Rina Nurul Qalbi, Sarifuddin, Mariani
Rina Nurul Qalbi, Sarifuddin, Mariani
ABSTRAK
Pendahuluan: Rinosinusitis kronik (RK) didefinisikan sebagai peradangan yang terjadi pada
mukosa cavum nasi dan sinus paranasalis.
Kasus: Seorang laki-laki umur 14 tahun datang ke poliklinik THT-KL RSUD Undata dengan
keluhan hidung tersumbat. Keluhan dialami sejak 1 tahun yang lalu dan mengalami pemberatan
1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan adanya pengeluaran cairan bening tak berbau,
penurunan penciuman, nyeri kepala dan wajah yang hilang timbul, serta riwayat bersin-bersin
dan hidung tersumbat jika terpapar debu. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior terlihat massa pada
kedua kavum nasi berwarna putih pucat, mengkilat, licin, mudah digerakkan, bertangkai dan tidak
menyebabkan nyeri jika disentuh. Pasien ditatalaksana dengan pemberian kortikosteroid dan di-
rencanakanan untuk tindakan operatif.
Kesimpulan: Inflamasi kronik yang terdapat pada cavum nasi merupakan faktor pencetus yang
berpotensi menimbulkan polip nasi. Penanganan sedini mungkin terhadap inflamasi yang terjadi
pada cavum nasi dapat mencegah terjadinya polip nasi
PENDAHULUAN
Rinosinusitis kronik (RK) didefinisi- penurunan penghidu atau adanya nyeri pada
kan sebagai peradangan yang terjadi pada wajah/nyeri pada saat penekanan wajah yang
mukosa cavum nasi dan sinus paranasalis.1 berlangsung lebih dari 12 minggu.3
Rinosinusitis kronik merupakan salah satu
Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan
penyakit infeksi saluran pernafasan atas
melakukan pemeriksaan penunjang endos-
yang mengenai 10-15% populasi di United
kopi yang pada pemeriksaannya dapat
State dan Eropa.2 Peningkatan kasus rhinosi-
ditemukan nasal polip dan/atau adanya se-
nusitis secara signifikan berbanding dengan
cret mukopurulen yang berasal dari meatus
terjadinya peningkatan rhinitis alergi yang
media dan/atau edema pada mukosa meatus
menyebabkan permasalahan ekonomi di
media, atau pada pemeriksaan radiologi
masyarakat.7
ditemukan adanya perubahan pada mukosa
Penegakan diagnosis rhinosinusitis sinus. 1
berdasarkan penemuan bukti subjektif dan
Rhinosinusitis kronik dengan nasal
objektif dari adanya inflamasi kronis dari si-
polip (RKdNP) ditentukan berdasarkan
nus. Gejala yang dapat ditemukan seperti
adanya rhinosinusitis kronik yang disertai
adanya rhinore anterior maupun posterior,
dengan adanya benjolan lunak yang berada
Obstruksi hidung/hidung tersumbat,
pada cavum nasi. Polip nasi diyakini timbul
LAPORAN KASUS
Pada kasus ini, diagnosis di tegakkan Inflamasi kronik yang terdapat pada
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, cavum nasi merupakan factor pencetus yang
dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. berpotensi menimbulkan polip nasi. Pe-
Pada anamnesis pasien didapatkan adanya nanganan sedini mungkin terhadap in-
keluhan sumbatan pada kedua hidung, se- flamasi yang terjadi pada cavum nasi dapat
mentara pada pemeriksaan fisik rinoskopi mencegah terjadinya polip nasi.
anterior memberikan gambaran polip nasi.
Untuk mengkonfirmasi diagnosis seha- REFERENSI
rusnya dapat dilakukan pemeriksaan nasoen-
1. Avdeeva, K., Fokkens, W., 2018. Pre-
doscopy.1 Tetapi pada Poli THT RSUD Un-
cision Medicine in Chronic Rhinosi-
data belum tersedia alat nasoendoskopi, se-
nusitis with Nasal Polyps. Curr. Al-
hingga pada pasien langsung dianjurkan un-
lergy Asthma Rep. 18.
tuk melakukan pemeriksaan CT Scan.
https://doi.org/10.1007/s11882-018-
Pemeriksaan penunjang seperti CT 0776-8
Scan sinus paranasal juga sangat dibutuh 2. Van Zele, T., Holtappels, G., Gevaert,
sebelum dilakukankannya tindakan operasi, P., Bachert, C., 2014. Differences in
karena dengan melakukan pemeriksaan ini Initial Immunoprofiles between Re-
dapat diketahui dari mana asal tumbuhnya current and Nonrecurrent Chronic
polip dan bisa mengetahui secara pasti Rhinosinusitis with Nasal Polyps.
apakah telah ada komplikasi sinusitis se- Am. J. Rhinol. Allergy 28, 192–198.
hingga operasi dapat direncanakan dengan https://doi.org/10.2500/ajra.2014.28.
baik.5 403
3. Stevens, W.W., Schleimer, R.P.,
Pada pasien ini dilakukan pengobatan Kern, R.C., 2016. Chronic Rhinosi-
dengan pemberian kortikostroid tapering off nusitis with Nasal Polyps. J. Allergy
selama 15 hari, kemudian dilakukan peman- Clin. Immunol. Pract. 4, 565–572.
tauan kembali namun tidak ditemukan per- https://doi.org/10.1016/j.jaip.2016.04
baikan gejala sehingga pasien direncanakan .012
untuk dilakukan tindakan operatif.6 Tetapi 4. Chalermwatanachai, T., Vilchez-
setelah direncanakan untuk dilaksanakan Vargas, R., Holtappels, G., Lacoere,
tindakan operatif pasien tidak datang kem- T., Jáuregui, R., Kerckhof, F.-M., Pie-
bali ke Poli untuk dilakukan pemeriksaan per, D.H., Van de Wiele, T.,
persiapan operatif. Vaneechoutte, M., Van Zele, T.,
Terapi polip bisa berupa medi- Bachert, C., 2018. Chronic rhinosi-
kamentosa dan operatif, berdasarkan nusitis with nasal polyps is character-
kepustakaan tindakan operatif dilakukan jika ized by dysbacteriosis of the nasal mi-
gagal terapi medikamentosa berupa terapi crobiota. Sci. Rep. 8.
kortikosteroid baik lokal atau topical.1,2,6 https://doi.org/10.1038/s41598-018-
26327-2