Anda di halaman 1dari 31

Kelompok 8

Al-Ghazali
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (B)
Anggota Kelompok
1) M. Alif Primordia Putra (12020220130058)

2) Athanina Salmanadya (12020220140084)

3) Zafira Salma Suharya (12020220140139)

4) Hanabilla Zamzamah (12020220140148)


Riwayat Hidup
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali (Hujjatul Islam) lahir di Tus,
Khurasan, Iran pada tahun 450 H (1058 M).
Sejak muda, Al-Ghazali sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan. Ia berkunjung ke kota
Baghdad dan bertemu dengan Wazir Nizham Al-Mulk, darinya ia mendapat penghormatan
dan penghargaan yang besar.
Pada tahun 1090 M, ia diangkat menjadi guru di Madrasah Nizhamiyah, para ilmuwan pada
masa itu menjadikannya sebagai referensi utama. Selain mengajar, ia juga melakukan
bantahan terhadap berbagai pemikiran.
Ia mendirikan madrasah bagi para fuqaha dan mutashawwifin.
Dan ia meniggal pada tanggal 19 Desember 1111 M.
Karya - karya

Para pemikir barat Abad Pertengahan (seperti Raymond


Martin, Tjhomas Aquinas, dan Pascal) ditengarai banyak
dipengaruhi oleh pemikiran Al-Ghazali.
Al-Ghazali diperkirakan telah menghasilkan 300 buah karya
tulis yang meliputi berbagai disiplin ilmu. Namun, yang ada
hingga kini hanya 84 buah.
Pemikiran Ekonomi
Memfokuskan perhatiannya pada perilaku individu (menurut perspektif Al-Qur'an, Sunnah,
Fatwa-fatwa sahabat dan tabi'in serta petuah-petuah para sufi terkemuka masa sebelumnya)
Memiliki pemikiran sosioekonomi yang berakar dari sebuah konsep yang disebut dengan
"Fungsi Kesejahteraan Sosial Islami"
Yang menjadi pangkal tolak seluruh karyanya adalah konsep maslahat atau kesejahteraan
sosial atau utilitas (kebaikan bersama), yaitu konsep yang mencakup semua aktivitas
manusia dan membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.
Mengidentifikasi semua masalah yang berupa utilitas/manfaat maupun mafasid/kerusakan
dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
Mendefinisikan fungsi sosial dalam kerangka hierarki kebutuhan individu dan sosial.
Pemikiran Ekonomi
Berpendapat bahwa kesejahteraan dari suatu masyarakat tergantung pada pencarian dan
pemeliharaan 5 tujuan besar yaitu agama, hidup/jiwa, keluarga/keturunan, harta/kekayaan,
dan intelek/akal.
Menitikberatkan bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk mencapai kebaikan di
dunia dan akhirat.
Menyadari bahwa kebutuhan dasar cenderung fleksibel, mengikuti waktu dan tempat, bahkan
dapat mencakup kebutuhan sosiopsikologis.
Memandang perkembangan ekonomi sebagai bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial yang
sudah ditetapkan Allah.
Menegaskan bahwa aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien karena merupakan
bagian dari pemenuhan tugas keagamaan seseorang.
Pemikiran Ekonomi

Mengidentifikasi 3 alasan mengapa seseorang harus melakukan aktivitas ekonomi, yaitu:


a) mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan
b) mensejahterakan keluarga
c) membantu orang lain yang membutuhkan
Menyadari bahwa keinginan manusia tidak hanya untuk mengumpulkan kekayaan tetapi juga
kebutuhannya untuk mempersiapkan masa depan.
Memperingatkan bahwa jika semangat selalu ingin lebih akan menjurus kepada keserakahan
dan pengejaran nafsu pribadi, hal ini pantas dikutuk.
Memandang kekayaan sebagai ujian terbesar.
Pemikiran Ekonomi

Menyatakan bahwa pendapatan & kekayaan seseorang berasal dari 3 sumber yaitu:
a) tenaga individual
b) laba perdagangan
c) karena nasib baik
Mayoritas pembahasan Al-Ghazali mengenai permasalahan ekonomi terdapat dalam kitab
Ihya Ulum Al-Din.
Pertukaran Sukarela dan Evolusi Pasar

Pasar berevolusi sebagai bagian dari "hukum alam" segala sesuatu yakni sebuah ekspresi
berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri untuk saling memuaskan kebutuhan ekonomi.
Menyatakan "mutualitas" dalam pertukaran ekonomi, yang mengharuskan spesialisasi dan
pembagian kerja menurut daerah dan sumber daya.
Menyadari bahwa kegiatan perdagangan memberikan nilai tambah terhadap barang-barang
karena membuat barang-barang dapat dijangkau pada waktu dan tempat yang tepat.
Menyebutkan perlunya rute perdagangan yang terjamin dan aman.
Mengatakan bahwa negara seharusnya memberikan perlindungan sehingga pasar dapat
meluas dan perekonomian dapat tumbuh.
Permintaan, Penawaran, Harga, dan Laba
Berbicara mengenai "harga yang berlaku, seperti yang ditentukan oleh praktik-praktik pasar".
Konsep yang dikemudian hari dikenal sebagai Al-Tsaman Al-Adl dikalangan ilmuwan muslim
atau equilibrium price dikalangan ilmuwan eropa kontemporer.
Menjelaskan bahwa karena makanan merupakan kebutuhan pokok, maka motivasi laba harus
seminimal mungkin mendorong perdagangan makanan, karena dapat terjadi eksploitasi
melalui penerapan tingkat harga dan laba yang berlebihan.
Menyatakan bahwa karena laba merupakan kelebihan, laba tersebut pada umumnya harus
dicari melalui barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok.
Bersikap sangat kritis terhadap laba yang berlebihan.
Menyatakan bahwa laba normal seharusnya berkisar antara 5-10% dari harga barang.
Menekankan bahwa penjual seharusnya didorong oleh laba yang akan diperoleh dari pasar
yang hakiki yaitu akhirat.
Etika Perilaku Pasar

Memperingatkan larangan mengambil keuntungan dengan cara menimbun.


Penimbunan merupakan kedzaliman besar terutama jika terjadi kelangkaan dan pelaku harus
dikutuk.
Menganggap iklan palsu sebagai kejahatan pasar dan harus dilarang.
Pemberian informasi yang salah dilarang keras dan merupakan bentuk penipuan.
Sangat menekankan kebenaran dan kejujuran dalam bisnis.
Memiliki pandangan pasar berjalan dengan bebas dan bersih dari segala bentuk penipuan.
Menjabarkan beberapa panduan menyangkut pengamalan kebijakan di pasar, seperti:
a) bersikap lunak ketika berhubungan dengan orang miskin dan fleksibel dalam transaksi utang
b) membebaskan utang orang-orang miskin tertentu
Aktivitas
Produksi
Al-Ghazali mengklasifikasikan
aktivitas produksi menurut
kepentingan sosialnya,
menitikberatkan perlunya
koordinasi dan kerja sama.
Fokus utamanya
yaitu jenis aktivitas
yang sesuai dengan
dasar-dasar etos
Islam
Aktivitas Produksi:
a) Produksi b) Hierarki
Barang- Produksi c Tahapan
barang Produksi,
Kebutuhan Industri Pasar Spesialisasi
Dasar Aktivitas dan
sebagai Penyokong Keterkaitan
Kewajiban
Aktivitas nya
Komplementer
Sosial
a. Produksi Barang-barang Kebutuhan
Dasar sebagai Kewajiban Sosial
Jika telah ada sekelompok orang yang berkecimpung di dunia usaha yang memproduksi
barang-barang tersebut dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan masyarakat, maka
kewajiban masyarakat telah terpenuhi.

Namun, jika tidak ada seorangpun yang melibatkan diri dalam kegiatan tersebut atau
jumlah yang diproduksi tidak mencukupi kebutuhan masyarakat, semua orang akan dimintai
pertanggung jawaban di akhirat.

Dalam hal ini, negara harus bertanggung jawab dalam menjamin kebutuhan masyarakat
terhadap barang-barang kebutuhan pokok.

ketidak seimbangan antara jumlah barang kebutuhan pokok yang tersedia dengan yang
dibutuhkan masyarakat cenderung akan merusak kehidupan masyarakat.
b. hierarki Produksi
Industri dasar Aktivitas Aktivitas
Agrikultur untuk penyokong komplementer
makanan, tekstil Industri baja,
untuk pakaian, Penggalian dan
eksplorasi, dan
konstruksi untuk pengembangan pembakaran
perumahan, dan tambang serta agrikultur.
aktivitas negara. sumber daya hutan
C. Tahapan Produksi, Spesialisasi, dan
Keterkaitannya
Mengakui adanya tahapan produksi yang beragam sebelum
produk tersebut dikonsumsi.
Adanya saling ketergantungan dalam produksi.
Tahapan dan keterkaitan produksi yang beragam mensyaratkan
adanya pembagian kerja, koordinasi dan kerja sama.
Contoh: jarum. "bahkan jarum yang kecil itu menjadi berguna
hanya setelah melewati tangan-tangan pembuat jarum sebanyak
25 kali, setiap kali melalui proses yang berbeda."
3 tingkat persaingan : yang wajib, yang disukai, dan yang
dibolehkan.
Barter dan Evolusi
Uang
Problema Barter dan Kebutuhan
Terhadap Uang
____________________
_____________________
Al-Ghazali menjabarkan hal tentang, dalam penciptaan uang dinar dan dirham adalah salah satu karunia dari Allah
yang semua transaksi ekonomi ada didalamnya. Dinar dan dirham tidak memberikan manfaat secara langsung, akan
tetapi orang membutuhkannya untuk ditukarkan dengan barang lainnya.
Contohnya, seseorang mempunyai kunyit, tapi ia jugam embutuhkan unta untuk transportasi. Sedangkan orang lain,
mempunyai unta tapi tidak dibutuhkan sekarang, tetapi menginginkan kunyit. Transaksi barter ini sangat sulit, karen
atidak ada kesamaan diantara keduanya. Jadi, untuk barang-barang seperti ini perlu media yang dapat menentukan
nilai tukarnya secara adil. Maka ditentukanlah misalnya seekorunta sama dengan 100 dinar dan kunyit dengan jumlah
tertentu sama dengan 100 dinar pula. Namun, dinar dan dirham tidak dibutuhkan semata-mata karena 'logamnya'.
Namun, Dinar dan Dirham diciptakan untuk dipertukarkan dan untuk membuat aturan pertukaran yang adil dan
untuk membeli barang-barang yang memiliki kegunaan.Dari penjelasan tersebut, Al-Ghazali mempunyai wawasan
yang sangat komprehensifmengenai problema barter:
ㆍㆍ Kurang memiliki angka penyebut yang sama (lack of common denominator),
ㆍKeharusan adanya dua keinginan yang sama (double coincidence of wants)
Barang tidak dapat dibagi-bagi (indivisibility of goods),
Uang yang Tidak Bermanfaat dan Penimbunan
Bertentangan Dengan Hukum Ilahi
• Dalam hal ini, Al-Ghazali menekankan bahwa uang tidak diinginkan
karena uang itu sendiri, akan tetapi uang akan memiliki nilai jika
digunakan dalam suatu pertukaran.
• Al – Ghazali menyatakan bahwa tujuan satu –sataunya dari emas dan
perak adalah untuk dipergunakan sebagai uang (dinar dan dirham).
• Al-Ghazali mengutuk pada mereka yang menimbun kepingan-
kepingan uang (dari emas dan perak)dan mengubahnya menjadi bentuk
lain.
Pemalsuan dan Penurunan Nilai Uang
Al-Ghazali menaruh perhatiannya pada problem yang muncul akibat pemalsuan dan penurunan nilai
dengan mencampur logam kelas rendah dengan koin emas atau perak,atau memotong/mengikis
muatan logamnya.
Al - Ghazali menganggap pemalsuan uang bukan hanya dosa perseorangan, tetapi juga berpotensi
merugikan masyarakat umum.

___________________
Mengenai penurunan nilai uang.
Al-Ghazali berpendapat bahwa jika terjadi penurunan nilai uang, maka hal tersebut terjadi karena kecurangan,
yang mana pelakunya telah mencampur kepingan logam yang mengandung sejumlah perak tertentu dengan
tembaga.Dan hal tersebut pelakunya harus dihukum. Namun, jika dalam pencampuran logam itu merupakan

__________
hal yang statusnya resmi oleh Negara dan diketahui oleh semua masyarakatnya, maka hal tersebut dapat
diterima. Dengan demikian, akan memunculkan teori uang feodalistik, yang menyatakan bahwa hak
bendahara publik untuk mengubah muatan logam dalam mata uang merupakan monopoli penguasa feodal.
Larangan Riba
______________
____________
Alasan menentang riba'adalah kemungkinan terjadinya eksploitasi ekonomi
dan ketidakadilan dalam tranksaksi. Beliau juga memberikan alasan bunga
dapat muncul dalam bentuk yang tersembunyi. Pertama, bunga dapat
muncul jika ada pertukaran emas dengan emas, tepung dengan tepung, dan
sebagainya. dengan jumlah yang berbeda (riba al-fadl) atau dengan waktu
penyerahan yang berbeda (riba al-nasiah).Menurut Al-Ghazali kedua hal
tersebut haram hukumnya. Jadi, agar kedua hal ini tidak terjadi pertukaran
harus dilakukan dengan kuantitas yang sama dan transfer kepemilikan harus
simultan. Namun, jika pertukaran melibatkan komoditas dengan jenis yang
sama. seperti logam (emas atau perak) atau bahan makanan (gandum atau
gerst), hanya riba al-nasiah yang dilarang, sementara riba al-fadl dibolehkan,
bila pertukarannya antara komoditas dengan jenis yang berbeda (logam dan
makanan), keduanya diperbolehkan.

_____________
Al-Ghazali menyatakan bahwa menetapkan bunga atas utang piutang berarti
membelokkan uang dari fungsi utamanya, yakni untuk mengukur kegunaan
objek pertukaran. Oleh karena itu, bila jumlah uang yang diterima lebih
banyak daripada jumlah uang yang diberikan, akan terjadi perubahan standar
nilai.
Peran Negara dan
Keuangan Publik
Kemajuan Ekonomi Melalui Keadilan, Kedamaian,
dan Stabilitas
“Bila terjadi ketidakadilan dan penindasan, orang tidak
memiliki pijakan; kota – kota dan daerah – daerah menjadi
kacau, penduduknya mengungsi dan pindah ke daerah lain,
sawah dan ladang ditinggalkan, kerajaan menuju
kehancuran, pendapatan public menurun, kas negara
kosong, dan kebahagiaan serta kemakmuran dalam
masyarakat menghilang. Orang – orang tidak mencintai
penguasa yang tidak adil, alih – alih mereka selalu berdoa
semoga kemalangan menimpanya.”
Al-Hisbah
Kitab Al-Ghazali
Dalam kitab ini Al-Ghazali
merekomendasikan untuk
para raja sepuluh prinsip
keadilan dan perlakuan
yang adil terhadap warga
negara. Al-Ghazali
memperingatkan
penguasa untuk tidak
menyalahgunakan
kekuasaan, sombong,
terbuai oleh sanjungan,
serta bersikap waspada
terhadap ulama - ulama
palsu
Keuangan Publik
Sumber Pendapatan Negara
Hampir seluruh pendapatan yang ditarik oleh penguasa di
zamannya melanggar hukum.
Tidak ada sumber sumber yang sah sepert zakat, fai, dan
ghanimah
Jizyah diberlakukan, tapi dikumpulkan dengan cara yang illegal
Retribusi yang dibebankan kepada umat muslim (penyitaan,
penyuapan dan banyak ketidakadilan)
Hutang Publik
Al-Ghazali mengizinkan utang public jika
memungkinkan untuk menjamin pembayaran Kembali
dari pendapatan di masa yang akan datang. Pada
masa kini, contoh utang seperti ini adalah revenue
bonds yang digunakan secara luas oleh pemerintah
pusat dan lokal di Amerika Serikat
Pengeluaran Negara
“Pada saat ini, penguasa tidak memberikan imbalan pada orang
yang pantas menerimanya, tetapi mereka memberi imbalan pada
orang – orang yang mereka pandang berguna untuk
mengamankan kepentingan mereka, pada orang – orang yang
menghiasi istana – istana mereka, dan pada orang – orang yang
dapat dimanfaatkan untuk memuji – muji mereka dan
memberikan penghargaan baik di hadapan mereka maupun di
belakang mereka”
‫شكرًا‬

Anda mungkin juga menyukai