Arabica
Arabica
Taksonomi[sunting | sunting sumber]
Coffea arabica pertama kali dideskripsikan secara ilmiah oleh Antoine de Jussieu, yang
menamainya Jasminum arabicum setelah mempelajari spesimen dari Kebun Raya Amsterdam.
Linnaeus menempatkannya dalam genusnya sendiri Coffea pada tahun 1737.[4]
Di Indonesia, perkebunan kopi arabika banyak ditemui di daerah pegunungan toraja, Sumatra
Utara, Aceh dan di beberapa daerah di pulau Jawa. Beberapa varietas kopi arabika yang
dikembangkan di Indonesia antara lain kopi arabica jenis Abesinia, arabika jenis Pasumah,
Marago, Typica dan kopi arabika Congensis.[butuh rujukan]
Typica[sunting | sunting sumber]
Varietas biji kopi arabica jenis Typica ini merupakan varietas pertama yang masuk ke Indonesia.
Pertama kali dibawa oleh Belanda ketika datang ke Indonesia. Namun varietas asli Typica yang
dibawa oleh Belanda ini kemudian punah ketika Coffee Leaf Rust menyerang Indonesia.
Untungnya tidak semua punah, karena masih ada varietas Typica lokal yaitu Bergendal dan
Sidikalang yang banyak di temui di dataran tinggi seperti Sumatera, Sulawesi, dan Flores. Biasa
berkolasi di perkebunan yang berada di daerah terpencil. Di Papua Varietas Typica ini masih
dijumpai di Kampoung Modio, Distrik Mapiha Tengah, Kabupaten Dogiyai, Papua yang di bawa
misionaris Belanda.