Anda di halaman 1dari 24

Kewarganegaraan

sebagai Ilmu
Pengetahuan
Bambang Srigati
Aturan Dasarnya
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 37,
• Berdasarkan pasal tersebut, Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu mata
pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan
kepada warga negara, hal ini dikarenakan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
program pendidikan yang membekali siswa
dengan seperangkat pengetahuan guna
mendukung peran aktif mereka dalam masyarakat
dan negara di masa yang akan datang
Berkenaan dengan hal itu, Cogan (Nurmalina
dan Syaifullah, 2008: 3) mengatakan

• Pasal 39 ayat 2 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:
• Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar,
berkenaan dengan pendidikan bela negara, agar kelak menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
• Terkait dengan pernyataan di atas, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
RI No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi ditegaskan bahwa :
• Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah memberikan pembelajaran kepada


siswa dengan seperangkat pengetahuan sebagai upaya memanusiakan, membudayakan
dan memberdayakan serta menjadikan warga negara yang baik, yakni warga negara
yang tahu akan hak dan kewajibannya, memiliki pola pikir yang cerdas, kritis, sikap yang
demokratis serta memiliki karakter seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Tujuan Umum Pendidikan
Kewarganegaraan

• Tujuan Pendidikan
kewarganegaraan adalah
terciptanya good citizen
( masyarakat yang baik).
• Ada 3 golongan masyarakat menurut
Nadin dan Crack:
• 1. Sponge Citizen.
• 2. Stones Citizen.
• 3. Generator Citizen.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

• Secara epistemologis, pendidikan kewarganegaraan


dikembangkan dalam tradisi Citizenship Education yang
tujuannya adalah
1. Agar setiap warga negara menjadi warga negara yang
baik (to be good citizens), yakni warga yang memiliki
kecerdasan intelektual yang baik (Civic Intelligence) ,
kecerdasan emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki
rasa bangga dan tanggung jawab (Civic Responsibility);
2. Mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara (Civic Participation) agar tumbuh rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Selain itu, kedudukan PKn dalam proses demokratisasi
adalah dalam rangka transformasi nilai-nilai demokrasi.
Pengertian Kecerdasan
Intelektual Emosional,
Sosial dan Spiritual
• Kecerdasan Intelektual
• Menurut William Stern,
kemampuan intelektual adalah
kesanggupan seseorang untuk
menyesuaikan diri pada hal-hal
baru dengan menggunakan alat-
alat berpikir menurut tujuan yang
ingin dicapai. Kemampuan
intelektual berhubungan dengan
kapabilitas seseorang dalam
bertindak secara terarah, berfikir
secara efisien dan dapat
berinteraksi dengan
lingkungannya.
Kecerdasan
Emosional
• Pada tahun 1990, Psikolog Salovey dari
University Harvard dan Mayer dari University
New Hampshire, melontarkan untuk pertama
kalinya tentang istilah kecerdasan emosional
• Kedua psikolog ini juga menjelaskan pengertian
kecerdasan emosional, yakni suatu kemampuan
atau intelegensi yang dimiliki seseorang dalam
memahami perasaan diri sendiri dan orang lain.
Kecerdasan emosional
Dengan Kecerdasan Emosional. Kita bisa
mengerti,
• Kapan kita harus berempati.
• Kapan kita harus memahami orang lain
• Kapan kita harus marah dengan orang lain.
• Dan bagaimana cara menghormati orang lain.
Semakin baik pengelolaan emosi, maka sebaik itu
pula kita diterima oleh lingkungan masyarakat.
Komponen-komponen yang menjadi pembentuk
dari kecerdasan emosional:

1. Memiliki Kesadaran Diri


• Kesadaran yang dimengerti seseorang,
mengenai keadaan dirinya sendiri.
Maksudnya, adalah adanya kesadaran
memahami emosi yang ada di dalam
dirinya
2. Membentuk Regulasi Diri

• Regulasi memiliki pengertian sebagai


pengaturan.
• Maksudnya setiap individu harus bisa
menggunakan kecerdasan emosionalnya
secara baik, agar tidak memunculkan dampak
negatif bagi orang lain


3. Memiliki Keterampilan Sosial

• Aspek penting dalam kecerdasan emosional


adalah adanya kemampuan berinteraksi
sosial dengan baik.
• Pemahaman emosional bukan hanya
memahami emosi diri sendiri, namun juga
memahami emosi orang lain.
• Semakin sering berinteraksi dan
menerapkan pemahaman terhadap emosi
diri sendiri dan orang lain, akan membantu
dalam membentuk kecerdasan emosi yang
semakin tinggi.
4. Mempunyai Empati

• Mempunyai empati merupakan salah satu


komponen dari kecerdasan emosi.
• Empati diartikan sebagai kemampuan diri
untuk lebih memahami perasaan orang lain,
dan hal ini sangat penting bagi
pengembangan kecerdasan emosi.
• Empati yang ada membentuk pemahaman
mengenai emosi yang sedang dirasakan
lawan bicara kita, ataupun orang di sekitar
kita.

5. Memiliki Motivasi Diri

• Peran kunci dalam membentuk kecerdasan


emosional adalah motivasi dalam diri sendiri.
Orang yang cerdas secara emosional tidak
memiliki motivasi untuk mendapatkan ketenaran,
pujian, uang dan pengakuan.
• Mereka cenderung memiliki motivasi untuk
memenuhi kebutuhan batin diri mereka sendiri.
• Seseorang yang memiliki motivasi diri cenderung
kompeten dan cenderung berorientasi pada
tindakan-tindakan pengendalian. Sehingga mampu
berkomitmen dan sangat pintar dalam mengambil
inisiatif.
1. Mampu mengenali perasaan diri sendiri.
Ciri-ciri orang 2. Mampu membaca perasaan orang lain.

yang memiliki 3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri


sendiri.

kecerdasan 4. Tidak mudah baper tersinggung.


5. Cenderung menjadi pendengar yang baik.
emosional, 6. Berpikiran secara terbuka dan mampu

yaitu: menerima pendapat orang lain.


7. Tidak malu untuk minta maaf duluan.
Kecerdasan Sosial
• Gardner (2009) mengemukakan kecerdasan sosial adalah kemampuan
remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Remaja yang tinggi
intelegensi sosialnya akan mampu menjalin komuniksi yang efektif dengan
orang lain, mampu berempati secara baik, mampu mengembangkan hubungan
yang harmonis dengan orang lain.
• Goleman (2006), makna kecerdasan sosial ialah sebagai suatu dalam mengukur
kemampuan diri seseorang di dalam pergaulan yang ada dimasyarakat serta
kemampuan berinteraksi sosial itu dengan orang banyak di sekitarnya.
Tanda bahwa seseorang
memiliki kecerdasan sosial
yang tinggi adalah:

1. Banyak Orang mengungkapkan isi hati


kepadanya
• Orang yang cerdas secara sosial memiliki
bakat untuk membantu orang merasa
nyaman.
2. Tidak mudah menghakimi orang lain.
Mereka tidak melihat orang lain sebagai
‘bagaimana mereka seharusnya’, melainkan
sebagai ‘bagaimana mereka’
3. Mereka memahami bahwa perilaku orang
dipengaruhi oleh banyak faktor
• Orang yang cerdas secara sosial akan melihat
bahwa perubahan perilaku orang lain
disebabkan beberapa faktor.
4. Mereka mampu mempengaruhi perilaku
orang
• Orang yang cerdas secara sosial mampu
membuat temannya bersemangat, bahagia,
tertawa dsb.
5. Mereka dapat mengamati dan menafsirkan
perilaku nonverbal seseorang
• yaitu gerak tubuh, postur, dan ekspresi.
Kecerdasan
Spiritual
Menurut Zohar Dan Marshall (2000), Kecerdasan Spiritual Adalah Kecerdasan
Untuk Menghadapi Dan Memecahkan Persoalan Makna Dan Nilai, Yaitu
Kecerdasan Untuk Menempatkan Perilaku Dalam Hidup Kita Dalam Konteks
Makna Yang Lebih Luas. Kecerdasan Untuk Menilai Bahwa Tindakan Atau Jalan
Hidup Seseorang Lebih Bermakna Dibandingkan Dengan Yang Lain, (Zohar Dan
Marshall, 2000).
• Dalam buku yang berjudul SQ
Indikator Kecerdasan “Connecting with Our Spiritual
Spiritual Intelligence” kecerdasan spiritual
memiliki tiga indikator penting, yakni:
• 1. Tanggung Jawab
• Tanggung jawab ialah sikap atau
perilaku untuk melakukan sesuatu
dengan sungguh-sungguh dan siap
menanggung segala risiko dan
perbuatan.
• Contoh dari sikap tanggung jawab
adalah memiliki keyakinan pada Tuhan
Yang Maha Esa
Tanggung
jawab
• a. Tanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa
• b. Tanggung jawab kepada keluarga
• c. Tanggung jawab kepada diri
sendiri
• d. Tanggung jawab kepada
masyarakat
• e. Tanggung jawab kepada bangsa
dan negara
2. Kerendahan hati
• Kerendahan hati sangat
diperlukan dalam kehidupan
di masyarakat. Karena sikap
ini sangat terpuji dan
tentunya jika kita punya
sikap seperti ini banyak
orang yang menyayangi kita.
Jangan merasa bahwa
keberadaan kita lebih
penting, merasa lebih hebat,
atau lebih segala-galanya
dari pada orang lain.
3. Kebahagiaan

• Setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia kita
berhubungan dengan duniawi (emas, berlian, uang, kursi, dan lain sebagainya), sedangkan
kebahagiaan akhirat berhubungan dengan Tuhan.
• Di dunia ini kita memberikan berbagai macam kenyamanan dan kesenangan. Akan tetapi
pernahkah kita berpikir, “Apakah saat ini kita benar benar bahagia? Apa yang membuat saya
bahagia?” Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam hati, sebenarnya bisa membantu kita
menemukan apa yang benar-benar membuat kita bahagia dan mengetahui jalan untuk
mencapainya.
1. Mengenali Dirinya Dari • 8. Mudah MemaafkanOrang
Sekitarnya
(Hatinya dipenuhi dengan cinta • 9. Memberi Tanpa Mengharapkan
dan kasih sayang dan Balasan
karenanya merasa tidak perlu • 10. Mereka Memiliki Kedamaian
menilai orang lain) Hati Dalam Kesusahan
Secara 2. Menjalani Hidup Dengan
Ketulusan dan Kerendahan Hati
• 11. Merangkul Siapapun yang
Hadir Dengan Rasa Syukur
terperinci 3. Mencintai Tanpa Mengharapkan • 12. Membersihkan Diri Dari
Balasan
Ciri-ciri orang 4. Merasa Nyaman Dalam
Keterikatan Pada Dunia
• 13. Melepaskan Diri Dari Mencari

mempunyai Ketidaktahuan (rencana hidup


untuknya lebih besar dan
kompleks daripada rencana
Kebutuhan Di Luar Dirinya.
• 14. Memiliki Pengalaman
kecerdasan yang mereka miliki untuk
dirinya sendiri)
Spiritual (spiritual paham bahwa
tubuh hanyalah kendaraan yang
membawa jiwa di dalam dunia
Spiritual 5. Percaya Pada Kebijaksanaan
Kehidupan
yang sifatnya fisik. Mereka sudah
berada dalam kesadaran bahwa
(membiarkan kehidupan dirinya bukan sekedar tubuh
membimbing mereka, tetapi jiwa yang ada di dalam
menuntun dan membawanya ke tubuh)
dalam kehidupan yang lebih
baik) • 15. Menyukai Ketenangan dan
Kesendirian (Suasana yang
6. Tidak Tertarik Menjadi Apa hening akan membawa mereka
Yang Orang Lain Inginkan menyatu dengan jiwa di dalam
tubuh mereka)
7. Kebijaksanaan Adalah Milik
Mereka (Mereka punya
kemampuan mengambil
kebijaksanaan dengan caranya sendiri)

Anda mungkin juga menyukai