Anda di halaman 1dari 14

RESPON INTERNASIONAL : NEGARA VATIKAN CITY

TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh :

Kelompok 5 ( XII IPS 1)

I Kadek Arya Dwi Yudiana (14)

I Kadek Agus Pradnyana Putra (13)

I Putu Edi Sumiarta (16)

Komang Devana Hariswa (20)

Ni Kadek Ari Febi Dwijayanti (23)

Ni Kadek Vina Upadiningsih (26)

Ni Ketut Ari Trisna Dewi (27)

Sang Ayu Made Agustina Wulandari (36)

TUGAS SEJARAH PEMINATAN KELAS XII

SMAN 1 SEMARAPURA

TAHUN AJARAN 2023/2024


ABSTRAK

Vatikan merupakan negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan


negara republik Indonesia sejak awal berdirinya, dan menjadi pusat agama katholik
di seluruh dunia. Tahta suci Vatikan turut memegang peranan penting dalam
kemerdekaan Indonesia. Hubungan antara pimpinan umat Katolik sedunia itu
dengan wilayah RI sudah terjalin sejak era kerajaan Nusantara hingga akhirnya
Belanda berkuasa otoritas kolonial.

Tahta Suci menunjuk delegasi apostolik Georges Marie Joseph, sebagai


penghubung Vatikan – RI. Vatikan menjadi entitas politik pertama di Eropa yang
menerima kedaulatan bangsa Indonesia.

Vatikan bersedia memberikan bantuan eknomi bagi bangsa Indonesia yang


baru merdeka. Dukungan vatikan berpengaruh besar terhadap politik dunia
khususnya bagi amerika serikat dan inggris.

Vatikan merupakan negara pertama yang merekomendasikan agar


Indonesia menjadi anggota PBB. Negara Indonesia dan Vatikan berdiri di atas
landasan dan falsafah bernegara yang sama, yakni antiateisme dan mendukung
perdamaian dunia, kerukunan antar umat beragama, serta kesejahteraan dan
keadilan bagi seluruh umat manusia.

Dengan menganut paham yang sama di atas, menjadikan para pemuda


Vatikan ikut serta membantu dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Beberapa kali presiden Indonesia melewat ke Vatikan. Soekrno bahkan


sampai 4 kali mengunjungi Vatikan. Tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid
juga mengunjungi Vatikan dan tahun 2002 presiden Megawati Soekarno Putri ikut
mengunjungi Vatikan.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat Beliau, laporan makalah yang berjudul “RESPON
INTERNASIONAL : NEGARA VATIKAN CITY TERHADAP PROKLAMASI
KEMERDEKAAN INDONESIA” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan karya ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Utuk itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. I Putu Sudibawa, S.Pd., M.Pd, selaku kepala sekolah SMAN 1


SEMARAPURA
2. I Putu Oktariadi Putra, S.Pd, selaku guru Sejarah Tingkat Lanjut –
Peminatan IPS yang telah memberikan banyak dukungan mulai dari materi
dan waktu terkait segi bahan dalam penyusunan laporan makalah ini

Penulis menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan perlu pengalaman lebih jauh, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan makalah
ini. Penulis berharap laporan makalah ini dapa bermanfaat bagi dunia ilmu
pengetahuan dan Pendidikan khususnya pembaca

Semarapura, 5 September 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………...………………………iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 3
1.3 TUJUAN ................................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
ISI MAKALAH .................................................................................................................. 4
2.1 LATAR PENGAKUAN VATIKAN ATAS KEMERDEKAAN INDONESIA ...... 4
2.2 RESPON NEGARA VATIKAN TERHADAP INDONESIA ................................. 6
2.3 DAMPAK PENGAKUAN NEGARA VATIKAN ATAS KEMERDEKAAN
NEGARA INDONESIA ................................................................................................. 7
2.4 TOKOH-TOKOH YANG TERLIBAT .................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................... 9
PENUTUP .......................................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gaung kemerdekaan Indonesia membahana ke seluruh penjuru
dunia, setelah Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini secara de facto pada 17 Agustus
1945. Namun perlu diingat bahwa untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat,
Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain secara hukum atau
de jure. Negara-negara pertama yang memberikan pengakuan terhadap
kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah Mesir, India, dan Australia di region
Asia-Afrika & Oseania. Lalu bagaimana dengan kawasan negara-negara Barat
seperti Eropa?
Disaat negara-negara barat lainnya belum mengambi tindakan
apapun guna merespon kemerdekaan Indonesia, Vatikan justru hadir menjadi
negara barat pertama yang merespon kemerdekaan Indonesia, hal tersebut
tentunya didasari oleh suatu hal, seperti halnya Mesir yang mengakui
kemerdekaan Indonesia atas factor keagamaan mengingat Indonesia sejak abad
ke-20 telah tampil menjadi negara dengan penduduk Muslim terbanyak.
Stato Città del Vaticano, (The Vatican City State/ Negara Kota
Vatikan), merupakan negara berdaulat penuh dan dilindungi hukum
internasional yang dibentuk melalui Traktat Lateran (Lateran Treaty) yang
ditandatangani pada tahun 1929 antara Wakil Kepala Pemerintah Takhta Suci,
Kardinal Pietro Gaspari dan Perdana Menteri Kerajaan Italia, Benito Mussolini.
Negara Kota Vatikan diakui sebagai badan politik yang menjamin Takhta Suci
sebagai institusi tertinggi dalam Gereja Katolik sedunia dan sebagai negara
berdaulat.
Sekitar pertengahan abad ke-8, terbentuk Negara Kepausan (Stato
Pontificio) yang memiliki wilayah meliputi seluruh kota Roma, dengan
pusatnya di Istana Lateran, sebelah Basilika Santo Yohanes Lateran yang
digunakan hingga akhir abad ke-19. Proses penyatuan kerajaan-kerajaan Italia

1
mengakibatkan Negara Kepausan beberapa kali terancam dan terlibat dalam
politik dan perang wilayah. Setelah Roma direbut oleh Garibaldi pada tahun
1870 dan kekuasaan diserahkan kepada Raja Vittorio Emanuele II, maka
berakhir pula apa yang disebut Negara Kepausan. Paus Pius IX meninggalkan
Istana Lateran dan pindah ke Istana Vatikan dan menetap di situ dengan
mengurung diri.
Pada tahun 1871, Raja Vittorio Emanuele II, mengeluarkan suatu
undang-undang yang menjamin kedudukan Paus untuk menempati Istana
Lateran dan Castel Gandolfo. Tindakan unilateral ini ditolak oleh Paus. Pada
tahun 1919, suatu “Law of Guarantee” kembali dikeluarkan oleh Pemerintah
Italia secara sepihak yang isinya mengakui kedaulatan Paus atas wilayah
tertentu dan memberi hak untuk menggunakan beberapa gedung yang ditunjuk
sebagai bagian dari wilayahnya. Namun tindakan baru inipun ditentang oleh
Paus yang berkuasa saat itu, yaitu Paus Benediktus XV. Sebagai jalan tengah,
diadakan beberapa kali perundingan dengan hasil terbentuknya Negara Kota
Vatikan (The Vatikan City State).
Negara Kota Vatikan dibentuk melalui Traktat Lateran yang
ditandatangani pada tanggal 11 Februari 1929 antara Wakil Perdana Menteri
Vatikan Kardinal Pietro Gaspari dan Perdana Menteri Kerajaan Italia Benito
Mussolini. Isi Traktat Lateran tersebut mengakui Negara Kota Vatikan sebagai
badan yuridis dan politis dengan jaminan kemerdekaan dan kedaulatan atas
daerah yang dikelilingi tembok Vatikan dan juga mengatur hak milik Vatikan
yang lain yang disebut sebagai “esktrateritorial”.
Tempat “ekstrateritorial” tersebut diantaranya terletak di tengah-
tengah kota Roma, wilayah yang mencakup luas 44 ha, meliputi Basilika Santo
Giovanni Lateran, Basilika Santa Maria Magiore, Basilika Santo Paulus,
Palazzo (kantor) della Cancelleria, Pallazzo di Propaganda Fide, Palazzo San
Callisto, Palazzo Santo Offizio, Seminari Menengah Kepausan, Universitas
Urbaniana, Rumah Sakit anak-anak ‘Bambino Gesu’ Jenderal Serikat Yesus
(S.J.), dan beberapa gereja, biara suster, Collegio (asrama tempat tinggal para
rohaniawan/rohaniawati yang sedang menuntut ilmu atau yang sedang bekerja
di Roma.

2
Sejak penandatanganan Traktat Lateran tersebutlah, Vatikan tampil
sebagai salah satu negara agamais yang pantang akan paham ateisme,
mendukung terciptanya kerukunan antar umat beragama di dunia, mendukung
terciptanya perdamaian dunia, menciptakan keadilan sosial bagi seluruh umat
manusia, dan memelihara kesejahteraan seluruh umat manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis merumuskan dan
membatasi masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini, antara lain:
1. Bagaimana latar belakang pengakuan Negara Vatikan atas kemerdekaan
NKRI?
2. Apa respon Negara Vatikan ketika mengetahui kemerdekaan Indonesia?
3. Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengakuan kemerdekaan
Indonesia atas negara Vatikan?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian kali ini
adalah:
1. Untuk mengetahui alasan atau latar belakang Negara Vatikan mengakui
kemerdekaan Indonesia
2. Untuk mengetahui bentuk kerjasama yang terjalin antara kedua negara
tersebut serta prediksi tentang hubungan antara kedua negara tersebut untuk
masa depan
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengakuan
kemerdekaan Indonesia atas negara Vatikan

3
BAB II

ISI & PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Pengakuan Vatikan atas Kemerdekaan Indonesia


Tahta suci Vatikan turut memegang peranan penting dalam
kemerdekaan Indonesia. Hubungan antara pimpinan umat Katolik sedunia itu
dengan wilayah RI sudah terjalin sejak era kerajaan Nusantara hingga akhirnya
Belanda berkuasa otoritas kolonial. Sebulan setelah Mesir mengakui Indonesia
sebagai bangsa merdeka, tepatnya pada 6 juli 1947, Vatikan secara resmi
memberi pengakuan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia yang ditandai
dengan pembentukan Apostolic Delegate atau kedutaan besar Vatikan di
Jakarta. Pada pertengahan tahun 1947, Paus Pius XII di Vatikan memerintahkan
George Marie Joseph untuk menjadi duta besar Vatikan di Indonesia periode
1947-1955. Dukungan Vatikan bersifat simbolik karena secara moral bangsa-
bangsa barat perlahan mengubah posisi netral terhadap Belanda setelah
diberlakukannya Agresi Militer Belanda I.

Terlepas dari kontras latar belakang agama mayoritas penduduk yang


menghuni kedua negara, pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Vatikan
dilatar belakangi oleh kesamaan prinsip kenegaraan antara Indonesia dan
Vatikan. Kesamaan prinsip kenegaraan tersebut diantaranya adalah :
mendukung terciptanya perdamaian dunia, menolak pandangan ateisme di
dunia, mendukung terciptanya kerukunan antar umat beragama di dunia,
menciptakan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia, dan memelihara
kesejahteraan seluruh umat manusia. Vatikan pada saat itu merupakan salah
satu negara yang memiliki pengaruh besar dalam bidang sosial, dan agama di
kawasan Eropa dan Amerika. Dengan pengakuan Vatikan ini, membuat
dukungan internasional terhadap Indonesia meningkat. Dengan demikian,
Vatikan memberikan respon yang baik terhadap kemerdekaan Indonesia
terbukti dengan diberikannya pengakuan kemerdekaan Indonesia. Peran
Vatikan bagi kemerdekaan adalah berhasil membuat dukungan internasional
terhadap kemerdekaan Indonesia meningkat.

4
Pengakuan Vatikan terhadap kemerdekaan Indonesia bisa dilihat dari
beberapa aspek :

1. Aspek Agama
Tokoh Katolik tidak kalah di dalam memperjuangkan semangat
nasionalisme kepada bangsa kita pada masa itu. Tokoh itu bernama Albertus
Soegijopranoto yang menceritakan tentang permasalahan negara (Indonesia
yang saat itu mendapati agresi militer oleh Belanda) pada Vatikan sebagai
Pusat gereja Katolik dunia. Hingga diutuslah Apostolik Georges Marie
Joseph, sebagai penghubung Vatikan - RI. Dukungan Vatikan ini juga tak
lepas atas terpeliharanya kerukunan kehidupan beragama di Indonesia,
terutama perkembangan dan kehidupan agama Katolik di Indonesia. Prinsip
Indonesia yang menjujung tinggi kebebasan beragama diakui Takhta Suci
Vatikan sebagai hal yang sangat positif dalam kehidupan umat beragama.
Takhta Suci Vatikan juga memberikan apresiasinya terhadap berbagai upaya
pemerintah Indoensia dalam mewujudkan masyarakat yang menjunjung
tinggi kehidupan berdemokrasi menuju negara yang demokratis, menjunjung
tinggi hak-hak asasi manusia dan memerangi terorisme serta
mengedepankan interfaith dialogue dalam kehidupan antar umat beragama.
Hal-hal yang menjadi perhatian Vatikan terhadap perkembangan di
Indonesia adalah munculnya berbagai persoalan dan konflik politik, sosial,
agama, aksi terorisme dan persoalan HAM.
2. Aspek Sosial Kemanusiaan
Saat negara Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya, ternyata
Belanda datang kembali dengan dalih menjajah kembali bangsa Indonesia,
atas dasar tersebutlah bangsa Indonesia melakukan perlawanan salah satunya
dengan cara diplomasi. Saat itu Albertus Soegijopranoto datang ke Vatikan
dengan maksud berdiplomasi atas dasar social kemanusiaan agar dapat
membantu Indonesia dalam menghadapi agresi militer Belanda. Vatikan pun
lantas menjadi entitas politik pertama di Eropa yang menerima kedaulatan
bangsa Indonesia.
3. Aspek Politik

5
Belanda pada masa itu tengah menggencarkan agresi militer kepada
Indonesia. Ketika Romo Albertus selaku wakil bangsa berdiplomasi dengan
Vatikan dan mendapat dukungan atas Vatikan maka secara otomatis, secara
politik Vatikan telah mendukung kedaulatan Indonesia. Tak hanya itu,
Vatikan secara politik juga telah berhasil mengubah pandangan bangsa bara
tatas Belanda, yang sebelumnya mendukung Belanda menjadi netral
terhadap Belanda atas dilakukannya agresi militer terhadap bangsa Indonesia
dan berujung pada dukungan kemerdekaan Indonesia, seperti USA yang
mengecam Belanda serta akan menarik bantuan Marshall Plan terhadap
Belanda apabila Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia secara de
facto pasa 1949

2.2 Respon Vatikan atas Kemerdekaan Indonesia


Takhta Suci Vatikan merupakan salah satu negara Eropa pertama yang
mengakui kemerdekaan Indonesia, ditandai dengan pembukaan misi diplomatik
Vatikan di Jakarta pada tahun 1947 di tingkat Apostolic Delegate/misi
diplomatik setara dengan Kedutaan Besar namun tanpa konsulat dan tanpa
kewenangan mengeluarkan visa. Vatikan memberi respon yang sangat positif
terhadap kemerdekaan Indonesia. Menindaklanjuti dukungan awal tersebut,
hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Vatikan pun dijalin sejak 25
Mei 1950, dan terus berkembang, melahirkan saling pengertian yang baik.
Pengakuan atas kemerdekaan Indonesia pada awalnya datang dari negara Mesir
yang menganggap Indonesia sebagai negara aliansinya.

Vatikan juga mengakui kontribusi besar Indonesia dalam upaya


menciptakan perdamaian dunia melalui berbagai forum internasional. Takhta
Suci Vatikan memandang, prinsip Indonesia yang menjunjung tinggi kebebasan
beragama merupakan landasan dasar yang positif bagi kehidupan beragama dan
bernegara. .

Dukungan Vatikan terhadap kemerdekaan Indonesia meliputi :

a) Vatikan bersedia memberikan bantuan eknomi bagi bangsa Indonesia yang


baru merdeka

6
b) Dukungan vatikan berpengaruh besar terhadap politik dunia khususnya bagi
amerika serikat dan inggris
c) Vatikan merupakan negara pertama yang merekomendasikan agar
Indonesia bergabung menjadi anggota PBB
d) Dukungan Vatikan diikuti negara negara di asia dan afrika untuk mengakui
kemerdekaan indonesia

2.3 Dampak dan Timbal Balik katas pengakuan Vatikan terhadap


kemerdekaan Indonesia
Dengan adanya dukungan dari negara Vatikan, Indonesia dapat berdiri
dalam bentuk sebuah negara dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dukungan itu menambah kuat negara Indonesia untuk menjadi salah satu
negara yang diakui penuh dikanca global. Dengan adanya hubungan ini
menciptakan perdamaian dunia melalui forum internasional dan memelihara
kerukunan kehidupan agama Indonesia, terutama terkait perkembangan dan
kehidupan umat katolik di Indonesia.

Dengan menganut paham yang sama yaitu antiateisme menjadikan para


pemuda Vatikan ikut serta membantu dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Sampai saat ini hubungan Vatikan dan Indonesia masih bertahan
hangat dan sepi masalah. Harmonis meski mayoritas penduduk kedua negara
menganut agama yang berbeda.

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Vatikan terus berkembang.


Presiden Sukarno 4 kali mengunjungi Vatikan. Kemudian pada 1970, Paus
Paulus VI melawat ke Indonesia, dan tahun 1989 giliran Paus Yohanes Paulus
II yang datang ke Indonesia

2.4 Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam pengakuan kedaulatan Indonesia


atas Vatikan
1. George Marie Joseph

7
George Marie Joseph dalam Apostolic Delegate mendapatkan tugas pokok
menjadi perantara takhta suci Vatikan dan pemerintah Indonesia.
Perantaraan Vatikan – RI yang dilakukan oleh George Marie ini dimulai
sejak Desember 1947, ketika George Marie untuk pertama kalinya datang
ke Indonesia dan menemui presiden RI.
2. Albertus Soegijopranoto
Soegijopranoto berhasil melakukan diplomasi dengan Vatikan terkait
dengan pengakuan kemerdekaan Indonesia, pada masa revolusi Indonesia.
Menilik informasi dari buku “Mgr. Albertus Soegijapranata SJ: Antara
Gereja dan Negara (2012)” karya Anhar Gonggong. Pada 18 Januari 1947,
Soegijapranata melakukan lobi politik dengan cara menulis surat kepada
Paus di Vatikan. Dalam suratnya, Soegijopranoto menyampaikan tentang
kekejaman tentara Belanda di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan
dikumandangkan.
3. Paus Pius XII
Surat Soegijopranoto mendapatkan respons positif dari Paus Pius XII di
Vatikan. Atas himbauan Paus Pius XII itulah mampu menggerakkan hati
umat Katolik di seluruh dunia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Dan untuk Vatikan sendiri di bawah pimpinan Paus Pius XII
memberikan pengakuan kemerdekaan kepada Indonesia pada 6 Juli 1947,
yang ditandai dengan pembentukan delegasi apostolik atau kedutaan besar
Vatikan di Jakarta.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat penulis simpulkan yaitu, bahwa respon negara
Vatikan terhadap kemerdekaan Indonesia merupakan respon yang positif
dan membawa dampak yang sangat berpengaruh terhadap Indonesia karena
telah memberikan dukungan baik secara de facto permanen karena
Indonesia dan Vatikan hingga saat ini telah terikat hubungan bilateral,
maupun dalam hal pengakuan secara de jure/hukum atas negara Indonesia.
Dan juga turut berkontribusi dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Paket Sejarah (Peminatan) Kelas 12 Kurikulum 2013


2. Buku LKS Sejarah (Peminatan) Kelas 12 Kurikulum 2013
3. Buku Sejarah Indonesia Modern tahun 1200-2004 karya MC reclave

10

Anda mungkin juga menyukai