Rahman Mai
Rahman Mai
PANGGILAN
TANAH AIR
DAN
ETIKA
MERAWAT
BUMI DARI
FEMINIS
EKOLOGIS
Anna Tsing et al (2017) Arts of Living on a Damaged
Planet: Ghosts and Monsters of the Anthropocene
Anthropocene adalah nama satuan
waktu geologis yang diusulkan untuk
epoh baru di mana manusia telah
menjadi kekuatan perusak
metabolisme-metabolisme utama
bumi yang menghasilkan layanan alam.
Kata itu menampilkan sebuah narasi
besar: bumi membutuhkan waktu
jutaan tahun untuk bisa dibentuk
sebagai tempat hidup semua mahluk,
dan dalam sekejap mata saja bisa
dipunahkan. Anna Tsing, Heather Swanson, Elaine Gan, Nils
Bubandt (eds.), Arts of Living on a Damaged Planet:
Keangkuhan kebijakan para penguasa Ghosts and Monsters of the
dan logika modal korporasi membuat Anthropocene (Minneapolis : University of
kita tidak yakin bumi dapat kita Minnesota Press, 2017)
Noer Fauzi Rachman dan Dian Yanuardy Tim Penulis Sajogyo Institute Mia Siscawati dan Noer Fauzi
(2014) MP3EI – Master Plan (2019) Perempuan di Tanah Rachman (2018) Gender dan
Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial Kemelut (Jakarta, Penerbit Politik Konsesi Agraria (Bogor:
Ekologis Indonesia. (Bogor: Sajogyo Kompas) Sajogyo Institute)
Institute)
Pemahaman Bumi sebagai proses
merupakan dasar untuk etika perawatan bumi
“Pandangan tentang alam sebagai sebuah
proses, yang sesungguhnya adalah lebih kuat
dan lebih panjang umurnya daripada
masyarakat dan manusia, merupakan suatu
dasar yang cukup untuk etika perawatan
bumi.
Perempuan dan laki-laki dapat berpartisipasi
dalam gerakan ekologis untuk
menyelamatkan bumi tidak hanya karena
bumi memenuhi kebutuhan-kebutuhan vital
manusia, tetapi karena bumi adalah rumah
bagi banyak makhluk hidup dan tak-hidup,
banyak di antaranya indah dan menginspirasi
dalam diri mereka sendiri.”
Carolyn Merchant (1995) Earthcare: Women and the. Environment.
New York: Routledge. Page xxii
Made in the World
REORGANISASI RUANG DALAM RANGKA PERLUASAN
PRODUKSI, SIRKULASI DAN KONSUMSI KOMODITAS GLOBAL
III
I II
Indonesia tanah airku,Tanah tumpah Indonesia tanah yang mulia,Tanah kita yang Indonesia tanah yang suci, Tanah kita yang
darahku, kaya, sakti,
Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku. Di sanalah aku berdiri, Untuk selama-lamanya. Di sanalah aku berdiri, N'jaga ibu sejati.
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah Indonesia, tanah pusaka, Pusaka kita Indonesia, tanah berseri, Tanah yang aku
airku, semuanya, sayangi,
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu. Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia. Marilah kita berjanji, Indonesia abadi.
Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Suburlah tanahnya, Suburlah jiwanya, Selamatlah rakyatnya, Selamatlah putranya,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya, Bangsanya, Rakyatnya, semuanya, Pulaunya, lautnya, semuanya.
Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya, Majulah Negerinya, Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya. Untuk Indonesia Raya. Untuk Indonesia Raya.