Resume Patologi
Resume Patologi
Nim : 20170005
Katup trikuspid, yang menyalurkan darah dari serambi (atrium) kanan menuju ke bilik (ventrikel)
kanan
Katup mitral, yang menyalurkan darah dari serambi kiri menuju ke bilik kiri
Katup pulmonal, yang menyalurkan darah dari bilik kanan ke pembuluh darah yang menuju ke paru-
paru (arteri pulmonaris)
Katup aorta, yang menyalurkan darah dari bilik kiri ke pembuluh darah yang menuju ke seluruh
tubuh (aorta)
Stenosis katup jantung terjadi ketika katup jantung menjadi kaku, menebal, atau saling menempel,
sehingga tidak dapat terbuka dengan baik. Kondisi tersebut membuat darah tidak dapat mengalir ke
ruangan jantung atau pembuluh darah. Akibatnya, otot jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah.
Pada kondisi yang juga dikenal dengan istilah katup jantung bocor ini, katup jantung tidak dapat
menutup dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan darah dapat mengalir kembali ke ruangan
jantung, sehingga jumlah darah yang dialirkan ke seluruh tubuh berkurang.
Pada kondisi ini, katup jantung bisa tidak terbentuk (atresia) atau berbentuk tidak seperti
semestinya. Biasanya, kelainan ini terjadi sejak lahir. Tergantung pada bentuk katup jantungnya,
kondisi ini bisa menyebabkan gangguan aliran darah yang berat, tetapi bisa juga tidak menyebabkan
gangguan apa-apa.
Masing-masing jenis penyakit katup jantung dapat terjadi pada keempat katup jantung. Bahkan pada
beberapa kasus, dua jenis penyakit katup jantung di atas dapat terjadi secara bersamaan di satu
katup atau lebih.
Penyakit katup jantung dapat terjadi sejak lahir atau baru berkembang saat dewasa akibat kondisi
kesehatan tertentu. Berikut ini adalah penjelasannya:
Penyakit katup jantung jenis ini terjadi akibat adanya gangguan pada proses pembentukan jantung di
dalam rahim. Kelainan ini dapat terjadi sendiri atau bersamaan dengan penyakit jantung bawaan.
Umumnya, penyebab dari penyakit katup jantung bawaan sulit untuk diketahui.
Kelainan kongenital yang menyebabkan gangguan pada jaringan ikat, seperti sindrom Marfan, juga
dapat menyebabkan kelainan pada katup jantung sejak lahir. Walau demikian, hal ini tidak pasti
terjadi pada semua penderita sindrom Marfan.
Penyakit katup jantung ini terjadi akibat adanya kondisi atau penyakit lain yang diderita, seperti :
Demam reumatik
Aterosklerosis
Gagal jantung
Kardiomiopati
Endokarditis
Penyakit autoimun
Gangguan metabolisme
Selain itu, terdapat juga beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya penyakit katup jantung,
yaitu:
Proses penuaan
Obesitas
Radioterapi
Katup jantung berperan untuk menjaga kelancaran aliran darah yang ada di dalam jantung dan yang
keluar dari jantung. Katup jantung bekerja tiap kali jantung berdetak. Bunyi “lup-dup” jantung
berasal dari suara katup yang sedang menutup setelah menyalurkan darah.
Katup mitral dan katup trikuspid terbuka bersamaan dengan mengalirnya darah ke dalam bilik
jantung. Ketika kedua katup ini menutup dan menahan agar darah tidak kembali ke atrium, suara
“lup” terjadi.
Darah yang sudah berada di bilik akan dipompa keluar melalui katup pulmonal dan katup aorta.
Setelah seluruh darah masuk ke dalam pembuluh darah arteri pulmonalis dan aorta, kedua katup ini
akan segera menutup dan menimbulkan suara “dup”.
Ketika terjadi gangguan pada katup jantung, suara jantung di atas juga akan mengalami kelainan.
Itulah mengapa gejala utama penyakit katup jantung adalah murmur jantung, atau bunyi bising pada
jantung. Namun, gejala ini sering kali tidak dapat dirasakan oleh penderita dan hanya bisa diketahui
melalui pemeriksaan dokter.
Kendati demikian, ada juga gejala-gejala tambahan yang bisa dirasakan penderita. Gejala ini muncul
akibat tidak efektifnya pengaliran darah yang menyebabkan jantung perlu bekerja lebih keras.
Gejala-gejala tersebut adalah:
Nyeri dada
Pusing
Pingsan
Sesak napas
Kelelahan
Edema (pembengkakan berlebih di bagian kaki, daerah perut, atau pergelangan kaki sebagai akibat
tersumbatnya cairan) yang juga mengakibatkan kenaikan berat badan dengan cepat
Batuk darah
Gejala penyakit katup jantung bisa berbeda-beda pada setiap penderita, tergantung dari jenis
gangguan katup jantung yang dialami dan tingkat keparahannya. Gejala bisa muncul secara perlahan
atau bisa juga secara tiba-tiba dan berkembang sangat cepat.
Diagnosis penyakit katup jantung diawali dengan sesi tanya jawab seputar gejala, riwayat kesehatan,
dan gaya hidup pasien, yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik dilakukan menggunakan stetoskop untuk mendeteksi suara detak jantung yang
tidak normal (bising atau murmur jantung) atau irama jantung yang tidak beraturan.
Setelah pemeriksaan fisik, dokter dapat menjalankan pemeriksaan penunjang guna memastikan
diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan adalah ekokardiografi. Pemeriksaan ini
digunakan dokter untuk melihat pergerakan jantung, ukuran katup dan ruangan jantung, dan aliran
darah yang melewati katup jantung.
Ada juga beberapa pemeriksaan penunjang lain yang dapat dokter lakukan untuk mendiagnosis
penyakit katup jantung, yaitu:
Elektrokardiografi (EKG), untuk mengetahui aktivitas listrik jantung, mendeteksi pembesaran ruang
jantung, dan gangguan irama jantung
Foto Rontgen dada, untuk melihat apakah gangguan pada katup jantung telah berdampak pada
paru-paru atau menyebabkan pembesaran jantung
EKG Treadmill, untuk melihat apakah gejala penyakit katup jantung memburuk saat pasien
melakukan aktivitas fisik (misalnya berjalan di treadmill)
Kateterisasi jantung, untuk melihat pembuluh darah koroner secara rinci dan mengukur tekanan
rongga jantung
MRI jantung, untuk melihat gambaran jantung dan katupnya secara rinci, serta untuk mengetahui
tingkat keparahan dari penyakit katup jantung
Penanganan penyakit katup jantung disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi. Biasanya, dokter
akan memulai penanganan dengan menyarankan pasien untuk menerapkan gaya hidup sehat,
seperti tidak merokok, mengonsumsi makanan yang baik untuk jantung, dan beristirahat yang
cukup.
Setelah itu, baru dokter akan melakukan penanganan yang lebih khusus, seperti:
Pemberian obat
Belum ada obat-obatan yang dapat sepenuhnya mengobati penyakit katup jantung. Akan tetapi,
dokter dapat meresepkan obat yang bisa meringankan gejala dan menghambat perkembangan
penyakit. Obat-obatan tersebut adalah:
Diuretik, yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari dalam aliran darah dan jaringan tubuh,
sehingga beban jantung dapat berkurang
Beta blockers, seperti bisoprolol, yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan meringankan
kerja jantung dengan cara membuat jantung berdetak lebih lambat
Antiaritmia, seperti amiodarone, yang berfungsi untuk mengontrol gangguan irama jantung
ACE inhibitors, seperti ramipril, yang berfungsi untuk mengurangi beban kerja jantung
Vasodilators, seperti nitrogliserin, yang berfungsi untuk meringankan kerja jantung dan menjaga
supaya aliran darah tidak berbalik kembali
Jika kadar kolesterol pasien sangat tinggi, dokter mungkin juga akan memberikan obat untuk
menurunkannya dan menyarankan pasien untuk menerapkan pola makan yang sehat. Hal ini penting
untuk mencegah terjadinya penyakit jantung lain, misalnya penyakit jantung koroner, yang akan
memperburuk gejala penyakit katup jantung.