2.6.3.B.R 2 Kak Kesga PDF
2.6.3.B.R 2 Kak Kesga PDF
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BONTOCANI
Jl. Makassar No. 11 Kelurahan Kahu Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone
Email: bontocanipuskesmas@gmail.com Kode Pos: 92768 Telp. :
08344925148
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL TAHUN 2023
UPT PUSKESMAS BONTOCANI
I. PENDAHULUAN
Mekanisme kelas ibu hamil ini merupakan sarana untuk
belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk
tatap muka, kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bagi ibu mengenai kehamilan,
persalinan, nifas dan KB, pasca persalinan dan pencegahan
komplikasi, perawatan bayi baru lahir, dan aktivitas fisik/senam ibu
hamil.
Melaksanakan semua kegiatan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan di atas, direncanakan metode pembelajaran kelas ibu
hamil, kegiatan yang direncanakan adalah materi buku KIA dalam
bentuk tatap muka, dalam kelompok belajar diberi nama kelas ibu
hamil.
VI. SASARAN
Semua ibu Hamil
I. PENDAHULUAN
Konseling Pranikah Merupakan kebutuhan dan hak setiap
insan.hal ini dapat d capai bila masyarakat baik secara individu
maupun kelompok berperan serta untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat
Kemandrian masyarakat di perlukan untuk mengatasi masalah
kesehatanya dan menjalankan upaya pemecahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Oleh karena itu perlu di selenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan,promosi kesehatan ( promotif )
pencengahan penyakit ( preventif) , Penyembuhan penyakit( kuratif
)Dan pemulihan kesehatan ( rehabilitatif )yang di selenggarakan
secara menyeluruh, terpadu dan kesinambungan dalam rangaka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatakn derajat
kesehatan masyarakat maka di perlukan strategi promosi kesehatan
baik kepada pemerintah , tokoh masyarakat dan khusus kepada
masyarakat.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
optimal
B. Tujuan Khusus
1. Mendapat pemahaman tentang tahapan dan persiapan
menjelan pernikahan
2. Mengetahui apa saja kewajiban suami dan kewajiban istri
3. Mempersiapakan kesehatan fisik
4. Mempersiapkan kesehatan Mental
5. Mempersiapkan kesiapan sosial ekonomi
6. Mengetahui etika hubungan seksual
7. Mengetahui kesehatan etika berumah tangga dan persipan
untuk hamil.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Konseling Pra Nikah Pemberian KIE
Kesehatan
Reproduksi,Pemeriksaan
Kesehatan,Imunisasi Td,
pemeriksaan Hb,
golongan Darah,HBsg,
Narkoba,HIV.
I. PENDAHULUAN
Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu
maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan
persalinan dan nifas normal.
Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang
kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari
normal umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang
bayinya) dengan adanya risiko terjadinya penyakit atau kematian
sebelum atau pun sesudah proses persalinanya kelak Kehamilan
risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap
janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan,
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan
nifas normal.
Kunjungan Laporan
1. Ibu hamil KEK, Risti
dan Anemia
I. PENDAHULUAN
Pembangunan Kesehatan sebagai bagian dari upaya
membangun manusia seutuhnya, termasuk upaya kesehatan anak
yang dilakukan sedini mungkin, yaitu sejak anak masih di dalam
kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan
semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan
keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat.Upaya kesehatan
yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai 5
tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup
anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental,
emosional maupun sosial serta memiliki intelgensi majemuk sesuai
dengan potensi genetiknya.
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu
sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi
penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu
mendapat perhatian serius yaitu mendapat giziyang baik, stimulasi
yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut berbagai faktor lingkungan
yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu
dieliminasi.
Kegiatan Kunjungan BBLR yang menyeluruh dan tekoordinasi
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga ( orang
tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya ), masyarakat (
kader, toa, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat ),
dengan tenaga professional ( kesehatan, pemdidikan dan sosial ),
akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan
kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Memperbiki Berat
badan
B. Tujuan Khusus
1. Di ketahuinya pengkajian terhadap bayi baru lahir dengan
BBLR
2. Diketahuinya antisipasi masalah potensial yang terjadi pada
bayi baru lahir dgan BBLR
3. Diketahuinya Dengan konseling kepada ibu Bayi BBLR
I. PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI)Juga menjadi indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat.AKI Menggambarkan jumlah wanita
yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait,dengan
gangguan kehamilan atau penangannya,(Tidak termasuk kecelakaan
atau kasus insindentil)selama kehamilan ,melahirkan dalam masa
nifas (42 hari setelah melahirkan)tampa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.AKI juga dapat di gunakan
dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.indikator ini
di pengaruhi status kesehatan secara umum,pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.sensitifitas AKI terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan menjadikan nya idikator keberhasilan
pembangunan sector kesehatan.
Angka kematian bayi (AKB)Adalah jumlah penduduk yang
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun yang di nyatakan
dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.usia bayi
merupakan kondisi yang rentang baik terhadap kesakitan maupun
kematian.
Angka kematian Neonatal (AKN)adalah junlah penduduk yang
meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari)yang
dinyatakkan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih
jauh dari harapan ,ditandai dengan masih tingginya angka kematian
ibu (AKI) yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,2012).Kondisi
angka kematian bayi,(AKB) tidak jauh berdeda,saat ini di Indonesia
kkematian bayi sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup
(SDKI,2012).Sedangkan angka kematian Neonatal (AKN),priode 5
tahun terahir mengalami stagnasi.berdasarkan laporan SDKI tahun
2007 dan 2012 di estimasikan sebesar 19 per 1.000 kelahiran
hidup.keamtian neonatal menyumbang lebih dari setengahnya
kematian bayi(59,4%),sedangkan jika dibandikang dengan angka
kematian balita,kematian neonatal menyumbangkan 47,5%.
Terdapat 3 jenis area intervensi yang dapat dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan Neonatal yaitu
melalui
1. Peningkatan pelyanan Antenatal yang mampu mendeteksi dan
menangani kasus resiko tinggi secara memadai,
2. pertolongan persalinan yang bersih aman oleh tenaga kesehatan
terampil,pelayanan paska persalinan dan kelahiran.
3. pelayanan emergensi pelayanan dan neonatal dasar dan
konprehensif yang dapat di jangkau.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mendapatkan data kematian ibu dan bayi untuk meningkatkan
mutu pelayanan KIA diseluruh wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontocani dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian
ibu, Bayi dan Balita
B. Tujuan Khusus
1. Menerapkan pembahasan alalitik mengenai kasus kebidanan
dan perinatal secara teratur dan berkesinambungan diwilayah
kerja puskesmas
2. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing
pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditemukan dalam pembahasan kasus
3. Mengembangkan mekanisme kordinasi antar dines kesehatan
kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah swasta, puskesmas,
rumah sakit bersalin, dan BPS dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi terhadap intervensi yang
disepakati.
I. PENDAHULUAN
Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan (Ambarwati, 2009,112).
Kualitas pelayanan antenatal erat hubungannya dengan
penerapan. Standar pelayanan kebidanan yang mana standar
pelayanan berguna dan penerapan norma dan tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar
pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian
terhadap proses dan hasil penilaian dapat dilakukan dengan dasar
yang jelas. Mengukur tingkat kebutuhan terhadap standar yang baik
input, proses pelayanan dan hasil pelayanan khususnya tingkat
pengetahuan pasien terhadap pelayanan antenatal yang dikenal
standar mutu (Ariyanti, 2010).
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan ANC di posyandu dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta perilaku
kehidupan sehari-hari
2. Mengetahui secara dini riwayat kehamilan dan persalinan
yang lalu
3. Mengetahui umur kehamilan, supaya dapat mengetahui
perkiraan persalinan
4. Mengenali sejak dini faktor resiko dan resiko tinggi
5. Memberikan konseling pada ibu serta keluarga tentang
keadaan kehamilannya
6. Memotivasi ibu supaya merencanakan pertolongan
persalinanya dengan tenaga kesehatan
Pembinaan
1. Pelayanan Anc Di
Posyandu
VIII. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Monitoring dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan dengan
membuat pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan setiap selesai
pelaksanaan dengan pelaporan pelaksanaan kegiatan tersebut.
08344925148
I. PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa
yang paling penting dalam kehidupan manusia. Golongan umur ini
penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang
bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab
(Kusmiran, 2012). Masa remaja atau purbetas adalah usia 10 sampai
19 tahun dan merupakan peralihah dari masa kanak-kanak menjadi
dewasa. Survei yang di lakukan oleh WHO adanya informasi yang baik
dan benar, dapat menurunkan permasalahan remaja salah satunya
mengenai kesehatan reproduksi pada remaja,hampir seperlima atau
sekitar 17,5% dari penduduk dunia adalah remaja (orang berusia 10-
19 tahun). Sedangkan di negara berkembang kelompok ini memiliki
proposi yang lebih tinggi sekitar 23 % (WHO,2012). Berdasarkanhasil
survei SDKI KRR tahun 2012 yaitu pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi masih relatif rendah. Remaja perempuan yang
tidak tahu tentang perubahan fisiknya saat pubertas sebanyak 4,7%,
sedangkan pada remaja laki-laki masih pada angka yang lebih tinggi
yaitu sebanyak 11,1% (BPS,2012). Untuk merespon permasalahan-
permasalahan remaja tersebut, sejak tahun 2001 BKKBN peduli
terhadap permasalahan remaja. Kepedulian ini diwujudkan dengan
pengambangan program generasi berencana (GenRe) melalui dengan
pembentukan pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi
remaja (PIK-KRR).PIK-KRR adalah suatu wadah kegiatan program
KRR (Kesehatan reproduksi remaja) yang di kelola dari, oleh dan
untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling
tentang kesehatan reproduksi remaja atau yang sering di sebut
dengan TRIAD KRR (seksualitas, HIVdanAIDS, NAPZA)
Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi, sering kali berakar dari kurangnya informasi,
pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara
reproduksi. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini,
mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan
alat reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses reproduksi
serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti
kehamilan tak diinginkan, aborsi, penularan penyakit menular
seksual termasuk HIV. Maka dari itu kami tim Program UKM KIA &
KB UPT Puskesmas Bontocani melakukan suatu rangkaian kegiatan
yaitu memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi untuk seluruh
remaja yang ada dalam wilayah kerja, dengan harapan dapat
memberikan informasi terkait dengan kesehatan reproduksi remaja.
II. LATAR BELAKANG
Kesehatan Reproduksi pada Remaja yang ada di wilayah
kecamatan bontocani masih banyak yang di bawah umur sudah
menikah oleh karena itu perlu penyuluhan Mengenai masalah Resiko
pada kehamilan dan masih banyak juga masih umur 25 tahun sudah
memiliki anak 3 padahal itu sudah beresiko.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas, meningkatkan
pemanfaatan Puskesmas oleh remaja dengan tujuan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan
reproduksi.
B. Tujuan Khusus
a. Remaja mengerti tentang kesehatan reproduksi
b. Remaja mengetahui perubahan – perubahan yang ada pada
remaja adalah wajar
c. Remaja mengetahui prilaku seksual yang salah dan mengetahui
akibatnya
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Persiapan kegiatan :
h. Menentukan sasaran Remaja dan Pus
i. Membuat undangan
j. Menyebar undangan
VI. SASARAN
Semua Remaja dan Pus
I. PENDAHULUAN
Edukasi lansia resiko tinggi merupakan suatu pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.
Semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama dalam bidang Kesehatan memberikan dampak
terhadap peningkatan usia harapan hidup.Peningkatan usia
harapan hidup terutama kualitas usia lanjut tidak di ikuti oleh
peningkatan kualitas kehidupannya, karena secara fisiologi usia
lanjut akan mengalami banyak kemunduran dalam semua aspek
kehidupannya. Hal in dapat mengakibatkan tingkat produktifitas
dan kemandiriannya secara nyata semakin berkurang, karena
kemunduran ini mungkin akan menimbulkan ketergantungan
pada orang lain. Namun harus disadari bahwa manusia menjadi
tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena proses ini adalah
peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada orang-orang
yang berumur panjang seperti yang dikatakan oleh Cumming dan
Henry bahwa dalam proses penuaan perubahan-perubahan yang
terjadi tidak dapat dihindari.
Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan
yang harus digalakkan untuk mewujudkan lansia
sejahtera,bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan
masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu upaya
menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat
Indonesia yang memberikan dampak pada meningkatnya usia
harapan hidup bangsa.
II. LATAR BELAKANG
Lansia Merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota
masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan
peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
diseluruh dunia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau
7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05
tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi 66,2
tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini
menunjukan bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan bagi Lansia
B. Tujuan Khusus
a. Memantau status kesehatan lansia resiko tinggi.
b. Memberikan konseling pada keluarga sehungan dengan
kondisi lansia.
c. Memotivasi keluarga supaya tetap memperhatikan
kesehatan lansia.
I. PENDAHULUAN
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator,
fasilitator dan turut serta memantau terselenggaranya proses
pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap
kesehatan masyarakat diwilayah kejanya. Hasil yang diharapkan
dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya
pembangunan diluar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya
lingkungan dan perilaku sehat. Upaya pelayanan yang
diselenggarakan meliputi pelayanan kesehatan masyarakat yang
lebih mengutamakan pelayanan promotive dan preventif, dengan
kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan
Bersama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas, lalu pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan
pelayanan kuratif dan rehabilitative dengan pendekatan individu
dan keluarga pada umumnya meliputi upaya rawat jalan dan
rujukan (Depkes RI, 2007). Fungsi dari puskesmas adalah sebagai
pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah erja UPT
Puskesmas Bontocani, membina peran serta masyarakat diwilayah
kerjanya dalam rangka kemampuan untuk hidup sehat, dan
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh pada seluruh
lapisan masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontocani.
VI. SASARAN
1. Siswa SD/MI kelas 2, 3, 4, 5, dan 6
2. Siswa SMP/ MTs kelas 8 dan 9
3. Siswa SMA/ MA kelas 11 dan 12
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan
yang berupa kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
pada khususnya, maupun masyarakat pada umumnya, baik
kesehatan jasmani maupun kesehatan mental sosial, diperlukan
upaya meningkatkan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit,
salah satunya melakukan program kesehatan di sekolah.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Deteksi dini permasalahan kesehatan anak sekolah dan
pencegahan penyakit.
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penjaringan kesehatan dan bulan
imunisasi anak sekolah diharapkan dapat :
1. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik
2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai
perkembangan kesehatan peserta didik, maupun untuk
dijadikan pertimbangan dalam menyusun program
pembinaankesehatan sekolah.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincaian Kegiatan
1. Penjaringan Kesehatan Anak 1. Penjaringan Kesehatan
Baru Sekolah (ABS) Anak SD/ MI kelas 1
2. Penjaringan Kesehatan
Anak SMP/ MTs kelas 1
3. Penjaringan Kesehatan
Anak SMA/ MA kelas 1
VI. SASARAN
4. Siswa SD/MI kelas 1
5. Siswa SMP/ MTs 1
6. Siswa SMA/ MA kelas 1
Bulan Tempat
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pelaksanaan
Pemeriksaan
1. Kesehatan 50 Sekolah
Berkala
Pelaksanaan kegiatan dimulai bulan Agustus sampai dengan
bulan Oktober Tahun 2023 di 50 sekolah di wilayah kerja UPT
Puskesmas Bontocani.