Anda di halaman 1dari 31

INDUKTANSI DAN KAPASITANSI RANGKAIAN AC

Nama : Muhammad Alif Wicaksono


Nim : 03041282025079
Group : II (Dua)
Anggota :
1. Aldhi Yuvi Bahari
2. Febby Adinda Jhoti
3. Lola Afrilianti
4. Muhammad Ridwan Saidi
5. Salman Al Farizi Harahap

Nama Asisten : Javen Jonathan


Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2021
LAPORAN PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK

INDUKTANSI DAN KAPASITANSI


PADA RANGKAIAN AC

Nama : Muhammad Alif Wicaksono


NIM : 03041282025079
Group : II (Dua)
Anggota :
1. Aldhi Yuvi Bahari
2. Febby Adinda Jhoti
3. Lola Afrilianti
4. Muhammad Ridwan Saidi
5. Salman Al Farizi Harahap

Nama Asisten : Javen Jonathan


Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2021

LABORATORIUM DASAR ELEKTRONIKA


DAN RANGKAIAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

PERCOBAAN III
KAPASITANSI SERI DAN PARALEL

1. TUJUAN PERCOBAAN

 Untuk menentukan nilai-nilai dari susunan kapasitor baik secara seri


maupun paralel.

 Untuk menguji bentuk gelombang dari arus yang dihubungkan dengan


pengisian dan pelepasan.

2. DAFTAR ALAT DAN KOMPONEN

 1 unit komputer

 Software livewire

3. DASAR TEORI

Kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan


muatan listrik, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang
dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik). Atau dengan kata lain,
kapasitor terbentuk dari dua konduktor sembarang yang dipisahkan oleh
sebuah isolator (atau ruang hampa). Suatu kapasitor memiliki lambang berikut
ini :

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 2


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum
dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung
plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama, muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
“tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam
bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan
positif dan negatif di awan.

Dalam rangkaian listrik, kapasitor dapat digunakan sebagai :

1. Pencari gelombang radio (tuning)

2. Salah satu komponen pengapian

3. Penyimpan energi dalam rangkaian penyala elektronik

4. Filter dalam catu daya

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor


untuk dapat menampung muatan elektron. Kemampuan kapasitor dalam
menyimpan muatan listrik dinyatakan oleh besaran kapasitas atau kapasitansi
(yang dinotasikan dengan “C”), dan didefinisikan sebagai perbandingan antara
muatan listrik Q yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial V antara
kedua keping.

Q
C 
V

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 3


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Dimana :

Q = muatan elektron, satuan C (coulombs)

C = nilai kapasitansi, satuan F (farad)

V = besar tegangan, satuan V (volt)

Satuan kapasitansi dalam SI adalah farad, sehingga dari persamaan di


atas dapat diperoleh hubungan :

coulomb
1 farad  1
volt

[Dikutip dari “Modul Praktikum Rangkaian Listrik”, hal. 13-15].

Kita definisikan kapasitansi C dengan hubungan tegangan arus, di


mana v dan i memenuhi konvensi untuk sebuah elemen pasif, sehingga :

WC   v . i . dt

Jika i  C . dv/dt dan v = 0 pada t = 0 ;

Maka:

t v
WC   v  (C  dv/dt)  dt   C  v  dv  1 C  v 2
2
0 0

Jadi, pada kapasitor pun terjadi penyimpanan energi dalam bentuk medan
listrik.[Dikutip dari “Prinsip Dasar Elektroteknik”, hal. 13].

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 4


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Hubungan Kapasitor

Salah satu pertimbangan penting dalam menggunakan sebuah


kapasitor adalah pemilihan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan. Apabila
sebuah kapasitor tunggal dengan kapasitas dan tegangan kerja yang diinginkan
tidak tersedia, maka pada umumnya kita dapat mengkombinasikan dua atau
lebih kapasitor untuk memperoleh kapasitas maupun tegangan yang
dibutuhkan. Ada dua cara yang umum untuk menghubungkan beberapa
kapasitor, yaitu seri dan paralel.

a. Hubungan Seri

Jika beberapa kapasitor dihubungkan satu sama lain dengan cara


menghubungkan keping – keping yang bermuatan berlawanan seperti pada
gambar, hubungan tersebut dinamakan hubungan seri. Setelah seimbang,
semua kapasitor akan mempunyai muatan yang sama. Akibatnya, muatan
ekivalen di dalam garis putus – putus adalah nol sehingga muatan
gabungan sama dengan muatan setiap kapasitor, sama dengan q. Sumber
tegangan V yang dihubungkan pada kapasitor hanya akan mengakibatkan
pergeseran muatan. Pada hubungan seri diperoleh:

a + b + c +
+ + +
+ + +

C1 C2 C3

+ -
Gambar 3.2 Tiga buah kapasitor dihubungkan seri

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 5


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Karena, qtotal = q = q1 = q2 = q3

Vtotal = V1 + V2 + V3

Maka,

qtot q q q 1 1 1 1
   atau   
Ctot C1 C2 C3 Ctot C1 C2 C3

Secara umum, untuk n buah kapasitor yang disusun seri, kapasitas


gabungan (Ctot) dirumuskan sebagai:

1 1 1 1
   
Ctot C1 C2 Cn

Catatan:

 Khusus untuk dua kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku:

C1C2
Ctot 
C1  C2

 Khusus untuk n buah kapasitor yang kapasitasnya sama dan dirangkai


secara seri berlaku:

C
Ctot 
n

Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas pengganti susunan seri


beberapa buah kapasitor selalu lebih kecil dari kapasitas terkecil kapasitor
dalam rangkaian tersebut. Perbandingan potensial pada masing – masing
kapasitor seri adalah:

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 6


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

1 1 1
V1 : V2 : V3  : :
C1 C2 C3

b. Hubungan Paralel

Jika beberapa kapasitor dihubungkan satu sama lain dengan cara


menghubungkan keping – keping yang bermuatan sejenis seperti pada
gambar, maka hubungan tersebut dinamakan hubungan paralel.
+
+
+

+
+
+

+
+
+
+
V
- - - - - - -
C1 C2 C3

Gambar 3.3 Tiga buah kapasitor dihubungkan paralel


Setelah seimbang, tegangan semua kapasitor adalah sama. Maka tegangan
kapasitor hubungan paralel didefinisikan :

Vtot = V1 = V2 = V3

Akan tetapi, karena muatan – muatan yang sejenis saling dihubungkan,


maka muatan total (qtot) merupakan penjumlahan dari muatan seluruh
kapasitor yang dirangkai paralel.

qtot = q + q1 + q2 + q3

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 7


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Ctot V = C1 V + C2 V + C3 V atau Ctot = C1 + C2 + C3

Secara umum, untuk n buah kapasitor yang disusun parallel, kapasitas total
(Ctot) dirumuskan sebagai:

Ctot  C1  C2      Cn

Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas pengganti susunan


paralel beberapa buah kapasitor selalu lebih besar dari kapasitas terbesar
kapasitor dalam rangkaian tersebut.

Perbandingan muatan pada masing – masing kapasitor paralel adalah

q1 : q 2 : q 3  C1 : C 2 : C 3

Menghitung Kapasitansi Kapasitor Dalam Ruang Hampa

+Q A

Vab d
-Q

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 8


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
2T

Apabila pada rangkaian tersebut diberikan beda potensial V, akan


terbentuk medan listrik, dan kapasitor mendapat muatan. Semakin besar beda
potensial, semakin besar pula muatannya.

Meskipun besaran Q dan V dalam persamaan tersebut tampak


menentukan nilai C, namun kapasitas itu sendiri bernilai konstan. Kapasitas
suatu kapasitor tergantung pada jenis konstruksi fisiknya, yaitu luas keping
kapasitor, jarak antara keduanya, dan bahan jenis dielektrik yang
digunakannya.

Jika sebuah kapasitor keping sejajar diberi beda potensial V, sehingga


setiap kapasitor mendapat muatan listrik Q, kemudian dengan menggunakan
hukum Gauss, kuat medan listrik (E) dapat diperoleh dari :

q
Ǿ = E.A =

Dimana, E = permitivitas dielektrik yang digunakan, berarti….

q V
E = , karena E =
E. A d

Maka :

q V
=
A d

Sehingga :

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 9


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

 r . o . A
C =
d

Dengan:

E =  r . o

 r = permitivitas relatif bahan dielektrik

 o = permitivitas vakum (8,54 x 10-12 C2 N-1 m-2)

Jika ruang diantara kedua keping kapasitor adalah vakum atau udara,
besarnya kapasitas adalah:

o . A
Co 
d

C   r . Co

Permitivitas relatif suatu bahan dielektrik dapat didefinisikan sebagai


perbandingan antara kapasitas dalam bahan dielektrik dan kapasitas dalam
vakum (udara).

Beda Potensial Kedua Keping

Jika pada suatu kapasitor keping sejajar beda potensial antar kepingnya
diijinkan berubah, maka prinsip yang kita pegang: muatan adalah kekal. Jadi,
muatan kapasitor sebelum disisipkan bahan penyekat (q0) sama dengan
muatan kapasitor sedudah disisipkan bahan penyekat (qb).

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 10


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
q0 = qb

Cb
C0V0 = CbVb  V0 = Vb
C0

V0 = Er Vb

Jadi, beda potensial kedua keping setelah disisipkan bahan penyekat


Vb, berkurang dibandingkan dengan beda potensial dalam vakum atau udara
V0. [Dikutip dari “Modul Praktikum Rangkaian Listrik”, hal. 16-17]

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 11


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
4. PERCOBAAN

4.1 PROSEDUR PERCOBAAN

 Dalam percobaan ini kita akan mengukur harga kapasitansi yang


didasarkan pada sistem time konstan baik yang panjang maupun yang
pendek, penggambaran hasil oscilloscope dan gelombang persegi.

 Untuk lebih memudahkan perhitungan, perhatikan gambar C1 dan C2


mengenai rangkaian proses pengisian dan pelepasan yang berbanding
langsung dengan time constant, dimana :

T (time constant) = C (kapasitansi) x R (resistansi)

 Set-lah function generator pada gelombang persegi dengan 5 Vpeak to peak.

 Catat pada tabel hasil time constant yang didapat berdasarkan inputan
yang diberikan.

Gambar C1

Rangkaian Seri Kapasitor

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 12


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Gambar C2

Rangkaian parallel kapasitor

4.2 DATA HASIL PERCOBAAN

C (µF) R (Ω) Frekuensi (Hz) Vpeak-peak Vc Vx

10

Seri

Parallel

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 13


Javen Jonathan
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4. PERCOBAAN
4.1 PROSEDUR PERCOBAAN

 Gunakan modul BEE 421C untuk menghubungkan rangkaian seperti pada


gambar 4.1

 Atur fuction generator pada gelombang sinus pada output frekuensi 400 Hz
dengan tegangan 5 V peak to peak.

 Sekarang pindahkan channel 2 (Y2) oscilloscope ke titik 1 pada gambar dan


ukur amplitude dari bentuk gelombang Vz.

 Dari besar arus hasil pengukuran saudara, gunakan hukum Ohm untuk
menghitung tegangan pada resistor 1000 ohm.

FEEDBACK CAPASITORS AND INDUCTORS BEE 421C


power requirement : +15V at 40mA
-15V at 40mA
POWER connected via rear panel

VARIABLE dc SUPPLY
source

CURRENT
100R
MONITOR
output output

load
zero max

+
1K0 10K 1mF 100nF 220nF 20mH 700mH 1H
_

common

AC

Y1 Y2

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.2 DATA HASIL PERCOBAAN

4.2.1 Rangkaian R-L(Seri)

F R L N M Vm Im 𝜃
(Hz) ( Ω) (H) (𝑢𝑠) (𝑢𝑠) Praktik Praktik
Praktik
(mV) (A)

1500 1200 1 3,788 666,667 1051,46 1,106 2,045°


× 10−4

4.2.2 Rangkaian R-C(seri)

F R C N M Vm Im 𝜃
(Hz) ( Ω) (𝜇𝐹) (𝑢𝑠) (𝑢𝑠) Praktik Praktik(
Praktik
(mV) A)

1500 1200 3 3,788 670,455 34,865 2,904 2,03°


× 10−5

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.3 PENGOLAHAN DATA

Diketahui :
F = 1500 Hz C = 1𝜇𝐹
R = 1200Ω Vet = 6 V
L = 1H
Rumus yang digunakan :
Vm Teori = Vef × √2
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
Im Teori = 𝑍
𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Im Praktek = 𝑍
= √𝑅2 +𝑋 2
𝑋𝐿
𝜃 Teori = 𝑡𝑎𝑛 −1 = ( 𝑅 )
𝑛
𝜃 Praktek = 𝑚 × 360°
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑉𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Presentasi Error v = × 100%
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐼𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Presentasi Error 1 = × 100%
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝜃 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Presentasi Error 𝜃 = × 100%
𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

4.3.1 Rangkaian Induktif

a) Vm Teori
= Vef × √2
= 2 × √2 = 2√2
= 2,82842 𝑉

Z = √𝑅2 + 𝑋𝐿 2 XL = 2𝜋𝐹𝐿
22
= √12002 + 9428,572 = 2( 7 )(1500)(1)

= √90337932,245 = 9428,57
= 9504,627

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

b) Im Teori

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=
𝑍
2,82842
=
9504,627

= 0,000312326 = 3,123 × 10−4 𝐴


c) Im Praktek

𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
=
𝑍
1,05146
=
9504,627

= 0,00011062612 = 1,106 × 10−4 𝐴


d) 𝜃 Teori
𝑋𝐿
tan 𝜃 = ( )
𝑅
𝑋𝐿
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑅
9428,57
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
1200
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 (7,86)
𝜃 = 82,75°
e) 𝜃 Praktek
𝑛
= 𝑚 × 360°
3,788
= 666,667 × 360°

= 2,045°
f) Presentasi Error v

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑉𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
2,82842−1,05146
= × 100%
2,82842

= 62,825 %

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

g) Presentasi Error I

𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐼𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0,000312326−0,00011062612
= × 100%
0,000312326

= 64,579 %

h) Presentasi Error 𝜃

𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝜃 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

82,75°−2,045°
= × 100%
82,75°

= 97,52%

4.3.1 Rangkaian Kapasitif

a) Vm Teori
= Vef × √2
= 2 × √2 = 2√2
= 2,82842 𝑉

1
Z = √𝑅2 − 𝑋𝐶 2 XC = 2𝜋𝐹𝐶
1
= √12002 + 35,352 = 22
2( )(1500)×3×10−6
7

= 1200,52 = 35,35

b) Im Teori

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=
𝑍
2 √2
=
1200,52

= 0,002356 = 2,356 × 10−3 𝐴

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

c) Im Praktek

𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
=
𝑍
34,865 × 10−3
=
1200,52

= 0,00002904 = 2,904 × 10−5 𝐴


d) 𝜃 Teori
𝑋𝑐
tan 𝜃 = ( )
𝑅
𝑋𝑐
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑅
35,35
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
1200
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 (7,86)
𝜃 = 1,687°
e) 𝜃 Praktek
𝑛
= 𝑚 × 360°
3,788
= 670,455 × 360°

= 2,03°
f) Presentasi Error v

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑉𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

2,82842−0,034865
= × 100%
2√2

= 197,534 %
g) Presentasi Error 1

𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐼𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0,002356−0,00002904
= × 100%
0,002356

= 98,76 %

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

h) Presentasi Error 𝜃

𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝜃 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

1,687°−2,03°
= × 100%
1,687°

=20,33%

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

5. TUGAS DAN JAWABAN

1. Review Materi
2. Jelaskan apa itu Impedansi dan mengapa manusia memiliki impedansi?
3. Jelaskan dan berikan contohnya apa itu kapasitif, induktif, dan resistif
4. Mengapa pada rangakaian bisa terdapat lagging dan leading?
5. Berikanlah contoh soal RL, RC, RLC (jangan sama kel 12 dan 2 dan jg
anggota kelompoknya

JAWABAN :

1. Beban yang terdapat pada rangkaian listrik arus bolak-balik atau yang
biasa disebut dengan AC (Alternating Current) adalah beban induktif,
beban resistif dan beban kapasitif. Pada praktikum kali ini kami
membahas mengenai bagaimana bila beban –beban tersebut diterapakan
ke dalam rangkaian AC. Untuk itu, dibahaslah pengertian dari ketiga
beban tersebut dalam praktikum kali ini. Beban induktif (L) yaitu beban
yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti
coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan
pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini
disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan
mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan.
Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Sifat beban induktif
Arus beban induktif 900 ketinggalan terhadap tegangannya atau faktor
daya : cos φ = 0. Selanjutnya beban resistif adalah beban yang terdiri dari
komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas
(heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi
beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu Sifat
beban resistif itu adalah arus beban resistif sefasa dengan tegangannya
atau faktor daya atau cos φ = 1. Sedangkan beban kapasitif adalah
kebalikan dari beban induktif. Jika beban induktif menghalangi
terjadinya perubahan nilai arus listrik AC, maka beban kapasitif bersifat

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

menghalangi terjadinya perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini


menunjukkan bahwa kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan
tegangan listrik sesaat.
2. Menurut para ahli, impedansi (Z) didefinisikan sebagai hambatan listrik
yang dihasilkan dalam rangkaian listrik ketika arus bolak-balik mencoba
melewatinya. Tidak seperti hambatan dalam arus searah, impedansi
diekspresikan melalui bilangan kompleks, yaitu, dengan bagian nyata
dan bagian imajiner.
Mengapa manusia memiliki impedansi?
Hal tersebut dikarenakan adanya membrane semipermeable yang
membungkus sel dari setiap makhluk hidup. Secara fisik kita ketahui
striuktur dari membrane semipermeable ini berbentuk seperti lapisan
ganda, sehingga menyebabkan secara elektronik membrane ini bersifat
seperti kepin sejajar yang merupakan komponen kapasitor yang memiliki
nilai impedansi dalam bentuk reaktansi kapasitif.
3. Pengertian beban kapasitif, induktif, dan resistif:
 Beban kapasitif beban kapasitif adalah kebalikan dari beban
induktif. Jika beban induktif menghalangi terjadinya perubahan nilai
arus listrik AC, maka beban kapasitif bersifat menghalangi
terjadinya perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini menunjukkan
bahwa kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan tegangan listrik
sesaat. Contohnya adalah kapasitor yang digunakan di dalam
berbagai perangkat elektronika seperti televisi.
 Beban induktif adalah Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri
dari kumparan kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil,
transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan
pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal
ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis
akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap
tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Sifat

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

beban induktif Arus beban induktif 900 ketinggalan terhadap


tegangannya atau faktor daya : cos φ = 0. Contohnya adalah induktor
yang biasa terdapat di pompa air, trafo, kipas angin, dll.
 adalah beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu
pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan
mempunyai faktor daya sama dengan satu Sifat beban resistif itu
adalah arus beban resistif sefasa dengan tegangannya atau faktor
daya atau cos φ = 1. Contohnya resistor yang biasanya terdapat di
rice cooker, setrika, dan lampu pijar.
4. Leading: hal yang menyebabkan terjadinya leading atau ketika arus yang
mendahului tegangan adalah kondisi faktor daya dimana beban atau
peralatan listrik memberikan daya yang reatif dari sistem beban kapasitif
sehingga tegangan tertinggal dari arus.
Lagging: hal yang menyebabkan terjadinya lagging pada rangkaian
adalah kondisi faktor daya dimana beban atau peralatan listrik
memerlukan daya reaktif dari beban induktif sehingga menyebabkan arus
tertinggal dari tegangan.
5. Contoh soal RL
Sebuah rangkaian diberikan tegangan sebesar 24V, pada rangkaian
tersebut terdapat resistor yang memiliki resistansi sebesar 8Ω, impedansi
sebesar 10Ω dan frekuensi sebesar 10Hz. Hitunglah besar sudut fase
rangkaiannya?
Jawab :

𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
102 = 𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
102 = 82 + (𝑋𝐿 − 0)2
100 = 64 + (𝑋𝐿 )2
100 − 64 = 𝑋𝐿 2
𝑋𝐿 = √36

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

𝑋𝐿 = 6
Sudut fase rangkaian
𝑿𝑳 𝟔
𝒕𝒂𝒏−𝟏 𝜽 = = = 𝟑𝟔, 𝟖𝟔°
𝑹 𝟖

Contoh soal RC
Didalam sebuah rangkaian terdapat R = 12 Ω, kapasitor sebesar 5mF dan
frekuensi sebesar 9Hz. Hitunglah besar 𝑋𝐶 !
Jawab :
𝟏 𝟏 𝟏
𝑿𝑪 = = = = 𝟑, 𝟓𝟑𝟖𝛀
𝝎𝑪 𝟐𝝅𝒇𝑪 𝟐 × 𝟐𝟐/𝟕 × 𝟗 × 𝟓 × 𝟏𝟎−𝟑

Contoh soal RLC


Rangkaian RLC dihubungkan dengan tegangan arus bolak-balik.
Jika induktansi pada rangkaian 10-3 H dan frekuensi resonansinya
1.000 Hz, tentukan kapasitansinya dengan menganggap π2 = 10!
Diketahui:
L = 10-3 H
f = 1.000 Hz
Ditanya: C =…?
Pembahasan:
Untuk mencari kapasitansi, gunakan rumus resonansi.
1
𝑓 =
2𝜋√𝐿𝐶
1
𝑓2 =
4𝜋 2 𝐿𝐶
1
𝐶 = 2 2
4𝜋 𝐿𝑓
1
𝐶 = 𝑖𝑏𝑎𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝜋 2 ≅ 10
4(10)(10−3 )(1000)2

𝑪 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝑭 = 𝟐𝟓 𝝁𝑭

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

6. ANALISA HASIL PERCOBAAN

Percobaan yang telah kami lakukan kali ini, yaitu praktikum yang
berjudul Induktansi dan Kapasitansi Pada Rangkaian AC memiliki tujuan
utama yakni adalah untuk mengenal sifat impedansi pada rangkaian listrik
AC dan juga untuk mempelajari apa itu reaktansi dan induktansi serta
penerapannya di dalam rangkaian AC. Pada praktikum kali ini kami
menggunakan aplikasi multisim sebagai alat bantu. Praktikum kali ini
dilakukan dengan 2 kali ppercobaan. Percobaan pertama ialah ketika
rangkaian menggunakan R dan L atau sering juga disebut dengan rangkaian
RL serta percobaan kedua dengan rangkaian menggunakan R dan C atau
sering juga disebut dengan rangkaian RC. Percobaan pertama kami
merangkai rangkaian RL dengan menggunakan resistor dengan nilai 1200
Ohm yang kemudian disusun seri dengan sebuah induktor dengan nilai 1
Henry serta frekuensi gelombang sebesar 1500Hz. Lalu untuk percobaan
kedua masih dengan frekuensi yang sama, dibuatlah rangkaian RC dengan
menggunakan resistor dengan nilai 1200 Ohm yang kemudian disusun seri
dengan sebuah kapasitor (C) dengan nilai 3 mikrofarad. Dari percobaan
tersebut kami memperoleh data hasil pengukuran yakni sebagai berikut ini.
Pada rangkaian induktif RL yang disusun secara seri, kami mendapatkan nilai
n sebesar 3,788 us, dan nilai m atau periode satu gelombang sebesar 666,667
us, tak hanya itu kami juga mendapatkan nilai tegangan maksimum (Vmaks)
nya sebesar atau 1,051V serta arus maksimum (Im) sebesar 1,106 × 10−4 𝐴
dan juga sudut sebesar 2,045°. Sedangkan pada percobaan rangkaian
kapasitif RC yang disusun seri. Kami mendapatkan nilai n atau selisih
gelombang yang diperoleh sebesar 3,788 us, dan nilai m atau periode satu
gelombang diperoleh sebesar 670,455us, tak hanya itu kami juga
mendapatkan nilai tegangan maksimum (Vmaks) sebesar 0,034865 V serta
arus maksimum (I maks) sebesar 2,904 × 10−5 𝐴 dan juga didapatkan besar
sudut senilai 2,045°. Berdasarkan hasil yang kami dapat tersebut dapat dilihat
bahwa ada perbedaan mencolok dari hasil pengukuran yang telah dilakukan.

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.1 Lampiran Gambar


4.1.1 Gambar Rangkaian R-L

4.1.2 Gambar Rangkaian R-C

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.2 Lampiran Grafik


4.2.1 Grafik Rangkaian R-L
4.2.1.1 Grafik Nilai n

4.2.1.2 Grafik nilai m

4.2.1.3 Grafik Nilai Vmax

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.2.2 Grafik Rangkaian R-C


4.2.2.1 Grafik Nilai n

4.2.2.2 Grafik Nilai m

4.2.2.3 Grafik Nilai Vmax

JAVEN JONATHAN
03041381924102

Anda mungkin juga menyukai