Anda di halaman 1dari 3

ISSUE, 23 FEB ANGGARAN SP RESUME

SIKLUS PERENCANAAN APBD


Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Kepala daerah berdasarkan RKPD Proses penyusunan dan pembahasan
Belanja Daerah (APBD) didasarkan pada menyusun rancangan kebijakan PPAS menjadi PPA adalah sebagai
perencanaan yang sudah ditetapkan umum APBD (RKUA). berikut:
terlebih dahulu, mengenai program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Bila Penyusunan RKUA berpedoman 1. Berdasarkan KUA yang telah
dilihat dari perspektif waktunya, pada pedoman penyusunan APBD disepakati, pemda dan DPRD
perencanaan di tingkat pemerintah yang ditetapkan oleh Menteri membahas rancangan prioritas dan
daerah dibagi menjadi tiga kategori Dalam Negeri setiap tahun. Sebagai plafon anggaran sementara (PPAS)
yaitu: contoh untuk bahan penyusunan yang disampaikan oleh kepala
APBD Tahun 2007 Menteri Dalam daerah;
1. Rencana Jangka Panjang Daerah Negeri telah menerbitkan
(RPJPD) merupakan perencanaan Permendagri Nomor 26 Tahun 2006 2. Pembahasan PPAS
pemerintah daerah untuk periode tertanggal 1 September 2006
20 tahun; tentang Pedoman Penyusunan 3. Pembahasan PPAS dilaksanakan
2. Rencana Jangka Menengah Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja dengan langkah-langkah sbb:
(RPJMD) merupakan perencanaan Daerah Tahun Anggaran 2007. a) Menentukan skala prioritas dalam
pemerintah daerah untuk periode 5 urusan wajib dan urusan pilihan;
tahun; Kepala daerah menyampaikan
b) Menentukan urutan program
3. dan Rencana Kerja Pemerintah RKUA tahun anggaran berikutnya,
dalam masing-masing urusan;
Daerah (RKPD) merupakan sebagai landasan penyusunan
perencanaan tahunan daerah RAPBD, kepada DPRD selambat- c) Menyusun plafon anggaran
Sedangkan perencanaan di tingkat lambatnya pertengahan bulan Juni sementara untuk masing-masing
SKPD terdiri dari: Rencana Strategi tahun anggaran berjalan. program.
(Renstra) SKPD merupakan rencana
untuk periode 5 tahun; dan RKUA yang telah dibahas kepala 4. KUA dan PPAS yang telah dibahas
Rencana Kerja (Renja) SKPD daerah bersama DPRD dalam dan disepakati bersama kepala
merupakan rencan akerja tahunan pembicaraan pendahuluan RAPBD daerah dan DPRD dituangkan dalam
SKPD. selanjutnya disepakati menjadi nota kesepakatan yang ditanda
Kebijakan Umum APBD (KUA) tangani bersama oleh kepala daerah
dan pimpinan DPRD.
ANGGARAN 5. Kepala daerah berdasarkan nota

SEMENTARA kesepakatan menerbitkan pedoman


penyusunan rencana kerja dan

(PPAS) anggaran SKPD (RKA- SKPD) sebagai


pedoman kepala SKPD menyusun
Untuk penyusunan rancangan APBD, RKA-SKPD.
diperlukan adanya urutan Prioritas
KEBIJAKAN UMUM dan Plafon Anggaran Sementara
Berdasarkan ketentuan yang
tercantum dalam Pasal 87 ayat (2)
(PPAS). Prioritas dan Plafon
APBD (KUA) Anggaran Sementara atau PPAS
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,
kepala daerah menyampaikan
adalah rancangan program prioritas
rancangan PPAS kepada DPRD untuk
Kebijakan Umum APBD atau KUA dan patokan batas maksimal
dibahas bersama antara TAPD dan
adalah dokumen yang memuat anggaran yang diberikan kepada
panitia anggaran DPRD lambat minggu
kebijakan bidang pendapatan, belanja, Satuan Kerja Perangkat Daerah
kedua bulan Juli dari tahun anggaran
dan pembiayaan serta asumsi yang (SKPD) untuk setiap program
berjalan. Setelah disepakati bersama
mendasarinya untuk periode 1 tahun. sebagai acuan dalam penyusunan
PPAS tersebut ditetapkan sebagai
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA)
Proses penyusunan KUA adalah sebagai (RKA-SKPD) sebelum disepakati
paling lambat pada akhir bulan Juli
berikut: dengan DPRD.
tahun anggaran berjalan.
ANGGARAN SP RESUME

Anggaran berbasis kinerja ini disusun RKA-SKPD yang telah disusun, dibahas,
berdasarkan pada: dan disepakati bersama antara Kepala
Indikator Kinerja SKPD dan Tim Anggaran Pemerintah
Capaian dan Target Kinerja Daerah (TAPD) digunakan sebagai dasar
Analisis Standar Belanja untuk penyiapan Raperda APBD.
Standar Satuan Kerja Raperda ini disusun oleh pejabat
Standar Pelayanan Minimal pengelola keuangan daerah yang untuk
selanjutnya disampaikan kepada kepala
Prinsip dalam disiplin anggaran yang daerah.
perlu diperhatikan dalam penyusunan
PENYUSUNAN anggaran daerah antara lain adalah: Suatu hal penting yang harus
diperhatikan adalah bahwa sebelum
RENCANA KERJA ↳ Pendapatan yang direncanakan
merupakan perkiraan yang terukur
disampaikan dan dibahas dengan
DPRD, Raperda tersebut harus
DAN ANGGARAN secara rasional yang dapat dicapai
untuk setiap sumber pendapatan,
disosialisasikan terlebih dahulu kepada
masyarakat yang bersifat memberikan
SKPD sedangkan belanja yang dianggarkan
merupakan batas tertinggi
informasi tentang hak dan kewajiban
pemerintah daerah serta masyarakat
Menurut Pasal 89 ayat (3) Permendagri pengeluaran belanja; dalam pelaksanaan APBD pada tahun
Nomor 13 Tahun 2006, setelah ada Nota anggaran yang direncanakan.
↳ Penganggaran pengeluaran harus Penyebarluasan dan/atau sosialisasi
Kesepakatan tersebut di atas Tim
Anggaran (TAPD) menyiapkan surat didukung dengan adanya kepastian tentang Raperda APBD ini dilaksanakan
edaran kepala daerah tentang tersedianya penerimaan dalam oleh Sekretaris Daerah selaku
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD yang jumlah yang cukup dan tidak koordinator pengelola keuangan
harus diterbitkan paling lambat awal dibenarkan melaksanakan kegiatan daerah.
bulan Agustus tahun anggaran yang belum tersedia atau tidak
berjalan. mencukupi kredit anggarannya
dalam APBD/Perubahan APBD; dan
Pengaturan pada aspek perencanaan
diarahkan agar seluruh proses ↳ Semua penerimaan dan pengeluaran
penyusunan APBD semaksimal daerah dalam tahun anggaran yang
mungkin dapat menunjukkan latar bersangkutan harus dimasukan
belakang pengambilan keputusan dalam APBD dan dilakukan melalui
dalam penetapan arah kebijakan rekening Kas Umum Daerah.
umum, skala prioritas dan penetapan
alokasi serta distribusi sumber daya
dengan melibatkan partisipasi
masayarakat. Sementara itu, PENETAPAN APBD
penyusunan anggaran dilakukan
dengan tiga pendekatan, yaitu Proses penetapan APBD melalui
pendekatan kerangka pengeluaran tahapan sebagai berikut:
jangka menengah (KPJM), pendekatan
anggaran terpadu, dan pendekatan 1. Penyampaian dan Pembahasan
anggaran kinerja. Raperda tentang APBD
Menurut ketentuan dari Pasal 104
Pendekatan KPJM adalah pendekatan
Permendagri No. 13 Tahun 2006,
penganggaran berdasarkan kebijakan,
Raperda beserta lampiran-
dengan pengambilan keputusan
lampirannya yang telah disusun dan
terhadap kebijakan tersebut dilakukan
disosialisasikan kepada masyarakat
dalam perspektif lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan untuk selanjutnya disampaikan oleh
kepala daerah kepada DPRD paling
PENYIAPAN
implikasi biaya keputusan yang
bersangkutan pada tahun berikutnya lambat pada minggu pertama bulan
Oktober tahun anggaran sebelumnya
RAPERDA APBD
yang dituangkan dalam prakiraan maju.
Kerangka pengeluaran jangka dari tahun anggaran yang
menengah digunakan untuk mencapai direncanakan untuk mendapatkan
disiplin fiskal secara berkelanjutan. persetujuan bersama. Pengambilan
ANGGARAN SP RESUME

keputusan bersama ini harus sudah 3. Penetapan Perda tentang APBD dan
terlaksana paling lama 1 (satu) bulan Peraturan Kepala Daerah tentang
sebelum tahun anggaran yang Penjabaran APBD
bersangkutan dimulai.
Tahapan terakhir adalah
menetapkan raperda APBD dan
Atas dasar persetujuan bersama
rancangan peraturan kepala daerah
tersebut, kepala daerah menyiapkan
tentang penjabaran APBD yang telah
rancangan peraturan kepala daerah
dievaluasi tersebut menjadi
tentang APBD yang harus disertai
Peraturan Daerah tentang APBD dan
dengan nota keuangan. Raperda
Peraturan Kepala Daerah tentang
APBD tersebut antara lain memuat
Penjabaran APBD paling lambat
rencana pengeluaran yang telah
tanggal 31 Desember tahun
disepakati bersama. Raperda APBD
anggaran sebelumnya. Setelah itu
ini baru dapat dilaksanakan oleh
Perda dan Peraturan Kepala Daerah
pemerintahan kabupaten/kota
tentang penjabaran APBD ini
setelah mendapat pengesahan dari
disampaikan oleh Bupati/Walikota
Gubernur terkait. Selanjutnya
kepada Gubernur terkait paling lama
menurut Pasal 108 ayat (2)
7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,
ditetapkan.
apabila dalam waktu 30 (tiga puluh
hari) setelah penyampaian Raperda
APBD Gubernur tidak mengesahkan
raperda tersebut, maka kepala
daerah (Bupati/Walikota) berhak
menetapkan Raperda tersebut
menjadi Peraturan Kepala Daerah.

2. Evaluasi Raperda tentang APBD dan


Rancangan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran APBD
Raperda APBD pemerintahan
kabupaten/kota yang telah disetujui
dan rancangan peraturan kepala
daerah tentang Penjabaran APBD
sebelum ditetapkan oleh Bupati,
Walikota harus disampaikan kepada
Gubernur untuk di-evaluasi dalam
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja.

Evaluasi ini bertujuan demi


tercapainya keserasian antara
kebijakan daerah dan kebijakan
nasional, keserasian antara
kepentingan publik dan kepentingan
aparatur, serta untuk meneliti sejauh
mana APBD tidak bertentangan
dengan kepentingan umum,
peraturan yang lebih tinggi dan/atau
peraturan daerah lainnya. Hasil
evaluasi ini sudah harus dituangkan
dalam keputusan gubernur dan
disampaikan kepada Bupati/Walikota
paling lama 15 (lima belas) hari kerja
terhitung sejak diterimanaya
Raperda APBD tersebut.

Anda mungkin juga menyukai