Anda di halaman 1dari 7

JURNAL DAMPAK- VOL. 17 NO.

1 (2017) 1 - 7

Terbit online pada laman web jurnal :http://jurnaldampak.ft.unand.ac.id/

Jurnal Dampak
| ISSN (Print) 1829-6084 |ISSN (Online) 2597-5129|

Artikel Penelitian

ANALISIS KUALITAS AIR DAN STATUS MUTU AIR DENGAN METODE


INDEKS PENCEMAR (Studi Kasus: Sungai Jabung, Kecamatan Paiton,
Kabupaten Probolinggo)
Aidatul Fitriyaha, Shinfi Wazna Auvariab, Amrullahc
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jl. Ahmad Yani No.117, Jemur
a,b,c

Wonosari, Kec. Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur 60237, Indonesia

INFORMASI ARTIKEL A B S T R A C T
Sungai Jabung cannot be separated from activities along river. Activities along
Sejarah Artikel:
Jabung River include bathing, washing, defecating and others. These activities
Diterima Redaksi: -
have the potential to cause a decrease in the water quality. This study aims to
Revisi Akhir: -
determine the water quality and its status of the Jabung River based on quality
Diterbitkan Online: -
standards class III PP 82 of 2001 using Index Pollutant method based on
KepMenLH No. 115 of 2003. Water samples were taken at 4 stations with 2
KATA KUNCI repetitions. Determination locations of sampling based on land use. water
sampling for each location based on SNI 6989.59:2008. The parameters
Jabung River measured include TSS, TDS, pH, Temperature, COD, BOD, Ammonia,
Nitrate and Nitrite. The results showed that in the first sampling, IP score of
Water Quality Sungai Jabung at Station 1 to Station 4 was 0.72; 0.77; 1,2 and 2.57,
Water Quality Status, respectively. It was concluded that the quality status of station 1 and station 2
“good water quality”, while at station 3 and station 4 were “lightly polluted”.
Index Pollution Method IP score on the second sampling from station 1 to station 4 is 2.77; 2.99; 3,34
and 3,8, respectively. It was concluded that the quality status in the second
KORESPONDENSI sampling from station 1 to station 4 was “lightly polluted”

Telepon : 0812-3229-3745
E-mail : aidatulfitriyah06@gmail.com

1. PENDAHULUAN berdampak kepada kehidupan makhluk hidup diantaranya


berkurangnya penyediaan air bersih dan air minum,
Air merupakan salah satu sumber daya alam (SDA) dimana terganggunnya kesehatan manusia dan buruknya ekonomi
fungsinya sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Salah masyarakat (Walukow, 2018). Untuk mengetahui bahwa suatu
satu sumber air adalah sungai. Sungai tidak dapat dipisahkan perairan dalam kondisi cemar atau baik dapat diketahui dengan
dari kegiatan di daerah aliran sungai seperti irigasi, budidaya menentukan status mutu air (Mahyudin, dkk., 2015). Terdapat
ikan, pemukiman dan lain-lainnya (Oktavia, dkk., 2018). Dari berbagai macam penentuan staus mutu air suatu perairan.
kegiatan tersebut dapat mengahasilkan limbah, dimana limbah Diantaranya CCME WQI (Canadian Council of Ministers of
tersebut apabila masuk ke badan air dapat menurunkan kualitas The Environment) yang dikembangkan di Negara Kanada, OIP
air sungai. (Oberall Index Pollution) pada Negara Malaysia dan lain-
lainnya. Berdasarkan KepMenLH No.115 Tahun 2003 Tentang
Kualitas air sungai dikatakan tercemar apabila tidak sesuai Pedoman Penentuan Status Mutu Air, penentuan status mutu air
dengan peruntukkan kelas air. Berdasarkan PP No. 82 Tahun dapat menggunakan metode Indeks Pencemar (KepMenLH
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan pengendalian No.115 Tahun 2003). Penentuan status mutu air dengan metode
Pencemaran Air, kelas air digolongkan menjadi 4 (empat) kelas Indeks Pencemar dapat digunakan sebagai penilaian kualitas air
(Mantaya, dkk., 2016). Pencemaran suatu perairan dapat suatu peruntukkan serta melakukan suatu tindakan perbaikan

https://doi.org/10.xxxx/xxxxx Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved


2JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI- xx (2017) xxx-xxx

apabila terjadi penurunan kualitas air suatu perairan (Kadim & Stasiun 4 : Berada di Jabung Sisir, Kecamatan Paiton,
Pasisingi, 2018). Metode Indeks Pencemar ini merupakan suatu penggunaan lahan pada stasiun ini berupa pertanian
tindakan pemantauan kualitas air sebagai salah satu cara dalam dan budidaya ikan.
pengendalian pencemaran perairan (Fitria, dkk., 2020).
Pada saat pengambilan sampel air, dilakukan pengujian
Sungai Jabung merupakan salah satu sungai yang mengalir parameter lapangan yaitu pH dan Suhu dilakukan langsung di
melewati Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Sungai lapangan dengan menggunakan alat termometer dan pH meter.
Jabung melewati 3 (tiga) desa yaitu Desa Jabung Candi, Desa Setelah pengambilan sampel, kemudian sampel air di analisis di
Jabung Wetan dan Desa Jabung Sisir. Sungai Jabung laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dan
dimanfaatkan sebagai irigasi, saluran pembuangan limbah Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA) Kabupaten
domestik, saluran pembuangan industri, saluran pembuangan Lumajang. Adapun parameter yang dianalisis meliputi COD,
budidaya ikan dan kegiatan MCK. Pada laporan Informasi BOD, TSS, TDS, pH, Suhu, Amonia, Nitrit dan Nitrat.
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD)
Kabupaten Probolinggo tahun 2017, status mutu air Sungai Setelah mendapatkan data kualitas air Sungai Jabung yang
Jabung dikategorikan tercemar ringan. Berdasarkan didapat dari hasil pengujian di laboratorium Dinas Lingkungan
permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk Hidup Kota Probolinggo dan Laboratorium Kesehatan Daerah
menganalisis kualitas air dan status mutu air Sungai Jabung (LABKESDA) Kabupaten Lumajang maupun dari pengujian di
berdasarkan metode Indeks Pencemar dengan membandingkan lapangan, selanjutnya data kualitas air dibandingkan dengan
pada baku mutu kelas III yang tercantum pada PP No. 82 Tahun baku mutu kelas III yang tercantum pada PP. No.82 Tahun 2001
2001 tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian dan dilakukan penentuan status mutu air dengan metode Indeks
Pencemaran Air. Hasil yang didapat, diharapkan dapat dijadikan Pencemar dengan rumus sebagai berikut:


acuan dalam menilai suatu perairan sesuai dengan 2 2
peruntukkannya serta dapat dilakukan suatu strategi perbaikan ( Ci / Lij )M + ( C i / Lij ) R
PI j=
kualitas air Sungai Jabung apabila terjadi penurunan kualitas air. 2
Selain itu, hasil penelitian dapat menjadi informasi dalam (1)
menentukan apakah Sungai Jabung dapat atau tidaknya
digunakan sesuai kelas air peruntukkannya. Kriteria pemberian skor pada metode Indeks Pencemar sesuai
pada ketentuan tabel 1.
2. METODOLOGI
Tabel 1 Kriteria Pemberian Skor Metode Indeks Pencemar
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif Skor Indeks Pencemar Kategori
kuantitatif. Pengambilan sampel air dilakukan di Sungai Jabung, IP ≤ 1 Memenuhi baku mutu
Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Alat-alat yang 1 < IP ≤ 5 Tercemar ringan
digunakan pada penelitian yaitu termometer alkohol, pH meter, 5 < IP ≤ 10 Tercemar sedang
ice box, meteran, stopwatch, gayung bertangkai dan jerigen. IP > 10 Tercemar berat
(Sumber: KepMenLH No. 115 Tahun 2003)
Panjang Sungai Jabung pada Penelitian ini yaitu 3,5 km.
Pemilihan lokasi pengambilan sampel berdasarkan tata guna 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
lahan. Teknik pengambilan sampel berdasarkan pada SNI
6989.59:2008, dimana titik pengambilan sampel tiap lokasi 3.1. Kualitas Air Sungai Jabung
stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan debit sungai.
Sampel diambil di 4 (empat) stasiun pengamatan dengan Hasil kualitas air Sungai Jabung yang didapat dibandingkan
menggunakan alat sederhana sesuai dengan SNI 6989.59:2008. dengan baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.
Berikut penjelasan mengenai lokasi pengambilan sampel air Berdasarkan peruntukkannya, Sungai Jabung termasuk golongan
Sungai Jabung sebagai berikut: air kelas III yaitu air yang diperuntukkan untuk budidaya
Stasiun 1 : Berada di Jl. Kalikajar Kulon, Kecamatan Paiton, perikanan. Berikut analisa kualitas air Sungai Jabung setiap
penggunaan lahan pada stasiun ini berupa parameter.
pemukiman padat.
Stasiun 2 : Berada di Jabung Candi, Kecamatan Paiton, COD
penggunaan lahan pada stasiun ini berupa pertanian COD atau kepanjangan dari Chemical Oxygen Demand
dan perkebunan. merupakan banyaknya oksigen yang diperlukan untuk
Stasiun 3 : Berada di Jabung Sisir, Kecamatan Paiton, mengoksidasi bahan organik di perairan dengan proses kimia
penggunaan lahan pada stasiun ini berupa industri (Ali, dkk., 2013). Baku mutu kelas III kadar COD yang
dan pemukiman. diperbolehkan yaitu senilai 50 mg/L. Hasil pengukuran dari
parameter COD di Sungai Jabung ditunjukkan pada gambar 1.
2 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx
FITRIYAH, DKK / JURNAL DAMPAK - VOL. 17 NO. 1 (2017) 1 - 7

35
160 30
140 25
120 20
100
15
80
10
60
50 5 6
40
20 0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
Mei Juni Baku Mutu
Mei Juni Baku Mutu Gambar 2. Hasil Penelitian Grafik Kadar BOD
(Sumber: Data Primer, 2020)
Gambar 1. Hasil Penelitian Grafik Kadar COD
(Sumber: Data Primer, 2020)
Berdasarkan gambar grafik di atas, menunjukkan bahwa
Dari gambar grafik di atas, menunjukkan bahwa konsentrasi konsentrasi BOD di Bulan Mei pada kisaran antara 3,1 mg/L
COD pada Bulan Mei pada kisaran 8,05 mg/L hingga 7,85 mg/L sampai dengan 7,84 mg/L. Konsentrasi tertinggi terjadi di
pada stasiun 1 hingga stasiun 4. Dengan demikian apabila stasiun 3 dengan 7,84 mg/L. Dengan demikian, kualitas air
ditinjau dari parameter COD, maka pada Bulan Mei tidak Sungai Jabung ditinjau dari parameter BOD pada stasiun 3
melebihi baku mutu kelas III dan sesuai dengan melebihi baku mutu kelas III dan tidak sesuai dengan
peruntukkannya. peruntukkannya. Tingginya kadar BOD di stasiun 3 disebabkan
oleh pembuangan limbah cair tahu. Limbah cair tahu
Berdasarkan hasil pengukuran parameter COD Bulan Juni pada mengandung bahan organik berupa protein. Dimana limbah
Sungai Jabung yang ditunjukkan pada grafik di atas, kadar COD organik ini kemudian akan diuraikan oleh mikroorganisme dan
pada kisaran 109 mg/L sampai dengan 144 mg/L. Konsentrasi memerlukan banyak oksigen dalam proses tersebut. Sehingga
COD maksimum yaitu pada pada stasiun 4 senilai 144 mg/L. terjadi penurunan kadar oksigen di perairan (Kesuma, dkk.,
Apabila dibandingakan dengan baku mutu kelas III yang 2012).
ditinjau dari parameter COD, pada stasiun 1 hingga stasiun 4
melebihi baku mutu kelas III dan tidak sesuai dengan Konsentrasi BOD pada Bulan Juni yang ditunjukkan pada
peruntukkannya. gambar grafik di atas pada kisaran antara 21 mg/L sampai
dengan 33 mg/L. Maka kondisi kualitas air Sungai Jabung
Sumber konsentrasi COD pada Sungai Jabung berasal dari dilihat dari parameter BOD pada Bulan Juni pada stasiun 1
kegiatan industri tahu, kegiatan domestik, kegiatan budidaya hingga stasiun 4 melebihi batas baku mutu kelas III dan tidak
ikan dan kegiatan pertanian. Kegiatan tersebut menghasilkan sesuai dengan peruntukkannya. Tingginya kadar BOD di Sungai
limbah organik. Tingginya masukan limbah organik ke Sungai Jabung berasal dari limbah organik dari kegiatan domestik,
akan mengakibatkan meningkatnya konsentrasi COD. Hal ini pertanian, industri dan budidaya ikan. Contoh limbah organik
akan mengakibatkan penurunan konsentrasi oksigen. Sehingga diantaranya deterjen, tinja, urin, sisa makanan dan lain-lainnya
kehidupan mahkluk hidup di perairan terganggu bahkan (Tarigan, dkk., 2013).
menyebabkan kematian (Asrini, dkk., 2017; Ramadhani, dkk.,
2015). pH
pH atau disebut sebagai derajat keasaman menunjukkan nilai
BOD konsentrasi ion hidrogen (Kolo, 2019). Baku mutu kelas III
BOD atau Biochemical Oxigen Demand merupakan banyaknya parameter pH yang diperbolehkan pada kisaran 6 - 9. Hasil
oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk menguraikan pengukuran dari parameter BOD di Sungai Jabung ditunjukkan
bahan organik di perairan (Ali, dkk., 2013). Baku mutu kelas III pada gambar 3.
kadar BOD yang diperbolehkan yaitu senilai 6 mg/L. Hasil
pengukuran dari parameter BOD di Sungai Jabung ditunjukkan 10
9
pada gambar 2. 8
6
4
2
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
3 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx
Mei Juni Baku Mutu
4JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI- xx (2017) xxx-xxx

(Sumber: Data Primer, 2020) Nitrat merupakan nutrien atau sumber utama proses
perkembangan tumbuhan air dimanan juga merupakan bentuk
Pada gambar 3 di atas menunjukkan bahwa relatif hampir sama. utama dari nitrogen. Keberadaan nitrat berasal dari pupuk,
pH Sungai Jabung pada kisaran antara 6,1 sampai dengan 6,2. kotoran manusia, kotoran hewan dan lain-lainnya (Mantaya,
pH Sungai Jabung tergolong asam. Nilai pH dipengaruhi oleh dkk., 2016). Baku mutu kelas III parameter Nitrat yang
limbah organik yang masuk ke badan air (Tarru, dkk., 2015). diperbolehkan pada kisaran 20 mg/L. Hasil pengukuran dari
Limbah organik tersebut kemudian akan diurai oleh parameter Nitrat di Sungai Jabung ditunjukkan pada gambar 5.
mikroorganisme air yang kemudian akan menghasilkan senyawa
karbon dioksida dimana senyawa ini mempunyai sifat asam 25
(Effendi, dkk., 2013). Kondisi asam perairan akan menyebabkan
rendah kandungan oksigen di perairan. Sehingga menyebabkan 20 20
kematian pada biota air (Sepriani, dkk., 2016). Nilai pH sungai
15
Jabung tidak melampaui batas baku mutu kelas III. Sehingga
dilihat dari parameter pH, Sungai Jabung masih sesuai dengan 10
peruntukkannya.
5
Nitrit 0
pada suatu perairan, konsentrasi nitrit lebih rendah dari nitrat. Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
Hal tersebut disebabkan oleh nitrit pada air akan cepat
dioksidasi menjadi nitrat (Mahyudin, dkk., 2015). Baku mutu Mei Baku Mutu
kelas III parameter Nitrit yang diperbolehkan pada kisaran 0,06 Gambar 5. Hasil Penelitian Kadar Nitrat
mg/L. Hasil pengukuran dari parameter Nitrit di Sungai Jabung (Sumber: Data Primer, 2020)
ditunjukkan pada gambar 4.
Pada gambar 5 diatas, dapat diketahui konsentrasi nitrat di
Sungai Jabung dari stasiun 1 hingga stasiun 4 tidak melampaui
0.12
baku mutu kelas III yang ditetapkan. Sehingga, kondisi Sungai
0.1
Jabung dilihat dari parameter nitrat masih sesuai dengan
0.08
peruntukkannya. Nitrat sangat penting bagi tanaman air sebagai
0.06 0.06 nutrisi. Akan tetapi, apabila kadar nitrat berlebihan akan
0.04 mengakibatkan eutrofikasi (Patricia, dkk., 2018). Selain itu,
0.02 mengonsumsi kandungan air yang mengandung nitrat yang
0 tinggi akan mengakibatkan darah tidak dapat mengikat oksigen
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 (Yogafany, 2015)
Mei Juni
Amonia
Baku Mutu
Amonia pada air permukaan biasanya bersumber dari tinja, air
Gambar 4. Hasil Penelitian Grafik Kadar Nitrit seni, limbah organik dari kegiatan pemukiman, industri,
(Sumber: Data Primer, 2020) pertanian yang dioksidasi oleh mikroorganisme (Kolo, 2019).
Baku mutu kelas III parameter Amonia yang diperbolehkan pada
Hasil pengkuran nitrit pada bulan Mei yang dilakukan di Sungai kisaran 0,02 mg/L. Hasil pengukuran dari parameter amonia di
Jabung pada kisaran antara 0,05 mg/L hingga 0,1 mg/L. Dari Sungai Jabung ditunjukkan pada gambar 6.
gambar grafik 4 di atas, diketahui konsentrasi nitrit pada stasiun
0.025
4 melampaui batas baku mutu kelas III. Dalam hal ini,
disimpulkan bahwa pada stasiun 4, kondisi Sungai Jabung 0.02 0.02
dilihat dari parameter nitrit tidak sesuai dengan peruntukkannya.
Sedangkan pada Bulan Juni, konsentrasi nitrit di semua lokasi 0.015
pengambilan sampel masih dibawah baku mutu kelas III dan 0.01
sesuai dengan peruntukkannya. Pada perairan, sebaiknya nitrit
tidak melebihi 0,06 mg/L (Mahyudin, dkk., 2015). Nitrit sangat 0.005
berbahaya bagi karena bersifat racun. Nitrit apabila bereaksi 0
dengan Hb (Hemoglobin) di dalam darah akan menyebabkan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
darah tidak dapat mengangkut oksigen ke seluruh tubuh (Putri,
dkk, 2017) Mei Baku Mutu
Gambar 6. Hasil Penelitian Kadar Amonia
Nitrat (Sumber: Data Primer, 2020)

4 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx
FITRIYAH, DKK / JURNAL DAMPAK - VOL. 17 NO. 1 (2017) 1 - 7

TSS atau Total Suspended Solid merupkan padatan suspensi


Berdasarkan gambar grafik di atas, diketahui bahwa konsentrasi yang memiliki ukuran diameter kurang dari 1 mikrometer yang
amonia dari stasiun 1 hingga stasiun 4 pada kisaran 0,002 mg/L tertahan oleh saringan milipore (diameter 0,45 mikrometer)
hingga 0,02 mg/L. terlihat bahwa konsentrasi amonia tertinggi (Yuniarti & Biyatmoko, 2019). Baku mutu kelas III parameter
pada stasiun 3. Tingginya konsentrasi amonia di stasiun 3 TSS yang diperbolehkan pada kisaran 400 mg/L. Hasil
diakibatkan oleh pembuangan limbah cair tahu. Limbah cair pengukuran dari parameter TSS di Sungai Jabung ditunjukkan
tahu mengandung bahan organik, dimana bahan organik ini pada gambar 8.
kemudian akan diuraikan oleh mikroorganisme dan
menghasilkan amonia (Hanifah & Widyastuti, 2016). Kadar 500
amonia untuk kegiatan perikanan budidaya udang sebesar 0,1
400 400
mg/L (Hendrawati, dkk., 2007). Pada stasiun 1 hingga stasiun 4,
konsentrasi amonia tidak melampaui batas baku mutu kelas III. 300
Dengan demikian, kondisi kualitas air Sungai Jabung jika dilihat 200
dari paramater amonia masih sesuai dengan peruntukkannya
100
yaitu untuk budidaya ikan.
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
Suhu
Suhu udara disekitar sangat mempengaruhi suhu di sungai. Oleh Mei Juni Baku Mutu
karena itu, tolak ukur yang digunakan pada baku mutu yaitu
Gambar 8. Hasil Penelitian Kadar TSS
suhu udara normal. Dimana suhu udara normal 28oC
(Sumber: Data Primer, 2020)
(Trisnawati, dkk., 2013). Baku mutu kelas III parameter suhu
yaitu deviasi 3. Hasil pengukuran dari parameter suhu di Sungai
Hasil pengukuran TSS yang ditunjukkan pada gambar 8 di atas,
Jabung ditunjukkan pada gambar 7.
diketahui bahwa rentang TSS di Sungai Jabung pada Bulan Mei
senilai 6,8 mg/L sampai dengan 15,5 mg/L. Sedangkan pada
35 Bulan Juni berkisar 55 mg/l sampai dengan 64 mg/L. Dengan
30 31 demikian, konsentrasi TSS dari stasiun 1 hingga stasiun 4 pada
25 dua kali pengambilan sampel tidak melampaui baku mutu kelas
20 III. Dengan demikian, Sungai Jabung dilihat dari parameter TSS
15 sesuai dengan peruntukkannya. Padatan tersuspensi (TSS) terdiri
10 dari lumpur, tanah liat, jasad renik, pasir, fitoplankton, fungi,
5 bakteri dan lain-lainnya (Asuhadi & Manan, 2018). Padatan
0 tersuspensi tidak bersifat racun, akan tetapi apabila
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 keberadaannya berlebihan akan mengganggu proses fotosintesis
di perairan (Effendi, dkk., 2013).
Mei Juni Baku Mutu
Gambar 7. Hasil Penelitian Parameter Suhu TDS (Partikel Terlarut)
(Sumber: Data Primer, 2020) TDS atau Total Dissolved Solid merupakan padatan terlarut
(diameter kurang dari 10 mm – 6 mm) yang lolos saringan
Pada hasil pengukuran suhu yang dilakukan di Sungai Jabung berdiameter 0,45 mikrometer (Yogafany, 2015). Baku mutu
yang ditunjukkan pada gambar 7, menunjukkan bahwa kelas III parameter TDS yang diperbolehkan pada kisaran 1.000
parameter suhu di Sungai Jabung mempunyai variasi suhu yang mg/L. Hasil pengukuran dari parameter TDS di Sungai Jabung
tidak jauh berbeda. Suhu Sungai Jabung pada kisaran 25 oC – ditunjukkan pada gambar 9.
28oC. Dengan demikian, kondisi kualitas air Sungai Jabung jika
dilihat dari paramater suhu masih sesuai dengan Gambar 9. Hasil Penelitian Kadar TDS
7000
peruntukkannya. Suhu di sungai dipengaruhi oleh intensitas
6000
matahari, cuaca, angin serta vegetasi disekitar sungai
5000
(Yovianianto, dkk., 2019; Effendi, dkk., 2013). Tingginya suhu
4000
di perairan akan mempengaruhi oksigen di dalam air yang
3000
semakin menurun, terganggunya kehidupan makhluk hidup dan
2000
peningkatan penguraian limbah organik oleh mikroorganisme
1000 1000
(Irwan, dkk., 2016).
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
TSS (Partikel Tersuspensi)
Mei Juni Baku Mutu

5 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx
6JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI- xx (2017) xxx-xxx

Pada gambar 9 di atas, pada Bulan Mei konsentrasi TDS pada


kisaran 301 mg/L hingga 3.215 mg/L. Sedangkan pada Bulan
Juni konsentrasi TDS pada kisaran 243 mg/L hingga 6.148
mg/L. Dengan demikian, diketahui bahwa stasiun 1 hingga
stasiun 3 tidak melampaui baku mutu kelas III dilihat dari
parameter TDS. Sedangkan pada stasiun 4 pada Bulan Mei dan
Bulan Juni melampaui baku mutu kelas III yang ditetapkan.
Padatan terlarut tidak bersifat toksik, akan tetapi apabila
berlebihan akan mengakibatkan kekeruhan pada perairan dan
pada akhirnya akan mengganggu penetrasi sinar matahari ke
dalam air. Sehingga mengakibatkan terganggunya proses
fotosintesis (Tarru, dkk., 2015).

3.2. Status Mutu Sungai Jabung


Status mutu air Sungai Jabung ditentukan dengan menggunakan
metode Indeks Pencemar yang berpedoman pada KepMenLH
No.115 Tahun 2003. Hasil perhitungan status mutu air Sungai
Jabung pada Bulan Mei ditunjukkan pada gambar 10 dan pada
Bulan Juni ditunjukkan pada gambar 11.

Gambar 10. Grafik Skor Indeks Pencemar Sungai Jabung


3.00
Bulan Mei
2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4

(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Pencemar terhadap


parameter yang diuji pada pengambilan di Bulan Mei, hasil
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor Indeks Pencemar.
Hal ini yang berarti bahwa terjadi penurunan kualitas air Sungai
Jabung. Dari gambar grafik di atas diketahui bahwa skor Indeks
Pencemar dari stasiun 1 hingga stasiun 4 senilai 0,72; 0,77; 1,20
dan 2,57 secara berurutan. Pada stasiun 1 dan stasiun 2 status
mutu dalam kategori “memenuhi baku mutu” karena skor IP
berada pada IP ≤ 1. Sedangkan pada stasiun 3 dan 4 status mutu
dalam kategori “cemar ringan” karena skor IP berada pada 1,0 <
Pij ≤ 5,0.
Gambar 11. Grafik Skor Indeks Pencemar Sungai Jabung
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
6 1.00 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx

0.50
0.00
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
FITRIYAH, DKK / JURNAL DAMPAK - VOL. 17 NO. 1 (2017) 1 - 7

Hendrawati, Prihadi, T. H., & Rohmah, N. N. (2007). Analisis Melintasi Kota Manado Dari Aspek Bahan Organik Dan
Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) Anorganik. Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis, 1, 55-62.
pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur
Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. 135-143.

Irwan, F., Afdal, & Arlindia, I. (2016). Kajian Hubungan Tarru, Reni.O., Tarru, H. E., & Rapang, D. (2015). Analisis
Konduktivitas Listrik Dengan Konsentrasi Padatan Dampak Buangan Limbah Cair Pada Aliran Sungai Sa’dan
Terlarut Pada Air Permukaan. Prosiding Seminar (Studi Kasus Pabrik Tahu Dan Tempe Sumber Wangi
Nasional Fisika (E-Journal), 5, 7-10. Tallunglipu). Jurnal Agrosaint, 6, 14-17.

Kadima, M. K., & Pasisingia, N. (2018). Status Mutu Perairan Trisnawati, A., & Masduqi, A. (2013). Analisis Kualitas Dan
Teluk Gorontalo Dengan Menggunakan Metode Pollution Strategi Pengendalian Pencemaran Air Kali Surabaya.
Index. Journal Of Fisheries And Marine Research, 2. Jurnal Purifikasi, 14 (2), 90-98.

Kesuma, D. D., & M.Widyastuti. (2012). Pengaruh Limbah Walukow, A. F. (2010). Penentuan Status Mutu Air Dengan
Industri Tahu Terhadap Kualitas Air Sungai Di Kabupaten Metode Storet Didanau Sentanijayapurapropinsi Papua.
Klaten. 115-124. Berita Biologi, 10.

Kolo, M. M. (2019). Penentuan Status Mutu dan Beban Yogafanny, E. (2015). Pengaruh Aktifitas Warga Di Sempadan
Pencemaran Air Kali Dendeng Kota Kupang. Jurnal Sungai Terhadap Kualitas Air Sungai Winongo. Jurnal
Saintek Lahan Kering, 2(1), 13-16. Sains Dan Teknologi Lingkungan, 7, 41-50.

Mahyudin, Soemarno, & Prayogo, T. B. (2015). Analisis Yoviandiantoa, I. A., Mahmudia, M., & Darmawana, A. (2019).
Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Pemetaan Distribusi Kualitas Air Untuk Mendukung
Sungai Metro Di Kota Kepanjen Kabupaten Malang. J- Pengelolaan Sumberdaya Perairan Dengan Sistem
PAL, 6. Informasi Geografis, Kasus Di Sungai Brantas, Kecamatan
Bumiaji. Journal Of Fisheries And Marine Research, 3,
Mantaya, S., Rahman, M., & Yasmi, Z. (2016). Model Storet 372-380.
Dan Beban Pencemaran Untuk Analisis Kualitas Air Di
Bantaran Sungai Batu Kambing, Sungai Mali-Mali Dan Yuniarti, & Biyatmoko, D. (2019). Analisis Kualitas Air
Sungai. Dengan Penentuan Status Mutu Air Sungai Jaing
Kabupaten Tabalong. Jukung Jurnal Teknik Lingkungan,
Oktavia, Effendi, H., & Hariyadi, S. (2018). Status Mutu Air 5, 52-69.
Kali Angke Di Bogor, Tangerang, Dan Jakarta. Jurnal
Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, 2, 220-234.

Patricia, C., Astono, W., & Hendrawan, D. I. (2018). Teknik,


Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap.

Putri, W. A., Purwiyanto, A. I., Fauziyah, Agustriani, F., &


Suteja, Y. (2019). Kondisi Nitrat, Nitrit, Amonia, Fosfat
Dan BOD Di Muara Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan.
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 11, 65-74.

Ramadhani, E., Anna, A. N., & Cholil, M. (2015). Analisis


Pencemaran Kualitas Air Sungai Bengawan Solo Akibat
Limbah Industri Di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Karanganyar

Sepriani, Abidjulu, J., & Kolengan, H. S. (2016). Pengaruh


Limbah Cair Industri Tahu Terhadap Kualitas Air Sungai
Paal 4 Kecamatan Tikala Kota Manado. Chem. Prog, 9.

Tarigan, A., Lasut, M. T., & Tilaar, S. O. (2013). Kajian


Kualitas Limbah Cair Domestik Di Beberapa Sungai Yang
7 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx

Anda mungkin juga menyukai