Putusan 1140 PDT.G 2022 Pa - SGM
Putusan 1140 PDT.G 2022 Pa - SGM
Nomor 1140/Pdt.G/2022/PA.Sgm
melawan
Syamsinar Rahim, S.E. binti Abd. Rahim Dg. Mone, umur 54 tahun,
tempat dan tanggal lahir Sungguminasa, 12
Agustus 1968, agama Islam, pekerjaan ibu
rumah tangga, pendidikan S1, tempat kediaman
Jalan Masjid Raya Nomor 81 (depan rental
mobil CV. Jasa Saudagar), RT 002, RW 003,
Kelurahan Tombolo, Kecamatan Somba Opu,
Kabupaten Gowa, sebagai Termohon
konvensi / Penggugat rekonvensi;
DUDUK PERKARA
DALAM KONVENSI
PERTIMBANGAN HUKUM
Dalam Konvensi
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah
sebagaimana telah diuraikan di atas;
Menimbang, bahwa oleh sebab pokok sengketa dalam perkara ini
adalah perceraian antara suami Isteri yang akad nikahnya dilangsungkan
secara agama Islam, yang hal ini termasuk dalam jenis perkara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 dan penjelasannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 Tahun
2009 jo Pasal 63 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019,
maka berdasarkan prinsip syariah perkara ini menjadi kompetensi absolut
pengadilan agama untuk memeriksa dan mengadilinya;
Menimbang, bahwa selama persidangan atas perkara ini
dilangsungkan, Pemohon dan Termohon hadir dipersidangan;
Menimbang, bahwa antara Pemohon dan Termohon telah diupayakan
untuk berdamai, baik dalam persidangan oleh Majelis Hakim maupun dalam
proses mediasi oleh Mediator yang telah ditunjuk, namun upaya perdamaian
tersebut tidak berhasil, dengan demikian telah terpenuhi ketentuan Pasal 82
ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة
ورحمة إن في ذلك آليات لقوم يتفكرون
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan saksing, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
واذا وجد التمكين المو جب للنفقة و لم ينفق حتى مضت مد ة صا رت ا لنفقة دينا فى
ذمته وال تسقط بىمضى الزمن
Artinya: Apabila isteri taat maka wajiblah suami memberi nafkah dan jika
suami tidak memberinya hingga lewat waktu, maka nafkah tersebut
menjadi hutang suami karena tanggungannya dan tidak gugur hutang
tersebut dengan lewatnya waktu;
Menimbang, bahwa dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1
tahun 1974 jo. Pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam (KHI) menerangkan
bahwa suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya;
Menimbang, bahwa selanjutnya berapa bulan Tergugat tidak
memberikan nafkah biaya hidup untuk Penggugat?;
Menimbang, bahwa dalam gugatan rekonvensi Penggugat tersebut,
Penggugat menuntut biaya nafkah selama 10 tahun tidak dinafkahi, namun
Penggugat tidak pula menjelaskan terhitung sejak tahun berapa sehingga
Terjemahnya:
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga
kali quru';
Menimbang, bahwa dalam Pasal 149 huruf b Kompilasi Hukum Islam
mengatur bahwa bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami
wajib memberi nafkah dan kiswah kepada bekas istri selama dalam iddah,
kecuali bekas istri telah dijatuhi talak ba'in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak
hamil. Hal mana ditegaskan kembali pada Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam
bahwa bekas istri berhak mendapat nafkah iddah dari bekas suaminya kecuali
bila ia nusyuz. Perihal nusyuznya istri juga disebutkan pada Pasal 80 ayat (7)
Kompilasi Hukum Islam bahwa kewajiban suami gugur apabila istri nusyuz;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan, Penggugat
tidak melakukan suatu perbuatan yang dapat dikualifikasi nusyuz. Oleh karena
itu, berdasar hukum apabila Penggugat berhak atas nafkah iddah;
Menimbang, bahwa sesuai syariat dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2)
ayat 228, Pasal 153 ayat (2) huruf b Kompilasi Hukum Islam menetapkan
pembebanan nafkah iddah adalah selama 3 kali suci atau sekurang-kurangnya
90 hari. Dengan demikian gugatan Penggugat untuk mendapatkan nafkah iddah
selama 3 (tiga) bulan juga telah berdasar hukum;
Menimbang, bahwa atas tuntutan Penggugat tersebut, Tergugat dalam
Terjemahnya:
“kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh
suaminya) mut’ah menurut yang ma’ruf sebagai suatu kewajiban bagi
orang-orang yang bertaqwa.”
Menimbang, bahwa syariat tentang mut’ah tersebut bersesuaian pula
dengan Pasal 149 huruf a Kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan “bilamana
perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib: a. memberikan mut'ah
yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas
istri tersebut qabla al dukhul.”
Menimbang, bahwa ketentuan yang sama ditegaskan pula pada Pasal
158 Kompilasi Hukum Islam bahwa mut’ah wajib diberikan oleh bekas suami
dengan syarat perceraian itu atas kehendak suami;
Menimbang, bahwa dari segenap pertimbangan-pertmbangan tersebut
di atas, Majelis Hakim menilai bahwa gugatan Penggugat tentang pemberian
mut’ah telah berdasar hukum sehingga patut dikabulkan dengan bentuk dan
jumlah sebagaimana akan dipertimbangkan selanjutnya;
Menimbang, bahwa sangatlah tidak wajar jika Tergugat dipaksakan
memberikan mut’ah berupa berupa 25 Gram emas kadar 90 berupa gelang
perhiasan, namun karena perkara perceraian ini diajukan oleh suami dan
dengan mempertimbangkan asas keadilan dan kepatutan terkait kemampuan
finansial Tergugat, demikian pula dipertimbangkan usia pernikahan yang telah
Ttd Ttd
Dwi Rezki Wahyuni, S.H.I., M.H. Mun'amah, S.H.I., M.H.
Ttd
Radiaty, S.H.I.
Panitera Pengganti,
Ttd
Musdalifah, SH., M.H.
Perincian biaya :
- Pendaftaran : Rp 30.000,00
- Proses : Rp 100.000,00
- Panggilan : Rp 450.000,00
- PNBP Panggailan : Rp 20.000,00
- Redaksi : Rp 10.000,00
- Meterai : Rp 10.000,00
Jumlah : Rp 620.000,00
(enam ratus dua puluh ribu rupiah)