Landasan Teori Lab Shool
Landasan Teori Lab Shool
com/
2008/06/15/landasan-teori-dan-teknologi-
komunikasi/23-9-2023
LANDASAN TEORI DAN
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Posted on Juni 15, 2008 | 17 Komentar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan
organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring
dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam
berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih
rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan
keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta
tahun yang lalu munculnya “otak reptil” menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-
reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia
modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi
oleh otak lain “tingkat tinggi”.
B. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Laswell (1979) agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik harus memiliki
komponen-komponen komunikasi yaitu:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
Proses berlangsungnya komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain
mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa
berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti
kedua belah pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara
langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-
mail, atau media lainnya.
3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan
yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh
si pengirim.
The International Commission for the Study of Communication Problems (1980)
menekankan pengertian komunikasi sebagai proses dalam mempertukarkan berita, data,
pendapat, dan pesan antara perorangan dan masyarakat. Komunikasi mempunyai peranan
sentral dalam segala kegiatan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat, nasional
maupun internasional.
C. Model- model Komunikasi
1. Model dasar : Stimulus Respon
Model iModel komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi,
khususnya yang beraliran behavioristik. Komunikasi dianggap sebagai suatu proses aksi-
reaksi yang sangat sederhana. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan –
tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Model ini
mengabaikan adanya faktor manusia seperti sistem internal individu. Singkatnya model ini
menggangap bahwa komunikasi itu bersifat statis. Manusia selalu berperilaku karena adanya
stimulus atau rangsangan dari luar, bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan
bebasnya. Oleh karena itu model ini kurang tepat kalau diterapkan pada proses komunikasi
manusia.
2. Model Aristoteles
Aristoteles merupakan filosof yang paling dini mengkaji komunikasi, Model Aristoteles
adalah model yang paling klasik atau disebut juga model retoris (Mulyana, 2005) Oleh karena
itu model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, komunikasi publik atau
pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal
pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain
atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap mereka.
Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu:
pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Dia mengemukakan bahwa
persuasi dapat dicapai oleh:
a. Siapa anda (etos –kepercayaan anda)
b. Apa argumen anda (logos –logika dalam pendapat anda)
c. Dengan memainkan emosi khalayak (pathos –emosi khalayak).
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai suatu
yang statis dan tidak memperdulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala2, di samping
itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai
keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain).
3. Model Lasswell
Harold Laswell (1948) menyebutkan sebuah model komunikasi yang mungkin paling dikenal
sepanjang masa. Model ini muncul dalam perkembangan studi Laswell tantang propaganda
politik. Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang
dikembangkan dari batasan ilmu politik. Who says what in which channel to whom with what
effect ?
Konsep Model Laswell sama dengan model Aristoteles yaitu sama-sama menekankan pada
elemen speaker, message & audience (tetapi menggunakan istilah yang berbeda), Baik
Laswell maupun Aristoteles sama-sama melihat komunikasi sebagai proses satu arah dimana
inidividu dipengaruhi individu lain sebagai akibat dari pengiriman pesan (Ruben, 1992)
Penggambaran Laswell tentang berbagai bidang dalam penelitian komunikasi memang
berguna tetapi disisi lain penggambaran tersebut terlalu menyederhanakan bidang penelitian
komunikasi itu sendiri. Braddock (1958) menambahkan dua hal dalam model Laswell yang
dapat mempengaruhi tindakan komunikasi, yaitu:
1. Dalam situasi dan keadaan bagaimana sebuah pesan itu dikirimkan
2. Untuk tujuan apa komunikator mengirimkan pesan
Menurut Windahl model Laswell ini menggambarkan karakter awal model komunikasi.
Sudah dianggap taken for granted bahwa komunikator itu selalu memiliki kesadaran untuk
mempengaruhi komunikan, jadi komunikasi dilihat sebagai suatu proses persuasif. Lasswell
mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu: pengawasan lingkungan, korelasi berbagai
bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, dan transmisi warisan sosial.
5. Model Schramm
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur
Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana,
kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga
model komunikasi yang interaktif. Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan
setidaknya tiga unsur, yaitu :
a. Sumber bisa berupa :
• Seorang individual berbicara, menulis , menggambar, bergerak
• Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi)
b. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan,
atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.
c. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari
sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa,
pembaca surat kabar, penonton televisi,dll.
Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness
antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin
communis yang artinya common (sama).
Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm sangat berperan
dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh
komunikan.
Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang sama (bahasa yang
sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama,dan lain-lain) hanya ada sedikit
kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model
Schramm diatas adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm
mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise.
Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana pesan kita
diinterpretasikan.
• Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan
berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing
• Jika wilayah irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan.
Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umban balik maka ia
akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap individu dilihat sebagai sumber
sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses sirkular daripada suatu
proses satu arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut
juga model Osgood dan Schramm.
6. Model Newcomb
Menurut Newcomb bentuk situasi komunikasi yang paling sederhana digam-barkan oleh
situasi dimana Mr. A berbicara dengan Mr.B tentang sesuatu hal yang dilabeli X atau dikenal
juga dengan “AtoBreX situation”. Model ini juga dikenal sebagai teori keseimbangan
(Bettinghaus, 1968).
A= Source
B = Receiver
C = Object / concept
Ada 6 situasi yang mungkin muncul dalam “AtoBreX situation” :
a. Situasi dimana A dan B saling suka satu sama lain dan
mereka memiliki sikap yang sama terhadap X.
++
+
Balance
b. Situasi komunikasi dimana A dan B saling suka
satu sama lain tetapi mereka tidak sependapat tentang X.
+–
+
imbalance
c. Situasi komunikasi dimana A dan B saling suka satu sama lain dan mereka sama-sama
tidak suka terhadap X.
—
+
balance
d. Situasi komunikasi dimana A dan B tidak memiliki positive attitudde (tidak
saling suka) tetapi mereka sama- sama menyukai X.
++
–
imbalance
e. Situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama memiliki negative attitute
dan mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap X.
+–
–
balance
f. Situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama tidak suka satu sama lain
tetapi mereka juga sama-sama tidak suka terhadap X.
—
–
imbalance
7. Model Ritual
Seperti yang sudah dijelaskan pada model-model awal komunikasi bahwa proses komunikasi
bersifat linear (satu arah ). Proses dari sumber ke tujuan. Perkembangan terbaru dari model
komunikasi menawarkan adanya interaksi, umpan balik, dan paradigma interpretative dalam
komunikasi antar manusia. James Carey (1975) yang mulai mengkritisi model “transmisi” .
Dia memberikan pandangan alternatif yaitu model ritual. Karena komunikasi berhubungan
dengan berbagi (sharing), partisipasi, asosiasi, kenggotaan dan kepercayaan yang sama.
Model Ritual tidak diarahkan untuk perluasan pesan tetapi kepada pemeliharaan masyarakat
dan bukan pada tindakan dalam memberikan /menyampaikan informasi tetapi pada
terciptanya kepercayaan bersama.
Ritual atau model komunikasi ekspresif bergantung pada berbagi makna / pemahaman. Pesan
dalam model komunikasi ritual biasanya bersifat laten dan ambigu tergantung pada asosiasi-
asosiasi pesan yang tidak dipilih oleh partisipan tetapi sudah tersedia / dikondisikan oleh
kebudayaan. Saluran dan pesan biasanya susah untuk dipisahkan. Komunikasi ritual juga
relatif tidak lekang dimakan waktu dan tidak berubah.
Model pohon natal dari komunikasi ritual menggambarkan hal tersebut, di dalam satu
kebudayaan sedikitnya, menandakan gagasan dan nilai-nilai keramahtamahan,
persahabatan/beasiswa dan perayaan yang (mana) secara luas dipahami bersama, sekalipun
hanya samar-samar dan dengan berbagai cara. Model ini diterapkan pada periklanan dan
politik. Prinsip-prinsip model ritual seringkali dieksploitasi (penggunaaan simbol-simbol
tertentu, tampilan-tampilan laten untuk nilai-nilai budaya dan tradisi.
1833 M
1895 M
1912 M
1920 M
1933 M
1941 M Telecommunication Era
Samuel Morse mentransmisikan pesan melalui telegraf pertama kali
Alexander Graham Bell mengirimkan pesan melalui telepon pertama kali
Gambar bergerak diciptakan dan pertama kalinya film ditunjukkan kepada publik
Guglielmo Marconi mentransmisikan pesan melalui radio
Lee de Forest menemukan kualitas pengeras suara dari tabung hampa
Jadwal peyiaran radio secara teratur pertama kali oleh KDKA di Pittsburg
Demonstrasi Televisi oleh RCA
Pertama kali siaran televisi komersial
IV 1946 s.d sekarang
1946 M
1947
1956
1957
1969
1976
1977
Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang
sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia dalam berbagai bentuk
aplikasi. Tofler yang dikutif oleh Yusufhadi Miarso (2004) menggambarkan perkembangan
itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang, yaitu: Gelombang ke-1: timbul
dalam bentuk teknologi pertanian yangh telah berlangsung ribuan tahun, Gelombang ke-2:
teknologi industri yang berlangsung hanya dalam masa 300 tahun, dan Gelombang ke-3:
merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatik, yang berlangsung hanya dalam
kurun waktu puluhan tahun saja.
Rujukan penting yang terkandung dalam teknologi komunikasi, sebagai berikut:
• Proses harus rasional dan efisien
• Harus menyistem karena segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal-
hal lain dalam lingkungannya
• Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh
dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif
• Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan
• Mengarah pada pemecahan masalah bersama
• Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan
• Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional, maupun internasional) untuk
mencapai tujuan.
Menurut Harry Oshima (1976) teknologi komunikasi dalam masyarakat yang menganut
strategi pembangunan ”labor intensive” akan mempunyai peranan:
• Menimbulkan revolusi pertanian
• Mempromosikan industri kecil
• Pengembangan sosial politik
• Mengatasi oposisi
Alvin Tofler (1980) berpendapat bahwa industri elektronik dan komputer sebagai ”tool of
tomorrow” merupakan tulang punggung industri dalam era Gelombang ke-3, dan yang akan
membawa perubahan besar dalam perekonomian dan sosial politik. Lebih jauh dia
mengemukakan bahwa teknologi komunikasi telah mampu mengurangi transportasi, dan
berakibat pada gerakan de-urbanisasi, bahkan telah mendorong tumbuhnya telecommunity.
Menurutnya keputusan Presiden Soeharto untuk membangun sistem komunikasi dengan
satelit domestik merupakan lambang bahwa Gelombang ke-3 memberikan kemungkinan
pilihan bagi negara yang melakukan transformasi.
Teknologi komunikasi di Indonesia mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah
terbukti dengan adanya undang undang yang mengatur tentang telekomunikasi yaitu UU. No.
36 tahun 1999. Bobot misi telekomunikasi/ telematika tertuang pada pasal 3 yang berbunyi:
”Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan
bangsa, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata,
mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan hubungan
antar bangsa”
Dari bunyi pasal 3 di atas telekomunikasi yang merupakan bagian dari teknologi komunikasi
mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, karena
dapat menjadi alat pemersatu bangsa dan masuk ke berbagai ranah kehidupan.
Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola
pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976).