Anda di halaman 1dari 7

MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG ASPEK SOSIAL

ODHA DAN OHIDHA

TUGAS KELOMPOK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Program Penanggulangan HIV/AIDS

Dosen Pengampu :
Farid Setyo Nugroho, S.K.M., M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 2 / Kelas Alih Jenis
1. Fatimah Rycha NIM
2. Aldhila Liantika Maharani NIM 2351700005
3. Ary Sukmawati NIM
4. Jadi Rahmanto NIM 2351700009
5. Rizki Setya Dwiyana NIM 2351700007
6. Dessya Rahma Savitri NIM 2351700077
7. Zayyan Alifia Putri NIM 2351700037
8. Banowati Sekar NIM
9. Ambar Setyowati NIM
10. Heru Hermawan NIM
11. Yaqub NIM
12. Eka Wibi Wicaksono NIM

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2023/2024
MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG ASPEK SOSIAL ODHA DAN OHIDHA

1. Pengertian ODHA
ODHA merupakan sebutan bagi orang telah terinfeksi HIV/AIDS.
ODHA dijelaskan sebagai orang positif HIV yang dinyatakan mengidap AIDS
saat menunjukan gejala atau penyakit tertentu akibat penurunan daya imun tubuh yang
disebabkan virus HIV atau Ketika dilakukan tes darah menunjukkan jumlah sel CD4
<200/mm3 (Departemen kesehatan RI 2006)
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih sehingga dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Sel darah putih sangat diperlukan untuk
sistem kekebalan tubuh tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit tubuh kita
tidak memiliki pelindung. Apabila seseorang telah dinyatakan mengidap HIV/AIDS maka
bukan hanya fisik yang menurun, namun juga psikis dan sosialnya turut terpengaruh.
Secara fisik, ODHA akan menjadi sangat mudah terserang penyakit karena
turunnya kekebalan dalam tubuhnya. Nafsu makan ODHA semakin berkurang sehingga
rentan kehilangan berat badan yang drastis yang akan sangat merubah penampilannya.
Selain itu, menurunnya kondisi fisik tersebut juga akan berpengaruh terhadap penurunan
produktifitas ODHA dalam kesehariannya.
Secara psikis, ODHA dapat melakukan stigma negatif terhadap dirinya sendiri.
HIV dan AIDS masih memiliki citra yang menakutkan di kalangan masyarakat khususnya
pada ODHA sendiri, selain karena faktor cara penularannya, AIDS dianggap sebagai
suatu vonis hukuman mati. Orang yang pertama kali terdiagnosis HIV dan AIDS
seringkali merasa depresi, takut, gundah dan putus asa. Selain itu ODHA akan merasa
terasingkan, menganggap orang lain akan menjauhi dirinya karena mengidap penyakit
yang ditakuti oleh banyak orang.
Secara sosial, ODHA cenderung mendapatkan hukuman sosial atau stigma negatif
oleh masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya tindakan-tindakan pengasingan,
penolakan, diskriminasi, dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV,
diwajibkannya uji coba HIV untuk mendapatkan pekerjaan atau pendidikan, dan
penerapan karantina terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV.
ODHA sering dihubungkan dengan perilaku negatif homoseksualitas, biseksualitas,
pelacuran, dan penggunaan narkoba melalui suntikan. Padahal bisa saja ODHA sama
sekali tidak tertular melalui perilaku negatif tersebut melainkan dari transfusi darah atau
tertular dari pasangannya. ODHA cenderung memiliki kondisi yang tidak berdaya baik
dari segi fisik, psikis dan sosial.
Dengan menurunnya kondisi fisik, psikis dan sosial tersebut tentu akan berpengaruh
terhadap kualitas hidupnya. Oleh karena itu, ODHA akan membutuhkan pihak-pihak
yang mendampinginya dan memberikan dukungan sosial dalam menghadapi peyakitnya.
Situasi ini membutuhkan peran pendamping untuk membantu ODHA mengembalikan
kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
2. Pengertian OHIDHA
OHIDHA Istilah ini merupakan kependekan dari Orang Hidup Dengan HIV/AIDS.
Ini termasuk ODHA (yang terinfeksi oleh HIV) dan yang tersentuh (keluarga, teman-
teman, pasangan dsb).
OHIDHA singkatan dari Orang Hidup Dengan HIV/AIDS adalah orang, badan, atau
anggota keluarga yang hidup Bersama dengan ODHA dan memberikan perhatian kepada
mereka.
Stigma Masyarakat mengenai ODHA dan OHIDHA :
Dampak stigma yang masih kuat di Masyarakat pada akhirnya akan menyebabkan
perubahan mengenai bagaimana seseorang dipandang oleh orang lain seperti :
1. Penolakan sosial atau penurunan penerimaan dalam interaksi sosial
2. Keterbatasan/kehilangan kesempatan seperti misalnya tempat tinggal, pekerjaan,
akses terhadap pelayanan Kesehatan
3. Perasaan malu dan benci terhadap diri sendiri
4. Menurunkan kualitas hidup seseorang
5. Meningkatkan diskriminasi
6. Menambah beban ganda keluarga
7. Dapat menghambat Upaya pencegahan dan perawatan.
3. Pelayanan Kesehatan HIV/AIDS PUSKESMAS
Pelayanan Kesehatan HIV/AIDS pada Puskesmas bahwa Pelayanan Kesehatan terkait
dengan HIV/AIDS ada 2 macam yaitu pelayanan UKM dan pelayanan UKP.
a. Pelayanan UKM
UKM atau biasa disebut dengan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Kegiatan Kesehatan Masyarakat (UKM) pada pelayanan puskesmas meliputi antara lain:
1. Edukasi HIV/AIDS ke beberapa sasaran terutama pada kelompok rentang yang
berisiko tinggi HIV
2. Melaksanakan edukasi kepada Masyarakat terutama ibu hamil untuk melakukan
ANC terpadu diusia kehamilan trisemster 1 untuk mendeteksi dini.
3. Pelayanan skrining HIV (VCT) Puskesmas mengadakan secara mandiri dan bekerja
sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
4. Kegiatan mobile tes HIV dan IMS di tempat khusus seperti hotspot umum, Rumah
Tahanan / Lapas dengan sasaran populasi kunci seperti Wanita Penjaja Seks (WPS),
Waria, Lelaki Suka Lelaki (LSL), Homoseksual, Pengguna Narkoba Suntik
(Penasun), Warga Binaan Permasyarakatan (WBP).
5. Pemantauan pengobatan pasien HIV (Lost to Follow Up). Pasien HIV dilakukan
rutin oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) dan Kader yang telah disetujui oleh desa
setempat. Kegiatan yang dilakukan berupa kunjungan rumah ke pasien terutama
untuk kasus pasien yang berhenti berobat. Data diperoleh dari kunjungan rutin
pasien ke klinik VCT yang tersedia di Puskesmas. Jika pasien yang dijadwalkan
rutin untuk dilakukan pengobatan ARV dan tidak datang serta tidak melakukan
konsultasi setiap bulannya akan dilakukan pemantauan langsung ke rumah pasien
dengan pendampingan dari Tenaga Kesehatan (Nakes) dan Kader.
b. Pelayanan UKP
UKP atau biasa disebut dengan Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya Kesehatan Perorangan dilakukan dilingkup Puskesmas dan dilakukan oleh tenaga
kesehatan (Nakes). Upaya Kesehatan Perorangan dilakukan dengan tata laksana yang
bertahap antara lain :
1. Layanan Klinik VCT
Petugas Kesehatan melakukan konseling pra Tes HIV
- Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan formular yang telah tersedia
- Memotifasi pasien yang akan melakukan tes HIV
- Mempersiapkan mental emosional pasien pada saat menerima hasil tes HIV
- Menyampaikan jaminan kerahasiaan (konfidensialitas) yaitu hanya pasien dan
petugas yang berkepetingan yang mengetahui hasil tes tersebut.
Petugas melakukan Tes HIV
- Melakukan identifikasi identitas pasien
- Mengambil darah darah pasien sesuai dengan SPO dan akan dilakukan
pemeriksaan di laboratorium milik Puskesmas setempat
- Mencatat hasil tes HIV dan sesuai dengan nomor identifikasi pasien
- Menjaga kerahasiaan hasil tes HIV
Petugas melakukan konseling Pasca Tes HIV
- Melakukan identifikasi identitas pasien
- Menyampikan hasil tes laboratorium kepada pasien
- Meyakinkan bahwa pasien mengerti akan hasil tes HIV tersebut
- Membantu pasien untuk mengatasi emosi yang timbul karena hasil tes yang
positif
- Memberikan fasilitas untuk mendapatkan layanan pengobatan ARV
- Mencatat dan melaporkan ke Dinas Kesehatan dengan Mengisi aplikasi SIHA
(Sistem Informasi HIV/AIDS).

Bagan Alur pelayanan HIV di Fasyankes Menurut Permenkes No.23 Tahun 2022
4. HAK DAN KEWAJIBAN ODHA

-HAK ODHIV menurut Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 3 Tahun 2023
tentang Penganggulangan HIV-AIDS.
Setiap ODHIV dan/atau ADHA berhak:
a) Hak untuk mendapat akses pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan;
b) Hak untuk mendapatkan layanan dan informasi sesuai dengan keadaan mengenai status
kesehatannya dan meberikan persetujuan (informed consent)
c) Hak menjaga kerahasiaan status HIV dan AIDS untuk menghindari perlakuan tidak
menyenangkan, Diskriminasi, atau Stigmatisasi
d) Hak untuk dilindungi hak sipilnya serta bebas dari Diskriminasi dan Stigmatisasi.

-Kewajiban ODHIV menurut Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 3 Tahun 2023
tentang Penganggulangan HIV-AIDS.
Setiap ODHIV dan/atau ADHA berkewajiban:
a) Menerikan informasi yang jelas dan benar kepada orang yang memerlukannya (tenaga
kesehatan). Keterbukaan ini dilandasi oleh rasa kepercayaan yang nantinya berguna untuk
antisipasi penularan penyakit HIV/AIDS dan untuk kegiatan preventif lainnya.
b) Mengikuti program Perawatan, Dukungan dan Pengobatan;
c) Membuka status HIV dan AIDS nya kepada pihak pemberi layanan kesehatan atau pihak
tertentu yang membutuhkan informasi status HIV dan AIDS sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
d) Mencegah penularan HIV dan AIDS dari dirinya kepada orang lain; dan
e) Membuka informasi status kepada pasangan atau calon pasangan
5. Peran serta ODHA dalam pencegahan penularan HIV

Dalam Penanggulangan HIV dan AIDS harus menerapkan prinsip sebagai berikut:
a. Memperhatikan nilai-nilai agama, budaya, dan norma kemasyarakatan;
b. Menghormati harkat dan martabat manusia serta memperhatikan keadilan dan
kesetaraan gender;
c. Kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh ketahanan dan
kesejahteraan keluarga;
d. Kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional,provinsi dan
kabupaten/kota;
e. Kegiatan dilakukan secara sistimatis dan terpadu, mulai dari peningkatan perilaku
hidup sehat, pencegahan penyakit, pengobatan, perawatan dan dukungan bagi yang
terinfeksi hiv (odha) serta orang-orang terdampak hiv dan aids;
f. Kegiatan dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah berdasarkan kemitraan;
g. Melibatkan peran aktif populasi kunci dan odha serta orang-orang yang terdampak
hiv dan aids; dan
h. Memberikan dukungan kepada odha dan orang-orang yang terdampak hiv dan aids
agar dapat mempertahankan kehidupan sosial ekonomi yang layak dan produktif.

Peran serta ODHA dalam penanggulangan HIV yaitu :


(1) ODHA berperan serta dalam Penanggulangan HIV dan AIDS dengan cara:
a. Menjaga kesehatan pribadi;
b. Melakukan upaya pencegahan penularan hiv kepada orang lain;
Peran ODHIV sebagaimana dimaksud yaitu sebagai berikut :
o Kewajiban menggunakan kondom dengan benar dan konsisten;
o Menggunakan alat suntik steril sekali pakai;
o Keikutsertaan secara aktif pada layanan pencegahan penularan dari ibu ke
anak bagi ibu hamil yang terinfeksi hiv; dan
o Tidak menjadi donor darah, produk darah dan/atau organ serta jaringan tubuh
lainnnya.
c. Memberitahu status HIV kepada pasangan seksual dan petugas kesehatan untuk
kepentingan medis;
d. Mematuhi anjuran pengobatan; dan
e. Berperan serta dalam upaya penanggulangan hiv dan aids bersama pemerintah dan
anggota masyarakat lainnya;

Anda mungkin juga menyukai