Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring Pada Masa


(Pandemi Covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan

Ni Nyoman Ari Suryani *1, Lulup Endah Tripalupi2


1,2Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: ninyomanarisuryani97@gmail.com*1, tripalupilulup@gmail.com2

Abstrak
Riwayat Artikel Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru terhadap proses
Tanggal diajukan: pembelajaran daring pada masa (pandemi covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan. Jenis
21 Juni 2021 penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk
Tanggal diterima : mendeskripsikan mengenai persepsi guru terhadap proses pembelajaran daring
22 November pada masa (pandemi covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan. Penelitian ini
2021 menggunakan seluruh guru di SMP Negeri 1 Sawan sebagai populasinya dan
sampel yang digunakan sebanyak 54 orang guru. Pada penelitian ini metode
Tanggal
dipublikasikan: pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data
15 Desember yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian
2021 menunjukkan bahwa persepsi guru dari aspek kognitif memperoleh skor sebesar
1.665 sehingga berada dalam kategori baik. Persepsi guru dari aspek afektif
memperoleh skor sebesar 1.669 sehingga berada dalam kategori baik. Persepsi
guru dari aspek konatif memperoleh skor sebesar 1.764 dan berada dalam kategori
baik. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap proses pembelajaran
daring pada masa (pandemi covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan berada dalam
kategori baik.

Kata Kunci: Persepsi Guru; Pembelajaran Daring; Masa Pandemi Covid-19

Abstract
This study aims to determine the teacher's perception of the online learning process
during the (covid-19) period at SMP Negeri 1 Sawan. This type of research is
descriptive research with a qualitative approach to describe teachers' perceptions
of the online learning process during the (covid-19) period at SMP Negeri 1 Sawan.
This study uses all teachers at SMP Negeri 1 Sawan as the population and the
sample used is 54 teachers. In this study, the data collection method used a
questionnaire and the data analysis technique used in this study was descriptive
Pengutipan: analysis. The results showed that the teacher's perception of the cognitive aspect
Suryani, N. N. A. obtained a score of 1,665 so that it was in the good category. The teacher's
& Tripalupi, L. E. perception of the affective aspect obtained a score of 1,669 so that it was in the
(2021). Persepsi good category. The teacher's perception of the conative aspect obtained a score of
Guru Terhadap
Proses 1.764 and was in the good category. So it can be concluded that the teacher's
Pembelajaran perception of the online learning process during the (covid-19) period at SMP Negeri
Daring Pada 1 Sawan are in good category
Masa (Pandemi
Covid-19) di SMP
Negeri 1 Sawan. Keywords: Teacher Perception; Online Learning; Covid-19 Pandemic Time
Jurnal Pendidikan
Ekonomi
Undiksha, 13 (2),
340-351
http://dx.doi.org/1
0.23887/jjpe.v13i
2.35761

340
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

PENDAHULUAN dengan perkembangan pembelajaran online


Indonesia saat ini sedang mengalami berbasis elektronik atau (e-learning) sebagai
wabah virus corona. Virus Corona atau alternatif dalam menciptakan lingkungan
severe acute respiratory syndrome belajar yang inovatif dan memberikan siswa
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan untuk mengenal dunia teknologi
virus yang menyerang sistem pernapasan (Pamungkas, 2020). Menurut Mustakim,
seperti hidung, tenggorokan dan paru-paru 2020 pembelajaran daring adalah “bentuk
(Handayani, 2020). Dengan adanya wabah pembelajaran yang mampu menjadikan
virus corona ini semua kegiatan siswa mandiri tidak bergantung pada orang
pembelajaran secara tatap muka belum bisa lain”. Pembelajaran daring merupakan
dilakukan sehingga semua siswa diharuskan pemanfaatan jaringan internet dalam proses
untuk belajar dirumah sesuai dengan surat pembelajaran yang memerlukan teknologi
edaran yang dikeluarkan pemerintah pada informasi sehingga dapat diakses dimana
18 Maret 2020 segala kegiatan di dalam dan saja dan kapan saja (Dewi 2020).
di luar ruangan di semua sektor sementara Pembelajaran daring atau e-learning
waktu ditunda demi mengurangi penyebaran merupakan pendidikan formal yang
virus corona terutama pada bidang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta
pendidikan (Dewi, 2020a). Menteri Nadiem didiknya dan instrukturnya (guru) berada di
Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem
Nomor 4 Tahun 2020 pada Satuan telekomunikasi interaktif sebagai media
Pendidikan dan Nomor penghubung keduanya dan berbagai
36962/MPK.A/HK/2020 tentang sumber daya yang diperlukan didalamnya
Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa (Setiawan, 2020). Pembelajaran daring
Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) dapat dilakukan dengan menggabungkan
maka kegiatan belajar dilakukan secara beberapa jenis sumber belajar seperti
daring. Pembelajaran dalam jaringan atau dokumen, gambar, video, audio dalam
daring pada dasarnya adalah pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan
yang dilaksanakan secara virtual melalui elektronik seperti komputer, laptop dan
aplikasi virtual yang tersedia, meski handphone (Dewi 2020) Sumber belajar
demikian, pembelajaran secara daring harus tersebut dapat dimanfaatkan peserta didik
tetap memperhatikan kompetensi yang dengan melihat atau membaca. Sumber
hendak disampaikan dan diajarkan kepada belajar seperti ini yang menjadi modal utama
siswa (Kementerian Pendidikan dan dalam mengembangkan pembelajaran
Kebudayaan Republik Indonesia, 2020). daring.
Menurut Mulyana (Setiawan, 2020) Dalam pembelajaran daring guru
menyatakan bahwa “guru harus memahami harus tetap menjelaskan materi yang akan
bahwa pembelajaran merupakan suatu hal dipelajari oleh peserta didik meskipun tidak
yang sangat kompleks karena melibatkan secara maksimal, oleh karena itu
aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis penggunaan metode ceramah perlu
secara bersamaan”. Oleh karena itu, diterapkan dalam pembelajaran daring.
pembelajaran daring bukan hanya Menurut (Ahmadi, 2016) menyatakan bahwa
pembelajaran yang memindahkan materi “metode ceramah adalah metode
melalui media internet, dan guru bukan penyampaian pelajaran atau materi dengan
hanya sekedar memberikan tugas dan soal- penuturan lisan secara langsung maupun
soal yang akan dikirimkan melalui aplikasi perantara untuk mencapai indikator atau
sosial media (online), pembelajaran daring tujuan pembelajaran yang diinginkan”.
harus tetap dipersiapkan, dilaksanakan, Setelah diberikan penjelasan materi tentu
serta dievaluasi (Mursalin et al., 2017). peserta didik akan lebih mudah memahami
Pembelajaran daring atau dalam materi yang disampaikan oleh guru
jaringan adalah pembelajaran yang sehingga peserta didik mampu mengerjakan
dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tugas yang diberikan guru. Karena dalam
tetapi melalui platform yang telah tersedia pembelajaran daring ini guru selalu
(Firman & Rahayu, 2020). Pembelajaran memberikan tugas untuk mengukur
daring atau online pertama kali dikenal pemahaman peserta didik.

341
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Menurut Suparti (Hasibuan, dasar serta kedisiplinan yang tinggi akan


Syahputra, 2020) menyatakan bahwa lebih baik menggunakan pembelajaran
“metode penugasan adalah metode secara konvensional, sedangkan siswa yang
pengajaran dengan pemberian tugas pada memiliki kedisiplinan dan kepercayaan diri
peserta didik agar melakukan kegiatan akan mampu untuk melaksanakan
belajar untuk dapat dipertanggung jawabkan pembelajaran secara daring.
dalam rentang waktu yang telah ditentukan”. Menurut Rusman, 2011 e-learning
Menurut Kinasih & Sinaga, 2020 atau pembelajaran dalam jaringan (daring)
perencanaan dapat diartikan sebagai proses memiliki karakteristik-karakteristik yaitu 1)
penyusunan bahan ajar, menggunakan Interactivity (interaktivitas) adalah
media, menggunakan pendekatan dan tersedianya jalur komunikasi yang lebih
metode pembelajaran, serta mengevaluasi banyak, baik secara langsung
dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai (synchronous), seperti chatting atau
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. messenger atau tidak langsung
Menurut Dhaifi, 2020 perencanaan (asynchronous) seperti forum, mailing list,
pembelajaran daring yang ideal harus dan video pembelajaran. 2) Independency
mengikuti pola yang telah disebutkan yaitu (kemandirian) adalah fleksibilitas dalam
(1) perencanaan dapat diartikan sebagai aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar,
suatu proses menyiapkan materi dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan
pembelajaran; (2) penggunaan media, pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada
media pembelajaran merupakan alat bantu siswa (Student-Centered Learning). 3)
yang digunakan untuk mempermudah siswa Accesbility (aksesibilitas) adalah sumber-
dalam memahami materi pembelajaran; (3) sumber belajar menjadi lebih mudah diakses
penggunaan pendekatan, mencerminkan melalui pendistribusian di jaringan internet
cara berpikir dan sikap seorang pendidik dengan akses yang lebih luas dari pada
dalam menyelesaikan permasalahan yang pendistribusian sumber belajar pada
ditemui ketika kegiatan pembelajaran pembelajaran konvensional. 4) Enrichment
berlangsung; (4) penggunaan metode (pengayaan) adalah kegiatan pembelajaran,
pembelajaran, suatu proses pemberian presentasi materi kuliah/sekolah dan materi
bahan ajar secara teratur dan sistematis pelatihan sebagai pengayaan,
kepada siswa oleh guru atau pengajar; (5) memungkinkan penggunaan perangkat
mengevaluasi dalam jangka waktu tertentu, teknologi informasi seperti video streaming,
kemudian melaksanakan dalam jangka simulasi dan animasi (Riyanda et al., 2020).
waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang Pembelajaran secara daring atau
ditetapkan. Menurut Soekartiwi, 2015 online memiliki kelebihan seperti dapat
terdapat tiga hal yang dapat memberikan diakses oleh semua kalangan masyarakat
efek terhadap pembelajaran daring yaitu (1) dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran
teknologi, jaringan harus diatur sedemikian daring dapat memperoleh ilmu pendidikan
rupa sehingga dapat dilakukannya yang sama pada sekolah yang berbeda,
pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi, pembelajaran daring bisa dilakukan di luar
siswa harus memiliki akses yang mudah kelas atau di rumah yang dapat menghemat
(misalnya melalui akses jarak jauh) dan waktu dan tenaga. Kekurangan dari
jaringan harus mengambil waktu paling pembelajaran daring adalah sulit untuk
sedikit untuk bertukar dokumen; (2) mengontrol mana siswa yang serius
karakteristik pengajar, pengajar memiliki mengikuti pelajaran dan mana yang tidak.
peran utama dalam keefektifan Dalam hal tersebut menimbulkan adanya
pembelajaran secara daring. Siswa yang persepsi dari para guru selama mengajar
hadir dalam kelas dengan instruktur atau secara daring (Maskar et al., 2020).
pengajar yang memiliki sifat positif terhadap Persepsi merupakan kecakapan untuk
penyaluran materi dan memahami tentang melihat, memahami, kemudian menafsirkan
teknologi akan mampu menghasilkan suatu stimulus sehingga merupakan sesuatu
pembelajaran yang positif; (3) karakteristik yang berarti dan menghasilkan penafsiran.
siswa, Leidner mengungkapkan bahwa Menurut Megawanti et al., 2020 persepsi
siswa yang tidak memiliki keterampilan adalah proses mengatur dan mengartikan

342
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

informasi sensoris untuk memberikan apa yang diartikan. Menurut Wood, 2013
makna. Persepsi merupakan suatu proses menyatakan bahwa persepsi terbagi
yang diawali oleh proses penginderaan, menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut. a)
yaitu merupakan proses diterimanya komponen kognitif (pengetahuan), respons
stimulus oleh individu melalui alat indera kognitif berkaitan dengan pengetahuan,
atau juga disebut proses sensoris (Bimo, keterampilan dan informasi seseorang
2010). Persepsi dari guru mencerminkan mengenai sesuatu. Respons ini timbul
sikap atau perilaku mereka berasal dari apabila adanya perubahan terhadap apa
pengamatan. Hasil pengamatan tersebut yang dipahami atau dipersepsikan oleh
akan memunculkan sebuah persepsi khalayak. b) komponen afektif (sikap),
dimana persepsi tersebut bisa ke arah positif respons afektif berhubungan dengan
atau ke arah negatif tergantung dari perasaan, sikap dan penilaian seseorang
pengamatan setiap individunya (Wood, terhadap sesuatu. Respons ini timbul
2013). apabila ada perubahan pada apa yang
Dalam persepsi individu disenangi khalayak terhadap sesuatu. C)
mengorganisasikan dan komponen konatif (tindakan), respons
menginterpretasikan stimulus yang konatif yang berhubungan dengan perilaku
diterimanya, sehingga stimulus tersebut nyata, meliputi tindakan, kegiatan, atau
mempunyai arti bagi individu yang kebiasaan berperilaku. Dengan kata lain
bersangkutan (Wood, 2013) respons ini menunjukkan intensitas sikap
mengemukakan faktor yang mempengaruhi yaitu kecenderungan bertindak atau
persepsi yaitu 1) Objek yang dipersepi, berperilaku seseorang terhadap objek
objek menimbulkan stimulus yang mengenai (Anggianita, 2020).
alat indera atau reseptor. Stimulus dapat SMP Negeri 1 Sawan merupakan
datang dari luar individu yang mempersepsi, Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
tetapi juga dapat datang dari dalam diri beralamat di Desa Sawan, Kecamatan
individu yang bersangkutan yang langsung Sawan, Kabupaten Buleleng. Berdasarkan
mengenai syaraf penerima yang bekerja hasil wawancara dengan guru di SMP
sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar Negeri 1 Sawan beliau mengungkapkan
stimulus datang dari luar individu. 2) Alat bahwa dengan situasi pandemi covid saat ini
indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf, guru turut merasakan dampaknya, guru
alat indera atau reseptor merupakan alat mengalami masalah dalam mengajar secara
untuk menerima stimulus. Di samping itu daring, yaitu kurang optimalnya
juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat penyampaian materi pembelajaran yang
untuk meneruskan stimulus yang diterima disampaikan untuk peserta didik, sehingga
reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak pembelajaran dirasa kurang bermakna bagi
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat peserta didik. Dalam penyampaian materi
untuk mengadakan respons diperlukan metode yang digunakan guru juga terbatas,
syaraf motoris. 3) Perhatian, untuk mengingat sulitnya mendapatkan kuota baik
menyadari atau untuk mengadakan persepsi orang tua, peserta didik maupun guru,
diperlukan adanya perhatian, yaitu pemberian tugas untuk siswa hanya
merupakan langkah pertama sebagai suatu dilakukan dalam grup di aplikasi yaitu
persiapan dalam rangka mengadakan WhatsApp. Dalam pelaksanaan
persepsi. Perhatian merupakan pemusatan pembelajaran daring guru menganggap
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas respons yang diharapkan tidak pasti. Selain
individu yang ditunjukkan kepada sesuatu itu guru harus memikirkan strategi
atau sekumpulan objek. bagaimana caranya supaya peserta didik
Ketika seseorang individu melihat bisa keluar dari zona kebosanan mereka.
sebuah target dan berusaha untuk Dalam situasi saat ini peran guru harus
menginterpretasikan apa yang ia lihat, kreatif dalam menciptakan pembelajaran
interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh daring. Kemudian kendala berikutnya, yaitu
berbagai karakteristik pribadi dari pembuat ketika melaksanakan teleconference melalui
persepsi individual tersebut. Karakteristik zoom kadang terkendala sinyal yang tidak
target yang di observasi bisa mempengaruhi lancar.

343
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Berdasarkan pemaparan masalah di terhadap proses pembelajaran daring di


atas, maka yang menjadi tujuan dalam SMP Negeri 1 Sawan ditinjau dari konatif.
penelitian ini adalah 1) Persepsi guru Berdasarkan dari uraian latar belakang
terhadap proses pembelajaran daring di di atas, maka dalam penelitian ini penulis
SMP Negeri 1 Sawan ditinjau dari kognitif. 2) tertarik untuk mengangkat judul tentang:
Persepsi guru terhadap proses “Persepsi Guru Terhadap Proses
pembelajaran daring di SMP Negeri 1 Pembelajaran Daring Pada Masa (Pandemi
Sawan ditinjau dari afektif. 3) Persepsi guru Covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan”.

METODE
Jenis penelitian ini yaitu penelitian dimiliki, penelitian ini menggunakan data
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah primer dan data sekunder. Adapun sumber
penelitian yang menggambarkan atau data dalam penelitian ini yaitu 1) Data
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi Primer, Data primer ini diperoleh secara
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan langsung oleh peneliti dari sumbernya tanpa
(Sugiyono, 2017). Penelitian deskriptif perantara pihak lain (Sugiyono, 2017).
dilakukan untuk mendeskripsikan persepsi Peneliti menggunakan sumber data primer
guru terhadap proses pembelajaran daring berupa kuesioner dan hasil wawancara
pada masa (pandemi covid-19) yang sehingga dapat diperoleh jawaban secara
berlokasi di SMP Negeri 1 Sawan, Desa langsung dari masing-masing responden. 2)
Sawan Kecamatan Sawan, Kabupaten Data Sekunder, Data sekunder adalah data
Buleleng, Bali. yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
Populasi dan sampel dalam jadi berupa publikasi. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah seluruh guru yang penelitian ini adalah jumlah guru yang
mengajar di SMP Negeri 1 Sawan yang mengajar di SMP Negeri 1 Sawan.
berjumlah 54 orang guru. Penelitian ini Persepsi guru terhadap proses
menggunakan tipe penelitian deskriptif pembelajaran daring. Dimensi persepsi guru
dengan pendekatan kualitatif, dimana dalam yang diukur dalam penelitian ini, yaitu (a)
penelitian ini data yang diperoleh dalam kognitif, (b) afektif, dan (c) konatif, untuk
bentuk tulisan dan juga angka yang kepentingan pengumpulan data di lapangan,
dianalisis kemudian dipaparkan, maka variabel penelitian dijabarkan ke
digambarkan dan disesuaikan dengan dalam indikator-indikator. Secara rinci
kenyataan di lapangan, dan selanjutnya variabel, dimensi, indikator dan instrumen
dapat dijadikan dasar dalam penarikan yang digunakan yaitu sebagai berikut.
kesimpulan. Berdasarkan sumber yang
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Dimensi Definisi Indikator
Kognitif Respons kognitif terkait dengan a. pengetahuan tentang penerapan
(Pengetahuan) pengetahuan, keterampilan, dan pembelajaran daring
informasi seseorang mengenai b. pemahaman mengenai tahapan
sesuatu. Respons tersebut pembelajaran daring
timbul apabila adanya perubahan c. pemahaman mengenai proses
terhadap apa yang dipahami penggunaan pembelajaran
atau dipersepsikan oleh daring serta pengaplikasiannya
khalayak.
Afektif (Sikap) Respons afektif berhubungan a. Penilaian terhadap kebijakan
dengan sikap, dan penilaian penggunaan pembelajaran
seseorang terhadap sesuatu. Hal daring
tersebut timbul apabila ada b. Keyakinan bahwa dengan
perubahan pada apa yang penggunaan pembelajaran
disenangi khalayak terhadap daring akan efektif bagi siswa dan
sesuatu. guru

344
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Dimensi Definisi Indikator


c. Penilaian terhadap penggunaan
pembelajaran daring
Konatif Respons konatif berhubungan a. Keinginan untuk melakukan
(Tindakan) dengan perilaku nyata atau inovasi dalam memberikan materi
tindakan seseorang yang secara daring kepada siswa
meliputi tindakan kegiatan, atau b. Keinginan untuk selalu
kebiasaan berperilaku. Respons profesional dalam memberikan
tersebut menunjukkan intensitas pembelajaran daring kepada
sikap yaitu kecenderungan siswa
bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
(Modifikasi Steven M. Chaffe (Wilhoit & Harold de Bock) dalam (Kiptiah, 2015)

Untuk jumlah soal dalam kuesioner yaitu sebagai berikut.

Dimensi Nomor Soal Jumlah Butir Soal


Kognitif 1,2,3,4,5,6,7,8 8
Afektif 9,10,11,12,13,14,15,16 8
Konatif 17,18,19,20,21,22,23,24 8
Total 24 24

validitas dan reliabilitas instrumen penelitian,


Instrumen penelitian ini berupa maka kuesioner yang telah dijabarkan dari
kuesioner untuk memperoleh data-data indikator variabel akan diuji coba pada guru
kualitatif yaitu persepsi guru terhadap sistem dengan menggunakan responden sebanyak
pembelajaran daring. Seluruh variabel akan 30 responden. Metode pengumpulan data
diukur dengan menggunakan skala likert. yaitu menggunakan kuesioner dan
Menurut Sugiyono, 2017 “skala likert wawancara kemudian dianalisis dengan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, analisis deskriptif. Analisis deskriptif
dan persepsi seseorang atau sekelompok digunakan untuk mendeskripsikan persepsi
orang tentang fenomena sosial”. Untuk guru terhadap proses pembelajaran daring.
keperluan analisis maka jawaban kuesioner Menurut Irianto, 2004, langkah-langkah
diberi skor penilaian yaitu a) Jika jawaban dalam analisis deskriptif yaitu dengan
Sangat Baik diberi skor 5. b) Jika jawaban menentukan skor terendah dan skor tertinggi
Baik diberi skor 4. c) Jika jawaban Cukup dari keseluruhan alternatif jawaban. Berikut
Baik diberi skor 3. d) Jika jawaban Tidak rumus dalam menentukan skor tersebut.
Baik diberi skor 2. e) Jika jawaban Sangat Skor tertinggi = (nilai tertinggi x jumlah
Tidak Baik diberi skor 1. Kuesioner sebagai pernyataan x jumlah responden)
alat pengumpulan data ordinal yang Skor terendah = (nilai terendah x jumlah
merupakan penjabaran dari indikator pernyataan x jumlah responden)
variabel. Sebelum digunakan untuk Nilai tertinggi = 5
pengumpulan data di lapangan, terlebih Nilai terendah = 1
dahulu harus diuji tingkat validitas dan Jumlah responden = 54 orang
reliabilitasnya. Untuk menguji tingkat
Tabel. 3.2
Skor Tertinggi dan Terendah Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring
No Dimensi Skor Tertinggi Skor Terendah
1 Kognitif 2.160 432
2 Afektif 2.160 432
3 Konatif 2.160 432

345
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Total 6.480 1.296

Tabel 3.3
Interval untuk Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring
No Dimensi Interval
1 Kognitif 345
2 Afektif 345
3 Konatif 345
Total 1.035

Tabel 3.4
Kriteria Total Skor Variabel Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring
Ditinjau Dari Dimensi Kognitif
Rentang Skor Kategori
1.825 – 2.160 Sangat Baik
1.479 – 1.824 Baik
1.133 – 1.478 Cukup Baik
787 – 1.132 Tidak Baik
432 – 786 Sangat Tidak Baik

Tabel 3.5
Kriteria Total Skor Variabel Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring
Ditinjau Dari Dimensi Afektif
Rentang Skor Kategori
1.825 – 2.160 Sangat Baik
1.479 – 1.824 Baik
1.133 – 1.478 Cukup Baik
787 – 1.132 Tidak Baik
432 – 786 Sangat Tidak Baik

Tabel 3.5
Kriteria Total Skor Variabel Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring
Ditinjau Dari Dimensi Afektif
Rentang Skor Kategori
1.825 – 2.160 Sangat Baik
1.479 – 1.824 Baik
1.133 – 1.478 Cukup Baik
787 – 1.132 Tidak Baik
432 – 786 Sangat Tidak Baik

Tabel 3.6
Kriteria Total Skor Variabel Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring
Ditinjau Dari Dimensi Konatif
Rentang Skor Kategori
1.825 – 2.160 Sangat Baik
1.479 – 1.824 Baik
1.133 – 1.478 Cukup Baik
787 – 1.132 Tidak Baik
432 – 786 Sangat Tidak Baik
(Modifikasi (Sugiyono, 2017)

346
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

HASIL DAN PEMBAHASAN aspek afektif, dan aspek konatif. Hasil


Untuk hasil dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
penelitian ini yaitu sesuai dari tujuan Persepsi guru terhadap proses
penelitian dimana untuk mengetahui pembelajaran daring pada masa (pandemi
persepsi guru di SMP Negeri 1 Sawan di covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan yang
tinjau dari 3 aspek yaitu aspek kognitif, ditinjau dari aspek kognitif.

Tabel 4.1
Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring Pada Masa (Pandemi Covid-19) di SMP
Negeri 1 Sawan Ditinjau Dari Segi Kognitif

Dimensi Skor Rentang Skor Kategori


Kognitif 1.665 1.479 – 1.824 Baik
Total 1.665 1.479 – 1.824 Baik

Berdasarkan hasil data pada tabel penggunaan pembelajaran daring hingga


4.1 maka dapat dijelaskan bahwa dimensi pelaksanaannya dilapangan.
kognitif memperoleh skor sebesar 1.665 Persepsi guru terhadap proses
yang berada pada rentang skor 1.479 – pembelajaran daring pada masa (pandemi
1.824, sehingga dapat dikategorikan baik. covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan ditinjau
Hal ini berarti persepsi guru dalam segi dari segi afektif menunjukkan hasil seperti
pengetahuan terhadap proses pembelajaran yang terdapat pada tabel 4.2.
daring kategori baik, mulai dari tata cara

Tabel 4.2
Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring Pada Masa (Pandemi Covid-19) di SMP
Negeri 1 Sawan Ditinjau Dari Segi Afektif
Dimensi Skor Rentang Skor Kategori
Afektif 1.699 1.479 – 1.824 Baik
Total 1.699 1.479 – 1.824 Baik

Berdasarkan hasil analisis data pada guru terkait proses pembelajaran daring
tabel 4.2 maka dapat dijelaskan bahwa pada bersikap positif.
dimensi afektif mendapat skor sebesar Persepsi guru terhadap proses
1.699 yang berada pada rentang skor 1.479 pembelajaran daring pada masa (pandemi
– 1.824, sehingga dapat dikategorikan baik. covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan ditinjau
Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap para dari segi konatif menunjukkan hasil seperti
yang terdapat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3
Persepsi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Daring Pada Masa (Pandemi Covid-19) di SMP
Negeri 1 Sawan Ditinjau Dari Segi Konatif
Dimensi Skor Rentang Skor Kategori
Konatif 1.784 1.479 – 1.824 Baik
Total 1.784 1.479 – 1.824 Baik

347
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Berdasarkan hasil analisis data pada positif. Para guru menilai bahwa kebijakan
tabel 4.3 maka dapat dijelaskan bahwa pada pemerintah mengenai pembelajaran daring
dimensi konatif mendapat skor sebesar adalah solusi alternatif di tengah pandemi
1.784 yang berada pada rentang skor 1.479 covid-19. Pada masa pandemi ini
– 1.824, sehingga dapat dikategorikan baik. diterapkannya pembelajaran daring
Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi merupakan sebuah tantangan dalam
guru terkait tindakan atau penerapan mengajar, guru harus menyesuaikan
kegiatan dalam proses pembelajaran daring dengan keadaan yang terjadi saat ini walau
para guru cenderung melaksanakan apa yang para guru usahakan dalam
pembelajaran daring dengan baik. penyampaian materi daring tidak seluruhnya
bisa terserap oleh siswa, namun para guru
PEMBAHASAN selalu berusaha meningkatkan kualitas
Persepsi guru terhadap proses pembelajaran dan memperbaiki kekurangan
pembelajaran daring pada masa (pandemi yang ada. Peneliti juga melakukan
covid-19) ditinjau dari dimensi kognitif wawancara kepada beberapa narasumber,
secara umum persepsi guru sudah berada salah satunya yaitu ibu Ni Luh Putu Gita
dalam tingkatan positif. Dalam proses Septiarini, S.Pd yang menuturkan bahwa
pengumpulan data berlangsung peneliti juga menurut beliau pembelajaran daring ini
melakukan sesi wawancara terhadap merupakan sebuah tantangan bagi
beberapa guru terkait persepsi guru beberapa guru yang memang terkendala
terhadap proses pembelajaran daring dari akan teknologi dimana guru tersebut
segi kognitif, diantaranya yaitu wawancara memang dalam kondisi umur yang terbilang
terhadap ibu Ni Luh Muji, S.Pd menurut lumayan senior, namun dengan kerja keras
beliau penggunaan pembelajaran daring ini dan komitmen bersama-sama semua itu
awalnya memang sulit terutama bagi guru perlahan mulai menjadi suatu kebiasaan
yang umurnya lebih tua, namun perlahan yang membawa dampak positif bagi semua.
rata-rata guru sudah bisa menggunakan Menurut bapak Nyoman Danayasa, S.Pd
dengan baik. Ibu Nyoman Maha Utami, S.Pd beliau menambahkan di awal di terapkannya
juga menambahkan bahwa menurut beliau pembelajaran daring ini memang sangatlah
penggunaan pembelajaran daring harus menjadi beban bagi guru-guru karena tidak
menuntut para guru lebih kreatif dan melek semua guru terbiasa mengajar
akan ilmu pengetahuan teknologi, yang menggunakan akses internet meskipun
awalnya tidak semua guru bisa melakukan demikian seiring berjalannya waktu dengan
namun secara perlahan sudah berjalan kegigihan, ketekunan, dan semangat para
hampir sekeluruhan. Sejalan dengan guru sekarang membuat semuanya berjalan
pendapat yang diberikan oleh ibu Ni Made sesuai dengan kebijakan pemerintah, walau
Warni, S.Pd juga menambahkan bahwa masih ada kendala dan kekurangan yang
pengetahuan para guru terhadap dimana kedepan akan terus menjadi
pembelajaran daring di masa pandemi evaluasi dan perbaikan. Selaras dengan
covid-19 semakin bertambah, guru pendapat tersebut ibu Ketut Nusantari, S.Pd
mendapatkan banyak pengalaman dari beliau menambahkan bahwa para guru
adanya pembelajaran daring ini kemudian masih terus melakukan perbaikan-perbaikan
para guru sekarang mulai terampil dan dari kekurangan yang ada. Sebagai seorang
melek akan teknologi dalam pelaksanaan guru harus memikirkan berbagai solusi
pembelajaran daring, itu artinya dalam segi dalam mengatasi kekurangan tersebut.
kognitif persepsi guru terhadap proses Kendala-kendala yang dihadapi menjadi
pembelajaran daring sudah kategori baik, tantangan bagi guru untuk menciptakan
hanya saja apa yang masih kurang perlunya suasana belajar daring yang lebih baik.
peningkatan kualitas agar semakin baik. Secara keseluruhan persepsi guru terkait
Selanjutnya, persepsi guru terhadap proses pembelajaran daring dari segi afektif
proses pembelajaran daring pada masa sudahlah baik, hanya saja hal yang menjadi
pandemi (covid-19) ditinjau dari dimensi kekurangan harus terus dievaluasi agar
afektif secara umum persepsi guru dalam semakin baik untuk kedepannya.
segi afektif sudah berada dalam tingkatan
348
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Berikutnya, persepsi guru terhadap pendapat tersebut ibu Nyoman Sriyani, S.Pd
proses pembelajaran daring pada masa menurut beliau dengan pembelajaran daring
pandemi (covid-19) ditinjau dari dimensi para guru tidak hanya memberikan materi
konatif secara umum persepsi guru dalam namun juga guru berusaha menampilkan
segi konatif sudah berada dalam tingkatan dan memberikan contoh teladan kepada
positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa para siswa, seperti tepat waktu dan
persepsi guru terkait tindakan atau memenuhi kewajiban sebagai seorang
penerapan kegiatan dalam proses pendidik. Maka dari itu guru harus saling
pembelajaran daring para guru cenderung bahu-membahu satu sama lain diantara
melaksanakan pembelajaran daring dengan para guru di SMP Negeri 1 Sawan untuk
baik. Para guru memiliki pandangan yang menciptakan suasana belajar daring yang
baik terkait bagaimana pembelajaran daring baik. Dengan demikian persepsi guru terkait
itu harus dilakukan, menurut beberapa guru proses pembelajaran daring ditinjau dari
segala kendala haruslah menjadi tanggung segi konatif sudah kategori baik, terlihat dari
jawab yang harus dipecahkan dan sikap cara pandang guru yang positif, hanya saja
profesional guru harus menjadi yang utama. apa yang masih kurang perlunya
Peneliti juga melakukan wawancara kepada peningkatan kualitas agar semakin baik.
beberapa narasumber, salah satunya yaitu Berdasarkan hasil penelitian yang
ibu Ni Komang Sri Yuli Windari Natih, S.Pd telah dilakukan, persepsi guru terhadap
menurut beliau dalam tindakan proses pembelajaran daring pada masa
pembelajaran daring haruslah tetap teguh (pandemi covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan
kepada sikap profesional guru, karena yang ditinjau dari 3 (tiga) aspek yaitu kognitif,
dengan demikian menjadikan proses belajar afektif, dan konatif sudah masuk ke dalam
lebih baik. Kemudian peneliti melakukan kategori positif. Para guru menilai proses
wawancara dengan bapak Supriyadi, S.Pd pembelajaran daring memang merupakan
beliau menambahkan bahwa proses sebuah tantangan, banyak kendala-kendala
pembelajaran daring menuntut para guru yang dihadapi para guru, terlebih di awal
untuk melakukan bermacam-macam media mulai berlakunya aturan pembelajaran
pembelajaran daring yang variatif sehingga daring dan juga menjadi kendala bagi guru-
peserta didik bisa keluar dari zona guru yang umurnya sudah memasuki masa
kebosanan mereka. Diupayakan tua, karena tidak semua para guru melek
menggunakan media daring yang biasa akan teknologi, dengan semangat dan rasa
untuk interaktif. Menggunakan media daring tanggung jawab para guru sangat antusias
yang bisa live misalnya zoom meeting, dan berusaha menjadikan kendala-kendala
google meet, dan lain-lain agar karakter atau tersebut menjadi sebuah tantangan.
perilaku para murid relatif terpantau, untuk Penggunaan teknologi pembelajaran daring
mengakses media daring tersebut yang semakin kreatif dan maju tentu akan
diperlukan sinyal yang baik, jika sinyal tidak sangat bermanfaat dan dapat memudahkan
baik maka media belajar yang ditampilkan bagi guru dan siswa pada masa pandemi
tidak dapat terlihat. Selaras dengan sekarang ini dalam meningkatkan kualitas
pendapat ibu Ni Made Mena Satriani, S.Pd pembelajaran yaitu sesuai dengan teori
menurut beliau menggunakan media daring yang dikemukakan oleh (Jogiyanto, 2007)
yang dominan live dapat memantau perilaku yang menyatakan bahwa persepsi tentang
peserta didik selama mengikuti kegiatan kemudahan penggunaan sebuah teknologi
penilaian. Akan lebih baik apabila pada akan mampu meningkatkan kinerja mereka.
pembelajaran dan penilaian melibatkan Persepsi kemudahan adalah kepercayaan
orang tua/wali murid bisa membantu seseorang terhadap suatu teknologi akan
mengawasinya dengan baik di rumah berdampak positif pada peningkatan
masing-masing. Selanjutnya guru bisa lebih kinerjanya bila berguna bagi pengguna
sering memberikan tugas praktikum yang teknologi tersebut. Dengan demikian proses
dibuat oleh siswa melalui video dan dikirim pembelajaran daring akan semakin
ke WhatsApp. Dengan hal tersebut dapat membawa dampak positif terlebih kondisi
menumbuhkan semangat siswa untuk pandemi covid-19 sekarang ini.
mengikuti pembelajaran. Selaras dengan
349
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

Pandangan para guru terkait proses skor sebesar 1.665 yang berada pada
pembelajaran daring yaitu sudah baik, rentang skor 1.479 – 1.824, sehingga dapat
namun terdapat beberapa kendala yang dikategorikan baik. 2) Persepsi guru
masih sulit dipecahkan terkait teknis sesuai terhadap proses pembelajaran daring pada
dengan pandangan (Soekartiwi, 2015) yaitu masa (pandemi covid-19) di SMP Negeri 1
sebagai berikut (1) kurangnya interaksi antar Sawan yang ditinjau dari aspek afektif
tenaga pendidik dan peserta didik atau mendapat skor sebesar 1.699 yang berada
bahkan antar peserta didik itu sendiri. pada rentang skor 1.479 – 1.824, sehingga
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat dapat dikategorikan baik. 3) Persepsi guru
terbentuknya values dalam proses terhadap proses pembelajaran daring pada
pembelajaran; (2) kecenderungan masa (pandemi covid-19) di SMP Negeri 1
mengabaikan aspek psikomotorik atau Sawan yang ditinjau dari aspek konatif
aspek sosial dan sebaliknya mendorong mendapat skor sebesar 1.784 yang berada
aspek komersial; (3) proses pada rentang skor 1.479 – 1.824, sehingga
pembelajarannya cenderung ke arah dapat dikategorikan baik.
pelatihan dari pada pendidikan; (4) siswa Bagi sekolah terus melakukan
yang tidak memiliki motivasi belajar yang evaluasi, motivasi, dan semangat kepada
tinggi akan cenderung bermalas-malasan para guru dan juga lebih memfasilitasi guru
dan gagal; (5) tidak semua tempat tersedia dalam melakukan pembelajaran daring
fasilitas internet dan jaringan. Kondisi seperti masa pandemi sekarang ini.
dilapangan lebih kepada masalah sinyal Bagi guru agar lebih mengembangkan
saat melakukan pembelajaran daring, lagi pembelajaran yang dapat membuat
terkadang tidak semua berjalan lancar, jika kondisi belajar tetap efektif walaupun
sinyal tidak baik maka media belajar yang dilakukan dalam jaringan, seperti lebih
ditampilkan tidak dapat terlihat oleh siswa sering melakukan komunikasi kepada
yang sinyalnya bermasalah, dengan peserta didik, penyampaian yang mudah
demikian guru harus memikirkan alternatif agar dapat dipahami oleh peserta didik.
untuk masalah tersebut. Guru dituntut Guru lebih meningkatkan kreativitasnya
sebaik mungkin dalam menyampakain sebagai pendidik untuk menjadi guru yang
materi belajar dalam kondisi daring agar apa lebih profesional.
yang disampaikan mudah ditangkap oleh Bagi pemerintah agar memperhatikan
siswa, maka dari guru harus kreatif dalam masalah-masalah teknis yang terjadi pada
membuat media pembelajaran daring. Hal saat proses pembelajaran daring, dari
tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan masalah tersebut agar dicarikan solusi
proses pembelajaran daring ini juga terbaik demi memudahkan proses
mendapat respons baik oleh para guru di pembelajaran dimasa pandemi covid-19
SMP Negeri 1 Sawan, terlihat usaha keras sekarang ini.
guru untuk meningkatkan pemahaman, Peserta didik lebih diberikan motivasi
kompetensi guru dan memberikan yang dalam belajar agar pada saat pelaksanaan
terbaik kepada siswa, para guru bersama- belajar melalui jaringan peserta didik tetap
sama sudah memahami tentang memiliki semangat yang tinggi dan dapat
pembelajaran daring baik dari aspek kognitif, mengikuti proses pembelajaran dengan baik
afektif, dan konatif, walau masih ada sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
beberapa kendala yang perlu diperbaiki akan dicapai.
untuk proses pembelajaran yang lebih baik Bagi peneliti lain penelitian ini
disarankan lebih dikembangkan lagi, karena
SIMPULAN DAN SARAN di dalam penelitian ini hanya meneliti
Berdasarkan hasil analisis data dan persepsi guru, sehingga untuk peneliti
pembahasan yang telah dipaparkan selanjutnya dapat menambah objek
sebelumnya, maka peneliti dapat menarik penelitian misalnya dengan
kesimpulan yaitu 1) Persepsi guru terhadap membandingkan persepsi guru dan siswa
proses pembelajaran daring pada masa ataupun orang tua siswa.
(pandemi covid-19) di SMP Negeri 1 Sawan
yang ditinjau dari aspek kognitif memperoleh
350
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 13 No. 2 (2021)

DAFTAR PUSTAKA Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta


Terhadap Minat Berasuransi Syariah.
Ahmadi, A. (2016). Evaluasi Pelaksanaan E- Universitas Islam Negeri Jakarta.
Learning Pada Proses Pembelajaran Maskar, S., Dewi, P. S., & Puspaningtyas, N. D.
Sistem Kelistrikan Siswa Kelas X Jurusan (2020). Online Learning & Blended
Teknik Otomotif di SMK N 2 Pengasih. Learning: Perbandingan Hasil Belajar
Fakultas Teknik Universitas Negeri Metode Daring Penuh dan Terpadu.
Yogyakarta. PRISMA.
Anggianita, S. (2020). Persepsi Guru Terhadap https://doi.org/10.35194/jp.v9i2.1070.
Proses Pembelajaran Daring di Sekolah Megawanti, P., Megawati, E., & Nurkhafifah, S.
Dasar Negeri 013 Kumantan. Universitas (2020). Persepsi Peserta Didik terhadap
Pahlawan Tuanku Tambusai. PJJ pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal
Bimo, W. (2010). Psikologi Umum. ANDI. Ilmiah Pendidikan.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 Mursalin, Sulaiman, & Nurmasyitah. (2017).
terhadap Implementasi Pembelajaran Peran Guru Dalam Pelaksanaan
Daring di Sekolah Dasar. EDUKATIF : Manajemen Kelas di Gugus Bungong
JURNAL ILMU P ENDIDIKAN. Seulangakecamatan Syiah Kualakota
https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89. Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Dhaifi, I. (2020). Studi Analisis Dampak Pademi Sekolah Dasar.
Covid-19 Terhadap Eksistensi Mustakim. (2020). Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Daring Menggunakan Media Online
Indonesia. Edupedia. Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata
https://doi.org/10.35316/edupedia.v5i1.880 Pelajaran Matematika the Effectiveness of
Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran E-Learning Using Online Media During the
Online di Tengah Pandemi Covid-19. Covid-19 Pandemic in Mathematics. Al
Indonesian Journal of Educational Science Asma: Journal of Islamic Education.
(IJES). Pamungkas, R. V. (2020). Pengaruh E-Learning
https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659. Berbasis Web terhadap minat belajar anak
Handayani, D. (2020). Penyakit Virus Corona sekolah dasar. Prosiding Konferensi Ilmiah
2019. Jurnal Respirologi Indonesia. Dasar.
Hasibuan, A., Syahputra, Z., & ... (2020). Riyanda, A. R., Herlina, K., Wicaksono, B. A., &
Pengembangan Sistem Pembelajaran Lampung, B. (2020). Evaluasi
Online di Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Implementasi Sistem Pembelajaran Daring.
Open Source. Journal of Computer . Jurnal IKRA-ITH Humaniora.
Irianto, A. (2004). Statistik Konsep Dasar dan Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis
Aplikasinya. Prenada Media. Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Jogiyanto, H. (2007). Sistem Informasi Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Keperilakuan. CV Andi Offset. Raja Grafindo Persada.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Setiawan, L. D. (2020). Pendidikan Indonesia Di
Republik Indonesia. (2020). Surat Edaran Tengah Pandemi Covid-19. Prosiding
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Seminar Bahasa Dan Sastra Indonesia
Republik Indonesia Nomor (Senasbasa).
35952/MPK.A/HK/2020. Soekartiwi. (2015). Merancang dan
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No 109 Menyelenggarakan E-learning. Ardana
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Media.
Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan:
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kebudayaan. Alfabeta.
Kinasih, S., & Sinaga, K. (2020). Kajian Wood, J. T. (2013). Komunikasi: Teori dan
Penerapan Teori Pembelajaran Bermakna Praktik (Komunikasi Dalam Kehidupan
Ausubel Berdasarkan Perspektif Alkitabiah Kita). Selemba Empat.
Pada Materi Hidrokarbon [A Study On The
Application Of Ausubel’s Meaningful
Learning Theory On Hydrocarbon Chemical
Learning Based On A Biblical Perspective].
Polyglot: Jurnal Ilmiah.
https://doi.org/10.19166/pji.v16i2.2128.
Kiptiah, M. (2015). Respons Kognitif, Afektif dan
Konatif Pegawai Fakultas Sayriah dan

351
Copyright © 2021 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

Anda mungkin juga menyukai