Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN HIPERTENSI DENGAN DIET HIPERTENSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Dosen Pembimbing : Guling Setiawan, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh :
Ziko Hedy Bhayangkari
3A
18.053

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN HIPERTENSI DENGAN DIET HIPERTENSI

TANGGAL : 24 FEBRUARI 2021

Hari : Kamis
Tanggal : 24 Februari 2021
Waktu : 15 Menit
Tempat : Rumah Tn. D Kihapit Barat Rt 007 Rw 009 Cimahi
Sasaran : Pasien & Keluarga Pasien
Topik kegiatan : Pencegahan Hipertensi dengan Diet Hipertensi

A.    LATAR BELAKANG


Penyakit darah tinggi atau yang biasa dikenal sebagai penyakit
hipertensi adalah suatu penyakit dimana seorang penderitanya mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal. Kondisi ini dapat ditunjukkan pada
saat seseorang melakukan pemeriksaan tensi darah dengan menggunakan alat
pengukur tekanan darah dengan memperhatikan angka bagian atas (systolic)
dan angka bawah (diastolic). Secara umum seseorang dikatakan menderita
hipertensi jika tekanan darah sistolik dan diastoliknya melebihi 140/90 mmHg
(normalnya 120/90 mmHg).
Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup seperti aktiftas
fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya lemak serta kebiasaan
merokok dan minum alkohol berperan dalam molonjaknya angka hipertensi.
Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan keluhan apapun. Hal ini
yang membuat banyak penderita mengabaikan lonjakan tekanan darah
tersebut.
Oleh karena itu pengetahuan mengenai penyakit hipertensi dan
pencegahannya merupakan informasi yang sudah selayaknya diketahui oleh
keluarga Tn. D. Namun, diet pada hipertensi dipengaruhi oleh tingkat
kepatuhan dalam menjalankan diet tersebut. Kepatuhan akan diet yang
diberikan sangat mempengaruhi kestabilan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Sehingga hal ini yang mendasari diadakan penyuluhan ini dan
diharapkan keluarga Tn. D dapat mengerti tentang pencegahan hipertensi
dengan cara diet hipertensi.

B.     TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Diharapkan setelah kegiatan penyuluhan diberikan selama ± 15 menit
pasien dan keluarganya dapat memahami tentang Pencegahan
Hipertensi dengan Diet Hipertensi.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran penyuluhan
mampu:
1) Menjelaskan pengertian hipertensi.
2) Menjelaskan penyebab hipertensi.
3) Menjelaskan gejala dari hipertensi.
4) Menjelaskan pengertian dari diet hipertensi
5) Menjelaskan cara diet hipertensi.
6) Mengkategorikan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh
dikonsumsi.

C.     SASARAN PENYULUHAN


Pasien dan Keluarga pasien.

D.      MATERI (Terlampir)


1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Gejala dari hipertensi
4. Pengertian dari diet hipertensi
5. Cara diet hipertensi
6. Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
E.    STRATEGI PEMBELAJARAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1. Mengucapkan salam 1. Sasaran menjawab


kepada sasaran salam
2. Merkenalkan diri pada 2. Sasaran menyimak
sasaran
Pendahuluan 3. Menyampaikan topic 3. Sasaran menyimak
1
2 menit penyuluhan, tujuan 4. Menerima leaflet
penyuluhan dan
menjelaskan waktu
pelaksanaan.
4. Membagikan leaflet

1. Menyampaikan materi 1. Mendengarkan dan


Penyajian dan
2. Memberikan kesempatan memperhatikan
2 tanya jawab
pada pasien untuk 2. Bertanya dan
10 menit
bertanya berdiskusi

1. Menyimpulkan hasil 1.      Memperhatikan


penyuluhan
2. Melakukan evaluasi 2.      Menjawab pertanyaan
secara verbal/ lisan
Penutup
3 dengan memberikan
3 menit
beberapa pertanyaan
tentang materi yang sudah
dibahas.
3. Mengakhiri dengan 3.      Menjawab salam
mengucapkan salam

F.    METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

G.   MEDIA
1. Leaflet
2. Laptop

MATERI KEGIATAN PENYULUHAN


PENCEGAHAN HIPERTENSI DENGAN DIET HIPERTENSI

A. Definisi
Penyakit darah tinggi atau yang biasa dikenal sebagai penyakit
hipertensi adalah suatu penyakit dimana seorang penderitanya mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal. Kondisi ini dapat ditunjukkan pada
saat seseorang melakukan pemeriksaan tensi darah dengan menggunakan alat
pengukur tekanan darah dengan memperhatikan angka bagian atas (systolic)
dan angka bawah (diastolic). Secara umum seseorang dikatakan menderita
hipertensi jika tekanan darah sistolik dan diastoliknya melebihi 140/90
mmHg (normalnya 120/90 mmHg).
Tabel hipertensi menurut kelompok umur

NORMAL HIPERTENSI
KELOMPOK USIA
(mmHg) (mmHg)
Bayi 80/40 90/60
Anak (7-11 thn) 100/60 120/80
Remaja (12-17 thn) 115/70 130/80
Dewasa (20-45 thn) 120-125/75-80 135/90
(45-65 thn) 135-140/85 140/90-160/95
(> 65 thn) 150/85 160/95

B. Penyebab
a. Usia
b. Pola hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, dan
stress.
c. Faktor keturunan
d. Pengaruh lain
Merokok, minuman beralkohol, minum obat-obatan (misal epedrin dan
ephineprin)

C. Gejala
a. Gelisah,
b. Kepala pusing
c. Nyeri tengkuk
d. Jantung berdebar – debar
e. Tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg
f. Gangguan penglihatan
g. Nafsu makan menurun
h. Sulit konsentrasi
i. Mual muntah

D. Diet Hipertensi
Cara mengatur pola makan pasien sehari-hari untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dalam batas normal.

E. Cara Diet Hipertensi


a. Diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari makanan
berminyak seperti gorengan dan daging yang berlemak.
b. Diet rendah garam. Batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan,
seperti ikan asin, telur asin, dan kecap asin.
c. Hindari konsumsi daging kambing, dan minum berakohol tinggi.
d. Lakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki, berlari,
naik sepeda, dan berenang.

F. Sumber Makanan
Sumber Bahan Makanan yang Makanan yang harus
Makanan diperbolehkan dihindari
Karbohidrat Beras, kentang, Roti, biskuit, kue-kue
singkong, terigu, gula, yang dimasak tanpa
makroni, roti, biskuit, garam dapur dan baking
kue-kue yang dimasak powder dan soda.
tanpa garam dapur dan
baking powder dan
soda.
Protein hewani Telur maksimal 1 Otak, sarden, dan telur,
butir/hari, daging sapi, yang diolah dengan
ayam dan ikan garam dapur seperti
maksimal 100 gr/hari. daging asap, abon, keju,
ikan asin, udang kering,
dan telur asin.
Protein nabati Tahu, tempe, kacang Keju, kacang tanah,
kedelai, kacang tolo, kacang asin, tauco dan
kacang tanah, kacang tahu asin.
hijau, kacang kapri dan
kacang lain yang segar.
Lemak Minyak zaitun, dan Mentega, margarin dan
minyak mentega tanpa lemak hewan.
garam.
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang
diawetkan : sawi asin,
acar, asinan, dan sayur
dalm kaleng.
Buah-buahan Buah-buahan yang segar Durian, buah-buahan
yang dimasak dan
diawetkan dengan
garam dapur seperti
buah dalam kaleng dan
asinan buah.
Minuman Teh dan air putih Minuman kaleng, kopi,
dan minuman
beralkohol.
Bumbu Semua bumbu yang Garam dapur, baking
tidak mengandung powder, soda kue,
garam dapur dan ikatan kecap, terasi, penyedap
natrium yang lain. masakan, dan saus.

DAFTAR PUSTAKA
Mary Baradero. (2008). Klien Gangguan Kardiovaskular : Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC

Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawata. Jakarta: EGC


Gunawan Lany. (2007). Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogakarta: Kanisius

Soenardi Tuty, Susirah Soetardjo. (2001). Hidangan Sehat Untuk Penderita


Hipertensi. Jakarta: Garamedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai