Catatan Anggaran Sektor Publik - Chapter 1
Catatan Anggaran Sektor Publik - Chapter 1
Anggaran berbasis kinerja ini disusun RKA-SKPD yang telah disusun, dibahas,
berdasarkan pada: dan disepakati bersama antara Kepala
Indikator Kinerja SKPD dan Tim Anggaran Pemerintah
Capaian dan Target Kinerja Daerah (TAPD) digunakan sebagai dasar
Analisis Standar Belanja untuk penyiapan Raperda APBD.
Standar Satuan Kerja Raperda ini disusun oleh pejabat
Standar Pelayanan Minimal pengelola keuangan daerah yang untuk
selanjutnya disampaikan kepada kepala
Prinsip dalam disiplin anggaran yang daerah.
perlu diperhatikan dalam penyusunan
PENYUSUNAN anggaran daerah antara lain adalah: Suatu hal penting yang harus
diperhatikan adalah bahwa sebelum
RENCANA KERJA ↳ Pendapatan yang direncanakan
merupakan perkiraan yang terukur
disampaikan dan dibahas dengan
DPRD, Raperda tersebut harus
DAN ANGGARAN secara rasional yang dapat dicapai
untuk setiap sumber pendapatan,
disosialisasikan terlebih dahulu kepada
masyarakat yang bersifat memberikan
SKPD sedangkan belanja yang dianggarkan
merupakan batas tertinggi
informasi tentang hak dan kewajiban
pemerintah daerah serta masyarakat
Menurut Pasal 89 ayat (3) Permendagri pengeluaran belanja; dalam pelaksanaan APBD pada tahun
Nomor 13 Tahun 2006, setelah ada Nota anggaran yang direncanakan.
↳ Penganggaran pengeluaran harus Penyebarluasan dan/atau sosialisasi
Kesepakatan tersebut di atas Tim
Anggaran (TAPD) menyiapkan surat didukung dengan adanya kepastian tentang Raperda APBD ini dilaksanakan
edaran kepala daerah tentang tersedianya penerimaan dalam oleh Sekretaris Daerah selaku
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD yang jumlah yang cukup dan tidak koordinator pengelola keuangan
harus diterbitkan paling lambat awal dibenarkan melaksanakan kegiatan daerah.
bulan Agustus tahun anggaran yang belum tersedia atau tidak
berjalan. mencukupi kredit anggarannya
dalam APBD/Perubahan APBD; dan
Pengaturan pada aspek perencanaan
diarahkan agar seluruh proses ↳ Semua penerimaan dan pengeluaran
penyusunan APBD semaksimal daerah dalam tahun anggaran yang
mungkin dapat menunjukkan latar bersangkutan harus dimasukan
belakang pengambilan keputusan dalam APBD dan dilakukan melalui
dalam penetapan arah kebijakan rekening Kas Umum Daerah.
umum, skala prioritas dan penetapan
alokasi serta distribusi sumber daya
dengan melibatkan partisipasi
masayarakat. Sementara itu, PENETAPAN APBD
penyusunan anggaran dilakukan
dengan tiga pendekatan, yaitu Proses penetapan APBD melalui
pendekatan kerangka pengeluaran tahapan sebagai berikut:
jangka menengah (KPJM), pendekatan
anggaran terpadu, dan pendekatan 1. Penyampaian dan Pembahasan
anggaran kinerja. Raperda tentang APBD
Menurut ketentuan dari Pasal 104
Pendekatan KPJM adalah pendekatan
Permendagri No. 13 Tahun 2006,
penganggaran berdasarkan kebijakan,
Raperda beserta lampiran-
dengan pengambilan keputusan
lampirannya yang telah disusun dan
terhadap kebijakan tersebut dilakukan
disosialisasikan kepada masyarakat
dalam perspektif lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan untuk selanjutnya disampaikan oleh
kepala daerah kepada DPRD paling
PENYIAPAN
implikasi biaya keputusan yang
bersangkutan pada tahun berikutnya lambat pada minggu pertama bulan
Oktober tahun anggaran sebelumnya
RAPERDA APBD
yang dituangkan dalam prakiraan maju.
Kerangka pengeluaran jangka dari tahun anggaran yang
menengah digunakan untuk mencapai direncanakan untuk mendapatkan
disiplin fiskal secara berkelanjutan. persetujuan bersama. Pengambilan
ANGGARAN SP RESUME
keputusan bersama ini harus sudah 3. Penetapan Perda tentang APBD dan
terlaksana paling lama 1 (satu) bulan Peraturan Kepala Daerah tentang
sebelum tahun anggaran yang Penjabaran APBD
bersangkutan dimulai.
Tahapan terakhir adalah
menetapkan raperda APBD dan
Atas dasar persetujuan bersama
rancangan peraturan kepala daerah
tersebut, kepala daerah menyiapkan
tentang penjabaran APBD yang telah
rancangan peraturan kepala daerah
dievaluasi tersebut menjadi
tentang APBD yang harus disertai
Peraturan Daerah tentang APBD dan
dengan nota keuangan. Raperda
Peraturan Kepala Daerah tentang
APBD tersebut antara lain memuat
Penjabaran APBD paling lambat
rencana pengeluaran yang telah
tanggal 31 Desember tahun
disepakati bersama. Raperda APBD
anggaran sebelumnya. Setelah itu
ini baru dapat dilaksanakan oleh
Perda dan Peraturan Kepala Daerah
pemerintahan kabupaten/kota
tentang penjabaran APBD ini
setelah mendapat pengesahan dari
disampaikan oleh Bupati/Walikota
Gubernur terkait. Selanjutnya
kepada Gubernur terkait paling lama
menurut Pasal 108 ayat (2)
7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,
ditetapkan.
apabila dalam waktu 30 (tiga puluh
hari) setelah penyampaian Raperda
APBD Gubernur tidak mengesahkan
raperda tersebut, maka kepala
daerah (Bupati/Walikota) berhak
menetapkan Raperda tersebut
menjadi Peraturan Kepala Daerah.