Refleksi Alergic
Refleksi Alergic
Disusun Oleh:
Muhammad Wathoni Ikhlas
18712061
Pembimbing:
dr. Khairunisa Wardani, M. Sc, Sp. A
Identitas Pasien
Nama / Inisial : By. N
Nama Ibu : Ny. S
Alamat : Dadapan RT 05/RW 06, Sukoharjo, Tirtomoyo, Wonogiri
No RM : 673***
Umur : 4 bulan, 4 hari (13 Mei 2019)
Diagnosis/kasus : Diare Cair Akut dengan dehidrasi ringan-sedang, Bronkopneumonia
Jenis Refleksi :
a. Keislaman
b. Sosioekonomi
Form Uraian
1. Resume kasus yang diambil
1. Anamnesis
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien bayi dibawa ibunya datang ke IGD dengan keluhan
demam. Keluhan demam sudah sejak minggu pagi (1 hari SMRS). Demam
mendadak tinggi, terus menerus. Batuk dan pilek (+) sejak 1 minggu SMRS, batuk
seperti ada dahak namun tidak bisa dikeluarkan. Diare (+) 1 hari SMRS, 4 kali,
ampas (+), lendir (-), darah (-), warna kehijauan. Kejang (-), muntah (+) 1 kali
warna putih, gumoh (-), sesak (-). Sudah ganti pampers 2 kali hari ini. Masih mau
minum, minum lahap, menyedot kuat. Tidak rewel, menangis (+), gerak aktif.
Riwayat Penyakit Dahulu
Nafas nggrok-nggrok sejak baru lahir, bayi terkadang batuk namun tidak
sering, belum pernah demam tinggi seperti sekarang.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Kelahiran
1. Prenatal
Lahir dari Ibu G3P2A0, 28 tahun, UK 38 minggu, riwayat kesehatan
Ibu selama kehamilan baik, tanpa adanya penyulit semasa kehamilan,
Hipertensi (-), DM (-), Hiperemesis Gravidarum (-), kontrol kehamilan
rutin di bidan dan dokter.
2. Natal
Lahir Spontan, segera menangis, di bidan. BBL : 3200 gram, PB : 49
cm.
3. Post Natal
Bayi sehat, mau minum, menghisap kuat, bergerak aktif, tidak ada
kesusahan bernafas, namun nafas terkesan nggrok-nggrok.
Riwayat Tumbuh Kembang
1. Riwayat Tumbuh
Orang tua pasien tidak pernah memerhatikan pertumbuhan pasien
secara statistik (Buku KIA).
2. Riwayat Perkembangan
2.1. Motorik Kasar : Tengkurap usia 3 bulan
2.2. Motorik Halus : -
2.3. Bahasa : Mama, maem usia 4 bulan
2.4. Sosial : Tersenyum
Riwayat Pemberian Makan
Bayi mendapatkan ASI sejak lahir sampai usia 3 bulan. Bayi biasanya
minum dengan lahap dan kuat, tiap 2-3 jam sekali. Namun 2 minggu yang
lalu (9/9/2019), orang tua pasien memberikan susu kambing Etawa. Susu
tersebut diberikan kurang lebih 50 cc per hari. Pemberian susu tambahan
ini disarankan dari bidan setempat. Bidan yang dulu membantu persalinan.
Hal ini dikarenakan masa cuti orang tua bayi telah habis sehingga Ibu takut
tidak memiliki waktu untuk memberi ASI. Ditambah, di sekolah tempat
Ibu bekerja tidak terdapat pojok ASI/ruang menyusui. Sejak di rumah
sakit, pemberian susu etawa dihentikan.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi sesuai yang ada di Buku KIA.
Riwayat Sosial dan Lingkungan
Anak tinggal dirumah diasuh oleh Ibu sendiri. Anak diasuh oleh Ibu penuh
sampai usia 3 bulan. Setelah itu pasien diasuh setengah hari oleh bibinya.
Hal ini dikarenakan masa cuti telah habis. Ibu pasien adalah seorang Guru
SD. Jarak antara rumah dan sekolah sekitar 3 Km. Ayah pasien bekerja di
Jakarta. Keadaan tempat tinggal baik, ventilasi cukup, jauh dari Jalan
Besar. Keluarga tidak memelihara binatang dirumah.
Riwayat Kebiasaan
Biasanya anak tidur dengan cukup, namun semenjak sakit batuk-batuk
yang semakin sering, pasien sulit tidur dan rewel. Batuk-batuk yang
semakin parah ini, setelah seminggu konsumsi susu kambing etawa.
2. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
KU : Lemah, Compos Mentis
Frekuensi jantung : 122x/menit, regular
Frekuensi nafas : 29x/menit, teratur
Suhu : 39,5oC
BB: 6.9 kg TB : 64 cm
Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), bitot spot (-), UUB
dalam batas normal, sianosis (-), nafas cuping hidung (-), rambut hitam, mata
cowong (+), air mata (+), mukosa mulut tidak kering.
Thoraks :
Inspeksi : Retraksi (-), Ketinggalan gerak (-), iga gambang (-)
Auskultasi : Suara nafas bronkial (+/+), Ronki (+/+), BJ I-II regular
Abdomen :
Inspeksi : Supel, distensi (-), umbilicus dbn, massa (-)
Auskultasi : BU (+) 14x/menit
Palpasi : Turgor kulit baik, massa (-).
Genital : Fimosis (-), edem preputium (-), eritem preputium (-)
Ekstermitas : Hangat, CRT < 2 detik, ADP teraba kuat regular
Terjemahannya:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan
keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan”.
Ayat tersebut di atas menegaskan bahwa seorang ibu hendaklah
menyusukan anaknya hingga dua tahun. Penyusuan yang selama dua tahun itu
merupakan batas kesempurnaan penyusuan.
Namun jika seorang ibu tidak mampu menyempurnakan penyusuan dengan
alasan faktor ketidakmampuan dari segi fisik. Yang apabila ia menyusui akan
menyebabkan kesengsaraan bagi ibu tersebut maka ia dapat mengurangi masa
penyusuannya. Karena dalam penggalan ayat di atas disebutkan bahwa
“janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya”.
Dan tidak ada dosa bagi orang tua yang ingin anaknya disusukan oleh
orang lain, selama ada kesepakatan antara keduanya. Dan mereka memberikan
bayaran yang sesuai kepada orang yang bersedia untuk menyusukan anaknya.
Namun pada kasus ini, Ibu pasien tidak memiliki uzur yang dapat
menggugurkan pemberian ASI, baik dari segi fisik maupun materi. Namun
dikarenakan kurangnya ilmu menyebabkan celaka bagi sang anak.
Kemudian dalam QS. Surat Al-An'am (6) Ayat 140, Allah berfirman,
Terjemahan :
“Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena
kebodohan lagi tidak mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah
telah rezeki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap
Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat
petunjuk.”
Secara tidak langsung orang-orang yang tak ber-ilmu yang memberikan
PASI tanpa indikasi yang jelas sama seperti kaum qurays yang menguburkan
anak-anak mereka.
Terjemahannya:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros”.
Ayat di atas menjelaskan tentang hak keluarga dekat, baik dari pihak ibu
maupun pihak bapak, walau keluarga jauh akan haknya berupa bantuan, kebijakan,dan
silaturrahim, dan demikian juga kepada orang miskin walau bukan kerabat dan orang
yang dalam perjalanan, baik dalam bentuk zakat maupun sedekah atau bantuan yang
mereka butuhkan, dan janganlah menghambur-hamburkan hartamu secara boros, yakni
pada hal-hal yang bukan pada tempatnya dan tidak mendatangkan kemaslahatan.
Pada kasus ini bibi dari pasien bersedia meluangkan waktunya untuk
mengasuh pasien selama Ibu bekerja. Selain itu, dari pihak keluargapun sering
membantu pasien dari segi finansial.
DAFTAR PUSTAKA
Badriul, et all. 2008. Bedah Asi. Jakarta: Balai Pustaka FKUI.
Depkes RI, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Direktorat
Jendral
Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
IDAI, 2010. Kendala Pemberian ASI eksklusif. http://www.idai.or.id/asi.asp,
diakses 15 September 2019
Hubertin, et all. 2004. Konsep Penerapan ASI eksklusif, Jakarta : Penerbit
Buku kedokteran EGC.
Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan
Swadaya Nusantara.