Anda di halaman 1dari 2

Administrasi merupakan proses penyelenggaraan bersama atau proses kerjasama, antara

sekelompok orang-orang secara tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan
dan direncanakan sebelumnya. Kerjasama antara orang-orang tersebut berlangsung secara dan melalui
“organisasi”. Administrasi merupakan suatu jenis tingkah laku atau sikap kelakuan sosial yang tertentu
(administative behaviour or “administration” as a special type of social behaviour) yang memerlukan
sikap serta kondisi mental yang tertentu, dan merupakan suatu tipe tingkah laku manusia yang tertentu
(special type of human behaviour). Administrasi merupakan suatu praktik (practice) atau teknik
(technique) yang tertentu, suatu tata cara melakukan atau mengerjakan sesuatu, yang memerlukan
kemampuan, kemahiran, keterampilan (skills) atau kebiasaan yang tertentu yang hanya dapat diperoleh
melalui pendidikan dan latihan. Administrasi merupakan suatu sistem (system) atau sistema (systems)
yang tertentu, yang memerlukan input, trasportasi, pengolahan dan output yang tertentu. Administrasi
merupakan suatu tipe manajemen (management) tertentu yang merupakan “overall management”
daripada suatu organisasi.

Administrasi dalam arti sempit pada umumnya hanya meliputi kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan tulis menulis, mengetik, steno, agenda, pembukuan sederhana dan sebagainya

Administrasi Pajak dalam arti luas dapat dilihat sebagai fungsi, sistem, lembaga dan manajemen publik.

Administrasi Pajak dalam arti sempit adalah penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban-
kewajiban dan hak-hak wajib pajak, baik penatausahaan dan pelayanan tersebut dilakukan di kantor
fiskus maupun di kantor wajib pajak. Yang termasuk dalam kegiatan penatausahaan (clerical works)
adalah pencatatan (recording), penggolongan (classifying) dan penyimpanan (filing).

Sebagai unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak di Kanwil Ditjen Pajak terdapat Kantor
Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan
Pajak, Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 28 TAHUN 2007

TENTANG

PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983

TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan keadilan dan

meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dan untuk

lebih memberikan kepastian hukum serta mengantisipasi


perkembangan di bidang teknologi informasi dan

perkembangan yang terjadi dalam ketentuan-ketentuan

material di bidang perpajakan perlu dilakukan perubahan

terhadap Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2000;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu membentuk Undang-Undang tentang

Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun

1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 23A Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

Anda mungkin juga menyukai