Anda di halaman 1dari 1

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human

Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan
penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai
macam penyakit lain yang disebut dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Orang yang
telah di diagnosa terinfeksi positif oleh virus HIV dan AIDS maka orang tersebut disebut dengan
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki
tingkat prevalensi HIV/AIDS yang cukup tinggi. Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari
tahun ke tahun cenderung meningkat. Penyakit HIV/AIDS menimbulkan masalah yang cukup luas
pada individu yang terinfeksi HIV/AIDS yaitu meliputi masalah fisik, sosial dan masalah emosional.
Oleh karena itu pentingnya tracing penyakit HIV/AIDS untuk memutus penularan dan menurunkan
prevalensinya.

Skrining HIV/AIDS pasien berisiko di Poli Umum Puskesmas Jagir

Sdr. A/ 30 tahun/ ODP HIV dengan hasil TPHA dari PMI reaktif

- Pasien datang dengan membawa hasil laboratorium dari PMI dengan hasil TPHA reaktif dan
menanyakan pengobatan.

- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

- Melakukan screening pemeriksaan VCT

- Setelah hasil keluar, hasil VCT non reaktif

- Melakukan KIE mengenai penyakit, rencana terapi, dan evaluasi terapi/ kontrol secara klinis dan
serologi.

- Edukasi pasangan seksual untuk dilakukan pemeriksaan dan diobati.

- Edukasi untuk mengulang test VCT 3 bulan.

Pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan yang penting dalam rangka kewaspadaan gizi bayi
dan balita. Tujuannya adalah mencegah bertambah buruknya keadaan gizi, mempertahankan
keadaan gizi yang baik dan meningkatkan keadaan gizi. Jika kegiatan ini terlaksana dengan baik,
maka maka penurunan prevalensi stunting, wasting dan underweight dapat segera terwujud. Salah
satu penyebab masalah gizi dan kesehatan pada masyarakat adalah kurang berfungsinya lembaga-
lembaga sosial di masyarakat seperti posyandu. Posyandu mempunyai peranan penting sebagai
kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang anak. Posyandu merupakan strategi
yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak dalam kandungan sampai usia balita dan
untuk membina tumbuh kembang anak secara optimal baik fisik maupun mental.

Kegiatan ini berlangsung dengan pemberdayaan kader kesehatan dalam deteksi dini stunting serta
stimulasi tumbuh kembang pada anak. Sasaran pada kegiatan ini adalah anak-anak yang mengikuti
posyandu di 2 wilayah berbeda dengan jumlah masing-masing 30 dan 20 orang bayi/ balita. Anak-
anak dilakukan penimbangan BB dan pengukuran TB oleh kader kemudian hasil pengukuran dicatat
di KMS anak di buku KIA. Selanjutnya menilai dan mengevaluasi apakah BB, TB anak sesuai dengan
grafik normal atau tidak. Jika tidak dilakukan evaluasi, pemecahan masalah, KIE mengenai pola
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selanjutnya melakukan pembagian obat cacing dan
makanan sehat. Dari pelaksanaan kegiatan ini tidak didapatkan anak yang terjaring stunting, 2 anak
dengan timbangan bawah garis merah (BGM), dan lainnya dengan TB BB normal.

Anda mungkin juga menyukai