Enumerasi Dokumen
Enumerasi Dokumen
Oleh
Kelompok 2/Perikanan A
Septian Zulvikar 230110190014
Kori Nurhoirunnisa 230110190019
Anindya Pratami Putri 230110190024
Mellyan Wahda Hestiani 230110190028
MarhadindaAuvira Binu 230110190041
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Produktivitas Perairan.
Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan pada nabi akhirul zaman Nabi
Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan praktikum
ini terdapat kelemahan dan kekurangan dalam segi materi yang menunjangnya.
Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan sebagai acuan
untuk melahirkan karya-karya tulis yang lebih baik lagi. Semoga apa yang ada
didalam laporan ini dapat memberikan pengetahuan lebih. Akhirul kalam, terima
kasih atas segala perhatian dari para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................iv
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum.........................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum.......................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enumerasi.....................................................................................2
2.2 Fitoplankton.................................................................................3
2.3 Zooplankton.................................................................................4
2.4 Faktor yang mempengaruhi Distribusi Plankton..........................5
2.1 Plankton Sebagai Bioindikator Perairan......................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................18
LAMPIRAN.......................................................................................19
2
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3
DAFTAR LAMPIRAN
1. Alat Praktikum..........................................................................................
2. Bahan Praktikum.......................................................................................
3. Kegiatan Praktikum...................................................................................
4. Perhitungan................................................................................................
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum pendugaan produktivitas primer dengan enumerasi
fitoplankton ini yaitu untuk mengidentifikasi jumlah dan jenis fitoplankton dan
organisme zooplankton sebagai pendugaan produktivitas suatu perairan
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui pendugaan
produktivitas suatu perairan dengan metode enumerasi, sehingga mudah
menentukan bioindikator suatu badan perairan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Enumerasi
Enumerasi adalah teknik menghitung jumlah sel. Menurut Brooks et al.
(2013), teknik enumerasi digunakan untuk menghitung besaran mikroba dalam
medium tanpa mengidentifikasi jenis mikroba tersebut. Teknik ini dilakukan
untuk mengukur jumlah sel dari perkembangbiakan bakteri. Enumerasi kuantitatif
dapat dilakukan dengan cara menghitung besaran bakteri secara langsung atau
tidak langsung dari sampel. Analisis langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan counting chamber. Kelemahan dari pendekatan ini adalah
ketidakmampuan untuk membedakan sel bakteri hidup dan sel bakteri mati (Lily
et al. 2010).
Enumerasi adalah cara termudah untuk memperkirakan produktivitas air
dengan cara menghitung jenis dan jumlah fitoplankton di perairan. Teknik ini
adalah cara sederhana dan termudah, meskipun memiliki beberapa kekurangan.
Hasil enumerasi biasanya dinyatakan sebagai kelimpahan atau besaran organisme
per satuan volume, ada juga dalam individu atau sel per liter. Satuan lain yang
umum digunakan adalah individu atau sel per m3. Enumerasi memiliki kelebihan
yaitu proses pendugaannya sederhana dan murah, namun metode enumerasi ini
memiliki kekurangan yang cukup besar karena perbedaan ukuran antara
fitoplankton dan zooplankton sehingga menghasilkan pendugaan yang tidak
akurat. Setidaknya ada dua prosedur enumerasi yang dikenal yaitu:
a) Sedgwick – Rafter Method (S R), dinamai sesuai dengan penemunya yaitu
Sedgwick – Rafter.
b) Palmer – Maloney (P M), dinamai sesuai dengan penemunya.
2
3
2.2 Fitoplankton
Menurut Brahmana (2007), fitoplankton merupakan salah satu plankton tumbuhan
yang dapat berfotosintesis dari material air, cahaya, dan karbondioksida sebagai
sumber energi untuk menghasilkan materi organik dan hidup melayang di dalam
air. fitoplankton memiliki ukuran yang beragam berkisar dari beberapa
mikrometer (µm) sampai beberapa ratus mikrometer. Parson et al. (1984)
mengemukakan bahwa diperoleh 13 kelas fitoplankton yang terdapat di laut, yaitu
Bacillariophyceae (Diatom), Dinophyceae (Dinoflagellata), Cyanophyceae (alga
biru hijau), Chlorophyceae (alga hijau), Cryptophyceae (Cryptomonads),
Xanthophyceae (alga kuning hijau), Crysophyceae (Crysomonads,
Silicoflagellata), Rhodophyceae (alga merah), Raphidiophyceae (Choromonadea),
Euglenophyceae (Euglenoids), Haptophyceae atau Prymnesiophyceae
(Coccolithophorids, Prymnesiomonads), Eustigmatophyceae, dan Prasinophyceae
(Prasinomonads)
Dalam ekosistem perairan, fitoplankton memiliki peran penting, yaitu sebagai
produsen utama zat-zat organic dan berpatisipasi langsung dalam food chain ke
produksi ikan. Organisme ini merupakan makanan bagi zooplankton, larva ikan,
maupun organisme lainnya, sehingga dalam suatu food chain atau rantai makanan,
fitoplankton menjadi makanan yang paling utama tersedia secara alami (Odum,
1993). Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi kualitas suatu wilayah perairan
dapat dilakukan dengan mengidentifikasi komposisi dan kelimpahan fitoplankton
pada wilayah perairan tersebt. Menurut Nugroho (2006), Fitoplankton dapat
dijadikan indikator kualitas perairan karena memiliki kecepatan respon yang
tinggi berkenaan dengan perubahan lingkungan dan siklus hidup yang pendek.
Suatu jenis fitoplankton yang mendominasi pada suatu wilayah perairan akan
memberikan indikasi akan terdapattnya zat-zat tertentu yang sedang berlebih
sehingga dapat mewakilkan keadaan kualitas suatu wilayah perairan yang
sesungguhnya. Jika pada suatu perairan memiliki kelimpahan fitoplankton yang
tinggi, maka periaran tersebut cenderung memiliki produktivitas yang tinggi juga.
Di perairan yang terjadi fenomena up welling, lepas pantai, serta di perairan
sekitar muara sungai,. umumnya memiliki kelimpahan fitoplankton yang tinggi.
4
Hal tersebut dapat berlangsung demikian karena zat hara yang masuk dari daratan
ke sungai dan dialirkan ke laut sehingga zona perairan tersebut terjadi proses
penyburan (Sediadi et al., 1999). Boney (1975) mengemukakan bahwa intensitas
cahaya, suhu. kedalaman, pH, nitrat dan fosfat merupakan salah satu aspek yang
mendorong suatu kelimpahan fitoplankton di suatu perairan. Faktor lingkungan
juga memiliki hubungan khusus yang dapat memengaruhi organisme dalam
prairan lainnya (Wardoyo, 1981)
2.3 Zooplankton
Suatu perairan tidak akan lepas dengan sebuah zooplankton,
karena zooplankton adalah nama umum untuk kebanyakan bentuk hewan
mikroskopis yang hidup diperairan tawar ataupun laut. Zooplankton
merupakan plankton hewani yang memiliki ukuran mikroskopis dan
bergerak melalui cara berenang (migrasi vertical). Zooplankton ketika
waktu siang biasanya bermigrasi kedasar perairan, ini disebabkan karena
adanya konsumen/grazing dan penyebab dari gerakan angina yang
mengakibatkan upwelling atau downwelling disuatu perairan.
Zooplankton memliki peran penting dalam sektor perairan, karena
zooplankton merupakn organisme yang berperan penting terhadap
produktivitas skunder yang memiliki peran untuk menghubung produsen
primer dengan konsumen yang lebih tinggi. Menurut Melay et al (2014)
menyatakan posisi zooplankton disuatu perairan dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi tingkat produktivitas, karena kelimpahan zooplankton
perairan mendefinisikan jumlah ketersediaan makanan, akan tetapi
kapasitas ataupun daya dukung lingkungan dapat mengambarkan
kehidupan organisme. Perubahan badan perairan disutau wilayah dapat
dilihat dengan adanya perubahan kelimpahan zooplankton.
Nybakken (1992), menyatakan bahwa zooplankton dikelompokan
berdasarkan ukuran tubuh, diantaranya :
1. Ultrananoplankton, berukuran > 2 µ.
2. Nanopankton, berukuran 2 -20 µ.
5
Plankton dikenal dengan organisme kecil yang hidup di air yang memiliki
pergerakan terbatas serta dipengaruhi oleh arus air (Sachlan 1982).
Plankton tersusun atas fitoplankton dan zooplankton. Berbagai faktor
lingkungan dapat mempengaruhi keadaan suatu perairan, misalnya faktor
fisik dan kimia air, perubahan musim, dan berbagai limbah pertanian,
industri dan perkotaan. Fungsi perairan seringkali berubah karena
perubahan struktur dan jumlah plankton, termasuk fungsi dan tingkat
kemampuan air untuk mendukung kehidupan. Pola distribusi plankton
sangat dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia perairan.
b. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi pola sebaran plankton. Semakin
tinggi suhu maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan organisme.
Perubahan suhu diperairan dapat memberikan pengaruh terhadap kelarutan
gas di dalam air dan juga aktivitas biologis di ekosistem perairan. Suhu di
ekosistem perairan berfluktuasi setiap hari dan setiap tahun, dengan variasi
tententu mengikuti pola suhu pada lingkungan. Selain itu, dapat dilihat
bahwa suhu air terpengaruh oleh ketinggian dan letak geografis, sehingga
suhu sungai juga akan berfluktuasi karena adanya aliran air dari hulu
ke hilir.
Siklus hidup suatu organisme dipengaruhi oleh suhu yang
merupakan faktor pembatas dalam distribusi suatu spesies yaitu pada saat
mempertahankan kelangsungan hidup, reproduksi, perkembangan dan
kompetisi (Krebs 1985). Suhu optimal untuk organisme perairan adalah
20-35 ˚C dengan fluktuasi tidak lebih dari 5 ˚C (Dawes 1981). Sedangkan
menurut Ray dan Rao (1964), suhu yang bagus untuk kelimpahan
zooplankton yang terdapat di daerah tropis umumnya antara 2 ˚C dan
30˚C.
c. pH
Arus adalah perpindahan massa air laut dari satu tempat ke tempat
lain. Arus sangat mempengaruhi sebaran organisme perairan. Arus adalah
faktor utama yang membatasi distribusi populasi biologis dalam air (Odum
1971). Arus laut dapat mendorong larva plankton dari habitat induknya ke
tempat mereka menetap dan berkembang. Di kawasan mangrove, arus
pasang surut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sebaran
plankton. Arus ini penting dalam menentukan pergerakan dan distribusi
plankton di badan air.
Arus ini merupakan transportasi untuk makanan dan oksigen ke
organisme perairan (Hawkes 1978). Zooplankton bergerak secara vertikal
pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenangnya kecil
8
10
11
diamati dengan mikroskop, lalu dicatat jenis plankton dan hitung jumlahnya.
H = − ∑. pi ln pi
D = 1 – ∑( pi)2
Keterangan:
H = Indeks Diversitas Shannon-Wiener
D = Indeks Diversitas Simpson
Pi = Proposi jumlah individu dalam satu spesies dibagi jumlah total
individu
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
14
15
4.2 Pembahasan
4.2.1. Pembahasan Data Kelompok
a. Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 2, didapatkan 3 spesies fitoplankton
yaitu 12 individu fitoplankton yang terdiri dari Coelastrum Probocideum
berjumlah 1 individu, Scenendesmus ber jumlah 1 individu dan Pediastrium sp.
berjumlah 10 individu. Perhitungan dan pengamatan enumerasi dapat diketahui
bahwa jumlah organisme plankton yang terdapat pada sampel yang berasal dari
perairan Ciparanje di dominasi oleh fitoplankton hal ini terbukti dari perhitungan
indeks keragaman dan keanekaragaman. Keanekaragaman fitoplankton dan
zooplankton diimbangi dengan kondisi lingkungan seperti suhu, nilai pH,
konsentrasi nutrisi, transmisi cahaya, cuaca, penyakit, ikan predator zooplankton,
dan kapasitas interspesifik. (Boyd 1990). Kelimpahan zooplankton dan
fitoplankton tidak hanya bergantung pada ruang dan waktu, tetapi juga oleh
beberapa faktor lain, antara lain fitoplankton yang menjadi sumber makanan bagi
zooplankton. Hal ini juga dipengaruhi oleh eksistensi predator zooplankton.
Faktor penting yang mempengaruhi jumlah organisme, keragaman, dan dominasi
adalah karena adanya perusakan habitat, perubahan iklim dan pencemaran
kimiawi (Widodo 1997).
b. Indeks Diversitas Shannon-Wiener Fitoplankton dan Zooplankton
Hasil perhitungan diversitas fitoplankton menggunakan indeks keanekaragaman
Shannon-Wienner diperoleh 0,56, yang artinya bahwa persentasi keanekaragaman
adalah sedang dengan tekanan ekologis seperti faktor fisika, kimia perairan
bernilai tinggi. Hal ini sesuai dengan kriteria yang digunakan dalam
keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu 0 ≤ H’≤ 2,303. Artinya dalam perairan ini
tidak ada spesies yang mendominasi, spesies yang ditemukan beragam sehingga
dapat dikatakan perairan dari perairan Ciparanje untuk fitoplankton cukup baik.
c. Indeks Diversitas Simpson Fitoplankton dan Zooplankton
Perairan yang tercemar akan mempunyai keanekaragaman plankton yang
rendah. Odum (1975) menyatakan bahwa ekosistem alam yang tidak (belum)
mendapat energi atau bahan pencemar akan mempunyai Indeks Keanekaragaman
17
Simpson 0,6-0,8. Klasifikasi Indeks diversitas simpson terdiri dari tercemar ringan
(>0,8), tercemar sedang (0,6-0,8) dan tercemar berat (<0,6). Berdasarkan hasil
pengamatan dan perhitungan yang dilakukan kelompok 2 diperoleh hasil
keanekaragaman Simpson fitoplankton yaitu 0,29. Hasil keanekaragaman
Simpson fitoplankton menunjukkan bahwa kualitas perairan sudah mengalami
pencemaran dan kurang memenuhi syarat kebutuhan oksigen bagi
mikroorganisme air khususnya fitoplankton.
4.2.2. Pembahasan Data Kelas
a. Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton
Berdasarkan hasil pengamatan kelas Perikanan A, didapatkan 21 spesies
fitoplankton dan 5 spesies zooplankton. Perhitungan dan pengamatan enumerasi
dapat diketahui bahwa jumlah organisme plankton yang terdapat pada sampel
yang berasal dari perairan Ciparanje di dominasi oleh fitoplankton hal ini terbukti
dari perhitungan indeks keragaman dan keanekaragaman. Keanekaragaman
fitoplankton dan zooplankton diimbangi dengan kondisi lingkungan seperti suhu,
nilai pH, konsentrasi nutrisi, transmisi cahaya, cuaca, penyakit, ikan predator
zooplankton, dan kapasitas interspesifik. (Boyd 1990).
b. Indeks Diversitas Shannon-Wiener Fitoplankton dan Zooplankton
Berdasarkan hasil pengamatan kelas Perikanan A, didapatkan 21 spesies
fitoplankton dan 5 spesies zooplankton. Perhitungan dan pengamatan enumerasi
dapat diketahui bahwa jumlah organisme plankton yang terdapat pada sampel
yang berasal dari perairan Ciparanje di dominasi oleh fitoplankton hal ini terbukti
dari perhitungan indeks keragaman dan keanekaragaman. Keanekaragaman
fitoplankton dan zooplankton diimbangi dengan kondisi lingkungan seperti suhu,
nilai pH, konsentrasi nutrisi, transmisi cahaya, cuaca, penyakit, ikan predator
zooplankton, dan kapasitas interspesifik. (Boyd 1990).
c. Indeks Diversitas Simpson Fitoplankton dan Zooplankton
Berdasarkan hasil observasi dan perhitungan yang dilakukan Perikanan A
diperoleh hasil keanekaragaman Simpson fitoplankton dan zooplankton sangat
beragam dan masuk dalam kategori tercemar ringan sampai tercemar berat. Hasil
perhitungan tertinggi adalah sebesar 1, sedangkan terendah adalah sebesar 0. Hal
18
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa Enumerasi adalah teknik menghitung jumlah
sel dan digunakan untuk menghitung banyaknya mikroba dalam
medium tanpa mengidentifikasi jenis mikroba tersebut. Teknik ini
bertujuan untuk mengukur jumlah sel dari kultur bakteri. Analisis
langsung dapat dilakukan dengan menggunakan counting chamber.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah ketidakmampuan untuk
membedakan sel bakteri hidup dan sel bakteri mati. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, kelimpahan dari produsen
primer (fitoplankton) dan produsen sekunder (zooplankton) yang
cukup tinggi menandakan perairan tempat pengambilan sampel
memiliki produktivitas yang baik bagi kelangsungan hidup
organisme akuatik.
5.2 Saran
Setelah pelaksanaan praktikum offline dilaksanakan, kami menyarankan
agar dalam praktikum offline tersebut, praktikan harus lebih teliti dalam
pengamatan agar data yang dihasilkan lebih akurat. Dan sebaiknya semua
pengambilan sampel dilakukan oleh praktikan agar dalam pelaksanaan praktikum,
praktikan.dapat lebih paham.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Praktikum
21
Lampiran 2. Bahan Praktikum
Sampel Air
22
Lampiran 4. Perhitungan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
Fitoplankton
No.
Jenis Jumlah
1. Coelastrum Probocideum 1
2. Scenendesmus 1
3. Pediastrium sp. 10
Jumlah 12
23
Kelimpahan Pediastrium sp = jumlah seluruh individu yang teridentifikasi
x faktor penggali
= 10 x 1,4
= 14 ind/liter
Hasil Perhitungan Indeks Diversitas Shannon- Wiener dan Shimpson
Fitoplankton Kelompok 2
Indeks Diversitas Shannon-wiener
H = - Σ pi ln pi
=-
[( 10 10
ln
12 12 )] [( 121 ln 121 )] [( 121 ln 121 )]
+ +
= - (-0,56)
= 0,56
Indeks Diversitas Simpson
D = 1 - Σ (pi)2
[( ) ( ) ( ) ]
2 2 2
10 1 1
=1- + +
12 12 12
= 0,29
25