Anc Dan Vaksin

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Latar belakang

Pemerintah telah menetapkan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemic. Pandemi
COVID-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia dan berdampak terhadap sistem kesehatan Indonesia yang terlihat dari penurunan kinerja
pada beberapa program kesehatan. Sementara itu, tingkat kerentanan masyarakat semakin
meningkat yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protocol
kesehatan. Tanpa intervensi kesehatan masyarakat yang cepat dan tepat, diperkirakan kasus COVID-
19 akan meningkat. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi
penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi. Puskesmas Jagir
melakukan kegiatan vaksinasi rutin di beberapa mall surabaya, salah satunya Royal Plaza.

Mekanisme pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dimulai dari pendaftaran dan verifikasi data.
Selanjutnya, calon penerima vaksin dilakukan skrining dengan anamnesa, pemeriksaan fisik
sederhana, dan edukasi vaksinasi COVID-19. Jika penerima vaksin lolos skrining, maka dilakukan
pemberian vaksin sesuai dosis yang dianjurkan. Petugas menginstruksikan penerima vaksin untuk
menunggu 15-30 menit (antisipasi jika terjadi KIPI). Kemudian, jika aman diakhiri dengan edukasi
penerbitan sertifikat vaksin dan pentingnya tetap menjaga protokol kesehatan untuk mencegah
COVID-19..

Pentingnya pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah mencegah adanya Angka Kematian Ibu (AKI)
yang meningkat yang diakibatkan oleh ketidakpatuhan sehingga tidak dapat diketahuinya berbagai
macam kehamilan risiko tinggi yang berakibat pada komplikasi yang tidak segera dapat diatasi. ANC
merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil penting untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi. Pemanfaatan pelayanan ANC oleh ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan. Hal ini akan menyulitkan tenaga kesehatan dalam
melakukan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap
faktor risiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani. Oleh karena itu, penting untuk
melakukan kegiatan ANC pada ibu hamil sesuai pedoman yang dianjurkan.

Gambaran pelaksaan ANC di poli KIA adalah sebagai berikut:

- Melengkapi riwayat medis, berupa identitas, HPHT, riwayat kehamilan sekarang, riwayat obstetri
sebelumnya, riwayat kontrasepsi, riwayat medis lainnya, serta riwayat sosial ekonomi

- Melengkapi pemeriksaan fisik, berupa TTV, B, TB, LILA, wajah (edema/pucat), status generalis,
meliputi: meliputi:

kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara (apakah terdapat
benjolan, bekas operasi di daerah areola, bagaimana kondisi puting), abdomen (terutama bekas
operasi terkait uterus), tulang belakang, ekstremitas (edema, varises, refleks patella), serta
kebersihan kulit.

- Melakukan pemeriksaan fisik obstetri: Leopold I-III, TFU, DJJ

- Melakukan pemeriksaan penunjang: Hb, golongan darah ABO dan rhesus, Test HIV, sifilis, hepatitis
B, rapid test, GDA, hingga USG

- Memberikan suplemen: Fe segera setelah mual/muntah berkurang dan asam folat 1x1 segera
selama kehamilan, kalsium
- Memberikan vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td) atau tidak tahu status
imunisasinya

- Memberikan KIE untuk memastikan ibu memahami hal-hal seperti: persiapan persalinan,
pentingnya peran pasangan, tanda bahaya yang perlu diwaspadai, program KB, peningkatan
konsumsi makanan dari menu seimbang

- Melakukan rujukan jika ada kondisi diluar kehamilan normal.

- Mengisi buku KIA ibu dan RM pasien

Anda mungkin juga menyukai