Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Sistem Pendidikan
Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana dan berkesinambungan.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan
kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

1
Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 16 berbunyi kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pada
ayat 20 berbunyi, kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.
Atas dasar tuntutan mewujudkan masyarakat seperti itu diperlukan
upaya peningkatan mutu pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh
mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-
aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,
keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri,
dan berhasil di masa datang. Dengan demikian, peserta didik memiliki
ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui
pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan Kurikulum
sekolah yang berbasis pada kompetensi peserta didik.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri
atas Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan.
Kurikulum SMP NEGER1 1 CIBEBER dikembangkan sebagai
perwujudan dari kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Kurikulum ini
disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite
sekolah serta pengawas pembina dibawah koordinasi dan supervisi dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Kurikulum dikembangkan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

2
tujuan pendidikan tertentu, yang meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum ini disusun dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi di daerah.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang
Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 SMP/MTs;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakulikuler;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2014 Tentang Kepramukaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2014 Tentang muatan lokal pada kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
111 Tahun 2014 Tentang bimbingan dan konseling;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

3
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah;
15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus;
16. Keputusan Mendikbudristek Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2021
tentang Asesmen Nasional;
18. Peraturan Gubernur Nomor 69 tahun 2013 Tentang Muatan Lokal Bahasa
Daerah.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum


1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia. Keimanan dan ketaqwaan
serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. Kurikulum disusun untuk memungkinkan semua mata
pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak
mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik. Perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri ( afektif, kognitif, psikomotor ) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan

4
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Daerah
memiliki potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karasteritik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Dalam era otonomi dan
desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan
demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk
itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung
tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan
dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh karena itu, kurikulum perlu
memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus-menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
7. Moderasi beragama. Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dengan tetap

5
memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
perilaku kehidupan beragama yang moderat.
8. Dinamika perkembangan global. Pendidikan harus menciptakan
kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting
ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan diarahkan
untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya pemeliharaan persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong
perkembangan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum harus
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan gender. Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya
pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan gender.
12. Karakteristik satuan pendidikan. Kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
13. Pendidikan anti korupsi. Kurikulum diarahkan pada pembentukan
karakter termasuk mengembangkan kejujuran dan nilai integritas sedini
mungkin agar anak menjadikannya sebagai kebiasaan dan pandangan
hidup termasuk di dalamnya pendidikan anti korupsi.
14. Pendidikan anti narkoba. Dalam upaya mencegah permasalahan sosial
global saat ini kurikulum harus menjamin terwujudnya karakter

6
peserta didik yang tangguh dan tidak mudah terbawa pada perilaku
menyimpang termasuk penggunaan narkoba.

D. Mekanisme
1. Pengembangan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilaksanakan
dengan tahapan sebagai berikut: (1) penyusunan draf berdasarkan analisis
konteks; (2) reviu, revisi, dan finalisasi; serta (3) pengesahan oleh pejabat
yang berwenang.
a) Acuan Konseptual
Acuan Konseptual dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan di SMP Negeri 1 Cibeber meliputi :
1) peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia;
2) toleransi dan kerukunan umat beragama;
3) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan;
4) peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik; -3-
5) kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu;
6) kebutuhan kompetensi masa depan;
7) tuntutan dunia kerja;
8) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
9) keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan;
10) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
11) dinamika perkembangan global; dan
12) . karakteristik satuan pendidikan.Prinsip Pengembangan
b) Prinsip Pengembangan
Kurikulum dikembangkan oleh satuan pendidikan di bawah
koordinasi Dinas Pendidikan Pemuda dan dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan

7
datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang
akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2) Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
3) Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarjenjang pendidikan.
c) Prosedur Operasional
Prosedur operasional pengembangan KTSP meliputi:
(1) Analisis
(a) melakukan analisis terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Kurikulum;
(b) melakukan analisis kebutuhan peserta didik, satuan
pendidikan, dan lingkungan; dan
(c) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.

8
(2) Penyusunan
(a) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
(b) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
(c) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja
pendidik tingkat kelas;
(d) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
(e) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal;
(f) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
(g) Penetapan dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah;
(h) Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala
sekolah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan meliputi:
a) Kebijakan Satuan Pendidikan Pengembangan dan pelaksanaan KTSP
merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan
pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan dan
melaksanakan KTSP diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang
ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
b) Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik
merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas

9
yang memadai. Selain itu tenaga kependidikan pada masing-masing
satuan pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
KTSP.
c) Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan Pengembangan
dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan berupa ketersediaan
sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana satuan
pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang
diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan,
prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya
sangat diperlukan sebagai unsur penunjang yang memberikan
kemudahan pelaksanaan KTSP.

E. Pihak yang Terlibat


Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP antara lain Tim
pengembang kurikulum satuan pendidikan yang terdiri atas: tenaga pendidik,
konselor dan kepala sekola sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan
pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum satuan pendidikan
mengikutsertakan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait.

10
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi Sekolah
Terwujudnya warga sekolah yang cerdas, sehat, berbudaya, dan berakhlaqul
karimah.

B. Misi Sekolah
1. Mengembangkan seluruh potensi peserta didik melalui proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan;
2. Meningkatkan layanan pendidikan akademik berkarakter bangsa;
3. Mengoptimalkan proses pembelajaran yang efektif bagi guru dan
siswa;
4. Memberdayakan potensi siswa secara optimal dalam kegiatan intra dan
ekstrakulikuler;
5. Menumbuhkembangkan budaya sekolah sehat dan peduli terhadap
lingkungan;
6. Mengembangkan sekolah ramah anak dengan menerapkan anti
kekerasan dan diskriminasi antarwarga sekolah;
7. Menumbuhkembangkan semangat kerja warga sekolah dalam berkarya
dan berwirausaha;
8. Mengembangkan budaya 5S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan
Santun) bagi warga sekolah;
9. Meningkatkan peran dan kerja sama orang tua dalam proses
pembelajaran;
10. Menyelenggarakan pembelajaran berlandaskan nilai-nilai islami dalam
pengembangan budaya warga sekolah yang berahlakul karimah.

11
C. Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu
kepada tujuan pendidikan berikut :
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut;
2. Tujuan pendidikan dasar adalah meningkatkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Menindaklanjuti tujuan umum pendidikan tersebut maka SMP Negeri
1 Cibeber menetapkan tujuan pendidikan untuk tahun pelajaran 2022/2023
sebagai berikut :
1. Terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan;
2. Terwujudnya kelengkapan dokumen kurikulum sesuai standar isi
kurikulum;
3. Terintegrasinya pendidikan karakter bangsa ke dalam program
pembelajaran;
4. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas serta mampu
melaksanakan dan mengembangkan delapan standar pendidikan;
5. Terwujudnya sekolah menjadi lingkungan belajar yang bersih, sehat, aman,
nyaman, dan menyenangkan;
6. Terwujudnya sekolah ramah anak dengan menerapkan anti kekerasan dan
diskriminasi antarwarga sekolah;
7. Terwujudnya manajamen berbasis sekolah secara optimal;
8. Terwujudnya pengelolaan sumber dana secara efektif, efisien, transfaran,
dan akuntabel;
9. Terwujudnya peningkatan kunjungan warga sekolah ke perpustakaan;

12
10. Terwujudnya peningkatan prestasi akademis dan nonakademis sesuai target
yang telah ditetapkan;
11. Terwujudnya lingkungan yang bersih, sehat, dan hijau yang mendukung
pembelajaran;
12. Terwujudnya peningkatan keimanan, dan ketakwaan bagi warga sekolah;
13. Terwujudnya tingkat kehadiran tenaga pendidik dan kependidikan setiap
tahun;
14. Terwujudnya tingkat kehadiran peserta didik setiap tahun.

13
BAB III
MUATAN KURIKULER DAN
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Muatan Kurikuler
1. Muatan Nasional
a. Struktur Kurikulum
Berdasarkan kompetensi inti, disusun mata pelajaran dan alokasi
waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.. Struktur
Kurikulum SMPN 1 Cibeber sebagaimana yang terdapat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.1
Struktur Kurikulum
Alokasi Waktu/
Mata Pelajaran Minggu
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Penjaskes 3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
4. Bahasa Daerah 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu 40 40 40

b. Kelompok Mata Pelajaran


Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber terdiri atas 2 kelompok,
yakni Mata pelajaran kelompok A dan mata pelajaran kelompok B. Mata
pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
14
dikembangkan oleh pusat sedangkan mata pelajaran Kelompok B yang
terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
c. Bimbingan Konseling
Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang menyatakan bahwa
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseli
mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam
aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Sebagai upaya memperjelas dan
mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi keputusan
atau kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
pada umumnya.
1) Bidang layanan Bimbingan Konseling yang diberikan di SMP
Negeri 1 Cibeber
a) Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik.
b) Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
c) Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar

15
dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara
mandiri.
d) Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta
memilih dan mengambil keputusan karir.
2) Prinsip Layangan Bimbingan Konseling yang dilakukan di SMP
Negeri 1 Cibeber, antara lain :
a) diperuntukkan bagi semua dan tidak diskriminatif;
b) merupakan proses individual;
c) menekankan pada nilai yang positif;
d) merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan
pendidikan, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling, dan
pendidik lainnya dalam satuan pendidikan;
e) mendorong Konseli untuk mengambil dan merealisasikan
keputusan secara bertanggungjawab;
f) berlangsung dalam berbagai latar kehidupan;
g) merupakan bagian integral dari proses pendidikan;
h) dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia;
i) bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan;
j) dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional
Bimbingan dan Konseling; dan
k) disusun berdasarkan kebutuhan konseling

3) Tujuan layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 1 Cibeber


secara umum adalah:
a) Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta
didik dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan yang dimaksud agar
peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih lanjut;

16
b) Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar
peserta didik mengenal secara obyektif terhadap lingkungan,
baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang
syarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik
dan menerima berbagai lingkungan itu secara positif dan dinamis
pula;
c) Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta
didik secara optimal.
4) Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1
Cibeber, antara lain :
a) Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
b) Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
c) Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
d) Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
e) Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan,
permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan,
serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
f) Asas-asas konseling meliputi asas: kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri
handayani.
5) Jenis layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Cibeber,
yaitu :
a) Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik memahami lingkungan baru, seperti

17
lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru, dan
obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri
serta mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru
yang efektif dan berkarakter.
b) Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan
lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
c) Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang membantu peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program
latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah,
objektif dan bijak.
d) Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam
melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna
dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat
sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang
terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
e) Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan
masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.
f) Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji
melalui dinamika kelompok.

18
g) Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan
pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.
h) Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau
perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai
dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
i) Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji.
j) Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-
hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan
yang salah sesuai dengan tuntutan karakter cerdas dan terpuji.

d. Ekstrakulikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Cibeber terdiri dari:
1) Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh sekolah dan wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Pendidikan
Kepramukaan.
2) Ekstrakurikuler Pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang
diselenggarakan oleh sekolah dan peserta didik diberi kebebasan
untuk memilih jenis ekstarkulikuler berdasarkan minat peserta didik.
Kegiatan ekstarkulikuler pilihan ini meliputi:

19
a) Bidang bela negara, antara lain Pramuka, PMR, Paskibra
b) Bidang olahraga, antara lain futsal, bola voli, dan karate
c) Bidang seni budaya, yaitu paduan suara, tari
d) Bidang IPA, yaitu Sain club

e. Gerakan Literasi Sekolah


f. Penguatan Pendidikan Karakter
1. Setiap guru mata pelajaran wajib menanamkan nilai penguatan
pendidikan karakter kepada peserta didik.
2. Penanaman nilai penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik
bersifat hidden curriculum dalam bentuk pembiasaan, pembudayaan
dan pemberdayaan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Implementasi penanaman nilai penguatan pendidikan karakter kepada
peserta didik di atas tidak harus tertuang dalam administrasi
pembelajaran guru (RPP), namun guru wajib mengkondisikan suasana
kelas dan melakukan pembiasaan serta menyampaikan pesan-pesan
moral kepada peserta didik.

2. Program Muatan Lokal


Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber memuat mata pelajaran muatan
lokal. Pelajaran muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan
berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan
lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan
pendidikan harus mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap
muatan lokal yang diselenggarakan. Muatan Lokal yang diselenggarakan di
SMP Negeri 1 Cibeber adalah Bahasa Sunda sebagai muatan lokal wajib

20
Provinsi yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4
Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan aksara Sunda. Bahasa
Daerah diajarkan secara terpisah karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat
merasa perlu untuk memisahkannya dengan dikeluarkannya Surat Edaran
Kadisdik Provinsi Jawa Barat No. 423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret
2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal bahasa Daerah pada jenjang
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA.

B. Pengaturan Beban Belajar dan Beban Kerja Sebagai Pendidik


1. Beban Belajar Sistem Paket
SMP Negeri 1 Cibeber menerapkan beban belajar sistem paket. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur implementasi kurikulum SMP Negeri 1
Cibeber. Pengaturan waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester gasal dan genap dalam satu tahun pelajaran dilakukan secara
fleksibel.
2. Beban Belajar Tambahan
a) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur (TT) dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur (KMTT/TMTT) dalam sistem paket di SMP Negeri 1
Cibeber adalah 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
b) Alokasi waktu untuk praktik: dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka; empat jam praktik di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka.
c) SMP Negeri 1 Cibeber menerapkan beban belajar per minggu adalah 40
jam tatap muka.
3. Beban Kerja Pendidik

21
C. Kriteria Ketuntasan Minimal
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). SMP Negeri 1 Cibeber menentukan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tiga aspek, yaitu:
1) Aspek kompleksitas materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas
KD dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan
berdasarkan data empiris dari pengalaman guru dalam membelajarkan KD
tersebut pada waktu sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas
materi/kompetensi, semakin menantang guru untuk meningkatkan
kompetensinya.
2) Aspek daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru,
kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang
diampu, kompetensi guru, rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas,
sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan madrasah.
Semakin tinggi aspek daya dukung, semakin tinggi pula nilainya.
3) Aspek Intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat
diidentifikasi antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang
pendidikan sebelumnya, hasil tes awal yang dilakukan oleh madrasah, atau
nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake, semakin tinggi pula
nilainya.
Adapun teknis prosedur penentuan KKM yang dilakukan sebagai berikut.
1) Menetapkan KKM per KD;
2) Menetapkan KKM mata pelajaran;
3) Menetapkan KKM tingkatan kelas pada satuan pendidikan.
Untuk memudahkan menentukan KKM, perlu dibuat skala penilaian
yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Berikut disajikan skala penilaian
pilihan pertama.

22
Dalam menetapkan nilai KKM per mata pelajaran, pendidik/satuan pendidikan
dapat juga memberikan bobot berbeda untuk masing-masing aspek, atau dengan
menggunakan skor pada setiap kriteria yang ditetapkan sebagai pilihan kedua.

Dengan mempertimbangkan tiga aspek dalam penentuan Kriteria Ketuntasan


Minimal, yaitu kompleksitas, intake siswa dan daya dukung sekolah, maka SMP
Negeri 1 Cibeber menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal untuk semua mata
pelajaran pada Tahun Pelajaran 2022/2023 sebagai berikut:
Tabel 3. 2
Kriteria Ketuntasan Minimal kelas
Kelas
No Mata Pelajaran
VII VIII IX
1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 75 76 80
2. Pendidikan Kewarganegaraan 73 75 78
3. Bahasa Indonesia 72 74 75
4. Bahasa Inggris 75 72 73
5. Matematika 75 75 75
6. IPA 75 72 75
7. IPS 73 75 75
8. Seni Budaya 72 75 75
9. Penjaskes 75 75 76
10. Prakarya 72 72 75
11. Bahasa Sunda 75 75 75
Rata-rata KKM 73,8 74,5 75,6

Setelah KKM setiap mata pelajaran ditentukan, satuan pendidikan dapat


menetapkan satu KKM yang sama untuk jenjang tiap kelas dengan

23
mempertimbangkan nilai terendah, rata-rata, atau modus dari seluruh KKM mata
pelajaran pada kelas tersebut. Setelah menentukan KKM tiap kelas, kemudian
membuat interval predikat untuk menggambarkan kategori kualitas sekolah.
Kategori kualitas sekolah dalam bentuk predikat D, C, B dan A. Nilai KKM
merupakan nilai minimal untuk predikat C dan secara bertahap satuan
pendidikan meningkatkan kategorinya sesuai dengan peningkatan mutu satuan
pendidikan. Predikat untuk pengetahuan dan keterampilan ditentukan
berdasarkan interval angka pada skala 0-100 yang disusun dan ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Penetapan tabel interval predikat untuk KKM dibuat seperti
contoh pada tabel berikut. Misalnya nilai KKM = N (besar nilai N adalah
bilangan asli < 100).

24
D. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh informasi


atau data mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian dilakukan dengan
cara menganalisis dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi
siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Pada
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan ini diuraikan penilaian yang
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cibeber.
1. Penilaian oleh pendidik
a. Landasan
1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 53 Tahun 2015
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan;
dan
2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan
b. Prinsip Penilaian
1) Sahih artinya penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2) Obyektif artinya penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas tidak dipengaruhi subyektivitas penilai.
3) Adil artinya penilai tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena kebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu artinya penilaian oleh guru merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian oleh guru
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.

25
6) Terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
7) Sistematis artinya penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8) Beracuan kriteria artinya penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9) Akuntabel artinya penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
c. Teknik Penilaian
Teknik Penilaian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Cibeber
meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama
proses maupun pada akhir periode pembelajaran. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian oleh pendidik di SMP
Negeri 1 Cibeber, yaitu:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Dasar
(KD) pada Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4).
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang dilakukan
dengan membandingkan capaian siswa dengan kriteria kompetensi
yang ditetapkan. Hasil penilaian baik proses maupun akhir periode
pembelajaran seorang siswa tidak dibandingkan dengan skor siswa
lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang
dipersyaratkan.
3) Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, artinya semua
indikator diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar (KD) yang telah dikuasai dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa
program peningkatan kualitas pembelajaran, program remedial bagi
siswa yang pencapaian kompetensinya di bawah KKM, dan program
pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi KKM. Hasil penilaian

26
juga digunakan sebagai umpan balik bagi orang tua/wali siswa dalam
rangka meningkatkan kompetensi siswa.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan SMP Negeri 1 Cibeber ini kami
uraikan secara singkat mengenai pengertian dan teknik-teknik penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1) Penilaian Sikap
(a) Observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa
lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi atau jurnal
tersebut berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru mata
pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan pengamatan dari
perilaku siswa yang muncul secara alami selama satu semester.
Perilaku siswa yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah
perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan
dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap
catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu
dan tempat teramatinya perilaku tersebut. Catatan tersebut
disusun berdasarkan waktu kejadian.
(b) Penilaian diri. Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan
teknik penilaian terhadap diri sendiri (siswa) dengan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam
berperilaku. Hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai
data konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian
diri siswa juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai
kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas
diri.
(c) Penilaian Antar teman. Penilaian antar teman merupakan teknik
penilaian yang dilakukan oleh seorang siswa terhadap siswa yang
lain terkait dengan sikap/perilaku siswa yang dinilai.
Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat
digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian

27
antarteman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa
nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
2) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui penguasaan siswa yang meliputi pengetahuan
faktual, konseptual, maupun prosedural serta kecakapan berpikir
tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan
berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai
dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah
siswa telah mencapai KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan
dan kekuatan penguasaan pengetahuan siswa dalam proses
pembelajaran (diagnostic). Hasil penilaian digunakan memberi umpan
balik (feedback) kepada siswa dan guru untuk perbaikan mutu
pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan
setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan
rentang 0-100.
Tabel 3. 2
Teknik dan Bentuk Instrumen Penilain Pengetahuan
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Tertulis Benar-Salah, Mengetahui penguasaan
Menjodohkan, pengetahuan siswa untuk
Pilihan Ganda, perbaikan proses
Isian, Uraian pembelajaran dan/atau
pengambilan nilai
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman
siswa untuk perbaikan
proses pembelajaran
Penugasan Tugas yang Memfasilitasi
dilakukan secara penguasaan pengetahuan
individu maupun (bila diberikan selama
kelompok proses pembelajaran)
atau mengetahui
penguasaan pengetahuan

28
(bila diberikan pada akhir
pembelajaran)

3) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk
melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Teknik penilaian
keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD
pada KI-4. Berikut ini teknik-teknik penilaian Keterampilan
(a) Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja merupakan penilaian untuk
mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses
dan/atau hasil (produk). Dengan demikian, aspek yang dinilai
dalam penilaian kinerja adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas atau kualitas produknya atau
kedua-duanya.
(b) Penilaian Produk. Penilaian produk adalah penilaian terhadap
keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan
yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam waktu tertentu sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses
maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas
suatu produk yang dihasilkan. Penilaian produk bertujuan untuk
(1) menilai keterampilan siswa dalam membuat produk tertentu
sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran (2) menilai
penguasaan keterampilan sebagai syarat untuk mempelajari
keterampilan berikutnya; dan (3) menilai kemampuan siswa
dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam
mendesain dan menunjukkan inovasi dan kreasi.
(c) Penilaian Proyek. Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam

29
periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk
mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata
pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data,
pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.
(d) Penilaian Portofolio. Penilian portofolio merupakan kumpulan
sampel karya terbaik dari KD pada KI-4. Portofolio setiap siswa
disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal
pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk
cetakan dan/atau elektronik. Pada akhir suatu semester kumpulan
sampel karya tersebut digunakan sebagai sebagian bahan untuk
mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara deskriptif.
Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan angka.
2. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk
Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), Ujian
Sekolah (US)
a. Penilaian Akhir Semester. Penilaian Akhir Semester adalah kegiatan
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester gasal. Cakupan penilaian
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut. Hasil penilaian akhir semester selanjutnya diolah dan
dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Hasil penilaian
ini dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan, dan pengisian
rapor.
b. Penilaian Akhir Tahun. Penilaian Akhir Tahun adalah kegiatan yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur pencapaian
kompetensi siswa pada akhir semester genap. Cakupan penilaian
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan Kompetensi Dasar
(KD) pada semester genap saja. Hasil penilaian akhir tahun, selanjutnya
diolah dan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik.
30
Hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk program remedial,
pengayaan, dan pengisian rapor.
c. Ujian Sekolah. Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian kompetensi siswa terhadap standar kompetensi lulusan untuk
semua mata pelajaran. Pengaturan tentang US secara keseluruhan diatur
dalam Prosedur Operasional Standar (POS) US yang disusun oleh
satuan pendidikan. Hasil analisis US digunakan pendidik dan satuan
pendidikan untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan
pada tahun pelajaran berikutnya. Hasil US dilaporkan satuan
pendidikan kepada orangtua peserta didik. Hasil US digunakan sebagai
salah satu pertimbangan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Kriteria kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dan kriteria kenaikan kelas ditetapkan melalui rapat
dewan guru. Siswa SMP Negeri 1 Cibeber dinyatakan naik kelas apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masingmasing
nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilan di
bawah KKM atau belum tuntas.
e. Prosentase kehadiran tanpa keterangan maksimak 22% dari hari efektif
belajar.
2. Kriteria Kelulusan

31
Kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik dari SMP Negeri 1
Cibeber ditetapkan melalui rapat dewan guru. Peserta didik dinyatakan lulus
dari SMP Negeri 1 Cibeber setelah memenuhi syarat berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memeroleh nilai sikap/perilaku minimal Baik;
c. Lulus ujian satuan pendidikan;

F. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan


Lokal dan Global
Kurikulum untuk Sekolah Menengah Pertama memasukkan pendidikan
kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan akademik,
dan atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan
bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan atau berupa
paket/modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup
dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan
atau dari satuan pendidikan formal lain dan atau nonformal.
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk
memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal
ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber
penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan
mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta
mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di madrasah,
kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang
khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard
yang dapat dipertanggung jawabkan.
1. Dalam Mata Pelajaran Matematika
Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat merancang
RPP dengan memasukkan aspek kecakapan hidup personal (tanggung
jawab dan berpikir kritis) dengan menyisipkan pertanyaan-pertanyaan kritis
dan profokatif pada soal-soal dan bahan ajar matematika yang
dikembangkan. Kecakapan hidup sosial (bekerja sama dan keterbukaan

32
terhadap kritis) diintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran
diskusi atau metode kooperatif dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan
diskusi diharapkan kemampuan bekerjasamanya berkembang. Dalam
proses diskusi diharapkan kemauan menerima kritik juga dilatihkan
sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima sebuah kritik.

2. Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris


Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab,
kemandirian, kepercayaan diri diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih bahan bacaan
dan contoh-contoh teks yang menggambarkan pentingnya kemandirian,
tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup
fleksibel untuk memilih topik-topik teks/ cerita/ drama yang berguna untuk
membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu,
kepercayaan diri juga dapat dibentuk melalui pemilihan kegiatan
pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk presentasi di depan
teman-temannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran,
dan sebagainya). Kecakapan bekerjasama dan menghargai orang lain, juga
dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan pembelajaran berupa diskusi
kelompok, diskusi berpasangan atau JIGSAW untuk membelajarkan
keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar.

3. Dalam Mata Pelajaran Sains


Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih
model pembelajaran yang bersifat investigasi/ penyelidikan terhadap
fenomena-fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar.
Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan
dengan tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri maupun
keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat
Aditif guru memilih peristiwa-peristiwa menakutkan yang berkaitan
dengan dampak zat-zat kimia pada makanan atau obat-obatan terhadap jiwa
manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak penggunaan zat kimia

33
terhadap lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba terhadap
remaja. Dengan pemilihan materi-materi yang kontekstual tersebut
diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki
tanggung jawab terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan
bekerja sama dan kemampuan berpikir logis diintegrasikan guru pada
kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan secara
berkelompok.

4. Dalam Mata Pelajaran IPS


Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang lain
dapat diintegrasikan dengan pemilihan metode pembelajaran bermain peran
atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-orang yang
berkaitan dengan pembahasan pada kompetensi dasar. Misalnya, pada
pembahasan ekonomi yang bermoral siswa dapat ditugasi untuk
mewawancarai penjual sayur, tukang sol sepatu, pengemis, dan sebagainya.
Tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain juga dapat
dintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran simulasi untuk
menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang sering terjadi di daerahnya.
Misalnya, guru IPS di Jogya dan Bengkulu memperdalam materi tentang
gempa dan memilih berbagai metode simulasi untuk menyelamatkan diri
dari gempa; guru IPS di Aceh, Banyuwangi, NTT memperdalam materi
tentang tsunami dan menggunakan metode simulasi mempraktikkan cara
menyelamatkan diri dari bencana tsunami.

34
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari
libur. Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh madrasah
untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu
kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagi berikut:
A. Permulaan Tahun Pelajaran
Untuk kelas VII hari-hari pertama masuk sekolah, langsung
melaksanakan MPLS secara luring dan sosialisasi Modul Choice yaitu mulai
tanggal 18 Juli sampai dengan 21 Juli 2022. Pada tanggal 13 Juli sampai
dengan 15 Juli 2022 sekolah melaksanakan IHT tentang IKM, Memanfaatkan
Berbagai Aplikasi Google pada Chroombook.
B. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester dengan membagi 1 tahun
pelajaran menjadi semester ganjil dan semester genap dengan waktu
pembelajaran sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4.1
Pengaturan Waktu Belajar Efektif
HARI KEGIATAN WAKTU
Senin Upacara Bendera 07.00 – 08.00
Kegiatan belajar mengajar 08.00 – 13.00
Ektrakurikuler Sains 13.00 – 15.00
Selasa Shalat Duha/GLS/Pembacaan 07.15 – 07.30
Asmaul Husna
Kegiatan belajar mengajar 07.30 – 12.30

35
HARI KEGIATAN WAKTU
Ektrakurikuler Futsal Putri 13.00 – 15.00
Rabu Shalat Duha/GLS/Pembacaan 07.15 – 07.30
Asmaul Husna
Kegiatan belajar mengajar 07.30 – 12.30
Ektrakurikuler PMR/Paduan 13.00 – 15.00
Suara/Volly
Kamis Shalat Duha/GLS/Asmaul Husna 07.15 – 07.30
Kegiatan belajar mengajar 07.30 – 12.30
Ektrakurikuler Paskibra/Karate 13.00 – 15.00
Jumat AKSIBER 07.00 – 08.15
Kegiatan belajar mengajar 08.15 – 10.45
Ekstrakurikuler Pramuka Wajib 13.00 – 15.00

Sabtu Ektrakurikuler Tari/Futsal 13.00 – 15.00


Putra/Halilintar

C. Pengaturan Waktu Libur


Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah,
pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses
pembelajaran di sekolah. Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan
berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari
libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap
jenjang dan jenis Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:
a. Libur Semester ganjil
26 Desember 2022 sampai dengan 6 Januari 2023
b. Libur Semester genap
26 Juni 2022 sampai dengan 15 Juli 2023
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:

36
a. Tahun Baru 2022
b. Idul Fitri dan Cuti Bersama
c. Idul Adha 1444 H
d. Tahun Baru Imlek 2573
e. Tahun Baru Hijriah 1444 H
f. Hari Raya Nyepi
g. Maulid Nabi Muhammad saw.
h. Wafat Isa Al masih
i. Hari Raya Waisak 2566
j. Kenaikan Isa Al Masih
k. Hari Kemerdekaan RI
l. Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
m. Hari Raya Natal

Tabel 4.2
Alokasi Waktu Pada Kalender Pendidikan
No Kegiatan Alokasi waktu Keterangan

1 Minggu efektif Minimum 21 Digunakan untuk kegiatan


belajar minggu semester pembelajaran efektif
ganjil 20 minggu
smester 2
2 Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap
semester minggu semester
3 Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II
semester minggu
4 Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan
pelajaran minggu kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun
pelajaran
5 Hari libur 3 minggu Libur awal puasa dan idul
keagamaan fitri 1444 H
4 Hari libur umum/ Maksimum 2 Disesuaikan dengan
nasional minggu Peraturan Pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 Digunakan untuk kegiatan
minggu Workshop dan IHT
8 Kegiatan khusus Maksimum 1 Kegiatan PHBI dan
sekolah/madrasah minggu Kegiatan Sekolah

37
BAB V
PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber


pada awal tahun pelajaran, maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan
belajar mengajar telah dimiliki oleh SMP Negeri 1 Cibeber dengan mengacu pada
regulasi yang ada, maka dokumen 1 Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber ini
merupakan penyempurnaan dokumen 1 Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber
sebelumnya. Selanjutnya dalam dokumen 2 SMP Negeri 1 Cibeber sebagai
lampiran akan kami kumpulkan pengembangan silabus mata pelajaran dan RPP
mata pelajaran yang nantinya akan kami laksanakan dalam Tahun Pelajaran
2022/2023
Kurikulum yang disusun ini disesuaikan dengan potensi sumber daya dan
kemampuan nyata yang ada di sekolah dengan tetap mengakomodasi budaya
setempat. Implementasi kurikulum ini melibatkan seluruh komponen yang ada di
sekolah, baik kepala sekolah, komite, siswa, konselor, dan guru mata pelajaran
maupun stakeholder untuk mencapai tujuan madrasah sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Sangat besar harapan kami, semoga Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber
memenuhi syarat sehingga rencana kami mengembangkan SMP Negeri 1 Cibeber
dapat berhasil dengan baik. Di samping itu, kami juga sangat mengharap
dukungan dari semua pihak, khususnya guru, tenaga kependidikan, maupun para
siswa serta masyarakat yang sebagian besar terwakili oleh orang tua siswa.
Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur yang memberi kesempatan
kepada kami untuk menyusun Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber. Semoga

38
Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber ini mampu menjadi sarana bagi sekolah untuk
ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa.
Kurikulum ini setiap tahun terus dievaluasi oleh semua warga sekolah,
karena itu setiap tahun diadakan perbaikan-perbaikan demi menuju kebaikan dan
kesempurnaan yang menjadi harapan kita bersama. Karena itu untuk tahun
berikutnya kami akan kembali menyusun revisi Kurikulum SMP Negeri 1 Cibeber
sebagai pengembangan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masa depan.
Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan
menjadi kenyataan apabila dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang
baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung
secara efektif yang mampu membangkitkan aktifitas dan kreativitas anak.
Dalam hal ini para pelaksana kurikulum yang akan membumikan kurikulum ini
dalam proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi peserta didik. Atas
dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di SMP Negeri 1 Cibeber
hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan
kreativitas peserta didik, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan
mengasyikkan. Dengan semangat seperti itulah kurikulum ini akan menjadi
pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri
1 Cibeber.

39
LAMPIRAN
1. Pemetaan KI dan KD materi esensial,

2. Contoh silabus dan RPP yang disederhanakan

4. Berita acara, daftar hadir dan notula

5. Hasil Verivikasi dan Validasi Pengawas

6. Dokumentasi kegiatan penyusunan

40

Anda mungkin juga menyukai