Herry Susanto - FST

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 274

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KESESUAIAN

LAHAN LOKASI INDUSTRI BESAR BERBASIS WEB

(STUDI KASUS : KABUPATEN SERANG)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sistem Informasi

Oleh :

Herry Susanto

108093000112

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H
SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KESESUAIAN

LAHAN LOKASI INDUSTRI BESAR BERBASIS WEB

(STUDI KASUS : KABUPATEN SERANG)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Herry Susanto

108093000112

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H

i
ii
iii
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, April 2014

Herry Susanto
108093000112

iv
ABSTRAK

HERRY SUSANTO (108093000112), Rancang Bangun Sistem Informasi


Geografis Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar Berbasis Web (Studi Kasus :
Kabupaten Serang). Dibawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan ARI IRAWAN.

Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan (DTRBP) Kabupaten Serang sebagai
salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan serta informasi
terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang memiliki peran yang
sangat penting bagi masyarakat. Jumlah penduduk Kab. Serang pada tahun 2012
berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), mencapai 1.423.696
jiwa, dengan penduduk laki-laki sebanyak 724.332 jiwa dan penduduk perempuan
699.382 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2012). Kegiatan industri
merupakan salah satu sektor yang di unggulkan di Kabupaten Serang. Sebagai
penunjang utama kegiatan perekonomian Kabupaten Serang. Seiring dengan
perkembangan sektor industri, maka kebutuhan lahan untuk industri juga semakin
meningkat. Untuk mendapatkan izin suatu usah industri harus mempertimbangkan
lokasi tempat berdirinya suatu industri, yaitu kesesuaian lahan untuk industri (PP
No. 13 Tahun 1995) yang mempunyai kriteria – kriteria kemiringan lereng, jenis
tanah dan intensitas curah hujan. Selain itu, DTRBP belum mempunyai sistem
yang terkomputerisasi dan terintegrasi di mana segala manajemen data di instansi
ini masih dijalankan secara manual, sehingga penyampaian informasi masih
terdapat banyak kendala. Dalam penelitian ini, analisis spasial menggunakan
pendekatan karakteristik fisik lahan dengan fungsi overlay model intersect.
Sedangkan dalam pengembangan sistem menggunakan Rapid Application
Development (RAD), terdiri dari perencanaan syarat-syarat, desain workshop, dan
fase implementasi sistem prototype dengan pengujian pendekatan Black-box.
Rekayasa sistem dan analisis merupakan permodelan berorientasi objek dengan
notasi Unified Modelling Language (UML) dan perangkat lunak dalam
mendukung implementasi menggunakan Opensource OpenGeo Suite dengan
database server PostGIS serta PHP sebagai bahasa pemrograman. Hasil yang
dicapai berupa sistem informasi geografis berbasis web yang mencakup
kesesuaian lahan lokasi industri besar , pola ruang zona industri dan titik sampel
lokasi industri besar.

Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis Berbasis Web, Kesesuaian Lahan


Industri Besar, Rapid Application Development (RAD), Unified Modelling
Language (UML).

Bab I-V + 191 Halaman + xxiii Halaman + 64 Gambar + 52 Tabel + Daftar


Pustaka + Lampiran

Pustaka Acuan (2002 – 2012)

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kenikmatan kesehatan dan kelancaran sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan

dan suri tauladan kita, Nabi Besar Muhammad SAW. Peneliti berharap skripsi ini

dapat memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang

Sistem Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis

Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar (Studi Kasus : Kabupaten Serang)”

akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Selama penyusunan skripsi ini tentu

banyak kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peneliti, baik dalam segi data

ataupun penelitian. Namun dengan keyakinan hati dan bantuan serta dukungan

dari berbagai pihak maka skripsi ini terselesaikan dengan sangat baik.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah mendukung. Sebagai bentuk penghargaan yang tak

terlukiskan, izinkanlah Peneliti menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri, MMSI. selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

vi
3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan motivasi, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat selama

proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ari Irawan, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan, dorongan semangat, kesabaran dan selalu

meluangkan waktu untuk dapat bertukar pikiran dalam membantu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staf Bidang Tata Ruang Dinas Tata Ruang Bangunan dan

Perumahan (DTRBP) khususnya Bapak Mohammad Hanafiah, ST,

MT., Kepala Bagian Perencaan Tata Ruang selaku pembimbing telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dapat disampaikan melalui e-mail ke herisusanto89@gmail.com.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, April 2014

Herry Susanto
108093000112

vii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Pada kesempatan ini, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini kepada

seluruh pihak yang telah membantu baik moril maupun materil, terutama kepada :

1. Ibuku Wiwit dan Bapakku Sugianto tercinta serta Adikku Rita Mayangsari

tersayang yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih sayang dan

do’a yang tak akan terbalas hingga akhir masa.

2. Rahma Sari dan Keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dorongan

semangat tiada hentinya.

3. Sahabat SIG D 2008, SID 2008 dan SI 2008 yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

4. Semua pihak mohon maaf tidak disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang tiada

batas.

Jakarta, April 2014

Herry Susanto
108093000112

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ixx

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

DAFTAR SIMBOL ......................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 7
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................... 10
1.5.1 Bagi Penulis ....................................................................................... 9
1.5.2 Bagi Universitas ............................................................................... 10
1.5.3 Bagi Pengguna.................................................................................. 10
1.6 Metodologi Penelitian ............................................................................. 11
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 11
1.6.2 Metode Analisis Data ....................................................................... 12
1.6.3 Metode Pengembangan Sistem ......................................................... 12

ix
1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 15

2.1 Definisi Rancang Bangun ......................................................................... 15


2.2 Konsep Dasar Sistem................................................................................ 15
2.2.1 Pengertian Sistem .............................................................................. 15
2.3 Konsep Dasar Informasi ........................................................................... 16
2.3.1 Pengertian Informasi.......................................................................... 16
2.3.2 Pengertian Sistem Informasi .............................................................. 16
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi ................................................. 17
2.4.1 Pengertian Geografi ........................................................................... 17
2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi ............................................... 18
2.4.3 Data Pada SIG ................................................................................... 18
2.4.4 Komponen SIG .................................................................................. 19
2.4.5 Kemampuan SIG ............................................................................... 21
2.5 Peta dan Pemetaan.................................................................................... 22
2.5.1 Pengertian Peta .................................................................................. 22
2.5.2 Pengertian Pemetaan.......................................................................... 22
2.5.3 Jenis - Jenis Peta ................................................................................ 22
2.5.4 Skala Peta .......................................................................................... 23
2.5.5 Komponen Peta ................................................................................. 24
2.5.6 Simbolisasi Peta ................................................................................ 26
2.6 Konsep Dasar SIG Dalam Web ................................................................. 27
2.7 Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Industri .................................... 28
2.7.1 Pengertian Lahan ............................................................................... 28
2.7.2 Pengertian Tata Guna Lahan .............................................................. 28
2.7.3 Konsep Kesesuaian Lahan ................................................................. 29
2.7.4 Industri ............................................................................................. 29
2.7.4.1 Klasifikasi Industri....................................................................... 30
2.7.5 Lokasi Industri.................................................................................. 32
2.7.6 Kesesuaian Lahan Lokasi Industri .................................................... 33
2.7.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 34

x
2.8 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi ....................................... 35
2.8.1 Konsep Dasar Pengembangan Sistem ................................................ 35
2.8.2 Rapid Application Development (RAD) ............................................ 37
2.8.2.1 Kelebihan RAD ........................................................................... 39
2.9 Analisis dan Desain Berorientasi Objek Menggunakan Unified Modelling
Language (UML) ........................................................................................... 39
2.9.1 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek ................................................ 41
2.9.2 Hubungan Objek/Kelas.......................................................................... 42
2.9.3 Tools Pengembangan Sistem ................................................................. 43
2.10 Konsep Basis Data ................................................................................. 47
2.10.1 Basis Data ....................................................................................... 47
2.10.2 Manajemen Sistem Basis Data (MSBD) .......................................... 48
2.10.3 Model Basis Data Relasional ........................................................... 48
2.10.4 Normalisasi ..................................................................................... 49
2.11 Pengujian Black-Box .............................................................................. 51
2.12 Pendekatan Dalam Membangun Sistem Informasi .................................. 51
2.12.1 Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem ..................................... 51
2.12.2 PostgreSQL dan PostGIS ................................................................. 52
2.12.3 ArcGIS Desktop .............................................................................. 52
2.12.4 MySQL ........................................................................................... 57
2.12.5 OpenGeo Suite ................................................................................ 57
2.12.5.1 Komponen OpenGeo Suite........................................................ 58
2.12.6 Macromedia Dreamweaver .............................................................. 61
2.12.7 Internet ............................................................................................ 62
2.12.8 PHP ................................................................................................. 62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 63

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 63


3.2 Data dan Perangkat Penelitian .................................................................. 63
3.2.1 Data................................................................................................... 63
3.2.2 Perangkat Penelitian .......................................................................... 64
3.3 Metode Penelitian..................................................................................... 65

xi
3.3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 65
3.3.1.1 Wawancara .................................................................................. 65
3.3.1.2 Studi Literatur.............................................................................. 65
3.3.2 Metode Analisis Data ........................................................................ 67
3.3.3 Metode Pengembangan Sistem .......................................................... 68
3.3.3.1 Perencanaan Syarat - Syarat ......................................................... 69
3.3.3.2 Desain Workshop ........................................................................ 71
3.3.3.3 Fase Implementasi ....................................................................... 71
3.4 Tahapan Penelitian ................................................................................... 72
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 74

4.1 Analisis Kesesuaian Lahan Industri Besar ................................................ 74


4.2 Perencanaan Syarat - Syarat ..................................................................... 79
4.2.1 Pengumpulan Data dan Syarat - Syarat Informasi ............................... 79
4.2.1.1 Observasi ...................................................................................... 79
4.2.1.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ...................................... 80
4.2.1.1.2 Profil Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan (DTRBP) . 81
4.2.1.1.3 Tugas dan Fungsi Organisasi................................................... 82
4.2.1.1.4 Struktur Organisasi ................................................................. 87
4.2.1.2 Wawancara ................................................................................... 88
4.2.1.3 Studi Kepustakaan ........................................................................ 88
4.2.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 89
4.2.2.1 Identifikasi Kebutuhan .................................................................. 89
4.2.2.2 Lingkup Sistem ............................................................................. 90
4.2.2.3 Tujuan Pengembangan Sistem ...................................................... 91
4.2.2.4 Sistem Berjalan............................................................................. 91
4.2.2.5 Sistem Usulan ............................................................................... 94
4.3 Desain Workshop ..................................................................................... 95
4.3.1 Desain Proses .................................................................................... 95
4.3.1.1 Desain Diagram Use Case ............................................................ 96
4.3.1.2 Desain Diagram Aktivitas ........................................................... 118
4.3.1.3 Desain Diagram Kelas ................................................................ 135

xii
4.3.1.4 Desain Diagram Sekuensi ........................................................... 139
4.3.1.5 Desain Basis Data ....................................................................... 156
4.3.1.6 Desain Antar Muka ..................................................................... 169
4.4 Implementasi Sistem .............................................................................. 175
4.4.1 Pemrograman (coding) ..................................................................... 175
4.4.2 Pengujian Sistem .............................................................................. 176
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 184

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 184


5.2 Saran ..................................................................................................... 185
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 186

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Laju Pertumbuhan Industri Besar ........................................... 2

Gambar 2.1 Komponen SIG .............................................................................. 20

Gambar 2.2 Komponen Peta .............................................................................. 26

Gambar 2.3 Metode Overlay dengan Intersect.................................................... 35

Gambar 2.4 Fase dalam RAD............................................................................. 37

Gambar 2.5 Contoh Diagram Model Use Case ................................................... 44

Gambar 2.6 Contoh Diagram Kelas .................................................................... 45

Gambar 2.7 Contoh Diagram Sekuensi............................................................... 46

Gambar 2.8 Contoh Diagram Aktivitas .............................................................. 46

Gambar 2.9 Tampilan ArcGIS saat pertama kali dijalankan ............................... 53

Gambar 2.10 Tampilan Dashboard dari OpenGeo Suite ..................................... 58

Gambar 2.11 Tampilan PostGIS admin pada OpenGeo Suite ............................. 59

Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Web GeoServer ............................................... 59

Gambar 2.13 Tampilan Aplikasi Web GeoEditor ............................................... 60

Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Web Styler ....................................................... 61

Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Web GeoExplorer............................................ 61

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian.......................................................................... 73

Gambar 4.1 Proses Analisis Overlay .................................................................. 75

Gambar 4.2 Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar ................................. 77

Gambar 4.3 Struktur Organisasi DTRBP Kabupaten Serang............................... 87

Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Berjalan .......................................................... 91

Gambar 4.5 Rich Picture Sistem Usulan............................................................. 95

Gambar 4.6 Diagram Use Case .......................................................................... 99

xiv
Gambar 4.7 Diagram Aktivitas Login ............................................................... 118

Gambar 4.8 Diagram Aktivitas Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Industri
Besar ............................................................................................................... 119

Gambar 4.9 Diagram Aktivitas Mengelola Berita ............................................. 120

Gambar 4.10 Diagram Aktivitas Mengelola Data Industri Besar ...................... 121

Gambar 4.11 Diagram Aktivitas Mengelola Unggah File Industri Besar........... 122

Gambar 4.12 Diagram Aktivitas Mengelola Developer .................................... 123

Gambar 4.13 Diagram Aktivitas Melihat Perizinan Masuk ............................... 124

Gambar 4.14 Diagram Aktivitas Melihat Komentar Masuk .............................. 125

Gambar 4.15 Diagram Aktivitas Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar
........................................................................................................................ 126

Gambar 4.16 Diagram Aktivitas Melihat Daftar Industri Besar ........................ 127

Gambar 4.17 Diagram Aktivitas Mengunduh ................................................... 128

Gambar 4.18 Diagram Aktivitas Mengisi Komentar ......................................... 129

Gambar 4.19 Diagram Aktivitas Mengisi Pendaftaran ...................................... 130

Gambar 4.20 Diagram Aktivitas Mengisi Proposal Permohonan ...................... 131

Gambar 4.21 Diagram Aktivitas Mengisi Persyaratan ...................................... 132

Gambar 4.22 Diagram Aktivitas Mencetak Laporan Data Industri Besar .......... 133

Gambar 4.23 Diagram Aktivitas Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan ........ 134

Gambar 4.24 Diagram Aktivitas Logout ........................................................... 135

Gambar 4.25 Diagram Kelas SIGKesLIB ......................................................... 138

Gambar 4.26 Diagram Sekuensi Login ............................................................. 139

Gambar 4.27 Diagram Sekuensi Logout ........................................................... 140

Gambar 4.28 Diagram Sekuensi Mengelola Data Industri Besar ....................... 141

Gambar 4.29 Diagram Sekuensi Mengelola Berita ........................................... 142

xv
Gambar 4.30 Diagram Sekuensi Mengelola Unggah File Industri Besar ........... 144

Gambar 4.31 Diagram Sekuensi Mengelola Developer .................................... 145

Gambar 4.32 Diagram Sekuensi Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar
........................................................................................................................ 146

Gambar 4.33 Diagram Sekuensi Melihat Komentar Masuk .............................. 147

Gambar 4.34 Diagram Sekuensi Melihat Daftar Industri Besar......................... 148

Gambar 4.35 Diagram Sekuensi Mengunduh ................................................... 149

Gambar 4.36 Diagram Sekuensi Melihat Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Industri
Besar ............................................................................................................... 150

Gambar 4.37 Diagram Sekuensi Mengisi Pendaftaran ...................................... 151

Gambar 4.38 Diagram Sekuensi Mengisi Proposal Permohonan ...................... 152

Gambar 4.39 Diagram Sekuensi Mengisi Persyaratan ...................................... 153

Gambar 4.40 Diagram Sekuensi Mencetak Laporan Data Industri Besar .......... 154

Gambar 4.41 Diagram Sekuensi Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan ........ 155

Gambar 4.42 Diagram Sekuensi Mengisi Komentar ......................................... 156

Gambar 4.43 Diagram Mapping Diagram Kelas SIGKesLIB ........................... 157

Gambar 4.44 Tampilan Layar Utama SIGKesLIB ............................................ 169

Gambar 4.45 Tampilan Layar Login Admin dan Kepala Dinas SIGKesLIB ...... 172

Gambar 4.46 Tampilan Layar Utama Admin SIGKesLIB ................................. 172

Gambar 4.47 Tampilan Layar Utama Kepala Dinas SIGKesLIB ...................... 174

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Korelasi Antara Langkah - Langkah Pemecahan Masalah yang Umum
dengan Proses Pengembangan Sistem ................................................................ 36

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Basis Data ............................................... 47

Tabel 3.1 Data Spasial ....................................................................................... 63

Tabel 3.2 Studi Literatur Sejenis ........................................................................ 66

Tabel 3.3 Kelas Kemiringan Lereng ................................................................... 67

Tabel 3.4 Kelas Jenis Tanah ............................................................................... 67

Tabel 3.5 Kelas Intensitas Curah Hujan.............................................................. 67

Tabel 3.6 Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan Industri Besar ............................. 68

Tabel 4.1 Skor Min. dan Maks. Kesesuaian Lahan Industri Besar ...................... 76

Tabel 4.2 Klasifikasi Kesesuaian Lahan Industri Besar ...................................... 76

Tabel 4.3 Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar ...................... 78

Tabel 4.4 Matriks Masalah, Peluang, Tujuan...................................................... 93

Tabel 4.5 Identifikasi Aktor ............................................................................... 96

Tabel 4.6 Identifikasi Use Case .......................................................................... 97

Tabel 4.7 Narasi Use Case Login ..................................................................... 100

Tabel 4.8 Narasi Use Case Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Industri
Besar ............................................................................................................... 101

Tabel 4.9 Narasi Use Case Mengelola Informasi .............................................. 102

Tabel 4.10 Narasi Use Case Mengelola Berita ................................................. 103

Tabel 4.11 Narasi Use Case Mengelola Data Industri Besar ............................. 103

Tabel 4.12 Narasi Use Case Mengelola Data Unggah ...................................... 104

Tabel 4.13 Narasi Use Case Melihat Komentar Masuk..................................... 105

Tabel 4.14 Narasi Use Case Mengelola Developer ........................................... 106

xvii
Tabel 4.15 Narasi Use Case Melihat Perizinan Masuk ..................................... 107

Tabel 4.16 Narasi Use Case Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar ..... 108

Tabel 4.17 Narasi Use Case Melihat Informasi Publik ..................................... 108

Tabel 4.18 Narasi Use Case Melihat Daftar Industri Besar ............................... 109

Tabel 4.19 Narasi Use Case Mengunduh.......................................................... 110

Tabel 4.20 Narasi Use Case Mengisi Komentar ............................................... 111

Tabel 4.21 Narasi Use Case Mengisi Pendaftaran ............................................ 112

Tabel 4.22 Narasi Use Case Melihat Perizinan ................................................. 113

Tabel 4.23 Narasi Use Case Mengisi Proposal Permohonan ............................. 113

Tabel 4.24 Narasi Use Case Mengisi Persyaratan ............................................. 114

Tabel 4.25 Narasi Use Case Mencetak Laporan Data Industri Besar ................ 115

Tabel 4.26 Narasi Use Case Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan .............. 116

Tabel 4.27 Narasi Use Case Logout ................................................................. 117

Tabel 4.28 Daftar Objek Potensial.................................................................... 136

Tabel 4.29 Analisis Daftar Objek Potensial ...................................................... 136

Tabel 4.30 Daftar Objek yang diusulkan .......................................................... 137

Tabel 4.31 Bentuk Tidak Normal (UNF) ......................................................... 158

Tabel 4.32 Bentuk Normal Pertama (1NF) ...................................................... 161

Tabel 4.33 Bentuk Normal Kedua (2NF).......................................................... 163

Tabel 4.34 Tabel user ...................................................................................... 164

Tabel 4.35 Tabel berita .................................................................................... 165

Tabel 4.36 Tabel industri_besar ....................................................................... 165

Tabel 4.37 Tabel komentar............................................................................... 166

Tabel 4.38 Tabel persyaratan ........................................................................... 167

Tabel 4.39 Tabel proposal ................................................................................ 167

xviii
Tabel 4.40 Tabel unggah industri besar ............................................................ 168

Tabel 4.41 Tabel jenis industri ......................................................................... 168

Tabel 4.42 Tabel Spesifikasi Perangkat Keras .................................................. 176

Tabel 4.43 Tabel Spesifikasi Perangkat Lunak ................................................. 176

Tabel 4.44 Tabel Pengujian Metode Black Box ................................................ 177

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Wawancara mengenai Hambatan di dalam Kesesuaian Lahan Lokasi

Industri Besar serta Mekanisme Sistem Berjalan dan Perencanaan

Pengembangan Sistem dari Dinas Tata Ruang Bangunan dan

Perumahan (DTRBP) Kabupaten Serang.

Lampiran II Tabulasi Perhitungan Metode Skoring dan Analisis Overlay dengan

Intersect.

Lampiran III Proses implementasi dan tampilan Sistem Informasi Geografis

Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar Berbasis Web (Studi Kasus:

Kabupaten Serang).

Lampiran IV Print Out Source Code Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan

Lokasi Industri Besar Berbasis Web (Studi Kasus: Kabupaten Serang).

Lampiran V Dokumen – dokumen riset penelitian.

xx
DAFTAR SIMBOL

SIMBOL DIAGRAM USE CASE

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)

Simbol Keterangan

Pelaku

Use case

Asosiasi

xxi
SIMBOL DIAGRAM AKTIVITAS

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)

Simbol Keterangan

Aktivitas

Alur Aktivitas

Awal Aktivitas

Akhir Aktivitas

Aktivitas Paralel

Keputusan

SIMBOL DIAGRAM KELAS

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)

Simbol Keterangan

Class

1. Nama Kelas
1
2 2. Atribut Kelas
3
3. Operasi Kelas

xxii
Asosiasi

Agregasi

Generalisasi

SIMBOL DIAGRAM SEKUENSI

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)

Simbol Keterangan

Objek

Garis Waktu

Pesan

Operasi

xxiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara Geografis wilayah Serang terletak pada koordinat 105º7' -

105º22' Bujur Timur dan 5º50' - 6º21' Lintang Selatan. Jarak terpanjang menurut

garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari

barat ke timur sekitar 90 km, dengan luas wilayah 1.476,35 km², dan berbatasan

langsung dengan wilayah lain yaitu sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah timur

dengan Kabupaten Tangerang, sebelah barat dengan Kota Cilegon dan Selat

Sunda, sebelah selatan dengan Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Sedangkan secara fisik, Kabupaten Serang merupakan daerah yang

sangat potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar

wilayah Kabupaten Serang cukup strategis, karena dilalui oleh jalan tol Jakarta –

Merak yang merupakan akses utama menuju Sumatera melalui Pelabuhan

penyeberangan Merak, dan sebagai daerah penyangga Ibukota Negara, mengingat

jaraknya jika diukur melalui jalan tol Jakarta – Merak hanya 70 km. Hal ini

menjadikan Kabupaten Serang sebagai daerah potensial untuk pembangunan

industri. Menurut Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan Kabupaten

Serang, pembangunan industri besar di Kabupaten Serang tetap menunjukkan

peningkatan sepanjang 10 tahun dari tahun 2003 hingga 2012. Peningkatan

tertinggi pada tahun 2011 sebesar 35 perusahaan, walaupun pada tahun 2012

1
2

terlihat penurunan sebesar 27 perusahaan. Berikut adalah grafik laju pertumbuhan

industri besar di Kabupaten Serang.

Gambar 1.1 Grafik Laju Pertumbuhan Industri Besar

(Sumber : Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan Kab.Serang,

2012)

Kegiatan industri merupakan salah satu sektor yang di unggulkan di

Kabupaten Serang. Sebagai penunjang utama kegiatan perekonomian Kabupaten

Serang, kegiatan industri telah menunjukkan kecenderungan perkembangan yang

cukup besar dengan berkembangnya kegiatan – kegiatan industri di lokasi yang

terbagi dalam Zona Industri Serang Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona

Industri Serang Barat yang terletak di Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan

Kramatwatu dengan luas total kawasan industri sebesar 4.000 Ha yang berada di

sepanjang pantai Teluk Banten. Zona Industri Serang Barat ini lebih banyak

digunakan pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan


3

pelabuhan, sedangkan untuk Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan

Cikande dan Kragilan dengan luas kawasan industri 1.115 Ha.

Keberadaan industri juga sering dikaitkan dengan peranan industri

sebagai sektor pemimpin (leading sector), yaitu pembangunan industri dapat

memacu dan mengangkat pembangunan sektor – sektor lainnya seperti sektor

perdagangan, pertanian ataupun sektor jasa (Arsyad, 1999). Berkembangnya

sektor – sektor tersebut akan mendukung laju pertumbuhan industri, sehingga

menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa perekonomian sedang tumbuh dan sehat. Selain itu

pembangunan industri juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dengan kemampuannya memanfaatkan sumber daya secara optimal. Hal ini

berarti bahwa pembangunan industri dianggap pula sebagai usaha untuk

meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang

lingkup kegiatan manusia.

Menurut Soeling (2007), pertumbuhan ekonomi satu persen saja dapat

menyerap tenaga kerja sekitar seratus ribu orang. Berdasarkan data PDRB

Kabupaten Serang sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 sektor industri

memberikan kontribusi PDRB lebih dari 50 %. Penyerapan tenaga kerja tahun

2004 di sektor industri mengalami kenaikan sebesar 37.454 orang (29,50 %)

dibanding pada tahun 2000 sebanyak 89.530 orang.

Seiring dengan perkembangan sektor industri, maka kebutuhan lahan

untuk industri juga semakin meningkat. Penentuan lahan untuk aktivitas industri
4

seringkali hanya berorientasi kepada aspek bisnis. Faktor yang biasa digunakan

dalam memilih lahan untuk aktivitas industri adalah kedekatan dengan jalur

transportasi dan pasar (konsumen). Itulah sebabnya keberadaan aktivitas industri

lebih banyak terdapat di kota – kota besar dan daerah pinggiran kota

(Dirdjojuwono, 2004).

Alokasi rencana pemanfaatan lahan untuk kebutuhan pengembangan

industri dilakukan dengan memberikan kemungkinan pengembangan di bagian –

bagian lahan yang secara teknis memungkinkan dan memiliki integrasi yang baik

dengan perkembangan industri yang telah ada. Hasil analisis yang telah dilakukan

menunjukkan alokasi lahan untuk kebutuhan industri adalah sebesar 10.578,82 Ha

(7,01 %) (Kebijakan RTRW Kabupaten Serang).

Didasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995, untuk

mendapatkan izin suatu usaha industri harus mempertimbangkan lokasi tempat

berdirinya suatu industri, yaitu kesesuaian lahan untuk industri. Selain mengatur

tentang izin usaha industri, dalam peraturan pemerintah juga mengatur tentang

wilayah industri. Pemerintah dapat menetapkan wilayah – wilayah pusat

pertumbuhan industri serta lokasi bagi pembangunan industri sesuai dengan tata

ruang wilayah.

Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2002) yang

berjudul “Pola Keruangan dan Faktor-Faktor Lokasi Sentra Industri Kecil di

Kabupaten Klaten” menjelaskan bahwa sebagai upaya penanganan industri kecil

di Kabupaten Klaten perlu dilakukan pengaturan lokasi industri dengan tetap

memperhatikan faktor – faktor lokasi. Termasuk aspek potensi suatu wilayah dan
5

aspek sosio – historis seperti perilaku pengusaha kecil. Hal ini agar secara spasial

persebarannya menjadi efektif dan pembahasan mengenai faktor – faktor lokasi

industri adalah perlunya memperhatikan kekhususan tempat, waktu dan jenis

industri karena tiap jenis industri tidak sama.

Farid (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi Faktor

Penentu Lokasi Industri di Kota Semarang dan Daerah Yang Berbatasan”

menjelaskan bahwa prioritas faktor penentu di dalam industri adalah infrastruktur

transportasi dan tenaga kerja. Latif (2005) di dalam penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan Analisis Varians (ANAVA) menunjukkan adanya

kesesuaian antara lokasi atau letak industri besar dengan pengembangan wilayah

kota di Kabupaten Kudus, dan faktor – faktor sosial dan ekonomi yang paling

dominan di dalam pembangunan industri.

Wahyuni (2005) dalam penelitiannya yaitu menentukan kawasan

permukiman dengan SIG yang melibatkan aspek fisik lahan dan aspek sosial

ekonomi masyarakat. Aspek fisik lahan dilakukan dengan analisis kesesuaian

lahan, sedangkan aspek sosial ekonomi masyarakat dianalisis dengan

menggunakan metode indeks aksesibilitas, yaitu dengan memperhatikan daya

tarik masing-masing wilayah, ketersediaan lapangan kerja, sarana kesehatan dan

pendidikan.

Oktarinda (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak

Perkembangan Industri Besar Terhadap Sosial Ekonomi di Kabupaten

Temanggung” menjelaskan bahwa perkembangan industri yang sebagian

berorientasi ekspor secara langsung maupun tidak akan berdampak pada


6

perkembangan wilayah kota. Kenyataan ini timbul karena industri besar di

Kabupaten Temanggung juga melibatkan tenaga kerja dan bahan baku dari luar

daerah. Amelia (2007) menganalasis kesesuaian lokasi permukiman menggunakan

metode kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan normalisasi skor terhadap

variabel yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi permukiman dan

menganalisis berbagai informasi kebijakan dalam rangka perumusan usulan

arahan pemanfaatan ruang.

Nuzha (2009) mengevaluasi kesesuaian lahan untuk permukiman di

Kecamatan Selogiri dengan menggunakan metode stratified random sampling

dalam teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada setiap satuan medan yang

sama diambil dengan strata satuan medan. Sutanta (2010) mengkaji faktor – faktor

yang menjadi penyebab tidak berkembangnya Kawasan Industri Nguter

Kabupaten Sukoharjo, dari faktor fisik lahan, aksesibilitas, ketersediaan prasarana

dan kebijakan pemerintah. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif.

Teknik analisis dilakukan dengan cara membandingkan kondisi yang ada dengan

standar/teori. Selanjutnya dilakukan penilaian (scoring) berdasarkan kriteria dan

indikator yang telah ditentukan.

Sementara itu, Rabiatun (2012) dalam penelitiannya tentang

pemanfaatan ruang permukiman di kawasan pesisir Kota Medan menggunakan

metode deskriptif dan kuantitatif utnuk memperoleh gambaran tingkat kesesuaian

penggunaan lahan permukiman di kawasan pesisir, dan untuk membandingkan

kondisi eksisting dilapangan yang di tinjau berdasarkan karakteristik fisik


7

lahannya dengan standar atau ketentuan yang telah ditetapkan yang didapat dari

kajian teori yang telah dilakukan.

Didasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

bahwa dalam menganalisis kesesuaian lahan dengan menggunakan data spasial

dan berbasis web dapat mendukung keputusan dalam penentuan arah

pengembangan kawasan industri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

menyusun skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis

Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar Berbasis Web (Studi Kasus:

Kabupaten Serang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan

rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana menganalisis kesesuaian lahan lokasi industri besar di

Kabupaten Serang?

2. Bagaimana membangun sebuah sistem informasi geografis berbasis

web pada kesesuaian lahan lokasi industri besar di Kabupaten

Serang?

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan kesesuaian lahan dilihat dari berbagai aspek,

maka penelitian ini akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar

penulisan penelitian ini hanya terfokus pada masalah dan mencapai hasil yang

optimal. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :


8

1. Penelitian dilakukan di Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan

(DTRBP) Kabupaten Serang bidang Tata Ruang Seksi Perencanaan

Tata Ruang.

2. Proses bisnis di dalam sistem ini yaitu, melihat peta analisis

kesesuaian lahan lokasi industri besar, melihat atau mencetak daftar

industri besar, mengunduh files informasi DTRBP dan industri besar,

melakukan perizinan (memberikan proposal permohonan dan

formulir persyaratan) serta memberikan surat rekomendasi perizinan

mengenai lahan industri besar dari dinas DTRBP sebagai output dari

sistem ini.

3. Wilayah penelitian yaitu di Kabupaten Serang dengan koordinat

105º7' - 105º22' Bujur Timur dan 5º50' - 6º21' Lintang Selatan.

Menggunakan peta yang dibuat Badan Koordinasi Survei dan

Pemetaan dengan skala 1 : 50.000, menggunakan datum atau sistem

koordinat WGS84 dengan sistem proyeksi UTM pada Zona 48 S

(South).

4. Data spasial yang digunakan merupakan data sekunder DTRBP

tahun 2011 memiliki format Shapefile (.shp). Dengan skala 1 :

50.000, menggunakan datum WGS84 dengan sistem proyeksi

koordinat geografi.

5. Analisis kesesuaian lahan lokasi industri besar dengan pendekatan

karakteristik fisik lahan dan parameter yang digunakan dalam


9

penelitian ini adalah kemiringan lereng, jenis tanah dan intensitas

curah hujan.

6. Metode yang digunakan dalam analisis data yaitu metode

pembobotan (skoring) dengan teknik analisis tumpang susun

(overlay) model intersect. Sedangkan untuk pengembangan sistem

menggunakan metode RAD (Rapid Application Development)

hingga tahap implementasi pengkodean dan uji sistem dengan

pendekatan Black Box.

7. Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah ArcGIS

9.3 sebagai analisis spasial, Macromedia Dreamweaver 8 Portable

sebagai Text Editor, OpenGeo Suite sebagai local server, PostGIS

sebagai konversi data spasial, PHP sebagai bahasa pemrograman

dalam pembuatan web, MySQL sebagai basis data dan Enterprise

Architect 8 sebagai tools perancangan sistem dan UML.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Analisis kesesuaian lahan lokasi industri besar di Kabupaten Serang

dengan pendekatan karakteristik fisik lahan.

b. Rancang bangun sistem informasi geografis berbasis web untuk

memperoleh informasi spasial maupun non spasial guna menentukan

kesesuaian lahan lokasi industri besar di kawasan Kabupaten Serang.


10

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Penulis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Sistem

Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

b. Mengetahui bagaimana cara menganalisis dan membangun sistem

informasi geografis kesesuaian lahan lokasi industri besar.

1.5.2 Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan

sebagai bahan evaluasi.

b. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam

menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam studi

lebih lanjut oleh peneliti lainnya.

1.5.3 Bagi Pengguna

1. Kepala Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan (DTRBP)

a. Dengan dibangunnya sistem informasi geografis berbasis web ini,

dapat membantu memudahkan pemerintah Kabupaten Serang

khususnya Dinas Tata Ruang, Bangunan, dan Perumahan (DTRBP)

untuk memberikan informasi daerah kesesuaian lokasi industri besar

dalam bentuk data spasial berupa peta.


11

b. Dapat menjadi sebuah pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten

untuk melakukan kebijakan-kebijakan terkait penentuan lokasi

industri besar terhadap para pengusaha atau pengembang.

2. Admin DTRBP

Dapat melakukan update data jumlah industri besar dan lokasi atau

lahan yang sesuai untuk industri besar.

3. Pengusaha Industri Besar (Developer)

a. Menjadi tolok ukur penentuan kesesuaian lokasi industri besar

bersama dengan DTRBP Kabupaten Serang.

b. Membantu dalam perencanaan investasi untuk membangun dan

mengembangkan industri besar.

4. Masyarakat

Memberikan kemudahan kepada masyarakat umum dalam

memperoleh informasi spasial maupun non spasial akan kesesuaian

lahan untuk lokasi industri besar di Kabupaten Serang.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam metode penelitian, dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu metode

pengumpulan data, metode analisis data dan metode pengembangan sistem.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Ada 2 metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Wawancara

Merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

responden (Jogiyanto, 2008).


12

2. Studi Literatur

Dilakukan dengan membaca buku-buku dan karya ilmiah sejenis

yang berkaitan dengan materi penelitian (Jogiyanto, 2008).

1.6.2 Metode Analisis Data

Adapun metode analisis data menggunakan pendekatan fisik dasar

kesesuaian lahan dengan metode pembobotan (faktor skoring) dan teknik analisis

tumpang susun (overlay) model intersect. Metode pembobotan (faktor skoring)

merupakan suatu teknik dalam menganalisis data dengan membuat suatu nilai

terhadap keadaan yang ada, dan disusun menurut ranking yang telah dibuat

sebelumnya.

1.6.3 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem menggunakan Rapid Application

Development (RAD) yang meliputi 3 tahap, yaitu Perencanaan Syarat-syarat,

Desain Workshop dan Implementasi (Kendall & Kendall, 2003).

1. Perencanaan Syarat-syarat

Dalam fase ini pihak Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan

dalam hal ini Bidang Tata Ruang sebagai stakeholder dan

penganalisis bertemu untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan aplikasi

atau sistem serta mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang

dihasilkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran

aktif dari kedua belah pihak. Orientasi dalam fase ini adalah

menyelesaikan masalah-masalah yang ada.


13

2. Desain Workshop

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat

digambarkan sebagai workshop. Selama desain workshop RAD,

pengguna merespon pekerjaan prototype yang ada dan menganalisa,

memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat

lunak berdasarkan respon stakeholder.

3. Fase Implementasi

Analisis bekerja secara intens dengan pengguna selama workshop

design untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non teknis dari

aspek bisnis. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem

dibangun dan di-sharing, sub-sub sistem diuji dan diperkenalkan

kepada stakeholder terkait.

1.7 Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini penulis bagi dalam beberapa bab yang secara

singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan ini,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika

penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori - teori yang digunakan

sebagai landasan atau dasar dari penelitian ini.


14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup metode

pengumpulan data, metode analisis data dan metode pengembangan

sistem yang digunakan dalam aplikasi sistem informasi geografis

kesesuaian lahan lokasi industri besar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan mengenai penjelasan dan pembahasan analisis spasial

dan perancangan serta pengujian terhadap aplikasi yang dikembangkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari apa yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya serta saran - saran yang diharapkan

berguna bagi perkembangan sistem ini di masa mendatang.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Rancang Bangun

Menurut Pressman (2002) perancangan sistem merupakan serangkaian

prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa

pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-

komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan sistem

adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki

yang telah ada, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Sehingga dapat

disimpulkan pengertian dari rancang bangun sistem adalah serangkaian proses

yang saling terintegrasi dengan baik untuk menerjemahkan hasil analisa ke dalam

bahasa pemrograman, dan mengimplementasikan komponen- komponen sistem

yang diperlukan dalam rangka penciptaan maupun pengembangan sebuah sistem

baik secara keseluruhan maupun sebagian.

2.2 Konsep Dasar Sistem

2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling

berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai

tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005). Kemudian Kadir (2003) mendefinisikan sistem

sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk

memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah

15
16

masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan. Sistem

dapat didefinisikan sebagai komponen-komponen yang saling terkait yang

berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu hasil (Satzinger dkk. 2007).

Kesimpulan dari ketiga definisi sistem tersebut adalah sekelompok

elemen yang saling terkait menjadi satu untuk menghasilkan sebuat output yang

diinginkan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.3 Konsep Dasar Informasi

2.3.1 Pengertian Informasi

Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengelohan data dalam

suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk

pengambilan keputusan (Ferdinand, 2010). Sedangkan Jogiyanto (2005)

mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Dapat dimengerti dari definisi informasi di atas bahwa informasi adalah

sebuah data yan diolah dan diproses menjadi sebuh masukan yang lebih berguna

untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan seseorang dalam pengambilan

keputusan nantinya.

2.3.2 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan orang, data, proses dan teknologi

informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan


17

dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah

organisasi Whitten dkk. (2004).

Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi,

orang dan teknologi informasi yang di organisasikan untuk mencapai tujuan suatu

organisasi (Rosyid, 2007). Hartono (2005) mendefiniskan sistem informasi

sebagai sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-

laporan yang diperlukan.

Jadi dapat disimpulkan sistem informasi adalah suatu sistem yang

terintegrasi untuk memproses dan menyebarkan informasi untuk mendukung

sebuah organisasi.

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi

2.4.1 Pengertian Geografi

Menurut Prahasta (2005), Geografi memiliki istilah lain, yaitu spasial

(keruangan) dan Geospasial. Penggunaan kata “Geografi” mengandung pengertian

suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Dari

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan suatu ilmu yang

mempelajari masalah-masalah bumi secara luas dalam hubungannya dengan

keruangan.

Ada beberapa hal yang dikaji oleh geografi diantaranya :


18

1. Terbentuknya bumi dan bumi sebagai tempat tinggal.

2. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

3. Pendekatan, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan

regional (kewilayahan ).

2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Menurut Aronoff yang dikutip oleh Prahasta (2005) SIG adalah suatu

sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan

memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan,

menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi

merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.

Di samping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan

melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat

dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan

dengan geografi.

2.4.3 Data Pada SIG

Data dalam SIG dikelompokkan dalam dua kategori yaitu data spasial

(keruangan) dan data non-spasial (atribut) (Prahasta, 2005). Penjelasan dari

masing-masing jenis data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data Spasial

Data spasial adalah data mengenai tata ruang (menyangkut titik

koordinat). Setiap bagian dari data tersebut selain memberikan


19

gambaran tentang suatu fenomena, juga selalu dapat memberikan

informasi mengenai lokasi dan juga persebaran dari fenomena

tersebut dalam suatu ruang (wilayah). Yang termasuk kedalam data

spasial adalah data raster dan vektor.

b. Data Non Spasial (Data Atribut)

Data non spasial adalah data yang mendeskripsikan data grafis yang

berisi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif misalnya

data jumlah penduduk, jumlah taman, jumlah rumah sakit, dan

sebagainya. Data kualitatif misalnya nama, alamat, nama jalan, dan

sebagainya.

2.4.4 Komponen SIG

SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan

lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.

Sistem Informasi Geografi menurut Gistut dalam Prahasta (2005) terdiri dari

beberapa komponen, antara lain :

1. Perangkat Keras : Adapun perangkat keras yang sering digunakan

untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter

dan scanner.

2. Perangkat Lunak : Perangkat lunak SIG menyediakan fungsi untuk

masukan, menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dalam

bentuk geografis. Perangkat lunak SIG yang umum digunakan adalah

Arcgis, Arcview, Arcinfo, Mapinfo , ER – Mapper, ERDAS, dll..


20

3. Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan dan

menyimpan data yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun

mengimpornya dari perangkat lunak SIG lainnya maupun secara

langsung dengan cara dijitasi data spasial dari peta dan masukan data

atributnya dari tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

4. Manajemen (SDM) : Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola

dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki

keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

Adapun proses untuk mempresentasikannya ditunjukan pada Gambar 2.1

sebagai berikut :

Perangkat Keras
(Hardware)

Manajemen
SIG Data dan Informasi Geografi
(SDM, Brainware, User)

Perangkat Lunak
(Software)

Gambar 2.1 Komponen SIG (Prahasta, 2005)


21

2.4.5 Kemampuan SIG

Anon (2003) mengemukakan alasan mengapa perlu menggunakan SIG,

diantaranya adalah :

1. Menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi.

2. Dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam

usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang,

kependudukan dan unsur-unsur geografi yang ada di permukaan

bumi.

3. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.

4. Memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada di

permukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial.

5. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam

memvisualisasikan data spasial berikut atributnya.

6. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif.

7. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik.

8. Semua operasi SIG dapat di customize dengan menggunakan

perintah-perintah dalam bahasa script.

9. Perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi

dengan perangkat lunak lain. SIG sangat membantu pekerjaan yang

erat kaitannya dengan bidang spasial dan geo-informatika.


22

2.5 Peta dan Pemetaan

2.5.1 Pengertian Peta

Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi

lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan

keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan (Bakosurtanal, 2005).

2.5.2 Pengertian Pemetaan

Dalam konteks pemetaan, ruang (space) adalah permukaan Bumi yang

terdiri dari komponen wilayah dan obyek-obyek yang berada di atas, pada atau di

bawah permukaannya. Menurut Hasanuddin (2007), pemetaan adalah proses

kegiatan untuk menghasilkan suatu peta.

2.5.3 Jenis - Jenis Peta

Peta dapat diklasifikasikan menurut jenis, skala, fungsi, dan

macam persoalan (maksud dan tujuan), jenis peta tersebut dapat digolongkan

seperti :

a. Menurut Jenisnya :

1. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari mosaik foto udara atau

ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.

2. Peta garis adalah peta yang menyajikan detil alam dan buatan

manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

b. Menurut Skalanya

1. Peta skala besar (1:50.000 atau lebih kecil, misalnya 1:25.000).


23

2. Peta skala kecil (1:500.000 atau lebih besar).

c. Menurut Fungsinya

1. Peta umum, yang antara lain memuat jalan, bangunan, batas

wilayah, garis pantai, dan elevasi. Peta umum skala besar dikenal

sebagai peta topografi, sedangkan yang berskala kecil berupa

atlas.

2. Peta tematik, yang menunjukkan hubungan ruang dalam bentuk

atribut tunggal atau hubungan atribut.

3. Kart, yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical dan

aeronautical.

d. Menurut Macam Persoalan

Adapun peta yang dapat diklasifikasikan menurut macam persoalan

(maksud dan tujuan), antara lain: peta kadaster, peta geologi, peta

tanah, peta ekonomi, peta kependudukan, peta iklim, dan peta tata

guna tanah.

2.5.4 Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta

dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi (dengan satuan

ukuran yang sama) (Arham, 2008).

1. Skala numeris : Digambarkan dalam bentuk skala numerik, misal

peta berskala 1:50.000.


24

2. Skala dengan kalimat : Biasanya digunakan untuk peta – peta buatan

Inggris. Bentuknya adalah 1 inch to 1 mile (1 : 63.660).

3. Skala grafis : Skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa

satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak

tertentu.

Macam-macam peta berdasarkan skala peta diantaranya :

1. Peta skala sangat besar > 1:10.000

2. Peta skala besar 1:10.000 < 1:100.000

3. Peta skala sedang 1:100.000 - < 1:1.000.000

4. Peta skala kecil >= 1:1.000.000

2.5.5 Komponen Peta

Adapun komponen – komponen peta menurut Prahasta (2006) adalah

sebagai berikut :

a. Isi peta

Isi peta menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta yang akan

disampaikan kepada pengguna peta.

b. Judul peta

Judul peta harus mencerminkan isi peta.

c. Skala peta dan Simbol Arah

Skala sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian

dan kedetailan objek yang dipetakan. Simbol arah dicantumkan

dengan tujuan untuk orientasi peta.


25

d. Legenda atau Keterangan

Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh

bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau

keterangan.

e. Inzet dan Indeks peta

Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belahan bumi.

Sedangkan indeks peta merupakan sistem tata letak peta, dimana

menunjukan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di

sekitarnya.

f. Grid

Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari

sekian banyak lembar peta dan penunjukan letak sebuah titik di atas

lembar peta.

g. Nomor peta

Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan

seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.

h. Sumber/Keterangan Riwayat Peta

Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi

penyusun peta, percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan

deklinasi magnetis, tanggal/tahun pengambilan data dan tanggal

pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya.


26

Gambar 2.2 Komponen Peta (Prahasta, 2006)

2.5.6 Simbolisasi Peta

Ada beberapa klasifikasi dalam simbol peta menurut Arham (2008),

diantaranya adalah :

a. Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografi yang diwakili

1. Simbol Titik

Kenampakan – kenampakan geografi yang tidak memiliki

dimensi (0) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan,

mercusuar, lokasi tambang dinyatakan dengan simbol titik.

2. Simbol Garis

Kenampakan – kenampakan geografis yang berdimensi satu (1D)

seperti jalan, sungai, jalan KA, arah angin, dinyatakan dalam

simbol.
27

3. Simbol Area

Kenampakan – kenampakan geografis yang berdimensi dua (2D)

seperti area HPH, perkebunan, wilayah administrasi, dinyatakan

dengan simbol area.

2.6 Konsep Dasar SIG Dalam Web

Aplikasi SIG yang dapat dijalankan dalam web browser baik yang

berada pada satu jaringan global (internet) maupun yang hanya berbasis jaringan

lokal (intranet) namun memiliki dan terkonfigurasi pada jaringan web server

dikenal dengan WebGIS atau SIG berbasis web.SIG berbasis web mendukung

penggunaan aplikasi web dalam melakukan operasi SIG. SIG berbasis web terdiri

atas beberapa komponen yang saling terkait, dan gabungan antara desain grafis,

pemetaan, peta digital dengan analisis spasial, pemrograman komputer dan

database (Prahasta 2007).

Menurut Prahasta (2007), SIG berbasis web memiliki beberapa

kelebihan dan kelemahan, yaitu :

a. Kelebihan

1. Penempatan data terpusat pada satu tempat.

2. Biaya pengadaan hardware dan perangkat lunak menjadi lebih

murah.

3. Lebih mudah digunakan (user friendly).

4. Adanya akses yang luas terhadap data dan fungsi.


28

b. Kelemahan

1. Cepat lambatnya suatu akses bergantung pada spesifikasi

komputer yang dimiliki baik pada server maupun client. Selain

itu juga bergantung pada koneksitas internet, traffic web site, dan

efisiensi data.

2. Resolusi atau tampilan monitor (display) perlu diatur agar sesuai

dengan tampilan web.

2.7 Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Industri

2.7.1 Pengertian Lahan

Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, tanah,

relief, air, vegetasi, serta benda yang ada di atasnya yang berperngaruh terhadap

penggunaanya (Saribun, 2007). Sedangkan Mirayani (2009) mendefinisikan lahan

sebagai suatu tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama

dimana mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan,

melangsungkan, dan mengembangkan kehidupannya.

2.7.2 Pengertian Tata Guna Lahan

Darmawan (2003) mendefinisikan tata guna lahan sebagai pengaturan

penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan

fungsi tertentu sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan

bagaimana daerah-daerah pada suatu kawasan tersebut berfungsi.


29

2.7.3 Konsep Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat

kecocokan (adaptability) suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan (jenis tanaman

dan tingkat pengelolaan) tertentu. Kesesuaian lahan dapat dinilai untuk kondisi

saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian

lahan potensial). (Lestyono, 2011)

2.7.4 Industri

Di kota besar keberadaan industri merupakan suatu pendukung bagi

peningkatan kegiatan ekonomi suatu Negara. Industri yang merupakan salah satu

sector penyumbang pemasukkan Negara menjadi salah satu sektor yang

diperhitungkan oleh pemerintah. Namun, pembangunan industri pun perlu

diperhatikan dengan baik. Secara definitive industri dapat diartikan sebagai suatu

lokasi atau tempat dimana aktivitas produksi diselenggarakan, sedangkan

aktivitas produksi bisa dinyatakan sebagai sekumpulan aktivitas yang diperlukan

untuk mengubah satu kumpulan masukan menjadi produk keluaran yang memiliki

nilai tambah. (Wignjosoebroto, 2003)

Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2009

pasal 1 butir ke 1, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan Industri. Disimpulkan bahwa segala pengolahan baik

berbentuk fisik maupun tidak ( jasa ) menjadi sesuatu hal bernilai tinggi adalah
30

sebagai suatu industri.Industri-industri tersebut tersebar di berbagai titik dan

diperlukan suatu kawasan industri. Kawasan industri sendiri menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 24 tahun 2009 pasal 1 butir ke 2 adalah kawasan tempat

pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana

penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri

yang telah memiliki izin Usaha Kawasan Industri.

2.7.4.1 Klasifikasi Industri

Banyaknya industri yang tersebar dengan berbagai produk yang

dihasilkan, maka industri-industri tersebut dapat diklasifikasikan, salah satunya

klasifikasi industri berdasarkan aktifitasnya meliputi : (Wignjosoebroto, 2003)

a. Industri Penghasil Bahan Baku

Yaitu industri yang aktivitasnya adalah mengolah sumber daya alam

guna menghasilkan bahan baku maupun tambahan lainnya yang

dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa. Seperti :

industri perminyakan.

b. Industri Manufaktur

Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan berbagai model

produk setengah jadi maupun sudah jadi. Seperti : industri mobil dan

permesinan.
31

c. Industri Penyalur

Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri

baik untuk bahan baku maupun “ finished goods product”, seperti :

aktifitas penjualan, penyimpanan dan packaging.

d. Industri Pelayanan atau Jasa

Industri yang bergerak dalam bidang pelayanan atau jasa, baik untuk

melayani dan menunjang aktivitas industri lain maupun langsung

memberikan pelayanan jasa pada konsumen.

Sedangkan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja menurut

departemen perindustrian dan perdagangan dibedakan menjadi empat,

diantaranya :

a. Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga

kerja berjumlah 1-4 orang. Ciri industri ini memiliki modal yang

sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga dimana

pemilik modal biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota

keluarganya. Misalnya : industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan

industri laundri baju.

b. Industri Kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah antara

5-19 orang.Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif

kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada

hubungan saudara. Misalnya : industri genteng, dan industri

batubata.
32

c. Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja

antara 20-99 orang.Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang

cukup besar,dan tenaga kerjanya memiliki keterampilan tertentu, dan

pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.

Misalnya : industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d. Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja antara 100

orang atau lebih. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar

yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham,

tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan

perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and

profer test). Misalnya : industri tekstil, industri mobil, industri besi

baja, dan industri pesawat terbang.

2.7.5 Lokasi Industri

Lokasi industri secara umum mempunyai pengertian sebagai lahan atau

tanah tempat pabrik dan sarananya melakukan proses produksi. Penentuan lokasi

industri (pabrik) akan berkaitan dengan unit-unit lain. Menurut Budiharsono

(2001) keputusan mengenai penentuan lokasi yang diambil oleh unit-unit

pengambil keputusan akan menentukan struktur ruang wilayah yang terbentuk.

Ada tiga unit yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

penentuan lokasi industri (pabrik) yaitu : rumah tangga, perusahaan, dan

pemerintah. Setiap unit pengambil keputusan mempunyai kepentingan tersendiri

yang bersumber dari aktivitas ekonomi yang dilakukan. Aktivitas ekonomi rumah
33

tangga yang paling pokok adalah penjualan jasa tenaga kerja, dan konsumsi.

Sedangkan kegiatan ekonomi dari suatu perusahaan meliputi, pengumpulan input,

proses produksi, dan proses pemasaran. Penentuan lokasi industri oleh pengambil

keputusan merupakan suatu usaha untuk memaksimalkan keuntungan.

2.7.6 Kesesuaian Lahan Lokasi Industri

Kesesuaian lahan untuk industri memiliki beberapa persyaratan penting

yang harus dipenuhi. Persyaratan ini merupakan kunci penting dalam keberhasilan

penyelenggaraan kegiatan industri di suatu lahan. Dan dalam penulisan ini aspek

fisik dasar yang dikaji sesuai dengan standarisasi dari DTRBP mengacu kepada

SK Mentan No.837/KPTS/Um/11/1980.

1. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng adalah sudut yang dibentuk oleh perbedaan tinggi

permukaan lahan (relief), yaitu antara bidang datar tanah dengan

bidang horizontal dan pada umumnya dihitung dalam persen (%)

atau derajat (0) (Hartadi, 2009). Klasifikasi kemiringan lereng

menurut SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980 terdapat pada

Tabel 3.3.

2. Jenis Tanah

Dari jenis tanah dapat diketahui kepekaan terhadap erosi, ukuran

butiran tanah dimana semakin beragam ukurannya atau bergradasi

baik maka daya dukungnya juga semakin tinggi. Dan angka pori atau

permeabilitasnya semakin tinggi, penyerapan air juga tinggi sehingga


34

penyimpanan air tanah akan semakin banyak (Hartadi, 2009).

Klasifikasi kemiringan lereng menurut SK Mentan No.

837/KPTS/Um/11/1980 terdapat pada Tabel 3.4.

3. Intensitas Curah Hujan

Curah hujan menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan

dalam penentuan lokasi, karena hal ini akan berpengaruh kepada

jumlah kandungan air tanah. Curah hujan juga dapat menjadi kendala

bila dalam jumlah besar berupa bencana banjir, erosi, dan longsor

apabila karakteristik lahan tidak dapat menampung dan menyalurkan

air hujan tersebut (Amelia, 2007). Klasifikasi kemiringan lereng

menurut SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980 terdapat pada

Tabel 3.5.

2.7.7 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara

teknik tumpang susun (overlay) data-data fisik dasar yang berkaitan dengan

kesesuaian lahan untuk perumahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan teknik analisa kemampuan lahan untuk pemanfaatan

perumahan ini adalah dengan memberikan penilaian dan pembobotan pada aspek

fisik sesuai dengan kelas infromasinya yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan

untuk perumahan. Pemberian nilai dan bobot untuk setiap aspek fisik lahan ini

lebih ditekankan pada pendekatan teoritik berdasarkan tingkat peranan dan

kepentingan setiap aspek fisik dasar lahan tersebut (Hartadi, 2009). Pemberian
35

nilai dan bobot dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dari hasil perkalian kelas dan bobot,

didapat skor minimum dan maksimun tiap-tiap parameter. Untuk mendapatkan

kelas kesesuaian lahan perumahan digunakan rumus:

I = R/N ................................................................................................... (1)

Dimana I adalah lebar interval, R adalah jarak interval dan N adalah

jumlah interval.

Dalam menggunakan teknik overlay diperlukan sebuah tools untuk

mendukung analisis data yakni dengan intersect yang merupakan model untuk

membuat fitur dengan memotong sebuah fitur dengan fitur lain pada bagian yang

bersinggungan.

Gambar 2.3 Metode Overlay dengan Intersect

2.8 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi

2.8.1 Konsep Dasar Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem adalah satu set aktivitas, metode, praktek

terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan stakeholder

untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).


36

Kebanyakan organisasi memiliki proses pengembangan sistem resmi

yang terdiri dari satu set standar proses-proses atau langkah-langkah yang mereka

harapkan akan diikuti oleh semua proyek pengembangan sistem. Sementara

proses ini bervariasi untuk organisasi yang berbeda, ada karakteristik umum yang

ditemukan: proses pengembangan sistem di kebanyakan organisasi mengikuti

pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari

beberapa langkah pemecahan masalah yang umum (Whitten, Bentley, dan

Dittman, 2004) :

1. Mengidentifikasi masalah

2. Menganalisa dan memahami masalah

3. Mengidentifikasi persyaratan dan harapan solusi

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan yang terbaik

5. Mendesain solusi yang dipilih

6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih

7. Mengevaluasi hasilnya. (Jika masalah tidak terpecahkan, kembalilah

ke langkah 1 atau 2 seperlunya).

Tabel 2.1 Korelasi Antara Langkah-Langkah Pemecahan Masalah yang Umum

dengan Proses Pengembangan Sistem (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)

Proses Pengambangan Sistem yang Langkah-langkah pemecahan


disederhanakan masalah yang umum
Permulaan Sisem 1. Mengidentifikasi masalah (Juga
merencanakan solusi untuk
masalah)
Analisis Sistem 2. Menganalisa dan memahami
masalah.
3. Mengidentifikasi Persyaratan dan
37

harapan solusi
Desain Sistem 4. Mengidentifikasi solusi alternatif
dan memilih tindakan terbaik.
5. Mendesain solusi yang dipilih.
Implementasi Sistem 6. Mengimplementasikan solusi
yang dipilih
7. Mengevaluasi hasilnya. (Jika
masalah tidak terpecahkan,
kembalilah ke langkah 1 atau 2
seperlunya).

2.8.2 Rapid Application Development (RAD)

Kendall dan Kendall (2003) mendefinisikan RAD sebagai suatu

pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup

suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak.

Workhsop Desain

Perencanaan
Implementasi
Syarat-syarat

Mengidentifikasi Bekerja dengan


tujuan dan pengguna untuk Membangun Mengenalkan
syarat-syarat merancang sistem sistem baru
informasi sistem

Gambar 2.4 Fase dalam RAD (Kendall dan Kendall, 2003)

Dalam RAD ada tiga fase yang dikemukakan oleh Kendall dan Kendall

(2003), diantaranya :
38

1. Fase Perencanaan Syarat

Dalam tahap ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan

sistem yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan

masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan

sistem, kendala dan juga alternatif pemecahan masalah. Analisis

digunakan untuk mengetahui perilaku sistem dan juga untuk

mengetahui aktifitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut.

2. Desain Workshop

Tahap ini mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang

terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain

pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan

dalam arsitektur sistem informasi.

3. Fase Implementasi

Setelah Desain Workshop dilakukan, selanjutnya sistem

diimplementasi ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang

diwujudkan dalam bentuk program atau unit program. Tahap

implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya

siap untuk dioperasikan. Perangkat lunak yang digunakan adalah

Web server, bahasa pemrograman dan tools perangkat lunak untuk

database. Selain itu juga membutuhkan perangkat lunak untuk

desain interface dan editor. Kemudian mengevaluasi sistem

informasi yang telah dibuat.


39

2.8.2.1 Kelebihan RAD

Menurut McLeod & Schell (2007) ada beberapa keuntungan dalam

pengembangan sistem dengan menggunakan RAD adalah sebagai berikut :

a. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses

pembuatan lebih banyak menggunakan potongan-potongan script.

b. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype,

sehingga user lebih mengerti sistem yang dikembangkan.

c. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain

ulang pada saat yang bersamaan.

d. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari

tim secara keseluruhan.

e. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan

karena cenderung mengabaikan kualitas.

f. Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan perangkat

lunak pendukung.

2.9 Analisis dan Desain Berorientasi Objek Menggunakan Unified

Modeling Language (UML)

Objek adalah orang, tempat, benda, kejadian, atau konsep-konsep yang

ada di dunia nyata yang penting bagi suatu aplikasi (perangkat lunak dan atau

sistem informasi) (Nugroho, 2005).

Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat

digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang


40

menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek-

objek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan

penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan

teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan

proses. Pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an, digunakan beberapa metode

berorientasi objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah metode Booch

dari Grady Booch Object Modeling Technique (OMT) dari James Rumbaugh

(OMT), dan Object Oriented Perangkat lunak Engineering (OOSE) dari Ivar

Jacobson. Banyaknya teknik yang digunakan membatasi kemampuan untuk

memakai model-model pada proyek lain dan tim pengembang. Konsekuesinya,

teknik ini menghambat komunikasi antara anggota tim dan pengguna, yang

mengakibatkan banyak terjadi kesalahan didalam proyek. Masalah ini dan lainnya

mendorong dilakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan standar

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung

untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan

membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek.

Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat

sebuah bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau

metode berorientasi objek standar. Berdasarkan keja mereka dan hasil kerja

lainnya pada industri, UML versi 1.0 dirilis pada tahun 1997 (Whitten, Bentley,

dan Dittman, 2004).


41

UML adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk

menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak yang terkait

dengan objek (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).

2.9.1 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek

Analisis sistem berorientasi objek didasarkan beberapa konsep. Sebagian

konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses

pengembangannya (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).

1. Objek adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau

dirasakan dan pengguna menyimpan data serta mencatat perilaku

mengenai sesuatu itu.

2. Atribut adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang

sebuah objek.

3. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau

kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek.

4. Behaviour adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh

objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data

objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek

merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi (istilah ini digunakan

berganti-ganti di sepanjang buku ini).

5. Enkapsulasi adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit.


42

Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep

pengkategorian objek menjadi kelas (class) yaitu sebagai berikut (Whitten,

Bentley, dan Dittman, 2004) :

1. Kelas adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang

sama. Kadang-kadang disebut kelas objek.

2. Generalisasi/spesialisasi adalah sebuah teknik dimana atribut dan

behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, dikelompokkan

(atau diabstraksi) ke dalam kelasnya sendiri disebut supertype.

Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian diwariskan oleh

kelas objek tersebut (subtype).

2.9.2 Hubungan Objek/Kelas

Hubungan objek/kelas adalah asosiasi bisnis yang ada diantara satu atau

lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dan

maksimum dari satu objek/kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/kelas yang

terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan dimana satu kelas “whole” yang

lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas “part”

yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole” yang lebih besar. Composition

adalah hubungan agregasi dimana “whole” bertanggungjawab atas pembuatan

dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan rusak

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).


43

2.9.3 Tools Pengembangan Sistem

UML adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk

menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak yang terkait

dengan objek (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).

UML menawarkan diagram yang dikelompokkan menjadi lima

perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem. UML menyajikan perspektif

yang berbeda mengenai sistem informasi. Bagian berikut menjelaskan berbagai

diagram UML serta tujuannya :

1. Grup 1 : Diagram Model Use Case

Diagram use case secara grafis menggambarkan interaksi antara sistem,

sistem eksternal, dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis

mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara

apa pengguna mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Simbol-simbol

yang terdapat pada diagram use case :

a. Use case adalah urutan langkah-langkah yang secara tindakan

saling terkait (skenario), baik terotomatisasi maupun secara

manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal. Use

case menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang

pengguna eksternal dan dalam sebuah cara dan terminology yan

mereka pahami.

b. Pelaku/aktor adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi

dengan sistem untuk pertukaran informasi. Ada empat macam


44

tipe pelaku yaitu pelaku bisnis utama, pelaku sistem utama,

pelaku server eksternal dan pelaku penerima eksternal.

c. Hubungan adalah keterkaitan antara pelaku/aktor dengan use

case. Hubungan digambarkan sebagai sebuah garis antara dua

simbol.

Gambar 2.5 Contoh Diagram Model Use Case

(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)

2. Grup 2 : Diagram Struktur Statis

Diagram struktur statis terbagi menjadi dua yaitu diagram obbjek dan

diagram kelas. Diagram objek serupa dengan diagram kelas, tetapi

memodelkan object instance aktual dengan menunjukan nilai-nilai saat

ini dari atribut instance. Diagram Kelas menggambarkan struktur objek

sistem. Diagram ini menunjukan kelas objek yang menyusun sistem dan

juga hubungan antar kelas dan objek tersebut. Kelas adalah satu set

objek yang memiliki atribut dan behavior yang sama, terkadang disebut

kelas objek. Objek adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh

atau dirasakan dan pemakai menyimpan data serta mencatat perilaku

mengenai sesuatu itu. Atribut adalah data yang mewakili karakteristik


45

interes tentang sebuah objek. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu

yang dapat dilakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang

bertindak pada data objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek,

perilaku objek menunjuk pada metode, operasi atau fungsi (Whitten dkk.

2004).

Gambar 2.6 Contoh Diagram Kelas (Whitten, Bentley, dan Dittman,

2004)

3. Grup 3 : Diagram Interaksi

Diagram interaksi terbagi menjadi dua yaitu diagram kolabirasi dan

diagram sekuensi. Diagram kolaborasi adalah serupa dengan diagram

sekuensi, tetapi tidak focus pada waktu atau “sekuensi” pesan, diagram

ini lebih menggambarkan interaksi atau kolaborasi antara objek dalam

sebuah format jaringan. Diagram Sekuensi secara grafis menggambarkan

bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada

eksekusi sebuah use case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan

bagaimana pesan terkirim dan diterima diantara objek dan dalam

sekuensi apa (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).


46

Gambar 2.7 Contoh Diagram Sekuensi (Whitten, Bentley, dan Dittman,

2004)

4. Grup 4 : Diagram State

UML memiliki sebuah diagram untuk memodelkan behavior objek

khusus yang kompleks dan sebuah diagram untuk memodelkan behavior

dari sebuah use case atau sebuah metode, yaitu diagram aktivitas.

Diagram aktivitas adalah sebuah diagram yang dapat digunakan untuk

menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah

sebuah use case atau logika behaviour (metode) objek. Diagram ini

serupa dengan flowchart dimana secara grafis diagram ini menyediakan

sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara

paralel (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004).

Gambar 2.8 Diagram Aktivitas (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)


47

2.10 Konsep Basis Data

2.10.1 Basis Data

Basis data adalah kumpulan berkas yang saling terkait (Whitten dkk.

2004). Basis data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada sistem yang

memakai pendekatan berbasis berkas (Kadir, 2003).

Basis data mempunyai kelebihan dan kekurangan, seperti yang diuraikan

dalam tabel berikut (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004) :

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Basis Data (Whitten, Bentley, dan Dittman,
2004)

No. Kelebihan Kekurangan


1. Kemampuan untuk berbagai pakai Membutuhkan perangkat
data yang sama di banyak aplikasi lunak khusus, yang disebut
dan sistem sistem manajemen basis
data
2. Penyimpanan data dalam format Membutuhkan investasi
yang fleksibel yang cukup besar karena
analis dan programmer
harus mempelajari
bagaimana menggunakan
sistem manajemen basis
data
3. Menyediakan skalabilitas Meningkatnya vulnerabilitas
superior, basis data dan sistem yang melekat pada
yang menggunakannya dapat pengguna data yang
dikembangkan untuk menemukan berbagi-pakai sehingga back
kebutuhan perubahan pada sebuah up dan recovery serta
organisasi kemanan menjadi isu
penting dalam dunia basis
data

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data merupakan

kumpulan dari berbagai file yang saling berhubungan.


48

2.10.2 Manajemen Sistem Basis Data (MSBD)

Manajemen Untuk mengelola basis data diperlukan suatu perangkat

lunak yang disebut Manajemen Sistem Basis Data (MSBD). MSBD merupakan

suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk membuat,

memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data secara praktis dan efisien

MSBD dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai

yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003).

Menurut Aziz dan Pujiono (2006) MSBD adalah perangkat lunak yang

didesain untuk membantu dalam hal pemeliharaan dan utility data dalam jumlah

besar. Pemodelan berorientasi obyek menjadi sangat dibutuhkan karena

pemodelan basis data relasional tidak mampu melakukan penyimpanan data

spasial. Pada analisis spasial sistem manajemen database memberikan beberapa

keragaman. Ada beberapa keragaman aplikasi yang dapat digunakan sebagai

database seperti Oracle Spatial, PostgreSQL, Informix, DB2, Ingres dan yang

paling popular saat ini adalah MySQL.

2.10.3 Model Basis Data Relasional

Sebagai model basis data yang paling terkenal dan sering

diimplementasikan didalam MSBD, model relasional sangat banyak digunakan di

dalam sistem perangkat lunak SIG. Beberapa diantara MSBD yang menggunakan

model basis data relasional adalah (Prahasta, 2009) :

1. Dbase (*.dbf) – digunakan dalam ArcView GIS beserta beberapa


perangkat lunak SIG lainnya yang berbasiskan data spasial berformat
shapefile.
49

2. INFO – digunakan dalam Arc/Info.


3. Oracle – digunakan oleh Arc/Info, Geovision, dan lainnya.
4. Empress – digunakan oleh System/9.

2.10.4 Normalisasi

Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan

pengelompokan atribu-atribut dalam sebuah relasi sehingga didapatkan relasi

yang berstruktur baik yang menenuhi dua kondisi berikut : (Kadir, 2009)

1. Mengandung redudansi sesedikit mungkin.

2. Memungkinkan baris dalam relasi disisipkan, dimodifikasi dan

dihapus tanpa menimbulkan ketidakkonsistenan.

Normalisasi dilakukan melalui sejumlah langkah. Setiap langkah

berhubungan dengan bentuk normal di mana ini merupakan suatu keadaan relasi

yang dihasilkan oleh penerapa aturan yang berhubungan dengan dependensi

fungsional terhadap relasi tersebut. Berikut adalah langkap normalisasi (Nugroho,

2005)

3. Bentuk normal 1NF

Bentuk 1NF di mana keadaan membuat setiap perpotongan baris dan

kolom hanya berisi satu nilai. Untuk memenuhi bentuk 1NF perlu

menghilangkan atribut-atribut yang bernilai ganda.

4. Bentuk normal 2NF

Bentuk 2NF adalah suatu bentuk di mana sudah memenuhi bentuk

normal pertama dan tidak mengandung dependensi parsial atau

menghilangkan ketergantungan X  Y. Untuk memenuhi bentuk


50

tersebut dapat dilakukan dengan mengubah setiap dependensi parsial

menjadi sebuah relasi dengan kunci primer adalah determinannya

dan mengubah dependensi yang terkait langsung dengan kunci

primer sebagai relasi tersendiri dan kunci primernya adalah kunci

primer dalam relasi semula.

5. Bentuk normal 3NF

Bentuk 3NF suatu keadaan di mana relasi harus sudah dalam bentuk

normal 2NF dan tidak mengandung dependensi transintif atau

ketergantungan fungsional yang jumlahnya lebih dari satu dalam

suatu relasi.

6. Bentuk normal BCNF

Bentuk BCNF adalah bentuk yang lebih ketat di mana suatu atribut

yang bergantung secara fungsional terhadap kunci primer mungkin

saja merupakan kunci primer bagi atribut lainnya maka jika

ditemukan hal tersebut kita harus melakukan normalisasi sehingga

tidak dijumpai ketergantungan tersebut.


51

2.11 Pengujian Black-Box

Pengujian black-box merupakan pengujian yang memungkinkan

perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang

sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program

(Pressman, 2002). Pengujian black-box juga merupakan pendekatan

komplementer yang memungkinkan besar mampu mengungkap kelas kesalahan

daripada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan

dalam kategori sebagai berikut :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal.

4. Kesalahan kinerja.

5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

2.12 Pendekatan Dalam Membangun Sistem Informasi

2.12.1 Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem

Perangkat lunak adalah program yang dijalankan di suatu pemroses.

Perangkat lunak dalam arti lebih luas terdiri dari program-program yang di-

eksekusi komputer dalam beraneka ukuran dan arsitektur, dokumen-dokumen

berupa hard-copy dan bentuk-bentuk maya, dan data berupa angka-angka dan teks

juga representasi informasi gambar, video, dan audio (Hariyanto, 2008).


52

2.12.2 PostgreSQL dan PostGIS

PostgreSQL adalah suatu sistem manajemen hubungan obek dalam suatu

basis data atau lebih dikenal dengan Object-Relational Database Management

System (ORDBMS). PostgreSQL pertama kali dikembangkan oleh Barkly,

University of California pada tahun 1982. Saat ini PostgreSQL berada di bawah

lisensi BSM-style dan dikembangkan secara gratis oleh berbagai komunitas

database di seluruh dunia (Obe dan Hsu, 2011).

Salah satu ekstensi dari PostgreSQL adalah PostGIS. PostGIS merupakan

ekstensi yang mampu mendukung pengelolaan data spasial atau berbasis

keruangan untuk aplikasi sistem informasi geografis. Dijelaskan pula bahwa

PostGIS merupakan MSBD yang didukung oleh tiga keliebihan dari pada

PostgreSQL diantaranya : spatial types, indexes, dan functions.

2.12.3 ArcGIS Desktop

ArcGIS desktop merupakan kumpulan aplikasi perangkat lunak SIG

utama yang berbasis desktop Ms. Windows yang digunakan untuk

mengompilasikan, menuliskan, menganalisis, men-sharing, memetakan, dan

memublikasikan informasi spasial. Framework (sistem) ini terdiri dari ArcMap,

ArcCatalog, ArcToolbox, ArcGlobe, ArcReader, dan ModelBuilder dengan

beberapa tingkatan fungsionalnya (Prahasta, 2011). ArcGIS desktop yang

digunakan untuk penelitian ini adalah ArcGIS 9.3.


53

Gambar 2.9 Tampilan ArcGIS saat pertama kali dijalankan

Beberapa bagian dari ArcGIS antara lain adalah :

a. ArcMap

Merupakan aplikasi sentral di dalam sistem ArcGIS desktop yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang berbasiskan

peta dijital seperti halnya kartografis, analisis peta, dan editing.

ArcMap merupakan aplikasi pembuat peta yang komprehensif di

dalam sistem ArcGIS desktop. Dalam operasinya, ArcMap

menawarkan dua tipe map-view: view data geografis (spasial) dan

view halaman layout. Pada tipe view yang pertama, ArcMap akan

memfasilitasi para penggunanya untuk bekerja dengan layers

geografis untuk diberi simbol, dianalisis, dikompilasi ke dalam


54

dataset SIG. Tipe view ini merupakan window dimana dataset

(layers) dimunculkan di dalam batas – batas spasial yang ditentukan.

Sementara itu, pada tipe view kedua, ArcMap akan menyediakan

fasilitas untuk bekerja dengan halaman – halaman peta yang berisi

elemen – elemen peta (seperti halnya symbol skala, legenda, symbol

arah utara, dan peta referensi) yang juga dimunculkan di dalam tipe

view data geografis.

b. ArcCatalog

ArcCatalog merupakan aplikasi yang dapat membantu para

penggunanya untuk mengorganisasikan dan mengelola semua

informasi spasial; peta, globe, dataset, model, metadata, beserta

layanan lainnya. Aplikasi ini mencakup beberapa alat bantu yang

berfungsiTheme menyajikan sekumpulan obyek nyata sebagai fitur

peta yang untuk :

- Mencari (find) dan menampilkan (browse) informasi spasial

(geografis).

- Menyimpan (record), menampilkan (view), dan mengelola

metadata.

- Mendefinisikan, meng-export, dan meng-import model – model

data geodatabase.

- Mencari (search) dan menemukan data SIG baik di jaringan

komputer local maupun di internet (web).


55

- Mengelola server SIG; administrator basis data SIG pada

umumnya menggunakan ArcCatalog sebagai alat bantu untuk

mendefinisikan dan mengembangkan geodatabase yang

diperlukan.

c. ArcToolbox & ModelBuilder

Framework ArcGIS desktop menyediakan banyak fungsionalitas

geoprocessing yang dapat dijalankan dengan beberapa cara; [1]

melalui beberapa kotak dialog milik ArcToolbox sebagai masukan

bagi ModelBuilder, [2] sebagai command line, atau [3] sebagai

fungsi di dalam script. Bagian utama dari framework geoprocessing

ini mencakup ArcToolbox dan ModelBuilder. ArcToolbox berisi

kumpulan fungsi geoprocessing. ArcToolbox di-embed-kan ke dalam

aplikasi ArcCatalog dan ArcMap yang tersedia baik di dalam

tingkatan fungsionalitas ArcView, ArcEditor, maupun ArcInfo.

Adapun fungsi – fungsi geoprocessing tersebut adalah :

a. Manajemen data.

b. Konversi data.

c. Pemrosesan coverage.

d. Analisis vector.

e. Geocoding.

f. Linear referencing.

g. Kartografis.

h. Analisis statistik.
56

User interface ModelBuilder akan menyediakan framework

pemodelan grafis yang dapat dimanfaatkan untuk merancang dan

mengimplementasikan model – model geoprocessing yang bisa

mencakup tools, script, dan data. Model yang dimaksud adalah

diagram (grafis) aliran data yang terkait dengan tool dan data dalam

membentuk prosedur dan aliran kerja. Dengan ModelBuilder, para

pengguna ArcGIS hanya perlu men-drag tool dan dataset ke dalam

modelnya, kemudian mengaitkannya untuk membentuk urutan

langkah – langkah tugas – tugas SIG yang kompleks.

d. ArcGlobe

ArcGlobe merupakan bagian dari extension “ArcGIS 3D Analyst”.

Aplikasi ini menyediakan tampilan informasi spasial yang bersifat

kontinu, multi-resolusi, dan interaktif. Seperti halnya ArcMap,

ArcGlobe bekerja dengan layer data SIG, dapat menampilkan

informasi yang terdapat di dalam geodatabase dan semua format

data spasial GIS yang telah didukung oleh ArcGIS. Meskipun

demikian, sebagai tambahan, ArcGlobe memiliki fasilitas tampilan

3D dinamis.

e. ArcReader

ArcReader merupakan aplikasi map-viewer dan globe-viewer yang

menyediakan metode utnuk berbagi peta – peta elektronik; baik

secara local melalui jaringan lokal (intranet) maupun internet. Dalam

operasinya, aplikasi ini akan tetap mempertahankan status live-


57

connection-nya terhadap datanya sehingga view datanya akan selalu

bersifat dinamis (aktual). Hal ini yang menyebabkan ArcReader

sering digunakan untuk memublikasikan peta – peta yang

berbasiskan ArcIMS atau layanan – layanan geography network.

2.12.4 MySQL

Menurut Sidik (2003), MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan

Swedia bernama MySQL AB, yang pada saat itu bernama TcX Data Konsult AB

sekitar tahun 1994-1995. MySQL sudah ada sejak 1979. MySQL termasuk jenis

RDBMS (Relational Database Management System). MySQL digunakan oleh

banyak portal-portal internet sebagai basis data dari informasi yang ditampilkan

pada situs web. Kepopuleran MySQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk

digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan basis data

perusahaan-perusahaan skala menengah dan kecil.

2.12.5 OpenGeo Suite

OpenGeo Suite adalah salah satu dari perangkat lunak open source

pengembangan dan pengorganisasian sistem informasi geografis berbasis web.

OpenGeo Suite terdiri dari PostGIS sebagai DBMS, GeoServer yang merupakan

server yang menghubungkan database dengan sistem, GeoWebCache sebagai

accelerator yang mengintegrasikan kebutuhan mengenai skala peta yang akan


58

digunakan, OpenLayers sebagai map controls untuk melihat dan melakukan

editing terhadap tampilan peta bebasis Javascript, dan GeoExt geospatial web

yang memberikan kemudahan dalam pembuatan tampilan web GIS (OpenGeo

2009).

Gambar 2.10 Tampilan Dashboard dari OpenGeo Suite

2.12.5.1 Komponen OpenGeo Suite

Berikut ini adalah komponen-komponen yang terdapat di dalam

OpenGeo Suite yang berperan sebagai penunjang dari SIG PPDPI dari sisi server

(OpenGeo, 2009) :

1. PostGIS

PostGIS adalah perluasan ke sistem object-relational database

PostgreSQL yang memungkinkan obyek GIS (Sistem Informasi

Geografis) untuk disimpan dalam database.


59

Gambar 2.11 Tampilan PostGIS admin pada OpenGeo Suite

2. GeoServer

GeoServer merupakan perangkat lunak server open source yang

ditulis dalam bahasa pemrograman Javascript yang memungkinkan

pengguna untuk berbagi dan mengedit data geospasial. Dirancang

untuk interoperabilitas, sehingga mampu menerbitkan data dari

sumber data utama spasial.

Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Web GeoServer


60

3. GeoEditor

GeoEditor adalah aplikasi JavaScript berbasis web untuk mengedit

fitur geografis. Toolset GeoEditor meminimalkan biaya

pengembangan data dan pemeliharaan tanpa mengorbankan

integritas data. Dengan aplikasi ini, Anda dapat mengedit semua

jenis data vektor, termasuk atribut, ketika disajikan melalui Layanan

Fitur Web (WFS) protokol.

Gambar 2.13 Tampilan Aplikasi Web GeoEditor

4. Styler

Styler memberikan kemudahan dalam proses styling GIS untuk web.

Styler memungkinkan pengguna untuk membuat peta dengan

tampilan dan nuansa aplikasi yang dibutuhkan.


61

Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Web Styler

5. GeoExplorer

GeoExplorer adalah aplikasi web yang disediakan untuk penyusunan

dan publish peta. Segala kemudahan yang ada di dalamnya

menjadikan proses finishing pembuatan web GIS terasa lebih cepat.

Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Web GeoExplorer

2.12.6 Macromedia Dreamweaver

Menurut Ruvalcaba (2002) Dreamweaver adalah editor What You See Is

What You Get (atau dalam istilah yang lebih sederhana, sebuah editor ”apa yang
62

anda lihat itulah yang anda dapat”). Macromedia Dreamweaver merupakan

program penyunting halaman web. Macromedia Dreamweaver termasuk editor

profesional untuk perancangan, pengkodean, pengembangan website, halaman

web, dan aplikasi web.

2.12.7 Internet

Internet merupakan contoh jaringan terbesar yang menghubungkan

jutaan komputer yang terbesar di seluruh dunia dan tidak terkait pada suatu

organisasi, dalam hal ini, jaringan tersusun atas berbagai jenis komputer dan

sistem operasi, supaya bisa berhubungan dengan internet seorang pemakai dapat

mengakses komputer yang telah terkoneksi ke internet yang telah berlangganan

pada sebuah ISP (Internet Service Provider), ISP adalah organisasi komersial

yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa ke internet (Kadir, 2003).

2.12.8 PHP

PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan

sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada

dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis

sehingga perawatan web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien.

(Peranginangin, 2006)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Berikut adalah deskripsi lokasi dan tempat penelitian dalam

pengembangan SIGKesLIB :

Tempat Penelitian : Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan

Kabupaten Serang

Waktu Penelitian : April 2013 – Juli 2013

Alamat : Jl. Sama’un Bakrie Kabupaten Serang, Banten

3.2 Data dan Perangkat Penelitian

3.2.1 Data

Dalam perancangan sistem ini terdapat beberapa data yang diperlukan

diantaranya :

1. Data Spasial

Tabel. 3.1 Data Spasial


No Data Spasial Sumber Tahun Keterangan
1 Peta Administrasi Kab. Serang DTRBP Kab. Serang 2011 Data Sekunder
2 Peta Kemiringan Lereng DTRBP Kab. Serang 2011 Data Sekunder
3 Peta Jenis Tanah DTRBP Kab. Serang 2011 Data Sekunder
4 Peta Intensitas Curah Hujan DTRBP Kab. Serang 2011 Data Sekunder
5 Peta Zona Industri DTRBP Kab. Serang 2011 Data Sekunder

63
64

2. Data Tabular

Luas lahan dan jumlah perusahaan industri besar tahun 2003 – 2012

merupakan data sekunder yang didapatkan dari Dinas Tata Ruang,

Bangunan dan Perumahan Kabupaten Serang.

3.2.2 Perangkat Penelitian

Perangkat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Perangkat Keras :

a. Processor 1.5 GHz

b. RAM 2 GB

c. Hardisk 320 GB

d. Monitor 10” resolusi 1024 x 600

2. Perangkat Lunak :

a. Windows 7 Ultimate Service Pack 1.

b. OpenGeoSuite 2.5 sebagai Platform Web-Based.

c. ArcGIS 9.3 sebagai tools untuk analisis spasial.

d. Macromedia Dreamweaver 8 Portable dan EditPlus 3.0 sebagai

Text Editor serta Mozilla Firefox 24.0 dan Google Chrome 33

sebagai Web Browser.

e. Enterprise Architect 8 sebagai tools untuk perancangan sistem

dan pembuatan UML.


65

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat dua macam metode pengumpulan data

yang digunakan, yaitu :

3.3.1.1 Wawancara

Wawancara dilakukan kepada Kepala Seksi Perencanaan Bidang Tata

Ruang DTRBP. Hal ini dilakukan guna mengetahui prosedur serta kegiatan

pengolahan data yang dilakukan sehingga dapat memberikan informasi dan data

yang bersangkutan dengan penelitian. Berikut gambaran singkat wawancara yang

telah dilakukan, sedangkan hasil wawancara disertakan pada halaman Lampiran

I.

a. Narasumber : Mohammad Hanafiah, ST, MT.

b. Penanya : Herry Susanto

c. Waktu : 22 April 2013

d. Tempat : Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang Bidang

Tata Ruang DTRBP Kabupaten Serang

e. Tema :

- Kriteria kesesuaian lahan industri besar

- Tahap analisis keruangan kawasan industri besar

3.3.1.2 Studi Literatur

Kegiatan ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari karya

ilmiah sejenis. Berikut literatur sejenis pendukung penelitian ini :


66

Tabel. 3.2 Studi Literatur Sejenis

No Judul Penulis Metode Kelebihan Kekurangan


1. Analisis Agung Metode Skoring Parameter Penyajiannya
Keberadaan Ady dan Metode yang juga belum
Kawasan Imanuson Stratified digunakan berbasis
Industri (2008). Random lebih web.
Terhadap Sampling. khusus dan
Tingkat mendetail.
Kesesuaian
Lahan di Kota
Surakarta
Provinsi Jawa
Tengah.
2. Kajian F.X. Metode Parameter Parameter
Dampak Gunarsa Pembobotan dan yang yang dipakai
Perkembangan Irianta Metode Matriks digunakan penulis lebih
Industri (2008). Interaksi lebih sedikit,
Terhadap Leopold. khusus dan penyajiannya
Kondisi Lahan mendetail, juga belum
di Kawasan serta berbasis
Bawen pembagian web.
Kabupaten analisis
Semarang. yang lebih
lengkap.
3. Evaluasi Saiful Metode Parameter Penyajiannya
Lokasi Lahan Bahri Deskripsi/Survei. tidak hanya belum
Industri di (2009). berdasarkan berbasis
Kota Kragilan karakteristik web.
Kabupaten fisik lahan
Serang. saja.
67

3.3.2 Metode Analisis Data

Dalam analisis data kesesuaian lahan untuk bangunan – bangunan

industri digunakan metode pembobotan (scoring) terhadap seluruh parameter fisik

kesesuaian lahan untuk kawasan industri khususnya industri besar. Pembobotan

pada setiap masing – masing parameter tersebut disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Kelas Kemiringan Lereng


Kelas Kelerengan (%) Keterangan Nilai Skor
1 0-2 Datar 20
2 2-15 Landai 40
3 15 - 25 Agak Curam 60
4 25 - 40 Curam 80
5 > 40 Sangat Curam 100
Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980

Tabel 3.4 Kelas Jenis Tanah


Kelas Jenis Tanah Keterangan Nilai Skor
1 Aluvial Tidak Peka 15
2 Latosol Agak Peka 30
3 Mediteran Kurang Peka 45
4 Regosol Sangat Peka 60
Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980

Tabel 3.5 Kelas Intensitas Curah Hujan


Kelas Intensitas Hujan Keterangan Nilai Skor
(mm/tahun)
1 1500 - 2000 Rendah 10
2 2000 - 2500 Sedang 20
3 2500 - 3000 Tinggi 30
Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980
68

Dari penilaian dengan metode pembobotan tersebut akan diperoleh

harkat dari hasil perkalian kelas dan bobot, kemudian didapat skor tertinggi dan

terendah tiap – tiap parameter, dengan rumus sebagai berikut :

I = R/N

Dimana I adalah interval, R adalah jarak interval dan N jumlah interval.

Kelas harkat tersebut baru dibuat setelah jumlah harkat masing – masing

parameter telah diperoleh. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh persebaran

jumlah harkat kelas masing – masing parameter untuk industri besar memiliki

penyebaran yang merata dan tidak menyebar pada satu kelas saja. Berikut tabel

3.6 menyajikan klasifikasi kelas kesesuaian lahan untuk industri besar.

Tabel 3.6 Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan Industri Besar


No. Kelas Deskripsi

1 S1 Sangat Sesuai
2 S2 Cukup Sesuai
3 S3 Hampir Sesuai
4 N1 Tidak Sesuai Saat Ini
5 N2 Tidak Sesuai Permanen
Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980

3.3.3 Metode Pengembangan Sistem

Penelitian ini menggunakan metode RAD berdasar pada teori Kendall

dan Kendall (2003). Sedangkan tools yang digunakan adalah notasi UML

menggunakan teori Whitten, Bentley, dan Dittman (2004) yang merupakan


69

pemodelan berorientasi objek. Metode RAD terdiri dari tiga fase pengembangan

yaitu :

3.3.3.1 Perencanaan Syarat-syarat

Merupakan sebuah tahap awal untuk suatu proyek, dimana penggunaan

sistem yaitu pihak DTRBP dan si pembuat sistem mengidentifikasi kebutuhan

untuk memenuhi tujuan sistem informasi kesesuaian lahan lokasi industri besar,

mengidentifikasi kebutuhan informasi yang timbul dari tujuan tersebut, serta

menentukan batasan-batasan sistem informasi geografis yang dibuat, kendala serta

alternatif masalah. Fase ini membutuhkan keterlibatan intens dari kedua kelompok

yaitu pihak si pembuat sistem dan Staff Seksi Perencanaan Bidang Tata Ruang

DTRBP Kabupaten Serang bukan terletak pada penandatanganan proposal atau

dokumen.

Dalam fase ini penulis dengan Staff Seksi Perencanaan bertemu untuk

mengidentifikasi tujuan sistem serta mengidentifikasi informasi kebutuhan yang

ditimbulkan dari tujuan tersebut. Dalam pertemuan tersebut diperoleh

perencanaan yang dibuat dalam Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan

Lokasi Industri Besar, yaitu :

1. Pengumpulan Data dan Syarat-syarat Informasi

Yaitu tahap mengumpulkan data-data hasil observasi, wawancara dan

studi kepustakaan untuk mempermudah dalam identifikasi sistem,

diantaranya mengenai :

a. Observasi

- Gambaran Umum Daerah Penelitian


70

- Profil Dinas Tata Ruang, Bangunan, dan Perumahan

Kabupaten Serang

- Tugas dan Fungsi Organisasi DTRBP

- Struktur Organisasi DTRBP

b. Wawancara

- Kendala prosedur yang telah berjalan

- Kebutuhan Pengguna Sistem

- Mekanisme Perizinan Investasi Pembangunan Industri Besar di

Kab. Serang

c. Studi Kepustakaan

- Publikasi

- Regulasi

- Standarisasi

2. Identifikasi Masalah

a. Analisis Sistem Berjalan

Tahap dimana analyst melakukan analisa dan identifikasi masalah

mengenai data dan informasi pada sistem yang digunakan oleh

DTRBP dalam menginformasikan kesesuaian lahan lokasi industri

besar di Kabupaten Serang.

b. Analisis Sistem Usulan

Tahap mengidentifikasi apa saja tujuan yang diinginkan, dicapai

dengan membangun sistem yang baru untuk menyelesaikan atau


71

mengatasi masalah yang ada pada sistem berjalan DTRBP

mengenai kesesuaian lahan lokasi industri besar.

3.3.3.2 Desain Workshop

Merupakan tahap lanjutan dari tahap perencanaan kebutuhan, dimana

dilakukan pengidentifikasian dari solusi alternatif yang ada dengan pemilihan

solusi terbaik. Fase ini merupakan fase untuk merancang dan memperbaiki yang

dapat digambarkan sebagai workshop.

Setelah itu, melakukan proses desain yang dilanjutkan dengan

merancang sistem informasi geografis dengan menggunakan UML (Unified

Modeling Language). Dengan tahapan sebagai berikut :

1. Membuat Diagram Use Case

2. Membuat Skenario Use Case

3. Membuat Diagram Aktivitas

4. Membuat Diagram Kelas

5. Membuat Diagram Sekuensi

6. Membuat Perancangan Basis Data

7. Membuat Desain Tampilan Sistem

3.3.3.3 Fase Implementasi

Tahap ini terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap pengimplementasian

sistem ke dalam bahasa pemrograman (coding) dan tahap pengujian sistem oleh

beberapa owner, analyst, dan developer dengan tujuan apakah sistem yang
72

dibangun sudah berjalan dengan baik pada saat pengoperasiannya atau masih

terdapat kesalahan (error). Adapun hal terpenting dalam tahapan ini adalah

keterlibatan user, agar sistem yang akan dikembangkan dapat memberikan

kepuasan kepada user, dan sistem yang lama tidak perlu dijalankan secara paralel

dengan sistem yang baru.

Pada tahap ini penulis melakukan pengujian dan testing terhadap aplikasi

dan sistem serta user dapat memberikan tanggapan akan sistem yang sudah

dibuat. Dengan selesainya tahap ini maka berakhirlah proses rancang bangun

terhadap sistem informasi kesesuaian lokasi lahan industri besar di Kabupaten

Serang.

3.4 Tahapan Penelitian

Adapun pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini, tertuang dalam

tahapan yang dapat dilihat dalam gambar berikut :


73

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kesesuaian Lahan Industri Besar

Kesesuaian lahan yang pemanfaatannya untuk industri besar yang

berdasarkan karakterisitk fisik dasar di Kabupaten Serang, dilakukan analisis

tumpang susun (overlay) tiap parameter. Peta analisis overlay merupakan data

yang dihasilkan dari tumpang susun beberapa parameter yang mempunyai faktor

fisik dalam penentuan lokiasi industi besar. Data yang disajikan bersifat spasial

(ruang) seperti data kemiringan lereng, jenis tanah dan curah hujan serta peta

adminstrasi Kabupaten Serang. Proses overlay terhadap data spasial dapat dilihat

pada gambar 4.1.

Overlay tiap peta dilakukan secara bertahap untuk menghindari

akumulasi kesalahan dan diasumsikan bahwa pengaruh tiap - tiap data terhadap

penentuan lokasi kawasan industri tidak sama besar. Untuk gambar peta dan data

tabel tiap parameter pendukung serta geoprocessing dapat dilihat pada halaman

Lampiran II.

74
75

Gambar 4.1 Proses Analisis Overlay

Dalam analisis data kesesuaian lahan untuk industri besar digunakan

metode pembobotan (scoring) terhadap seluruh parameter fisik yang telah

diuraikan pada sub bab III 3.3.2.


76

Untuk kelas bobot, skor minimum dan maksimum masing – masing

parameter kesesuaian lahan industri besar dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Skor Min. Dan Maks. Kesesuaian Lahan Industri Besar
No Parameter Bobot Kelas Skor Min. Kelas Skor Maks.
Min. (bobot x kelas Maks. (bobot x kelas
min.) maks.)
1. Kelas Lereng 20 1 20 5 100
2. Jenis Tanah 15 1 15 4 60
3. Curah Hujan 10 1 10 3 30
45 190
Sumber : Hasil Analisis (2013)

Tabel 4.2 Klasifikasi Kesesuaian Lahan Industri Besar


No. Kelas Kisaran Skor Deskripsi

1. S1 45 – 74 Sangat Sesuai
2. S2 75 – 104 Cukup Sesuai
3. S3 105 – 134 Hampir Sesuai
4. N1 135 – 164 Tidak Sesuai Saat Ini
5. N2 165 – 194 Tidak Sesuai Permanen
Sumber : Hasil Analisis (2013)

Kisaran jumlah skor yang menentukan klasfisikasi lahan untuk industri

besar didapat dari hasil perhitungan sebagai berikut :

I = R/N

Maka didapat I = (190 – 45) / 5 = 29, sehingga terdapat lima kelas

kesesuaian lahan industri besar dengan lebar interval 29 seperti pada tabel 4.2.

Berikut adalah gambar hasil analisis overlay dengan intersect dan

metode scoring tiap – tiap parameter.


77

Gambar 4.2 Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar


78

Tabel 4.3 Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar


No. Nama Kecamatan Kelas Kesesuaian Lahan (Ha)
S1 S2 S3 N1 N2
1 Anyar 197.34 86.78 141.16 2.27 0.00
2 Bandung 297.90 0.17 0.00 0.00 0.00
3 Baros 5.09 14.12 5.20 3.49 0.00
4 Binuang 279.70 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Bojonegara 162.34 76.89 106.13 6.13 0.00
6 Carenang 340.34 0.00 0.00 0.00 0.00
7 Cikande 348.95 21.05 0.00 0.00 0.00
8 Cikeusal 409.43 0.42 0.09 0.00 0.00
9 Cinangka 201.80 40.28 34.46 98.82 31.42
10 Ciomas 23.33 1.43 1.54 152.68 1.08
11 Ciruas 154.09 0.00 0.00 0.00 0.00
12 Gunungsari 90.73 80.23 13.02 0.51 0.00
13 Jawilan 404.29 0.09 0.00 0.00 0.00
14 Kibin 402.05 0.00 0.00 0.00 0.00
15 Kopo 522.66 0.18 0.00 0.00 0.00
16 Kragilan 304.59 0.36 0.00 0.00 0.00
17 Kramatwatu 294.76 51.85 15.15 0.27 0.00
18 Mancak 33.33 138.54 108.64 75.25 0.00
19 Pabuaran 388.37 10.05 0.43 6.31 0.09
20 Padarincang 156.39 1.79 92.09 130.86 94.95
21 Pamarayan 127.50 5.72 0.00 0.00 0.00
22 Petir 266.74 1.34 1.82 0.09 0.00
23 Pontang 463.33 134.73 0.00 0.00 0.00
24 Pulo Ampel 8.41 80.74 64.93 0.10 0.00
25 Tanara 373.68 571.16 0.00 0.00 0.00
26 Tirtayasa 7.05 4.84 0.00 0.00 0.00
27 Tunjung Teja 30.56 0.37 7.49 0.00 0.00
28 Waringinkurung 136.39 198.34 88.02 4.57 0.00
Total 6431.12 1521.48 680.17 481.34 127.54 9241.64
Prosentase (%) 69.59 % 16.46 % 7.36 % 5.21 % 1.38 % 100.00 %

Berdasarkan peta dan tabel hasil analisis kesesuaian lahan industri besar

diatas, dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar kawasan tiap Kecamatan di

Kabupaten Serang termasuk klasifikasi kelas S1 (Sangat Sesuai) dengan skor 45 -

74 dengan persentase 69,59%. Kemudian S2 (Cukup Sesuai) dengan skor 75 - 104


79

dengan persentase 16,46%, S3 (Hampir Sesuai) dengan skor 105 - 134 dengan

persentase 7,36%. Sedangkan untuk kelas N1 dan N2 (Tidak Sesuai) dengan

persentase 5,21% dan 1,38%. Hampir di setiap Kecamatan memasuki kriteria

kawasan pada kelas S1 dan S2, namun berbeda dengan Kecamatan Padarincang

dan Cinangka yang memiliki luas area dengan kelas N1 dan N2 terbesar. Bisa

dilihat dari hasil kelas S1 dan S2 bahwa lahan di Kabupaten Serang lebih

berpotensi sesuai untuk dijadikan kawasan industri besar. Hal ini sesuai dengan

ketentuan Keppres No. 32 Tahun 1990 Pasal 8 dan PP No. 47/1997 Pasal 32 dan

33. Kelas S1, S2, dan S3 tidak termasuk kedalam kriteria kawasan lindung untuk

kawasan hutan lindung yang mempunyai lereng lapangan lebih dari 40% dan nilai

(skor) 175 atau lebih.

Dapat disimpulkan dari hasil analisis dengan pendekatan karakteristik

fisik lahan, bahwa lahan di Kabupaten Serang hampir seluruh lokasi di setiap

Kecamatan tergolong dengan kriteria sangat sesuai untuk dijadikan lokasi industri

besar dengan persentasi 69,59% (pada kelas S1).

4.2 Perencanaan Syarat - Syarat

4.2.1 Pengumpulan Data dan Syarat-Syarat Informasi

4.2.1.1 Observasi

Hasil yang dicapai dari observasi ini adalah melihat proses bisnis

kesesuaian lahan lokasi industri besar. Kegiatan ini dilakukan di bawah

pengawasan Kepala Divisi Bidang Tata Ruang DTRBP Kabupaten Serang.


80

4.2.1.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang

Kabupaten Serang terletak pada posisi koordinat antara 105º7' - 105º22'

Bujur Timur dan 5º50' - 6º21' Lintang Selatan. Kabupaten Serang memiliki luas

wilayah 1.467,35 km2 terbagi menjadi 28 kecamatan dan terdiri dari 314 desa (32

desa termasuk kategori perkotaan dan selebihnya termasuk kategori pedesaan).

Kecamatan terluas di Kabupaten Serang adalah Kecamatan Cinangka dengan luas

111,47 km2 atau 7,6 persen sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Bandung

dengan luas sebesar 25,18 km2 atau 1,72 persen dari luas wilyah Kab. Serang.

Secara topografi, Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran rendah dan

pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1.778 mdpl. Sebagian besar

dataran rendah memiliki ketinggian kurang dari 500 meter, sementara dataran

tinggi berupa rangkaian pegununan yang terdapat di perbatasan dengan

Kabupaten Pandeglang.

Fisiografi Kabupaten Serang dari arah utara ke selatan terdiri dari

wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran, perbukitan dan pegunungan.

Bagian utara merupakan wilayah yang datar dan tersebar luas sampai ke pantai,

kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang dan Gunung Batusipat. Di bagian

selatan sampai ke barat, Kabupaten Serang berbukit dan bergunung antara lain

sekitar Gunung Kencana, Gurung Karang dan Gunung Gede.

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya

tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2011

berdasarkan data dari stasiun meteorologi Serang, suhu udara rata-rata berkisar
81

antara 23,80C sampai 320C. Sekitar 73 persen dari luas wilayah keseluruhan

Kabupaten Serang digunakan untuk lahan pertanian.

Jumlah penduduk Kab. Serang pada tahun 2012 berdasarkan hasil Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), mencapai 1.423.696 jiwa, dengan penduduk

laki-laki sebanyak 724.332 jiwa dan penduduk perempuan 699.382 jiwa. Rata-rata

anggota rumah tangga di Kabupaten Serang sebesar 4,40 orang per rumah tangga.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,

selama tahun 2011 tercatat pencari kerja yang resmi terdaftar sebanyak 2.336

orang, atau mencakup 9,91 persen dari keseluruhan pencari kerja yang mendaftar.

4.2.1.1.2 Profil Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan (DTRBP)

Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan Kabupaten Serang

(DTRBP) adalah salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau dinas

baru yang ada pada Pemerintah Kabupaten Serang yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Serang No. 9 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang dan Peraturan Bupati

Kabupaten Serang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan Kabupaten Serang serta Peraturan

Bupati Kabupaten Serang Nomor 9, 10, 11, 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas. Dinas Tata Ruang, Bangunan dan

Perumahan Kabupaten Serang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dalam

melaksanakan tugas sehari-hari dibantu oleh Sekertaris, Kepala Bidang Tata

Ruang, Kepala Bidang Tata Bangunan, Kepala Bidang Perumahan dan Kepala
82

Bidang Tata Kota serta Kepala UPTD. Dinas Tata Ruang, Bangunan dan

Perumahan Kabupaten Serang, untuk selanjutnya disebut DTRBP Kabupaten

Serang merupakan SKPD yang diberikan tugas dan berfungsi sebagai

penyelenggara urusan penataan ruang, bangunan, perumahan, dan permukiman,

beserta infrastrukturnya, di wilayah Kabupaten Serang.

a. Visi

“Terwujudnya Kualitas Penataan Ruang, Bangunan, Perumahan, Dan

Permukiman Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Prima Pada

Masyarakat Kabupaten Serang”.

b. Misi

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas rencana rinci tata ruang.

2. Memfasilitasi ketersediaan dan kualitas perumahan dan

permukiman serta kelengkapan penunjangnya.

3. Mewujudkan tata bangunan dan lingkungan yang aman, nyaman,

serasi dan harmonis.

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam

pelaksanaan kegiatan kedinasan dan pembangunan.

5. Memberikan pelayanan prima terkait perijinan bidang penataan

ruang, bangunan dan perumahan.

4.2.1.1.3 Tugas dan Fungsi Organisasi

Fungsi organisasi DTRBP Kabupaten Serang berdasarkan RENSTRA

Tahun 2010 – 2015 terdiri atas rincian fungsi dari Kepala Dinas, Sekretariat, dan
83

setiap Bidang di dalam struktur organisasi. Adapun rincian fungsi organisasi

sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Adapun fungsi dari Kepala Dinas DTRBP Kabupaten Serang yaitu :

a. Perumusan perencanaan kebijakan teknis operasional dan

administratif di bidang tata ruang bangunan dan perumahan.

b. Penyelenggaraan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan

operasional dan administratif di bidang tata ruang bangunan dan

perumahan.

c. Penyelenggaraan dan pembinaan aparatur pada dinas.

d. Pembinaan dan pengendalian tugas unit pelaksana teknis dinas

dilingkungan dinas.

e. Pengkoordinasian di bidang tata ruang bangunan dan perumahan

dengan instansi terkait.

f. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban (akuntabilitas)

dan kinerja dinas.

2. Sekretariat

Adapun fungsi dari Sekretaris DTRBP Kabupaten Serang yaitu :

a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian kegiatan

pada sekretariat.

b. Pengkoordinasian penyusunan program kerja, rencana kegiatan

dan pelaporan kinerja dinas.

c. Penghimpunan rencana kerja dinas.


84

d. Penyusunan rencana strategi dinas.

e. Penyelenggaraan pengelolaan urusan administrasi umum,

kepegawaian, dan keuangan dinas.

f. Penyelenggaraan pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan

Dinas.

g. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas-tugas Sub Bagian pada

Sekretariat.

h. Pengkoordinasi dan sinkronisasi tugas, program dan kegiatan

tiap-tiap Bidang pada Dinas.

i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan

kinerja Dinas.

j. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan bidang Tata

Ruang, Bangunan dan Perumahan.

k. Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati

bidang bidang Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan.

l. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Sekretariat.

3. Bidang Tata Ruang

Adapun fungsi dari Kepala Bidang Tata Ruang DTRBP Kabupaten

Serang yaitu :

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian kegiatan

pada Bidang Tata Ruang.

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Tata Ruang.


85

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada

Bidang Tata Ruang.

d. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Tata Ruang.

4. Bidang Tata Bangunan

Adapun fungsi dari Kepala Bidang Tata Bangunan DTRBP

Kabupaten Serang yaitu :

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian kegiatan

pada Bidang Tata Bangunan.

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Tata

Bangunan.

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada

Bidang Tata Bangunan.

5. Bidang Tata Kota

Adapun fungsi dari Kepala Bidang Tata Kota DTRBP Kabupaten

Serang yaitu :

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian kegiatan

pada Bidang Tata Kota.

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Tata Kota.

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada

Bidang Tata Kota.

d. Penyelenggaraan Pengendalian dan Pengawasan di Bidang Tata

Kota.

e. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Tata Kota.


86

6. Bidang Perumahan

Adapun fungsi dari Kepala Bidang Perumahan DTRBP Kabupaten

Serang yaitu :

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian kegiatan

pada Bidang Perumahan.

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Perumahan.

c. Penyelenggaraan kegiatan Bidang Perumahan.

d. Penyelenggaraan Pengendalian dan Pengawasan di Bidang

Perumahan.
87

4.2.1.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 4.3 Struktur Organisasi DTRBP Kabupaten Serang (RENTSRA 2010 –

2015)
88

4.2.1.2 Wawacara

Pada tahap ini, wawancara dilakukan untuk melakukan validasi data

hasil dari wawancara pada pengumpulan data sebelumnya. Hasil wawancara dapat

diketahui tentang beberapa hal terkait kesesuaian lahan lokasi industri besar di

Kabupaten Serang. Pertanyaan wawancara dibuat untuk mengetahui sejumlah

informasi terkait dengan penelitian, yaitu :

1. Mengetahui kendala dari prosedur yang sudah berjalan

sebelumnya.

2. Mengetahui apa saja kebutuhan pengguna terhadap sistem.

3. Mekanisme perizinan investasi pembangunan industri besar.

4.2.1.3 Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan dilakukan dengan mempelajari teori - teori yang

berhubungan dengan sistem informasi geografis kesesuaian lahan lokasi industri

besar. Teori - teori tersebut berasal dari buku, jurnal, internet maupun regulasi

yang ada.

Regulasi yang dipakai pada penelitian ini antara lain Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1995 Tentang Izin Usaha

Industri, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997

Mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya

Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah, Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan


89

Lindung, Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/UM/11/1980

Tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung dan Peraturan Daerah

Kabupaten Serang No.10 Tahun 2011. Selain regulasi, peneliti juga membaca

jurnal sebagai bahan pertimbangan diantaranya Kajian Kesesuaian Lahan

Perumahan Berdasarkan Karakteristik Fisik Dasar di Kota Fakfak oleh Arief

Hartadi (2009), Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Permukiman di

Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah oleh Fajar Dania

Nuzha (2009), Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Permukiman Kawasan

Pesisir Kota Medan oleh Rabiatun (2012) dll.

Sedangkan standarisasi yang berlaku untuk kesesuaian lahan lokasi

industri besar meliputi Parameter-parameter dasar Kesesuaian Lahan Lokasi

Industri Besar, Kriteria Kawasan Lindung (PP No.47/1997 Pasal 32 dan Pasal 33),

Kriteria Kawasan Budidaya (PP No.47/1997 Pasal 45), Pengelolaan Kawasan

Lindung (Keppres RI Nomor 32 Tahun 1990 Pasal 8), SOP Investasi Perizinan

Pembangunan Industri Besar (Tugas dan Wewenang DTRBP). Sedangkan untuk

standarisasi Layer/digital map mengacu pada SNI 6502.3:2010 Tentang

Spesifikasi Penyajian Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000.

4.2.2 Identifikasi Masalah

4.2.2.1 Identifikasi Kebutuhan

Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada tahap

perencanaan sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan yang diharapkan,

diantaranya adalah :
90

1. Kebutuhan untuk memperbaiki output dan input dalam penyajian

data industri besar baik spasial maupun non spasial dan mekanisme

rekomendasi perizinan investasi lokasi industri besar.

2. Kebutuhan untuk memperbaiki sistem manual dalam menyajikan

informasi spasial dan non spasial untuk membantu proses interaksi

bagi seluruh pihak terkait lokasi industri besar.

3. Kebutuhan untuk memperbaiki material untuk menyimpan data

industri besar baik spasial maupun non spasial dan membantu

pekerjaan staff dalam mengumpulkan atau mengelola data.

4.2.2.2 Lingkup Sistem

Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Geografis Kesesuaian

Lahan Lokasi Industri Besar Berbasis Web. Berdasarkan identifikasi masalah

maka lingkup sistem adalah sebagai berikut :

1. Tipe data yang diperlukan untuk sistem ini adalah data industri

besar dan data kesesuaian lahan lokasi industri besar.

2. Proses bisnis dalam sistem ini yaitu melihat peta analisis

kesesuaian lahan lokasi industri besar, melihat dan mengunduh

daftar industri besar, mengunduh file informasi DTRBP dan

industri besar, serta mengurus perizinan (proposal permohonan dan

surat rekomendasi).

3. Antarmuka pengguna untuk sistem ini terdiri dari antarmuka

Kepala Dinas, Admin Dinas dan Developer.


91

4.2.2.3 Tujuan Pengembangan Sistem

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan tujuan dari pengembangan sistem adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan analisis keruangan kawasan industri besar dengan

pendekatan karakteristik fisik lahan sesuai dengan regulasi dan

standarisasi yang telah ditetapkan.

2. Kemampuan sistem memberikan informasi kesesuaian lahan lokasi

industri besar (dalam kasus ini adalah Kabupaten Serang) secara

tekstual maupun spasial ke dalam bentuk tampilan web spasial.

4.2.2.4 Sistem Berjalan

1. Deskripsi Sistem Berjalan

DTRBP Kabupaten Serang memiliki sistem yang telah berjalan

sebagai berikut :

Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Berjalan


92

Secara rinci sistem yang berjalan dijelaskan sebagai berikut :

1. Surveyor membuat laporan yang berisi tentang data informasi

mengenai lahan yang sesuai untuk membangun sebuah industri

besar, kemudian diserahkan kepada Staff Dinas Bidang Tata Ruang

untuk dilakukan pemeriksaan. Jika laporan atau informasi lahan

yang di dapat tidak sesuai dengan tata ruang wilayah maka

dinyatakan tidak lolos, kemudian Staff Dinas Bidang Tata Ruang

akan mengembalikan laporan tersebut kepada pihak surveyor untuk

diperbaiki. Setelah laporan tersebut lolos akan diserahkan ke

Kepala Dinas.

2. Bagi developer yang membutuhkan data kesesuaian lahan industri

besar untuk berbagai kebutuhan harus mengajukan surat

permohonan data ataupun perizinan mengenai lokasi industri besar

ke bagian Kesekretariatan Dinas, kemudian Kesekretariatan Dinas

menyerahkan surat tersebut ke Kepala Dinas. Setelah itu Kepala

Dinas memberikan surat disposisi kepada Staff Dinas Bidang Tata

Ruang, kemudian Staff Dinas Bidang Tata Ruang menyerahkan

data dan surat rekomendasi tersebut kepada Staff Bidang Data dan

Informasi untuk diserahkan kepada developer. Di dalam

mendapatkan surat rekomendasi perizinan lokasi, developer harus

memenuhi persyaratan – persyaratan yang ada sesuai dengan

ketentuan dan aturan Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan.


93

2. Analisis Sistem Berjalan

Dari hasil penemuan fakta (masalah) tersebut dirangkum ke dalam

matriks masalah, peluang tujuan untuk mengetahui tujuan perbaikan sistem.

Berikut masalah, peluang tujuan :

Tabel 4.4 Matriks Masalah, Peluang, Tujuan


Analisis Sebab - Akibat Tujuan Perbaikan
Masalah Sebab – Akibat Tujuan Sistem Batasan Sistem
Tidak memiliki 1. Manajemen 1. Pengurangan 1. Sistem tidak
sistem informasi data waktu manajemen dibuat untuk
geografis yang membutuhkan data. menangani
berbasis web waktu yang lama. 2. Membuat masalah cetak
sehingga data sistem yang bisa surat
berupa informasi 2. Informasi menyajikan 2. Sistem tidak
spasial dan non- spasial dan non informasi spasial dikembangkan
spasial masih spasial disajikan dan non-spasial mengenai
dalam bentuk secara online pengaturan lama
secara offline.
kertas dan tidak sebagai bahan penyimpanan data
dipublikasikan 3. Surat rekomen- pertimbangan para secara otomatis
(offline) kepada developer. (data yang telah
dasi perizinan
masyarakat luas 3. Membuat lama dapat
dan developer. yang sistem yang dihapus atau di-
membutuhkan menyajikan backup)
waktu lama dalam layanan untuk 3. Sistem tidak
proses transaksi mengeluarkan dikembangkan
data. surat rekomendasi untuk pembuatan
perizinan secara perizinan
online. pembangunan,
hanya sebatas
memberikan surat
rekomendasi.
4. Sistem tidak
dikembangkan
untuk menyesuai-
kan perubahan
regulasi dan
standarisasi
pemerintah yang
baru.
94

4.2.2.5 Sistem Usulan

Berdasarkan permasalahan yang dibahas, maka peneliti mengusulkan

cara membangun. Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Lokasi Industri

Besar di Kabupaten Serang. Pembangunan sistem ini adalah untuk membantu

memberikan informasi spasial kepada DTRBP, developer maupun masyarakat

tentang kesesuaian lahan industri besar di Kabupaten Serang. Adapun sistem yang

diusulkan tersebut sesuai dengan regulasi dan standarisasi yang telah ditetapkan

sebagai berikut :

1. Diusulkan dalam perancangan pembangunan Sistem Informasi

Geografis yang berbasis web ini dirancang berdasarkan data - data

yang tersedia mengenai kesesuaian lahan industri besar di

Kabupaten Serang.

2. Sistem yang diusulkan berbasis web agar dapat memudahkan

DTRBP, developer maupun masyarakat luas ketika

menggunakannya.

3. Adanya fungsi editing yang memungkinkan pengguna dari sisi

server untuk melakukan input dan manipulasi data dengan leluasa.

4. Memberikan rekomendasi perizinan untuk investasi lokasi

pembangunan industri besar sesuai dengan persyaratan dan

pengajuan proposal permohonan.


95

Gambar 4.5 Rich Picture Sistem Usulan

4.3 Desain Workshop

Setelah melihat dari analisis masalah yang telah selesai dikerjakan maka

selanjutnya adalah tahap desain workshop. Dalam tahap ini akan dilakukan

beberapa kegiatan untuk merancang desain sistem yang meliputi desain proses,

desain basis data dan desain antar muka.

4.3.1 Desain Proses

Alur proses sistem informasi distribusi yang akan dibangun dengan

menggunakan tools UML yang terdiri atas diagram use case, diagram aktivitas,

diagram kelas, mapping diagram kelas dan diagram sekuensi.


96

4.3.1.1 Desain Diagram Use Case

Diagram use case dibawah ini yaitu menggambarkan mengenai interaksi

antarasistem, eksternal sistem dan pengguna. Adapun langkah-langkah dalam

membuat diagram usecase yaitu sebagai berkut :

a. Indentifikasi aktor

b. Identifikasi use case

c. Diagram use case

d. Narasi use case

a. Identifikasi Aktor

Tabel 4.5 Identifikasi Aktor

No. Aktor Deskripsi


1. Admin Orang yang dapat mengelola peta
kesesuaian lahan industri besar, informasi
(berita, data industri besar dan unggah file),
pengguna sistem, melihat dan mengunduh
perizinan masuk (proposal permohonan dan
formulir persyaratan) dan melihat komentar
masuk.
2. Developer Orang yang dapat mengakses sistem,
melihat peta kesesuaian lahan industri
besar, melihat atau mencetak daftar industri
besar, mengunduh data/informasi DTRBP
atau industri besar, mengisi komentar,
melakukan proses perizinan industri besar
(proposal permohonan dan formulir
persyaratan).
3.. Kepala Dinas Orang yang dapat mencetak laporan data
mengenai industri besar, melihat peta
kesesuaian lahan industri besar dan
mengirim surat rekomendasi perizinan.
4. Masyarakat Orang yang dapat mengakses sistem,
melihat peta kesesuaian lahan industri
besar, melihat daftar industri besar,
mengunduh data/informasi DTRBP atau
industri besar, melakukan pendaftaran dan
mengisi komentar.
97

b. Identifikasi Use Case

Tabel 4.6 Identifikasi Use Case

No Nama Use Deskripsi Aktor


Case

1. Login Use case ini menggambarkan Admin,


proses masukan data username Kepala
dan password untuk dapat masuk Dinas dan
ke dalam sistem. Developer
2. Mengelola Use case ini menggambarkan Admin
Peta proses melihat, menambah,
Kesesuaian menghapus dan merubah peta
Lahan kesesuaian lahan industri besar.
Industri
Besar
3 Mengelola Use Case ini menggambarkan Admin
Informasi menu dari mengelola berita,
mengelola data industri besar dan
mengelola data unggah.
4. Mengelola Use Case ini menggambarkan Admin
Berita proses melihat, menambah,
menghapus dan merubah berita.
5. Mengelola Use Case ini menggambarkan Admin
Data Industri proses melihat, menambah,
Besar menghapus dan merubah data
industri besar.
6. Mengelola Use Case ini menggambarkan Admin
Data Unggah proses melihat, menambah,
menghapus dan merubah data
unggah.
7. Melihat Use Case ini menggambarkan Admin
Komentar proses melihat dan menghapus isi
Masuk komentar masuk.
8. Mengelola Use Case ini menggambarkan Admin
Pengguna proses melihat, menghapus dan
Sistem merubah pengguna sistem.
9. Melihat Use Case ini menggambarkan Admin
Perizinan proses melihat dan mengunduh isi
Masuk perizinan masuk.
10. Melihat Peta Use Case ini menggambarkan Masyarakat,
Kesesuaian proses melihat peta kesesuaian Kepala
Lahan lahan industri besar. Dinas, dan
Industri Developer
Besar
98

11. Melihat Use Case ini menggambarkan Masyarakat


Informasi menu proses dari melihat daftar dan
Publik industri besar dan mengunduh Developer
12. Melihat Use Case ini menggambarkan Masyarakat
Daftar proses melihat daftar industri dan
Industri besar. Developer
Besar
13. Mengunduh Use Case ini menggambarkan Masyarakat
proses mengunduh data/informasi dan
mengenai DTRBP maupun Developer
industri besar.
14. Mengisi Use Case ini menggambarkan Masyarakat
Komentar proses mengisi komentar dan
Developer
15. Mengisi Use Case ini menggambarkan Masyarakat
Pendaftaran proses mengisi pendaftaran.
16. Melihat Use case ini menggambarkan Developer
Perizinan proses menu untuk mengisi
proposal permohonan dan mengisi
formulir dan persyaratan.
17. Mengisi Use case ini menggambarkan Developer
Proposal proses untuk mengisi proposal
Permohonan permohonan.
18. Mengisi Use case ini menggambarkan Developer
Persyaratan proses untuk mengisi formulir
perizinan dan persyaratannya.
19. Mencetak Use case ini menggambarkan Kepala
Laporan proses untuk mencetak data Dinas
Data Industri laporan data industri besar.
Besar
20. Mengirim Use case ini menggambarkan Kepala
Surat proses untuk mengirim surat Dinas
Rekomendasi rekomendasi perizinan industri
Perizinan besar kepada developer via email.
21. Logout Use case ini menggambarkan Admin,
proses mengakhiri dan keluar dari Kepala
sistem, dengan cara memilih Dinas dan
keluar. Developer
99

c. Diagram Use Case

uc SIGKesLIB

SIGKesLIB

Mencetak Laporan Mengisi


Data Industri Besar Pendaftaran
Melihat Peta
Kesesuaian Lahan
Industri Besar

Mengirim Surat
Kepala Dinas
Rekomendasi
Perizinan Logout
Melihat Informasi
Publik
Masyarakat
Mengelola Peta Mengisi Komentar
«uses»
Kesesuaian Lahan
«extend»
Industri Besar
«extend»
Login Melihat Daftar
Industri Besar

Mengunduh
Melihat
Komentar
Masuk

Mengelola
Admin Developer

Melihat Perizinan
Masuk Melihat
Perizinan
Masuk
Developer
Mengelola
Informasi Publik «extend»
«extend»

Mengisi Proposal
«extend» Mengisi Formulir Permohonan
«extend»
dan Persyaratan
«extend» Mengelola
Berita

Mengelola Data
Industri Besar Menglelola Data
Unggah

Gambar 4.6 Diagram Use Case


100

d. Narasi Use Case

Berikut adalah beberapa narasi use case yang terbentuk dari diagram use

case yang ada pada sistem usulan.

1. Narasi Use Case Login

Tabel 4.7 Narasi Use Case Login

Nama Use Case: Login

ID Use Case: 1

Pelaku Bisnis Admin, Kepala Dinas dan Developer


Utama:

Deskripsi: Use case menggambarkan kegiatan input


username dan password untuk mengakses sistem.
Prakondisi: Admin, Kepala Dinas dan Developer memiliki
username dan password untuk dapat masuk ke
dalam sistem.
Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih sistem halaman login
login
Langkah 3: Input Langkah 4: Sistem
username dan memeriksa username dan
password password dan
menghubungkan ke
database
Langkah 5: Sistem
merespon dengan
menampilkan halaman
beranda
Bidang Alt-Langkah 4: Jika username dan password
Alternatif: tidak valid maka pelaku kembali ke langkah 2.
Jika username dan password valid maka menuju
langkah 5.
Kesimpulan: Use case ini menyimpulkan Admin, Kepala Dinas
dan Developer login agar dapat mengakses
sistem.

Postkondisi: Admin, Kepala Dinas dan Developer masuk ke


dalam sistem.
101

2. Narasi Use Case Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

Tabel 4.8 Narasi Use Case Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Industri

Besar

Nama Use Case: Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

ID Use Case: 2

Pelaku Bisnis Admin


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses melihat,


menghapus, merubah atau menambah data peta
dan merubah style peta.

Prakondisi: Admin sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Sistem
Memilih menu merespon dengan
mengelola peta menampilkan peta
Langkah 3: Langkah 4: Menampilkan
Memilih login halaman login
Langkah 5: Input Langkah 6: Sistem
username dan memeriksa username dan
password password
Langkah 7: Pilih Langkah 8: Menampilkan
Add layers daftar layers
Langkah 9: Pilih
layers, kemudian
klik Add layers
Langkah 10: Langkah 11: Sistem
Pilih Done menampilkan hasil peta
Bidang Alt-Langkah 11: Terdapat menu edit style jika
Alternatif: ingin merubah style peta dan menu remove layers
jika ingin menghapus layers.
Kesimpulan: Admin mengelola peta.

Postkondisi: Menampilkan halaman peta.


102

3. Narasi Use Case Mengelola Informasi

Tabel 4.9 Narasi Use Case Mengelola Informasi

Nama Use Case: Mengelola Informasi

ID Use Case: 3

Pelaku Bisnis Admin


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses melihat data


informasi.

Prakondisi: Admin sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1:
Memilih menu
mengelola
informasi
Langkah 2: Langkah 3: Menampilkan
Memilih submenu halaman mengelola
dari menu informasi
mengelola
informasi yang
ingin di kelola
Bidang Alt-Langkah 2: Mengelola informasi meliputi
Alternatif: berita, data industri besar dan unggah file.

Kesimpulan: Admin melihat data informasi pada menu


mengelola informasi.

Postkondisi: Admin melihat data informasi.


103

4. Narasi Use Case Mengelola Berita

Tabel 4.10 Narasi Use Case Mengelola Berita

Nama Use Case: Mengelola Berita

ID Use Case: 4

Pelaku Bisnis Admin


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses melihat,


menambah, menghapus dan merubah berita.

Prakondisi: Admin sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu form dan daftar berita
berita
Langkah 3:
Mengisi form
berita
Langkah 4: Pilih Langkah 5: Menyimpan ke
Simpan database
Langkah 6: Menampilkan
daftar berita
Bidang Alt-Langkah 2 dan 6: Terdapat opsi ubah jika
Alternatif: ingin merubah berita dan opsi hapus jika ingin
menghapus berita.
Kesimpulan: Admin mengelola berita.

Postkondisi: Berita telah tersimpan ke dalam database.

5. Narasi Use Case Mengelola Data Industri Besar

Tabel 4.11 Narasi Use Case Mengelola Data Industri Besar

Nama Use Case: Mengelola Data Industri Besar

ID Use Case: 5

Pelaku Bisnis Admin


Utama:
104

Deskripsi: Use case ini menggambarkan kegiatan melihat,


merubah, menghapus dan menambah data industri
besar.

Prakondisi: Admin sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu form dan daftar data industri
data industri besar
besar
Langkah 3:
Mengisi form
data industri
besar
Langkah 4: Pilih Langkah 5: Menyimpan ke
Simpan database
Langkah 6: Menampilkan
daftar data industri besar
Bidang Alt-Langkah 2 dan 6 : Terdapat opsi ubah jika
Alternatif: ingin merubah data industri besar dan opsi hapus
jika ingin menghapus data industri besar.
Kesimpulan: Admin mengelola data industri besar.

Postkondisi: Data industri besar telah tersimpan ke dalam


database.

6. Narasi Use Case Mengelola Unggah File Industri Besar

Tabel 4.12 Narasi Use Case Mengelola Unggah File Industri Besar

Nama Use Case: Mengelola Unggah File Industri Besar

ID Use Case: 6

Pelaku Bisnis Admin


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses melihat,


merubah, menghapus dan mengunggah data
industri besar.
105

Prakondisi: Admin sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu form dan daftar unggah file
unggah file industri besar
industri besar
Langkah 3:
Mengisi form
unggah file
industri besar
Langkah 4: Pilih
Simpan
Langkah 5: Menyimpan ke
database
Langkah 6: Menampilkan
daftar unggah file industri
besar
Bidang Alt-Langkah 2 dan 6: Terdapat opsi ubah jika
Alternatif: ingin merubah data unggah dan opsi hapus jika
ingin menghapus data unggah industri besar
Kesimpulan: Admin mengelola data unggah industri besar.

Postkondisi: Data unggah industri besar telah tersimpan ke


dalam database unggah.

7. Narasi Use Case Melihat Komentar Masuk

Tabel 4.13 Narasi Use Case Melihat Komentar Masuk

Nama Use Case: Melihat Komentar Masuk

ID Use Case: 7

Pelaku Bisnis Admin


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses melihat dan


menghapus data komentar masuk.

Prakondisi: Admin sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
106

Langkah 1: Langkah 2: Sistem


Memilih menu merespon dengan
komentar masuk menampilkan daftar
komentar masuk
Langkah 3: Langkah 4:
Memilih Lihat Menghubungkan dengan
database komentar
Langkah 5: Menampilkan isi
komentar masuk
Bidang Alt-Langkah 2: Terdapat opsi hapus jika ingin
Alternatif: menghapus data komentar masuk.

Kesimpulan: Admin melihat komentar masuk.

Postkondisi: Data komentar telah tersimpan dalam database


komentar.

8. Narasi Use Case Mengelola Developer

Tabel 4.14 Narasi Use Case Mengelola Developer

Nama Use Case: Mengelola Developer

ID Use Case: 8

Pelaku Bisnis Admin


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses melihat,


merubah, dan menghapus data developer.

Prakondisi: Admin sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu daftar developer
mengelola
developer
Langkah 3: Pilih Langkah 4: Menampilkan
Ubah form perbaharui data
developer
Langkah 5:
Mengisi form
perbaharui data
107

developer yang
baru
Langkah 6: Pilih Langkah 7: Menyimpan ke
Simpan database
Langkah 8: Menampilkan
daftar developer
Bidang Alt-Langkah 2 dan 8: Terdapat opsi Hapus jika
Alternatif: ingin menghapus data developer.

Kesimpulan: Admin mengelola data developer.

Postkondisi: Admin dapat melihat data developer.

9. Narasi Use Case Melihat Perizinan Masuk

Tabel 4.15 Narasi Use Case Melihat Perizinan Masuk

Nama Use Case: Melihat Perizinan Masuk

ID Use Case: 9

Pelaku Bisnis Admin


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses melihat,


merubah, dan menghapus perizinan Masuk

Prakondisi: Admin sudah login

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu daftar proposal permohonan
perizinan masuk dan persyaratan
Langkah 3: Langkah 4:
Memilih Unduh Menghubungkan ke database
Langkah 5: Sistem
melakukan proses unduh
Bidang Alt-Langkah 2: Terdapat opsi Hapus jika ingin
Alternatif: menghapus data perizinan masuk.

Kesimpulan: Admin melihat data perizinan masuk.

Postkondisi: Admin dapat melihat daftar perizinan masuk.


108

10. Narasi Use Case Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

Tabel 4.16 Narasi Use Case Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri

Besar

Nama Use Case: Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

ID Use Case: 10

Pelaku Bisnis Masyarakat, Kepala Dinas dan Developer


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses untuk


melihat semua isi informasi peta yang disediakan
website.

Prakondisi: Masyarakat, Kepala Dinas dan Developer berada


pada halaman beranda.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2:
Memilih menu Menghubungkan dengan
peta analisis framework dan database
Langkah 3: Menampilkan
halaman peta analisis
Langkah 4: Langkah 5: Menampilkan
Memilih layer peta kesesuaian lahan
peta industri besar
Bidang Alt-Langkah 3 dan 5: Terdapat menu cetak peta
Alternatif: dan bantuan pada peta.
Kesimpulan: Masyarakat, Kepala Dinas dan Developer melihat
peta kesesuaian lahan industri besar.

Postkondisi: Peta analisis berhasil diakses.

11. Narasi Use Case Melihat Informasi Publik

Tabel 4.17 Narasi Use Case Melihat Informasi Publik

Nama Use Case: Melihat Informasi Publik

ID Use Case: 11
109

Pelaku Bisnis Masyarakat dan Developer


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses untuk


melihat informasi publik yang ada pada website.

Prakondisi: Masyarakat dan Developer berada pada halaman


beranda.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu sub menu dari informasi
informasi publik publik
Bidang Alt-Langkah 2: Informasi publik terdiri dari
Alternatif: daftar industri besar dan daftar unduh
Kesimpulan: Masyarakat dan Developer dapat melihat
informasi publik yaitu daftar industri besar dan
daftar unduh.

Postkondisi: Masyarakat dan Developer dapat melihat


informasi publik.

12. Narasi Use Case Melihat Daftar Industri Besar

Tabel 4.18 Narasi Use Case Melihat Daftar Industri Besar

Nama Use Case: Melihat Daftar Industri Besar

ID Use Case: 12

Pelaku Bisnis Masyarakat dan Developer


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses untuk


melihat daftar industri besar yang ada pada
website.

Prakondisi: Masyarakat dan Developer berada pada halaman


beranda.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1:
110

Memilih menu
informasi publik
Langkah 2: Langkah 3:
Memilih sub Menghubungkan dengan
menu daftar database
industri besar
Langkah 4: Menampilkan
halaman informasi daftar
industri besar
Bidang Alt-Langkah 4: Terdapat opsi “cari” jika ingin
Alternatif: mencari daftar industri besar dan opsi “cetak” jika
ingin mencetak daftar industri besar.
Kesimpulan: Masyarakat dan Developer melihat daftar industri
besar.

Postkondisi: Data industri besar berhasil diakses.

13. Narasi Use Case Mengunduh

Tabel 4.19 Narasi Use Case Mengunduh

Nama Use Case: Mengunduh

ID Use Case: 13

Pelaku Bisnis Masyarakat dan Developer


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses mengambil


data pada daftar unduh.

Prakondisi: Masyarakat dan Developer berada pada halaman


beranda.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1:
Memilih menu
informasi publik
Langkah 2: Langkah 3:
Memilih sub Menghubungkan dengan
menu daftar database
unduh
Langkah 4: Menampilkan
111

halaman informasi daftar


unduh
Langkah 5: Klik Langkah 6:
gambar ”unduh” Menghubungkan dengan
sebagai tanda database unggah
bahwa unduh data
telah diproses
Bidang Alt-Langkah 4: Terdapat opsi “cari” jika ingin
Alternatif: mencari data unduh.
Kesimpulan: Masyarakat dan Developer mengunduh
data/informasi.

Postkondisi: Data unduh telah diproses.

14. Narasi Use Case Mengisi Komentar

Tabel 4.20 Narasi Use Case Mengisi Komentar

Nama Use Case: Mengisi Komentar

ID Use Case: 14

Pelaku Bisnis Masyarakat dan Developer


Utama:

Deskripsi: Use case menggambarkan proses kegiatan


mengisi komentar.

Prakondisi: Masyarakat dan Developer berada pada halaman


beranda.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu form komentar
komentar
Langkah 3: Langkah 4: Sistem
Mengisi form memeriksa isi komentar
komentar
Langkah 5: Menyimpan ke
dalam database
Bidang -
Alternatif:
Kesimpulan: Masyarakat dan Developer mengisi form
112

komentar.

Postkondisi: Komentar telah tersimpan ke dalam database.

15. Narasi Use Case Mengisi Pendaftaran

Tabel 4.21 Narasi Use Case Mengisi Pendaftaran

Nama Use Case: Mengisi Pendaftaran

ID Use Case: 15

Pelaku Bisnis Masyarakat


Utama:

Deskripsi: Use case menggambarkan proses kegiatan


mengisi pendaftaran.

Prakondisi: Masyarakat berada pada halaman beranda.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu form pendaftaran
daftar
Langkah 3: Langkah 4: Sistem
Mengisi form memeriksa isi komentar
pendaftaran
Langkah 5: Menyimpan ke
dalam database
Bidang Alt-Langkah 4: Jika terdapat username yang
Alternatif: sama maka akan muncul peringatan dan kembali
ke langkah 3.
Kesimpulan: Mengisi form pendaftaran.

Postkondisi: Pendaftaran telah tersimpan ke dalam database.


113

16. Narasi Use Case Melihat Perizinan

Tabel 4.22 Narasi Use Case Melihat Perizinan

Nama Use Case: Melihat Perizinan

ID Use Case: 16

Pelaku Bisnis Developer


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses untuk


melihat perizinan yang ada pada website.

Prakondisi: Developer sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu sub menu dari perizinan
perizinan
Bidang Alt-Langkah 2: perizinan terdiri dari proposal
Alternatif: permohonan dan persyaratan
Kesimpulan: Developer dapat melihat perizinan yaitu proposal
permohonan dan persyaratan.

Postkondisi: Developer dapat melihat perizinan.

17. Narasi Use Case Mengisi Proposal Permohonan

Tabel 4.23 Narasi Use Case Mengisi Proposal Permohonan

Nama Use Case: Mengisi Proposal Permohonan

ID Use Case: 17

Pelaku Bisnis Developer


Utama:

Deskripsi: Use case menggambarkan proses kegiatan


mengisi proposal permohonan.

Prakondisi: Developer sudah login.

Bidang khas Kegiatan Pelaku Respon Sistem


114

suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu form proposal permohonan
proposal
permohonan
Langkah 3: Langkah 4: Sistem
Mengisi form memeriksa isi proposal
proposal permohonan
permohonan
Langkah 5: Menyimpan ke
dalam database
Bidang -
Alternatif:
Kesimpulan: Developer mengisi form proposal permohonan.

Postkondisi: Proposal Permohonan telah tersimpan ke dalam


database.

18. Narasi Use Case Mengisi Persyaratan

Tabel 4.24 Narasi Use Case Mengisi Persyaratan

Nama Use Case: Mengisi Persyaratan

ID Use Case: 18

Pelaku Bisnis Developer


Utama:

Deskripsi: Use case menggambarkan proses kegiatan


mengisi persyaratan.

Prakondisi: Developer sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu form persyaratan
persyaratan
Langkah 3: Langkah 4: Sistem
Mengisi form memeriksa isi persyaratan
persyaratan
Langkah 5: Menyimpan ke
dalam database
115

Bidang -
Alternatif:
Kesimpulan: Developer mengisi form persyaratan.

Postkondisi: Persyaratan telah tersimpan ke dalam database.

19. Narasi Use Case Mencetak Laporan Data Industri Besar

Tabel 4.25 Narasi Use Case Mencetak Laporan Data Industri Besar

Nama Use Case: Mencetak Laporan Data Industri Besar

ID Use Case: 19

Pelaku Bisnis Kepala Dinas


Utama:

Deskripsi: Use case ini menggambarkan proses untuk


mencetak laporan data industri besar.

Prakondisi: Kepala dinas sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu halaman menu laporan
laporan
Langkah 3: Laporan daftar
industri besar serta grafik
pertumbuhan industri besar
Langkah 4: Klik Langkah 5: Sistem
tombol cetak merespon proses cetak
Bidang Alt-Langkah 4: Dapat melakukan proses export
Alternatif: ke dalam format excel atau cetak grafik.
Kesimpulan: Kepala dinas mencetak laporan data industri
besar.

Postkondisi: Laporan data industri besar telah tercetak.


116

20. Narasi Use Case Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

Tabel 4.26 Narasi Use Case Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

Nama Use Case: Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

ID Use Case: 20

Pelaku Bisnis Kepala Dinas


Utama:

Deskripsi: Use case menggambarkan proses kegiatan


mengirim surat rekomendasi perizinan.

Prakondisi: Kepala Dinas sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Menampilkan
Memilih menu daftar developer yang sudah
rekomendasi terdaftar
perizinan
Langkah 2: Pilih Langkah 3: Menampilkan
developer tujuan form kirim surat
untuk rekomendasi perizinan
rekomendasi
perizinan, dengan
klik tombol kirim
Langkah 4:
Mengisi form
kirim untuk surat
rekomendasi
perizinan
Langkah 5: Klik Langkah 6: Menampilkan
tombol kirim pesan peringatan berhasil
Langkah 7:
Menghubungkan dengan
server email yang dituju
Bidang -
Alternatif:
Kesimpulan: Kepala Dinas mengisi form rekomendasi
perizinan melalui email.

Postkondisi: Surat rekomendasi perizinan telah terkirim


kepada Developer.
117

21. Narasi Use Case Logout

Tabel 4.27 Narasi Use Case Logout

Nama Use Case: Logout

ID Use Case: 21

Pelaku Bisnis Admin, Kepala Dinas dan Developer


Utama:

Deskripsi: Use case menggambarkan kegiatan keluar dari


sistem Admin, Kepala Dinas dan Developer.

Prakondisi: Admin, Kepala Dinas dan Developer sudah login.

Bidang khas
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
suatu event:
Langkah 1: Langkah 2: Sistem
Memilih menu merespon
keluar
Langkah 2: Menampilkan
halaman login
Bidang -
Alternatif:
Kesimpulan: Admin, Kepala Dinas dan Developer keluar dari
sistem.

Postkondisi: Admin, Kepala Dinas dan Developer keluar dari


sistem.
118

4.3.1.2 Desain Diagram Aktivitas

Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas–aktivitas yang terjadi dalam

sistem tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Diagram Aktivitas Login


act Login

Admin,Developer,Kepala Dinas SIGKesLIB

Menampilkan
Login Halaman Login

Input username dan Validasi


password

Gagal
Tampil Peringatan

Berhasil

Menampilkan
Halaman Utama

Gambar 4.7 Diagram Aktivitas Login

Aktivitas pada gambar 4.7 ini dilakukan oleh admin, developer dan

kepala dinas agar dapat masuk ke halaman utama sistem dan mengakses

keseluruhan menu dalam sistem. Untuk itu, admin, developer dan kepala dinas

harus melakukan pengisian username dan password pada menu login. Jika

username dan password yang dimasukkan salah, maka sistem akan menampilkan

kembali ke halaman login. Dan jika benar, maka sistem akan menampilkan

halaman utama sistem dan selanjutnya admin, developer dan kepala dinas dapat

mengakses menu-menu yang disediakan sistem.


119

2. Diagram Aktivitas Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

act Mengelola Peta

Admin SIGKesLIB

Memilih Menu Menampilkan


Mengelola Peta Halaman Peta

Memilih Login Menampilkan


Halaman Login

Gagal
Input username dan Validasi
password

Berhasi l

Add layers Remove layers Edit style

Tampilan Peta

Gambar 4.8 Diagram Aktivitas Mengelola Peta Kesesuaian Lahan


Lokasi Industri Besar
Aktivitas pada gambar 4.8 dapat dilakukan oleh admin untuk melakukan

penambahan, perubahan dan penghapusan data peta ataupun perubahan tampilan

pada peta. Untuk masuk ke halaman ini, admin harus login terlebih dahulu lalu

memilih menu add layers peta atau edit style peta pada halaman mengelola peta

yang ada pada sistem admin.


120

1. Diagram Aktivitas Mengelola Berita


act Mengelola Berita

Admin SIGKesLIB

Menampilkan Form
Memilih Menu Berita
dan Daftar Berita

Tambah Hapus Lihat

Menampilkan Daftar
Berita

Gambar 4.9 Diagram Aktivitas Mengelola Berita

Aktivitas pada gambar 4.9 dapat dilakukan oleh admin untuk melakukan

penambahan, perubahan dan penghapusan data berita. Untuk masuk ke halaman

ini, admin harus login terlebih dahulu lalu memilih menu berita pada menu

mengelola informasi di dalam sistem admin. Admin dapat melakukan penambahan

data berita dengan mengisi form yang telah disediakan lalu memilih tombol

simpan. Untuk melakukan perubahan dan penghapusan, admin dapat memilih

berita yang akan dirubah dan dihapus.


121

2. Diagram Aktivitas Mengelola Data Industri Besar

act Mengelola Industri Besar

Admin SIGKesLIB

Memilih Menu Data Menampilkan Form


Industri Besar dan Daftar Data
Industri Besar

Tambah Hapus Lihat

Menampilkan Daftar
Industri Besar

Gambar 4.10 Diagram Aktivitas Mengelola Data Industri Besar

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.10 dapat dilakukan oleh admin

untuk melakukan penambahan, perubahan dan penghapusan data industri besar.

Untuk masuk ke halaman ini, admin harus login terlebih dahulu lalu memilih

submenu data industri besar pada menu mengelola informasi di dalam sistem

admin. Admin dapat melakukan penambahan data industri besar dengan mengisi

form yang telah disediakan lalu memilih tombol simpan. Untuk melakukan

perubahan dan penghapusan, admin dapat memilih daftar industri besar.


122

3. Diagram Aktivitas Mengelola Unggah File Industri Besar

act Mengelola Data Unggah

Admin SIGKesLIB

Menampilkan Form
Memilih Menu
dan Daftar Unggah
Unggah File
File

Tambah Hapus Lihat

Menampilkan Daftar
Unggah File

Gambar 4.11 Diagram Aktivitas Mengelola Unggah File Industri Besar

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.11 dapat dilakukan oleh admin

untuk melakukan penambahan, perubahan dan penghapusan data unggah industri

besar. Untuk masuk ke halaman ini, admin harus login terlebih dahulu kemudian

memilih sub menu unggah file industri besar pada halaman sistem admin di dalam

menu mengelola informasi.


123

4. Diagram Aktivitas Mengelola Developer

act Mengelola Dev eloper

Admin SIGKesLIB

Memilih Menu Menampilkan Daftar


Mengelola Developer Developer

Hapus Ubah

Menampilkan Daftar
Developer

Gambar 4.12 Diagram Aktivitas Mengelola Developer

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.12 dapat dilakukan oleh admin

untuk melakukan proses melihat, mengubah dan menghapus data developer.

Untuk masuk ke halaman ini, admin harus login terlebih dahulu lalu memilih

menu data developer masuk pada halaman sistem. Admin dapat melakukan proses

melihat, mengubah dan menghapus data developer, dengan memilih data

developer pada daftar data developer yang tersedia.


124

5. Diagram Aktivitas Melihat Perizinan Masuk

act Melihat Perizinan Masuk

Admin SIGKesLIB

Menampilkan Daftar
Memilih Menu
Proposal
Perizinan Masuk
Permohonan dan
Persyaratan

Hapus Unduh

Menampilkan Daftar
Proposal dan
Persyaratan

Gambar 4.13 Diagram Aktivitas Melihat Perizinan Masuk

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.13 dapat dilakukan oleh admin

untuk melakukan proses mengunduh dan menghapus data perizinan. Untuk masuk

ke halaman ini, admin harus login terlebih dahulu lalu memilih menu perizinan

masuk pada halaman sistem admin. Admin dapat melakukan penghapusan juga

dengan memilih data pada daftar perizinan masuk untuk dilihat isi perizinan

tersebut.
125

6. Diagram Aktivitas Melihat Komentar Masuk

act Melihat Komentar Masuk

Admin SIGKesLIB

Memilih Menu Menampilkan Daftar


Komentar Masuk Komentar Masuk

Hapus Lihat

Menampilkan Daftar
Komentar Masuk

Gambar 4.14 Diagram Aktivitas Melihat Komentar Masuk

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.14 dapat dilakukan oleh admin

untuk melakukan proses melihat dan menghapus data komentar. Untuk masuk ke

halaman ini, admin harus login terlebih dahulu lalu memilih menu komentar

masuk pada halaman sistem admin. Admin dapat melakukan penghapusan juga

dengan memilih data pada daftar komentar untuk dilihat isi komentar tersebut.
126

7. Diagram Aktivitas Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

act Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

Masyarakat,Developer SIGKesLIB

Memilih Menu Peta Menampilkan


Analisis Halaman Peta Analisis

Menampilkan Peta
Memilih Layer Peta Kesesuaian Lahan
Industri Besar

Gambar 4.15 Diagram Aktivitas Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri

Besar

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.15 dapat dilakukan oleh

masyarakat dan developer untuk masuk ke dalam halaman sistem. Untuk dapat

melakukan aktivitas ini, masyarakat dan developer dapat memilih menu peta

analisis, kemudian memilih layer peta serta menampilkan peta analisis. Pada

menu ini masyarakat dan developer bisa memilih bantuan peta untuk tampilan

peta analisisnya juga dapat mencetak peta tersebut.


127

8. Diagram Aktivitas Melihat Daftar Industri Besar

act Melihat Daftar Industri Besar

Masyarakat dan Developer SIGKesLIB

Memilih Menu
Informasi Publik

Menampilkan
Memilih Daftar Halaman Daftar
Industri Besar
Industri Besar

Gambar 4.16 Diagram Aktivitas Melihat Daftar Industri Besar

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.16 dapat dilakukan oleh

masyarakat dan developer untuk masuk ke dalam halaman sistem. Untuk dapat

melakukan aktivitas ini, masyarakat dan developer dapat memilih menu informasi

publik yang kemudian dilanjutkan memilih daftar industri besar. Di dalam

halaman tersebut akan menampilkan daftar dari industri besar, terdapat juga opsi

ekspor untuk ekspor daftar industri besar ke dalam format pdf.


128

9. Diagram Aktivitas Mengunduh

act Mengunduh

Masyarakat dan Developer SIGKesLIB

Memilih Menu
Informasi Publik

Menampilkan
Memilih Daftar Unduh
Halaman Daftar
Unduh

Gambar 4.17 Diagram Aktivitas Mengunduh

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.17 dapat dilakukan oleh

masyarakat dan developer untuk masuk ke dalam halaman sistem. Untuk dapat

melakukan aktivitas ini, maka masyarakat dan developer memilih submenu daftar

unduh didalam menu informasi publik. Di dalam halaman daftar unduh akan

muncul daftar unduhan yang tersedia. Masyarakat dan developer dapat memilih

data yang akan dipilih dan sistem akan merespon proses unduh pada data yang

dipilih.
129

10. Diagram Aktivitas Mengisi Komentar

act Mengisi Komentar

Masyarakat dan Developer SIGKesLIB

Memilih Menu Menampilkan Form


Komentar Komentar

Gagal
Mengisi Komentar Validasi

Berhasil

Gambar 4.18 Diagram Aktivitas Mengisi Komentar

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.18 dapat dilakukan oleh semua

masyarakat dan developer untuk masuk ke dalam halaman sistem. Untuk dapat

melakukan aktivitas ini, masyarakat dan developer dapat memasukan alamat web

pada browser lalu memilih menu komentar. Dalam halaman ini masyarakat dan

developer dapat mengisi form komentar dan sistem akan memproses pengiriman

data komentar tersebut.


130

11. Diagram Aktivitas Mengisi Pendaftaran

act Mengisi Pendaftaran

Masyarakat SIGKesLIB

Memilih Menu
Daftar di bawah Menampilkan Form
Form Login pada Pendaftaran Developer
Halaman Beranda

Gagal
Mengisi Form Validasi
Pendaftaran

Berhasil

Gambar 4.19 Diagram Aktivitas Mengisi Pendaftaran

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.19 dapat dilakukan oleh

masyarakat untuk melakukan pendaftaran dengan mengisi form pendaftaran untuk

mendaftar sebagai developer yang disediakan oleh sistem. Kemudian sistem akan

memproses pengiriman data dan proses validasi.


131

12. Diagram Aktivitas Mengisi Proposal Permohonan

act Mengisi Proposal Permohonan

Developer SIGKesLIB

Memilih Menu Menampilkan Form


Proposal Proposal
Permohonan Permohonan

Gagal Mengisi Form


Validasi
Proposal
Permohonan

Berhasil

Gambar 4.20 Diagram Aktivitas Mengisi Proposal Permohonan

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.20 dapat dilakukan oleh developer

untuk melakukan pengisian form proposal permohonan. Untuk masuk ke halaman

ini, developer harus login terlebih dahulu lalu memilih menu proposal

permohonan pada menu perizinan di dalam sistem developer. Developer dapat

melakukan pengisian proposal permohonan dengan mengisi form yang telah

disediakan lalu memilih tombol kirim.


132

13. Diagram Aktivitas Mengisi Persyaratan

act Mengisi Persyaratan

Developer SIGKesLIB

Memilih Menu Menampilkan Form


Persyaratan Persyaratan

Gagal Mengisi Form


Validasi
Persyaratan beserta
Formulir

Berhasil

Gambar 4.21 Diagram Aktivitas Mengisi Persyaratan

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.21 dapat dilakukan oleh developer

untuk melakukan pengisian persyaratan. Untuk masuk ke halaman ini, developer

harus login terlebih dahulu lalu memilih menu persyaratan pada menu perizinan di

dalam sistem developer. Developer dapat melakukan pengisian formulir dan

persyaratan dengan mengisi form yang telah disediakan lalu memilih tombol

kirim.
133

14. Diagram Aktivitas Mencetak Laporan Data Industri Besar

act Mencetak Laporan Data Industri Besar

Kepala Dinas SIGKesLIB

Menampilkan Daftar
Memilih Menu Industri Besar dan
Laporan Grafik Pertumbuhan
Industri Besar

Memilih Cetak Daftar


Industri Besar dan Proses Ekspor Excel
Grafik Pertumbuhan atau Cetak Grafik
Industri Besar

Menampilkan
Excel/Grafik Industri
Besar

Gambar 4.22 Diagram Aktivitas Mencetak Laporan Data Industri Besar

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.22 dapat dilakukan oleh kepala

dinas untuk melakukan cetakan laporan data industri besar maupun grafik

pertumbuhan industri besar. Untuk masuk ke halaman ini, kepala dinas harus

login terlebih dahulu lalu memilih menu laporan pada halaman utama kepala

dinas. Kepala dinas dapat melakukan cetak data setelah melihat laporan industri

besar yang diinginkan lalu memilih tombol cetak atau export maka cetak data

kepada kepala dinas akan diproses.


134

15. Diagram Aktivitas Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

act Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

Kepala Dinas SIGKesLIB

Memilih Menu Menampilkan Daftar


Rekomendasi Developer yang
Perizinan Sudah Terdaftar

Menampilkan Form
Memilih Developer Kirim Surat
yang Disetujui Rekomendasi
Perizinan

Gagal
Mengisi Form
Rekomendasi
Perizinan

Kirim Validasi

Berhasil
Server Email Tujuan

Gambar 4.23 Diagram Aktivitas Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

Aktivitas yang terjadi pada gambar 4.23 dapat dilakukan oleh kepala

dinas untuk melakukan proses mengirim surat rekomendasi pengiriman. Untuk

dapat melakukan aktivitas ini, kepala dinas harus login terlebih dahulu, kemudian

memilih menu laporan. Di dalam halaman tersebut akan menampilkan daftar

developer yang disetujui, kemudian pilih kirim maka akan tampil form surat

rekomendasi perizinan. Setelah melakukan input surat rekomendasi perizinan,

pilih tombol kirim, untuk proses kirim via server email tujuan.
135

16. Diagram Aktivitas Logout


act Logout

Admin,Developer dan Kepala Dinas SIGKesLIB

Memilih Menu Keluar Menampilkan


Halaman Login

Gambar 4.24 Diagram Aktivitas Logout

Aktivitas pada ini gambar 4.24 dapat dilakukan admin, kepala dinas, dan

developer bila tidak lagi melakukan aktivitas apapun di dalam sistem dan ingin

keluar dari sistem. Admin, kepala dinas, dan developer cukup memilih menu

keluar pada sistem maka akan keluar dari sistem dan kembali pada halaman login.

4.3.1.3 Desain Diagram Kelas

Diagram Kelas menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini

menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan antara kelas

objek tersebut. Sebelum membuat diagram kelas, harus mengidentifikasi objek

potensial dari diagram use case terlebih dahulu. Berikut ini adalah identifikasi

objek potensial yang akan dituangkan dalam sebuah diagram kelas.

Diagram Kelas menjelaskan tentang hubungan antara kelas yang

terdapat pada SIGKesLIB. Kelas tersebut dibentuk oleh entity/object yang

mempunyai atribut dan operasi. Dari kelas tersebut dapat terbentuk sebuah tabel
136

yang dapat berasosiasi dengan tabel lainnya dan membentuk sebuah database.

Penjelasan mengenai Diagram Kelas SIGKesLIB sebagai berikut :

Tabel 4.28 Daftar Objek Potensial


Masyarakat Detail laporan
Developer Detail perizinan
Login Detail data industri besar
User Data dinas
Admin Detail analisis industri besar
Username Detail unggah industri besar
Password Komentar
Logout Detail peta
Dinas Laporan
Peta Unduh

Tabel 4.29 Analisis Daftar Objek Potensial


Objek Potensial Cek Alasan

Masyarakat X Aktor yang bersifat


umum

Login X Tidak relevan

Kepala Dinas Y User yang bersifat


membantu admin

Admin Y Actor admin

Developer Y Actor yang melakukan


perizinan

Password X Salah satu attribute


dari Kepala Dinas,
Developer & Admin
137

Logout X Tidak relevan

Detail laporan Y Bagian dari laporan

Laporan Y Laporan

Data industri besar Y Data industri besar

Data analisis industri Y Data analisis industri


besar besar

Unggah industri besar Y Unggah industri besar

Detail unggah X Output dari sistem

Komentar Y Komentar

Peta Y Peta

Detail data industri besar X Output dari sistem

Detail peta X Output dari sistem

Tabel 4.30 Daftar Objek yang diusulkan


Proposed Object List

Kepala dinas Unggah industri besar


Admin Laporan
Komentar Peta
Data industri besar Analisis industri besar
Developer Permohonan perizinan
138

class SIGKesLib

user

- id_user: int
- username: varchar
- password: varchar
- tanggal: date
- level: varchar

+ login() : void
+ logout() : void
+ cetak() : void
+ tambah() : void
+ ubah() : void
+ hapus() : void
+ unduh() : void
+ unggah() : void

admin dev eloper kepala_dinas


1 1..*
1
1 1
1
1 1 1
1 1 1 1

1..*

berita
1..* 1..* 1
- id_berita: int
- judul: varchar proposal 1..* 1 1 1..*
- isi: text 1 1..*
- penulis: varchar - id_pemohon: int
- tanggal: date - nama: varchar industri_besar
persyaratan
- alamat: varchar
- id_industri: int
+ tambah() : void - telp: varchar - id_syarat: int
- nama_industri: varchar
+ hapus() : void - email: varchar - nama: varchar
- lokasi_industri: varchar
+ ubah() : void - name: varchar - name: varchar
- alamat_kantor: varchar
- type: varchar - type: varchar
- jenis_industri: varchar
- size: int - size: int
- luas_area: int
- tanggal: timestamp - tanggal: timestamp
- tgl_pengesahan: varchar
- name: varchar
+ unduh() : void + unduh() : void
- type: varchar
+ hapus() : void + hapus() : void
- size: int
+ unggah() : void + unggah() : void
1..* 1..*
1..* + tambah() : void
+ hapus() : void
komentar
+ ubah() : void
1..* + cetak() : void
- id_komentar: int
- nama: varchar
- email: varchar
unggah_industri_besar
- subjek: varchar
- pesan: text - id_unggah: int
- tanggal: timestamp - nama_berkas: varchar
1..*
- status_komentar: varchar - name: varchar 1..*
- type: varchar
+ lihat() : void - size: int
+ hapus() : void - tgl_upload: date
+ tambah() : void - keterangan: text

+ tambah() : void
+ hapus() : void
+ ubah() : void
+ unduh() : void

Gambar 4.25 Diagram Kelas SIGKesLIB


139

4.3.1.4 Desain Diagram Sekuensi

Diagram sekuensi menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan

satu sama lain melalui pesan dalam eksekusi sebuah use case atau operasi dalam

Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar :

1. Diagram Sekuensi Login

sd Login

user

admin,developer,kepala
dinas Login Kontrol Login

Mengisi username dan password()

Kirim data login()

Cek data login()

Mengambil database()

Login berhasil()

Menampilkan Halaman Beranda()

Menampilkan pesan gagal()

Login gagal()

Menampilkan Halaman Login()

Gambar 4.26 Diagram Sekuensi Login

Gambar 4.26 adalah diagram sekuensi login. Diagram sekuensi pada

gambar diatas dijelaskan bahwa saat aktor memilih login, aktor memasukan

username dan password terlebih dahulu. Sistem mengirim data login,

mencocokan data login dengan database jika login berhasil sistem menampilkan

halaman beranda aktor jika login gagal menampilkan pesan gagal dan kembali ke

halaman login.
140

2. Diagram Sekuensi Logout

sd Logout

admin,developer,kepala
dinas Halaman Beranda Kontrol Logout

Pili h menu Keluar()

Proses logout()

Logout berhasil()

Menampilkan halaman login()

Gambar 4.27 Diagram Sekuensi Logout

Gambar 4.27 adalah diagram sekuensi logout. Diagram sekuensi pada

gambar diatas dijelaskan bahwa saat aktor logout maka aktor memilih menu

Keluar, kemudian aktor keluar dari sistem.


141

3. Diagram Sekuensi Mengelola Data Industri Besar

sd Mengelola Data Industri Besar

industri_besar

admin
Halaman Kontrol Mengelola
Mengelola Industri Besar
Industri Besar
Memilih menu data industri besar()

Menampilkan form tambah industri besar dan daftar industri besar()

Mengisi data industri besar()

Pilih simpan()
Kirim data industri besar()
Tambah data industri besar()

Mengambil database()

Menampilkan daftar industri besar()

Pilih ubah()

Kirim data industri besar()

Cek data industri besar yang dipilih()

Mengambil database()

Menampilkan form perbaharui data industri besar()

Mengisi data industri besar()

Pilih simpan()

Kirim data industri besar()

Perbaharui data industri besar()

Mengambil database()

Menampilkan daftar industri besar()

Pilih hapus()

Proses hapus data industri besar()

Hapus data industri besar()

Mengambil database()

Menampilkan daftar industri besar()

Gambar 4.28 Diagram Sekuensi Mengelola Data Industri Besar

Gambar 4.28 adalah diagram sekuensi mengelola data industri besar.

Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat admin ingin menambah data industri

besar maka admin masuk ke dalam menu data industri besar. Di menu ini terdapat
142

form tambah data industri besar dan list data industri besar, kemudian admin

memasukkan data industri besar, kemudian pilih simpan, maka data industri besar

akan disimpan ke dalam database . Jika ingin mengubah atau menghapus salah

satu index tersebut, pilih opsi ubah dan hapus.

4. Diagram Sekuensi Mengelola Berita


sd Mengelola Berita

berita

admin
Halaman Kontrol Mengelola
Mengelola Berita Berita

Memilih m enu berita()

M enam pilkan form tambah berita dan daftar berita()

Mengisi berita()

Pilih sim pan()

Kirim data berita()

T am bah berita()

Mengambil database()

Menam pilkan daftar berita()

Pilih ubah()

Kirim data berita()

Cek berita yang dipilih()

Mengambil database()

M enampilkan form perbaharui berita()

Mengisi berita()

Pilih sim pan()

Kirim data berita()

Perbaharui berita()

Mengambil database()

Menam pilkan daftar berita()

Pilih hapus()

Proses hapus berita()

Hapus berita()

Mengambil database()

Menam pilkan daftar berita()

Gambar 4.29 Diagram Sekuensi Mengelola Berita


143

Gambar 4.29 adalah diagram sekuensi mengelola berita. Dijelaskan pada

gambar diatas bahwa saat admin ingin menambah berita maka admin masuk ke

dalam menu berita. Di menu ini admin dapat melakukan perubahan atau

penghapusan berita, dengan memilih opsi ubah dan hapus. Selanjutnya jika ingin

melakukan penambahan data dengan mengisi form yang sudah di sediakan. Jika

sudah benar data berita disimpan ke dalam database.


144

5. Diagram Sekuensi Mengelola Unggah File Industri Besar

sd Mengelola Unggah File Industri Besar

unggah_industri_besar

admin
Halaman Kontrol Mengelola
Mengelola Unggah File
Unggah File Industri Besar
Industri
Memilih menu unggah file industri Besar
besar()

Menampilkan form tambah file dan daftar unggah file()

Mengisi file industri besar()

Pilih simpan()

Kirim file industri besar()

Tambah file industri besar()

Mengambil database()

Menampilkan dafar unggah file industri besar()

Pilih ubah()

Kirim file industri besar()

Cek file yang dipilih()

Mengambil database()

Menampilkan form perbaharui file()

Mengisi file industri besar()

Pilih simpan()

Kirim file industri besar()

Perbaharui file industri besar()

Mengambil database()

Menampilkan dafta unggah file industri besar()

Pilih hapus()

Proses hapus file()

Hapus file industri besar()

Mengambil
database()
Menampilkan daftar unggah file industri besar()

Gambar 4.30 Diagram Sekuensi Mengelola Unggah File Industri Besar


145

Gambar 4.30 adalah diagram sekuensi mengelola unggah file industri

besar. Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat admin ingin melihat daftar

unggah industri besar maka admin masuk ke dalam menu unggah file industri

besar. Di menu ini terdapat daftar unggah file industri besar, kemudian admin

memilih salah satu index tersebut, untuk melakukan penghapusan atau perubahan

data. Selanjutnya jika ingin melakukan penambahan data dengan mengisi form

yang sudah di sediakan. Jika sudah data unggah file industri besar akan disimpan

ke dalam database.

6. Diagram Sekuensi Mengelola Developer

sd Mengelola Dev eloper

developer

admin
Halaman Kontrol Mengelola
Mengelola Dev eloper
Dev eloper
M em ilih m enu mengelol a developer()

Menampilkan daftar developer()

Pi lih ubah()

Kirim data developer()

cek data developer yang dipilih()

Mengam bil database()

Menampilkan form perbaharui developer()

Mengisi data developer()

Pil ih sim pan()

Kirim data developer()

Perbaharui data developer()

Mengam bil database()

M enampilkan daftar developer()

Pi lih hapus()

Proses hapus data developer()

Hapus data developer()

Mengam bil database()

M enampilkan daftar developer()

Gambar 4.31 Diagram Sekuensi Mengelola Developer


146

Gambar 4.31 adalah diagram sekuensi mengelola developer. Dijelaskan

pada gambar diatas bahwa saat admin, ingin melihat atau mengubah daftar

developer maka admin masuk ke dalam menu mengelola developer. Di menu ini

terdapat daftar data developer, kemudian admin memilih salah satu index tersebut

untuk melakukan proses lihat, ubah atau hapus data developer.

7. Diagram Sekuensi Mengelola Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar


sd M engelola Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

database spasial

admin
Halaman Kontrol Mengelola
Mengelola Peta Peta
Mem ili h m enu mengel ola peta()

Kirim data peta()

cek data spasial()

peta spasial()

Menam pil kan peta anal isis kesesuai an lahan()

Mem ili h menu add layers()

M enampi lkan daftar l ayers()

Pil ih layers()

Kli k add()

Proses tambah data peta()

T ambah peta spasi al()

Peta spasial ()

M enam pilkan peta anal isis kesesuai an lahan()

Klik done()

Pi li h layer yang di edi t()

Memil ih menu edit style()

M enampi lkan form edi t styl e()

Edit style peta()

Pi li h save()

Proses menyimpan data peta()

Perbaharui styl e peta()

Peta spasial ()

M enampi lkan peta anali si s kesesuai an lahan()

Gambar 4.32 Diagram Sekuensi Mengelola Peta Kesesuaian Lahan

Industri Besar
147

Gambar 4.32 adalah diagram sekuensi mengelola peta kesesuaian lahan

industri besar. Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat admin ingin mengolah

data peta (menambahkan layer/upload layer pada peta) maka admin masuk ke

dalam menu mengelola peta. Di menu ini admin bisa melakukan penambahan data

peta (add layersi). Selanjutnya jika ingin melakukan perubahan style tampilan

peta maka memilih menu edit style peta dan memilih index yang ingin di rubah.

Jika sudah melakukan perubahan style maka disimpan di database spasial.

8. Diagram Sekuensi Melihat Komentar Masuk

sd Melihat Komentar Masuk

kom entar

admin
Halaman Kontrol Komentar
Komentar Masuk
Memilih menu komentar masuk()

Proses komentar()

Cek data()

Mengambil database()

Menampilkan daftar komentar()

Pilih lihat()

Proses lihat()

Cek data()

Mengambil database()

Menampilkan data komentar yang dipilih()

Pilih hapus()

Proses hapus()

Hapus data komentar()

Mengambil database()

Menampilkan daftar komentar()

Gambar 4.33 Diagram Sekuensi Melihat Komentar Masuk


148

Gambar 4.33 adalah diagram sekuensi melihat komentar masuk.

Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat admin ingin melihat daftar komentar

masuk maka admin masuk ke dalam menu komentar masuk. Di menu ini terdapat

list data komentar yang masuk, kemudian admin memilih salah satu index

tersebut, untuk melihat komentar. Selanjutnya jika ingin melakukan hapus data

dengan memilih opsi hapus. Jika sudah komentar terbaru akan disimpan di

database kemudian sistem akan menampilkan daftar komentar.

9. Diagram Sekuensi Melihat Daftar Industri Besar

sd Melihat Daftar Industri Besar

industri_besar

developer,masyarakat
Halaman Daftar Kontrol Daftar
Industri Besar Industri Besar
Memilih menu daftar industri besar()

Proses daftar industri besar()

Cek data()

Mengambil database()

Menampilkab daftar i ndustri besar()

Pil ih ekspor()

Kirim proses ekspor()

Ekspor data()

Mengambil database()

Tampil proses unduh()

Data industri besar terekspor()

Gambar 4.34 Diagram Sekuensi Melihat Daftar Industri Besar

Gambar 4.34 adalah diagram sekuensi melihat daftar industri besar.

Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat masyarakat dan developer ingin

melihat daftar industri besar maka masyarakat dan developer masuk ke dalam
149

menu informasi publik. Di menu informasi publik akan ditampilkan daftar industri

besar, jika ingin melihat lebih detail mengenai informasi industri besar pilih opsi

lihat. Terdapat opsi ekspor jika ingin mengekspor data industri besar dengan

format pdf.

10. Diagram Sekuensi Mengunduh

sd Mengunduh

industri_besar

masyarakat,developer
Halaman Dafar Kontrol Industri
Industri Besar Besar

Memilih menu daftar unduh()

Proses daftar unduh()

Cek data()

Mengambil database()

Menampilkan daftar unduh()

Pilih aksi unduh()

Kirim proses unduh()

Unduh data()

Mengambil database()

Tampil proses unduh()

Mendapatkan data unduh()

Gambar 4.35 Diagram Sekuensi Mengunduh

Gambar 4.35 adalah diagram sekuensi mengunduh. Dijelaskan pada

gambar diatas bahwa saat developer dan masyarakat ingin mengunduh maka

masuk ke dalam menu daftar unduh. Di halaman daftar unduh akan ditampilkan

daftar data yang bisa di unduh dari database.


150

11. Diagram Sekuensi Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

sd Melihat Peta Kesesuaian Lahan Industri Besar

database spasial

developer,masyarakat,kepala
dinas Halaman Peta Kontrol Peta
Analisis Analisis
Memilih menu peta analisis()

Kirim data peta()

Cek data spasial()

Peta spasial()

Menampilkan peta kesesuaian lahan industri besar()

Pilih layer()

daftar layer()

checklist/unchecklist layer()

Kirim proses checklist/unchecklist()

cek peta spasial()

peta spasial()

Menampilkan peta kesesuaian lahan industri besar()

Gambar 4.36 Diagram Sekuensi Melihat Peta Kesesuaian Lahan

Industri Besar

Gambar 4.36 adalah diagram sekuensi melihat peta kesesuaian lahan

industri besar. Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat masyarakat, kepala

dinaas dan developer ingin melihat peta maka masuk ke dalam menu peta

analisis. Di menu peta analisis akan ditampilkan informasi mengenai lokasi

kesesuaian lahan industri besar dalam bentuk peta.


151

12. Diagram Sekuensi Mengisi Pendaftaran

sd Mengisi Pendaftaran

developer

masyarakat
Halaman Kontrol
Pendaftaran Pendaftaran

Memilih menu daftar di bawah form login()

Menampilkan form pendaftaran()

Mengisi pendaftaran()

Kirim data pendaftaran()

Tambah data developer()

Ambil data developer()

Tampil pesan berhasil()

Menampilkan form pendaftaran()

Gambar 4.37 Diagram Sekuensi Mengisi Pendaftaran

Gambar 4.37 adalah diagram sekuensi mengisi pendaftaran. Dijelaskan

pada gambar diatas bahwa saat masyarakat berada pada halaman pendaftaran,

maka harus mengisi form pendaftaran yang sudah di sediakan terlebih dahulu. Jika

sudah benar, data disimpan di database kemudian sistem akan menampilkan

pesan data berhasil disimpan.


152

13. Diagram Sekuensi Mengisi Proposal Permohonan

sd Mengisi Proposal Permohonan

proposal

developer
Halaman Proposal Kontrol Proposal
Permohonan Permohonan

Memilih menu proposal permohonan()

Menampilkan form proposal permohonan()

Mengisi proposal permohonan()

Pilih kirim()

Kirim data proposal permohonan()

Tambah data proposal permohonan()

Mengambil database()

Menampilkan pesan berhasil()

Gambar 4.38 Diagram Sekuensi Mengisi Proposal Permohonan

Gambar 4.38 adalah diagram sekuensi mengisi proposal permohonan.

Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat developer ingin mengisi proposal maka

developer harus login terlebih dahulu sebagai developer, kemudian developer

memasukkan data proposal permohonan, dengan mengisi form yang sudah di

sediakan. Jika sudah benar, maka data proposal permohonan disimpan ke dalam

database dan sistem akan menampilkan pesan data berhasil disimpan.


153

14. Diagram Sekuensi Mengisi Persyaratan

sd Mengisi Persyaratan

persyaratan

developer
Halaman Kontrol
Persyaratan Persyaratan
Memilih menu persyaratan()

Menampilkan form persyarataan dan formulir()

Mengisi persyaratan()

Pilih kirim()

Kirim data persyaratan()

Tambah data persyaratan()

Mengambil database()

Menampilkan pesan berhasil()

Gambar 4.39 Diagram Sekuensi Mengisi Persyaratan

Gambar 4.39 adalah diagram sekuensi mengisi persyaratan. Dijelaskan

pada gambar diatas bahwa saat developer ingin mengisi persyaratan maka

developer harus login terlebih dahulu sebagai developer, kemudian developer

memasukkan data persyaratan, dengan mengisi form yang sudah di sediakan.

Jika sudah benar, maka data persyaratan serta formulir akan disimpan ke dalam

database dan sistem akan menampilkan pesan data berhasil disimpan.


154

15. Diagram Sekuensi Mencetak Laporan Data Industri Besar

sd Mencetak Laporan Data Industri Besar

industri_besar

kepala dinas
Halaman Laporan Kontrol Laporan

Memilih menu laporan()

Kirim proses data()

Cek data()

Mengambil database()

Menampilkan daftar industri laporan()

Pilih ekspor()

Kirim proses ekspor data()

Ekspor data()

Ekspor data()

Tampil proses unduh()

Data laporan industri besar()

Gambar 4.40 Diagram Sekuensi Mencetak Laporan Data Industri Besar

Gambar 4.40 adalah diagram sekuensi mencetak laporan data industri

besar. Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat kepala dinas ingin mencetak data

industri besar maka kepala dinas masuk ke dalam menu laporan. Di menu ini

sistem akan menampilkan menu ekspor atau cetak laporan berupa grafik.
155

16. Diagram Sekuensi Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

sd Mengirim Surat Rekomendasi Perizinan

developer

kepala dinas
Halaman Kontrol Perizinan
Rekomendasi
Perizinan
Memilih menu rekomendasi perizinan()

Kirim proses data()

Cek data()

Ambil data()

Menampilkan daftar developer()

Pilih kirim()

Proses kirim data()

Cek data()

Ambil data()

Menampilkan form kirim surat rekomendasi perizinan()

Pilih kirim()

Pesan berhasil()

Gambar 4.41 Diagram Sekuensi Mengirim Surat Rekomendasi

Perizinan

Gambar 4.41 adalah diagram sekuensi mengirim surat rekomendasi

perizinan. Dijelaskan pada gambar diatas bahwa saat kepala dinas ingin mengirim

surat rekomendasi perizinan maka kepala dinas masuk ke dalam menu

rekomendasi perizinan. Di menu ini terdapat daftar developer yang sudah

terdaftar, kemudian kepala dinas memilih developer yang sesuai dan untuk

selanjutnya dikirim ke server email developer tersebut.


156

17. Diagram Sekuensi Mengisi Komentar

sd Mengisi Komentar

komentar

developer,masyarakat
Halaman Kontrol Komentar
Komentar
Memilih menu komentar()

Menampil kan form komentar()

Mengisi komentar()

Kirim data komentar()

Tambah data komentar()

Ambil data komentar()

Tampil pesan berhasil()

Menampil kan form komentar()

Gambar 4.42 Diagram Sekuensi Mengisi Komentar

Gambar 4.42 adalah diagram sekuensi mengisi komentar. Dijelaskan

pada gambar diatas bahwa saat masyarakat dan developer ingin mengisi komentar

maka masyrakat dan developer masuk ke dalam menu komentar. Di menu ini

sistem akan menampilkan form komentar, bila komentar telah dimasukan maka

data tersebut disimpan ke dalam database.

4.3.1.5 Desain Basis Data

Basis data yang akan dibangun berdasarkan diagram kelas yang

dipetakan kedalam model logika basis data. Untuk mendapatkan basis data normal
157

untuk Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Lokasi Industri Besar

(SIGKesLIB).

a. Mapping Diagram Kelas

Gambar 4.43 Mapping Diagram Kelas SIGKesLIB


158

b. Normalisasi

Normalisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan

pengelompokkan atribut - atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi

yang berstruktur baik.

1. Bentuk Tidak Normal (UNF)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau

terduplikasi.

Tabel 4.31 Bentuk Tidak Normal (UNF)

a. Tabel user

id_user username password tanggal level

1 admin ….. …. 1

2 developer ….. …. 2

3 dinas ….. …. 3

b. Tabel Berita

id_berita judul isi penulis tanggal

26 Pemkab Serang Ajukan …. AdminDTRBP 2013-11-10


Tiga Raperda

27 Perluasan Industri ke ….. AdminDTRBP 2013-11-14


Wilayah Pantura
Kab.Serang

28 Industri Besar ….. Admin DTRBP 2013-10-05


159

c. Tabel Proposal

id_pemohon nama alamat telp email name type size tanggal

1 Ferianto …. 085693579797 ….. …. … 210199 ….

2 Jono ….. 085773298090 ….. …. …. 8320512 ….

3 Nanang ….. 085693879795 ….. …. …. 2670080 ….

d. Tabel Persyaratan

id_syarat nama name type size tanggal

6 Ferianto ….. …. 110423 ….

7 Jono …. …. 1080012 ….

8 Nanang …. …. 11376 ….

e. Tabel Industri Besar

id_industri nama_industri lokasi_industri alamat_kantor jenis_industri luas_area ….

1 PT. Sinar ….. ….. Kimia PVC 250


Mas

2 PT. Baja ….. ….. Baja 150


Foundation

….. tgl_pengesahan name type size id_kelas kelas_overlay keterangan

660/30/DTRBP industri2.jpg …. 369212 1 S1 Sangat


22/10/2013 Sesuai

660/20/DTRBP industri11.jpg …. 685230 1 S1 Sangat


02/12/2013 Sesuai
160

f. Tabel Unggah Industri Besar

id_unggah nama_berkas name type size tgl_upload keterangan

13 Perda No. …. …. 800768 2013-11- ….


2011 08

14 Peta Pola …. …. 7554985 2013-11- ….


Ruang Kab. 08
Serang

15 RENSTRA …. …. 44624384 2013-11- ….


DTRBP 08
Kab. Serang

g. Tabel Komentar

id_komentar nama email subjek pesan tanggal status_komentar

30 Jono ….. Pertanyaan ….. ….. sudah dibaca

31 Bimo ….. Saran ….. ….. sudah dibaca

32 Hery ….. Saran ….. ….. sudah dibaca

2. Bentuk Normal Pertama (1NF)

Bentuk normal pertama (1NF) adalah suatu keadaan yang membuat

setiap perpotongan baris dan kolom dalam relasi hanya berisi satu

nilai. Pada tahap ini sudah diketahui primery key untuk tabel

tersebut.
161

Tabel 4.32 Bentuk Normal Pertama (1NF)

a. Tabel user

id_user username password tanggal level

1 admin ….. …. 1

2 developer ….. …. 2

3 dinas ….. …. 3

b. Tabel Berita

id_berita judul isi penulis tanggal

26 Pemkab Serang Ajukan …. AdminDTRBP 2013-11-10


Tiga Raperda

27 Perluasan Industri ke ….. AdminDTRBP 2013-11-14


Wilayah Pantura
Kab.Serang

28 Industri Besar ….. Admin DTRBP 2013-10-05

c. Tabel Proposal

id_pemohon nama alamat telp email name type size tanggal

1 Ferianto …. 085693579797 ….. …. … 210199 ….

2 Jono ….. 085773298090 ….. …. …. 8320512 ….

3 Nanang ….. 085693879795 ….. …. …. 2670080 ….

d. Tabel Persyaratan

id_syarat nama name type size tanggal

6 Ferianto ….. …. 110423 ….


162

7 Jono …. …. 1080012 ….

8 Nanang …. …. 11376 ….

e. Tabel Industri Besar

id_industri nama_industri lokasi_industri alamat_kantor jenis_industri luas_area ….

1 PT. Sinar ….. ….. Kimia PVC 250


Mas

2 PT. Baja ….. ….. Baja 150


Foundation

….. tgl_pengesahan name type size id_kelas kelas_overlay keterangan

660/30/DTRBP industri2.jpg …. 369212 1 S1 Sangat


22/10/2013 Sesuai

660/20/DTRBP industri11.jpg …. 685230 1 S1 Sangat


02/12/2013 Sesuai

f. Tabel Unggah Industri Besar

id_unggah nama_berkas name type size tgl_upload keterangan

13 Perda No. …. …. 800768 2013-11- ….


2011 08

14 Peta Pola …. …. 7554985 2013-11- ….


Ruang Kab. 08
Serang

15 RENSTRA …. …. 44624384 2013-11- ….


DTRBP 08
Kab. Serang
163

g. Tabel Komentar

id_komentar nama email subjek pesan tanggal status_komentar

30 Jono ….. Pertanyaan ….. ….. sudah dibaca

31 Bimo ….. Saran ….. ….. sudah dibaca

32 Hery ….. Saran ….. ….. sudah dibaca

3. Bentuk Normal Kedua (2NF)

Bentuk normal kedua (2NF) adalah suatu keadaan Semua atribut

bukan kunci hanya boleh tergantung (functional dependency) pada

atribut kunci. Jika ada ketergantungan parsial maka atribut tersebut

harus dipisah pada tabel yang lain. Perlu ada tabel penghubung

ataupun kehadiran foreign key bagi atribut-atribut yang telah dipisah

tadi.

Tabel 4.33 Bentuk Normal Kedua (2NF)

a. Tabel Industri Besar

id_industri nama_industri lokasi_industri alamat_kantor tgl_pengesahan …..

1 PT. Sinar ….. ….. 660/30/DTRBP


Mas 22/10/2013

2 PT. Baja ….. ….. 660/20/DTRBP


Foundation 02/12/2013

3 PT. Triarta ….. ….. 660/20/DTRBP


13/01/2014
164

….. luas_area name type size

250 industri2.jpg …. 369212

150 industri11.jpg …. 685230

50 factory9.jpg …. 76407

b. Tabel Jenis Industri

id_jenis id_industri jenis_industri

1 1 Kimia

2 1 Baja

c. Struktur Basis Data

Dalam SIGKesLIB terdapat satu database yaitu “serang” dan memiliki

sembilan buah tabel yaitu :

1. Tabel user

Nama tabel : user

Primary Key : id_user

Foreign Key :-

Tipe file : Master

Tabel 4.34 Tabel user

No Field Type Length / Values Extra Action


primary
1 id_ user int 5 auto_increment
key
2 username varchar 30
3 password varchar 30
4 tanggal date
165

5 level varchar 2

2. Tabel berita

Nama tabel : berita

Primary Key : id_ berita

Foreign Key :-

Tipe file : Transaksi

Tabel 4.35 Tabel berita

No Field Type Lenght / Values Extra Action


primary
1 id_berita int 5 auto_increment
key
2 judul varchar 150

3 isi text

4 penulis varchar 10

5 tanggal date

3. Tabel industri_besar

Nama tabel : industri_besar

Primary Key : id_industri

Foreign Key :-

Tipe file : Transaksi

Tabel 4.36 Tabel industri_besar

No Field Type Lenght / Values Extra Action


primary
1 id_ industri int 5 auto_increment
key
2 nama_industri varchar 50
3 lokasi_industri varchar 50
166

4 alamat_kantor varchar 50
5 luas_area int 10
6 tgl_pengesahan varchar 100
7 name varchar 100
8 type varchar 30
9 size int 11

4. Tabel komentar

Nama tabel : komentar

Primary Key : id_komentar

Foreign Key :-

Tipe file : Transaksi

Tabel 4.37 Tabel komentar

Lenght /
No Field Type Extra Action
Values
primary
1 id_ komentar int 5 auto_increment
key
2 nama varchar 50
3 email varchar 100
4 subjek varchar 20
5 pesan text
6 tanggal timestamp
7 status_komentar varchar 20

5. Tabel persyaratan

Nama tabel : persyaratan

Primary Key : id_ syarat

Foreign Key :-

Tipe file : Transaksi


167

Tabel 4.38 Tabel persyaratan

No Field Type Lenght / Values Extra Action


primary
1 id_ syarat int 5 auto_increment
key
2 nama varchar 50
3 name varchar 100
4 type varchar 30
5 size int 11
6 tanggal timestamp

6. Tabel proposal

Nama tabel : proposal

Primary Key : id_ pemohon

Foreign Key :-

Tipe file : Transaksi

Tabel 4.39 Tabel proposal

No Field Type Lenght / Values Extra Action


primary
1 id_ pemohon int 5 auto_increment
key
2 nama varchar 50
3 alamat varchar 50
4 telp varchar 20
5 email varchar 100
6 name varchar 100
7 type varchar 30
8 size int 11
9 tanggal timestamp
168

7. Tabel unggah industri besar

Nama tabel : unggah_industri_besar

Primary Key : id_ unggah

Foreign Key :-

Tipe file : Transaksi

Tabel 4.40 Tabel unggah industri besar

No Field Type Lenght / Values Extra Action


primary
1 id_ unggah int 5 auto_increment
key
2 nama_berkas varchar 100
3 name varchar 100
4 type varchar 30
5 size int 11
6 tgl_upload date
7 keterangan text

8. Tabel jenis industri

Nama tabel : jenis_industri

Primary Key : id_ jenis

Foreign Key : id_industri

Tipe file : Transaksi

Tabel 4.41 Tabel jenis industri

No Field Type Lenght / Values Extra Action


primary
1 id_ jenis int 5 auto_increment
key
2 id_industri int 5
3 jenis_industri varchar 100
169

4.3.1.6 Desain Antar Muka

Desain antar muka (interface) ini bertujuan untuk memberikan gambaran

yang optimal untuk sistem SIGKesLIB, sehingga perngguna dapat berinteraksi

dengan baik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berikut adalah rancangan desain

antar muka SIGKesLIB :

1. Desain Antar Muka Masyarakat dan Developer

a. Rancangan Layar Beranda (Layar Utama)

Gambar 4.44 Tampilan Layar Utama SIGKesLIB

Desain antar muka masyarakat dan developer tidak jauh berbeda, yang

membedakan pada halaman developer terdapat menu perizinan untuk


170

mendapatkan surat rekomendasi perizinan. Berikut adalah penjelasan tentang

masing – masing komponen SIGKesLIB :

1. Button Beranda akan menampilkan halaman utama seperti yang

ditampilkan diatas.

2. Button Informasi Publik memiliki dua submenu yaitu daftar industri

besar dan daftar unduh, menu daftar industri besar berisi tentang

daftar informasi lengkap mengenai data industri besar. Terdapat opsi

cetak dan export dalam format excel. Untuk menu daftar unduh,

yaitu menampilkan informasi yang dapat di unduh, mengenai

DTRBP dan industri besar.

3. Button Peta Analisis ini membantu dalam mencari informasi pada

peta. Tools WebGIS ini terdiri dari button – button. Button – button

tersebut antara lain :

a. Layer Switcher, digunakan untuk menampilkan daftar susunan

layer yang di tampilkan pada peta.

b. Pan Map, digunakan untuk mengatur kedudukan tampilan peta.

Digunakan dengan cara click and drag posisi kedudukan peta

sesuai dengan yang diinginkan.

c. Get Feature Info, digunakan untuk menampilkan informasi

tabular atau atribut yang terkandung di dalam peta.

d. Measure, digunakan untuk menghitung jarak maupun luas dari

objek yang diamati.


171

e. Zoom In, digunakan untuk memperbesar tampilan peta sehingga

penampakan peta menjadi semakin detil. Dengan kata lain adalah

memperbesar skala peta.

f. Zoom Out, kebalikan dari Zoom In digunakan untuk memperkecil

tampilan peta. Dengan kata lain adalah memperkecil skala peta.

g. Zoom To Previous Extent, digunakan untuk mengembalikan

keadaan skala maupun kedudukan peta ke kondisi sebelumnya.

h. Zoom To Next Extent, kebalikan dari Zoom To Previous Extent

digunakan untuk mengembalikan keadaan skala maupun

kedudukan peta ke kondisi setelahnya.

i. Zoom To Max Extent, digunakan untuk mengubah kedudukan

dan skala peta kedalam tampilan penuh.

j. Show Legend, digunakan untuk menampilkan legend dari peta.

k. Switch To 3D Viewer, digunakan untuk mengubah mode

tampilan peta analisis menjadi 3 dimensi dengan perantara

Google Earth.

4. Button Komentar akan menampilkan form komentar, berfungsi jika

pengguna umum mempunyai pengaduan, saran, kritik maupun

pertanyaan terhadap sistem ini maupun kinerja pelayanan dinas.

5. Button Perizinan merupakan menu untuk membantu developer

didalam mendapatkan surat rekomendasi perizinan dengan

memenuhi persyaratan seperti proposal permohonan dan formulir

persyaratan.
172

6. Button Keluar adalah menu untuk keluar dari sistem, jika pengguna

adalah developer dan memiliki akses login ke dalam sistem.

2. Desain Antar Muka Admin

a. Rancangan Layar Login Admin dan Kepala Dinas

Gambar 4.45 Tampilan Layar Login Admin dan Kepala Dinas SIGKesLIB

b. Rancangan Layar Beranda (Layar Utama) Admin

Gambar 4.46 Tampilan Layar Utama Admin SIGKesLIB


173

Terdapat beberapa navigasi bantuan lainnya. navigasi tersebut antara lain

sebagai berikut :

1. Button Beranda akan menampilkan halaman utama seperti yang

ditampilkan diatas.

2. Button Mengelola Peta akan menampilkan layer peta untuk admin

jika ingin melakukan penambahan layer atau perubahan style per

layer maupun perubahan isi data layer tersebut.

3. Button Mengelola Informasi terdapat tiga submenu yaitu mengelola

berita, data industri besar dan unggah file. Untuk mengelola berita

akan menampilkan form tambah berita jika ingin melakukan

penambahan isi berita disertai daftar berita yang ada dibawah form.

Selain itu juga admin bisa melakukan perubahan maupun menghapus

isi berita yang sudah di input sebelumnya. Untuk mengelola data

industri besar akan menampilkan form tambah data industri besar

untuk menambah data mengenai industri besar disertai daftar industri

besar dibawah form. Selain itu admin juga bisa melakukan

perubahan maupun menghapus isi data industri besar. Sedangkan

untuk mengelola data unggah akan menampilkan form tambah data

unggah pada menu unggah file disertai daftar unggah. Admin juga

dapat melakukan proses perubahan maupun menghapus data unggah.

4. Button Pengguna Sistem akan menampilkan daftar pengguna sistem

yang terdaftar di dalam sistem SIGKesLIB. Selain itu admin juga

bisa melakukan proses ubah dan hapus pengguna sistem tersebut.


174

5. Button Komentar Masuk akan menampilkan daftar komentar yang

masuk. Selain itu admin juga bisa melihat isi komentar dan

menghapus komentar tersebut.

6. Button Perizinan Masuk akan menampilkan daftar proposal

permohonan dan formulir serta persyaratannya yang masuk.

Persyaratan tersebut dikirim oleh developer, selain itu admin juga

dapat menghapus dan melihat dengan cara mengunduh proposal atau

formulir tersebut.

7. Button Keluar akan menampilkan tampilan kembali ke halaman

login.

3. Desain Antar Muka Kepala Dinas

a. Rancangan Layar Beranda (Layar Utama) Kepala Dinas

Gambar 4.47 Tampilan Layar Utama Kepala Dinas SIGKesLIB


175

Terdapat beberapa navigasi bantuan lainnya. navigasi tersebut antara lain

sebagai berikut :

1. Button Beranda akan menampilkan halaman utama seperti yang

ditampilkan diatas.

2. Button Peta Analisis akan menampilkan layer peta kesesuaian lahan

lokasi industri besar untuk kepala dinas.

3. Button Laporan akan menampilkan laporan data mengenai industri

besar dengan grafik perkembangan industri besar. Selain itu kepala

dinas dapat melakukan proses cetak atau export ke dalam format

excel.

4. Button Keluar melakukan proses untuk keluar dari halaman utama

kepala dinas.

4.4 Implementasi Sistem

4.4.1 Pemrograman (coding)

Setelah dilakukan perancangan sistem usulan, tahap berikutnya adalah

pemrograman sistem usulan dengan terlebih dahulu membuat basis data spasial

menggunakan Platform OpenGeo Suite, serta untuk website menggunakan bahasa

pemrograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai basis datanya. Bukti

pemrograman disertakan pada halaman Lampiran IV.


176

4.4.2 Pengujian Sistem

Dari pembangunan sistem ini, dilakukan pengujian black box dengan

melakukan test-case, yaitu dengan cara memasukan data ke dalam sistem dan

melihat hasil keluarannya, apakah sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 4.42 Tabel Spesifikasi Perangkat Keras

Spesifikasi Perangkat Keras

Prosesor Kecapatan 1,50 Ghz

Memori 2048 Mb

Ukuran Harddisk Sisa kapasitas kosong 2 Gb

Kartu VGA 256 Mb

Tabel 4.43 Tabel Spesifikasi Perangkat Lunak

Spesifikasi Perangkat Lunak

Sistem Operasi Windows 7 Ultimate

Browser Mozila Firefox, Google Chrome

Local Server OpenGeo Suite 2.5

Local Web Server XAMPP

Analisis Peta ArcGIS 9.3

Editor Teks EditPlus 3

Hasil Baik
177

Tabel 4.44 Tabel Pengujian Metode Black Box

Rancangan Input Hasil


No Hasil yang diharapkan
- Output Keluar
1 Buka program → Menampilkan halaman Login Sesuai
halaman login
2 Login → masuk Masuk sebagai Admin dan menampilkan Sesuai
ke dalam sistem halaman utama
3 Klik menu Menampilkan halaman berita berupa form Sesuai
mengelola tambah berita dan daftar berita
informasi →
berita → form
berita
4. Klik simpan → Menyimpan data isian form berita ke dalam Sesuai
pesan data sudah database dan menampilkan pesan data sudah
tersimpan tersimpan
5 Klik hapus → Menghapus data dari database dan Sesuai
pesan data sudah menampilkan pesan data sudah terhapus
terhapus
6 Klik menu Menampilkan halaman data industri besar Sesuai
mengelola berupa form tambah data industri besar dan
informasi → data daftar industri besar
industri besar →
halaman form
industri besar
7. Klik simpan → Menyimpan data isian form industri besar ke
pesan data sudah dalam database dan menampilkan pesan data
tersimpan sudah tersimpan
8. Klik hapus → Menghapus data dari database dan Sesuai
pesan data sudah menampilkan pesan data sudah terhapus
terhapus
9. Klik menu Menampilkan halaman unggah file berupa Sesuai
mengelola form unggah file dan daftar unggah file
informasi →
unggah file →
halaman form
unggah file
10. Klik simpan → Menyimpan data isian form unggah file ke Sesuai
pesan data sudah dalam database dan menampilkan pesan data
tersimpan sudah tersimpan
178

11. Klik hapus → Menghapus data dari database dan Sesuai


pesan data sudah menampilkan pesan data sudah terhapus
terhapus
12. Klik menu peta Menampilkan peta kesesuaian lahan industri Sesuai
→ peta besar
kesesuaian lahan
industri besar
13. Zoom In & Zoom Tampilan Layar peta menjadi besar pada saat Sesuai
Out di zoom in dan layar peta menjadi kecil pada
saat di zoom out
14. Pilih layer peta Menampilkan layer peta yang dipilih Sesuai
15. Sorot area Menampilkan analisis kesesuaian lahan Sesuai
kesesuaian lahan industri besar berdasarkan warna
→ peta
kesesuaian lahan
industri besar
16. Klik edit style Menampilkan form edit style industri besar Sesuai
industri besar untuk diupdate
pada taskbar →
form edit style
industri besar
baru
17. Klik simpan → Menyimpan di database hasil isian form edit Sesuai
pesan edit style style industri besar baru dan menampilkan
industri besar pesan edit style industri berhasil disimpan
berhasil disimpan
18. Klik hapus → Menghapus data dari database dan Sesuai
pesan data sudah menampilkan pesan data sudah terhapus
terhapus
19. Klik mengelola Menampilkan daftar pengguna sistem Sesuai
pengguna sistem
→ daftar
pengguna sistem
20. Klik ubah → Menampilkan detail pengguna sistem Sesuai
detail daftar
pengguna sistem
21. Klik hapus → Menghapus data dari database dan Sesuai
pesan data sudah menampilkan pesan data sudah terhapus
179

terhapus
22. Klik perizinan → Menampilkan daftar list perizinan Sesuai
daftar list
perizinan
23. Klik ubah → Menampilkan detail daftar list perizinan Sesuai
detail daftar list masuk
perizinan masuk
24. Klik hapus → Menghapus data dari database dan Sesuai
pesan data sudah menampilkan pesan data sudah terhapus
terhapus
25. Klik kotak Menampilkan daftar kotak komentar masuk Sesuai
komentar masuk
→ daftar kotak
komentar masuk
26. Klik lihat → Menampilkan detail kotak komentar masuk Sesuai
detail daftar
kotak komentar
masuk
27. Klik hapus → Menghapus data dari database dan Sesuai
pesan data sudah menampilkan pesan data sudah terhapus
terhapus
28. Klik Logout → Keluar dari sistem admin dan menampilkan Sesuai
keluar dari halaman login
halaman
29. Login → Masuk Masuk sebagai Dinas DTRBP dan Sesuai
ke dalam sistem menampilkan halaman utama
30. Klik laporan → Menampilkan halaman list data laporan Sesuai
list data laporan industri besar
31. Klik ekspor → Mengekspor list data laporan ke dalam Sesuai
pesan data sudah format excel dan menampilkan pesan data
terekspor sudah terekspor
32. Klik rekomendasi Menampilkan form pengiriman surat Sesuai
perizinan → form rekomendasi perizinan dan mengisi data
rekomendasi
perizinan
33. Klik kirim → Mengirim data surat rekomendasi perizinan Sesuai
pesan data sudah
terkirim
34. Klik Peta analisis Menampilkan peta kesesuian lahan industri Sesuai
→ Menu Peta besar berdasarkan interval dan warna
180

kesesuaian lahan
industri besar
35. Sorot area Menampilkan detail info kesesuaian lahan Sesuai
kesesuaian lahan industri besar berdasarkan titik yang disorot
industri besar→
detail info
kesesuaian lahan
industri besar
36. Klik legenda Menampilkan legenda peta dari kesesuaian Sesuai
kesesuaian lahan lahan industri besar
industri besar →
daftar legenda
kesesuaian lahan
industri besar
37. Zoom In & Zoom Tampilan Layar peta menjadi besar pada saat Sesuai
Out di zoom in dan layar peta menjadi kecil pada
saat di zoom out
38. Klik Logout → Keluar dari sistem dan menampilkan Sesuai
keluar dari halaman login
halaman

Rancangan Input Hasil


No Hasil yang diharapkan
– Output Keluar
39. Buka Program → Menampilkan beranda halaman web Sesuai
Halaman web SIGKesLIB
SIGKesLIB
40. Klik menu Menampilkan profil dari Serang dan DTRBP Sesuai
profil→ menu
profil
41. Klik menu visi & Menampilkan visi & misi dari Serang dan Sesuai
misi→ menu visi DTRBP
& misi
42. Klik menu Menampilkan struktur organisasi dari Serang Sesuai
struktur dan DTRBP
organisasi →
menu struktur
organisasi
43. Klik menu tugas Menampilkan tugas pokok & fungsi dari Sesuai
pokok & Serang dan DTRBP
181

fungsi→ menu
tugas pokok &
fungsi
44. Klik Peta analisis Menampilkan peta kesesuian lahan industri Sesuai
→ Menu Peta besar berdasarkan interval dan warna
kesesuaian lahan
industri besar
45. Sorot area Menampilkan detail info kesesuaian lahan Sesuai
kesesuaian lahan industri besar berdasarkan titik yang disorot
industri besar→
detail info
kesesuaian lahan
industri besar
46 Klik legenda Menampilkan legenda peta dari kesesuaian Sesuai
kesesuaian lahan lahan industri besar
industri besar →
daftar legenda
kesesuaian lahan
industri besar
47. Zoom In & Zoom Tampilan Layar peta menjadi besar pada saat Sesuai
Out di zoom in dan layar peta menjadi kecil pada
saat di zoom out

48. Klik Menu Menampilkan menu daftar industri besar Sesuai


informasi public
→ daftar industri
besar → Menu
daftar industri
besar
49. Klik aksi data → Menampilkan data detail industri besar Sesuai
pesan data
berhasil
ditampilkan
50. Klik export data Menampilkan pesan berhasil diexport data Sesuai
→ pesan data industri besar
berhasil diexport
51. Klik cetak data Menampilkan pesan berhasil dicetak data Sesuai
→ pesan data industri besar
berhasil dicetak
182

52. Klik unduh file Menampilkan data file unduh data DTRBP Sesuai
→ Data file
unduh daftar data
DTRBP
53. Klik aksi unduh Menampilkan pesan berhasil mengunduh file Sesuai
→ pesan data
berhasil diunduh

54. Klik Komentar Menampilkan form komentar masuk Sesuai


masuk→ menu
form komentar
masuk
55. Input komentar Mengisi form komentar masuk seputar Sesuai
masuk→ pesan DTRBP yang kemudian datanya akan
berhasil dikirim tersimpan di database
55. Klik daftar → Menampilkan form pendaftaran untuk diisi Sesuai
form pendaftaran oleh pengguna sistem

56. Klik daftar → Menampilkan pesan berhasil didaftar Sesuai


pesan data
berhasil terdaftar
57. Login → Masuk Masuk sebagai developer dan menampilkan Sesuai
ke dalam sistem halaman utama

58. Klik perizinan → Menampilkan form proposal permohonan Sesuai


memilih menu dan mengisinya sesuai data
proposal
permohonan →
form proposal
permohonan
59. Klik kirim → Menampilkan pesan berhasil dikirim Sesuai
pesan data
berhasil dikirim
60. Klik perizinan → Menampilkan form persyaratan dan Sesuai
memilih menu mengisinya sesuai data
persyaratan →
form persyaratan
183

61. Klik kirim → Menampilkan pesan berhasil dikirim Sesuai


pesan data
berhasil dikirim
62. Klik Logout → Keluar dari sistem dan menampilkan Sesuai
keluar dari halaman login
halaman

Adapun hasil dari proses implementasi yang telah dilakukan pada sistem

informasi geografis kesesuaian lahan lokasi industri besar terdapat pada halaman

Lampiran III.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. a. Berdasarkan studi yang dilakukan, parameter yang digunakan dalam

analisis kesesuaian lahan lokasi industri besar adalah kemiringan lereng,

jenis tanah dan intensitas curah hujan.

b. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Serang sebagian besar berupa industri,

permukiman/perumahan (perkotaan maupun pedesaan) dan perkebunan.

Lahan yang sangat sesuai (Kelas S1) untuk industri besar mencapai

69,59%, lahan yang cukup sesuai (Kelas S2) mencapai 16,46%, lahan

yang hampir sesuai (Kelas S3) mencapai 7,36% serta lahan yang tidak

sesuai (Kelas N1 dan N2) mencapai 5,21% dan 1,38%.

2. a. Sistem informasi geografis ini menyediakan layanan perizinan bagi

developer atau pengembang industri besar untuk mendapatkan surat

rekomendasi perizinan di dalam penentuan kesesuaian lahan lokasi

industri besar dengan memenuhi persyaratan – persyaratan sesuai

dengan DTRBP Kabupaten Serang dan peraturan pemerintah yang

berlaku.

b. Dengan sistem informasi geografis ini maka penyampaian informasi

spasial mengenai kesesuaian lahan lokasi industri besar maupun non

spasial juga dapat disajikan dalam bentuk tampilan peta interaktif dan

184
185

tabel yang lebih baik dan mudah dimengerti sehingga informasi

kesesuaian lahan lokasi industri besar dapat diinformasikan dengan baik.

Sistem diharapkan dapat meringankan ataupun memudahkan DTRBP

Kabupaten Serang di dalam mengatur data/informasi spasial maupun

non spasial dari setiap laporan.

5.2 Saran

Dikarenakan adanya keterbatasan dalam pelaksanaannya, maka

penelitian ini mempunyai kelemahan yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam penelitian lanjut. Adapun saran yang dapat penulis berikan

adalah :

- Faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri besar dalam

penelitian ini hanya berdasarkan pada karakteristik fisik lahan

dengan parameter kemiringan lereng, jenis tanah dan intensitas curah

dalam proses overlay. Diharapkan pada penelitian serupa

menambahkan variabel lainnya seperti aksesibilitas (akses jalan),

jaringan listrik, faktor sosial ekonomi bahkan lingkungan fisik alam.


DAFTAR PUSTAKA

Amelia S. 2007. Evaluasi Lokasi Kawasan Permukiman Kota Cimahi Menggunakan

Analisis Sistem Informasi Geografis. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi

Magister Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITB.

Arham, Z. 2008. Modul Kuliah Sistem Informasi Geografis. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. Kabupaten Serang Dalam Angka 2012.

Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang.

Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan

Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Darmawan E. 2003. Teori dan Implementasi Perancangan Kota. Semarang: Badan

Penerbit Undip.

Dirdjojuwono, Roestanto W. 2004. Kawasan Industri Indonesia. Bogor: Penerbit

Pustaka Wira Usaha.

Farid, F. 2004. Identifikasi Faktor Penentu Lokasi Industri di Kota Semarang dan

Daerah Yang Berbatasan. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi Magister

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.

Hartadi, A. 2009. Kajian Kesesuaian Lahan Perumahan Berdasarkan Karakteristik

Fisik Dasar di Kota Fakfak. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi Magister

Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro.

186
187

Jogiyanto, H. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Jogiyanto, H.M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kendall dan Kendall. 2003. System Analysis and Design. New Jersey: Pearson

Education. Diterjemahkan oleh: Hafidh TA. 2003. Jakarta: PT. Indeks

Kelompok Gramedia.

Khadiyanto P. 2005. Tata Ruang Berbasis pada Kesesuaian Lahan. Semarang: Badan

Penerbit Undip.

Lestyono R. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Analisis

Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia: tidak

diterbitkan.

McLeod, R dan George, S. 2004. Sistem Informasi Manajemen Edisi Bahasa

Indonesia. Jakarta: PT. Indeks

McLeod, Raymond & Shell. 2007. Management Information Systems. Publisher:

Upper Saddle River, N.J. : Pearson/Prentice Hall.

Mirayani, Ima. 2009. Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman di Kecamatan

Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Sarjana Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.


188

Nugroho, A. 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object. Bandung:

Informartika.

Nugroho, M.F. 2002. Pola Keruangan dan Faktor - Faktor Lokasi Sentra Industri

Kecil di Kabupaten Klaten. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi Magister

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.

Nuzha, F.D. 2009. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Permukiman Di

Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Skripsi

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.

Obe, Regina & Hsu. 2011. PostGIS in Action. USA. Manning Publications Company.

Oktarinda, R. 2007. Dampak Perkembangan Industri Besar Terhadap Sosial

Ekonomi di Kabupaten Temanggung. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi

Magister Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.

Peranginangin. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL.Edisi I. Yogyakarta:

Andi.

Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Informasi

Goegrafis. Bandung: Informatika.

Prahasta, Eddy. 2007. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan Mapserver.

Bandung: Informatika.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar (Perspektif

Geodesi dan Geomatika). Bandung: Informatika.


189

Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Desktop Untuk Bidang Geodesi dan

Geomatika. Bandung: Informatika.

Pressman. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu).

Yogyakarta: Andi.

Rabiatun. 2012. Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Permukiman Kawasan

Pesisir Kota Medan. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi Pengelolaan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Republik Indonesia. 1990. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun

1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 1995. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1995 Tentang Izin

Usaha Industri. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 1997. Peraturan Pemerintah RI No. 47 Tahun 1997 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 1997

No. 96. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17

Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Dalam Penataan Ruang Wilayah. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 10 Tahun 2011

Tentang RTRW Kab. Serang Tahun 2011-2031.


190

Republik Indonesia. 1980. Surat Keputusan Menteri Pertanian No.

837/KPTS/Um/11/1980 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penetapan Hutan

Lindung. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 1981. Surat Keputusan Menteri Pertanian No.

683/KPTS/Um/8/1981 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penetapan Hutan

Produksi. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rosyid, D.M. 2007. Pengantar Rekayasa Keandalan. Airlangga University. Press.

Surabaya.

Ruvalcaba, Zak. 2002. Penuntun 10 Menit Macromedia Dreamweaver 4. Yogyakarta:

Andi.

Saribun D.S. 2007. Pengaruh Jenis Penggunaan Lahan dan Kelas Kemiringan

Lereng terhadap Bobot Isi, Porositas Total, dan Kadar Air Tanah pada Sub-

DAS Cikapundung Hulu. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Satzinger, J.W., Jackson, R dan Burd, S.D. 2007. System Analysis and Design in a

Changing World. Missouri State: University, Brighan: Young University,

University of New Mexico.

Sidik, B. 2003. MySQL Untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembang Aplikasi

Web.Jilid I. Edisi I. Bandung: Informatika.

Soeling, Pantius D. 2007. Pertumbuhan Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi,

Vol. 15.No.1 (Januari).


191

Sutanta. 2010. Faktor - Faktor Penyebab Tidak Berkembangnya Kawasan Industri

Nguter Kabupaten Sukoharjo. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi Magister

Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.

Wahyuni DE. 2005. Penentuan Kawasan Permukiman Dengan SIG (Studi Kota

Pontianak). Tesis tidak diterbitkan. Program Studi Magister Teknik Geodesi

Bidang Pengutamaan Administrasi Pertanahan ITB.

Whitten, J.L., Bentley, L.D dan Dittman, K.C. 2004. System Analysis and Design

Methods. Diterjemahkan oleh: Tim Penerjemah Andi. Yogyakarta: Andi.

Wignjosoebroto S. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri (Edisi Pertama).

Penerbit: Guna Widya.


LAMPIRAN I
WAWANCARA
LAMPIRAN WAWANCARA

Narasumber : Bpk. Mohammad Hanafiah, ST, MT.

Jabatan : Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang

Penanya : Herry Susanto

Tanggal : 22 April 2013

Tempat : Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang Bidang Tata Ruang

DTRBP Kabupaten Serang

Tema :

- Hambatan di dalam perencanaan kesesuaian lahan lokasi industri besar.

- Mekanisme sistem berjalan dan perencanaan pengembangan sistem DTRBP.

- Mekanisme investasi lokasi industri besar.

Hasil Wawancara

Penanya : Parameter – parameter apa saja yang dibutuhkan di dalam

menentukan kesesuaian lahan lokasi industri khususnya untuk

industri besar?

Narasumber : Berdasarkan pada karakteristik fisik lahan, data yang kami

miliki ada 3 variabel, yakni kemiringan lereng, jenis tanah dan

intensitas curah. Nah, hal ini kami standarisasi kan sesuai

dengan ketentuan SK Menteri Pertanian

No.837/KPTS/UM/11/1980.

Penanya : Bagaimana alur proses di dalam menganalisisnya?


Narasumber : Untuk menganalisis kesesuaian lahan industri besar, 3

variabel atau parameter tersebut di overlay dengan model

intersect (irisan), sebelumnya kita berikan skoring terlebih

dahulu pada setiap parameternya, ketentuannya ini bisa dilihat

pada SK Menteri Pertanian yang telah saya uraikan tadi.

Setelah mendapatkan hasil analisisnya, baru dibuat

klasifikasinya, kalau di Dinas kita buat sebanyak 5 kelas, yaitu

sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, kurang sesuai, dan tidak

sesuai atau S1, S2, S3, N1 dan N2.

Penanya : Apakah ada hambatan dalam perencanaan kesesuaian lahan

lokasi industri besar tersebut? Faktor apa saja yang

berpengaruh?

Narasumber : Tentu saja ada, sejauh ini ada beberapa hambatan yang kami

temukan, yaitu data yang ada baik spasial maupun non spasial

masih diragukan kebenarannya dikarenakan data yang kami

punya bukan yang terbaru (ter-update). Seharusnya untuk data

spasial itu minimal 2 tahun terakhir, dan juga ada data dalam

bentuk statistik yang ter-update. Selain itu juga, tingkat

keakurasian data atau peta masih kurang, karena skala yang

seharusnya dipakai untuk industri besar itu 1:5000, sedangkan

untuk Kabupaten Serang masih 1:10000.

Penanya : Bagaimana dengan mekanisme sistem yang berjalan di

DTRBP?
Narasumber : Sistem di Dinas kita masih berjalan secara manual, baik untuk

spasial maupun non spasial, dikarenakan staff atau karyawan di

dinas ini masih kurang dalam pengetahuan sistem informasi.

Untuk pengolahan peta masih sebatas offline atau bisa dibilang

hanya sampai hasil analisis, karena untuk DTRBP sendiri

belum mempunyai website. Untuk distribusi data non spasial

pun masih meng-update secara manual, tapi kita sudah

memulai untuk membangun sistemnya.

Penanya : Lalu, untuk para developer bagaimana mekanisme untuk

investasinya sendiri Pak?

Narasumber : Nah, untuk itu sebelumnya staff dari Dinas kita atau bisa

disebut surveyor mengumpulkan terlebih dahulu data lapangan,

lahan mana saja yang memang layak atau sesuai untuk industri

besar. Biasanya developer datang ke Dinas untuk mengajukan

proposal investasi pembangunan/pengembangan industri besar,

namun untuk hal perizinan itu ditujukan kepada Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Penanaman Modal (BPPTPM)

Kabupaten Serang, setelah sesuai dengan persyaratan yang ada,

maka dokumen baru di setujui oleh Bupati dan surat

perizinannya dikeluarkan.

Penanya : Untuk DTRBP sendiri tugas dan wewenangnya seperti apa

dan bagaimana pak dalam investasi tersebut?


Narasumber : Dinas kita mempunyai tugas dan wewenang dalam

mengeluarkan surat rekomendasi untuk developer, rekomendasi

tersebut sesuai dengan peta RTRW Kab. Serang, apakah

proposal permohonan yang diajukan sesuai dengan RTRW atau

tidak, kalaupun misalnya tidak, kita akan berikan rekomendasi

wilayah mana saja yang memang sesuai untuk

pembangunan/pengembangan industri besar. Setelah itu surat

rekomendasi yang kita keluarkan akan diajukan ke BPPTM

oleh si developer, artinya proposal yang mereka ajukan sudah

sesuai dengan rekomendasi dari DTRBP.

Penanya : Untuk membantu pihak DTRBP, saya berencana membangun

Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Lokasi Industri

Besar wilayah Kabupaten Serang, apakah ada keinginan atau

saran yang diharapkan dari pihak Dinas sendiri untuk

membantu dalam proses visualisasi data spasial maupun non

spasial?

Narasumber : Yang kami harapkan pada aplikasi/penelitian yang akan anda

buat, tentunya dapat membantu dalam hal mempublikasikan

peta analisisis kesesuaian lahan industri besar secara online

atau berbasis web, supaya masyarakat dan pihak developer

dengan mudah dapat menerima informasi secara meluas. Dan

dalam proses perizinan bisa dilakukan secara online, untuk

memudahkan kami dalam pendistribusian data, namun jangan


lupa harus sesuai dengan ketentuan yang telah saya sebutkan,

harus sesuai dengan regulasi dan standarisasi yang ada.

Intisari wawancara

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

menganalisis kesesuaian lahan lokasi industri besar diperlukan 3 variabel atau

parameter berdasarkan karakteristik fisik lahan, yaitu kemiringan lereng, jenis

tanah dan intensitas curah hujan. Dalam proses menganalisis data menggunakan

metode pembobotan (skoring) dengan analisis overlay (tumpang susun) model

intersect (irisan). Untuk pembobotan (skoring), nilai skor dan kelas mengacu pada

SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980. Hasil analisis yang telah

didapat, kemudian diklasifikasikan sebanyak 5 kelas kesesuaian lahan industri

besar, sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. Selain itu, sistem yang

berjalan dalam DTRBP masih manual dalam visualisasi data baik spasial maupun

non spasial. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan sebuah sistem yang dapat

dijadikan tempat untuk memvisualisasikan data spasial dan non spasial secara

online atau berbasis web. Data spasial yang berupa peta analisis kesesuaian lahan

industri besar yang bisa dilihat oleh masyarakat dan dijadikan acuan oleh pihak

developer untuk investasi pembangunan/pengembangan industri besar.


LAMPIRAN II
ANALISIS SPASIAL DAN
TABULASI PERHITUNGAN
LAMPIRAN ANALISIS SPASIAL DAN TABULASI PERHITUNGAN

PEMBERIAN BOBOT (SCORING) SETIAP PARAMETER :

1. Kelas Lereng dan Skornya

No. Kelas Lereng Keterangan Skor


1 0-2 % Datar 20
2 2-15 % Landai 40
3 15-25 % Agak Curam 60
4 25-40 % Curam 80
5 >40 % Sangat Curam 100
2. Kelas Jenis Tanah, Tingkat Kepekaan dan Skornya

No. Jenis Tanah Kepekaan Skor


1 Aluvial Tidak Peka 15
2 Latosol Agak Peka 30
3 Mediteran Kurang Peka 45
4 Regosol Sangat Peka 60

3. Kelas Curah Hujan dan Skornya

No. Curah Hujan Keterangan Skor


1 1500-2000 Rendah 10
2 2000-2500 Sedang 20
3 2500-3000 Tinggi 30
GEOPROCESSING PADA ARCGIS :

- Intersect

Proses ini digunakan untuk pengolahan atau analisis terhadap unsur - unsur

spasial. Adapun langkah - langkahnya sebagai berikut :

1. Munculkan kedua layer (plus tabel atributnya) masukan di dalam

dataframe ArcGIS.

2. Double-click menu/item “Analysis Tools → Overlay → Intersect” pada

ArcToolbox hingga muncul kotak dialog “Intersect”.

3. Pada kotak dialog yang baru muncul ini, tekan tombol “Open” ( )

yang terdapat tepat di sebelah kanan textbox “Input Features” untuk

menentukan nama layer masukan, misalkan ”kelaslereng.shp”.

Keterangan : beberapa saat kemudian, textbox “Output Feature Class”

akan terisi secara otomatis. Jika ingin merubah nama default, bisa

langsung menggantinya secara manual dengan mengetikkannya secara

langsung.
4. Sekali lagi, tekan tombol “Open” ( ) yang terdapat tepat di sebelah

kanan textbox “Input Features” untuk nenentukan nama layer kedua

(intersect feature) yang menjadi masukan fungsi intersect ini, misalkan

“jenistanah.shp”.

5. Pilih item “ALL” di dalam combobox “JoinAttributes”. Aksi ini bersifat

opsional.

6. Kemudian tekan tombol “OK”.

Keterangan : tabel atribut milik “Output Feature Class” merupakan

gabungan dari atribut - atribut milik shapefile yang tergabung ke dalam

“Input Features”.
7. Tampilan unsur - unsur dan tabel atribut hasil fungsi “Intersect” terdapat

pada gambar di bawah ini.

TABEL HASIL ANALISIS KESESUAIAN LAHAN LOKASI INDUSTRI


BESAR

Skor_Total Kelas_Over Ket_Kelas NAMA_KEC Hectares


45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Cikande 348.95
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Kibin 402.05
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Binuang 279.70
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Carenang 340.34
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Tanara 373.68
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Cikeusal 409.43
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Kragilan 304.59
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Kramatwatu 294.76
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Gunungsari 90.73
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Waringinkurung 136.39
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Pontang 463.33
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Pamarayan 127.50
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Ciruas 154.09
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Bandung 297.90
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Tirtayasa 7.05
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Petir 266.74
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Pabuaran 388.37
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Baros 5.09
atau pembatas kurang berarti
45 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Mancak 33.33
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Jawilan 404.29
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Kopo 522.66
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Padarincang 156.39
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Tunjung Teja 30.56
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Bojonegara 162.34
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Pulo Ampel 8.41
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Ciomas 23.33
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Anyar 197.34
atau pembatas kurang berarti
55 S1 lahan tidak mempunyai pembatas yag berat Cinangka 201.80
atau pembatas kurang berarti
80 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Padarincang 1.79
mengurangi produktivitas dan keuntungan
80 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Cinangka 40.28
mengurangi produktivitas dan keuntungan
80 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Ciomas 1.43
mengurangi produktivitas dan keuntungan
80 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Mancak 138.54
mengurangi produktivitas dan keuntungan
85 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Pamarayan 5.72
mengurangi produktivitas dan keuntungan
90 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Pontang 134.73
mengurangi produktivitas dan keuntungan
90 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Kramatwatu 51.85
mengurangi produktivitas dan keuntungan
90 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Tanara 571.16
mengurangi produktivitas dan keuntungan
90 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Tirtayasa 4.84
mengurangi produktivitas dan keuntungan
100 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Baros 14.12
mengurangi produktivitas dan keuntungan
100 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Pabuaran 10.05
mengurangi produktivitas dan keuntungan
100 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Bojonegara 76.89
mengurangi produktivitas dan keuntungan
100 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Pulo Ampel 80.74
mengurangi produktivitas dan keuntungan
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Ciomas 1.54
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Padarincang 92.09
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Cinangka 34.46
untuk penggunaan tertentu secara lestari
85 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Cikeusal 0.42
mengurangi produktivitas dan keuntungan
85 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Gunungsari 80.23
mengurangi produktivitas dan keuntungan
85 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Waringinkurung 198.34
mengurangi produktivitas dan keuntungan
85 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Kragilan 0.36
mengurangi produktivitas dan keuntungan
85 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Petir 1.34
mengurangi produktivitas dan keuntungan
95 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Jawilan 0.09
mengurangi produktivitas dan keuntungan
95 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Tunjung Teja 0.37
mengurangi produktivitas dan keuntungan
95 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Kopo 0.18
mengurangi produktivitas dan keuntungan
95 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Anyar 86.78
mengurangi produktivitas dan keuntungan
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Tunjung Teja 7.49
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Petir 1.82
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Baros 5.20
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Pabuaran 0.43
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Bojonegara 106.13
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Pulo Ampel 64.93
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Anyar 141.16
untuk penggunaan tertentu secara lestari
110 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Mancak 108.64
untuk penggunaan tertentu secara lestari
140 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Baros 3.49
belum dapat diiatasi saat ini
140 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Pabuaran 6.31
belum dapat diiatasi saat ini
140 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Ciomas 152.68
belum dapat diiatasi saat ini
140 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Bojonegara 6.13
belum dapat diiatasi saat ini
140 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Pulo Ampel 0.10
belum dapat diiatasi saat ini
150 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Padarincang 130.86
belum dapat diiatasi saat ini
150 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Cinangka 98.82
belum dapat diiatasi saat ini
75 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Cikande 21.05
mengurangi produktivitas dan keuntungan
75 S2 lahan mempunyai pembatas agak berat yang Bandung 0.17
mengurangi produktivitas dan keuntungan
105 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Gunungsari 13.02
untuk penggunaan tertentu secara lestari
105 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Waringinkurung 88.02
untuk penggunaan tertentu secara lestari
105 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Cikeusal 0.09
untuk penggunaan tertentu secara lestari
120 S3 lahan mempunyai pembatas sangat berat Kramatwatu 15.15
untuk penggunaan tertentu secara lestari
140 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Mancak 75.25
belum dapat diiatasi saat ini
170 N2 lahan mempunyai pembatas sangat berat dan Ciomas 1.08
tidak mungkin untuk penggunaan tertentu
secara lestari
170 N2 lahan mempunyai pembatas sangat berat dan Padarincang 94.95
tidak mungkin untuk penggunaan tertentu
secara lestari
170 N2 lahan mempunyai pembatas sangat berat dan Cinangka 31.42
tidak mungkin untuk penggunaan tertentu
secara lestari
135 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Gunungsari 0.51
belum dapat diiatasi saat ini
135 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Waringinkurung 4.57
belum dapat diiatasi saat ini
135 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Anyar 2.27
belum dapat diiatasi saat ini
140 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Kramatwatu 0.27
belum dapat diiatasi saat ini
150 N1 lahan mempunyai pembatas sangat berat yang Petir 0.09
belum dapat diiatasi saat ini
180 N2 lahan mempunyai pembatas sangat berat dan Pabuaran 0.09
tidak mungkin untuk penggunaan tertentu
secara lestari
LAMPIRAN III
IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN
WEBGIS SIGKESLIB
LAMPIRAN IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN WEBGIS SIGKESLIB

PROSES IMPLEMENTASI TERHADAP SIGKESLIB :

1. Membuat Database Spasial

Proses pembuatan database spasial dilakukan dengan cara :

- Admin yang telah memperoleh data dari SIGKesLIB dan menyimpannya

ke dalam directory selanjutnya menjalankan Dashboard dari OpenGeo

Suite. Berikut tampilan awal OpenGeo Suite

- Setelah Dashboard OpenGeo Suite berhasil dijalankan maka tahap

selanjutnya adalah membuat database dengan cara klik opsi Manage di

bawah komponen PostGIS untuk menampilkan utilitas pgAdmin.

- Klik dua kali pada server entry (PostgreSQL 8.4 (localhost:5432)) dan

masukkan password.

- Buat database baru dengan cara mengklik kanan Database Item setelah itu

klik New Database dan isi database properties baru sesuai dengan

ketentuan.
- Selanjutnya pilih database item SIGKesLIB yang baru dibuat maka akan

terlihat public schema dari database sigkeslib

- Masuk ke jendela query SQL dengan cara klik Tools -> Tool Query. Untuk

melakukan uji coba apakah database telah berhasil dibuat dan berfungsi,

isi kolom SQL Editor dengan query text seperti yang terdapat pada

gambar, kemudian klik tombol Play yang terdapat pada toolbar atau tekan

F5 pada keyboard untuk mengeksekusi query text yang telah dibuat. Jika

tidak ada kesalahan dalam proses maka pembuatan database telah berhasil

dan siap untuk digunakan.

2. Memasukkan Data Spasial ke dalam Database

Berikut ini adalah proses memasukkan data spasial ke dalam database :

- Melalui Dashboard OpenGeo Suite yang menjadi pusat dari aplikasi

OpenGeo Suite, admin memasukkan data spasial ke dalam database yang

telah dibuat dengan cara klik opsi Import shapefile di bawah komponen

PostGIS sehingga muncul tampilan jendela import shapefile. Cari shape

file yang akan di-input dan isi ketentuan sesuai dengan yang ada pada

gambar di bawah dan klik tombol Test Connection untuk memastikan

apakah koneksi database telah berhasil dilakukan.

- Klik tombol Options dan atur import option seperti gambar di bawah.
- Klik tombol Import sebagai akhir dari proses memasukkan data ke dalam

database.

- Lakukan proses pemasukan data pada data shape file lainnya.

3. Memuat Shape File ke dalam GeoServer

Berikut ini adalah proses memasukkan data spasial ke dalam database :

- Melalui Dashboard OpenGeo Suite yang menjadi pusat dari aplikasi

OpenGeo Suite, admin memuat data spasial ke dalam GeoServer dengan

cara klik opsi Configure di bawah komponen GeoServer sehingga muncul

tampilan localhost GeoServer pada internet browser. Admin masukkan

Username dan Password terlebih dahulu untuk mengaktifkan GeoServer

- Klik menu Workspaces pada list menu data dan buat workspace baru

dengan cara klik Add new workspace. Seperti pada gambar.


- Isi ketentuan konfigurasi workspasce baru sesuai dengan gambar di

bawah. Akhiri dengan klik tombol Submit.

- Buat store baru dengan cara klik menu Stores pada daftar menu Data dan

buat store baru dengan cara klik Add new store.

- Pilih PostGIS sebagai vektor data sources yang dituju dan dilanjutkan

dengan mengisi informasi store sesuai dengan gambar di bawah. Akhiri

dengan klik tombol Save.


- Di bawah ini adalah tampilan data spasial yang terdapat pada database

sigkeslib. Klik Publish pada setiap baris layer dan isi ketentuan publish

sesuai dengan gambar di bawah. Akhiri proses dengan klik tombol Save.

Ulangi proses memuat data pada data spasial yang telah terdapat pada

database SIGKesLIB.

- Lanjutkan dengan klik menu Preview pada daftar menu Data dan klik

OpenLayer pada baris layer untuk melihat tampilan data spasial.


- Tampilan dibawah ini dengan OpenLayer.

4. Edit tampilan Data Spasial

Sebelum data spasial siap untuk memasuki proses selanjutnya, style dari data

spasial harus di-edit terlebih dahulu dengan setingan style yang telah dibuat

adapun contoh script XML seperti pada gambar dibawah ini.


TAMPILAN WEBGIS SIGKESLIB :

1. Masyarakat - Halaman Beranda


2. Developer - Halaman Beranda setelah
3. Masyarakat - Halaman Peta Analisis SIGKesLIB

4. Admin dan Kepala Dinas - Halaman login SIGKesLIB


5. Admin - Halaman Beranda

6. Admin - Halaman Mengelola Peta Analisis


7. Admin - Halaman Input Data Industri Besar

8. Admin - Halaman Perizinan Masuk


9. Kepala Dinas - Halaman Beranda

10. Kepala Dinas - Halaman Cetak Laporan Data Industri Besar


11. Kepala Dinas - Halaman Rekomendasi Perizinan
LAMPIRAN IV
SOURCE CODE SIGKESLIB
index.php (masyarakat) <script src="js/jquery.min.js"

<!DOCTYPE html PUBLIC "- type="text/javascript"></script>

//W3C//DTD XHTML 1.0 <script src="js/basiccalendar.js"

Strict//EN" type="text/javascript"></script>

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD <link rel="stylesheet"

/xhtml1-strict.dtd"> type="text/css"

<html href="css/ddsmoothmenu.css" />

xmlns="http://www.w3.org/1999/xht <link rel="stylesheet"

ml"> type="text/css"

<head> href="css/ddsmoothmenu-v.css" />

<meta http-equiv="content-type" <script type="text/javascript"

content="text/html; charset=utf-8" /> src="js/ddsmoothmenu.js"></script>

<title>SIGKesLIB - Kabupaten <script

Serang</title> src="js/excanvas.js"></script>

<meta name="keywords" content="" <script

/> src="js/coolclock.js"></script>

<meta name="description" <script

content="" /> src="js/moreskins.js"></script>

<link href="css/default.css" <script type="text/javascript"

rel="stylesheet" type="text/css" /> src="js/jquery.jcarousel.min.js"></sc

<link href="images/favicon.gif" ript>

rel="icon" type="image/x-icon" />


<link rel="stylesheet" $('.scroll-

type="text/css" href="css/skin.css" pane').jScrollPane({showArrows:

/> true});

<script type="text/javascript" });

src="js/jqFancyTransitions.js"></scri </script>

pt> <script>

<script type="text/javascript" $(document).ready( function(){

src="js/jquery.mousewheel.js"></scr $('#slideshowHolder').jqFanc

ipt> yTransitions({ navigation: false,

<script type="text/javascript" width: 400, height: 290, effect:

src="js/jquery.jscrollpane.min.js"></ 'wave', titleOpacity: 0.7, delay: 5000

script> });

<script type="text/javascript" });

src="js/mwheelIntent.js"></script> </script>

<link rel="stylesheet" <script type="text/javascript">

type="text/css" jQuery(document).ready(function() {

href="css/jquery.jscrollpane.css" /> jQuery('#mycarousel').jcarousel({

<script src="js/gen_validatorv4.js" vertical: true,

type="text/javascript"></script> scroll: 2

<script type="text/javascript"> });

$(function() });

{ </script>
<script type="text/javascript"> arrowswap: true, // enable

ddsmoothmenu.init({ rollover effect on menu arrow

mainmenuid: images?

"smoothmenu1", //menu DIV id //customtheme: ["#804000",

orientation: 'h', //Horizontal "#482400"],

or vertical menu: Set to "h" or "v" contentsource: "markup"

classname: 'ddsmoothmenu', //"markup" or ["container_id",

//class added to menu's outer DIV "path_to_menu_file"]

//customtheme: ["#1c5a80", })

"#18374a"], </script>

contentsource: "markup" <style>

//"markup" or ["container_id", .main {

"path_to_menu_file"] width:217px;

}) border:1px solid black;

ddsmoothmenu.init({ }

mainmenuid: .month {

"smoothmenu2", //Menu DIV id background-color:black;

orientation: 'v', //Horizontal font:bold 12px verdana;

or vertical menu: Set to "h" or "v" color:white;

classname: 'ddsmoothmenu- }

v', //class added to menu's outer DIV .daysofweek {

method: 'toggle', // set to background-color:gray;

'hover' (default) or 'toggle' font:bold 12px verdana;


color:white; </head>

} <body>

.days { <div id="header">

font-size: 12px; <div id="logo">

font-family:verdana; </div>

color:black; <br><br><br><br>

background-color: lightyellow; <div id="smoothmenu1"

padding: 2px; class="ddsmoothmenu">

} <ul>

.days #today{ <li><a

font-weight: bold; href="komentar.php">Komentar</a>

color: blue; </li>

} <li><a

#lihat{ href="peta.php">Peta

margin:0px auto; Analisis</a></li>

padding:10px; <li><a

border:0px; style="color:#ffffff;">Informasi

cursor:pointer; Publik</a>

width:440px; <ul>

} <li><a

</style> href="daftar_industri.php">Daftar

Industri Besar</a></li>
<li><a <ul>

href="unduh.php">Daftar <li>

Unduh</a></li> <h4><a

</ul> href="profil.php" title="Profil

</li> Daerah">Profil</a></h4>

<li><a <hr><br>

href="index.php">Beranda</a></li> </li>

</ul>

</div> <li>

</div> <h4><a href="vimi.php"

<div id="content"> title="Visi & Misi">Visi &

<div id="sidebar"> Misi</a></h4>

<hr><br>

<!-- end #login --> </li>

<div id="updates"

class="boxed"> <li>

<div

class="title"> <h4><a href="struktur.php"

title="Struktur Organisasi">Struktur

<h2>Menu Profil</h2> Organisasi</a></h4>

</div>

<div <hr><br>

class="content">
<form

</li> id="login" name="login"

method="post"

<li> action="ceklogin.php">

<h4><a <fieldset>

href="tugas.php" title="Tugas Pokok <legend>Sign-

dan Fungsi">Tugas Pokok dan In</legend> <label

Fungsi</a></h4> for="inputtext1">User ID:</label>

<hr><br> <input

</li> id="username" type="text"

</ul> name="username"/>

</div> <label

</div> for="inputtext2">Password:</label>

<!-- end #updates --> <input

<div id="login" id="password" type="password"

class="boxed"> name="password"/>

<div <input

class="title"> id="submit" type="submit"

name="submit" value="Masuk" /

<h2>Akun Developer</h2> <p><a

</div> href="daftar.php">Daftar?</a></p>

<div </fieldset>

class="content"> </form>
</div> <div

</div> class="title">

<h2>Kalender</h2>

<div id="updates" </div>

class="boxed"> <div>

<div <form>

class="title"> <select

<h2>Jam</h2> onChange="updatecalendar(this.opti

</div> ons)">

<div <script type="text/javascript">

class="content"> var

themonths=['Januari','Februari','Mare

<canvas style="width: 400px; t','April','Mei','Juni',

height: 400px;" height="400" 'Juli','Agustus','September','Oktober','

width="400" November','Desember']

id="_coolclock_auto_id_0" var todaydate=new Date()

class="CoolClock:chunkySwiss"></ var

canvas> curmonth=todaydate.getMonth()+1

</div> //get current month (1-12)

</div> var curyear=todaydate.getFullYear()

<div id="updates" //get current year

class="boxed">
function </script>

updatecalendar(theselection){ </select>

var <div id="calendarspace">

themonth=parseInt(theselection[thes <script>

election.selectedIndex].value)+1 //write out current month's calendar

var calendarstr=buildCal(themonth, to start

curyear, "main", "month", document.write(buildCal(curmonth,

"daysofweek", "days", 0) curyear, "main", "month",

if (document.getElementById) "daysofweek", "days", 0))

document.getElementById("calendar </script>

space").innerHTML=calendarstr </div>

} </form>

document.write('<option </div>

value="'+(curmonth-1)+'" </div>

selected="yes">Pilih </div>

Bulan</option>') <!-- end #sidebar -->

for (i=0; i<12; i++) //display option <div id="main">

for 12 months of the year <div id="welcome"

document.write('<option class="post">

value="'+i+'">'+themonths[i]+' <h2

'+curyear+'</option>') class="title"><span>Selamat Datang

di SIGKesLIB</span></h2>
<div <!-- end #welcome --

class="story"> >

<center><div <div id="example"

id="slideshowHolder"> class="post">

<h2

<img class="title"><span>Berita

src="images/Industri/industri11.jpg" Terkini</span></h2>

alt="Dinas Tata Ruang Bangunan <div

dan Perumahan Kab. Serang" /> class="scroll-pane">

<?php

<img

src="images/Industri/industri13.jpg" include("koneksi.php");

alt="Dinas Tata Ruang Bangunan include

dan Perumahan Kab. Serang" /> "indo.php";

$query =

<img 'SELECT * FROM berita ORDER

src="images/Industri/industri12.jpg" BY id_berita DESC LIMIT 0,2';

alt="Dinas Tata Ruang Bangunan $hasil =

dan Perumahan Kab. Serang" /> mysql_query($query);

while($r =

</div> mysql_fetch_array($hasil)) {

</div> echo '<div

</div> class="story"
kode="'.$r['id_berita'].'"><p><strong

>'.$r['judul'].'</strong></p> <h2>Link Terkait</h2>

</div>

<p>'.TanggalIndo($r['tanggal' <div

]).' | Ditulis oleh : '.$r['penulis'].'</p> class="content">

<p>'.$r['isi'].'</p> <center><ul id="mycarousel"

</div>'; class="jcarousel-skin-tango">

?> <li><a

</div> href="http://serangkab.go.id/"

<div target="_blank"><img

class="meta"> src="images/kabserang.png"

</div> title="Pemerintah Kabupaten

</div> Serang" width="75" height="75"

/></a></li>

</div>

<!-- end #main --> <li><a

<div id="sidebar2"> href="http://www.serangkota.go.id/"

<div id="sponsors" target="_blank"><img

class="boxed"> src="images/kotaserang.jpg"

<div title="Kota Serang" width="75"

class="title"> height="75" /></a></li>


<li><a <div id="footer">

href="http://bantenprov.go.id/" <p id="legal">Copyright

target="_blank"><img &copy; 2013 SIGKesLIB | Designed

src="images/provbanten.png" by SIGKesLIB | DTRBP</p>

title="Provinsi Banten" width="75" <p id="legal">Jl. Sama'un

height="75" /></a></li> Bakrie Kab. Serang | (0254) 202 521

<li><a | <a

href="http://kemenperin.go.id/" href="mailto:info@dtrbp.serangkab.

target="_blank"><img go.id">info@dtrbp.serangkab.go.id<

src="images/kementri.png" /a></p>

title="Kementerian Perindustrian" </div>

width="75" height="75" /></a></li> <script language="JavaScript"

type="text/javascript">

</ul> var frmvalidator = new

</div> Validator("login");

</div> frmvalidator.addValidation("userna

<!-- end #sponsors --> me","req","Isi Username Anda..");

</div> frmvalidator.addValidation("passwor

<div style="clear: d","req","Isi Password Anda..");

both;">&nbsp;</div> </script>

</div> </body>

<!-- end #sidebar2 --> </html>

<!-- end #content -->


index.php (admin) if (!isset($_SESSION['level']))

<?php {

// memulai session header('location:login.php');

include "koneksi.php"; }

session_start();

error_reporting(0); if (!isset($_SESSION['username']))

if (isset($_SESSION['level'])) header('location:login.php');

{ }

// jika akses dinas ?>

if ($_SESSION['level'] == <!DOCTYPE html PUBLIC "-

"admin") //W3C//DTD XHTML 1.0

{ Strict//EN"

} "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD

// jika kondisi akses bukan /xhtml1-strict.dtd">

dinas <html

else if ($_SESSION['level'] xmlns="http://www.w3.org/1999/xht

!= "admin") ml">

{ <head>

header('location:login.php'); <meta http-equiv="Content-Type"

} content="text/html; charset=iso-

} 8859-1" />

<title>Halaman Admin</title>
<meta name="keywords" content="" ","September","Oktober","November

/> ","Desember")

<meta name="description"

content="" /> function getthedate(){

<link href="css/default.css" var mydate=new Date()

rel="stylesheet" type="text/css" /> var year=mydate.getYear()

<link href="images/favicon.gif" if (year < 1000)

rel="icon" type="image/x-icon" /> year+=1900

<script src="js/jquery.min.js" var day=mydate.getDay()

type="text/javascript"></script> var month=mydate.getMonth()

<script src="js/menuV2.js" var daym=mydate.getDate()

type="text/javascript"></script> if (daym<10)

<script type="text/javascript" daym="0"+daym

src="js/jquery.js"></script> var hours=mydate.getHours()

var minutes=mydate.getMinutes()

<script> var seconds=mydate.getSeconds()

var dn="AM"

var dayarray=new if (hours>=12)

Array("Minggu","Senin","Selasa","R dn="PM"

abu","Kamis","Jumat","Sabtu") if (hours>12){

var montharray=new hours=hours-12

Array("Januari","Februari","Maret"," }

April","Mei","Juni","Juli","Augustus if (hours==0)
hours=12 if

if (minutes<=9) (!document.all&&!document.getEle

minutes="0"+minutes mentById)

if (seconds<=9) getthedate()

seconds="0"+seconds function goforit(){

//change font size here if

var cdate="<font color='ffffff' (document.all||document.getElement

face='Arial'><b>"+dayarray[day]+", ById)

"+daym+" "+montharray[month]+", setInterval("getthedate()",1000)

"+year+" }

"+hours+":"+minutes+":"+seconds+" </script>

"+dn

+"</b></font>" <script type="text/javascript">

if (document.all) function ambilKomentar(){

document.all.clock.innerHTML=cdat $.ajax({

e type:

else if (document.getElementById) "POST",

document.getElementById("clock").i url:

nnerHTML=cdate "simpan.php?act=select",

else

document.write(cdate) dataType:'json',

success: function(response){
</div>

$("#jumlah_komentar").text(" <div id="content">

("+response+")"); <div id="sidebar">

timer = <!-- end #login -->

setTimeout("ambilKomentar()",1000 <div id="updates"

); class="boxed">

} <div

}); class="title">

$(document).ready(function(){ <h2>Menu Admin</h2>

ambilKomentar(); </div>

}); <div

</script> class="content">

<ul

</head> id="menuV2">

<body onLoad="goforit()">

<li>

<div id="header">

<div id="logo"> <h4><a

href="index.php">Beranda</a></h4

</div> >
href="mod_berita/berita.php"><span

<hr><br> ><img src="images/blue.gif"

width="9" height="10" border="0"

</li> alt="">&nbsp;Berita</span></a></li

><hr>

<li> <li><a

href="mod_industri/industri.php"><s

<h4><a pan><img src="images/blue.gif"

href="mod_peta/peta.php">Mengelol width="9" height="10" border="0"

a Peta</a></h4> alt="">&nbsp;Data Industri

Besar</span></a></li><hr>

<hr><br> <li><a

href="mod_unggah/unggah.php"><s

</li> pan><img src="images/blue.gif"

width="9" height="10" border="0"

<li> alt="">&nbsp;Unggah

File</span></a></li><hr>

<h4><a>Mengelola </ul>

Informasi</a></h4><hr>

</li><br>

<ul>

<li>

<li><a
<h4><a <h4><a

href="mod_pengguna/pengguna.php href="logout.php">Keluar</a></h4>

">Mengelola Pengguna <hr>

Sistem</a><span></span></h4> </li>

<hr><br> </ul>

</li> </div>

<li> </div>

<h4><a <!-- end #updates -->

href="mod_perizinan/perizinan.php" </div>

>Perizinan Masuk</a></h4> <!-- end #sidebar -->

<hr><br> <div id="main">

</li> <li> <div id="welcome"

class="post">

<h4><a <h2

href="mod_komentar/komentar.php" class="title"><span>Selamat Datang

>Komentar Masuk</a>&nbsp;<span di Halaman

style="color:#FF0000" Administrator</span></h2>

id="jumlah_komentar"></span></h4 <h3

> class="date"><span class="content"

<hr><br> id="clock">

</li> <br>

<li> </span></h3>
<div </div>

class="story"><img <!-- end #sidebar2 -->

src="images/administrator.png" <!-- end #content -->

alt="" width="120" height="120" <div id="footer">

class="left" /> <p id="legal">Copyright

<p>Hai &copy; 2013 SIGKesLIB | Designed

<strong><i>Administrator</i></stro by SIGKesLIB</p>

ng>, selamat datang di halaman <p id="legal">Kabupaten

Administrator Serang | Sepi Ing Pamrih Rame Ing

<strong><i>SIGkesLIB</i></strong Gawe</p>

>.<br> Silahkan pilih menu admin </div>

yang berada di sebelah kiri untuk </body>

mengelola </html>

website.</p><br><br><br><br><br>

<br> peta.php (developer)

</div> <?php

</div> // memulai session

<!-- end #welcome -- include "koneksi.php";

<!-- end #example --> session_start();

</div> error_reporting(0);

<!-- end #main -->

<div style="clear: if (isset($_SESSION['akses']))

both;">&nbsp;</div> {
// jika akses dinas {

if ($_SESSION['akses'] == header('location:../public/inde

"developer") x.php');

{ }

// jika kondisi akses bukan ?>

dinas

else if ($_SESSION['akses'] <!DOCTYPE html PUBLIC "-

!= "developer") //W3C//DTD XHTML 1.0

{ Strict//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD

header('location:../public/index.php'); /xhtml1-strict.dtd">

} <html

} xmlns="http://www.w3.org/1999/xht

ml">

if (!isset($_SESSION['akses'])) <head>

{ <meta http-equiv="content-type"

header('location:../public/inde content="text/html; charset=utf-8" />

x.php'); <title>Peta Analisis</title>

} <meta name="keywords" content=""

/>

<meta name="description"

if (!isset($_SESSION['username'])) content="" />


<link href="css/default.css" mainmenuid:

rel="stylesheet" type="text/css" /> "smoothmenu1", //menu DIV id

<link href="images/favicon.gif" orientation: 'h', //Horizontal

rel="icon" type="image/x-icon" /> or vertical menu: Set to "h" or "v"

<script src="js/jquery.min.js" classname: 'ddsmoothmenu',

type="text/javascript"></script> //class added to menu's outer DIV

<link rel="stylesheet" //customtheme: ["#1c5a80",

type="text/css" "#18374a"],

href="css/ddsmoothmenu.css" /> contentsource: "markup"

<link rel="stylesheet" //"markup" or ["container_id",

type="text/css" "path_to_menu_file"]

href="css/ddsmoothmenu-v.css" /> })

<script type="text/javascript"

src="js/ddsmoothmenu.js"></script> ddsmoothmenu.init({

<script mainmenuid:

src="js/excanvas.js"></script> "smoothmenu2", //Menu DIV id

<script orientation: 'v', //Horizontal

src="js/moreskins.js"></script> or vertical menu: Set to "h" or "v"

classname: 'ddsmoothmenu-

v', //class added to menu's outer DIV

<script type="text/javascript"> method: 'toggle', // set to

'hover' (default) or 'toggle'

ddsmoothmenu.init({
arrowswap: true, // enable $sql =

rollover effect on menu arrow mysql_query("SELECT * FROM

images? pengguna_sistem WHERE

//customtheme: ["#804000", id_pengguna =

"#482400"], '$_SESSION[id_pengguna]'");

contentsource: "markup" while ($data =

//"markup" or ["container_id", mysql_fetch_array($sql))

"path_to_menu_file"] {

}) $nama = $data['nama'];

</script> ?>

</head>

<body> <div id="kananatas"><font

face="verdana"

<div id="header"> color="#000000"><strong>Hai,

<div align="right"> <?php echo "$nama";

<br> ?></strong></font></div>

<br> <div id="smoothmenu1"

<br> class="ddsmoothmenu">

<br> <ul>

</div> <li><a

href="logout.php">Keluar</a></li>

<?php
<li><a <li><a

href="komentar.php">Komentar</a> href="daftar_industri.php">Daftar

</li> Industri Besar</a></li>

<li><a <li><a

style="color:#ffffff;">Perizinan</a> href="unduh.php">Daftar

<ul> Unduh</a></li>

<li><a </ul>

href="mod_izin/izin.php">Proposal </li>

Permohonan</a></li> <li><a

<li><a href="index.php">Beranda</a></li>

href="mod_izin/syarat.php">Persyar </ul>

atan</a></li> </div>

</ul> </div>

</li> <div id="content">

<li><a <br>

href="peta.php">Peta <iframe style="border:

Analisis</a></li> none;" height="700" width="920"

<li><a src="http://localhost:8080/geoexplor

style="color:#ffffff;">Informasi er/viewer/#maps/5"></iframe>

Publik</a> </div>

<ul> <!-- end #sidebar2 -->

<!-- end #content -->


<div id="footer">

<p id="legal">Copyright

&copy; 2013 SIGKesLIB | Designed

by SIGKesLIB</p>

<p id="legal">Jl. Sama'un

Bakrie Kab. Serang | (0254) 202 521

| <a

href="mailto:info@dtrbp.serangkab.

go.id">info@dtrbp.serangkab.go.id<

/a></p>

</div>

</body>

</html>
LAMPIRAN V
DOKUMEN-DOKUMEN
PENELITIAN
LAMPIRAN DOKUMEN - DOKUMEN PENELITIAN

1. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi


2. Surat Permohonan Data/Riset
3. Surat Rekomendasi Penelitian/Balasan
4. Surat Kelayakan Sistem

Anda mungkin juga menyukai