Anda di halaman 1dari 3

Ronaldo Luís Nazário de Lima 

(locally: [ʁoˈnawðu ˈlwiʒ nɐˈzaɾju dʒ ˈɫĩmɐ]; lahir 18 September


1976), umumnya dipanggil Ronaldo saja, adalah seorang mantan pemain dan legenda sepak
bola Brasil. Oleh banyak pengamat dan pecinta sepak bola ia dianggap sebagai salah satu
pemain sepak bola terbaik sepanjang masa.[1] Ia bermain sebagai penyerang dan terakhir kali
bermain bagi klub Corinthians.
Setelah menderita serangkaian cedera serius sepanjang kariernya, Ronaldo pensiun pada 14
Februari 2011, dengan menyatakan rasa sakit dari cederanya dan hipotiroidisme sebagai
alasannya untuk pensiun.[2]

Kelahiran[sunting | sunting sumber]
Seperti kebanyakan pemain sepak bola Brasil, Ronaldo berasal dari keluarga yang kurang
mampu. Ia besar di Bento Ribeiro dan bermain sepak bola di jalanan kumuh di sekitar rumahnya.
Ia bahkan tidak mampu membeli sepatu sepak bola agar bisa berlatih di klub
pujaannya Flamengo. Namun bakatnya segera tercium oleh legenda Brasil, Jairzinho yang
membawanya untuk bergabung dengan Cruzeiro.

Karier klub[sunting | sunting sumber]


1993: Cruzeiro[sunting | sunting sumber]
Awal karier Ronaldo dimulai ketika ia bergabung dengan Cruzeiro pada tahun 1993. Pada
musim pertama dan satu-satunya di Cruzeiro, ia mengemas 12 gol dari 14 penampilan dan
memenangkan Copa do Brasil untuk pertama kalinya. Setahun setelah debut profesionalnya ia
dipanggil masuk skuat timnas sepak bola Brasil untuk Piala Dunia 1994 meskipun ia akhirnya
tidak mendapatkan kesempatan bermain.

1994–1996: PSV Eindhoven[sunting | sunting sumber]


Piet de Visser yang merupakan pemandu bakat PSV Eindhoven menyarankan klub itu untuk
menarik Ronaldo bergabung. Maka transfer sebesar $6 juta pun dilayangken kepada Cruzeiro
yang tak kuasa menahan bintangnya untuk hengkang. Maka bergabunglah Ronaldo dengan klub
Belanda tersebut. Pada musim pertamanya Ronaldo keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga
Belanda dengan 30 gol. Pada musim keduanya Ronaldo berkutat dengan cedera lutut kanan
(cedera yang selalu menggerogoti kariernya), namun ia berhasil mencetak 12 gol dalam 13
penampilannya dalam pertandingan Liga. Ronaldo juga berhasil meraih trofi Piala Belanda
bersama PSV pada tahun 1996 dan dia menikah dengan Rihanna dan mereka mepunyai anak 2.

1996–1997: Barcelona[sunting | sunting sumber]


Sir Bobby Robson yang merupakan manajer FC Barcelona saat itu memproyeksikan Alan
Shearer sebagi target utama, sayangnya Blackburn Rovers tidak mengijinkan Shearer untuk
pindah (walaupun akhirnya Newcastle United yang mendapatkannya). Maka target pun beralih
kepada Ronaldo untuk memakai seragam no. 9 di Barça. PSV Eindhoven setuju untuk melepas
Ronaldo dengan nilai transfer 12 juta poundsterling. Penampilan Il Fenômeno mencapai
puncaknya di Barça dimana ia secara spektakuler mencetak 47 gol dalam 49 penampilan untuk
semua ajang kompetisi bersama Barça. Pergerakan Ronaldo yang gesit dan kuat bahkan pernah
memporak porandakan pertahanan klub Celta Vigo yang menjadi lawan Barça di liga, dimana ia
mencetak sebuah gol solo run melewati hampir semua pemain Celta Vigo. Penampilan
impresifnya pun diganjar dengan meraih gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA 1996. Ia
menjadi pemain termuda yang pernah meraihnya dalam usia 20 tahun. Bersama Barça Ronaldo
meraih trofi Winner Cup, Piala Spanyol dan Piala Super Spanyol. Ronaldo juga menjadi
pencetak gol terbanyak di Liga dengan 34 gol dari 37 penampilan. Akan tetapi dibalik
kesuksesan Ronaldo, Barça justru menunda-nunda perpanjangan kontrak sang penyerang
sehingga Ronaldo menjadi tidak bahagia, dan akhirnya mulai menyuarakan keinginan untuk
pindah. Pada akhir musimnya bersama Barça klub-klub besar mulai mendekati Ronaldo, salah
satunya adalah Inter Milan.
1997–2002: Inter Milan[sunting | sunting sumber]
Keadaan Ronaldo yang mulai tidak bahagia di klubnya dimanfaatkan oleh Inter Milan yang
membeli kontrak Ronaldo sebesar 19 juta poundsterling. Ronaldo menjadi pemain termahal
dunia pada saat itu. Pada musim pertamnya di Inter Il Fenômeno mengantarkan klub barunya
meraih gelar UEFA Cup yang mana ia mencetak hat-trick pada final melawan Lazio. Pada tahun
ini Ronaldo pun kembali meraih gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA untuk kedua kalinya
secara berturut turut. Pada musim pertamanya ia mencetak total 34 gol dalam 47 penampilan
dalam semua ajang kompetisi. Ronaldo pun menjadi tumpuan Brasil untuk meraih gelar Piala
Dunia 1998 di Prancis. Namun setelah cedera misterius di final melawan tuan rumah Prancis,
penempilan Ronaldo menurun tajam. Hal ini berpengaruh pada performa Ronaldo di klub dimana
ia hanya bisa tampil 19 kali dalam pertandingan liga. Walaupun begitu ia masih bisa mencetak
14 gol bagi Inter, dan menjadi runner-up Pemain Terbaik Dunia versi FIFA dibawah Zinedine
Zidane yang mengalahkannya dalam partai final Piala Dunia 1998. Pada musim ketiganya
Ronaldo kembali mengalami cedera parah ketika melawan Lecce dalam laga Serie A, dokter tim
pun menyarankan Ronaldo untuk di operasi sehingga praktis musim itu pun berakhir secara
tragis untuk Ronaldo. Ia hanya tampil dalam 7 pertandingan Serie A dan mencetak 3 gol. Pada
tanggal 12 April 2000 Ronaldo melakukan pertandingan pertamanya setelah cedera tetapi hanya
mampu bertahan selama 7 menit dalam pertandinga Coppa Italia melawan Lazio. Lututnya
kembali mengalami cedera sehingga ia pun absen sepanjang musim keempatnya bersama Inter.
Setelah 2 operasi dan rehabilitasi yang memakan waktu 20 bulan. Ronaldo pun tampil kembali
membela Inter dan mencetak 7 gol dalam 16 pertandingan dalam semua ajang kompetisi. Ia
kemudian terpanggil dalam skuat Brasil untuk Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea, dimana ia
secara luar biasa mengantar Brasil meraih gelar Piala Dunia yang kelima. Para fans Inter pun
bersuka cita karena mereka mengharapkan Il Fenômeno akan kembali ke performa seperti dulu
dan mengantarkan Inter meraih gelar Juara Serie A yang mereka idam-idamkan. Namun suatu
proposal dari klub Real Madrid sebesar € 39 juta membuyarkan impian itu, Ronaldo memilih
pindah ke Real Madrid yang sedang membangun timnya dengan mengumpulkan pemain-
pemain terbaik dunia untuk bermain bagi El Real. Semasa di Inter total Ronaldo mencetak 59 gol
dalam 99 penampilan.

2002–2006: Real Madrid[sunting | sunting sumber]

Ronaldo berseragam Real Madrid

Masuknya Ronaldo menjadi bagian skuat Los Galacticos Real Madrid, membuat El Real meraih


keuntungan denga laku kerasnya kostum bernomor 11 bertuliskan Ronaldo. Hal yang memang
diharapkan oleh manajemen Real Madrid. Pada musim pertamanya Ronaldo baru dapat tampil
pertama kalinya membela El Real pada bulan Oktober 2002 karena cedera. Pada pertandingan
debutnya Il Fenomeno mencetak 2 gol untuk kemenangan Real Madrid. Selama musim
pertamanya ia mencetak 23 gol dalam 31 pertandingan, dan meraih gelar Liga pertamanya
bersama klub dimana ia gagal meraihnya saat bersama Barcelona. Selain itu ia juga meraih
gelar Piala Interkontinental dan Piala Super Spanyol. Pada musim keduanya Ronaldo,yang telah
mengganti seragam no. 11 dengan no. 9, berhasil membawa Real Madrid melaju ke perempat
final dalam kompetisi Liga Champion dimana Ronaldo mencetak hat-trick ketika
melawan Manchester United di stadion Old Trafford. Namun pada akhir musim ia kembali
menderita cedera sehingga El Real gagal mempertahankan juara Liga Spanyol dan tersingkir
pada babak semifinal Liga Champions. Akan tetapi Il Fenômeno mampu meraih gelar top
scorer dengan 24 golnya di ajang liga. Penampilan Ronaldo semakin menurun dikarenakan oleh
kelebihan berat badan ditambah kedatangan beberapa pemain yang berposisi sama
dengannya, Michael Owen, Antonio Cassano dan Ruud van Nistelrooy. Hubungannya dengan
pelatih Real Madrid saat itu Fabio Capello pun memburuk. Bersama Real Madrid Ronaldo
mencetak 177 gol dalam semua ajang kompetisi.

2007–2008: AC Milan[sunting | sunting sumber]


Perseteruannya dengan manajer Fabio Capello makin menjadi-jadi, ditambah dengan
memburuknya hubungan Ronaldo dengan kapten Real Madrid, Raul membuat Ronaldo makin
terpinggirkan dalam skuat El Real. Pada bulan Januari 2007 Ronaldo hadir untuk menonton
pertandingan antara AC Milan melawan AS Roma. Gosip yang beredar Ronaldo akan pindah
ke AC Milan merebak luas. Hal yang makin memperuncing permusuhan antar AC Milan dan Inter
Milan mengingat Ronaldo pernah membela Inter Milan. Pada 26 Januari 2007 Ronaldo pun
resmi menjadi bagian skuat I rossonerri dengan nilai transfer €7.5 juta. Ia memilih seragam
bernomor 99. Ia memulai debutnya sebagai pemain pengganti pada laga
melawan Livorno dimana AC Milan menang 2-1. Il Fenômeno mencetak gol pertamanya
untuk AC Milan saat melawan Siena. Ia mencetak 2 gol dan memberi 1 assist unutk
kemenangan AC Milan 4-3. Pada musim pertamnya Ronaldo tampil 14 kali dengan mencetak 7
gol. Musim keduanya meski dihiasi berbagai cedera, Ronaldo berhasil mencetak 9 gol dalam 20
penampilannya. Pada tanggal 13 Februari 2008, Il Fenômeno kembali menderita cedera parah di
lutut kirinya ketika ia melompat untuk menyambut umpan silang saat Milan seri 1-1
melawan Livorno. Cederanya lutut kirinya membuat Ronaldo mengalami cedera lutut yang parah
pada kedua kakinya. Hal ini yang membuat AC Milan tidak memperpanjang kontrak Ronaldo
ketika musim berakhir. Ronaldo dilepas dengan status bebas trsnsfer.

2009–2011: Corinthians[sunting | sunting sumber]


Dalam upaya menyembuhkan cedera lutut kanannya, Ronaldo akhirnya berkesempatan untuk
bergabung dengan klub idolanya semasa kecil, Flamengo. Akan tetap

Anda mungkin juga menyukai