
dengan air mengalir
17. Perawat mengeringkan dan meletakkan thermometer pada
tempatnya
18. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang
sampah sesuai dengan prosedur
19. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan
selesai dilakukan dan mohon undur diri
20. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
21. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
22. Perawat melakukan pencatatan pada buku catatan
23. Perawat mendokumentasikan tindakan pada lembar grafik
vital sign
V. UNIT TERKAIT
PETUGAS MEDIS
KEWENANGAN & TANGGUNGJAWAB DOKTER
JAGA UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
III. RUANG LINGKUP Dokter jaga UGD adalah Dokter umum yang telah mengikuti dan memiliki
sertifikat ACLS, ATLS atau pelatihan kegawatdaruratan yang dilaksanakan
oleh Rumah sakit
II. TUJUAN Membantu dokter jaga UGD dalam melayani pasien-pasien yang
memerlukan pelayanan spesialis
III. RUANG LINGKUP 1. Dalam meningkatkan mutu pelayanan di UGD berhak dan
berkewajiban untuk mengkonsultasikan pasien yang memeperlukan
pelayanan spesialis
2. Tugas kerja konsulen dibuat oleh masing-masing koordinator SMF
yang disahkan sprin karumkit.
IV. PROSEDUR 1. Tata Cara Konsul
1.1 didalam jam kerja
konsulen dikontak lewat telepon, SMS, dokter atau perawat
dengan membawa status menemui dokter konsulen.
1.2 Diluar jam kerja
1.2.1 Konsul melalui telepon, SMS, Wa oelh dokter jaga
(daftar telepon terlampir)
1.2.2 Konsul melalui SMS isi beritanya ditulis oleh dokter isi
menjelaskan secara singkat mengenai keadaan umum
pasien, pemeriksaan penunjang dan hasilnya yang telah
dilakukan, serta terapi dan tindakan medik emergency
yang telah dilakukan.
Contoh : pasien laki/perempuan, umur, keadaan umum,
dengan kemungkinan diagnosa, sementara telah
dilakukan pemeriksaan......dengan hasil.......dan telah
diberikan terapi, mohon penatalaksanaan selanjutny.
Bila dalam keadaan kapasitas pasien UGD banyak dan dokter jaga
harus menangani pasien lain yang emergency maka SMS bisa dilakukan
oleh perawat senior dengan seijin dokter jaga.
Kalau 15-30 menit belum ada jawaban SMS diulang.
Jam konsul dan hasil konsul supaya di tulis di status pasien.
2. Konsulen berkewajiban untuk emberikan jawaban konsultasi dari
UGD baik tertulis maupun lewat SMS, fax adan telepon.
3. Bila pasien memerlukan tindakan medik intensif lebih lanjut dan
diluar kemampuan atau kesanggupan dan berwenang dokter jaga
UGD maka konsulen jaga terkait wajib untuk hadir atau datang ke
UGD
4. Bila dokter konsulen tidak dapat dihubungi atau berhalangan maka
konsulen bersangkutan harus melakukan tuker jaga dengan
konsulen lain serta memberitahukan kepada kepala UGD
5. Pelanggaran terhadap aturan0aturan diatas dievaluasi oleh kepala
UGD dalam bentuk laporan evaluasi bulanan yang disampaikan
kepada ka.sie keperawatan dengan tembusan karumkit
6. Bila pasien yang dikonsulkn adalah pasien umum maka konsululen
akan mendapat jasa konsul sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
karumkit RS MEDISSINA Lohbener Indramayu
V. UNIT TERKAIT Perawat UGD, Dokter Jaga, Dokter Konsulen
V. UNIT TERKAIT
VI. DOKUMEN
TERKAIT
KEWENANGAN & TANGGUMGJAWAB
PERAWAT PELAKSANA UGD
RS MEDISSINA LOHBENER No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
INDRAMAYU 1 dari 1 halaman
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu
VII. DOKUMEN
TERKAIT
PENGATURAN JADWAL DINAS UGD
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
RS MEDISSINA LOHBENER 1 dari 1 halaman
INDRAMAYU
Jl. Raya Celeng Barat No. 57
Lohbener – Indramayu