Sejarah Peradaban Korea
Sejarah Peradaban Korea
Korea merupakan negara semenanjung yang memiliki luas 8.500 mil persegi yang terhampar
dari bagian timur laut Benua Asia. Bagian utara dari semenanjung Korea dibatasi oleh dua aliran
sungai, yaitu sungai Yalu dan Tumen. Kim Siong-Jin dalam Handbook of Korea (1978),
mengutarakan bahwa Yalu mengalir dari barat daya sampai Laut Kuning dan Sungai Tumen
mengalir dari timur laut menuju ke arah tenggara sampai laut timur. Bagian barat Laut Kuning,
di sebelah selatan dibatasi Laut Cina Timur, dan di sebelah timur dibatasi Laut Jepang dan Selat
Korea.
Panjang Semenanjung Korea dari ujung utara ke ujung selatan kira-kira 1.000 km, sedangkan
lebarnya pada daerah tersempit adalah 216 km. Semenanjung Korea dipisahkan di sebelah utara
oleh sungai Amnok (Yalu) dan Du-man (Tumen). Dikutip dari Yang Seung-Yoon dalam buku
karangannya yang berjudlu Sejarah Kebudayaan Korea (1995), dijelaskan bahwa di tengah dua
sungai itu terletak gunung Baek-du, yang berarti gunung bertopi putih, yang dianggap oleh
rakyat Korea sebagai gunung suci.
Sebagian besar semenanjung Korea adalah daerah yang tidak datar dan bergunung-gunung.
Kondisi tersebut menyebabkan terhalangnya aktivitas perdagangan dan pertanian, dikarenakan
sulitnya transportasi. Walaupun negara ini terdiri dari banyak pegunungan, namun hasil hutannya
sangat kecil dan miskin akan sumber-sumber alam.
Kondisi alam yang demikian menjadikan Korea dijuluki dengan “Kumsu Kangsan”, yaitu negeri
yang sungai dan gunung yang bersulam. Secara statistik 70% semenanjung Korea merupakan
daerah pegunungan. Selain itu, Korea juga memiliki sungai-sungai. Sungai-sungai besar yang
terdapat di Korea antara lain, sungai Yalu, Tumen, Naktong, dan Han.
Semenanjung Korea terletak di tengah tiga negara besar yaitu Jepang,Cina, dan Rusia. Yang
Seung-Yoon & Mohtar Mas’oed dalam Politik Ekonomi, Masyarakat Korea: Pokok-Pokok
Kepentingan dan Permasalahannya (2003), menjelaskan bahwa Korea merupakan negara yang
menghubungkan Asia Timur Laut dengan dunia luar terutama dengan kepulauan Jepang yang
letaknya dekat dengan Semenanjung Korea.
Nama lain Korea adalah Choson yang lebih dikenal oleh negara barat sebagai “negeri
ketenangan pagi” berasal dari Dinasti Yi yang memerintah tahun 1392-1910. Sebelum mengenal
tulisan, Korea di masa kuno telah mengukir sejarah yang beritanya dibawa oleh orang-orang
Cina.
Bangsa Korea berasal dan berkembang dari salah satu bangsa nomad yang dari sekitar barat laut
daratan Cina menuju semenanjung Korea. Kebiasaan hidup berpindah ini dikarenakan bangsa
Korea dimasa lampau menyesuaikan dengan kondisi dan persediaan makanan.
Orang Korea awalnya hidup sebagai kelompok-kelompok suku yang terpisah yang menduduki 8
atau 10 lembah-lembah sungai utama. Kehidupan prasejarah di Korea dapat diketahui
berdasarkan peninggalan berupa sistem penanggalan Dan Gun yang telah berumur lebih dari
4000 tahun.
Kebudayaan Paleolitikum
Perkembangan kebudayaan Paleolitikum pada peradaban Korea dapat ditemukan di Timur Laut
yang menyebar hingga ke Selatan. Awal mula dari peradaban ini masih belum diketahui secara
pasti, ada bukti yang mengatakan bahwa manusia telah ada sekitar tahun 500.000 SM.
Akan tetapi, Yi dan Clark ragu terhadap dimulainya masa Paleolitikum sekitar 500.000 SM.
Dalam bukunya yang berjudul Observations on the Lower and Middle Paleolithic of the
Northeast Asia, mereka berpendapat bahwa masa Paleolitikum muncul di Korea sekitar tahun
8000 SM dengan bukti adanya kebudayaan tembikar.
Baca Juga : Wabah Penyakit, Bagai Nestapa dalam Sejarah Umat Manusia
Pada masa itu ditemukan manusia menjalani kehidupan di Goa, yaitu di Situs Goa Komunmaru
dan Chommal. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil binatang, seperti badak,
beruang, hyena, dan rusa.
Selain itu, ditemukan juga peralatan yang terbuat dari tanduk binatang dan peralatan batu yang
terkelupas, termasuk Gua Geomeunmoru di Sangwon, Provinsi Pyeongannam-do; Jeongok-ri di
Yeoncheon, Provinsi Gyeonggi-do; Seokjang-ri di Gongju, Provinsi Chungcheongnam-do; dan
Gua Durubong di Cheongju, Provinsi Chungcheongbuk-do.
Sama halnya dengan manusia pra-aksara pada umumnya, bangsa Korea dimasa Paleolitikum
berkembangbiak dengan aktivitas berburu dan meramu makanan. Sehingga alat-alat yang
digunakan penduduk pada masa itu, diantaranya kapak, alat pukul, maupun penggaruk yang
terbuat dari batu kasar.
Kebudayaan Neolitikum
Hal tersebut memperkuat argumen bahwa masa ini sebagai awal dari nenek moyang bangsa
Korea, dikarenakan periode ini dekat dengan penemuan penanggalan Dan Gun.
Pada masa Neolitikum kehidupan manusia mengalami kemajuan dengan dimulainya sistem
bercocok tanam (bertani) dikehidupan. Selain itu, juga banyak masyarakat yang telah melakukan
ternak hewan, seperti ternak babi, sapi, anjing, dan kuda.
Kemajuan tersebut juga terlihat dari telah menetapnya masyarakat dengan menghuni rumah hasil
dari bangunan mereka. Rumah yang terdapat pada masa itu berbentuk kubus.
Periode Neolitikum ini juga memunculkan kebudayaan lain yang disebut dengan kebudayaan
Tembikar. Terdapat dua jenis kebudayaan tembikar yang berkembang, yaitu tembikar Jeulmun
dan Mumun.
Kebudayaan Tembikar Jeulmun juga biasa disebut dengan kebudayaan Tembikar Yunggimun.
Kebudayaan ini tersebar di sebagian besar semenanjung Korea. Kehidupan dari masyarakat pada
masa itu dapat ditemukan di situs Gosan-ni, tepatnya di Pulau Jeju dan Ubong-ni dekat Ulsan.
Selain mempertahankan kehidupan melalui berburu dan mengumpulkan makanan, manusia pada
masa ini juga telah mengenal sistem penanaman millet (sejenis padi-padian) dan gandum. Sistem
tersebut juga digunakan sebagai cara agar mereka dapat bertahan hidup.
Kehidupan masyarakat dimasa tembikar Mumun terlihat sudah menuju tahap yang lebih
kompleks. Selain tempat tinggal yang sudah menetap, pada masa ini masyarakat telah
menggalakkan penanaman padi dan berladang.
Kehidupan sosial masyarakat juga telah tertata dengan adanya yang menjadi pemimpin atau
disebut sebagai kepala suku. Masa Tembikar Mumun ini juga dapat dikatakan sebagai masa
peralihan dari Neolitikum menuju Perunggu dan Besi. Hal ini dikarenakan pada masa Mumun
telah ditemukan pembuatan barang-barang berbahan dasar perunggu dan besi.
Salah satu ciri paling representatif dari Zaman Neolitikum adalah tembikar berpola sisir,
contohnya telah ditemukan di seluruh Semenanjung Korea, termasuk Amsa-dong, Seoul;
Namgyeong, Pyeongyang; dan Suga-ri, Gimhae.
Selepas dari masa Neolitikum, peradaban Korea memasuki masa baru dimana masyarakat telah
mengenal perunggu dan besi. Masuknya pengaruh kebudayaan besi dan perunggu di Korea
diketahui terjadi sekitar 1000 SM diwilayah sungai Liao Manchuria.
Kebudayaan ini pun berkembang hingga ke sungai Taedong sekitar 700 SM. Pada masa
perunggu dan besi ini memunculkan alat-alat yang lebih canggih untuk dapat digunakan sebagai
pendukung aktivitas penduduk.
Alat-alat yang terdapat pada masa ini, diantaranya senjata dari perunggu, kapak, golok, cangkul.
Situs bersejarah yang terkait dengan Zaman Perunggu dapat ditemukan di Provinsi Liaoning dan
Jilin, Cina, dan di seberang Semenanjung Korea.
Perkembangan budaya perunggu dan besi ini memunculkan peran penting kepala klan.
Pemimpin klan terkuat mulai menggabungkan banyak klan menjadi satu, dan kelompok ini
secara bertahap berkembang menjadi negara bagian awal.
Anisa Septianingrum dalam Sejarah Ringkas Terbaik: Asia Timur (2019), menyebutkan bahwa
perkembangan ini yang selanjutnya memunculkan Kerajaan Gochoson dibawah pimpinan Dan
Gum Wanggum.
Menurut catatan dalam kitab sejarah Samguk Yusa, Dan Gum Wanggum merupakan anak Tuhan
Hwang-Ung yang mendirikan Kerajaan Gochoson sejak tahun 2333 M. Pada akhirnya Kerajaan
Gochoson pecah dan memunculkan tiga kerajaan, yaitu Kerajaan Goguryeo, Baekje, dan Silla.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo. 2007. Sejarah Asia Timur. Lembaga pengembangan pendidikan (LPP) UNS dan
UPT Penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press): Surakarta.
Darini, Ririn. 2008. Sejarah Korea Sampai Dengan 1945. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas
Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Seon-bok, Yi dan G.A. Clark. Observations on the Lower and Middle Paleolithic of the
Northeast Asia. Current Anthropology. Vol. 24. No. 2: 181-202.
Septianingrum, Anisa. 2019. Sejarah Ringkas Terbaik: Asia Timur. Yogyakarta: Penerbit
Unicorn Publishing.
Seung-Yoon, Yang dan Mohtar Mas’oed. 2003. Politik Ekonomi, Masyarakat Korea: Pokok-
Pokok Kepentingan dan Permasalahannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Seung-Yoon, Yang dan Nur Aini. 2003. Sejarah Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sejarah Korea
47 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seoul dengan latarSungnyemun pada tahun 1904
Sejarah Korea bermula dari zaman Paleolitik Awal sampai dengan sekarang.
[1]
Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000 SM, dan
zaman neolitikum dimulai sebelum 6000 SM yang diikuti oleh zaman perunggu sekitar
tahun 2500 SM. Kemudian Kerajaan Gojoseon berdiri tahun 2333 SM.[2] Baru pada abad
ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi menjadi banyak wilayah kerajaan.
Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan Korea seperti Goguryeo, Silla dan Baekje mulai
mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria. Tiga kerajaan ini saling bersaing
secara ekonomi dan militer. Koguryo dan Baekje adalah dua kerajaan yang terkuat,
terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis serangan-serangan dari Dinasti-
dinasti Cina. Kerajaan Silla perlahan-lahan menjadi kuat dan akhirnya dapat
menundukkan Goguryeo. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil
disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo
yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea,
yakni Balhae.
Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan
Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung
Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan dan
sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang hyun, mengungsi ke Dinasti
Goryeo. Selama masa pemerintahan Goryeo, hukum yang baru dibuat, pelayanan
masyarakat dibentuk, serta penyebaran agama Buddha berkembang pesat.
Tahun 993 sampai 1019 suku Khitan dari Dinasti Liao meyerbu Goryeo, tetapi berhasil
dipukul mundur. Kemudian pada tahun 1238, Goryeo kembali diserbu
pasukan Mongol dan setelah mengalami perang hampir 30 tahun, dua pihak akhirnya
melakukan perjanjian damai.
Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah
menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan
abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang
Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tetapi dapat dipatahkan oleh prajurit
pimpinan Admiral Yi Sun-shin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti
Joseon kembali menderita serangan dari (Dinasti Qing).
Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada
dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895 Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-
mata Jepang [3] Pada tahun 1905, Jepang memakasa Korea untuk
menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang,
lalu pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea. [4] Perjuangan rakyat Korea terhadap
penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa
kekerasan. Pergerakan kemerdekaan Korea yang dilakukan Pemerintahan Provisional
Republik Korea lebih banyak aktif di luar Korea seperti di Manchuria, Cina dan Siberia.
Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, PBB membuat rencana administrasi
bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak terlaksana.
Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang demokratik (Korea Selatan)
dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Ketegangan
antara kedua belah pihak mencuat ketika Perang Korea meletus tahun 1950 ketika
pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan.
Sejarah Korea
Prasejarah
Zaman Jeulmun
Zaman Mumun
Kuno
Gojoseon 2333 SM - 108 SM
Jin
Tiga Kerajaan
Goguryeo 37 SM – 668 M
Baekje 18 SM – 660 M
Silla 57 SM – 935 M
Konfederasi Gaya 42 M - 562 M
Zaman penjajahan
Penjajahan Jepang 1910–1945
Pemerintahan Sementara 1919–1948
Pembagian Korea
Pemerintahan Militer 1945–1948
Republik Rakyat Demokratik Korea 1948–sekarang
Republik Korea 1948–sekarang
Berdasarkan topik
Seni
Bahasa
Militer (Goguryeo)
Raja
Angkatan Laut
Sains dan teknologi
Linimasa
Portal Korea
l
b
s
Mengirimkan pekerja ke teritori Jepang lain untuk kerja paksa
Spekulasi wafatnya Raja Gojong bulan Januari 1919 karena diracuni oleh mata-
mata Jepang membuat rakyat melakukan aksi protes secara damai di seluruh negeri
pada tanggal 1 Maret 1919, peristiwa ini disebut Pergerakan 1 Maret. Dalam peristiwa
ini tentara dan polisi Jepang membunuh hampir 7000 orang Korea. [19]
Setidaknya 2 juta orang ikut ambil bagian dalam pergerakan ini (Jepang mengklaim
kurang dari 500 ribu orang). Banyak warga Kristen Korea juga terbunuh oleh tentara
Jepang, termasuk sebuah desa bernama Jeamri yang seluruh penduduknya
dibinasakan oleh Jepang karena mendukung perjuangan kemerdekaan. Pergerakan 1
Maret ini telah menginspirasi pidato Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson yang
mendeklarasikan kebebasan hak asasi manusia.
Pemerintahan Provisional Republik Korea diresmikan di Shanghai, Cina setelah
terjadinya Pergerakan 1 Maret untuk memperjuangkan kemerdekaan Korea.
Pemerintahan provisional dianggap sebagai pemerintahan de jure dari rakyat Korea
dari tahun 1919 sampai 1948.
Sentimen anti Jepang di Korea terus mencuat, seperti pada peristiwa protes mahasiswa
di seluruh Korea pada bulan November 1929 yang membuat pengetatan peraturan
militer tahun 1931. Kurikulum sekolah dimodifikasi untuk menghilangkan pengajaran
dalam bahasa Korea. Sekolah juga dilarang untuk mengajarkan murid-muridnya
mengenai sejarah Korea. Orang Korea dipaksa untuk mengadopsi nama orang
Jepang [20] Dalam perang dunia ke II, banyak pula warga Korea yang dipaksa untuk
menyokong usaha perang tentara Jepang [21]
7. ^ See also Jewang Ungi, Dongguk Tonggam, Sejong Sillok, and Chronicle of Korean Rulers,
제왕연대력 帝王年代曆 Jewang yeondaeryeok, Choe Chiwon (최치원) (857 - ?)
8. ^ Jaehoon Lee (2004). "The Relatedness Between The Origin of Japanese and Korean
Ethnicity" (PDF). The Florida State University. hlm. 31. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-06-
14. Diakses tanggal 2007-04-11..
9. ^ http://enc.daum.net/dic100/viewContents.do?&m=all&articleID=b01g4157b%7CDaum article
: 고조선[古朝鮮
13. ^ "Editorial of Buksori by Prof. Park Seonhee". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-09.
Diakses tanggal 2007-11-25.
16. ^ "Korean Buddhism Basis of Japanese Buddhism," Seoul Times, June 18, 2006; "Buddhist
Art of Korea & Japan," Asia Society Museum; "Kanji," JapanGuide.com; "Pottery Diarsipkan 2009-10-
29 di Wayback Machine.," MSN Encarta; "History of Japan," JapanVisitor.com.
20. ^ 宮田 節子 [Miyata, Setsuko]. "創氏改名" [Creating Surnames and Changing Given Names],
明石書店 [Akashi-shoten], 1992, al. ISBN 4-7503-0406-9.
22. ^ Perang Dunia II dan Korea Andrea Matles Savada dan William Shaw, editor. South Korea:
A Country Study. Washington: GPO for the Library of Congress, 1990.
Referensi[sunting | sunting sumber]
Byeon Tae-seop (변태섭) (1999). 韓國史通論 (Hanguksa tongnon) (Outline of
Korean history), 4th ed. ISBN 89-445-9101-6.
Yang, S.C. (1999). The North and South Korean political systems: A comparative
analysis. (Rev. Ed.). Seoul: Hollym. ISBN 1-56591-105-9