PROVINSI BANTEN
BUPATI TANGERANG ,
Mengingat . . .
-2-
5. Peraturan . . .
-3 -
MEMUTUSKAN:
BAB I ...
-4-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Tangerang.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah
Kabupaten Tangerang.
6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
7. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu , diangkat sebagai pegawai aparatur
sipil negara secara tetap oleh Bupati Tangerang
untuk menduduki jabatan pemerintahan di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang
8. Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya
disingkat LAN adalah lembaga pemerintah
nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan
pengkajian dan pendidikan serta pelatihan aparatur
sipil negara.
9. Badan ...
-5-
24 . Data . . .
-7-
Pasal 2
Pengembangan Kompetensi dilakukan melalui tahapan:
a. penyusunan kebutuhan dan Rencana Pengembangan
Kompetensi;
b. pelaksanaan Pengembangan Kompetensi; dan
c. evaluasi Pengembangan Kompetensi.
Pasal 3
(1) Setiap PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama
untuk Pengembangan Kompetensi dengan
memperhatikan hasil penilaian kineija dan penilaian
Kompetensi PNS yang bersangkutan.
(2) Hak dan kesempatan untuk mengikuti
Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud
ayat ( 1) dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) JP
dalam 1 (satu) tahun.
BAB II ...
-9-
BAB II
PENYUSUNAN KEBUTUHAN DAN RENCANA
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Penyusunan kebutuhan dan Rencana Pengembangan
Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah.
(2) Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan ,
dilaksanakan, dan dievaluasi pelaksanaannya oleh
Bupati untuk jangka waktu 1 (satu) tahun .
(3) Pembiayaan atas pelaksanaan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
tercantum dalam rencana kerja anggaran tahunan
Pemerintah Daerah .
Bagian Kedua
Tahapan Penyusunan Kebutuhan dan Rencana
Pengembangan Kompetensi Daerah
Pasal 5
(1) Penyusunan kebutuhan dan Rencana Pengembangan
Kompetensi dilaksanakan melalui tahapan:
a. inventarisasi jenis Kompetensi yang perlu
dikembangkan dari setiap PNS;
b. verifikasi rencana Pengembangan Kompetensi;
dan
c. validasi kebutuhan dan rencana Pengembangan
Kompetensi.
Pasal 6
(1) Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf a merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi kebutuhan Pengembangan
Kompetensi bagi setiap PNS dalam organisasi.
( 2) Inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memerlukan paling sedikit:
a. Profil PNS;
b. Data Hasil Analisis Kesenjangan Kompetensi;
dan
c. Data Hasil Analisis Kesenjangan Kinerja.
(3) Kegiatan inventarisasi dilakukan dengan
memperhatikan:
a. dokumen perencanaan jangka menengah
Pemerintah Daerah; dan
b. Standar Kompetensi Jabatan.
(4) Inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menghasilkan jenis Kompetensi yang perlu
dikembangkan dan jalur Pengembangan Kompetensi.
Pasal 7
Profil PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat ( 2)
huruf a merupakan kumpulan informasi kepegawaian dari
setiap PNS yang terdiri atas:
a. data personal;
b. kualifikasi;
c. rekam jejak Jabatan;
d. Kompetensi;
e. riwayat Pengembangan Kompetensi;
f. riwayat hasil penilaian kinerja; dan
g. informasi kepegawaian lainnya.
Pasal 8 . ..
- 11 -
Pasal 8
(1) Data Hasil Analisis Kesenjangan Kompetensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf
b dan Data Hasil Analisis Kesenjangan Kinerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat ( 2) huruf c
dilakukan dengan membandingkan Profil Kompetensi
PNS dengan Standar Kompetensi Jabatan yang
sedang diduduki dan yang akan diduduki.
( 2) Profil Kompetensi PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diperoleh melalui Uji Kompetensi yang
dilakukan oleh assessor
Pasal 9
(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf b merupakan kegiatan analisis dan
pemetaan terhadap jenis Kompetensi yang akan
dikembangkan .
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memerlukan paling sedikit:
a. kesesuaian jenis Kompetensi yang akan di
kembangkan;
b. kesesuaian jalur Pengembangan Kompetensi;
c. pemenuhan 20 (dua puluh) JP Pengembangan
Kompetensi pertahun ;
d. ketersediaan anggaran ; dan
e. rencana pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi.
(3) Dalam melaksanakan verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan:
a. dokumen perencanaan jangka menengah
Pemerintah Daerah
b. Standar Kompetensi Jabatan; dan
c. Manajemen Talenta.
(4 ) Dalam ...
- 12 -
Pasal 10
(1) Tahapan verifikasi menghasilkan dokumen
kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi.
( 2) Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah untuk
dilakukan validasi.
(3) Kebutuhan dan rencana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup:
a. nama dan nomor induk pegawai yang akan
dikembangkan ;
b. Jabatan yang akan dikembangkan;
c. jenis Kompetensi yang perlu dikembangkan;
d. bentuk dan jalur Pengembangan Kompetensi;
e. penyelenggara Pengembangan Kompetensi;
f. jadwal atau waktu pelaksanaan;
g. kesesuaian Pengembangan Kompetensi dengan
standar kurikulum dari instansi pembina
kompetensi;
h. kebutuhan anggaran ; dan
i. jumlah JP.
Pasal 11
(1) Validasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf c merupakan kegiatan pengesahan
kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi
Daerah.
(2) Bupati melakukan validasi terhadap kebutuhan dan
rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diusulkan Sekretaris Daerah .
(3) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2)
dilakukan terhadap kebutuhan dan Rencana
Pengembangan Kompetensi Daerah untuk anggaran
tahun berikutnya.
Pasal 12
(1) Rencana Pengembangan Kompetensi yang telah
divalidasi dan disahkan oleh Bupati sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) disampaikan
kepada LAN pada triwulan ketiga tahun anggaran
berjalan.
(2) Penyampaian sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
menjadi bahan penyusunan Rencana Pengembangan
Kompetensi PNS tingkat nasional.
BAB III
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Bentuk Pengembangan Kompetensi
Pasal 13
Bentuk Pengembangan Kompetensi terdiri atas:
a. pendidikan ; dan / atau
b. pelatihan .
Pasal 14
Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dilakukan dengan
pemberian Tugas Belajar / Ijin Belajar pada pendidikan
formal dalam jenjang pendidikan tinggi sesuai dengan
ketentuan Peraturan Bupati.
Pasal 15
Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf b terdiri atas:
a. Pelatihan Klasikal; dan
b. Pelatihan Nonklasikal.
Pasal 16
(1) Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 huruf a dilakukan melalui
kegiatan yang menekankan pada proses
pembelajaran tatap muka di dalam kelas.
(2) Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit
melalui jalur:
a. pelatihan struktural kepemimpinan;
b. pelatihan manajerial;
c. pelatihan teknis;
d. pelatihan ...
- 15 -
d. pelatihan fungsional;
e. pelatihan sosial kultural;
f. seminar / konferensi / sarasehan ;
g- workshop atau lokakarya ;
h. kursus;
i. penataran;
j - bimbingan teknis;
k. sosialisasi; dan / atau
1. jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk
Pelatihan Klasikal lainnya.
Pasal 17
(1) Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan melalui
kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran
praktik kerja dan / atau pembelajaran di luar kelas.
(2) Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan paling sedikit
melalui jalur:
a. coaching ;
b. mentoring ;
c. e-leaming ;
d. pelatihan jarakjauh;
e. detasering ( secondment ) ]
f. pembelajaran alam terbuka ( outbond) ;
g. patok banding ( benchmarking) ;
h. pertukaran antara PNS dengan pegawai
swasta / badan usaha milik negara / badan
usaha milik daerah ;
i. belajar mandiri ( self development ) ;
j. komunitas belajar ( community of practices) ;
k. bimbingan di tempat kerja;
l. magang / praktik kerja; dan
m. jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk
Pelatihan Nonklasikal lainnya.
Pasal 18 ...
- 16 -
Pasal 18
Bentuk dan jalur Pengembangan Kompetensi beserta
konversinya tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedua
Pelaksanaan dan Pembiayaan Pengembangan Kompetensi
Pasal 19
(1) Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi PNS dalam
bentuk pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 huruf a dilaksanakan untuk memenuhi
rencana strategis daerah , kebutuhan Standar
Kompetensi Jabatan dan pengembangan karier.
(2) Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui mekanisme Tugas Belajar / Ijin
Belajar sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati.
Pasal 20
(1) Pelaksanaan dan Pembiayaan Pengembangan
Kompetensi PNS dalam bentuk pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dapat
dilaksanakan oleh :
a. BKPSDM memfasilitasi penyelenggaraan dan
pembiayaan pelatihan daerah mencakup:
1. pelatihan struktural kepemimpinan ;
2. pelatihan manajerial;
3. pelatihan teknis;
4. pelatihan fungsional; dan
5. pelatihan sosial kultural.
b. Perangkat Daerah dapat melaksanakan bentuk
pelatihan mencakup:
1. Pelatihan klasikal, terdiri atas:
a) . seminar / konferensi / sarasehan;
b) . workshop atau lokakaiya;
c) . kursus . . .
- 17 -
c). kursus;
d) . penataran;
e) . bimbingan teknis;
f). sosialisasi; dan / atau
g) . jalur Pengembangan Kompetensi
dalam bentuk pelatihan klasikal
lainnya.
2. Pelatihan Nonklasikal, terdiri atas:
a). coaching;
b). mentoring;
c). e-leaming;
d) . pelatihan jarak jauh;
e) . detasering ( secondment);
f). pembelajaran alam terbuka
( outbond) , patok banding
-
( benchmarking ) ,
g) . pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta / badan usaha milik
negara / badan usaha milik daerah ,
belajar mandiri ( self development) ;
h) . komunitas belajar ( community of
practices) ;
i). bimbingan di tempat kerja;
j) . magang/ praktik kerja; dan
k) . jalur Pengembangan Kompetensi
dalam bentuk Pelatihan
Nonklasikal lainnya dengan waktu
tidak melebihi dari 3 (tiga) hari
penyelenggaraan kerja sama
dengan lembaga yang terakreditasi.
3. Pembiayaan ...
- 18 -
Pasal 21
(1) Pelaksanaan pelatihan oleh Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf
b dilaksanakan setelah mendapatkan rekomendasi
dari Tim Verifikasi Penyusun Kebutuhan dan
Rencana Pengembangan Kompetensi.
( 2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Kepala Perangkat Daerah kepada
Tim Verifikasi Penyusun Kebutuhan dan Rencana
Pengembangan Kompetensi melalui BKPSDM paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum
pelaksanaan.
(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan dokumen pendukung pelaksanaan
pengembangan kompetensi bentuk Pelatihan
Klasikal dan / atau Pelatihan Nonklasikal yang
dilakukan oleh Perangkat Daerah.
Bagian ...
- 19 -
Bagian Ketiga
Sasaran Pengembangan Kompetensi
Pasal 22
(1) Pengembangan Kompetensi melalui jalur pendidikan
adalah PNS di Lingkungan Pemerintah Daerah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati
Tangerang tentang Tugas belajar / Ijin belajar.
( 2) Pengembangan Kompetensi melalui jalur pelatihan
diperuntukkan bagi calon PNS dan PNS di
Lingkungan Pemerintah Daerah sebagaimana yang
dipersyaratkan oleh ketentuan Peraturan Perundang-
undangan dengan memperhatikan Rencana
Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Daerah.
BAB IV
PEMANFAATAN TEKNOLOGIINFORMASI
Pasal 23
(1) Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dapat
dilakukan dengan mempergunakan teknologi
informasi.
( 2 ) Dalam hal pelaksanaan Pengembangan Kompetensi,
Instansi Pemerintah dapat mengembangkan dan
menggunakan sistem informasi, aplikasi, dan sistem
pembelajaran dengan teknologi informasi ( e-leaming )
dan sebagainya baik yang dikembangkan mandiri
maupun dengan memakai aplikasi yang telah
dikembangkan oleh kementerian / lembaga.
BAB V ...
- 20 -
BABY
EVALUASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Evaluasi dan Pelaporan
Pasal 24
(1) Evaluasi Pengembangan Kompetensi dilaksanakan
untuk menilai kesesuaian antara kebutuhan
Kompetensi dengan Standar Kompetensi Jabatan dan
pengembangan karier.
(2) Evaluasi Pengembangan Kompetensi dilaksanakan
melalui mekanisme penilaian terhadap:
a. kesesuaian antara Rencana Pengembangan
Kompetensi dengan pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi; dan
b. kemanfaatan antara pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi terhadap peningkatan Kompetensi
dan peningkatan kinerja pegawai.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh:
a. Tim Verifikasi Penyusunan Kebutuhan dan
Rencana Pengembangan Kompetensi Daerah
terhadap pelaksanaan pengembangan kompetensi
seluruh calon PNS dan PNS di Lingkungan
Pemerintah Daerah untuk kemudian dilaporkan
kepada Bupati untuk disampaikan kepada
LAN / Kementerian / Instansi terkait.
b. Kepala Perangkat Daerah terhadap pelaksanaan
pengembangan kompetensi seluruh calon PNS
dan PNS di unit kerjanya masing- masing untuk
kemudian dilaporkan kepada Bupati melalui
Ketua Tim Verifikasi Penyusunan Kebutuhan dan
Rencana Pengembangan Kompetensi Daerah.
(4) Evaluasi . ..
- 21 -
Bagian Kedua
Sertifikasi
Pasal 25
(1) Keikutsertaan PNS dalam pendidikan dibuktikan
dengan Ijazah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bupati.
(2) Keikutsertaan calon PNS dan PNS dalam pelatihan
dibuktikan dengan surat tanda tamat pendidikan dan
pelatihan , sertifikat , piagam , surat keterangan , dan
surat lainnya sesuai dengan ketentuan .
(3) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) disajikan dalam sistem informasi kepegawaian
Daerah.
(4) Pelatihan yang diselenggarakan oleh Perangkat
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat 1
huruf a dapat dibuktikan dengan sertifikat dan surat
keterangan.
(5) Format sertifikat dan surat keterangan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Ketiga
Pelaporan
Pasal 26
(1) Pengelola Kepegawaian menyusun kartu kendali
pemenuhan 20 ( Dua Puluh ) JP Pengembangan
Kompetensi PNS setiap akhir tahun sebagai pelaporan
Pengembangan Kompetensi Perangkat Daerah.
(2) Format . . .
- 22 -
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
diundangkan.
Ditetapkan di Tigaraksa
pada tanggal 31 Desember 2021
P A 7 *
6UPA> GERANG ,
0}
Kg
*
o
v'-
J fiSKANDAR
Diundangkan di Tigaraksa
pada tanggal 31 Desember 2021
-
«*\
AERAH
ISNYMNGERANG,
( PB S f
V
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI TANGERANG
NOMOR 138 TAHUN 2021
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1 2 3 4 5
A. PENDIDIKAN
Pendidikan tinggi Proses belajar a. Dipersyaratkan Pemenuhan
jenjang diploma / untuk oleh Jabatan kualifikasi
S1 / S2 / S3 meningkatkan b. Diproyeksikan pendidikan dan
pengetahuan peningkatan Pengetahuan
dan keahlian karier / men dud sesuai dengan
PNS melalui uki Jabatan Standar
pendidikan yang lebih Kompetensi
tinggi formal tinggi. Jabatan ,
sesuai dengan pengembangan
ketentuan karier , dan
peraturan persyaratan
perundang Jabatan atau
undangan persyaratan
yang mengatur Untuk
mengenai menduduki
Tugas Jabatan yang
belajar / ijin lebih tinggi.
belajar bagi
PNS .
B. PELATIHAN
I. Klasikal
- 24 -
Ditambahkan
20 % (dua
Sesuai JP
Pelatihan puluh
5. JP program
fungsional persen) dari
pelatihan
JP program
pelatihan
- 36 -
Ditambahkan
20 % (dua
Sesuai JP
Pelatihan sosial puluh
6. JP program
kultural persen) dari
pelatihan
JP program
pelatihan
Satu hari Satu hari
Seminar / konferensi
setara setara
7. / sarasehan / sosialis Hari
dengan 4 dengan 6
asi
(empat) JP (enam ) JP
Satu hari Satu hari
Workshop/ setara setara
8. Hari
lokakarya dengan 5 dengan 7
(lima) JP (tujuh) JP
Sesuai JP Ditambahkan
program 20 % (dua
9. Kursus JP kursus puluh
persen ) dari
JP kursus
Sesuai JP Ditambahkan
program 20 % (dua
10. Penataran JP penataran puluh
persen) dari
JP penataran
Sesuai JP Ditambahkan
program 20 % (dua
bimbingan puluh
11 . Bimbingan teknis JP teknis persen ) dari
JP
bimbingan
teknis
b) . Non Klasikal
Konversi JP
No. Bentuk dan Jalur Satuan
Nasional Intemasional
Pertukaran antara 1 (satu ) 1 (satu ) kali
PNS dengan kali kegiatan
1. Kegiatan
pegawai kegiatan pertukaran
swasta / badan pertukara pegawai
- 37 -
• 1 (satu ) • 1 (satu )
kali kali
kegiata kegiatan
n coaching
coachin setara
g setara dengan 4
dengan (empat )
6. Mentoring Kegiatan 2 (dua) JP.
JP. Maksimal
Maksimal dihitung 2
dihitung 2 (dua) kali
(dua) kali dalam 1
dalam 1 (satu ) bulan .
(satu )
bulan .
1 (satu ) 1 (satu ) kali
kali kegiatan
kegiatan datasering
datasering ditambahkan
Detasering
7. Kegiatan setara 20% (dua
( secondment )
dengan 20 puluh
(dua persen) dari
puluh) JP JP program
datasering
Paling Paling tinggi
tinggi 1 1 (satu ) hari
(satu ) hari 4 (empat) JP
3 ( tiga) JP akses
8. E-leaming JP akses pembelajaran
pembelajar secara dalam
an secara jaringan
dalam
jaringan
- 39 -
Catatan :
a. Jalur Pengembangan Kompetensi lainnya mengacu pada jalur
Pengembangan Kompetensi yang memiliki karakteristik serupa.
b. Dasar pertimbangan penentuan jalur Pengembangan
Kompetensi yang memiliki karakter serupa dapat mencakup
kompetensi yang dikembangkan , tujuan program , kurikulum
dan / atau jumlah JP.
TANGERANG ,
^ AKI ISKANDAR
- 40 -
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI TANGERANG
NOMOR 138 TAHUN 2021
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
B. Format Sertifikat
LOGO
INSTANSI
SERTIFIKAT
—
Nomorc|. - diist sexual drngtm kade regtxtmsi alumni dan LAN / nomor sertifihxzt Lemhnga Ikrngelenggara lArlalthan |
pad a Jcegmtnn |.. . diist dr/igan program Pelatihan gang ddkuti.t Angkatan |...jUcn ada diisi dengan angjkn romawi..|
. Tahun \ ...didst dengan tahun
penyelcnggaraan...| yang dodrnggarakan oieh (.. . diisi nama Lembaga Pengelenggara Pelatihan. -} dnri langgai (...diisi tanggal , bulan
. .
dengan f ...diisi tanggal bulan tahun.. I di |... diist nama kata icmpaf J¥ia(i/ian dixelenggarakan.
'
— f sunpoi
selama { ...diisi dengan total toaktu fetngka dan
huruff Jam PeLajaran
diisi NAMA KOTA \ HurufKapital\. TANGGAL BULAN TAHUN PENANDATANGAHAN \ Huruf Kapitah .
diisi JABATAN YANG BERWENANG DIPENYELENGGARA PELATIHAN ( Hum/ Kapital ) .
"
3. Dst. .
-
rjmpun / ktlc inpak mata pelatiiiaia.
P
NGERANG ,
A . ZAKI ISKANDAR
- 43 -
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI TANGERANG
NOMOR 138 TAHUN 2021
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI NEGERI SIPIL
UNIT KERJA
Pendidikan Pelati
Pelatihan Pelati Pelati
JABATAN terakhir Pelati han Penat Bimbingan Sosialisasi
struktural han han Seminar / Workshop / Jumlah
No NAMA / NIP yang diakui han sosial kursus aran teknis
kepemimpi manaj fungsi sarasehan loka karya JP
Teknis kultu
nan erial onal
ral
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Penyusun SI Ilmu Implementa 20 JP
Teknis Pemerinta si Peraturan
Pelatihan han Perundang-
Hanafi
Fungsional Undangan
NIP...
Bagi ( 20 JP)
Aparatur
dan Non
- 45 -
Aparatur
3.3 KARTU KENDALI PEMENUHAN 20 JP PELATIHAN NON KLASIKAL DALAM SATU TAHUN
UNIT KERJA . ..
Pertuka
JABATAN Pendidik Pembelajar Patok Belajar Komu Bimbin
ran
an E- Pelatihan Detasering an alam banding mandi nitas gan di Jumlah
No NAMA / NIP Coaching Mentoring PNS
terakhir Learning Jarak Jauh ( secondment ) terbuka ( benchmark ri belajar tempat JP
antar
yang (out bond) ing ) keija
Swasta
diakui
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- 46 -
i
V\
\ O
A. ZAKI ISKANDAR