Anda di halaman 1dari 1

Nama : Gregorius Pradana Ardyamukti

Kelas : XI Bahasa dan Budaya


No : 09

EVALUASI FLS2N CABANG MONOLOG

Pada tanggal 18 April 2019, saya mengikuti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
(FLS2N) tingkat Kabupaten Sleman, tepatnya di SMAN 1 Cangkringan. Semua cabang
lomba dilaksanakan secara serentak pada hari itu. Saya merasa tidak gugup dan takut karena
sudah terbiasa mengikuti lomba. Jadi perasaan saya pada saat itu biasa saja, malah saya
merasa senang karena tempat lombanya memiliki hawa yang sejuk dan tidak terlalu panas
karena di lereng Gunung Merapi. Saya mengikuti lomba monolog dengan lakon “Kayon.”
Saya juga didukung oleh ibuk dan Pak Prima yang menemani saya dan rombongan waktu itu.
Saat itu properti saya cukup sederhana karena saya hanya membawa wayang satu biji dan
sarung sedangkan yang lain membawa properti yang cukup banyak dan terlihat sangat
mewah. Melihat hal itu di hati saya muncul rasa ragu karena properti saya hanya ada dua biji.
Namun saya kembali meyakinkan diri bahwa saya bisa berhasil telak dengan dua properti ini.
Karena saya sudah melakukan cukup banyak latihan bersama Valent dan Pak Didik, maka
waktu itu saya bisa berakting di sasana pementasan dengan mantap dan yakin. Bahkan
banyak kontestan lain yang mengintip dari jendela dan menonton saya yang berakting di
kelas (karena tempat lombanya di kelas, tertutup dan hanya ada tiga juri serta dua OSIS
penanggung jawab cabang itu). Setelah saya selesai berakting, juri dan para kontestan lain
mengapresiasi dan memuji saya. Senangnya lagi hari itu saya mendapat urutan terbaik nomor
satu. Saya resmi mewakili Sleman maju ke tingkat provinsi.
Tanggal 29 April 2019 saya mengikuti lomba lagi di tingkat provinsi, tepatnya di
gedung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DisDikPOra). Saat maju ke tingkat provinsi
perasaan saya hari itu sangat deg-degan dan grogi sekali karena juri lombanya tidak main-
main. Ada dosen Teater ISI dan dari Balai Bahasa. Saat itu saya cenderung santai-santai dan
hanya berlatih sebanyak satu kali saja. Meskipun demikian saya menambahkan lagi daftar
properti saya yaitu golok kayu supaya ada peningkatan dan penilaiannya sedikit lebih bagus.
Namun saya sadar walaupun properti saya banyak dan bagus, apabila saya jarang latihan
maka hasilnya tidaklah memuaskan. Saat saya berakting, ada satu kalimat penting yang
terlewatkan dan itu sangat mengurangi nilai. Kemudian golok yang saya pegang hadapnya
terbalik. Jadi saya menggunakan bagian yang tumpul untuk memotong. Itu hal terbodoh yang
pernah saya lakukan. Saya sadar bahwa ketika saya sudah berhasil, perlu menghilangkan
perasaan menyepelekan atau merasa diatas angin karena itu bisa berakibat fatal sekali.
Kemudian di lomba tingkat provinsi ini saya mendapat urutan terbaik nomor dua. Meskipun
demikian saya sangat bersyukur bisa tetap sukses walau agak amburadul di proses dan
eksekusinya. Lain kali akan saya buang yang menghambat dan akan saya tingkatan lagi
latihannya.

Anda mungkin juga menyukai