Anda di halaman 1dari 77

STAGE

KEHAMILAN TM I

NAMA MAHASISWA : EKA MUALLIMAH

NIM : P1337424821089

RUANG : KIA PUSK.NGARINGAN

TANGGAL PRAKTIK : 11 AGUST – 04 SEPT 2021

PEMBIMBING : Sri Rahayu, SKp Ners,


STr.Keb,M.Kes
BERKAS YANG DIKUMPULKAN : 1LP, 1 LAPORAN KASUS

HARI TANGGAL PENYERAHAN :

PENERIMA :

i
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
NY. Y UMUR 23 TAHUN G1P0A0 UK 10 MINGGU
DI PUSKESMAS NGARINGAN
KABUPATEN GROBOGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Kebidanan Kehamilan Fisiologis Holistik


Semester I Profesi Bidan

DISUSUN OLEH:

NAMA : EKA MUALLIMAH


NIM : P1337424821089

PEMBIMBING INSTITUSI : Sri Rahayu, SKp Ners, STr.Keb,M.Kes

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Jurusan Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Tahun Pelajaran 2021 / 2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh:

Nama : Eka Muallimah

NIM : P1337424821089

Prodi : Pendidikan Profesi bidan jurusan Kebidanan Semarang

Semester :I

Judul Laporan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Ny. Y Umur 23 Tahun
G1P0A0 Uk 10 Minggu Di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan”. Telah
disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Praktek Fisiologis Holistik
Kehamilan di Puskemas Ngaringan Kabupaten Grobogan.

Grobogan, Agustus 2021

Pembimbing Klinik Praktikan

Ngatminah,S.S.T.Keb Eka Muallimah


NIP. 196912131990032003 NIM P1337424821089

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu, SKp Ners, STr.Keb,M.Kes


NIP. 197408181998032001

iii
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan pada
ibu hamil fisiologis trimester I. Penulisan laporan ini merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan tugas praktek kebidanan kehamilan fisiologis
holistik.
Dalam penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian laporan ini:
1) Sri Rahayu, SKp Ners, STr.Keb,M.Kes selaku pembimbing Institusi Poltekkes
Kemenkes Semarang
2) Ngatminah, S.S.T. Keb selaku pembimbing lahan praktik yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama praktik stage kehamilan di Puskemas
Ngaringan
3) Orang tua, Suami dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan doa
sehingga laporan ini terselesaikan
4) Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Grobogan, Agustus 2021

Praktikan

Eka Muallimah
NIM P1337424821089

iv
LAPORAN PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015:
81). Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai
yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010) mengemukakan
lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu
sekitar 280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa
dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280
hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester/ trimester ke-2
dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7
sampai ke-9 (Agustin, 2012).
2. Gejala dan Tanda Kehamilan
a. Tanda dan Gejala Perkiraan Kehamilan
Tanda perkiraan kehamilan atau dugaan hamil berdasarkan pada data
subjektif yang dirasakan oleh klien tetapi tidak dapat dideteksi tanpa
didukung dengan adanya data objektif. Tanda dan gejala meliputi:
1) Amenorea ( tidak dapat haid )
Gejala awal yang biasa terjadi antara lain tidak mendapat haid. Hal
ini merupakan gejala awal yang penting agar dapat menentukan tuanya
dan tafsiran persalinan dengan cara mengingat hari pertama haid
terakhir.
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Wanita hamil biasanya akan mengeluh merasa mual atau enek dan
terkadang diikuti dengan adanya muntah. Gejala ini terjadi karena
adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang
mempengaruhi peningkatan asam lambung, sehingga menimbulkan
mual muntah.

1
3) Mengidam
Tidak seluruh wanita mengalami gejala ini, namun pada umumnya
wanita hamil sering menginginkan makanan atau minuman terentu, hal
ini disebut dengan ngidam.
4) Payudara / mamae terasa membesar dan tegang
Payudara membasar, tegang dan sedikit nyeri yang disebabkan
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus
alveoli payudaya. Kelenjar montgomery terlihat lebih membesar.
5) Anoreksia ( tidak adanya nafsu makan )
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan hilang
dengan tuanya kehamilan.
6) Sinkope (pingsan)
Gejala ini sering dijumpai apabila wanita tersebut berada di tempat-
tempat yang ramai, dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang
ramai. Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah (sentral)
menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope
atau pingsan, keadaan ini akan menghilang setelah umur kehamilan 16
minggu
7) Sering berkemih
Ketika hamil kadung kemih akan tertekan oleh pembesaran rahim,
hal ini yang menyebabkan seringnya buang air kecil. Gejala ini akan
hilang pada trimester kedua dan pada akhir kehamilan akan timbul
kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin yang sudah
mulai turun ke rongga panggul.
8) Obstipasi ( susah buang air besar )
Gejala ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
terhambatnya peristaltic usus yang terjadi karena peningkatan
progesterone.
9) Epulis
Epulis adalah bentuk suatu tumor atau benjolan yang tumbuh pada gusi
(gingiva). Secara umum epulis disebabkan karena faktor hormonal,
terkena iritasi, dan trauma fisik, yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan jaringan yang berlebihan.
10) Varises
Terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron dan sering
didapat pada daerah genetalia eksterna, betis, dan kaki.(Wiknjosastro,
2005).
11) Pigmentasi kulit

2
Pigmentasi kulit terdapat pada muka, leher, dan dinding perut akan
timbul striae nigra, linea alba yang makin menghitam.

b. Tanda – Tanda Kemungkinan Hamil


Tanda-tanda kemungkinan hamil berdasarkan pada data objektif yang
dapat didokumentasikanoleh pemeriksa. Tanda ini lebih nyata dari tanda
dan gejala perkiraan kehamilan, namun meskipun demikian tanda ini tetap
bukan merupakan temuan diagnostik yang pasti. Tanda-tandanya antara
lain:
1) Perut membesar sesuai dengan tuanya kehamilan. Perubahan terjadi
dalam bentuk besar dan konsistensi perut juga mengalami perubahan.
2) Tanda hegar ( segmen bawah rahim melunak ), terjadi pada daerah
istmus uteri, bagian ini menjadi sangat lunak sehingga bila dilakukan
pemeriksaan dalam pada fornix posterior seperti saling bersentuhan.
3) Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan pada vagina yang terjadi
karena pelebaran pembuluh darah.
4) Tanda Piskacek ( uterus besar dan lunak ), merupakan pembesaran
fundus uteri yang tidak rata karena daerah implantasi janin akan tumbuh
lebih cepat.
5) Kontraksi Braxton-hicks, keadaan dimana corpus uteri menjadi lebih
keras.
6) Teraba ballotemen.
7) Pemeriksaan tes kehamilan positif.
c. Tanda Pasti Hamil
1) Adanya gerakan janin dalam rahim.
2) Terdengar bunyi jantung janin.
3) Rangka janin terlihat melalui sinar rongent ketika dilakukan
pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) (Mochtar, 1998).
3. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan terbagi
dalam tiga trimester, yaitu :
a. Trimester I antara 0 – 12 minggu
b. Trimester II antara 13 – 28 minggu
c. Trimester III antara 29 – 40 minggu
4. Kehamilan Trimester I
a. Pengertian
Kehamilan trimester I adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 0 –12 minggu

3
terjadi pembentukan pertama alat-alat tubuh janin pada usia 8 minggu
mempunyai ciri khas kepala fleksi ke dada, hidung, telinga, jari terbentuk
pada usia kehamilan 12 minggu. Ciri khasnya telinga lebih jelas, kelopak
mata terbentuk, genetalia eksterna terbentuk. Syarat kehamilan :
1) Adanya ovum
2) Adanya spermatozoa
3) Konsepsi
4) Nidasi/implantasi
5) Plasentasi
b. Perkembangan Janin Kehamilan Trimester I
Trimester pertama kehamilan adalah masa pada Minggu 0 – 12. Pada
masa trimester pertama ini terdapat 3 periode penting pertumbuhan bayi di
dalam rahim. Ketiga masa pertumbuhan bayi tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
1) Masa Germinal, yaitu masa antara Minggu ke-0 sampai Minggu ke-3.
Proses pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi pada minggu ke-2,
dimulai sejak hari pertama menstruasi yang terakhir kalinya. Sel telur
yang sudah dibuahi tersebut akan mengarah ke sisi lain dari tuba fallopi,
kemudian melengketkan diri pada dinding uterus (endometrium).
2) Masa Embrio, yaitu masa antara Minggu ke-3 sampai Minggu ke-8.
Pada masa ini, sistem saraf pusat, struktur anatomi dan organ-organ
penting bagi tubuh mulai terbentuk. Misalnya mulai terjadi pembentukan
mata, lidah, mulut. Organ hati sebagai penawar racun nantinya juga mulai
memproduksi sel darah. Janin yang terbentuk mulai berubah dari sekedar
blastosis menadi bentuk embrio yang berukuran sekitar 1,3 cm dengan
kepala yang lebih besar dari badan.
Pada minggu ke-6, kumpulan sel (blastosis) berkembang menjadi
embrio yang memiliki panjang sekitar 4 mm dan berat kurang dari 1
gram. Pada masa ini ciri wanita hamil pun belum dapat dilihat tanpa
meraba perutnya. Pada minggu ini organ penting seperti otak, jantung,
sistem pencernaan dan juga sistem saraf telah terbentuk. Begitu juga
dengan bagian anatomi tubuh lain semisal dada, kepala, tungkai, tulang
belakang dan juga lengan.
Pada awal minggu ke-6 jantung hanya berbentuk tabung bengkok
yang mirip dengan huruf “S”. Beberapa minggu kemudian tabung
tersebut terbagi menjadi 4 bagian yang nantinya dikenal dengan nama
bilik kiri, bilik kanan, serambi kiri dan serambi kanan. Saat dilakukan
pemeriksaan melalui USG, embrio ini akan terlihat seperti sedang
mengambang dalam cairan. Cairan inilah yang nanti akan menjadi

4
ketuban. Makanan embrio pun didapatkan dari kantong kuning telur
primer yang terlihat seperti balon yang melekat pada embrio.
3) Masa Fetus, yakni masa antara Minggu ke-9 sampai Minggu ke-12.
Pada masa ini semua organ penting tumbuh dengan sangat cepat dan
memiliki kaitan antara satu dengan lainnya. Aktivitas di dalam otak juga
sudah mengalami peningkatan. Itulah sebabnya, bayi mulai mempelajari
apa-apa berdasarkan emosional dan kegiatan ibunya. Setelah minggu ke-
9, panjang janin sekitar 3 cm dan beratnya mencapai 3 gram. Hampir 4
kali lipat dari ketika usianya masih minggu ke-6. Badan janin pada masa
ini mulai tampak lurus. Walaupun masih tertekuk ke depan. Organ pun
mulai tampak.
Pada masa inilah embrio telah berubah menjadi janin yang akan
berkembang menjadi bayi sempurna. Organ jantung telah memiliki 4
ruang dan berdetak dengan detakan sekitar 180 kali per menit. Meskipun
beberapa bagian organ lain belum berfungsi, namun semua bagian tubuh
bayi berkembang dengan sangat cepat.Pada bagian kepala, terdapat dahi
yang tinggi, juga ada hidung dan mulut. Selain itu, pergelangan tangan
dan jari pun sudah muncul untuk pertama kalinya, disusul terbentuknya
peraba pada ujung jari.
Jika dilakukan pemeriksaan melalui USG, kepala janin akan tampak
lebih besar daripada badannya. Hal ini menunjukkan bahwa otak dan
kepala janin tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan organ lainnya.
Sedangkan, bentuk tangan dan kaki belum bisa dibedakan karena masih
kelihatan serupa. Tapi nantinya pertumbuhan tangan akan lebih cepat
daripada pertumbuhan kaki.
c. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil Trimester I
1) Vulva dan Vagina
a) Karena pengaruh estrogen terjadi perubaha pada vulva dan vagina.
Akibatnya hiervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah
atau kebiruan yang sering disebut tanda chadwick.
b) Selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam,
keasaman berubah dari 4 minggu 6,5. Hal ini dapat menyebabkan
keputihan.
2) Servik Uteri
a) Servik menjadi lunak yang disebut tanda Goodell.
b) Sekresi kelenjar menjadi lebih banyak dan meneluarkan pervaginam
lebih banyak. Sebab pelunankan servik karena pembuluh darah
dalam servik bertambah.

5
3) Uterus
a) Uterus membesar yang disebabkan oleh hipertrofi dan hiperplasi
otot-ptot polos rahim, serabus – serabut kologen yang ada menjadi
higrokopik.
b) Uterus yang mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi
menekan kandung kemih menyebabkan wanita hamil nocturia
(sering kencing)
c) Pada minggu ke 8 uterus membesar sebesar telur bebek.
d) Pada kehamilan 0 – 12 minggu, kavum uteri masih berisi gumpalan
darah/tegangan, besarnya kira-kira 2-3 jari di atas sympisis. Untuk
akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi
dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kelagennya menjadi
higroskopik. Endometrium menjadi desidua.
e) Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah
alpukat.
f) Rahim pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3
bulan sebesar telur angsa.
g) Pada minggu pertama isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan
bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lunak, disebut tanda
hegar.
h) Posisi rahim dalam awal kehamilan dalam letak antefleksi atau
retrofleksi.
4) Ovarium
a) Ovulasi terhenti. Masih terdapat karpus luteum graviditas sampai
terbentuk plasenta yang mengalami alih pengeluaran estrogen dan
progresteran.
b) Corpus luteum menghasilkan hormon estrogen progesteron serta
relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan
janin menjadi baik hingga aterm.
5) Metabolisme
a) Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat,
sistem endokrin juga meningkat.
b) Berat badan wanita hamil meningkat akan naik kira-kira 6,5 – 16,5
kg rata-rata 12,5 kg. Pada triwulan I penambahan berat badan + 1
kg.
c) Metabolisme lemak juga terjadi kadar kolesterol meningkat sampai
350 mg/lebih per 100 cc.

6
6) Mammae
a) Terjadi peningkatan estrogen mempengaruhi pembesaran mammae
disebabkan hypertrofi dari alveoli.Hal ini sering menyebabkan
hypersentsitivitas pada mammae.
b) Terjadi hiperpigmentasi menyebabkan papila mammae membesar
lebih tegang dan hitam dan areola menjadi lebih hitam dan lebar
serta glandula montgomery lebih jelas dan menonjol.
c) Timbul strie pada payudara.Dapat teraba noduli-noduli akibat
hipertrofi kelenjar alveolus.
d) Bayangan vena-vena lebih membiru.
7) Sistem pencernaan
a) Pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan darah
lambung terasa panas.
b) Akibat peningkatan HC6 dan estrogen menyebabkan pengeluaran
air liur terasa berlebihan (hipersalivasi).
c) Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan.
d) Resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.
e) Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada
pagi hari disebut morning sickness.
8) Sirkulasi Darah
a) Volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara masa RBC
meningkat hanya 18 – 30% maka terjadi penurunan hematokrit
selama kehamilan normal sehingga disebut anmeia fisiologis.
b) Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan
akibat terjadi penurunan dalam periver.
c) Hidung tersumbat / berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteran.
9) Sistem Integumen
a) Mulai muncul linea nigra.
b) Meningkatkan sirkulasi dan aktivitas vasomotor, jaringan elastis
kulit mudah pecah menyebabkan strie gravidarum.
c) Biasanya terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal
sebagai kloasma gravidarum.
d) Vulva terjadi hiperpigmentasi merah kebiruan disebut tanda
Chadwick.
10) Tulang dan Gigi

7
a) Persendian panggul akan terasa lebih longgar.
b) Terjadi pelebaran pada ruang persendian.
c) Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan
kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan
berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini.
d) Bila konsumsi kalsium cukup, gizi tidak akan kekurangan kalsium
menurunkan risiko gingivitis.
11) Sistem Pernapasan
a) Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas.
b) Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.
c) Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (thorack breathing).

12) Sistem Perkemihan


a) Ginjal bekerja lebih berat
b) Pada TM I ibu mengeluh sering kencing karena vesika urinaria
tertekan uterus.
d. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester I
1) Merasa tidak sehat dan membenci kehamilannya
2) Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil
3) Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan diperhatikan dengan
seksama
4) Merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan
5) Ketidakstabilan mirip sindiran mudah marah, ayunan suasana hati,
irasional, cengeng
6) Hasrat hubungan seks berbeda
7) Khawatir kehilangan bentuk tubuh
8) Perasaan was-was, takut, gembira
e. Kebutuhan Pada Ibu Hamil Trimester I
1) Oksigen (O2)
Konsumsi keseluruhan O2 meningkat sekitar 15% sampai 20% dalam
kehamilan sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh rahim
dan isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan kerja ginjal
dan jantung ibu. Penambahan yang lebih kecil adalah akibat kerja otot
pernafasan dan payudara.(Esensial Obstetric dan Ginecologi edisi 2 hal.
72-73)
2) Nutrisi
Untuk mengkondisikan perubahan yang terjadi selama kehamilan,
banyak nutrient yang digunakan dalam jumlah besar dari pada jumlah
yang dibutuhkan orang dewasa normal. Rekomendasi untuk

8
meningkatkan asupan nutrisi tertentu selama kehamilan telah diatur oleh
national Research Concil (1989) dalam bentuk RDA.
Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan antara lain:
a) Energi
Sumber utama energi adalah karbohidrat
b) Cairan
Asupan cairan yang cukup memperbaiki BAB yang kadang-
kadang menjadi masalah selama hamil. Jumlah masukan cairan yang
direkomendasikan dalam sehari sekitar 6-8 gelas (1500 sampai 2000
ml).
c) Vitamin
Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, K selama hamil
serta B6 dan B12.
d) Zat Besi
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan
plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat
besi yang perlu ditimbun selama hamil adalah 1040 mg.
e) Kalsium
Asupan kalsium yang dianjurkan kurang lebih 1200 mg/hari. Bagi
ibu hamil yang berusia diantara 25 tahun cukup 800 mg.
f) Asam folat
Merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil
berlipat dua kali.
g) Seng
Jumlah seng yang direcomendasikan selama hamil ialah 15 mg sehari.
Dapat diperoleh dari daging, kerang, roti, gandum utuh dan sereal.
h) Natrium
Selama hamil konsumsi natrium di bawah 35 gr/hari.
3) Personal Hygiene
a) Kebersihan tubuh
Memberikan rasa nyaman dan memberikan ketenangan karena tubuh
yang dirawat akan menghindari dari infeksi penyakit.
b) Mulut (gusi dan gigi)
Memeriksa gigi dengan teratur dan merawat dengan baik pada masa
hamil sangat penting karena perubahan hormonal selama kehamilan
dapat menyebabkan masalah gigi seperti gigi berlubang dan karies.
c) Payudara
Menjaga putting susu selama hamil sangat penting untuk persiapan pada
saat laktasi.

9
d) Mandi : Mandi minimal 2x sehari

e) Vulva
Merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan vula harus
dijaga betul-betul dengan lebih serius membersihkannya.
4) Kebutuhan istirahat.
Kebutuhan istirahat pada ibu hamil trimester I meningkat dikarenakan
pada kehamilan trimester I banyak ketidaknyamanan yang menyebabkan
kebutuhan istirahat bertambah.Untuk memenuhi kebutuhan istirahat maka
istirahat pada siang hari juga ditingkatkan.

f. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester I dan Cara Mengatasinya


1) Mual dan Muntah (Morning sickness)
Mual dan muntah adalah masalah umum selama kehamilan, biasanya
terjadi pada pagi hari. Dimulai sekitar 8 minggu dan terakhir sampai 12
minggu. Gejala ini muncul karena perubahan pada saluran cerna dan
peningkatan kadar estrogen dan kadar HCG dalam darah. Pada trimester II
mual dan muntah akan hilang dengan sendirinya. Apabila mual dan muntah
terlalu sering dan banyak maka disebut hiperemesis gravidarum. Banyak
ibu hamil yang merasa mual juga merasa keletihan, tetapi tidak semua ibu
hamil merasakan hal demikian. Hal ini dapat diatasi dengan mengajurkan
wanita hamil untuk menyelingi makanan pereda mual. Kegiatan rutinnya
sehari-hari dengan istirahat dan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
Penyebab pasti morning sickness belum diketahui. Perubahan fisik selama
kehamilan dipercaya menyebabkan overstimulasi pada kontrol neurologis
mual dan muntah yang berada di batang otak. Perubahan fisik tersebut
antara lain peningkatan hormon HCG dan estrogen dalam darah pada
trimester pertama, peregangan pada otot uterus, fluktuasi tekanan darah
terutama pada saat tekanan darah menurun, relaksasi relatif pada otot
saluran pencernaan (yang menyebabkan pencernaan kurang efisien) dan
peningkatan asam lambung yang disebabkan lambung kosong atau makan
makanan yang salah.
Faktor emosi perperan penting pada kejadian morning sickness.
Morning sickness jarang dialami oleh wanita hamil dengan latar balakang
sosial rendah dimana gaya hidup lebih sederhana, lebih rileks, dan sedikit
tuntutan. Pada kehamilan yang tidak diharapkan kejadian morning sickness
lebih tinggi dibanding pada kehamilan yang diharapkan. Adapun beberapa
cara untuk mengatasi morning sickness, yaitu:
a) Minum teh hangat dan gula saat bangun tidur sebelum berjalan.

10
b) Makanan porsi kecil sering, yang bergizi.
c) Hindari makanan yang berlemak.
d) Hindari bau atau faktor penyebab.
e) Duduk tegak setiap kali selesai makan.
f) Makan makanan kering dengan minum diantara waktu makan
g) Minum minuman berkarbonat
h) Bangun secara berlahan dan hindari melakukan gerakan tiba-tiba
i) Hindari menggosok gigi segera setelah makan
j) Istirahat sesuai kebutuhan dengan posisi kaki ditinggikan saat berbaring.
k) Hindari tempat tertutup dan cari tempat dengan udara sejuk.

2) Sering kencing
Terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. Ibu hamil akan
mengalami sering buang air kecil baik siang/malam. Hal ini karena rahim
membesar menekan kandung kemil atau adanya perubahan hormonal. Pada
trimester III timbul lagi karena kepala janin mulai turun ke bawah PAP,
sehingga kandung kencing tertekan kembali.
a) Hidroreter dekstra dan pielitis dekstra :
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar karena lebih
banyak mengalami tekanan dibandingkan ureter kiri. Hal ini disebabkan
oleh karena uterus lebih sering memutar kearah kanan.
b) Poliuria
Karena peningkatan sirkulasi darah diginjal saat kehamilan, sehingga
filtrasi di glomerolus juga meningkat lebih, lebih banyak dikeluarkan urea,
asam urine, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
Adapun beberapa cara untuk mengatasi masalah sering kencing yang dialami
ibu hamil, yaitu:
a) Berkemihlah segera setiap ada keinginan untuk berkemih.
b) Tingkatkan asupan cairan siang hari dan kurangi asupan cairan malam
hari, hindari cafein.
c) Tingkatkan kebersihan genetalia.
3) Chloasma Gravidarum
Berupa bintik-bintik hitam atau bercak hiperpigmentasi kecoklatan
pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi. Chloasma di alami 50% -
70% wanita hamil, dimulai minggu ke-16 dan meningkat secara bertahap
sampai bayi lahir. Hal ini disebabkan karena pengaruh MSH (Melanophore
Stimulating Hormone). Beberapa cara untuk mengatasi cloasma
gravidarum yang dapat dilakukan ibu, yaitu:

11
a) Melengkapi Kebutuhan Asam Folat
b) Makanan yang mengandung asam folat sangat baik untuk ibu hamil dan
mendukung pekembangan janin. Menurut penelitian menunjukkan
bahwa kekurangan folat berkaitan dengan hiperpigmentasi. Pilihan baik
asam folat termasuk sayuran berdaun hijau, jeruk, roti gandum, dan
sereal gandum.
c) Melindungi kulit dengan menggunakan tabir surya. Menurut penelitian
(Reproductive Toxicology, Hawaii, 2018) menganjurkan menghindari
pemakaian tabir surya yang mengandung oxybenzone karena akan
meningkatkan resiko cacat lahir HSCR (Hischsprung). Jenis tabir surya
yang disarankan adalah yang mengandung titanium oxide atau zinc
oxide.
d) Ginseng
Campurkan sedikit teh ginseng dengan jumlah yang sama bubuk
pegagan dan bubuk akar ginseng untuk membuat salep. Terapkan
langsung ke tempat melasma dua kali sehari selama 10 sampai 15 menit,
lalu bilas. Hanya 1/8 sendok teh setiap bubuk membuat cukup untuk
satu aplikasi.
4) Konstipasi
Disebabkan karena reaksi otot halus diusus besar dengan adanya
jumlah progesteron yang meningkat reabsorbsi air di usus besar meningkat.
Progesteron dan penekanan terhadap perut oleh gerak kinerja yang
menurun dalam saluran pencernaan. Selain itu obstipasi juga disebabkan
oleh hipoperistaltik (perlambatan usus). Pilihan makanan yang tidak lazim,
kurang cairan, disertai usus akibat kompresi.
Beberapa cara untuk meringankan kejadian konstipasi yaitu :
a) Menambah asupan serat makanan dan minum cairan yang cukup
b) Olah raga teratur
c) Kurangi asupan suplemen Fe jika kondisinya parah, bila tetap ingin
mengkonsumsinya konsultasikan dengan tenaga medis yang kompeten
d) Membiasakan BAB teratur dan BAB segera setelah ada dorong
g. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia 0
– 12 minggu ,salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda Bahaya
Kehamilan Trimester I meliputi:
1) Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir

12
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22
minggu.Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal.
Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit
(spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan
kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel cervik”. Perdarahan
semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya
infeksi.Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang
menimbulkan rasa sakit pada ibu.Perdarahan ini bisa berarti aborsi,
kehamilan molar atau kehamilan ektopik.
2) Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala
gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi
pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara
seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
dalam serum.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringanya penyakit.
3) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala
yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit
kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal ini
merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya
disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon
kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah,
pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan

13
lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain
kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama
kehamilan.
4) Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini mungkin
gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Nyeri abdomen yang
tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lain.
5) Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak
wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas
dari sel sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan
oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah
meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya
meningkat lebih cepat dari pada sel- selnya.Hal ini dapat mengakibatkan
anemia.

B. EMESIS GRAVIDARUM
a. Pengertian
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil (Kamus
Kedokteran). Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Nausea). Mual dan
muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning sickness, biasanya terjadi
pada 75-80% wanita hamil (Wirahardja, 2011; h 162). Mual dan muntah
(Morning Sickness, Emesis Gravidarum) adalah mual dan muntah selama
kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut
hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejala biasanya akan membaik. Mual dan
muntah selama kehamilan dapat berupa gejala yang ringan hingga berat. Mual
dan muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning sickness, biasanya
terjadi pada 75-80% wanita hamil (Wirahardja, 2011).
b. Tanda dan Gejala
Gejala klinis mual dan muntah bervariasi dari mual ringan sampai mual
dan muntah yang tidak tertahankan sepanjang hari. Ini terjadi antara minggu
keempat sampai ketujuh setelah periode menstruasi terakhir dan berkurang pada

14
minggu ke-20 setelah masa kehamilan pada hampir semua wanita hamil
(Wiraharja, 2011). Tanda-tanda emesis gravidarum menurut Nail (2009)
diantaranya :
1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
2) Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari
tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
3) Nafsu makan berkurang
4) Mudah lelah
5) Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah
menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan
mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang
mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi
sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya. (Nail, 2009).
c. Tahapan
Terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui
secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) dalam serum (Wiknjosastro, 2009).
Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena
adanya perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola
makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan,
kurang tidur atau kurang istirahat dan stres dapat memperberat rasa mual dan
muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual
meskipun tidak dapat dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi
makanan seimbang, cukup bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu calon
ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu
dapat menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan
sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat mengganggu
kehamilan selanjutnya (Nail, 2009)
Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk
memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu banyak makanan tidak sehat,
begitulah menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan menemukan sejumlah bukti
yang mendukung rasa mual dan muntah dalam kehamilan terkait dengan tingkat
gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si ibu. Sebaiknya, makanan
berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual.
Denise Tiran (2009), menyatakan bahwa mual dan muntah selama
kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang

15
terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar
HCG.
Dapue, (2000) menganggap bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi
saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk
pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen
yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan
kehamilan.
d. Etiologi
Ada beberapa hal yang dianggap sebagai etiologi mual dan muntah
dalam kehamilan menurut Wiraharja (2011), yaitu:
1) Faktor Psikologis
Mual dan muntah dalam kehamilan diduga sebagai penyakit psikosomatis
atau kelainan konversi, wanita yang mengalaminya tidak bisa menghadapi
tekanan dengan keadaan kehamilannya dan mengalihkannya pada gejala
fisik. Ada hubungan antara mual dan muntah dalam kehamilan dengan
keadaan depresi, anxietas dan hysteria.
2) Adaptasi Evolusi
Dikatakan bahwa mual dan muntah dalam kehamilan adalah suatu
mekanisme yang berguna untuk memproteksi wanita hamil dan janin dari
infeksi yang menular lewat makanan dan dari toksin.
3) Stimulasi Hormonal
Teori yang lain mengatakan bahwa penyebab mual dan muntah dalam
kehamilan adalah perubahan level hormon terutama beta human
chorionic gonadotropin hormone (b-HCG), estradiol, dan progesteron.
Hubungan antara mual dan muntah dalam kehamilan dengan b-HCG dapat
dilihat jelas pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa, kadar b-HCG
lebih tinggi dari pada kehamilan normal
Perubahan hormon kehamilan juga bisa mengganggu fungsi
neuromuskular dari sistem gastrointestinal, yang berakibat pada mual dan
muntah. Seperti progesterone yang bisa mengurangi kontraktilitas otot
polos dan menyebabkan gastric dysrhythmias atau pengosongan lambung
yang terhambat.
e. Perubahan Fisiologis
Mual dan muntah selama kehamilan dapat terjadi karena adanya
perubahan sistem endokrin selama kehamilan, terutama disebabkan oleh
tingginya fluktuasi kadar hCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya
karena periode mual atau muntah gestasional yang paling umum adalah pada
12-16 minggu pertama, sehingga hCG menjadi kadar tertingginya. hCG sama
dengan LH (luteinizing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas

16
blastosit. hCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus
luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang
nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. hCG dapat disekreksi
dalam darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah
fertilisasi), dan peningkatan jumlah jaringan plasenta meningkatkan total jam
terjadinya rasa mual di awal kehamilan (Tiran, 2009).
HCG bertanggung jawab terhadap penurunan TSH (thyroid stimulating
hormone) yang banyak terjadi pada pada wanita yang mengalami hyperemesis
gravidarum yang terbukti mengalami peningkatan fungsi tiroid, dengan
sejumlah kecil mengalami tirotoksikosis gestasional dengan serum hCG
melebihi 200 IU/ml (Tiran, 2009).

17
Fisiologi mual muntah pada kehamilan
Perubahan pada ibu hamil

Perubahan fisiologis
 
Perubahan pada sistem endokrin Perubahan pada non-sistem endokrin
selama kehamilan selama kehamilan

Hipotalamus / Hipertrofi Ovarium / Plasenta Imunolog Psikologi Anatomi


Kelenjar Kelenjar Korpus Luteum i
tiroid

Infeksi H. Motilitas
Kortisol Tiroksin / HCG↑ Estrogen↑, Prolakti PG Lepti pylori Gastro-
intestinal
/ ACTH TSH Progesteron↑ n H n

HPA ↑CRH / T4 Distensi ↑tingkat Kavitas Motilit ↑Produksi


Axis Mulut, as Usus besar &
Kortikotropi Abdomen keasaman asam
n ↑Saliv Gastro- hidroklorik kecil bergeser
lambung intestin
a &hormon ke atas dan
lateral, apendik
bergeser
secara superior
↑Kinerja Daya Psikolog Gera ↑volume
is Hipersensiti kan lateral pada
sistem tahan lambung; &
tubuh Eustres v dalam ruang panggul.
pH
& Lemas s, otot.
pencern

Nutris Peristaltik
i esofagus ->
Vitamin Gastrik
&

Mual dan Muntah

Mengubah pola diet Farmakologis Non Farmakologis


Dukungan Emosional minyak astiri & gingerol
Piridoksin/ Obat antimual 1. Jahe
Akupressure 2. Sereh
3. Lemon minyak atsiri yang terdiri atas
4. Apel sitrat, sitronelol
5. Pisang
Sumber: (Amru, 2012), (Astriana, 2015), (Ratih, 2012), (Rofiah, 2017), (Sari, 2016)

minyak atsiri yang terdiri atas sitrat, sitronelol, a-pinen, kamfen,


sabinen, mirsen, felandren beta, p-simen, limonene, cis-osimen,
terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, a-terpineol, geraniol,
farnesol, metil heptanenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil
astet, sitronil asetat, geranial asetat, bête-elemen, beta-kariofilen,
beta-bergamoten, trans-metilsoegenol, beta-kadinen, elemol,
kariofilen oksida
Bencana non alam yang disebabkan oleh Corona Virus atau COVID-
19 telah berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta
benda, meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta
menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana
nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional.
Saat ini bangsa Indonesia harus memulai adaptasi kebiasaan baru agar
tetap dapat hidup sehat dalam situasi pandemi COVID-19. Adaptasi
kebiasaan baru harus dilakukan agar masyarakat dapat melakukan kegiatan
sehari-hari sehingga dapat terhindar dari COVID-19. Dengan adaptasi
kebiasaan baru diharapkan hak masyarakat terhadap kesehatan dasar dapat
tetap terpenuhi.
Berdasarkan Kemenkes RI 2020 dalam buku Pedoman Pelayanan
Antenatal, Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir Di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru, prinsip umum pencegahan COVID-19 pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir di masyarakat meliputi universal
precaution dengan selalu cuci tangan, menggunakan masker, menjaga
kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi
yang seimbang, dan mempraktikan etika batuk-bersin.
a. Upaya Pencegahan Umum Covid-19 Yang Dapat Dilakukan oleh Ibu
Hamil
1) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai
sabun 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol (hand sanitizer) selama 20-30 detik. Hindari menyentuh
mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih. Gunakan
hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung
alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci tangan
terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil
(BAK), dan sebelum makan (baca Buku KIA).
Gambar 1.1 Cara Cuci Tangan yang Benar.

2) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.


3) Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera
ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di
luar.
4) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue.
Buang tissue pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada
tissue, lakukan batuk sesuai etika batuk-bersin.
5) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan
benda yang sering disentuh.
6) Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi
penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi
seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha
pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan
hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap
menjaga jarak.
7) Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi
keefektivitasannya dan dapat membuat orang awam mengabaikan
pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya seperti
hand hygiene dan perilaku hidup sehat.
8) Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat
persalinan. Sedangkan masker kain dapat digunakan bagi ibu yang
sehat dan keluarganya.
9) Cara penggunaan masker yang efektif :
 Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan
hidung, kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi
celah antara masker dan wajah.
 Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
 Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya: jangan
menyentuh bagian depan masker, tapi lepas dari belakang dan
bagian dalam).
 Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang
telah digunakan, segera cuci tangan.
 Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti
masker jika masker yang digunakan terasa mulai lembab.
 Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
 Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan
sampah medis sesuai SOP.
10) Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain
yang direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah
masker kain 3 lapis. Menurut hasil penelitian, masker kain dapat
menangkal virus hingga 70%. Disarankan penggunaan masker kain
tidak lebih dari 4 jam. Setelahnya, masker harus dicuci
menggunakan sabun dan air, dan dipastikan bersih sebelum dipakai
kembali.
11) Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin dan nifas harus
menggunakan masker dan menjaga jarak.
12) Menghindari kontak dengan hewan seperti: kelelawar, tikus,
musang atau hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke
pasar hewan.
13) Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi
telepon layanan darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext
9) untuk dilakukan penjemputan di tempat sesuai SOP, atau
langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
14) Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat
mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan
spesialis obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
15) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19
di media sosial terpercaya.
b. Kesiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Prinsip-prinsip manajemen COVID-19 di fasilitas kesehatan adalah
identifikasi kasus baik secara surveilans maupun klinis, isolasi
berdasarkan status pasien untuk pencegahan penularan bagi tenaga
kesehatan maupun pasien, dan tatalaksana kasus berdasarkan status
pasien serta tingkat keparahan gejala klinis yang ditimbulkan. Tindakan
tersebut dapat berupa :
 isolasi awal,
 prosedur pencegahan infeksi sesuai standar,
 terapi oksigen,
 hindari kelebihan cairan,
 pemberian antibiotik empiris (mempertimbangkan risiko sekunder
akibat infeksi bakteri),
 pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang
lain,
 pemantauan janin dan kontraksi uterus,
 ventilasi mekanis lebih dini apabila terjadi gangguan pernapasan
yang progresif,
 perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan individual/indikasi
obstetri,
 dan pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.
1) Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a) Pemerintah daerah berkewajiban untuk memastikan kesiapan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
(FKRTL) dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir dengan atau tanpa status terinfeksi COVID-19.
b) Memastikan ketersediaan fasilitas cuci tangan dan air bersih di
fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
c) Menerapkan triase dan alur tatalaksana layanan ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
2) Rekomendasi Utama untuk Tenaga Kesehatan yang Menangani
Pasien COVID-19 Khususnya Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir
a) Tetap lakukan protokol kesehatan pencegahan penularan
COVID-19. Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak,
droplet dan airborne. Untuk itu perlu dijaga agar proses
penularan ini tidak terjadi pada tenaga kesehatan dan pasien.
Isolasi tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai dan
tatalaksana isolasi bayi dari ibu suspek / kontak erat /
terkonfirmasi COVID-19 merupakan fokus utama dalam
manajemen pertolongan persalinan. Selain itu, jaga jarak
minimal 1 meter jika tidak diperlukan tindakan.
b) Penggunaan APD yang sesuai
c) Tenaga kesehatan harus segera menginfokan kepada tenaga
penanggung jawab infeksi di tempatnya bekerja (Komite PPI)
apabila kedatangan ibu hamil yang telah terkonfirmasi COVID-
19 atau suspek.
d) Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19,
probable, atau suspek dalam ruangan khusus (ruangan isolasi
infeksi airborne) yang sudah disiapkan sebelumnya bagi fasilitas
pelayanan kesehatan yang sudah siap / sebagai pusat rujukan
pasien COVID-19. Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien
harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat yang ada fasilitas
ruangan khusus tersebut. Perawatan maternal dilakukan di ruang
isolasi khusus ini termasuk saat persalinan dan nifas.
e) Untuk mengurangi transmisi virus dari ibu ke bayi, harus
disiapkan fasilitas untuk perawatan terpisah pada ibu yang telah
terkonfirmasi COVID-19 atau suspek dari bayinya sampai batas
risiko transmisi sudah dilewati. Apabila tidak ada fasilitas rawat
terpisah, dapat dilakukan rawat gabung dengan kriteria seperti
yang tercantum pada Bab VI pedoman ini.
f) Pemulangan pasien post partum harus sesuai dengan
rekomendasi.
c. Himbauan untuk Pelayanan Kebidanan di PMB
1) Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi Covid-19, dengan
meningkatkan penyampaian informasi/KIE ke masyarakat
2) Petugas Kesehatan harus menggunakan APD dengan level yang
disesuaikan dengan pelayanan yang diberikan dan memastikan
klien yang datang menggunakan masker dan membuat perjanjian
terlebih dahulu.
3) Melaksanakan Pencegahan Infeksi sesuai standar
4) Membuat informasi ttg protokol pencegahan covid-19 dan
penyesuaian pelayanan (Pengumuman/Banner) di tempat praktek.
5) Bidan terus melakukan edukasi terhadap pasien, keluarga dan
masyarakat – beradaptasi dg era New Normal – menerapkan
protokol kesehtan saat kunjungan/on-line
6) PMB menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19 -
Menyediakan masker dan tempat cuci tangan untuk pasien &
pengunjung
7) Bidan harus tetap menjalin komunikasi dan koordinasi dengan
pihak terkait (PKM, Dinkes, BKKBN, IBI serta lintas sektor
lainnya)
8) PMB memberikan pelayanan memenuhi standar kilinis + standar
New Normal.
d. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Era Adaptasi Baru
1. Pelayanan Kesehatan Ibu di FKTP
1. Pelayanan Antenatal
1) Pelaksanaan program berdasarkan zona wilayah.
Tabel Program pelayanan bagi ibu hamil

2) Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan


normal minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di
Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa
oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat
kunjungan ke 5 di Trimester 3.
a) ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko
dilakukan oleh Dokter dengan menerapkan protokol
kesehatan. Jika ibu datang pertama kali ke bidan, bidan
tetap melakukan pelayanan antenatal seperti biasa,
kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk dilakukan
skrining. Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal
secara tatap muka, dilakukan janji temu teleregistrasi
dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/ secara daring untuk mencari faktor risiko dan
gejala COVID-19.
 Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS
untuk dilakukan swab atau jika sulit untuk
mengakses RS Rujukan maka dilakukan Rapid
Test. Pemeriksaan skrining faktor risiko kehamilan
dilakukan di RS Rujukan.
 Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan
skrining oleh Dokter di FKTP.
b) ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2,
ANC ke-4 di Trimester 3, dan ANC ke-6 di Trimester
3:
Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining. Tatap
muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan
skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan
gejala COVID-19.
 Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS
untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS
Rujukan maka dilakukan Rapid Test.
 Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan
pelayanan antenatal di FKTP.
c) ANC ke-5 di Trimester 3
Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter
dengan menerapkan protokol kesehatan. Skrining
dilakukan untuk menetapkan :
 faktor risiko persalinan,
 menentukan tempat persalinan, dan
 menentukan apakah diperlukan rujukan terencana
atau tidak. Tatap muka didahului dengan janji
temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa
melalui media komunikasi (telepon)/secara daring
untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS
untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS
Rujukan maka dilakukan Rapid Test.
3) Rujukan terencana diperuntukkan bagi:
 Ibu dengan faktor risiko persalinan.
Ibu dirujuk ke RS untuk tatalaksana risiko atau
komplikasi persalinan.
 Ibu dengan faktor risiko COVID-19.
Skrining faktor risiko persalinan dilakukan di RS
Rujukan.
Jika tidak ada faktor risiko yang membutuhkan rujukan
terencana, pelayanan antenatal selanjutnya dapat dilakukan
di FKTP.
4) Janji temu/teleregistrasi adalah pendaftaran ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan
antenatal, nifas, dan kunjungan bayi baru lahir melalui
media komunikasi (telepon/SMS/WA) atau secara daring.
Saat melakukan janji temu/teleregistrasi, petugas harus
menanyakan tanda, gejala, dan faktor risiko COVID-19
serta menekankan pemakaian masker bagi pasien saat
datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5) Skrining faktor risiko (penyakit menular, penyakit tidak
menular, psikologis kejiwaan, dll) termasuk pemeriksaan
USG oleh Dokter pada Trimester 1 dilakukan sesuai
Pedoman ANC Terpadu dan Buku KIA.
 Jika tidak ditemukan faktor risiko, maka pemeriksaan
kehamilan ke 2, 3, 4, dan 6 dapat dilakukan di FKTP
oleh Bidan atau Dokter. Demikian pula untuk ibu hamil
dengan faktor risiko yang bisa ditangani oleh Dokter di
FKTP.
 Jika ditemukan ada faktor risiko yang tidak dapat
ditangani oleh Dokter di FKTP, maka dilakukan
rujukan sesuai dengan hasil skrining untuk dilakukan
tatalaksana secara komprehensif (kemungkinan juga
dibutuhkan penanganan spesialistik selain oleh Dokter
Sp.OG)
6) Pada ibu hamil dengan kontak erat, suspek, probable, atau
terkonfirmasi COVID-19, pemeriksaan USG ditunda
sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya berakhir.
Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko
tinggi.
7) Ibu hamil diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA
dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengenali TANDA BAHAYA pada kehamilan. Jika
ada keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera
memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
 Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan
gerakan janinnya. Jika terdapat risiko/tanda bahaya
(tercantum dalam buku KIA), seperti mual-muntah
hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang,
ketuban pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah
tinggi, kontraksi berulang, dan kejang atau ibu hamil
dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre
eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat, dan ibu
hamil dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat
obstetri buruk, maka ibu harus memeriksakan diri ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
 Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20
minggu. Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitunglah
gerakan janin secara mandiri (minimal 10 gerakan
dalam 2 jam). Jika 2 jam pertama gerakan janin belum
mencapai 10 gerakan, dapat diulang pemantauan 2 jam
berikutnya sampai maksimal dilakukan hal tersebut
selama 6x (dalam 12 jam). Bila belum mencapai 10
gerakan selama 12 jam, ibu harus segera datang ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk memastikan
kesejahteraan janin.
 Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan
dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
menjaga kebersihan diri dan tetap melakukan aktivitas
fisik berupa senam ibu hamil/ yoga/pilates/peregangan
secara mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
 Ibu hamil tetap minum Tablet Tambah Darah (TTD)
sesuai dosis yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
8) Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil
dengan status suspek, probable, atau terkonfirmasi positif
COVID-19 dilakukan dengan pertimbangan dokter yang
merawat.
9) Pada ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi
COVID-19, saat pelayanan antenatal mulai diberikan KIE
mengenai pilihan IMD, rawat gabung, dan menyusui agar
pada saat persalinan sudah memiliki pemahaman dan
keputusan untuk perawatan bayinya.
10) Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya
tidak melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah
dengan transmisi lokal/ zona merah (risiko tinggi) dengan
mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory) yang
dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat
perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah
dengan penyebaran COVID-19 yang luas.

C. TINJAUAN TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN TM I


Manajemen Kebidanan terdiri atas 7 ( tujuh ) langkah yang
berurutan ,diawali dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi.
Proses ini bersifat siklik (dapat berulang), dengan tahap evaluasi sebagai
data awal pada siklus berikutnya (Varney & Jan M.K, 2010) :
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
kondosi klien. Pengumpulan data dilakukan melalui
anamnesa.Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan
data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
Anamnesa dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
a. Aotu anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena
langsung dari sumbernya.
b. Allo anamnesis adalah yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat
ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang
akurat.
Bagian-bagian penting dari anamnesis antara lain sebagi berikut:
1) Identitas
Istri Suami
Nama Nama
Usia Usia
Agama Agama
Pendidikan Pendidikan
Pekerjaan Pekerjaan
Suku/ras Suku/ras
Alamat Alamat

2) Data Subyektif
Mengambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data
klien melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dan
hasil bertanya dan pasien, suami atau keluarga (identitas umum,
keluhan, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat
peralinan, riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga,
riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup
(Rukiyah dan Yulianti, 2014).
a) Alasan datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, diungkapkan
dengan kata-katanya sendiri (Hani dkk, 2010).
b) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2009).
c) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan perlu dikaji untuk mengetahui riwayat
kesehatan sekarang, riwayat kesehatan yang lalu serta riwayat
kesehatan dalam keluarga(Kusmawati, 2014).
d) Riwayat obstetric
(1) Riwayat haid
Dalam hubungannya dengan kehamilan, menurut
Varney (2007) ditanyakan periode menstruasi yang dialami
meliputi siklus dan lama haid karena wanita sering keliru
mengartikan bercak darah implantasi sebagai periode
menstruasi. Selain itu, riwayat haid juga dapat digunakan
untuk menghitung usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
(2) Riwayat kehamilan sekarang
(a) G P A
Gravida dan para dikaji untuk mengetahui
pengalaman klien tentang kehamilan.sedangkan
abortus dikaji untuk mengetahui pernah terjadi
abortus, karena dapat terjadi keguguran yang berulang
(Astuti, 2012).
(b) HPHT
Untuk mengetahui tanggal hari pertama dari
menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan
kira-kira sang bayi akan dilahirkan. Penentuan
perkiraan lahir dengan rumus Neagle yaitu dihitung
dari tanggal haid terakhir hari ditambah 7 (tujuh),
bulan ditambah 9 (sembilan) atau dikurangi 3 (tiga)
tahun ditambah 1 (satu) atau tidak (Rukiyah dan
Yulianti, 2014).
(c) Gerakan Janin
Gerakan janin dalam waktu 12 jam normal gerakan
janin minimal 10 kali (Pantikawati dan Saryono,
2012). Sangat penting untuk diketahui bahwa gerakan
janin saat kehamilan harus dipantau oleh ibu hamil,
karena gerakan janin salah satu indikator bahwa janin
yang di kandung dalam kondisi hidup dan sehat, tanda
reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan
janin yang mengikuti pola teratur dari awal ketika
gerakan ini dirasakn (Rukiyah dan Yulianti, 2014).
(3) TT (Tetanus Toxoid)
Dari hasil penelitian Widiyanti vaksinasi dalam kehamilan
di indonesia dianjurkan diberikan pada saat pelayanan
antenal care karena angka kejadian tetanus neonatorum di
indonesi sangat tinggi. Jadwal pemberian Imunisasi TT.
Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi Interval % Masa
Perlindungan Perlindungan

TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada


ANC pertama

TT 2 4 minggu 80% 3 tahun


setelah TT1

TT 3 6 bulan setelah 95% 5 tahun


TT 2

TT 4 1 tahun setelah 99% 10 tahun


TT 3
TT 5 1 tahun setelah 99% 25 tahun/
TT 4 seumur hidup

Sumber: (Pantikawati dan Saryono, 2012).

(4) Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi
dalam kehamilan trimester I.
(5) ANC (Antenatal Care)
Jadwal Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan kehamilan
sangat diperlukan untuk memantau keadaan ibu dan janinnya.
Dalam literatur Saifudin (2007), sebagai berikut: (1)
Kehamilan trimester I (<14 minggu) satu kali kunjungan, (2)
Kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan,
(3) kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah
minggu 36) dua kali kunjungan (Rukiyah dan Yulianti,
2012).
(6) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang
aterm, persalinan yang premature, keguguran atau
kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan
forseps, atau dengan SC), riwayat perdarahan pada
kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya, hipertensi
disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya, berat
bayi sebelumnya <2500 atau >4000 kg, masalah-masalah
lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu membantu
anda mengelola asuhan pada kehamilan ini (konseling
khusus, test, tindak lanjut dan rencana persalinan (Rukiyah
dan Yulianti, 2014).
(7) Riwayat Kesehatan
Data dari riwayat keseahatan ini dapat kita gunakan sebagai
“penanda” (warning) akan adanya penyulit masa hamil.
Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil
yang melibakan seluruh sistem dalam tubuh akan
mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa
data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu
kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang
menderita penyakit, seperti jantung, diabetes melitus (DM),
ginjal, hipertensi/hipotensi, dan hepatitis (Rukiyah dan
Yulianti, 2014).
(8)Riwayat Perkawinan
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga
pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat ajukan antara
lain sebagai berikut.
(a) Berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali?
(b) Status pernikahan (sah/tidak)?
(c) Lama menikah?
(d) Ini adalah suami yang ke?
(9)Riwayat KB
Riwayat keluarga berencana dikaji lebih awal agar pasien
mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai
pilihan beberapa alat kontrasepsi.Memberikan Penjelasan
mengenai alat kontrasepsi tertensu yang sesuai dengan
kondisi dan keinginan pasien (Sulistyawati, 2009).
(10) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
(a) Pola Nutrisi
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
selama hamil. Kita bisa menggali dari pasien tentang
makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa
banyak dan sering ia mengomsumsinya, sehingga jika
kita peroleh data yang tidak sesaui dengan standar
pemenuhan, maka kita dapat memberikan klarifikasi
dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai gizi
ibu hamil. Beberapa hal yang perlu kita tanyakan pada
pasien berkaitan dengan pola makan adalah sebagai
berikut.
 Menu
ini dikaitkan dengan pola diet seimbang bagi ibu
hamil. Kita dapat menanyakan pada pasien tentang
apa saja yang ia makan dalam sehari (nasi, sayur,
buah, makanan selingan dan lain-lain).
 Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk bagi kita tentang
seberapa banyak asupan makanan yang dikomsumsi
ibu.
 Jumlah Per Hari
Data ini memberikan volume atau seberapa banyak
makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali
makan. Untuk mendapatkan gambaran total
makanan yang ibu makanan, bidan dapat
mengalikannya dengan frekuensi makan dalam
sehari.
 Pantangan
Ini juga penting untuk kita kaji karena ada
kemungkinan pasien berpantang makanan justru pda
makanan yang sangat mendukung pemulihan
fisiknya, misalnya daging, ikan, atau telur
(Sulistyawati, 2009).
(b) Pola Eliminasi
Kebutuhan fisik ibu hamil akan eliminasi berkaitan
dengan adaptasi gastrointestinal sehingga menyababkan
penurunan tonus dan mortilitas lambung dan usus
terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan obstipasi, penekanan
kandung kemih karena pengaruh hormon esterogen dan
progesteron sehingga menyebabkan sering BAK dan
terjadi pengeluaran keringat (Rukiyah dan Yulianti,
2009). Meurut Saputra (2014) Peningkatan rekuensi
berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh
tekanan uterus karena turunya bagian bawah janin
sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan
frekuensi berkemih meningkatkat karena kapasitas
kandung kemih berkurang 12.
(c) Pola Personal Higiene
Dikaji untuk mengetahui bagaimana akan memengaruhi
kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai
kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan
kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat
memberikan bimbingan mengenai cara perawatan
kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan
diri di antaranya mandi, keramas, ganti baju dan celana
dalam dan kebersihan kuku (Sulistyawati, 2009).
(d) Pola Istirahat Tidur
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Istrahat
malam hari rata-rata lama tidur malam yang normal
adalah 6-8 jam. Selain itu tidak semua wanita
mempunyai kebiasaan tidur siang. Oleh karena itu, hal
ini dapat kita sampaikan kepada ibu bahwa tidur siang
sangat penting untuk menjaga kesehatan selama hamil
(Sulistyawati, 2009).
(e) Pola Seksual
Hal-hal yang berkaitan dengan pola seksual yang
ditanyakan diantaranya frekuensi dalam satu minggu
dan apakah ada gangguan ketika melakukan hubungan
seksual (Sulistyawati, 2009).
(f) Pola Aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari dikaji untuk
memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas
yang biasa dilakukan pasien di rumah (Sulistyawati,
2009).Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti
menyapu, mengepel, masak, dan mengajar (Kusmiyati,
2010).
(g) Data Ekonomi, Psikososial, Budaya
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu
mengetahui sistem dukungan ibu dan mengambil
keputusan dalam keluarga (Rukiyah dan Yuliyanti,
2013).
Adanya respon yang positif dari keluarga
terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi
ibu dalam menerima peranya (Sulistyawati, 2009).
Menurut Rukiyah dan Yuliyanti (2013)
menyatakan bahwa harus dikaji apakah ibu hamil
menganut mitos tertentu yang menghambat pemberian
asuhan bagi ibu hamil dan membahayakan kehamilan.
(h) Data Pengetahuan
Dikaji pengetahuan pasien tentang pemeriksaan
kehamilan, perawatan payudara, memantau gerakan
janin, waspada keluhan, pola makan yang sehat, sikap
tubuh yang baik, posisi tidur, ketidaknyamanan dan
cara mengatasinya, tanda bahaya (Sulistyawati, 2009).
3) Data Obyektif
Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
(Rukiyah dan Yuliyanti, 2014).
a) Keadaan Umum
Keadaan umum baik jika menunjukkan respon yang baik
terhadap lingkungandan orang lain begitupun dengan
sebaliknyan jika ia kurang atau tidak memberikan respons
yang baik terhadap lingkungan dan orang lain bahaya
(Sulistyawati, 2009).
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan compos mentis (kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar bahaya (Sulistyawati,
2009).
c) Tinggi Badan
Ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil
antara lain yaitu >145 cm (Prawirdjohardjo, 2005) (Rukiah dan
Yulianti, 2014).
d) Berat Badan
Timbang BB dan pengukuran TB pertambahan BB yang
normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan massa tubuh (BMI:
body masa indeks) dimana metode ini menentukan
pertambahan optimal selama masa kehamilan, karena
merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita
hamil. Total pertambahan BB pada kehamilan yang normal
12,5 kg (Rukiah dan Yulianti, 2014).

e) Tekanan darah
Menurut Rukiah dan Yulianti (2014) Tekanan darah
perlu ukuran untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
selama kehamilan. Tekanan darah yang adekuat perlu untuk
mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik
140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal
pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hypertensi
(Prawirdjohardjo, 2005).
f) Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA normal ibu hamil adalah >23,5 cm(Romauli,
2011). Standar minimal untuk ukuran Lingkar Lengan Atas
pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika
ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah
kurang energi kronis.
g) Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80
x/menit (Romauli, 2011).
h) Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36-37,50C, suhu tubuh
lebih dari 37,50C perlu diwaspadi adanya infeksi (Romauli,
2011).
i) Pernapasan
Normalnya 16-24/menit (Romauli, 2011).Menurut
Sulistyawati (2009) wanita hamil bernapas lebih cepat dan
lebih dalam memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan
dirinya.Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukkan
syok atau ansietas (Varney, 2008).
j) Status Present
(1) Kepala
Perlu dikaji rambutdan kulit kepala, ukuran, lontur,
kesimetrisan, lokasi struktur wajah, gerakan involunter
(Rukiyah dan Yulianti, 2014).
(2) Muka
Perlu dikaji pada muka adalah simetris, pucat, dan
oedema(Rukiyah dan Yulianti, 2014).
(3) Mata
Yang dikaji pada mata adalah konjungktiva, sklera,
kebesihan, kelainan dan gangguan penglihatan (rabun
jauh/dekat) (Sulistyawati, 2009).
(4) Hidung
Yang dikaji pada hidung adalah kebersihan, polip (hidung
tersumbat), pernafasan (Sulistyawati, 2009).
(5) Mulut
Yang dikaji pada mulut adalalah Integritas jaringan
(lembab, kering atau pecah-pecah) (Sulistyawati, 2009).
(6) Telinga
Yang pelu dikaji Kebersihan, gangguang pendengaran dan
massa (Sulistyawati, 2009).
(7) Leher
Menyebutkan bahwa pada leher perlu dikaji pembesaran
kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis (Sulistyawati,
2009).
(8) Ketiak
Dikaji adanya terdapat tumor atau nyeri tekan (Rukiyah
dan Yulianti, 2014).
(9) Dada
Dikaji retraksi dada, denyut jantung teratur dan wheezing
(Sulistyawati, 2009).

(10) Abdomen
Dikaji bentuk, bekas lupa operasi, strie, linea, TFU, Hasil
pemeriksaan palpasi leopold, taksiran berat janin
(Sulistyawati, 2009).

(11) Vulva
Perlu kebersihan, pengeluaran pervagina dan tanda-tanda
infeksi vagina (Sulistyawati, 2009).
(12) Ekstremitas
Dikaji di bagian ekstremitas atas adanya gangguang/
kelainan dan bentuk untuk ekstremitas bawah bentuk,
oedema dan varises (Sulistyawati, 2009)

(13) Refleks Patella


Refleks patella normal kanan/kiri (+/+) (Sulistyawati,
2009).
(14) Anus
Menyatakan bahwa pada anus perlu dikaji hemoroid dan
kebersihan (Sulistyawati, 2009)
k) Status Obstetri
Pemeriksaan obstetri digunakn untuk mengetahui kondisi
pasien berkaitan dengan kehamilan/persalinan. Pemeriksaan
meliputi:
(1) Inspeksi
(a) Muka
Closma Gravidarum (Sulistyawati, 2009)
(b) Payudara
Bentuk payudara, kesimetrisan, massa, hiperpigmentasi
areola, keadaan puting kebersihan dan ruam
(Sulistyawati, 2009).

(c) Abdomen
Terdapat linea nigra, striae, luka bekas operasi dan
pembesaran perut (Sulistyawati, 2009)
(d) Vulva
Kebersihan, ada varises atau tidak, kelenjar bartolin,
pengeluaran pervaginam, tanda-tanda infeksi
(Sulistyawati, 2009).
(2) Palpasi
(a) Payudara: teraba massa atau tidak, nyeri, kolostrum
(Sulistyawati, 2009).
(b) Abdomen
 Leopold I menentukan tinggi fundus uteri dan apa
yang teraba di fundus
 Leopold II menentukan punggung kanan atau
punggung kiri
 Leopold III menentukan bagian apa terendah. Pada
kehamilan normal yang teraba adalah kepala
 Leopold IV menentukan apakah bagian terendah
sudah masuk PAP (Pintu Atas Panggul) atau belum
(Pantikawati dan Saryono, 2012).
(c) Tinggi Fundus Uteri
Tinggi fundus uteri, dengan dibandingkan terhadap
berbagai titil patokan, di ukur pada setiap kali
kunjungan. Pertumbuhan uterus akan terus terjadi dan
dapat perkirakan sehingga tinggi fundus uteri
merupakan pedoman yang baik untuk menentukan usia
kehamilan (Farrer, 2001) (Rukiyah dan Yuliyanti,
2014).
(d) Tafsiran Berat Janin (TBJ)
Taksiran berat janin, menghitung dengan caraDjonson
Tausak (TFU dalam cm) – n x 155 = gram. Bila kepala
di atas atau pada spina ischiadika maka n = 12, bila
kepala di bawah spina ishiadika maka n = 11
(Pantikawati dan Saryono, 2012).
(3) Auskultasi
Auskultasi, mendengar denyut jantung janin.Normalnya
adalah 120-160 x/menit (Pantikawati dan Saryono, 2012).

4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine bertujuan untuk mengetahui komplikasi
adanya pre eklamsi pada ibu hamil yang sering kali
menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun persalinan
dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan
bayi bila tidak segera diantisipasi.
Pemeriksaan urine reduksi obertujuan untuk melihat
adanya glukosa dalam urine.Urine normal biasanya tidak
mengandung glukosa.Dalam kasus tertentu urine mengandung
glukosa seperti pada ibu yang mempunyai riwayat DM
(Rukiyag dan Yuliyanti, 2014).
b) Pemeriksaan Haemoglobin
Pemeriksaan HB secara sahli dilakukan pada ibu hamil pada
kunjungan awalpada trimester III (28 minggu) dan bila
didapatkan tanda-tanda anemia menjelang persalinan
seandainya terjadi komplikasi. Menurut manuaba pemeriksaan
HB dilakakuan minimal2 kali selama kehamilan yaitu trimester
I dan III. Hasil pemeriksaan Hb sahli dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: Hb 11 gr% dikatakan tidak anemia, 9-10gr%
anemia ringan, 7-8 gr % anemia sedang ,< 7 gr % anemia berat
(Rukiya dan Yuliyanti, 2014).
5) Analisa
a) Diagnosa Kebidanan
Dalam asuhan kebidanan trimester I maka diagnosa
kebidanan yang muncul adalah primigravida atau
multigravida, hamil 0-12 minggu, tunggal/ganda, intra
uterine, hidup, situs bujur/lintang, posisi punggung
puka/puki, presentasi kepala, jalan lahir baik, keadaan ibu
dan janin baik (Pantikawati dan Saryono, 2012).
b) Masalah
Keluhan yang sering dijumpai pada TM I dia antaranya mual
dan muntah, Ptialisme (salivasi berlebihan), Keletihan, Nyeri
punggung bagian atas (non patologis), Pica (mengidam
makanan), Leukorea (keputihan), Nocturia (sering berkemih).
(Sulistyawati, 2009)
c) Diagnosa Potensial
Tidak ada
d) Antisipasi Tindakan Segera
Tidak ada
6) Penatalaksanaan
Memberikan kesehatan tentang cara mengatasi ketidaknyamanan
kehamilan trimester I sesuai dengan keluahan ibu hamil. Cara
mengatasi ketidaknyamanan kehamilan pada TM I.
D. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut badan
Litbangkes Depkes RI, Standar minimal pelayanan ANC adalah “14T”
yaitu
1) Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah
2) Tinggi dan berat badan ditimbang
3) Temukan kelainan/ periksa daerah muka dan leher (gondok, jugularis
vena pressure), jari dan tungkai (oedema), lingkaran lengan atas,
panggul(perkusi ginjal) dan refleks patella
4) Tekanan darah diukur
5) Tekan/ palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam
payudara, tekan titik (accu pressure) peningkatan ASI
6) Tinggi fundus uteri diukur menurut Kemenkes RI, 2013.
Pengukuran meliputi :
a.Pengukuran dengan jari
1. 12 Minggu : 1-2 jari di atas sympisis
2. 16 minggu : pertengahan sympysis dengan pusat
3. 20 minggu : 3 jari di bawah pusat
4. 24 minggu : setinggi pusat
5. 28 minggu : 3 jari di atas pusat
6. 34 minggu : pertengahan pusat dengan prosesus xifoideus
7. 36 minggu : setinggi prosesus xiphoideus
8. 40 minggu : 2 jari dibawah processus xiphoideus
b. Pengukuran menggunakan satuan cm
1. 20 minggu : (± 2 cm) 20 cm
2. 24 minggu : (± 2 cm) 24 cm
3. 28 minggu : (± 2 cm) 28 cm
4. 32 minggu : (± 2 cm) 32 cm
5. 36 minggu : 34-36 cm
7) Tentukan posisi janin (leopold I-IV) dan detak jantung janin
8) Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa
9) Tentukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glukosa urin), Sediaan
vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi
10) Terapi dan penvegahan anemia (Tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai
dengan indikasi (gondok, malaria dll)
11) Tetanus toxoid imunisasi
12) Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure) dan senam hamil
13) Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan): makanan bergizi ibu
hamil, tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada
waktu kehamilan dan persalinan.
14) Temu wicara konseling
D. Evidence Based
1) Judul : Pengaruh Pemberian Essensial Oil Peppermint Terhadap
Intensitas Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Desa Way
Harong Timur Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun 2016

2) Penulis : Yuli Yantina(1), Susilawati (2), Ike Ate Yuviska (2)

3) Resume :
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang
pengaruh pemberian Essensial Oil Peppermint terhadap intensitas mual
dan muntah pada ibu hamil trimester I di desa Way Harong Timur
Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun 2016, terdapat 35
responden yang mengalami mual dan muntah pada kehamilan. Dari 35
responden, didapatkan hasil nilai rata- rata intensitas mual dan muntah
pada kehamilan sebelum dan setelah diberikan Essensial Oil Peppermint
yaitu 3,943 standar deviasi 1,327 standar error 0,224. Hasil uji statistik
menggunakan uji T test dependent dan didapatkan nilai p-value 0,000 ≤
0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau
ada pengaruh pemberian Essensial Oil Peppermint terhadap intensitas
mual dan muntah pada ibu hamil trimester I di desa Way Harong Timur
Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun 2016.
Jika dikaitkan dengan penelitian yang telah dilakukan, Peppermint
dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi mual dan muntah pada
kehamilan, karena mengandung aromaterapi dan minyak esensial yang
memiliki efek farmakologis. Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik
dengan menggunkan minyak essensial yang bermanfaat untuk
meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik.
Ketika minyak esensial dihirup, maka molekul akan masuk ke rongga
hidng dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah
yang mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait
dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian bagian
tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stress, memori,
keseimbangan hormon, dan pernafasan (8).
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY. Y USIA 23 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 10 MINGGU
DI PUSKESMAS NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

A. PENGKAJIAN:
Tanggal :18 Agustus 2021 Jam :09.00 WIB
B. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. Y 1. Nama : Tn. B
2. Umur : 23 tahun 2. Umur : 25 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Swasta 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa: Jawa- Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa - Indonesia
7. Alamat : Karangjati 2/3 7. Alamat : Karangjati 2/3

C. DATA SUBYEKTIF
a. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
b. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan mual dan muntah di pagi hari
Uraian keluhan utama :
Ibu merasa mual tiap pagi hari dirasakan sekitar satubulanan
c. RIWAYAT KESEHATAN:

Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita:


a. Jantung ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada dada sebelah kiri dan
tidak keluar keringat dingin pada telapak tangan saat beraktivitas

b. Ginjal ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri tekan perut kanan bawah,
pinggang tidak terasa sakit

c. Hipertensi ibu mengatakan pernah merasa pusing dan cengeng dan tensinya
tidak pernah melebihi 140/90 mmhg

d. Asma/ TBC ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas dan batuk secara
terus menerus selama 3 bulan

e. Hepatitis ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning mata, dan
ujung kuku tidak kuning

f. DM ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit gula dengan gejala


sering makan dan minum dan di malam hari sering BAK

g. Epilepsi ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit ayan atau


mengalami kejang yang disertai pengeluaran air liur yang berbusa

Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan):

h. Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit
hipertensi

i. Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak istri dan suami tidak ada
yang menderita penyakit menurun seperti asma dan DM dan penyakit menular
seperti TBC dan hepatitis

j. Ibu mengatakan dri pihak istri dan suami tidak mempunyai riwayat
keturunan kembar
d. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche :12 tahun Nyeri Haid : tidak terdapat
nyeri
Siklus : 28 hari Lama : 7 hari
Warna darah : merah kehitaman. Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : ganti pembalut 3-4x sehari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) HPHT : 09-06-2021
2) HPL : 16-03-2022
3) Umur kehamilan
Juni 3 0
Juli 4 3
Agust 2 4
10 minggu
4) Gerak janin
 Pertama kali : belum teraba
5) Tanda bahaya
Ibu mengatakan tidak ada
6) Khekawatiran khusus : ibu khawatir bayinya tidak sehat karena sering mual
muntah

7) Imunisasi TT : ibu mengatakan sudah diimunisasi


8) ANC : 1 x
e. Riwayat ANC
Suplement & Fe
ANC TINDAKAN/
Tanggal Tempat (Jenis, Jml & MASALAH
Ke PENDKES
aturan minum)
1 04-8- BPM  B6 Mual Makan sedikit tapi
2021 dikonsumsi sering.
3x1
 Kalk di
konsumsi 1x1

f. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:


TH Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan
Frek Keluhan UK Jenis Penolong JK/BB Penyulit IMD Penyulit ASI Anak
ANC Eksklusif Sekarang
- - - - - - - - - - - -

g. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kb apapun
Rencana Setelah Melahirkan : ibu mengatakan jika setelah melahirkan,
ingin memakai alat kontrasepsi suntik KB 3 bulan
h. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Sebelum hamil :
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi :
(1) Nasi : 3 x 1 piring sedang
(2) Lauk : 3 x 1 potong sedang ( ayam, pindang, tempe ,
tahu, ikan)
(3) Sayuran : 3 x 1 mangkuk ( sayur sup, kangkung, bayam)
(4) Buah : 3 x seminggu; jenis pepaya, pisang, melon
(5) Camilan : ibu mengatakan tidak makan camilan
c) Pantangan : tidak ada pantangan makanan
2) Minum
a) Jumlah total 6 gelas perhari; jenis air putih, teh
b) Susu : ibu mengatakan tidak minum susu
3) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan jika selama hamil porsi makannya sedikit dan
pada pola minum yaitu selama hamil ibu minum susu hamil 1 gelas per
hari.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) Buang air kecil :
Frekuensi perhari : 5 x ; warna kuning jernih, konsistensi cair, bau
khas
Keluhan/masalah : tidak ada keluhan atau masalah BAK
b) Buang air besar :
Frekuensi perhari : 1 x ; warna kuning kecoklatan konsistensi
lembek
Keluhan/masalah : tidak ada keluhan atau masalah dalam BAB
2) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan jika terjadi perubahan pola BAK yaitu ibu lebih
sering BAK menjadi 8-9 x per hari dengan warna kuning jernih. Dalam
pola BAB tidak ada perubahan dari sebelum dan selama hamil.
c. Personal hygiene
a. Sebelum hamil :
(1) Mandi 3 x sehari
(2) Keramas 3 x seminggu
(3) Gosok gigi 3 x sehari
(4) Ganti pakaian 3x sehari; celana dalam 3 x sehari
(5) Kebiasaan memakai alas kaki : memakai sandal saat keluar rumah
dan memakai sepatu ketika sedang bekerja
b. Perubahan selama hamil ini
Ibu mengatakan jika tidak ada perubahan pola hygiene dari
sebelum dan selama hamil.
d. Hubungan seksual
1) Sebelum hamil :
a) Frekuensi : 3 x seminggu
b) Contact bleeding : ibu mengatakan tidak ada darah yang keluar
ketika selesai berhubungan seksual
c) Keluhan lain : ibu mengatakan tidak ada keluhan saat berhubungan
seksual
2) Perubahan selama hamil ini:
Ibu mengatakan jika frekuensi berhubungan seksual dengan suami
menjadi berkurang dari sebelumnya yaitu 2x.
e. Istirahat/tidur
1) Sebelum hamil :
a) Tidur malam 8 jam
b) Tidur siang 1 jam
c) Keluhan/masalah : tidak ada masalah dalam pola istirahat
2) Perubahan selama hamil ini
Ibu mengatakan jika tidak ada perubahan pola istirahat dari sebelum
dan selama hamil.
f. Aktivitas fisik dan olah raga
1) Sebelum hamil :
a) Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : pekerjaan rumah
b) Olah raga : jenisnya : ibu mengatakan jika ibu tidak melakukan
olahraga
2) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan selama hamil mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti mencuci piring dan menyapu dibantu oleh suami
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
1) Merokok : ibu mengatakan jika sebelum dan selama
hamil tidak merokok
2) Minuman beralkohol : ibu mengatakan jika sebelum dan selama
hamil tidak minum minuman beralkohol
3) Obat-obatan : ibu mengatakan jika sebelum dan selama
hamil tidak mengonsumsi obat- obatan bebas tanpa resep dokter atau
bidan di Puskesmas
4) Jamu : ibu mengatakan jika sebelum dan selama
hamil tidak mengonsumsi jamu.
i. Riwayat Psikososial-spiritual
a) Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah,umur waktu menikah : 22 th.
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 1 tahun
b) Hubungan dengan suami : baik
c) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : ibu dibelikan
buku / majalah hamil dan susu kehamilan oleh suaminya, selain itu suami
mengantar saat ibu periksa hamil.
d) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : ibu mengatakan jika ada
masalah, ibu selalu bercerita kepada suami untuk membantu meringankan
masalahnya.
e) Ibu tinggal serumah dengan : suami dan orang tua
f) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
g) Orang terdekat ibu : suami
h) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
adat istiadat yang dilakukan berkaitan dengan kehamilan
i) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Puskesmas
Sambirejo
j) Penghasilan perbulan: Rp2.500.000,00 Cukup
k) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : tidak
2) Jika ‘ya’ frekuensi puasa : -
Keluhan selama puasa : -
3) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria.
j. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang tanda bahaya ibu hamil trimester 1
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin mengetahui cara mengatasi
keluhan mual muntah yang dialaminya

D. DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum: baik Tensi :110/70 mmHg
2) Kesadaran : composmentis Nadi : 80 x per menit
3) BB Sebelum/ Sekarang: 52/ 55 kg Suhu /T:36,5
4) TB : 160 cm RR : 20 x per menit
5) LILA : 26 cm IMT : 21,48
b. Status present
Kepala : mesochepal, simetris, tidak benjolan, kulit kepala bersih
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak terdapat sekret, tidak
terdapat kelainan
Mulut : simetris, bibir tidak kering, tidak ada karies gigi, tidak ada
perdarahan gusi
Telinga : simetris, tidak ada sekret, tidak ada kelainan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe dan
tidak ada pembesaran vena jugularis
Ketiak : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi dada
Perut : tidak terdapat luka bekas operasi
Lipat paha : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : tidak terdapat oedem, turgor kulit cepat
Refleks patella :+/+
Punggung : tidak terdapat kelainan tulang punggung
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
a) Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum, muka tidak
oedem
b) Mamae : areola menghitam, puting menonjol dan bersih,
tidak teraba massa, kolostrum sudah keluar
c) Abdomen : terdapat line alba ,linea nigra dan striae
gravidarum
d) Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
2) Palpasi
a) Leoplod I : Uterus Keras (Balotement)
b) Leoplod II : tidak dilakukan
c) Leoplod III : tidak dilakukan
d) Leoplod IV : tidak dilakukan
e) TFU : tidak dilakukan
f) TBJ : tidak dilakukan
3. Auskultasi :
DJJ : - per menit
2. Pemeriksaan penunjang : -
E. ANALISA
Diagnosa kebidanan : Ny. Y Usia 23 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10
Minggu dengan Emesis gravidarum
Masalah : Ketidaknyamanan ibu hamil trimester 1 (mengalami
mual muntah)

Kebutuhan : Pendidikan kesehatan mengenai keluhan-keluhan


yang dialaminya

F. PELAKSANAAN
Tanggal 18 Agustus 2021 Jam 09.30 WIB

1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan ibu dan janin normal

Hasil = ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang sudah


dijelaskan

2. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhan-keluhan yang dialaminya


adalah halyang wajar terjadi pada usia awal kehamilan, dan akan hilang
sendiri ketika memasuki usia 16 mggu

Hasil = ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan paham apa yang
dialaminya

3. Menjelaskan kepada ibu tentang sex pada kehamilan tidak akan


mempengaruhi janin yang dikandungnya dan aman utuk ibu hamil dengan
memperhatikan kondisi ibu.

Hasil: ibu memahami penjelasan yang diberikan

4. Memberitahu ibu agar tidak makan- makanan yang merangsang mual


seperti kurangi makan yang mengandung minyak atau bumbu yang
menyengat.

Hasil= ibu mau melaksanakan

5. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tetapi sering, diperbanyak makan


sayuran hijau dan buah

Hasil: ibu bersedia mengikuti anjuran bidan


6. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup serta jangan beraktivitas berat
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan

7. Memotivasi ibu untuk berkunjung ulang 1 bulan lagi yaitu 18-09-2021


atau jika ada keluhan

Hasil= ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran bidan

8. Mendokumentasikan Laporan Kegiatan

Hasil = Laporan sudah di dokumentasikan


CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA : NY.Y
UMUR : 23TH CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) PARAF
TANGGAL/JAM
25 Agustus 2021 S : Ibu mengatakan masih merasakan mual
15.30 WIB Evaluasi hasil kunjungan pertama
Dirumah bidan a. Ibu makan sedikit sedikit tapi sering,
menghindari makanan yang berlemak, selalu
duduk tegak ketika selesai makan tetapi ibu
masih merasakan mual
b. Ibu minum tablet tambah darah satu tablet setiap
akan tidur malam menggunakan air putih
c. Ibu mengatakan rasa lemas sudah berkurang
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 55 kg
TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x per menit
Suhu /T :36,5
RR : 22x per menit
Status obstetric
1. Inspeksi:
a. Muka : tidak terdapat cloasma
gravidarum, muka tidak oedem
b. Mamae : areola menghitam, puting
menonjol dan bersih, tidak teraba massa,
kolostrum sudah keluar
c. Abdomen : terdapat line alba ,linea nigra
dan striae gravidarum
d. Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
2. Palpasi
a) Leoplod I:uterus keras (ballotement)
b) Leoplod II : tidak dilakukan
c) Leoplod III: tidak dilakukan
d) Leoplod IV: tidak dilakukan
a. TFU : - cm
b. TBJ : - gram
3. Auskultasi :
DJJ : - per menit
A : Ny. Y umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan
11 minggu, dengan emesis gravidarum

Masalah :Gangguan rasa mual


Kebutuhan : Informasi tentang cara mengatasi mual
yang dialami
P:
1. Memberitahu ibu dan suami hasil pemeriksaan
bahwa kondisi ibu dan janin dalam keadaan
sehat.
Hasil: Ibu dan suami terlihat senang mengetahui
kondisi ibu serta janin sehat.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap makan makanan
yang bergizi sedikit sedikit tapi sering untuk
menutrisi janin yang ada dalam kandungan
Hasil: Ibu bersedia untuk makan makanan
bergizi dengan frekuensi sedikit sedikit tapi
sering
3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi
obat tambah darah dan vitamin sesuai aturan.
Hasil : Ibu bersedia mengkonsumsi obat sesuai
aturan
4. Menganjurkan ibu untuk periksa kembali segera
bila ada keluhan.
Hasil: Ibu paham dan bersedia mengikuti anjuran
yang diberikan.

NAMA : NY.Y
UMUR : 23TH CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) PARAF
TANGGAL/JAM
30 Agustus 2021 S : Ibu mengatakan mual sudah berkurang
15.00 WIB Evaluasi hasil kunjungan kedua
Dirumah bidan a. Ibu makan sedikit sedikit tapi sering,
menghindari makanan yang berlemak, selalu
duduk tegak ketika selesai makan dan rasa mual
sudah berkurang
b. Ibu minum tablet tambah darah satu tablet setiap
akan tidur malam menggunakan air putih
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 55 kg
TTV
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x per menit
Suhu /T :36,5
RR : 22x per menit
Status obstetric

1. Inspeksi:
a. Muka : tidak terdapat cloasma
gravidarum, muka tidak oedem
b. Mamae : areola menghitam, puting
menonjol dan bersih, tidak teraba massa,
kolostrum sudah keluar
c. Abdomen : terdapat line alba ,linea nigra
dan striae gravidarum
d. Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
2. Palpasi
a. Leoplod I: TFU 2 jari diatas syimfisis teraba
tegang
b. Leoplod II : tidak dilakukan
c. Leoplod III: tidak dilakukan
d. Leoplod IV: tidak dilakukan

e. TFU : TFU 2 jari diatas syimfisis

f. TBJ : - gram
3. Auskultasi :
DJJ : - per menit
A : Ny. Y umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan
11+5 minggu, dengan emesis gravidarum
Masalah : Gangguan mual
Kebutuhan : Informasi untuk tetap makan makanan
gizi seimbang dengan frekuensi sedikit-sedikit tapi
sering
P:
1. Memberitahu ibu dan suami hasil pemeriksaan
bahwa kondisi ibu dan janin dalam keadaan sehat.
Hasil: Ibu dan suami terlihat senang mengetahui
kondisi ibu serta janin sehat.
2. Memberikan informasi pada ibu bahwa keluhan
yang dialami ibu adalah hal yang wajar
Hasil: Ibu mengerti penjelasan dari bidan
3. Menganjurkan ibu unruk tetap makan makanan
bergizi dengan frekuensi sedikit sedikit tapi sering
Hasil : ibu mengangguk dan bersedia melakakukan
anjuran bidan
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup serta
berolahraga seperti jalan-jalan pagi
Hasil: Ibu mengangguk dan mengatakan bersedia
melakukan anjuran bidan
5. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat
tambah darah dan vitamin sesuai aturan.
Hasil : Ibu bersedia mengkonsumsi obat sesuai
aturan
6. Menganjurkan ibu untuk periksa kembali segera
bila ada keluhan atau tanda-tanda persalinan.
Hasil: Ibu paham dan bersedia mengikuti anjuran
yang diberikan.
Grobogan, 2021

Pembimbing Klinik Praktikan

Ngatminah,S.S.T.Keb Eka Muallimah


NIP. 196912131990032003 NIM P1337424821089

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu, SKp Ners, STr.Keb,M.Kes


NIP. 197408181998032001
BAB III
PEMBAHASAN

Penulis telah melakukan asuhan kebidanan kehamilan holistik sejak tanggal


18 Agustus 2021 di Puskesmas Ngaringan dan telah dilakukan kunjungan
rumah.didapatkan hasil: Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum, sehingga kebutuhan penulis akan data klien
lengkap sehingga mendukung penetapan diagnosa.Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan ibu bernama Ny. Y umur 23 tahun G 1P0A0usia hamil usia hamil 10
minggu, tergolong dalam usia reproduksi sehat, sesuai dengan teori Prawirohardjo
(2011) HPHT Ny. Y adalah tanggal 09 - 06 – 2021 sehingga HPL-nya adalah 16–
03–2022. Pada umur kehamilan 10 minggu asuhan yang diberikan kepada ibu sesuai
dengan standar menurut Permenkes RI Tahun 2014 yaitu 14 T dan semua standar
telah dilaksanakan pada Ny. Y serta tidak ditemukan adanya tanda-tanda risiko ibu
hamil.
Analisa yang dibuat pada praktek umumnya sudah sesuai dan samadengan
teori asuhan kehamilan yaitu dengan melihat data dari anamnesa dan pemeriksaan
fisik, lalu munculah masalah yang kemudian dijadikan diagnosa kebidanan.
Pada kehamilan trimester I ini Ny. Y mengalami keluhan mual setiap pagi
hari. Dari data yang diperoleh nafsu makan Ny. Y juga berkurang. Penyebab mual
dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya perubahan hormon
dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang buruk sebelum
maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat
dan stres dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama
sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak dan
cukup istirahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai mual agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi
masalahnya pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang
dapat mengganggu kehamilan selanjutnya (Nail, 2009).
Mual dan muntah selama kehamilan dapat terjadi karena adanya perubahan
dalam sistem endokrin selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya
fluktuasi kadar hCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode
mual atau muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu
pertama, sehingga hCG menjadi kadar tertingginya. hCG sama dengan LH
(luteinizing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit. hCG
melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus
memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih
oleh lapisan korionik plasenta. hCG dapat disekreksi dalam darah wanita dari sekitar
tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), dan peningkatan jumlah
jaringan plasenta juga meningkatkan total jam terjadinya rasa mual di awal
kehamilan. hCG bertanggung jawab terhadap penurunan TSH (thyroid stimulating
hormone) yang banyak terjadi pada pada wanita yang mengalami hyperemesis
gravidarum yang terbukti mengalami peningkatan fungsi tiroid, dengan sejumlah
kecil mengalami tirotoksikosis gestasional dengan serum hCG melebihi 200 IU/ ml
(Tiran, 2009).
Pada dasarnya pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
dilapangan telah sesuai dengan teori yang ada, mulai dari pengkajian sampai
pelaksanaan asuhan.Namun pemeriksaan fisik di lapangan tidak dilakukan secara
lengkap. Klien diberi konseling mengenai kehamilan, mulai dari penyebab mual
muntah yang dialami, nutrisi ketika hamil, tanda bahaya trimester I yang harus di
waspadai, memberikan suplemen berupa tablet Fe dan Vitamin B6, dan pasien juga
diberitahu kapan harus datang lagi dan control.
Dalam asuhan kebidanan holistik ini penulis memberikan penatalaksanaan
yaitu menjelaskan bahwa ibu mengalami morning sickness / emesis gravidarum
sehingga penulis memberikan salah satu intervensi yaitu menganjurkan ibu
menghirup Essensial Oil Peppermint sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yuli Yantina, Susilawati, Ike Ate Yuviska, tentang Pengaruh Pemberian Essensial
Oil Peppermint Terhadap Intensitas Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I
Di Desa Way Harong Timur Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun
2016. Menurut peneliti Peppermint dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi
mual dan muntah pada kehamilan, karena mengandung aromaterapi dan minyak
esensial yang memiliki efek farmakologis. Aromaterapi merupakan tindakan
terapeutik dengan menggunkan minyak essensial yang bermanfaat untuk
meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Ketika
minyak esensial dihirup, maka molekul akan masuk ke rongga hidng dan
merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang mempengaruhi
emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis,
hipotalamus, bagian-bagian bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan
darah, stress, memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan
DAFTAR PUSTAKA

Amru. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Astutik, R. Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.Trans
Info Media. Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2019 Pukul 18.00 WIB. Didapat
dari http://www.jateng.go.id

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Diakses pada tanggal 06 November 2018 Pukul 18.00 WIB. Didapat
dari http://www.jateng.go.id

Fitriana, Y & Sutanto, V, A. Asuhan Pada Kehamilan Panduan Lengkap Asuhan


Selama Kehamilan Bagi Praktisi Kebidanan. Pustaka Baru
Press.Yogyakarta.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kemenkes
RI.

Kusmiyati, yani,dkk. 2010. Perawatan Ibu hamil (asuhan ibu hamil). Yogyakarta:
Fitramaya

Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Depkes RI.

Manuaba, dkk . 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk


pendidikan Bidan.Jakarta : EGC

Maulana M. 2009. Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan dan Mengasuh Bayi.


Yogyakarta: Katahati.

Ningsih, Dewi Andariya. 2017. Midwifery Continuity Of Care; Kebidanan, 4(2), pp


67-77.

Pantikawati, I dan Saryono.2012. Asuhan Kebidanan I kehamilan. Nuha Medika:


Yogyakarta.
Putri. A. D. 2017. Efektifitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.
http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/5407

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Profil Kesehatan Kabupaten Kendal. 2016. Kendal: Dinkes Kab Kendal 2017.

Ratih, Rini Harini dkk. 2017. Kandungan Vitamin B6 pada Pisang: Alternatif
Mengatasi Mual Muntah pada Ibu Hamil. Pekanbaru: Jurnal Kesehatan
Komunitas Universitas Abdurrab.

Rifiana. A. J & Falasifah. M. 2020. Efektifitas Konsumsi Jahe Dan Sereh Dalam
Mengatasi Morning Sickness Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Serang Kota Tahun 2020. https://doi.org/10.14710/jtp.4.1.65-68

Rofi’ah, Siti dkk. 2017. Efektivitas Konsumsi Jahe dan Sereh dalam Mengatasi
Morning Sickness. Semarang: Poltekkes Kemenkes Semarang.

Romauli Suryat. 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Nuha Medika: Yogyakarta

Rukiyah, Y, I dan Yulianti, A. 2014.Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan


Kurikulum Berbasis Kompetensi. CV Trans Info Media. Jakarta.

Saminem.2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Saputra, L. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Binaputra Aksara. Tanggerang

Sari, Riezky dkk. 2016. Efektivitas Pemanfaatan Buah Apel dalam Mengatasi
Morning Sickness di Desa Ambarketawang, Gamping. Yogyakarta: Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: EGC

Tiran, D. 2009. Mengatasi Mual-Mual dan Gangguan Lain Selama Hamil. Jakarta:
EGC.

WHO. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.
Widyastuti. D. E. 2018. TErapi Komplementer Akupresur Untuk Mengatasi
Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Tahun 2018.
https://doi.org/10.36419/jkebin.v10i1.248

Wiraharja, dkk. 2018. Kegunaan Jahe untuk Mengatasi Gejala Mual Muntah dalam
Kehamilan. Damianus Journal od Medicine. Vol 10, No 3, Oktober 2018:
161-170.

Varney, H. Et, all. 2007. Buku Ajar Kebidanan. Edisi 2. Jakarta:EGC

Yuli Yantina, dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Essensial Oil Peppermint Terhadap
Intensitas Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Desa Way
Harong Timur Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun
2016.Jurnal Kebidanan. Vol 2, No 4, Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai