Anda di halaman 1dari 26

SITA DAN PENYITAAN

Oleh : Dr. Drs. H. Samparaja Nompo, S.H.,M.H.,


( KPTA.BANDUNG 2022/2023 )

I. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB JURU SITA /


JURUSITA PENGGANTI .
(Ps. 103 (2) UU.NO.7/1989, DAN PS.8 KMA/055/SK/X/1996.) TTG TUGAS D
TANGGUNG JAWAB JURUSITA.

 PEMANGGILAN : - Dalam wilayah hukum ;


- Luar Wilayah hukum ;
- Luar Negeri ;
- Ghaib (Perceraian,Waris dll)
- Prodeo ;
 Pelayanan Sidang: - Tertib persidangan ;
- Keamanan sidang ;
- Jadwal sidang ;
- Dll. Kebutuhan Majelis ;
 Melakukan Pengumuman2 terkait perkara,
menyampaikan Surat teguran, Surat PBT. Dll.
 Melakukan Penyitaan dan membuat
BAP. SITA : Kep.MA.No.KMA/055/BK/XI/1966.
 Melakukan Eksekusi yg di Pimpin oleh Ketua
PA.dan membuat BAP. Eksekusi :
 Bertanggung Jawab :
- Kepada Ketua (Dalam Konteks Lembaga );
- Kepada Panitera (Dalam Konteks Administrasi) ;
- Kepada Ketua ( Tugas Eksekusi ) ;
- Kepada Ketua / Ketua Sidang(Tugas penyitaan);
1
- Kepada Ketua/ Ket.Sidang (Pgl, Pengumuman,
Teguran, dan PBT., dll .
 Permasalahan pemanggilan :
1. Pemanggilan dilaksanakan oleh pihak ketiga
sep. Tenaga honor, satpam dll.
2. Hari dan tanggal pelaksanakan panggilan sering
tidak ditulis ;
3. Panggilan lewat Lurah/Desa tdk didahului upaya
maksimal sebelumnya untuk mendapatkan
informasi dari org yg didalam rumah/tetangga;
4. Panggllan Pertama Tergugat tdk diberikan surat
Pgl kpd ybs tetapi duitnya diambil ;
5. Tidak cermat dalam penulisan kalimat dlm relas
panggilan :
- Pgl. Tdk mau ditanda tangani T. krn buta huruf;
- Panggilan tdk mau ditanda tangani Tergugat ;
-Pglan terhadap Tergugat sdh tdk ada dialamat
semula lagi ;
-Pglan T. yang ada di Lembaga Pemasyarakatan.
-Pglan T. utk memenuhi permintaan bantuan ;
II. PERAN JURU SITA .
1. Tanpa jurusita bekerja baik,Perkara tdk mungkin
terselesaikan dengan cepat,tepat dan benar/baik ;

2
2. Tanpa jurusita , hakim tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik , dan sebaliknya tanpa
perintah hakim maka jurusita tak ada kerjanya.
3. Pekerjaan jurusita tidak benar, maka hasil kerja
hakim juga tidah sah ;
4. Jika cara kerja juru sita tidak benar dan atau
melakukan perberbuatan tercelah,maka citra
Pengadilan rusak ,Sep :Apabila Pgl JS tdk sah, PBT.
yg tdk benar, Relas bantuan yg tidak dikirim
kembali dll.Maka akibatnya masyarakat/pencari
keadilan akan protes karena tdk puas ;
5. Jurusita sebagai pejabat di Peradilanyg strategis;
6. Dll .
III. SITA DAN MASALAHNYA :
A.Pengertian SITA :
Sita (Beslag: Belanda/ Beslah: Indo.), terdapat
beberapa pengertian , yaitu :
- Sita berarti : “Tindakan untuk menempatkan
harta kekayaan Tergugat secara paksa berada
kedalam penjagaan “ ( to take into custody the
property of a defendant “.(Merriam Webster’s,
Distionary of Law, 1996 :451 /H.A.Pert. yahya :
282).
-Sita Berarti:” Barang yang ditempatkan dalam
penjagaan“. Bisa BARANG SENGKETA,atau
BARANG PENGGUGAT/Tergugat,dan bisa pula

3
Barang Jaminan Utang (BJU). Barang Debitur
untuk dilelang (Executorial Verkoop)dll.
B. Permasalahan Sita :
1. Masih ada yg belum tahu membedakan Sita
Jaminan dengan sita lainnya ;
2. Tidak memperhatikan perintah sita yg ada dlm
Penetapan Sita, khususnya obyek yg akan disita;
3. Tdk mengecek obyek Sita atau tdk mengukur
obyek Sita,atau mengukur ttp tdk dimasukkan
dlm BA.Sita.
4. Memungut biaya honor Jurusita pada hal cukup
biaya perjalanan saja;
5. Menganggap bahwa pihak Sitersita mutlak
harus hadir saat penyitaan ;
6. Obyek sita tdk diumumkan dan tdk didaftar di
Kantor yg berwenang setelah diletakkan sita ;
7. Juru sita tdk menyerahkan segera BA.Sita
kepada Ketua/Majelis untuk dinyatakan sah
dan berharga.
8. Majelis hakim sebelum menyatakan sah dan
berharga ,BA. Sita tdk dievaluasi oleh Majelis ;
C. Tujuan Sita :
a. Agar Barang Harta Kekayaan Tergugat tidak
dipindahkan keorang lain (Jual beli,
Hibah,sewa, dsb .);
b. Tidak dibebani sewa menyewa atau
diagunkan pada pihak ketiga ;

4
c. Gugatan P. tdk hampa (Illusoir) pada saat
putusan dilaksanakan ;
d. Upaya penyitaan menghindari tindakan
iktikad buruk (bad faith) tergugat yg ingin
lepas dari tanggung jawab perdata (Civil
liability) yg mesti dipikulnya atas adanya
PMH. , atau wanprestasi;
e. Memberi kepastian atas keberadaan obyek
eksekusi setelah Putusan BHT.
C. MACAM- MACAM SITA :
Ada 4 Macam Sita , yaitu :
1. Revindicatoir Beslag/Revindicatie Beslag/ Sita
hak milik (226 HIR/260 RBg).
2. Conservatoir Beslag/Sita Jaminan(227 HIR/261
RBG.).
3. Eksecutoir Beslag/ Sita Eksekusi.(197HIR/208
RBG).
4. Marital Beslag/Sita Marital/sita gono gini (Ps.35-
36 UU.No.1/74, jo.Ps.823 RV.).
Ad.1. Revindicatoir Beslag/Revindicatie Beslag/ Sita
hak milik (226 HIR/260 RBg).
Sita ini ada kekhususan dibanding dengan CB :
 Hanya terbatas pada barang bergerak milik
Penggugat yg ada ditangan orang lain (Terggt);
 Barang itu berada ditangan org lain tanpa hak ;
 Permintaan diajukan oleh pemilik barang itu
sendiri agar dikembalikan kepadanya ;

5
URGENSI Revindikatoir Beslag (Ps. 1977 KUH.
Perd. Ayat 1 ) ,Menjelaskan:
 Barang siapa yg menguasai barang bergerak ,
dianggap sebagai pemilik yg sempurna atas
barang itu. Jadi penguasaannya sebagai bukti
pemilikan yg sempurna atas barang itu ,hal
mana sesuai yang diajarkan doktrin “Bezit geld
als volkomen title “ yang berarti : Penguasaan
atas barang bergerak dianggap sebagai bukti
pemilikan yg sempurna atas barang itu .kecuali
penguasaannya tanpa hak/title yang sah (Soder
Titel) Mis:Barang yg dirampas, dicuri,atau tipu
muslihat. Maka doktrin tersebut tdk mengikat
kpd yg memegangnya , hal ini dijelaskan dalam
Ps.1977(2) KUH.Perdt.: Barang siapa yang
kehilangan atau kecurian barang bergerak,
dalam jangka waktu tiga tahun terhitung sejak
hilang atau dicurinya barang itu, dapat
menuntut kembali barang itu sebagai miliknya
ditangan siapa barang itu ditemukan .
 Berdasarkan Doktrin tsb. Untuk menghindari
jatuhnya barang itu kpd pihak ketiga yg
berakibat barang itu dianggap miliknya, sangat
urgen meletakkan sita terhadapnya.
Alasan pokok Revindikatoir Beslag
1. Obyek sengketa adalah barang bergerak
(Ps.226(1) HIR/260 R.Bg/714 RV.)
6
2. Pemohon Sita adalah pemilik barang (melalui
proses pembuktian) .
3. Barang berada dibawah penguasaan Tergugat
tanpa hak berdasar jual beli maupun pinjam .
4. Menyebut dengan saksama Barang yg hendak
disita dalam surat permohonan.
TATACARA SITA REVINDICATOIR BESLAG(RB).
1. Ada permohonan Sita dan bayar biaya sita ;
2. Ada Surat Penetapan Sita dari Ketua PN/PA. yg
berisi perintah kpd Jurusita untuk melaksana
kan sita revindicatoir setelah permohonan
dikabulkan dgn menyebut satu persatu obyek
yg hendak disita(Lihat Lamp. 11).
3. Memberitahukan penyitaan kpd Tergugat/
Tersita, dengan menyebut :
- Jam/hari/tgl/th penyitaan;
- Menyebut barang YANG AKAN DISITA DAN
tempat OBYEK SITA ;
- Agar pemohon Sita menhadiri pelaks sita;
4. Juru sita dibantu 2 orang saksi ;
5. Jurusita membuat BA.sita tentang jalannya
penyitaan dan ditanda tangani bersama saksi2
dan lurah/ Kepala Desa setempat ;
6. Bawa keamanan jika diperlukan ;
7. Meletakkan barang sitaan ditempat semula/
sitersita untk barang tdk bergerak (Ps.197 ayat
9 HIR/211 Rbg );

7
8. Pada saat putusan akhir mengabulkan, maka
sita/RB dinyatakan sah d berharga,dan meme
rintahkan T. untuk menyerahkan barang sitaan
kepada P. karena Ps.226(7)HIR/260 Rbg
mengisyaratkan , bahwa :Amar Putusan sep.
itu telah bersifat serta merta sehingga dapat
dijalankan meskipun ada yg Banding dan
Kasasi, dengan alasan :* Barang itu milik P, yg
dikuasai T, tanpa hak dan dikuasai secara
melawan hukum.
Ad.2. Conservatoir Beslag/SJ. (227 HIR/261 RBG.).
1. Pengertian :
*Menyita barang milik T. untuk menjamin :
a. Pembayaran utang , dan diperluas pada
b.Tuntutan ganti rugi, baik yg timbul dari
wanprestasi (Ps.1243 jo.Ps.1247 KUH.Perdt)
berupa penggantian biaya, bunga dan
keuntungan yang akan diperoleh; maupun yg
timbul dari PMH berdasarkan Ps.1365
KUH.Perdt.
c. Sengketa hak milik, agar obyek sengketa
aman dari niat buruk T. untuk mengalihkan
nya kepihak ketiga / menjamin keutuhan dan
keberadaan obyek sengketa .
2. Obyek sita jaminan :
a. Dalam senketa milik terbatas atas barang
sengketa ;
8
-Tidak boleh melebihi obyek tersebut ;
-Pelanggaran atas prinsip itu , dianggap
penyalahgunaan wewenang(Abuse of
authority ).
b. Jamianan terhadap obyek dalam sengketa
utang atau ganti rugi .
jaminannya meliputi :
1. Seluruh harta kekayaan T. bergerak atau
tidak bergerak ,dengan memperhatikan prinsip
yg digariskan ps.197(8)HIR/211 RBG, khusus
ganti rugi dimulai dari harta bergerak, dan jika
tidak cukup baru harta tdk bergerak.
2. Jika perjanjian utang piutang, maka utang
piutang hanya dijamin dengan agunannya.
3. Tata Cara pelaksanaan CB :
Ps.227(3) HIR/261 RBG menjelaskan ttg
pelaksanaan CB, tatacaranya tunduk pada ketentuan
ps.197, 198, dan 199 HIR, yaitu : Bertitik tolak dari
Ps.226(3) HIR/260 RBg, maka untuk barang bergerak sama
dengan cara dan syarat pelaksanaan sita Revindicatoir,
mengikuti ketentuan ps.197/208 RBg.sedangkan untuk
barang/ obyek yg tidak bergerak harus mengikuti
ketentuan ps.198 HIR/209 RBg., yaitu mendaftarkan dan
mengumumkan BA.Penyitaan, diKantor Pendaftaran yg
berwenang untuk itu . Pada prinsipnya sama dengan tata

9
cara pelaksanaa CB dgn RB.yang membedakan adalah
pendaftarannya kepada yg berwenang .
Urutan kegiatan tata cara Pelaksanaan CB. sbb.:
1. Dilaksanakan berdasar Penetapan Ketua PN/PA.
*Dituangkan dlm S.Penetapan Ketua/K.Majelis
* Berisi perintah kepada Juru sita u. Menyita.
2. Dilaksanakan Juru Sita.
3. Memberitahukan kpd Tergugat/Sitersita
(Hari/Tgl/bulan/Th/jam/ Tempat penyitaan).
4. Juru Sita dibantu dua org saksi(Indentitas lengkap, WNI,
21 th, dapat dipercaya).
5. Pelaksanaan sita ditempat obyek .
6. Membuat BA.Sita, meliputi (Tgl/No.surat penetapan,
jam/tgl/ hari/ bulan/th penyitaan,Nama/ Pekerjaa d
tempat tinggal saksi, rincian satu persatu jenis barang,
penjelasan pembuatan BA.Sita didepan tersita jika hadir,
Penjelasan penjagaan barang sitaan kpd tersita, ditanda
tangani Juru Sita dan saksi).
7. Meletakkan barang Sitaan ditempat semula ;
8. Menyatakan sita sah dan berharga ;
9. Lebih lengkapnya perhatikan tatacara RB pula.
BEBERAPA PRINSIP CB.BARANG TDK BERGERAK SEBAGAI
BERIKUT :
1. Penjagaan CB. Barang tdk bergerak kpd (Sitersita/ demi
hukum) Ps.508 RV./197 (9)/209 Rbg.
2. Boleh dipakai tersita(Ps.508 RV) dengan syarat tdk
boleh berakibat pada turunnya nilai/harga barang
10
sitaan krn pemakaian, bila harganya turun, diancam
membayar ganti rugi dan bunga.
3. Hasil yg tumbuh setelah penyitaan, dianggap sebagai
barang yang melekat pada obyek, dan hasil tersebut
merupakan bagian yg harus dibayar pada P. bersama-
sama hasil penjualan lelang barang obyek sita Jaminan
(Ps.509 RV.).
4. Tidak boleh meletakkan sita terhadap obyek yg telah
disita sesuai asas : SAISES SUR SAISIE NE VAUT (Ps463
RV). Yang boleh hanya sita penyesuaian ;
5. Secara kasuistis pengabulan sita jaminan yg diminta
Pemohon sita dapat dibarengi perintah atau
persyaratan ,bahwa sita jaminan baru dilaksanakan
apabila Pemohon membayar : Biaya berupa jaminan,
serta kerugian dan bunga yang mungkin timbul akibat
penyitaan tersebut . Penyerahan jaminan tsb
bersamaan perintah penyitaan yang besarnya
ditentukan melalui sidang insidentil .
Ad.3. Eksecutorial Beslag/ Sita Eksekusi.
a. Pengertian :
EB : Adalah Sita yg diletakkan terhadap barang/
obyek yg tercantum dalam amar Putusan yang
BHT, karena barang/ obyek tersebut tdk dapat di
eksekusi secara lansung ttp harus melalui
pelelangan.
b. Tata cara Sita Eksekutorial.
1. Ada permohonan Eksekusi / sudah bayar ;

11
2. Memanggil T. untuk “Aanmaning” (Ps.197(1)
HIR/208 RBg.)
3. Setelah Aanmaning, tetap membangkan maka
paling lambat 8 hari sesudah Aanmaning,
Ketua mengeluarkan Penetapan berupa
perintah Sita Eksekusi;
4. Dimulai barang bergerak, kemudian barang yg
tidak bergerak kalau tidak mencukupi .
Catatan : Tdk boleh menyita hewan d perkakas
alat pencaharian kebutuhan sehari2.
5. Obyek sita tetap di sitersita ;
6. Juru Sita membuat BA.Sita dan ditanda tangani
bersama 2 orang saksi , dan disampaikan kpd si
Tersita d Kepala Desa/Lurah agar obyek tdk
dipindah tangankan;
7. Bisa minta bantuan keamanan ke Polisi;
8. Dsb .
Ad.4. Marital Beslag /Sita khusus harta bersama.
a. Pengertian .
Marital Beslag/Matrimonial Beslag/ Sita
Marital : Sita harta bersama yg diperoleh
selama dalam ikatan perkawinan.
b. Tujuan Sita harta bersama :
Membekukan harta bersama suami isteri
melalui penyitaan , agar tdk berpindak kpd
pihak ketiga selama proses perkara
perceraian berlangsung;

12
c. Tindakan pengamanan harta bersama,
Menurut Ps.823 RV. dapat melakukan
tindakan pengamanan , berupa meliputi :
 Penyegelan ;
 Pencatatan ;
 Penilaian harta bersama ;
 Penyitaan harta bersama ;
d. Sita harta bersama : diatur dalam( Ps.190
KUH.Perdt., Ps.24(2) huruf c. , PP.No.9/
1975; Ps.78 huruf c UU.No.7/1989.dan
Ps.823 RV.) ;
e. Lingkup Penerapan Sita Marital :
 Pada perkara perceraian ;
 Pada perkara pembagian harta bersama
itu sendiri setelah cerai ;
 Ada perbuatan salah satu suami isteri
yang membahayakan harta bersama.
(Baca: UU.No.1/1974, Jo.PP.No.9/75,
jo.ps.186 KUH.Perdt. /SEMA.NO.3 /1963,
ttg penyitaan) halmana , membolehkan
sita harta bersama diluar proses perkara,
dgn alasan harta bersama dlm keadaan
bahaya, yaitu : Ada tindakan Isteri/Suami
yang nyata-nyata memboroskan harta
bersama/ keutuhan harta bersama tsb.
f. Tatacara Sita Marital:

13
( Sama dgn CB(Sita Jaminan)/dan RB
sebagaimana tersebut diatas );

D. PRINSIP POKOK SITA :


1. Pelaksanaan Sita harus berdasarkan
Permohonan : ( Ps.226,227 HIR./ R.Bg /720 RV./
SEMA No.5 th 1975 ).Baik lisan dipersidangan
(Mondelinge procedure),atau tertulis : bisa
disatukan gugatan, bias surat tersendiri (Ps.227
(1) HIR/ RBG;
2. Permohonan Sita harus berdasarkan alasan :
Ps.227 HIR/720 RV. , meliputi :
 Ada kekhawatiran/ persangkaan bahwa obyek
akan digelapkan/diasingkan oleh T. yang
mana Kekhawatiran / persangkaan tersebut
didukun fakta/ petunjuk ttg adanya langkah2
T dlm upaya menggelapkan/ mengasingkan
obyek ;
* akan berakibat kerugian bagi P, jika obyek
tdk disita;
* Hakim berwenang menilai alasan sita dan
tanpa beralasan maka permohonan sita
ditolak ;
3. Pemohon Sita Wajib menunjuk obyek Sita :
4. Menyebut Rinci identitas (Jenis,letak,nama
pemilik, taksiran harga, jika rekening disebut
No.rek. dan nama pemiliknya d nama Bank serta
14
jumlah isi rekeningnya,jika Saham disebut nama
pemegang,jumlah d tempatnya terdaftar ; jika tdk
menyebut dianggap merupakan permintaan yang
kabur obyeknya ;
5. Permintaan sita dapat dilakukan selama dlm
proses persidangan, sebelum diputus, atau
selama putusan belum dieksekusi, bahkan boleh
pada proses Pengadilan Tingkat Banding, dan
Kasasi (Ps.227(1) HIR/ 260 R.Bg.).
6. Instansi yg berwenang memerintahkan Sita:
Ada 2 pendapat , yaitu :
1. Pendapat pertma , bahwa hanya Ketua PN/PA.
mutlak berwenang krn jabatannya,(Ps.197(1)
HIR/ RBG ,sedangkan PT/PTA, dan MA tdk
berwenang melainkan hanya mendapat
pengesahan d pernyataan sah dan berharga saja
olehnya ; Kalau sdh banding/ Kasasi baru
memohon sita maka diajukan ke PN/PA dengan
jalan menyampaikan penetapan dan BA.Sita dgn
permintaan agar sita tsb.dinyatakan sah d
berharga oleh PT/PTA. Dan MA.dalam
putusanya ;
2. PENDAPAT kedua , bahwa PT/PTA. Berwenang (Subekti).
dengan alas an Ps.227(1) HIR berbunyi :Bahwa :Sita
dapat diajukan selama perkara tersebut belum BHT.
(selama Proses Banding/Kasasi).
Kalau begitu, permintaan sita jaminan dalam surat
tersendiri yang berisi permohonan agar sita itu
dinyatakan sah dan berharga, tdk dpt ditafsirkan
15
sebagai : Tambahan materi pokok gugatan, ttp masih
tetap merupakan tambahan gugatan yang bersifat
assessor terhadap perkara pokok, oleh karena itu ,
permintaan sita tersebut tdk melanggar batas2
kejadian materi pokok gugatan semula. Jadi PT/PTA.
Berwenang memerintahkan sita berdasarkan
permintaan Penggugat, termasuk Sita yang ditolak/
tdk diminta di Peradilan Tingkat pertama.
7. Pengabulan sita harus berdasarkan pertimbangan
obyektif, yakni :
a. Alasannya urgen /milik Tergugat, berdasarkan
fakta/ ada indikasi ingin menggelapkan/
menghilangkan obyek/harta milik tersita ;
b. Cara memperoleh fakta, yaitu : melalui
pemeriksaan insidentil, dan atau melalui proses
pemeriksaan pokok perkara ;
8. Larangan menyita milik pihak ketiga, yakni :
Proses penyelesaian perkara tdk boleh
menimbulkan kerugian pihak ketiga yang tidak ikut
pihak dalam perkara, ini merupakan prinsif kontrak
partai (party contract) yg digariskan ps.1340
KUH.Perd. yg menegaskan : Perjanjian hanya
mengikat kepada para pihak yg membuatnya,
berlaku juga dalam proses penyelesaian
perkara .Jadi hanya meliputi harta tergugat,
sehingga juru sita diperintahkan meneliti obyek
(tanah)di BPN. Apa milik T ? kalau bukan, maka
dikeluarkan dari daftar sita ;

16
9. Penyitaan berdasarkan perkiraan nilai obyektif dan
proporsional , dalam arti tdk melebihi jumlah
tuntutan Penggugat ;
Cara menghindarinya :
- ……….Penyitaan hanya terbatas pada barang
sengketa
-Dalam sengketa utang, sita hanya terbatas pada
barang tertentu / barang jaminan;
-Sita dilakukan terhadap semua harta kekayaan
Tergugat sampai terpenuhi jumlah tuntutan
(Ps.1131 KUH.Perdt.): Bahwa semua harta
debitur menjadi jaminan pelunasan utangnya ;
-Apabila terjadi pelampauan obyek sita maka
segera dikeluarkan pengangkatan sita terhadap
obyek selebihnya;
10. Mendahulukan Penyitaan Barang
bergerak .
-Pembayaran pelunasan utang : berdasarkan
perjanjian kredit .
-Tuntutan ganti rugi : berdasarkan Wanprestasi
atau PMH .
Permitaan penyitaan terhadap harta T. untuk
pelunasan utang/ Ganti rugi penyitaan dimulai
harta / barang bergerak T., kecuali : Tdk ada
dijumpai barang bergerak Tergugat, dan atau
17
perjanjian kredit dijamin agunan tertentu(227
Ayat 1 HIR/720 RV.)‘.
11. Dilarang menyita barang tertentu
( Hewan d Perkakas), yakni: yang
sungguh2 digunakan sebagai alat pencari
nafkah sehari-hari.(Ps.197(8) HIR/212 RBG
). Sarana jasa atau produksi tdk termasuk,
sep. mobil angkutan, hewan sewaan ;
12.Penjagaan Sita tidak boleh diserahkan
kepada P.
Ps.197(9)/212 RBg. /SEMA No.5/1975: Penjagaan
barang sitaan tetap ditangan Tersita/tergugat, yang
meliputi :
a. Penjagaan sita atas barang bergerak , yaitu :
oleh siTersita , dan atau dibawa ketempat
penyimpanan yg patut , dan dicatat dalam
BA.Sita ;
b. Kalau yg disita berupa uang di PN/PA,yaitu:
- Dicatat di BA.Sita :jumlah total keseluruhan,
Jenis takaran(lembarannya) d no.Serinya masing-
masing lembar .
-Kalau yang disita berupa uang di Rekening /
Deposito /obligasi/saham atau surat berharga
lainnya, maka : di Blokir dan Dicatat di BA.Sita
Yaitu: Nama Pemiliknya, Nomor rekening /no.
18
Serinya, jumlah/nilainya, Bank tempatnya
ditabun/ dideposito,dan ditempat mana
saham atau obligasi itu disita;
-Uang yang disita : Dilarang untuk dipakai,
barang sitaan yang boleh dipakai adalah
barang yg tidak berakibat habis sep. :
Rumah ,Kursi, Tempat tidur dll.
-Penyitaan tidak mengurangi penguasaan dan
kegiatan usaha, Sep.Toko, Pabrik , kebun dsb.
 Kekuatan Mengikat Sita sejak diumumkan .
Ps.198,199 HIR/214 RBg.jo.SEMA No.5/1975,
Setiap penyitaan (Barang tidak bergerak)
didaftarkan atau dicatatkan pada Badan
pertanahan(tanah)sesuai PP No.10/1961 yg telah
dirubah dengan PP.No.24 /1997, atau kalau Kapal
didaftarkan ke Kantor Syahbandar sesuai Ps.315
KUHD, dsb, obyek yg belum didaftarkan
keabsahan dan kekuatan formilnya hanya
mengkat pihak yg bersengketa, ttp belum
mengikat pihak ketiga, sehingga pihak ketiga yg
beritikad baik memperoleh barang itu dari
sitersita , harus dilindungi;
Cara Pengumuman:
- Mendaftarkan salinan BA.Sitanya ;ke
BPN(tanah),keKant. Syahbandar(Kapal/Pesawat
Ke Kantor Pendaftaran Fidusia( Barang Jaminan
19
Fidusia), ke Kantor Desa /letter C ( Tanah yg
belum bersertifikat);
- Menyebut Jam, hari , bulan dan tahun
pendaftaran ;
- Juru Sita memerintahkan Pejabat pendaftaran
melakukan pengumuman dengan cara, Yaitu :*
Pengumuman tertulis :
 Menyebut No./Tgl/penetapan
perintah Sita ;
 Menyebut Identitas pemohon Sita
d Tersita ;
 Menyebut dalam perkara apa ;
 Pengumuman menurut
kebiasaan/ditempat umum;
-Tujuan Pengumuman Sita :
* Agar diketahui oleh umum /pihak ketiga
sehingga secara formil telah terpenuhi asas Publisitas atas
sita tersebut, sehingga pihak yang berkeberatan dapat
mengajukan upaya Derden Verzet .karena sita tidak
melenyapkan hak pihak ketiga(Ps.195(1) HIR/….R.Bg).
Hanya saja pihak ketiga tidak boleh melakukan transaksi
setelah pengumuman secara resmi atas obyek sitaan
(Memindahkan,membebani atau mengagunkan,
menyewakan) ;
 Dilarang memindahkan /membebani barang
sitaan .setelah ada pengumuman;

20
Ps.199,200 HIR/214,215 Rbg., kekuatan mengikat
sita jaminan meliputi : Pihak yg berperkara, dan
pihak ketiga ;
Larangan tersebut jika dilanggar berakibat hukum
, yaitu :
1. Perjanjian transaksi dinyatakan batal demi hukum
(Null and Void ), namun Yurisprudensi MA.
No.3152K/Pdt/1989 ,25-6-1966, yg melindungi
pembeli barang Sita, dengan pertimbangan berdasar
ps.1499 KUHPerd. Dan rasa keadilan , pembeli yg
beriktikad baik , mempunyai hak untuk memperoleh
ganti rugi dari penjual sebesar harga pembelian
barang ditambah bunga 18 % pertahun terhitung sejak
gugat didaftarkan ;
2. Pihak ketiga tdk ada upaya Derden Verzet untuk
mempertahankan kepemilikan atas perolehan barang
yg disita dan telah diumumkan ;
3. Dari segi pidana , tindakan itu dianggap melanggar
delik ps.231 KUHP, diancam pidana penjara maksimal
4 th , dan dalam ps 231 (3) diancam pidana penjara
maksimal 5 tahun .
BEBERAPA CATATAN :
1. Panggilan /PBT. :
a. Dalam wilayah Hukum : Bertemu langsung(resmi)
disampaikan 3 hari sebelum hari sidang(patut), tidak
ketemu lewat Lurah/Kades, tdk boleh dititip pada ahli
waris.
21
b. Luar wilayah : Ada permintaan bantuan ke
PA.setempat(Baca : Sema no.6/2014 ).
c. Luar Negeri : Dulu lewat DirJer Protokol dan Konsuler
Deplu,tembusan ke Duta Besar RI. Di Negara ybs., sekarang
: Berdasarkan Kesepakatan (Menlu dan MA.RI) tanggal 10
September 2018, melalui prosedur baru: Yaitu
Permohonan bantuan Rogatori Internasional (Letter of
rogatori) melalui MA/Kepaniteraan MA.RI. dengan
menerjemahkan lebih dahulu kebahasa Negara Ybs. Yang
meliputi: Surat Pengantar,Surat Panggilan, surat gugatan
/atau PBT dan isi putusan hakim.
d. Panggilan Ghaib/Ghaibah : Perkara Perdata kebendaan/
umum : Melalui papan pengumuman di PA/Pemda
setempat atau masmedia . Perkara Perceraian : Panggil 2
x ,Panggilan I untuk 4 bulan kedepan sejak tanggal
ditetapkan hari sidangnya, Panggilan ke II : 1 bulan setelah
panggilan I untuk 3 bulan kedepan ;

2. Pgl, PBT, tidak boleh disampaikan pada :


a. Hari libur (minggu, hari libur Nasional,malam hari
harus izin Ketua dan ybs. Tdk keberatan dll);
b. Isteri/ suami, orang tua, anak , saudara dll. Selain
yang bersangkutan )
c. Kalau Kuasa Advokat tdk boleh dipanggil di
rumahnya, tetapi di Kantornya .
3. Sita tidak boleh dilakukan oleh Wapan ;
4. Tidak boleh ada honor bagi jurusita dan saksi yg ditunjuk
dari Kantor Pengadilan ;
22
5. Menganggap bahwa sita mutlak harus dihadiri oleh
sitersita ;
6. Penyitaan obyek tdk segera diumumkan dan didaftarkan
pada instansi yg berwenang ;
7. BAP. Sita tdk diserahkan segera kepada KPA/ Majelis
hakim untuk dinyatakan sah dan berharga ;
8. Obyek sita yg ditolak karena alasan tdk ada tanda-tanda
akan mengalihkan, namun ternyata dialihkan ;
BEBERAPA PERMASALAHAN EKSEKUSI
1. Panitera kurang percaya diri dan kurang menguasai
sepenuhnya ttg Eksekusi dan kurang mengerti isi
putusan ;
2. KPA. Tdk memantau pelk. Eksekusi di lapangan ;
3. Panitera/ Jrst. Dlm Eksekusi tdk berkemunikasi dgn
KPA. Khususnya jika ada kendala ;
4. BA. Eksekusi tdk jelas, khususnya , khususnya
pembagian masing-masing pihak, luas dan batas-
batasnya ;
5. Panitera/ Jrst. Menerima tawaran sepihak u/ menunda
Eksekusi u/ upaya damai ;
6. Biaya pengamanan yg terlalu tinggi yg tdk sebanding
dgn nilai obyek ;
Demikian beberapa pokok2 penting dalam
pelaksanaan Sita dan Eksekusi terhadap harta karena
sengketa hak milik, karena akan menjadi jaminan, atau
karena demi keamanan harta itu sendiri , semoga

23
bermanfaat , terutama dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari dilapangan/ Daerah tugasnya. Amin .
PTA.Makassar,28 Februari 2012,.
Pemateri,

Drs.H. Samparaja Nompo, S.H,.M.H.,

CATATAN :
-Panggilan bisa waktu sore /malam dengan seizin Ketua,
mis: Ybs. PNS. Dan selalu pulang malam ;
- Panggilan lewat lurah dirumah tanpa stempel dlm kasus2
tertentu dpt dibenarkan asalkan dicatat pertimbangannya
dlm relas panggilan , meski pada azasnya harus diKantor d
distempel ;
-Tidak bertempat tinggal lagi disitu, perlu diperjelas dimana
bertempat tinggal ,kalau jelas dipanggil dialamat barunya;
-Tidak mau tanda tangan, apa karena buta huruf , marah/
jengkel dll.
-Memanggil orang gila, anak, lewat wali/ pengampunya ,
tuli lewat anaknya/isterinya saudaranya , kuasa lewat
kuasanya ;
-Pihak-pihak meminta agar majelis memanggil saksi,
dipanggil lewat majelis dan dicatat dalam BAP ;

24
-Jurusita setelah memanggil menyerahkan kepada Majelis
setelah dicatat dalam buku control panggilan
Jurusita .kolomnya terdiri : No., Nama yang dipanggil, Tgl
Instrumen, Tgl. Mengambil uang, Tgl Melaksanakan
panggilan, Bertemu/Tidak bertemu, Alasan tdk bertemu,
Tgl.Lapor(Majelis/Panitera), Keterangan /T.Tangan .
-Panggilan difarap Panitera sebelum jurusita ke lapangan ;
-Panggilan bantuan harus dikirim pos/Tiki , tdk boleh dititip
;
-Panggilan /PBT. :
e. Dalam wilayah Hukum : Bertemu langsung(resmi)
disampaikan 3 hari sebelum hari sidang(patut), tidak
ketemu lewat Lurah/Kades, tdk boleh dititip pada ahli
waris.
f. Luar wilayah : Ada permintaan bantuan ke
PA.setempat(Baca : Sema no.6/2014 ).
g. Luar Negeri : Duli lewat DirJer Protokol dan Konsuler
Deplu,tembusan ke Duta Besar RI. Di Negara ybs., sekarang
: Berdasarkan Kesepakatan (Menlu dan MA.RI) tanggal 10
September 2018, melalui prosedur baru: Yaitu
Permohonan bantuan Rogatori Internasional (Letter of
rogatori) melalui MA/Kepaniteraan MA.RI. dengan
menerjemahkan lebih dahulu kebahasa Negara Ybs. Yang
meliputi: Surat Pengantar,Surat Panggilan, surat gugatan
/atau PBT dan isi putusan hakim.
h. Panggilan Ghaib/Ghaibah : Perkara Perdata kebendaan/
umum : Melalui papan pengumuman di PA/Pemda
25
setempat atau masmedia . Perkara Perceraian : Panggil 2
x ,Panggilan I untuk 4 bulan kedepan sejak tanggal
ditetapkan hari sidangnya, Panggilan ke II : 1 bulan setelah
panggilan I untuk 3 bulan kedepan ;

26

Anda mungkin juga menyukai