7078 18912 1 PB
7078 18912 1 PB
2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Pemanfaatan Intensitas Radiasi Cahaya Lampu dengan Reflektor Panel Surya
sebagai Energi Harvesting
Haris Romadhon 1, Budiyanto 2
1) 2)
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27
Email: 1) 2013420009@ftumj.ac.id , 2) yan.budiyanto@yahoo.com
ABSTRAK
Energy Harvesting dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif baru terbarukan yang dapat
memanen energi listrik yang terbuang, Pemanfaatan energi ini untuk pemanfaatan lampu emergency
yang digunakan pada saat sumber utama mati.Pemanenan energy ini dimanfaatkan untuk lampu yang
menyala lebih dari 18 jam oleh karna itu pemakian yang lama dapat mengahsilkan energy baru.
Penggunaan lampu lampu dengan intensitas tinggi yang dapat dimaksimalkan untuk pemanfaatan
panel surya karna penel surya terkena sinar lebih banyak.Penelitian ini diharapkan menjadi sumber
listrik alternative baru terbarukan dimasa mendatang. Sumber energy harvesting ini agar biasa
dimanfaatan dan dapat dikelola dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi pada masa
yang akan datang.Hal ini melandasi penulis untung merancang serta membuat suata alat yang dapat
digunakan untuk pemanenan energi dengan menganalisa alat yang dirancang semaksimal mungkin
yaitu “Pemanfaatan Intensitas Radiasi Cahaya Lampu Dengan Reflektor Panel Surya Sebagai Energy
Harvesting “. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu sumber energi baru yang dapat
dimanfaatkan dari panel surya dengan menggunakan cahaya lampu.
ABSTRACT
Energy Harvesting can be used as a new alternative renewable energy that can harvest wasted
electrical energy. Utilization of this energy for the utilization of emergency lights that are used when
the main source dies. Harvesting this energy is used for lights that burn more than 18 hours because
of that long usage can produce new energy. The use of lamps with high intensity that can be maximized
for the utilization of solar panels because solar cells are exposed to more light. This research is
expected to be a new alternative renewable electricity source in the future. This source of energy
harvesting should be used and managed properly so that it can meet energy needs in the future. This
is the basis for the author to design and create a tool that can be used for harvesting energy by
analyzing the tools designed as fully as possible, namely "Intensity Utilization Light Radiation Lamps
With Solar Panel Reflectors As Energy Harvesting ". From this research it is expected to provide a
new energy source that can be utilized from solar panels by using light bulbs.
45
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
faktornya yang mempengaruhi efisiensi sel surya energi yang terdapat di lingkungan dan mengubahnya
pada sel surya silikon monokristal [6]. Pemanfaatan menjadi energi sekunder yang dapat disimpan atau
itensitas cahaya lampu pada penelitian kali ini peneliti dipakai langsung. Energi terbuang ini dapat berupa
akan membahas cahaya pada gedung bertingkat yang energi kinetis berupa : getaran, putaran, energi bunyi
akan dimaksimalkan dengan menggunakan berupa suara, energi panas, dll [7].
photovoltaic sebagai reflektor untuk mengasilkan Tujuan Energy Harvesting
energi listrik yang dapat digunakan sebagi sumber 1. Meningkatkan efisiensi energi system.
listrik pengganti pada saat sumber listrik utama 2. Menyediakan energi yang kecil untuk peralatan
sedang terputus atau mengalami gangguan. pelengkap berdaya kecil.
Penggunaan lampu ini sebagai media pengganti 3. Memperoleh energi baru yang siap pakai
matahari dengan metode reflektor supaya intensitas Kelebihan energy harvesting
cahaya yang masuk terhadap photovoltaic agar fokus 1. Minim polusi tidak memerlukan penggantian
terhadap reflector. baterai
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini 2. Dapat diaplikasikan ditempat dengan luas
akan di buat suatu rancang bangun sistem yaitu: terbatas
1. Bagaimana merencanakan dan membuat suatu 3. Dapat mengatasi krisis energi dikondisi darurat
alat yang dapat di fungsikan untuk pemanenan Kualitas Pemanenan Energy
energi harvesting dengan panel surya. 1. Accumulating Jumlah energi yang dapat diterima
2. Menganalisa intensitas radiasi cahaya lampu 2. Storaging Jumlah energi yang dapat disimpan
tehadap panel surya. 3. Converting Jumlah energi yang dapat disuplai ke
3. Perbandingan jenis lampu terhadap itensitas beban.
cahaya. Cahaya memiliki suatu peranan penting di
4. Mengetahui efisiensi panel surya jika di sinari dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya cahaya
oleh lampu. buatan atau bisa disebut juga cahaya lampu yang
5. Output yang dihasilkan panel surya terhadap dimana iluminansinya cahaya bergantung pada jarak
cayaha lampu. terhadap sumber cahaya tersebut. Intensitas cahaya
Agar permasalahan tidak terlau luas, maka adalah sebuah iluminansi cayaha yang berhubungan
ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: jarak serta sumber cahayanya.[8]. Pemanfaatan
1. Jenis lampu yang digunakan jenis LED dan lampu pada era saat ini merupakan suatu kebutuhan
Pendar. yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
2. Photovoltaic yang digunakan monocrystaline Pada penelitian ini dikembangkan model pemanenan
sebesar 6 Wp. energi dengan memaksimalkan intensitas cahaya
3. Pengontrolan supply baterai yang digunakan. Rencanaan penerangan pada suatu
4. Nilai Intensitas cahaya lampu yang diukur tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor
menggunakan Lux meter. antara lain intensitas penerangan saat digunakan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada
1. Dapat membuat perancangan reflektor lampu umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi
dengan panel surya. dan biaya pemeliharaannya. Perlu diperhatikan,
2. Dapat mengetahui efisiensi panel surya terhadap perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar
cahaya lampu. antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari
3. Dapat membandingkan output yang dihasilkan karena mata kita akan memerlukan daya yang besar
panel surya terhadap jenis lampu. untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut yang
4. Pemanenan energi harvesting yang dihasilkan menyebabkan mata mudah lelah.
dari intensitas lampu. Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai
dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem
2 TINJAUAN PUSTAKA pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Energy Harvesting (Pemanenan Energi) salah Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat
satu solusi dalam permasalahan krisis energi adalah kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu sebagai
mengembangkan potensi energi alternatif yang berikut [9], [8].
disebut energi terbarukan. prinsip kekekalan energi 1. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
dimana substansi energi tak bisa dihilang, namun Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan
hanya dapat diubah ke bentuk lain. Maka terciptalah secara langsung ke benda yang perlu diterangi.
suatu gebrakan yang disebut Energy Harvesting atau Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur
Pemanenan energi. Suatu metode untuk mengambil pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
atau menangkap energi terbuang dari pelepasan
46
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang Pekerjaan kasar dan
1 100
mengganggu. tidak terus-menerus
2. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct Pekerjaan kasar dan
lighting) 2 200
terus-menerus
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan 3 Pekerjaan rutin 300
langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan
4 Pekerjaan agak halus 500
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan 5 Pekerjaan halus 1000
langsung dapat dikurangi. 6 Pekerjaan amat halus 1500
3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus Pekerjaan terperinci dan
lighting) 7 tidak menimbulkan 3000
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% bayangan
diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka
sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam Satuan-satuan dalam cahaya
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct- a. Intensitas cahaya
indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke Intensitas cahaya adalah jumlah energi radiasi
bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah yang di pancarkan sebagao cahaya ke suatu jurusan
bayangan dan kesilauan masih ditemui. tertentu [8]. Satuan dari Intensitas cayaha (I) adalah
4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi candela (cd)
indirect lighting) b. Flux cahaya
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke Flux cahaya adalah jumlah cahaya yang
langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan dipancarkanoleh suatu sumber cahaya setiap detik
sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang [8]. Satuan dari Flux (Φ) adalah lumen (lm)
optimal disarankan langit-langit perlu diberikan c. Intensitas Penerangan atau Iluminansi
perhatian serta dirawat dengan baik. Intensitas Penerangan atau Iluminansi di suatu
5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect ialah flux cahaya yang jatuh pada 1 𝑚𝑚2 pada suatu
lighting) bidang [8]. Satuan dari Intensitas Peneranan
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke Iluminasi(E) adalah lux(lx)
langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar
seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya,
perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang
baik.
47
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Φ= flux cahaya (lm) Luminasi L suatu sumber cahaya atau suatu
ω= streradian suatu sudut ruang. permukaan yang memantulkan cahaya ialah intensitas
Suatu sumber cahaya yang berbentuk bola, luas cahayanya dibagi dengan luas semu permukaan [8].
permukaannya sama dengan 4πr2, maka disekitar titik Rumus:
tengah bola dapat diletakan 4π sudut ruang (4 bagian 𝐼𝐼 𝑐𝑐𝑐𝑐
𝐿𝐿 = �𝑐𝑐𝑐𝑐2
ruang) yang masing-masing sama dengan satu 𝐴𝐴𝐴𝐴
streradian. Jumlah streradian suatu sudut ruang dimana:
dinyatakan dengan lambang ω (omega). L = luminasi dalam satuan 𝑐𝑐𝑐𝑐/𝑐𝑐𝑐𝑐2
2. Flux cahaya I = intensitas sumber cahaya dalam satuan
Flux cahaya adalah jumlah cahaya yang candela
diapncarkan oleh suatu sumber cahaya setiap detik, AS = luas permukaan semu 𝑐𝑐𝑐𝑐2
satuannya lumen (lm) [8]. Kalau luminasinya kecil dapat menggunakan
Dari rumus : satuan𝑐𝑐𝑐𝑐� 2
𝑐𝑐𝑐𝑐
Φ
𝐼𝐼 = 𝑐𝑐𝑐𝑐 1 𝑐𝑐𝑐𝑐� 2 = 10.000 𝑐𝑐𝑐𝑐� 2
ω 𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑐𝑐𝑐𝑐
Didapat :
Φ = ω . I lm, jika ω = 4π ,maka 3 PERENCANAAN SISTEM DAN
PERANCANGAN ALAT
Φ = 4π. I lm, jika I = 1, maka
Dibawah ini adalah gambar rangkaian
Φ = 4π lm
penelitian serta perancangan alat yang akan di
3. Intensitas penerangan
lakukan dalam penelitian, serta penelitian dapat
Intensitas penerangan adalah flux cahaya yang berjalan dengan baik.
jatuh pada bidang setiap m2 satuannya adalah lux (lx)
dan lambangnya Ε [8].
1 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 = 1 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑚𝑚2
Jika suatu bidang yang luasnya A m2, diterangi
dengan Φ lumen, maka besarnya intensitas
penerangan rata-rata di bidang tersebut sama dengan
:
Φ
𝐸𝐸𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝐴𝐴
Apabila luas bidang 10 m2 diterangi dengan
1000 lumen, maka didapat : Gambar 2 Rangkaian penelitian.
Φ 1000
𝐸𝐸𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = = = 100 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝐴𝐴 10
Intensitas penerangan di suatu bidang karena
suatu sumber cahaya dengan intensitas I, berkurang
dengan kuadrat dari jarak antara sumber cahaya dan
bidang itu (hukum kuadrat).
Rumus:
𝐼𝐼
𝐸𝐸𝐸𝐸 = 2 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑟𝑟
dimana:
Ep = intensitas penerangan di suatu titik P dari
bidang yang diterangi, dinyatakan dalam satuan Gambar 3 Perancangan panel surya terhadap lampu
lux led.
I = intensitas sumber cahaya dalam satuan
candela
r = jarak dari sumber cahaya ke titik P,
dinyatakan dalam meter.
Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang
suatu benda. Luminasi yang terlalu besar akan
menyilaukan mata, seperti lampu pijar tanpa armatur
(tempat merefleksikan cahaya) [8].
48
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Gambar 8 Perancangan lampu led dengan panel
surya 90° .
Gambar 4 Perancangan panel surya terhadap lampu Gambar 9 Perancangan lampu pijar dengan panel
pijar. surya 45°.
49
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Sudut Tegangan Arus Daya
45° (Volt) (Ampere) (Watt)
Seri 22.42 0.009 0.16
Paralel 5.63 0.010 0.06
Seri 11.22 0.013 0.15
Paralel
50
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Seri 12.16 0.033 0.40 η = 14,68 %
Paralel Pada pengujian menggunakan lampu Led
Dengan mengetahui keluaran daya panel dengan sudut 90° hasil yang di peroleh untuk mengisi
mengunakan reflektor panel surya dengan lampu baterai 6v selama 5 hari 3 jam atau total keseluruhan
Pijar output tebaik yang dihasilkan adalah dengan adalah 123 jam.
rangkaian Seri paralel dengan sudut kemiringan 90°.
Pengujian dengan baterai bertujuan untuk
melihat waktu penyimpanan yang di butuhkan sampai
baterai terisi penuh dengan data sebelumnya dengan
output terbaik mengunakan sudut kemiringan
reflektor 90° mengunakan rangkaian seri parallel.
Pada pengujian menggunakan lampu led
dengan sudut 90° hasil yang di peroleh untuk mengisi
baterai 6v selama 3 hari 14 jam atau total keseluruhan
adalah 86 jam.
51
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
DAYA PANEL
0,50
TEGANGAN
12,20 0,45
0,40
11,70
0,35
11,20 0,30
00:00:00
10:00:00
20:00:00
06:00:00
16:00:00
02:00:00
12:00:00
22:00:00
08:00:00
18:00:00
04:00:00
14:00:00
00:00:00
00:00:00
10:00:00
20:00:00
06:00:00
16:00:00
02:00:00
12:00:00
22:00:00
08:00:00
18:00:00
04:00:00
14:00:00
00:00:00
WAKTU WAKTU
Gambar 17 Grafik perbandingan waktu vs tegangan Gambar 19 Grafik perbandingan waktu vs daya
panel. panel.
0,035
5,70
TEGANGAN BATERAI
0,030 4,70
0,025 3,70
0,020 2,70
00:00:00
10:00:00
20:00:00
06:00:00
16:00:00
02:00:00
12:00:00
22:00:00
08:00:00
18:00:00
04:00:00
14:00:00
00:00:00
00:00:00
10:00:00
20:00:00
06:00:00
16:00:00
02:00:00
12:00:00
22:00:00
08:00:00
18:00:00
04:00:00
14:00:00
00:00:00
WAKTU WAKTU
Gambar 18 Grafik perbandingan waktu vs arus Gambar 20 Grafik perbandingan waktu vs tegangan
panel. baterai.
52
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
23:00 2,88 0,07 8,18 0,20
GRAFIK PERBANDINGAN 00:00 2,82 0,05 6,27 0,14
WA K T U V S S U H U PA N E L
Suhu Pijar Suhu LED
37
G R A F I K WA K T U V S
35 T E G A N G A N B AT E R A I ( V )
33 7,00
SUHU
31
6,00
29
27 5,00
TEGANGAN
25 4,00
3,00
00:00:00
09:00:00
18:00:00
03:00:00
12:00:00
21:00:00
06:00:00
15:00:00
00:00:00
09:00:00
18:00:00
03:00:00
12:00:00
21:00:00
2,00
1,00
WAKTU 0,00
17:00:00
17:35:00
18:10:00
18:45:00
19:20:00
19:55:00
20:30:00
21:05:00
21:40:00
22:15:00
22:50:00
23:25:00
0:00:00
Gambar 21 Perbandingan waktu vs suhu panel.
WAKTU
Dalam pengujian ini adalah percobaan baterai
digunakan untuk menyalakan lampu emergency
maka akan dilihat seberapa lama dalam menggunakan Gambar 23 Grafik waktu vs tegangan baterai.
lampu tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini
pengguaan pada saat baterai terisi 6,35 volt
menghidupkan lampu DC Led sebesar 5 Volt 10 Watt G R A F I K WA K T U V S A R U S
selama 7 jam . B AT E R A I ( A )
1,6
1,4
1,2
1
ARUS
0,8
0,6
0,4
0,2
0
17:00:00
17:35:00
18:10:00
18:45:00
19:20:00
19:55:00
20:30:00
21:05:00
21:40:00
22:15:00
22:50:00
23:25:00
0:00:00
WAKTU
53
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
dihasilkan lebih meluas serta peniaran pada objek
G A R F I K WA K T U V S D AYA juga maksimal namun titik fokus masih dapat
B AT E R A I ( W ) berbayang.
10,00 4. Dengan hasil uji coba ini apabila di aplikasikan
sebaiknya digunakan untuk keperluan yang
8,00 sangat detail karna panel surya memerlukan
6,00 sumber cahaya sangat besar dan lampu
DAYA
60
dengan beban lampu yang digunakan 5 watt maka
baterai yang dibutuhkan dengan perhitungan.
50
𝑃𝑃
40 𝐼𝐼 =
30
𝑉𝑉
4 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊
20 𝐼𝐼 =
6 𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉
10 𝐼𝐼 = 0.6 𝐴𝐴
0 𝐴𝐴ℎ = 𝐼𝐼 𝑥𝑥 ℎ
17:00:00
17:35:00
18:10:00
18:45:00
19:20:00
19:55:00
20:30:00
21:05:00
21:40:00
22:15:00
22:50:00
23:25:00
0:00:00
𝐴𝐴ℎ = 0.6 𝑥𝑥 4
𝐴𝐴ℎ = 2.4 𝐴𝐴ℎ
WAKTU
Maka kapasitas baterai yang dibutuhkan 2.4 Ah
untuk menyalakan lampu selama 4 jam dengan
lampu emergency 4 watt. Kapasitas baterai dapat
Gambar 26 Grafik waktu vs intensitas cahaya. disesuaikan sesuai kebutuhan.
55
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 3 No. 2
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
56