Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS YURIDIS MENGENAI TINDAK PIDANA MEMBANTU MELAKUKAN

PERLAWANAN TERHADAP PEJABAT YANG SEDANG MENJALANKAN TUGAS


(Studi Kasus Putusan Nomor 844/Pid.B/2019/PN.Jkt.Pst)

Friska Dwi Oktafiana


(Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya)
friska.19019@mhs.unesa.ac.id

Gelar Ali Ahmad


(Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya)
gelaraliahmad@gmail.com

Abstrak
Putusan hakim merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses berperkara di Pengadilan.
Dalam membuat suatu putusan, hakim harus memberikan beberapa pertimbangan agar bisa mewujudkan
keadilan baik bagi korban maupun terdakwa. Selain itu, Majelis Hakim harus mempertimbangkan
beberapa aspek yaitu terkait dengan kesalahan yang dilakukan terdakwa, unsur-unsur pasal yang
dikenakan, sikap batin terdakwa dalam melakukan tindak pidana, pengaruh pidana terhadap masa depan
terdakwa, serta pandangan masyarakat terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa. Dalam
putusan nomor 844/Pid.B/2019/PN.Jkt.Pst ini Majelis Hakim kurang memperhatikan terkait dengan
unsur-unsur pembantuan dalam tindak pidana pada Pasal 56 KUHP serta sikap batin terdakwa dalam
melakukan tindak pidana. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis apakah
pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa dengan Pasal 56 KUHP sudah
tepat jika dikaitkan dengan Pasal 531 KUHP dan menganalisis apakah akibat hukum dari adanya Putusan
Hakim Nomor 844/ Pid.B / 2019/ PN.Jkt.Pst ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum
normatif untuk mengkaji serta menganalisis norma hukum dan putusan hakim tersebut. Penelitian ini
menggunakan pendekatan case approach, statute approach, dan conceptual approach dengan
menggunakan analisis preskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah dalam Putusan Nomor 844/ Pid.B /
2019/ PN.Jkt.Pst, ke 29 Terdakwa yang terdiri dari para security dan cleaning service Sarinah tidak
memenuhi unsur kesengajaan pada Pasal 56 KUHP yaitu mengenai pembantuan dalam Tindak Pidana
serta sikap batin atau niat jahat pada terdakwa tidak ditemukan. Karena ke 29 Terdakwa tersebut
memberikan bantuan air kepada massa pengunjuk rasa atas dasar kemanusiaan dan dilakukan secara
spontan.
Kata Kunci : Putusan Hakim , Pertimbangan Hakim, Pembantuan

Abstract
The judge's decision is a very important part of the litigation process in the Court. In making a decision,
the judge must give several considerations in order to realize justice for both the victim and the defendant.
In addition, the panel of judges must consider several aspects, namely those related to the mistakes
committed by the defendant, the elements of the article imposed, the mental attitude of the defendant in
committing a criminal act, the influence of the crime on the future of the defendant, and the public's view
of the criminal act committed by the defendant. In decision number 844/Pid.B/2019/PN.Jkt.Pst, the Panel
of Judges paid little attention to the elements of assistance in criminal acts in Article 56 of the Criminal
Code and the mental attitude of the accused in committing criminal acts. This study was conducted to
examine and analyze whether the judge's consideration in sentencing the defendants under Article 56 of
the Criminal Code is appropriate if it is related to Article 531 of the Criminal Code and whether the legal
consequences of the existence of this Judge Decision Number 844 / Pid.B / 2019 / PN.Jkt.Pst. This study
uses normative legal research methods to review and analyze legal norms and judges' decisions. This
research uses a case approach, a statute approach, and a conceptual approach using prescriptive analysis.
The result of this study is that in Decision Number 844 / Pid.B / 2019 / PN.Jkt.Pst, the 29 defendants
consisting of security and cleaning service Sarinah did not meet the element of intentionality in Article 56
of the Criminal Code, namely regarding assistance in criminal acts and the mental attitude or evil
intention of the accused was not found. Because the 29 defendants provided water aid to the mass of
protesters on humanitarian grounds and carried it out spontaneously.
Keywords : Judge's Decision, Judge's Consideration, Assistance

34
tindak pidana membantu melakukan perlawanan
PENDAHULUAN terhadap pejabat yang sedang menjalankan
Di dalam kehidupan tentu kita tidak tugas yang dilakukan secara bersama-sama.
bisa terlepas dari hukum. Pada Undang-Undang Terdakwa terbukti bersalah melanggar Pasal
Dasar RI Tahun 1945 yang merupakan 212 KUHP, 214 KUHP jo Pasal 56 KUHP.
konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang Pembantuan yaitu orang yang dengan sengaja
berlaku di Indonesia yaitu pada Pasal 1 Ayat memberikan bantuan untuk melakukan suatu
(3) menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara tindak pidana kejahatan, atau sengaja memberi
hukum. Yang artinya di kehidupan kesempatan, maupun daya upaya untuk
bermasyarakat Indonesia diatur oleh hukum melakukan suatu kejahatan (Ali 2011). Dalam
positif yang berlaku. Dan bagi yang melanggar KUHP mengenai pembantuan dalam tindak
ketentuan hukum yang berlaku maka akan pidana diatur dalam Pasal 56. Dalam Pasal 56
dikenakan sanksi menurut aturan hukum KUHP,disini menjelaskan mengenai
tersebut. Negara hukum menghendaki agar pembantuan atau medeplichtigheid, memberi
aturan hukum yang telah dibuat kemudian ancaman pidana bagi siapapun yang terlibat
ditegakkan oleh semua anggota masyarakat dan dalam tindak pidana kejahatan, secara sengaja
setiap perbuatan yang dilakukan didasarkan memberikan bantuan atau memberikan suatu
pada aturan hukum yang sudah berlaku. kesempatan serta daya upaya atau keterangan
Kehadiran hukum di tengah kehidupan yang berhubungan dengan pelaksanaan tindak
masyarakat ini diharapkan bisa melindungi serta pidana. Medeplichtigheid atau pembantuan
menjaga ketertiban di dalam masyarakat. dapat terjadi jika terdapat 2 (dua) orang dimana
Tindak pidana yang terjadi di tengah yang satu sebagai pembuat (dader) sedangkan
masyarakat kini tidak hanya dilakukan oleh satu yang lain sebagai pembantu (medeplichtigheid).
orang saja tetapi bisa dilakukan oleh lebih dari Unsur sengaja dalam medeplichtigheid ini
satu orang atau beberapa orang, baik orang merupakan suatu unsur yang penting dan tidak
tersebut sebagai orang yang melakukan (pleger), dapat diabaikan karena unsur tersebut ditujukan
orang yang menyuruh melakukan (doen pleger), pada perbuatan atau sikap seseorang dalam
orang yang turut melakukan (medepleger), memberi bantuan. Jelas kiranya bahwa jika ada
maupun orang yang membantu melakukan pembantu tentu ada yang dibantu, yaitu yang
(medeplichtigheid). Mereka yang ikut turut serta disebut sebagai pelaku utama atau petindak.
pada suatu tindak pidana tersebut harus Hubungan antara pembantu dengan petindak
bertanggung jawab sebagai akibat dari atau pelaku utama adalah pembantuan.
perbuatan yang telah mereka lakukan. (Prasetyo Pembantuan yang ditentukan bersamaan dengan
2015) Salah satu bentuk tindak pidana yang terjadinya kejahatan yang terdapat pada Pasal
berkembang di dalam masyarakat yaitu 56 Ayat 1 KUHP atau mendahului terjadinya
mengenai tindak pidana melawan pejabat yang kejahatan pada Pasal 56 Ayat 2 KUHP (Sianturi
sedang menjalankan tugas. Mengenai tindak 1996).
pidana terhadap pejabat ini pada KUHP diatur Kasus ini terjadi pada tanggal 22 Mei
di dalam Bab VIII Buku ke 2 yang berjudul 2019 yaitu saat terjadi unjuk rasa karena
“Kejahatan terhadap Kekuasaan Umum” yaitu menolak hasil pemilihan umum (pemilu)
terdapat pada Pasal 211-214 KUHP. Adanya presiden yaitu antara pasangan calon nomor urut
pasal ini dimaksudkan untuk melindungi pejabat (1) Ir. H. Joko Widodo dan K.H Ma’ruf Amin
atau pegawai yang dalam hal ini termasuk polisi dengan pasangan calon nomor urut (2) yaitu H.
yang menjalankan tugas sesuai dengan Prabowo Subianto dan H. Sandiaga Salahhudin
jabatannya berdasarkan peraturan perundang- Uno, di depan gedung Badan Pengawas Pemilu
undangan atau BAWASLU. Kemudian terjadi kericuhan
Pada Putusan Nomor 844/Pid.B/2019/ antara massa pengunjuk rasa dan petugas
PN Jkt Pst.ini terdapat 29 Terdakwa yang terdiri kepolisian. Akhirnya petugas kepolisian
dari para security dan cleaning service Sarinah. melakukan beberapa kali penyemprotan air dari
Dalam kasus ini, Para Terdakwa melakukan mobil Water Canon dan pelemparan gas air

35
mata oleh petugas ke arah massa pengunjuk rasa perbuatan yang dilakukan, sedangkan unsur
dengan tujuan massa penggunjuk rasa dapat mens rea yaitu sikap batin pelaku pada saat
meninggalkan tempat unjuk rasa di sekitar melakukan perbuatan (Farid 2014). Adanya
kawasan BAWASLU. Massa yang terkena gas perbuatan yang bertentangan dengan hukum
air mata pun berlarian menuju arah gedung mall atau perbuatan jahat (actus reus) yang dilakukan
Sarinah. Di dalam area mall Sarinah tersebut, tidaklah cukup untuk mempidana seseorang.
massa yang menerobos masuk meminta air Namun ada satu hal penting yang juga harus
untuk cuci muka dan minum. Maka para diperhatikan yaitu niat jahat (mens rea). Hal ini
karyawan sarinah atas rasa kemanusiannya karena sikap batin sebagai niat atau maksud
akhirnya memberikan bantuan berupa ember tujuan pelaku pada saat melakukan perbuatan
berisikan air, galon air dari toilet dekat Pos yang bertentangan dengan hukum atau bersifat
ATM Center, untuk di usapkan ke wajah melawan hukum tersebut. Kemudian, niat dalam
maupun mata dari massa pengunjuk rasa yang suatu tindak pidana penting untuk dibuktikan
terkena gas air mata dan air mineral untuk di karena merupakan bagian dari tindak pidana
minum oleh massa pengunjuk rasa. Setelah (Adhari 2021). Oleh karena itu, ketika
selesai mencuci muka dan minum massa penjatuhan sanksi pidana terhadap suatu tindak
diarahkan untuk keluar dari mall sarinah demi pidana tidak hanya dilihat dari perbuatan atau
menjaga aset mall agar tidak ada yang hilang esensi dari perbuatan yang bertentangan dengan
dan rusak, serta bertujuan untuk mengurangi kaidah hukum saja, tetapi juga pertanggung
penumpukan massa yang berada di area mall jawaban pidana, yang di dalamnya terdapat
Sarinah. Di sisi lain pihak aparat pengaman mental state atau keadaan batin yang merupakan
melakukan penyisiran di area mall Sarinah niat (mens rea) pada saat pelaku melakukan
untuk menangkap pelaku yang melakukan perbuatan tersebut. Sehingga tidak ada suatu
kericuhan pada saat unjuk rasa agar bisa pemidanaan bila unsur niat tersebut tidak
diamankan dan mencegah adanya kericuhan terpenuhi ataupun sebaliknya hanya terdapat
baru. Kemudian pada hari Kamis tanggal 23 niatnya saja tetapi tidak diwujudkan dengan
Mei 2019 sekitar pukul 01.30 WIB polisi adanya suatu tindakan (actus reus) yang
mengamankan 29 karyawan sarinah untuk memenuhi kualifikasi rumusan undang-undang
dimintai keterangan karena diduga terlibat serta (Huda 2006). Dari adanya fakta persidangan
membantu terjadinya kericuhan di depan tersebut bahwa para terdakwa memberikan air
gedung kantor BAWASLU. tersebut karena adanya rasa kemanusiaan maka
Dalam fakta persidangan, dijelaskan hal ini bertentangan dengan unsur mens rea
bahwa para Terdakwa memberikan bantuan air dalam hal pemidaan. Jenis perbuatan yang
kepada massa pengunjuk rasa atas dasar rasa dilakukan oleh 29 terdakwa tersebut tidak lain
kemanusian, dan Para Terdakwa tidak pernah hanyalah memberi pertolongan berupa air
ikut unjuk rasa pada saat kejadian tersebut. Di mineral, ember dan galon air kepada orang yang
dalam hukum pidana, seseorang tidak dapat menderita akibat serangan gas air mata yang
dipidana jika tidak memiliki kesalahan, hal ini ditembakkan petugas untuk memukul mundur
dikenal dengan asas geen starf zonder schuld massa pengunjuk rasa.
atau keine strafe ohne schuld. Asas ini adalah Putusan yang telah dibuat oleh Majelis
dasar dari adanya pertanggungjawaban pidana Hakim dalam Putusan Nomor
yang berarti suatu perbuatan tidak bisa 844/Pid.B/2019/PN Jkt.Pst. ini seakan ingin
menjadikan orang bersalah kecuali dilakukan menegaskan bahwa tindakan pertolongan yang
dengan niat jahat (Huda 2006). Kemudian, dilakukan Para Terdakwa dalam bentuk
seseorang dianggap telah melanggar hukum dan memberi air minum kepada orang yang
dapat dikenakan sanksi pidana jika telah membutuhkan adalah suatu tindakan melawan
memenuhi dua unsur. Dua unsur tersebut adalah hukum. Selain itu, dalam Pasal 531 KUHP
unsur actus reus (physical element) dan unsur dijelaskan bahwa, yang mewajibkan setiap
mens rea (mental element). Unsur actus reus orang untuk memberikan pertolongan bagi
sebagai esensi dari kejahatan itu sendiri atau orang lain yang sedang berada dalam keadaan

36
bahaya maut. “Bagi orang yang dengan sengaja yang hanya berfokus pada beberapa peraturan
melalaikan kewajiban memberi pertolongan yang telah tertulis atau bahan hukum yang
padahal ia sendiri mengetahui nya, dapat lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjawab isu
dipidana penjara selama tiga bulan.” Terlebih hukum yang dihadapi. Hukum yang
lagi gas air mata ini memiliki efek samping dimaksudkan yaitu hukum yang berlaku di suatu
yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia tempat tertentu serta aturan normatifnya telah
bahkan bisa menyebabkan kematian. Yang tertulis secara resmi dan sudah diundangkan
dilakukan Para Terdakwa dalam perkara ini (Marzuki 2005).
yaitu memberikan air untuk massa pengunjuk Penelitian ini menerapkan metode
rasa hanya atas dasar kemanusiaan dan bukan pendekatan peraturan perundang-undangan atau
karena ingin membantu jalannya suatu tindak (statute approach), pendekatan konseptual
pidana yaitu melakukan perlawanan kepada (conceptual approach) dan pendekatan kasus
pejabat yang sedang menjalankan tugasnya. (case approach).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk Penelitian ini menggunakan bahan
melakukan kajian terkait permasalahan ini hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
dalam bentuk proposal dengan judul bahan non hukum yang berkaitan dengan fokus
“ANALISIS YURIDIS MENGENAI TINDAK penelitian. Bahan-bahan hukum yang diperoleh
PIDANA MEMBANTU MELAKUKAN dilakukan pemahaman lalu dikaji isinya secara
PERLAWANAN TERHADAP PEJABAT runtut dan mendalam yang nantinya akan dibuat
YANG SEDANG MENJALANKAN TUGAS catatan sesuai dengan fokus permasalahan yang
(Studi Kasus Putusan Nomor 844/Pid.B/ diteliti.
2019/PN.Jkt.Pst)” Teknik pengumpulan bahan hukum
Maka ditemukan dua rumusan masalah dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan
untuk dianalisis dan dikaji terkait dengan: hukum primer, bahan hukum sekunder dan
21 Apakah pertimbangan hakim dalam bahan non hukum, dengan cara melakukan
menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa identifikasi terhadap bahan hukum tersebut,
dengan Pasal 56 KUHP sudah tepat jika melakukan inventarisasi terhadap bahan hukum
dikaitkan dengan Pasal 531 KUHP ? yang diperlukan, selanjutnya mencatat dan
22 Apakah akibat hukum dari adanya Putusan mengutip dari bahan hukum tersebut, kemudian
Hakim Nomor 844/Pid.B/2019/PN.Jkt.Pst ? melakukan analisis dari bahan hukum yang
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk diperoleh tersebut sesuai dengan permasalahan
mengetahui dan menganalisis pertimbangan dan tujuan dari penelitian yang kita lakukan.
hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap para Penelitian ini menggunakan teknik
terdakwa dengan Pasal 56 KUHP sudah tepat analisis preskriptif. Sifat dari teknik analisis
jika dikaitkan dengan Pasal 531 KUHP dan preskriptif ini yaitu untuk menjabarkan
untuk menganalisis apakah akibat hukum dari argumentasi atas hasil suatu penelitian yang
adanya Putusan Hakim Nomor 844/ Pid.B / telah dilakukan. Dengan maksud untuk
2019/ PN.Jkt.Pst. melakukan penilaian mengenai benar atau salah
Kajian Teoritik dalam penelitian ini menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa
meliputi tinjauan umum pembantuan dalam dari hasil penelitian (Fajar 2010)
tindak pidana, tinjauan umum tindak pidana
melakukan perlawanan terhadap pejabat yang HASIL DAN PEMBAHASAN
sedang menjalankan tugas dan tinjauan umum A. HASIL
tentang putusan hakim. 1. Kronolgi Kasus
Pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2019,
METODE waktu dini hari pihak Komisi Pemilihan Umum
Penelitian ini merupakan penelitian (KPU) berencana akan mengumumkan terkait
yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif, Pemilihan Presiden 2019 yang dimenangkan
atau penelitian yang kadang dikatakan juga oleh pasangan calon nomor urut 1 yaitu Ir. H.
penelitian hukum kepustakaan adalah penelitian Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin. Namun,

37
para pendukung dari calon urut nomor 2 yaitu meminta bantuan air untuk diusapkan ke wajah
H. Prabowo Subianto dengan H. Sandiaga Uno maupun mata pengunjuk rasa yang perih akibat
tidak terima atas kekalahannya. Kemudian para terkena gas air mata dan air mineral tersebut
pendukung dari calon urut nomor 2 melakukan digunakan untuk minum massa pengunjuk rasa.
unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu dan di Mereka memberikan air tersebut bersama
sekitarnya termasuk di depan Pusat dengan pimpinan nya yaitu Saksi Dian selaku
Perbelanjaan Sarinah. Mereka melakukan unjuk Manager Digital Marketing Difisi Retail Online
rasa karena menilai terjadi kecurangan secara PT Sarinah dan dengan Saksi Robert selaku
terstruktur, sistematis dan masif saat pemilihan Chief Security Gedung Sarinah. Para security
umum presiden tersebut. Massa pengunjuk rasa tersebut diperintahkan atasan mereka untuk
mulai berkumpul sejak pukul 09.00 WIB pada lembur pada tanggal 22 Mei 2019 tersebut untuk
hari Rabu, 22 Mei 2019. Hingga malam hari menambah kekuatan anggota security Gedung
yaitu pada pukul 18.30 WIB mereka masih Sarinah dengan mendapatkan upah yaitu sebesar
berkumpul dan saksi Harry Kurniawan, S.IK, Rp. 150.000,00 per orang. Setelah diberikan air,
M.H., selaku Kapolres Jakarta Pusat melakukan untuk menghindari penumpukkan di area
peringatan dengan mengatakan “atas nama Loading Dock, massa pengunjuk rasa tersebut
Undang-Undang memerintahkan kepada massa disuruh untuk keluar dengan cara diarahkan dari
pengunjuk rasa untuk segera membubarkan diri pintu Pos 2, pintu Pos 7, dan pintu Pos 8.
dan meninggalkan tempat kembali pulang ke
rumah masing-masing”, yang himbauan tersebut 2. Pertimbangan Hakim
disampaikan sebanyak lebih dari 3 (tiga) kali Dalam Putusan nomor
dan berulang-ulang. Kemudian, pada pukul 844/Pid.B/2019/PN. Jkt Pst majelis hakim
19.30 WIB mulai terjadi kericuhan. Massa yang memberikan pertimbangan hukum yakni
memenuhi Jalan Sabang Jakarta Pusat dan sebagai berikut:
sekitar Gedung Sarinah memaksa untuk maju 1) Menimbang, bahwa dari pemeriksaan
untuk ke Gedung Bawaslu RI dan ada yang dipersidangan telah ditemukan alat-alat
membakar kun-kun pembatas jalan, membakar bukti berupa keterangan Saksi-Saksi,
beberapa tong sampah, melempari batu, Keterangan Ahli, keterangan Terdakwa dan
molotov, botol, kelereng, petasan dan anak barang bukti dimana setelah Majelis Hakim
panah kearah petugas yang sedang berjaga. menghubungkan dan menyesuaikan satu
Kemudian, dilakukan beberapa kali dengan lain bukti-bukti tersebut, dan telah
penyemprotan air dari mobil Water Canon dan pula dinilai cukup kebenarannya, maka
pelemparan gas air mata oleh petugas kearah dapatlah diperoleh adanya fakta-fakta
massa pengunjuk rasa agar massa hukum yang pada pokoknya sebagai
membubarkan diri. Pada pukul 00.00 WIB dini berikut:
hari Saksi Harry Kurniawan, S.IK, M.H., dari - Bahwa benar Para Terdakwa telah di tangkap
kepolisian kembali melakukan peringatan pada hari Kamis tanggal 23 Mei 2019 sekira
kepada para pengunjuk rasa untuk segera pukul 01.30 WIB.
membubarkan diri. Dan, pada pukul 01.30 WIB - Bahwa alasan dari perintah untuk lembur
hari Kamis 23 Mei 2019 pihak kepolisian tersebut adalah untuk menambah kekuatan
melakukan penyisiran dan mengumpulkan anggota security Gedung Sarinah dalam
orang-orang yang masih berada di sekitar rangka antisipasi setelah adanya pengumuman
kawasan Gedung Bawaslu termasuk security Pemilihan Presiden 2019 oleh pihak Komisi
dan cleaning service Gedung Sarinah. Massa Pemilihan Umum (KPU) RI pada hari Rabu
pengunjuk rasa masuk ke kawasan Gedung dini hari tanggal 22 Mei 2019 dengan
Sarinah ke dalam area Loading Dock Gedung mendapatkan upah yakni sekitar Rp. 150.000,
Sarinah. Ke-29 Terdakwa memberikan bantuan 00 per orang.
bantuan berupa air mineral, ember berisikan air - Bahwa pada saat terjadi bentrok antara massa
dan galon air dari toilet yang berada di dekat pengunjuk rasa dengan melempari berupa
Pos ATM Center ke massa pengunjuk rasa yang kayu, batu maupun petasan dan di halau

38
aparat kepolisian dengan water canon dan gas KUHP jo. pasal 56 KUHPidana yang
air mata, mengakibatkan para pengunjuk rasa unsur-unsur sebagai berikut:
kalang kabut melarikan diri. Terdakwa a. Barang Siapa;
Hariyono bersama Terdakwa Ahmad Zulfikar, b. Dengan sengaja;
Terdakwa Alvin Nazarkhan membuka pintu c. Memberi bantuan pada waktu
Pos I untuk massa pengunjuk rasa masuk ke kejahatan dilakukan; memberi
area Loading Dock Gedung Sarinah untuk di kesempatan, sarana atau keterangan
berikan air minum serta air untuk cuci muka untuk melakukan kejahatan;
yang dilakukan oleh 29 Terdakwa d. Dengan kekerasan atau dengan
memberikan bantuan berupa ember berisikan ancaman ancaman kekerasan memaksa
air, galon air dari toilet dekat Pos ATM seorang pejabat yang sedang
Center, untuk di usapkan ke wajah maupun menjalankan tugas yang sah atau orang
mata dari massa pengunjuk rasa yang terkena yang menurut kewajiban undang-
gas air mata dan air mineral untuk di minum undang atau atas permintaan pejabat
oleh massa pengunjuk rasa dengan menjadi memberi pertolongan kepadanya,
bugar dan segar kembali. diancam karena melawan pejabat;
- Bahwa untuk menghindari penumpukkan di e. Melakukan paksaan dan perlawanan
area Loading Dock, lalu pengunjuk rasa di memaksa seorang pejabat yang sedang
suruh keluar dengan cara di arahkan dari Pintu menjalankan tugas yang sah dilakukan
Pos 2, Pintu Pos 7 dan Pintu Pos 8. bisa oleh dua orang atau lebih dengan
menuju ke Jl. Sunda, dimana para pengunjuk bersekutu.
rasa kembali melakukan penyerangan maupun 3) Menimbang, bahwa semua unsur pasal
pelemparan terhadap petugas yang sedang sebagaimana yang didakwakan Penuntut
berjaga berulang-ulang. Umum dalam dakwaan Altenatif Kesatu
- Bahwa Anggota Kepolisian di antaranya Saksi telah terbukti, dengan demikian maka
Donal Morris Hutapea sempat melihat massa Majelis berpendapat bahwa Terdakwa telah
pengunjuk rasa ada di bantu oleh beberapa terbukti secara sah dan meyakinkan
orang berpakaian preman serta berseragam bersalah melakukan tindak pidana
keamanan/security Mall Sarinah Thamrin sebagaimana yang didakwakan Penuntut
dengan cara memberikan akses pintu masuk Umum dalam dakwaan Alternatif Kesatu
ke dalam area Loading Dock Gedung Sarinah. yaitu melanggar pasal 212 KUHP jo. pasal
sesuai pengakuan Terdakwa. Kemudian ke-29 214 KUHP jo. pasal 56 KUHPidana.
Terdakwa tersebut memberikan bantuan 4) Menimbang, bahwa oleh selama
berupa air mineral, ember dan galon air pemeriksaan terhadap diri Para Terdakwa
bersama dengan pimpinannya yaitu Saksi tersebut, Majelis Hakim tidak menemukan
Dian Armanda Agustin selaku Manager hal-hal yang dapat meniadakan sifat
Digital Marketing Difisi Retail Online PT. pertanggungjawaban pidana pada diri Para
Sarinah (Persero) dan Saksi Robert selaku Terdakwa, baik berupa alasan pemaaf
Asisten Chief Security Gedung Sarinah. maupun alasan pembenar dan dalam
- Bahwa Para Terdakwa memberikan bantuan pemeriksaan persidangan itu pula, Majelis
kepada pada pengunjuk rasa tersebut atas Hakim memperoleh keyakinan akan
dasar rasa kemanusian, dan Para Terdakwa kesalahan Para Terdakwa, sehingga
tidak pernah ikut unjuk rasa pada kejadian terhadap diri Para Terdakwa haruslah
tersebut. dinyatakan telah terbukti secara sah dan
- Bahwa Para Terdakwa belum pernah meyakinkan bersalah melakukan tindak
dihukum. pidana sebagaimana yang didakwakan
2) Menimbang, bahwa dalam dakwaan Penuntut Umum dalam dakwaan Alternatif
Alternatif Kesatu dari dakwaan Penuntut kesatu tersebut dan oleh karenanya
Umum tersebut, Terdakwa telah di dakwa Terdakwa patut dijatuh pidana.
melanggar pasal 212 KUHP jo. pasal 214

39
5) Menimbang, bahwa selanjutnya dari Pledoi Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
Penasihat Para Terdakwa tersebut diatas Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang
dengan telah terpenuhi dan terbuktinya Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan
semua unsur-unsur dalam dakwaan pasal Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2
212 KUHP jo. pasal 214 KUHP jo. pasal 56 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum serta
KUHPidana maka Pledoi Para Penasihat ketentuan lain yang berhubungan dengan
Hukum Terdakwa tersebut haruslah perkara ini, Majelis hakim menjatuhkan
dikesampingkan, kecuali Permohonan yang putusan terhadap Terdakwa yang telah
mohon keringanan hukuman atas tuntutan dituangkan pada amar putusan Pengadilan
dari Penuntut umum tersebut, maka Negeri Jakarta Pusat Nomor
Permohonan dari Penasihat Hukum Para 844/Pid.B/2019/PN.Jkt.Pst yaitu sebagai
Terdakwa tersebut akan dipertimbangkan berikut :
oleh Majelis Hakim dalam keadaan- 1) Menyatakan Terdakwa I. Ahmad Zulfikar,
keadaan yang meringankan bagi Para Terdakwa II. Alvin Nazarkhan, Terdakwa
Terdakwa sebelum menjatuhkan putusan III. Endan Herdian, Terdakwa IV. Andhi
dalam perkara ini. Febriantoro, Terdakwa V. Ridwan,
6) Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan Terdakwa VI. Mochamad Ichrom,
putusan, Majelis Hakim akan Terdakwa VII. Samsul Anwar, Terdakwa
mempertimbangkan keadaan-keadaan yang VIII. M. Yusuf Gunawan, Terdakwa IX.
memberatkan dan keadaankeadaan yang Hariyono, Terdakwa X. Tara Arbyansyah,
meringankan Terdakwa Terdakwa XI. Nurrakhman als Buyung,
a. Keadaan yang memberatkan : Terdakwa XII. Agus Sarohman, Terdakwa
- Perbuatan Para Terdakwa menarik XIII. Trio Prasetio, Terdakwa XIV. Handri
perhatian masyarakat secara nasional; Basuki, Terdakwa XV. Iwan Syachrie,
b. Keadaan yang meringankan : Terdakwa XVI. Adi Sucipto, Terdakwa
- Para Terdakwa bersikap sopan di XVII. Deki Aries Totales Lengkong als
persidangan; Diki, Terdakwa XVIII. Suyamto, Terdakwa
- Para Terdakwa mengakui terus terang XIX. Achmad Suhendar, Terdakwa XX.
dan menyesali perbuatannya; Habib Musa bin Almh Djadja, Terdakwa
- Para Terdakwa belum pernah dihukum; XXI. Achmad Sanusi, Terdakwa XXII.
- Para Terdakwa membantu para peserta Supriyadi alias Supri, Terdakwa XXIII.
unjuk rasa tersebut karena didorong rasa Syahril Mauladi, Terdakwa XXIV.
kemanusian. Mugiyanto, Terdakwa XXV. Felix Ganang
7) Menimbang, bahwa oleh karena Para Murdoyo, Terdakwa XXVI. Handori Bin
Terdakwa dalam pemeriksaan mulai Emad Alias Madina, Terdakwa XXVII.
penyidikan sampai persidangan telah Ahmadi BIN M. Sani, Terdakwa XXVIII.
ditahan maka berdasarkan Pasal 22 ayat (4) Hermawan alias Iwan dan Terdakwa XXIX.
KUHAP dan Pasal 33 ayat (1) KUHP, Philip Sinaga terbukti secara sah dan
maka lamanya Para Terdakwa berada dalam meyakinkan bersalah melakukan tindak
tahanan tersebut akan dikurangkan pidana “Dengan sengaja memberi bantuan
seluruhnya dari pidana yang akan pada waktu kejahatan di lakukan; memberi
dijatuhkan kepadanya dan cukup alasan kesempatan, sarana atau keterangan untuk
pula bagi Majelis Hakim untuk melakukan kejahatan; dengan kekerasan
memerintahkan agar Para Terdakwa tetap atau ancaman kekerasan;melawan seorang
berada dalam tahanan. pejabat yang sedang menjalankan tugas
3. Putusan Hakim yang sah, atau orang yang menurut
Mengingat pasal 212 KUHP jo. pasal 214 kewajiban undang-undang atau atas
KUHP jo. pasal 56 KUHPidana KUHP, permintaan pejabat memberi pertolongan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 kepadanya, diancam karena melawan
Tentang Hukum Acara Pidana, Undang- pejabat; yang dilakukan oleh dua orang atau

40
lebih dengan bersekutu’, sebagaimana 5. 1 (satu) buah gallon air kosong ukuran
diatur dan diancamPasal 212 KUHP jo. 19 liter;
Pasal 214 KUHP jo. Pasal 56 KUHPidana 6. 1 (satu) galon merek vit;
dalam dakwaan Alternatif Kesatu; 7. 1 (satu) buah Galon isi ulang merek vit
2) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa I. Dirampas untuk dimusnahkan;
Ahmad Zulfikar, Terdakwa II. Alvin 8. 1 (satu) unit handphone merek Xiaomi
Nazarkhan, Terdakwa III. Endan Herdian, Redmi 4A warna putih gold; Dikembalikan
Terdakwa IV. Andhi Febriantoro, kepada Terdakwa Handri Basuki;
Terdakwa V. Ridwan, Terdakwa VI. 9. 1 (satu) unit handphone merek Redmi
Mochamad Ichrom, Terdakwa VII. Samsul Note 4 warna Silver; Dikembalikan kepada
Anwar, Terdakwa VIII. M. Yusuf Terdakwa Ahmad Zulfikar;
Gunawan, Terdakwa IX. Hariyono, 10. 1 (satu) unit handphone merek
Terdakwa X. Tara Arbyansyah, Terdakwa Motorola warna hitam silver; Dikembalikan
XI. Nurrakhman als Buyung, Terdakwa kepada Terdakwa Alvin Nazarkhan;
XII. Agus Sarohman, Terdakwa XIII. Trio 11. 1 (satu) unit handphone merek Samsung
Prasetio, Terdakwa XIV. Handri Basuki, Galaxy 7 Pro warna kuning emas;
Terdakwa XV. Iwan Syachrie, Terdakwa 12. 1 (satu) buah celana berbahan jeans
XVI. Adi Sucipto, Terdakwa XVII. Deki warna hitam; Dikembalikan kepada
Aries Totales Lengkong als Diki, Terdakwa Terdakwa Endan Herdian;
XVIII. Suyamto, Terdakwa XIX. Achmad 13. 1 (satu) unit handphone merek
Suhendar, Terdakwa XX. Habib Musa bin Samsung J5 warna gold;
Almh Djadja, Terdakwa XXI. Achmad 14. 1 (satu) unit ht warna hitam model KD
Sanusi, Terdakwa XXII. Supriyadi alias seri S/N 1712A23029; Dikembalikan
Supri, Terdakwa XXIII. Syahril Mauladi, kepada Terdakwa Andhi Febriantoro;
Terdakwa XXIV. Mugiyanto, Terdakwa 15. 1 (satu) unit handphone merek
XXV. Felix Ganang Murdoyo, Terdakwa Bellphone warna hitam; Dikembalikan
XXVI. Handori Bin Emad Alias Madina kepada Terdakwa Samsul Anwar;
dan Terdakwa XXVIII. Hermawan alias 16. 1 (satu) unit handphone merek Samsung
Iwan masing-masing dengan pidana penjara J2 Prime warna hitam;
selama 4 (empat) Bulan 3 (tiga) hari, 17. 1 (satu) celana sekuriti; Dikembalikan
sedangkan Terdakwa XXVII. Ahmadi BIN kepada Terdakwa Yusuf Gunawan;
M. Sani dengan pidana penjara selama 2 18. 1 (satu) unit handphone merek Samsung
(dua) bulan 26 (dua puluh enam) hari dan Galaxy J5; Dikembalikan kepada Terdakwa
Terdakwa XXIX. Philip Sinaga dengan Hariyono;
pidana penjara selama 2 (dua) bulan 14 19. 1 (satu) unit handphoe merek Samsung
(empat belas) hari ; Galaxy J5; Dikembalikan kepada Terdakwa
3) Menetapkan masa penangkapan dan masa Tara Arbyansah;
penahanan yang telah dijalani oleh Para 20. 1 (satu) unit DVR Samsung Protech 8
Terdakwa, dikurangkan seluruhnya dari ch HRD-E830LP;
pidana yang dijatuhkan tersebut; 21. 1 (satu) unit DVR Eternity H.264 merek
4) Menetapkan supaya Para Terdakwa tetap A8308NH;
berada dalam tahanan; 22. 1 (satu) unit Hikvision model
5) Menetapkan barang bukti berupa: DS7208HGHI-F1/N; Dikembalikan kepada
1. 2 (dua) buah Galon air mineral kosong Muhamad Sofiyan;
ukuran 220 ml merek vit; 23.1 (satu) unit DVR merek SOLID model
2. 2 (dua) buah kemasan gelas air mineral SDL-1080N-16; Dikembalikan kepada
ukuran 220 ml kosong merek vit; Kirso;
3. 1 (satu) ember plastik warna orange; 24. 1 (satu) unit handphone merek Samsung
4. 1 (satu) buah gayung warna hijau; J16; h
25. 1 (satu) buah baju warna putih;

41
26. 1 (satu) buah celana jeans merek Levis Dikembalikan kepada Terdakwa Syahril
warna biru; Dikembalikan kepada Mauladi;
Terdakwa Achmad Suhendar; 6) Membebankan kepada Para Terdakwa
27. 1 (satu) buah baju seragam Security atas untuk membayar biaya perkara masing-
nama Habib Musa; 28. 1 (satu) buah celana masing sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu
security warna hitam atas nama Habib rupiah);
Musa; Dikembalikan kepada Terdakwa B. PEMBAHASAN
Habib Musa Bin Djaja (Alm); 1. Analisis Pertimbangan Hakim dalam
29. 1 (satu) buah kaos security warna biru Menjatuhkan Pidana Terhadap Para
bertuliskan security KKS; Terdakwa Dikaitkan dengan Pasal 531
30. 1 (satu) buah celana security warna KUHP pada Putusan Nomor 844/Pid.B/
biru; Dikembalikan kepada Terdakwa 2019/ PN.Jkt.Pst
Achmad Sanusi; Pertimbangan hakim merupakan
31. 1 (satu) buah handphone Xiaomi Redmi salah satu aspek yang terpenting ketika
note 4 warna gold hitam; Dikembalikan menentukan suatu putusan yang adil (ex
kepada Terdakwa Supriyadi; aequo et bono) yang mengandung suatu
32. 1 (satu) unit handphone merek LUNA kepastian hukum. Selain merupakan
G55 Elevate warna rose gold; bagian yang penting dalam suatu putusan,
Dikembalikan kepada Terdakwa Syahril pertimbangan hakim mengandung suatu
Mauladi; manfaat bagi para pihak yang
33. 1 (satu) unit handphone merek OPPO bersangkutan sehingga para pihak tidak
A7 warna biru; ada yang merasa terugikan dari adanya
34. 1 (satu) buah baju PDL security lengan putusan tersebut. Maka dari itu, suatu
panjang warna biru; Dikembalikan kepada pertimbangan hakim harus dibuat dengan
Terdakwa Mugiyanto; teliti,baik dan cermat. Majelis hakim
35. 1 (satu) unit handphone merek Lenovo dalam melakukan pemeriksaan suatu
model P1MA40 warna hitam; perkara sangat memerlukan adanya
36. 1 (satu) HT merek WJW warna hitam; pembuktian yang nantinya digunakan
37. 1 (satu) buah baju security; sebagai bahan pertimbangan. Berdasarkan
Dikembalikan kepada Terdakwa Felix Pasal 53 Undang-Undang Kehakiman
Ganang Als Madina; dalam memeriksa suatu perkara, hakim
38. 1 (satu) buah handphone merek Xiaomi bertanggungjawab atas suatu penetapan
Redmi 5A warna gold putih; dan putusan yang dibuatnya. Kemudian
39. 1 (satu) buah rompi security KKS penetapan dan putusan tersebut harus
warna hijau; Dikembalikan kepada memuat pertimbangan hukum hakim yang
Terdakwa Handori Bin Emad; didasarkan pada alasan dan dasar hukum
40. 1 (satu) unit handphone merek Xiaomi yang tepat dan benar. Kemudian pada
Note 3 warna abu-abu; Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang
41. 1 (satu) celana office boy warna merah; Kehakiman dijelaskan bahwa hakim dan
Dikembalikan kepada Terdakwa Hermawan hakim konstitusi harus menggali,mengikuti
Als Iwan; dan memahami nilai-nilai hukum dan
42. 1 (satu) buah kaos dalam security warna keadilan yang hidup di masyarakat.
biru; Dikembalikan kepada Terdakwa Dalam membuat suatu
Supriadi Als Supri; putusan di Pengadilan, Majelis Hakim
43. 1 (satu) buah simcard simpati 0822 harus mempertimbangkan beberapa aspek
5580 4614; yaitu terkait dengan kesalahan yang
44. 1 (satu) buah HT WLN model KD-C1 dilakukan Terdakwa, motif dan tujuan
nomor S/N 1712A23114; 45. 1 (satu) buah dilakukannya suatu tindak pidana, cara
seragam satpam koperasi karyawan sarinah; terdakwa melakukan tindak pidana, sikap
batin terdakwa dalam melakukan tindak

42
pidana, riwayat hidup dan social ekonomi, upaya atau keterangan yang berhubungan
sikap dan tindakan terdakwa sesudah dengan pelaksanaan tindak pidana.
melakukan tindak pidana, pengaruh pidana Medeplichtigheid atau pembantuan dapat
terhadap masa depan pelaku, serta terjadi apabila terdapat 2 (dua) orang
pandangan masyarakat terhadap tindak dimana yang satu sebagai pembuat (dader)
pidana yang dilakukan oleh terdakwa. sedangkan yang lain sebagai pembantu
(Arief 2001) Dalam Putusan Nomor (medeplichtigheid). Dan pembantuan ini
844/Pid.B/2019/ PN.Jkt.Pst ini hakim bisa dilakukan pada saat kejahatan
memutus bersalah ke-29 Terdakwa dengan dilakukan atau sebelum kejahatan
beberapa pertimbangan. Para Terdakwa dilakukan. Pembantuan dilakukan dengan
diadili dengan Pasal 212 KUHP, 214 tujuan untuk mempermudah atau
KUHP dan Pasal 56 KUHP. Berdasarkan memperlancar pelaksanaan kejahatan yang
pertimbangan hakim para Terdakwa telah dilakukan oleh pelaku atau pembantu.
memenuhi unsur-unsur pasal sebagaimana Suatu perbuatan dapat disebut sebagai
yang didakwakan oleh penuntut umum pembantuan bila memuat unsur-unsur
dalam surat dakwaan Alternatif Kesatu. berupa unsur subjektif yaitu dimana
Unsur-unsur tersebut yaitu : kesengajaan pembantu kejahatan dalam
a. Barang Siapa; mewujudkan perbuatan bantuannya, baik
b. Dengan sengaja; sebelum pelaksanaan maupun pada saat
c. Memberi bantuan pada waktu kejahatan pelaksanaan, dan unsur objektif yaitu
dilakukan; memberi kesempatan, sarana dimana wujud dari suatu perbuatan
atau keterangan untuk melakukan (bantuan) yang dilakukan oleh pembuat
kejahatan; pembantu hanyalah bersifat mempermudah
d. Dengan kekerasan atau dengan atau memperlancar pelaksanaan
ancaman ancaman kekerasan memaksa kejahatannya. Sehingga dari wujud
seorang pejabat yang sedang perbuatan yang dilakukan oleh pembantu
menjalankan tugas yang sah atau orang tersebut, tidaklah dapat menyelesaikan
yang menurut kewajiban undang- suatu kejahatan, dan yang menyelesaikan
undang atau atas permintaan pejabat kejahatan yaitu wujud perbuatan yang
memberi pertolongan kepadanya, dilakukan oleh pembuat pelaksananya atau
diancam karena melawan pejabat; pelaku utamanya. S.R Sianturi dalam
e. Melakukan paksaan dan perlawanan bukunya yaitu Asas-Asas Hukum Pidana
memaksa seorang pejabat yang sedang di Indonesia dan Penerapannya,
menjalankan tugas yang sah dilakukan berpendapat jika pemberian kesempatan,
oleh dua orang atau lebih dengan sarana atau keterangan adalah cara untuk
bersekutu. menggerakkan seseorang. Jelas kiranya
Majelis Hakim menetapkan bahwa jika ada pembantuan tentu ada yang
bahwa yang dilakukan Para Terdakwa dibantu, yaitu yang disebut pelaku utama
adalah membantu jalannya suatu tindak atau penindak. Hubungan antara pembantu
pidana. Dalam Kitab Undang-Undang dengan petindak atau pelaku utama adalah
Hukum Pidana (KUHP) mengenai pembantuan. Pembantuan ditentukan
pembantuan terdapat didalam Pasal 56 bersamaan dengan terjadinya kejahatan
KUHP. Pada Pasal 56 KUHP disini atau mendahului kejahatan (Sianturi 1983).
menjelaskan mengenai pembantuan atau Kemudian, menurut R.Soesilo dalam
medeplichtigheid, rumusan pasal tersebut bukunya, yaitu Kitab Undang-Undang
memberi ancaman pidana bagi siapapun Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-
yang terlibat dalam tindak pidana komentarnya menjelaskan bahwa orang
kejahatan, secara sengaja memberikan yang sengaja memberikan bantuan
bantuan berupa saran, informasi atau tersebut, bisa dilakukan pada waktu atau
memberikan suatu kesempatan serta daya sebelum kejahatan itu terjadi. Jika bantuan

43
itu diberikan sesudah kejahatan itu dirasa penulis kurang tepat karena yang
dilakukan, maka orang tersebut melakukan dilakukan oleh Para Terdakwa hanya atas
perbuatan “sekongkol” atau “tadah” atau dasar kemanusiaan dan dilakukan secara
menyembunyikan orang yang melakukan spontan. Dalam fakta persidangan pada
kejahatan atau menghalang-halangi putusan juga tertulis jika para terdakwa
penyidikan. Selain itu, elemen “sengaja” memberikan bantuan kepada pada
harus ada, sehingga orang yang secara pengunjuk rasa tersebut atas dasar rasa
kebetulan dengan tidak mengetahui telah kemanusian, dan Para Terdakwa tidak
memberikan kesempatan, daya upaya, atau pernah ikut unjuk rasa pada kejadian
keterangan untuk melakukan kejahatan itu tersebut. Para Terdakwa tidak mengetahui
tidak dihukum (R. Soesilo 1995). Dalam akan akibat yang ditimbulkan ketika
hukum pidana, terdapat 2 teori mengenai memberi bantuan air kepada massa
kesengajaan ini yaitu Teori Kehendak atau pengunjuk rasa. Dalam Pasal 56 ini harus
Wilstheorie dan Teori Pengetahuan atau dibuktikan ada atau tidaknya unsur
Voorstellingtheorie. Menurut Teori “sengaja” pada tindakan tersebut untuk
Kehendak inti kesengajaan adalah membantu melakukan tindak pidana. Jika
kehendak untuk mewujudkan unsur-unsur Para Terdakwa tidak mengetahui bahwa
delik dalam rumusan undang-undang tindakannya dapat memberikan
(Simons dan Zevenbergen). Sedangkan kesempatan kepada massa pengunjuk rasa
menurut Teori Pengetahuan, sengaja untuk melakukan tindak pidana, maka Para
berarti membayangkan akan akibat Terdakwa tidak dapat dikatakan membantu
timbulnya akibat perbuatannya; orang tak melakukan tindak pidana. Selain itu, air
bisa menghendaki akibat, melainkan hanya bukanlah alat yang dapat dikualifisir
dapat membayangkannya. Teori ini sebagai alat yang relevan untuk membantu
menitikberatkan pada apa yang diketahui terjadinya tindak pidana. Air tersebut baru
atau dibayangkan oleh si pelaku ialah apa bisa menjadi relevan jika air yang
yang akan terjadi pada waktu ia akan dimaksud direbus hingga mendidih lalu
berbuat (Frank). Seseorang yang digunakan untuk menyerang petugas. Jika
melakukan suatu tindakan dengan sengaja, pun dikatakan bahwa dengan meminum air
harus menghendaki serta menginsafi tersebut benar membuat kondisi massa aksi
tindakan tersebut atau akibatnya. Jadi fit atau bugar kembali, maka hal tersebut
dapatlah dikatakan, bahwa sengaja berarti harus teruji secara ilmiah. Elemen
menghendaki dan mengetahui apa yang kausalitas hanya dapat berlaku dalam
dilakukan. Dalam putusan ini, Majelis konteks perbuatan yang langsung. Dan
hakim menilai bahwa dari perbuatan Para pada putusan tersebut Majelis Hakim pun
Terdakwa yang memberikan bantuan air tidak menafsirkan dengan jelas bentuk
kepada massa pengunjuk rasa perbuatan yang dilakukan Para Terdakwa
mengakibatkan massa pengunjuk rasa apakah termasuk memberikan sarana,
menjadi bugar kembali dan siap untuk keterangan atau kesempatan sehingga bisa
melakukan penyerangan kepada petugas dikenakan Pasal 56 KUHP sesuai yang
kepolisian. Kemudian, Majelis Hakim juga tertera pada putusan tersebut. Sehingga
berpendapat jika akibat perbuatan Para dalam kasus ini, unsur sengaja tidak
Terdakwa untuk menghindari terpenuhi.
penumpukkan dan mengarahkan massa Selain itu dalam kasus ini,
pengunjuk rasa ke Pintu Pos 2, Pintu Pos 7 Unsur Niat Jahat (Mens Rea) dalam suatu
dan Pintu Pos 8 membuat massa Tindak Pidana tidak ditemukan. Dalam
pengunjuk rasa kembali melakukan menjatuhkan pemidaan terdapat dua syarat
penyerangan maupun pelemparan terhadap yang harus dipenuhi yaitu syarat subjektif
petugas yang sedang mengamankan aksi dan syarat objektif. Syarat objektif disini
demo tersebut. Pertimbangan tersebut yaitu terkait perbuatan pidana yang

44
dilakukan (actus reus) dan syarat subjetif membuka pintu Pos 1 untuk massa
yaitu niat jahat (mens rea) yang berkaitan pengunjuk rasa masuk ke area loading
dengan pertanggung jawaban pidana. dock Sarinah dan diberikan bantuan air
Secara karakterisitik niat atau mens rea ini untuk cuci muka dan air mineral untuk
mempunyai kesamaan dengan kemampuan minum. Gas air mata memiliki kandungan
untuk berkehendak dan mengetahui apa yang berbahaya bagi kesehatan. Gas air
akibat perbuatan yang dilakukan. Adanya mata bisa memicu gejala akut pada saluran
niat jahat (mens rea) ini terkait dengan napas, peradangan pada kulit, selaput
keadaan batin dari si pelaku yaitu keadaan lendir mata, hidung, mulut, serta paru-
yang terdapat dalam pikiran yang semula paru. Kemudian, efek gas air mata akan
ditujukan untuk melakukan suatu lebih berat kepada orang-orang dengan
perbuatan pidana. Tidak adanya niat jahat riwayat asma dan Penyakit Paru Obstruktif
(mens rea) yang merupakan keadaan psikis Kronik (PPOK). Bagi orang yang telah
dengan hubungannya terhadap perbuatan memiliki penyakit asma atau penyakit
pidana yang dilakukan oleh Para Terdakwa PPOK, bila terkena gas air mata maka bisa
lakukan maka syarat subjektif dalam kasus menyebabkan serangan sesak napas akut
ini tidak terpenuhi dan seharusnya para yang bisa berujung gagal napas
pelaku tidak dapat dipidana. Selain itu, (respiratory failure). Selain hal tersebut,
menurut keterangan Terdakwa Ahmad terdapat gejala lain seperti sensasi panas
Zulfikar, sebelumnya bahwa dia terbakar di mata, produksi air mata
mendengar terdapat suara yang meminta berlebihan, penglihatan kabur, iritasi pada
tolong untuk diberikan air dan akhirnya hidung dan mulut, nyeri dada, air liur
terdakwa pun memberikan air tersebut. berlebihan, iritasi kulit, bersin, batuk,
Terdakwa Endan Herdian juga hidung berair, sensasi tenggorokan
mengungkapkan serupa bahwa tercekik, sulit menelan, sulit bernapas,
perbuatannya yaitu memberika bantuan disorientasi, dan perubahan emosional
berupa air kepada para pengunjuk rassa drastis (kebingungan, kepanikan, dan
merupakan tindakan yang spontan dan kemarahan intens). Hal tersebut
didasari oleh rasa kemanusiaan. Dari fakta merupakan efek jangka pendek yang
yang tertera dalam persidangan serta dirasakan. Sedangkan efek jangka
keterangan dari para terdakwa yang panjangnya bisa menimbulkan keadaan
memberikan air dengan dasar kemanusiaan yang lebih serius lagi yaitu jika terkena
adalah yang bertentangan dengan prinsip mata bisa menyebabkan glaucoma,
dasar mens rea atau niat jahat dalam suatu kebutaan, luka bakar kimia, dam gagal
tindak pidana. Sehingga menurut penulis, napas. Kemudian, mereka yang mengalami
unsur mens rea dalam kasus ini tidak kontaminasi berat juga dapat menderita
terpenuhi dan tidak memenuhi syarat untuk muntah-muntah dan diare. Analisis dari
dilakukan suatu pemidanaan. IHS Jane’s Neil Gibson menjelaskan jika
Terlebih lagi yang menyebabkan tiap jenis gas air mata mengandung
massa pengunjuk rasa kalang kabut senyawa yang berbeda dan memiliki efek
berlarian sehingga menerobos masuk ke serta tingkat toksikologi yang berbeda
area gedung Sarinah adalah akibat terkena pula. Bahan kimia yang sering dipakai
water canon dan gas air mata yang pada gas air mata antara lain CS
ditembakkan beberapa kali oleh petugas (chlorobenzylidenemalononitrile,
kepolisian. Massa pengunjuk rasa C10H5ClN2), CN (chloroacetophenone,
mengeluh merasakan kesakitan dan perih C8H7ClO) CR (dibenzoksazepin,
di area mata dan sesak akibat gas air mata C13H9NO), dan Semprotan merica yang
yang ditembakkan tersebut kemudian terbuat dari capsaicin yang dicampur
melihat hal tersebut Terdakwa I Ahmad dengan agen ‘pelarut’, misalnya minyak
Zulfikar dan Terdakwa II Alvin Nazarkhar jagung atau minyak sayur. Semprotan

45
merica biasa digunakan sebagai senjata Subjek dalam pasal ini adalah barangsiapa
pertahanan diri pribadi. dengan pembatasan dia hadir kemudian
Melihat betapa berbahaya nya gas air sadar saat seseorang tersebut dalam
mata tersebut, akan menjadi sangat fatal keadaan bahaya maut (unsur subjek dan
bila tidak segera diberikan pertolongan waktu) dan tanpa membahayakan diri
pertama. Mencuci mata dan wajah dengan sendiri maupun orang lain serta unsur
larutan saline steril atau air bersih melawan hukum dari tindakan ini
walaupun bukan cara yang ampuh untuk bersumber pada pengabaian ketentuan
menyembuhkan segala dampak dari hukum yang umumnya berlaku di
terkena gas air mata tetapi setidaknya bisa masyarakat yakni setiap orang
meminimalisir terkait bahaya yang berkewajiban untuk memberi atau
mungkin bisa ditimbulkan. Sama halnya mengusakan pertolongan untuk
dengan yang dilakukan oleh Para menyelamatkan seseorang. Selanjutnya,
Terdakwa yaitu memberikan air untuk terkait unsur “mengabaikan memberi
membasuh muka dan air mineral untuk pertolongan” artinya mengabaikan secara
minum massa pengunjuk rasa yang terkena sepenuhnya dan secara aktif untuk
gas air mata dirasa merupakan cara yang menolong korban atau orang yang berada
tepat. Hal tersebut juga dilakukan secara dalam keadaan bahaya . Sedangkan,
spontan dan atas dasar kemanusiaan. Pada tindakan “mengabaikan mengusahakan
Pasal 531 Kitab Undang-Undang Hukum pertolongan” berarti tidak mengusahakan
Pidana (KUHP) terdapat kewajiban untuk sesuatu yang mungkin ia lakukan seperti
menolong orang lain yang berada dalam misalnya memanggil pertolongan lain ,
keadaan bahaya maut. Pasal 531 KUHP petugas, penguasa atau orang lain untuk
menjelaskan bahwa “Barang siapa memberi pertolongan karena ia misalnya
menyaksikan sendiri ada orang di dalam tidak berkemampua (Sianturi 1983). Jadi
keadaan bahaya, lalai memberikan atau berdasarkan pasal tersebut, seseorang
mengadakan pertolongan kepadannya memiliki kewajiban untuk menolong orang
sedang pertolongan itu dapat diberikannya lain yang berada dalam keadaan bahaya,
atau diadakan dengan tidak akan selama pemberian tersebut tidak
mengkhawatirkan, bahwa dia sendiri atau membahayakan dirinya sendiri ataupun
orang lain akan kena bahaya, dihukum jika ia tidak mampu untuk menolong
kurungan selama-selamanya tiga bulan sendiri, ia berkewajiban untuk mencari
atau denda sebanyak-banyaknya Rp. pertolongan atau meminta pertolongan
4.500,– “, jika orang yang perlu di bantu kepada orang yang dianggap mampu untuk
itu meninggal diancam dengan : KUHP 45, membantu.
165, 187, 304S, 478, 525, 566. Pasal 531 Yang dihadapi oleh Para Terdakwa
KUHP ini berlaku bila pelaku pertolongan pada saat peristiwa tersebut cukup
pertama dapat melakukan pertolongan menyulitkan, jika Para Terdakwa tidak
tanpa membahayakan keselamatan dirinya memberikan pertolongan kepada massa
dan orang lain. Dalam pasal ini yang pengunjuk rasa yang meminta bantuan
dimaksud dengan “memberikan karena mengeluh kesakitan dan akhirnya
pertolongan” yaitu menolong sendiri. Dan menimbulkan korban jiwa maka Para
yang dimaksud dengan “mengadakan Terdakwa pun bisa dikenakan Pasal 531
pertolongan” yaitu meminta pertolongan KUHP ini, namun dengan apa yang terjadi
kepada polisi atau dokter. Pasal ini hanya yaitu Para Terdakwa memberikan
dapat dikenakan jika dengan memberikan bantuannya justru akhirnya diadili dengan
pertolongan tidak dikhawatirkan bahwa Pasal 56 KUHP yaitu memberi bantuan
orang itu sendiri dibahayakan atau orang jalannya tindak pidana. Disini seharusnya
lain dapat terkena bahaya dan orang yang Majelis Hakim bisa memberikan
perlu ditolong itu mati (Soesilo 1995). pertimbangan dengan cermat,tepat dan adil

46
bagi Para Terdakwa. Serta Majelis Hakim perjanjian dan doktrin atau pendapat para
seharusnya bisa menggali kembali terkait ahli hukum terkemuka. Yurisprudensi
fakta-fakta yang ada di lapangan saat sebagai salah satu sumber hukum formal,
peristiwa tersebut terjadi. penting eksistensinya apabila dihubungkan
2. Analisis Akibat Hukum Dari Adanya dengan tugas hakim. Menurut R. Soebekti
Putusan Hakim Nomor 844/Pid.B/ 2019/ bahwa yurisprudensi adalah putusan-
PN.Jkt.Pst. putusan hakim atau pengadilan yang tetap
Akibat hukum adalah suatu akibat dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung
yang ditimbulkan oleh hukum, terhadap sebagai Pengadilan Kasasi atau putusan
suatu perbuatan yang dilakukan oleh putusan Mahkamah Agung sendiri yang
subjek hukum. (Ali 2008) Akibat hukum tetap (Constant). Dalam praktik, hakim
merupakan suatu akibat dari tindakan yang terkadang dihadapkan pada kondisi harus
dilakukan, untuk memperoleh suatu akibat mengadili suatu perkara yang tidak
yang diharapkan oleh pelaku hukum. memiliki dasar hukum atau pengaturan
Akibat yang dimaksud adalah akibat yang hukumnya tidak jelas. Dalam keadaan
diatur oleh hukum, sedangkan tindakan seperti itu hakim tidak boleh menolak
yang dilakukan merupakan tindakan perkara. Hal ini sesuai dengan Pasal 22
hukum yaitu tindakan yang sesuai dengan Algemene Bepalingen van Wetgeving voor
hukum yang berlaku (Soeroso 2011). Indonesia (A.B.) yang menyatakan bahwa
Akibat hukum sebagai suatu peristiwa hakim yang menolak untuk menyelesaikan
yang ditimbulkan oleh karena suatu sebab, suatu perkara dengan alasan bahwa
yaitu perbuatan yang dilakukan oleh peraturan perundangan yang bersangkutan,
subjek hukum, baik perbuatan yang sesuai tidak menyebutkan, tidak jelas atau tidak
dengan hukum, maupun perbuatan yang lengkap, maka ia dapat dituntut untuk
tidak sesuai dengan hukum. Berbicara dihukum karena menolak mengadili. Lebih
tentang akibat hukum dimulai dengan lanjut Pasal 10 ayat (1) UU No. 48 tahun
adanya hubungan hukum, peristiwa 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman juga
hukum, dan objek hukum. Menurut menyatakan: “Pengadilan dilarang
Soedjono Dirdjosisworo, dalam bukunya menolak untuk memeriksa, mengadili, dan
Pengantar Ilmu Hukum yaitu akibat hukum memutus suatu perkara yang diajukan
timbul karena adanya hubungan hukum dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau
dimana di dalam hubungan hukum ada hak kurang jelas, melainkan wajib untuk
dan kewajiban. Peristiwа аtаu kejаdiаn memeriksa dan mengadilinya”. Dengan
dаpаt menimbulkаn аkibаt hukum аntаrа demikian, apabila undang-undang tidak
pihаk-pihаk yаng mempunyаi hubungаn memberi peraturan yang dapat dipakainya
hukum dan peristiwа hukum ini аdа dаlаm untuk menyelesaikan perkara tersebut,
berbаgаi segi hukum (Dirdjosisworo maka hakim dapat membentuk ketentuan/
2010). Lahirnya atau dikeluarnya putusan peraturan sendiri (penemuan hukum).
oleh hakim tentu menimbulkan suatu Putusan hakim yang berisikan suatu
akibat hukum baik itu bagi para Terdakwa ketentuan/ peraturan dapat menjadi dasar
maupun bagi pihak lain yang terkait putusan hakim lainnya/ kemudiannya
termasuk hakim. Dengan dikeluarkannya untuk mengadili perkara yang serupa dan
suatu putusan oleh hakim dapat manjadi putusan hakim tersebut lalu menjadi
suatu acuan bagi hakim selanjutnya unuk sumber hukum bagi pengadilan. Hakim
memutus suatu perkara yang sama. Dalam mempunyai kewajiban untuk menciptakan
sistem hukum nasional, sumber hukum yurisprudensi terhadap masalah-masalah
yang paling utama adalah undang-undang. yang belum diatur dalam peraturan
Namun demikian, Indonesia juga perundang-undangan atau telah diatur,
mengenal sumber-sumber hukum lainnya tetapi kurang jelas pengaturannya.
yaitu yurisprudensi, kebiasaan, traktat atau Pengertian yurisprudensi sebagai putusan

47
pengadilan di negara-negara penganut perkara yang diadili itu dan pihak-pihak
Common Law disebut dengan preseden. yang berperkara tersebut. Jadi asas
Asas preseden mengandung pengertian preseden di Indonesia yang system
bahwa seorang hakim ketika memutus hukumnya mewarisi Civil Law System
suatu perkara tidak boleh menyimpang dari secara teori tidak dianut. Melainkan yang
hakim yang lain, baik yang sederajat dikembangkan di Indonesia mirip dengan
maupun yang lebih tinggi. Asas preseden pelaksanaan asas preseden ini adalah
merupakan rangkaian putusan yang saling melalui yurisprudensi tetap karena
konsisten antara satu putusan dengan yurisprudensi juga diakui sebagai sumber
putusan lainnya yang memiliki warna dan hukum.
corak serupa baik dari sisi isu hukum, Menurut Prof. Dr. Paulus Effendie
pertimbangan hukum, karakter Lotulung, S.H dalam bukunya yaitu
permasalahan dan amar putusan (Pompe Peranan Yurisprudensi sebagai Sumber
2012). Asas preseden ini dipakai di negara- Hukum bahwa suatu putusan Hakim dapat
negara penganut Common Law. Sifat disebut sebagai Yurisprudensi apabila
preseden dalam sistem Common Law putusan itu sekurang-kurangnya memiliki
adalah the binding force of precedent atau 5 (lima) unsur pokok yaitu:
disebut juga asas stare decisis. Sama a. keputusan atas sesuatu peristiwa apa
halnya dengan yurisprudensi, asas hukumnya apabila belum jelas pengaturan
preseden dalam sistem peradilan di negara perundang-undangan;
Anglo-Saxon dapat bersifat preseden yang b. keputusan tersebut harus sudah merupakan
mengikat (binding force of precedent) keputusan tetap;
yaitu sebuah preseden yang harus diikuti c. telah berulang-kali diputus dengan
oleh pengadilan dan preseden yang keputusan yang sama dalam kasus yang
persuasive (persuasive precedent) yaitu sama;
suatu preseden yang dapat diikuti atau d. memenuhi rasa keadilan;
ditolak oleh pengadilan, tetapi berhak e. keputusan itu dibenarkan oleh Mahkamah
untuk dihormati dan dipertimbangkan Agung.
dengan cermat. Dua sifat preseden ini Kemudian alasan dapat diterimanya
sangat bergantung dengan yurisdiksi yang yurisprudensi sebagai sumber hukum
berada di negara bersangkutan. Sedangkan adalah:
di Indonesia sistem hukumnya selama ini, a. adanya kewajiban Hakim untuk
karena pengaruh sistem hukum Belanda, menetapkan dan memutus perkara yang
menganut sistem Civil Law. Bagi negara- diajukan kepadanya meskipun belum ada
negara penganut Civil Law yurisprudensi peraturan yang mengaturnya;
bukanlah hal yang sangat mengikat. Ketika b. salah satu fungsi Pengadilan dalam
ada putusan hakim pengadilan sebelumnya pembaharuan dan pembangunan hukum
yang dipakai untuk memutuskan kasus di ialah menciptakan sumber hukum baru;
kemudian hari maka hal itu bukanlah c. hal yang baik dalam mencari dan
karena putusan hakim sebelumnya menegakkan keadilan.
mempunyai kekuatan mengikat, melainkan Dalam pembentukan hukum melalui
karena hakim yang kemudian menganggap yurisprudensi ini, perlu senantiasa diingat akan
bahwa putusan sebelumnya itu memang 3 (tiga) nilai dasar yang penting yaitu:
dianggap tepat dan layak untuk diteladani. a. Nilai filosofis, yang berarti bahwa putusan
Sama halnya dengan negara-negara hakim harus mencerminkan dan berintikan
penganut Civil Law, di Indonesia, rasa keadilan dan kebenaran;
yurisprudensi tidak wajib diikuti oleh para b. Nilai sosiologis, yang berarti bahwa
hakim lainnya. Dalam sistem hukum putusan hakim harus sesuai dengan tata
Indonesia, putusan pengadilan hanya nilai budaya maupun nilai hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat bagi hidup dan berlaku dalam masyarakat;

48
c. Nilai yuridis, yang berarti bahwa putusan melakukannya secara spontan dan atas dasar
hakim harus sesuai dan mengacu pada kemanusiaan. Selain itu, dalam kasus ini
ketentuan peraturan perundangundangan masih terdapat banyak fakta-fakta
yang berlaku. persidangan yang belum diungkapkan oleh
Dengan demikian tidak setiap putusan hakim Majelis Hakim. Salah satunya yaitu terkait
dapat disebut dan diartikan sebagai dengan perbuatan Para Terdakwa yang
yurisprudensi, tetapi setidak-tidaknya harus memberikan bantuan air kepada massa
memenuhi 5 (lima) unsur pokok tersebut. Jika pengunjuk rasa yang terkena gas air mata
melihat dari dikeluarkannya putusan nomor sehingga massa pengunjuk rasa menjadi
844/Pid.B/2019/ PN.Jkt.Pst tersebut dimana bugar dan melakukan penyerangan kembali
hakim memutus bersalah para Terdakwa dan kepada aparat kepolisian tidak dapat
memberikan sanksi pidana padahal jika dibuktikan dalam persidangan. Selain itu,
dianalisis lebih lanjut seperti pada rumusan gas air mata memilki dampak yang sangat
sebelumnya bahwa unsur kesengajaan pada berbahaya bagi kesehatan dan bisa
pasal yang didawakan yaitu Pasal 56 KUHP mengakibatkan gagal napas (respiratory
mengenai pembantuan dalam suatu tindak failure) yang berujung kematian. Dalam
pidana tidak terbukti dilakukan oleh Para putusan ini hakim kurang memperhatikan
Terdakwa. Maka dalam ini tentu putusan hakim pasal 531 KUHP yang mewajibkan
tersebut tidak bisa menjadi suatu acuan bagi seseorang memberikan pertolongan kepada
hakim selanjutnya dalam memutus perkara yang orang yang menghadapi bahaya. Yang
sejenis. Karena menurut penulis, putusan dilakukan Para Terdakwa dengan
tersebut tidak memenuhi rasa keadilan bagi memberikan bantuan tersebut kepada massa
para Terdakwa. Dan dalam penjelasan diatas pengunjuk rasa yang mengeluh perih di mata
bahwa terdakwa setidaknya 5 unsur pokok dan sesak napas adalah hal yang tepat.
bahwa suatu putusan tersebut bisa menjadi 2. Dikeluarnya putusan oleh hakim tentu
yurisprudensi salah satunya yaitu memenuhi menimbulkan suatu akibat hukum baik itu bagi
rasa keadilan. Oleh karena itu, sifat dari putusan para Terdakwa maupun bagi pihak lain yang
ini tidak mengikat bagi hakim-hakim terkait termasuk hakim. Dengan
selanjutnya dalam memutus suatu perkara yang dikeluarkannya suatu putusan oleh hakim
sejenis dengan putusan tersebut. dapat manjadi suatu acuan bagi hakim
selanjutnya unuk memutus suatu perkara yang
PENUTUP sama. Namun, tidak setiap putusan hakim
A. Kesimpulan dapat disebut dan diartikan sebagai
Bedasarkan uraian yang telah yurisprudensi, tetapi setidak-tidaknya harus
dikemukakan diatas, maka penulis dapat memenuhi 5 (lima) unsur pokok tersebut yaitu
menarik kesimpulan sebagai berikut : keputusan atas sesuatu peristiwa apa
1. Pertimbangan hakim dalam Putusan Nomor hukumnya apabila belum jelas pengaturan
844/Pid.B/2019/PN.Jkt.Pst dirasa kurang perundang-undangan; keputusan tersebut harus
tepat dalam penjatuhan pemidanan. Dalam sudah merupakan keputusan tetap; telah
delik pembantuan pada Pasal 56 KUHP ini berulang-kali diputus dengan keputusan yang
terdapat syarat mutlak yang harus dipenuhi sama dalam kasus yang sama; memenuhi rasa
yaitu memenuhi unsur kesengajaan Yang keadilan; dan keputusan itu dibenarkan oleh
dilakukan oleh Para Terdakwa adalah Mahkamah Agung. Dalam putusan nomor
memberikan bantuan berupa air untuk 844/Pid.B/2019/ PN.Jkt.Pst hakim memutus
membasuh muka massa pengunjuk rasa yang bersalah para Terdakwa dan memberikan
terkena gas air mata dari para aparat sanksi pidana padahal jika dianalisis lebih
kepolisian dan air mineral untuk diminum lanjut seperti pada rumusan sebelumnya bahwa
massa pengunjuk rasa. Pada kasus ini unsur unsur kesengajaan pada pasal yang didawakan
kesengajaan atau niat jahat (mens rea) tidak yaitu Pasal 56 KUHP mengenai pembantuan
ditemukan karena Para Terdakwa dalam suatu tindak pidana tidak terbukti

49
dilakukan oleh Para Terdakwa. Putusan hakim DAFTAR PUSTAKA
tersebut tidak bisa menjadi suatu acuan atau
bersifat mengikat bagi hakim selanjutnya Adhari, Ade. 2021. “ANALISIS KETIADAAN
NIAT (MENS REA) DALAM
dalam memutus perkara yang sejenis. Karena
PEMIDANAAN PADA PUTUSAN
menurut penulis, putusan tersebut tidak PENGADILAN NEGERI JAKARTA
memenuhi rasa keadilan bagi para Terdakwa. PUSAT NOMOR
Dan dalam penjelasan diatas bahwa terdakwa 844/PID.B/2019/PN.JKT.PST. Edo
setidaknya 5 unsur pokok bahwa suatu putusan Bintang Joshua.” 4:3930–52.
tersebut bisa menjadi yurisprudensi salah Ali, Acmad. 2008. Menguak Tabir Hukum.
satunya yaitu memenuhi rasa keadilan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ali, Mahrus. 2011. Dasar-Dasar Hukum
B. Saran
Pidana. edited by S. Grafika. Jakarta.
Berdasarkan kesimpulan yang telah Arief, Barda Nawawi. 2001. Masalah
dituliskan diatas, makan saran yang dapat Penegakan Hukum Dan Kebijakan
diberikan penulis sebagai berikut : Penanggulangan Kejahatan. Bandung: PT
1. Penjatuhan pidana oleh hakim harus Citra Aditya Bakti.
didasarkan pada pertimbangan yang Dirdjosisworo, Soedjono. 2010. Pengantar Ilmu
memberikan rasa keadilan bagi korban, Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
terdakwa, dan masyarakat guna
Huda, Chairul. 2006. Dari “Tiada Pidana
terciptanya kepastian hukum. Majelis Tanpa Kesalahan”, Menuju “Kepada
Hakim dalam menjatuhkan suatu putusan Tiada Pertanggung Jawaban Pidana
terhadap tindak pidana membantu Tanpa Kesalahan.” Jakarta: Pranamedia
melawan pejabat yang sedang Group.
menjalankan tugas diharapkan lebih Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian
Hukum. Jakarta: Kencana.
menggali secara mendalam terkait fakta-
Mukti Fajar, Yulianto Achamd. 2010. Dualisme
fakta yang ada selama persidangan. Penelitian Hukum : Normatif & Empiris.
Majelis hakim juga seharusnya lebih Yogyakarta: Pustaka Belajar.
cermat dalam memeriksa, mengadili dan Pompe, Sebastian. 2012. Runtuhnya Institusi
menjatuhkan hukuman pidana ataupun Mahkamah Agung. Jakarta: Lembaga
memvonis seseorang terdakwa dalam Kajian dan Advokasi untuk Independensi
mengkaji mengenai unsur-unsur dalam Peradilan.
Prasetyo, Teguh. 2015. Hukum Pidana. Cetakan
sebuah pasal yang dikenakan kepada
ke. Jakarta: Rajawali Press.
Para Terdakwa. Sehingga, bisa tercipta R. Soesilo. 1995. Kitab Undang-Undang
suatu putusan yang adil untuk semua Hukum Pidana (KUHP) : Serta
pihak yang berperkara. Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal
2. Hakim harus lebih berhati-hati dan teliti Demi Pasal. Bogor: Politeia.
dalam mengeluarkan atau memvonis Sianturi, S. .. 1983. Tindak Pidana Di KUHP
suatu putusan jarena suatu putusan yang Berikut Uraiannya. Jakarta: Alumni.
Soeroso, R. 2011. Pengantar Ilmu Hukum.
dikeluarkan oleh Majelis Hakim dapat
Jakarta: Sinar Grafika.
menjadi acuan bagi hakim selanjutnya Zainal Abidin Farid. 2014. Hukum Pidana I.
untuk memtus perkara yang sejanis. Jakarta: Sinar Grafika.
Kemudian ketika melakukan proses
pemeriksaan di pengadilan dan selalu
menjunjung tinggi hukum dan keadilan Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
berdasarkan Pancasila, sehingga nantinya
(Lembaran Negara Nomor 127
putusan hakim tersebut mencerminkan Tahun 1958, Tambahan
keadilan bagi masyarakat Indonesia dan Lembaran Negara Republik
bisa menjadi acuan yang tepat bagi Indonesia 1660)
hakim selanjutnya. Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara
Nomor 76 Tahun 1981,

50
Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209)
Undang-Undang Republik Indonesia
No. 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman
(Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor
5076)

51

Anda mungkin juga menyukai