Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Nama : Wa Ode Nur Siti Fatimah

NRP : G451190021

Program studi : Kimia

Judul penelitian : Profil Metabolit Daun Dan Variasi Kandungan Hara Metal
Pada Tumbuhan Jarak Pagar Dan Kemiri Sunan Pada Media
Terkontaminasi Tailing Tambang Emas Menggunakan LC-
MS/MS

Komisi pembimbing : 1. Dr. Deden Saprudin, S.Si, M.Si


2. Dr. Ir. Hamim, M.Si

Kelompok ilmu : Ilmu Tumbuhaan

Hari/tanggal :

Waktu :

Tempat :
Profil Metabolit Daun Dan Variasi Kandungan Hara Metal Pada Tumbuhan
Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Dan Kemiri Sunan (Reutealis Trisperma) Pada
Media Terkontaminasi Tailing Tambang Emas Menggunakan LC-Ms/Ms
(Profile of secondary metabolites and Variation of Metal Nutrition Content In Jatropha
Curcas L. And Reutealis Trisperma Plants grawn In the Media contaminated by Gold
Mining Tailings Using LC-Ms/Ms)

Wa Ode Nur Siti Fatimah1, Deden Saprudin2, Hamim3

ABSTRACT

Problems that occur in the environment do not escape the increase in industry. This is
because there are various industries that utilize materials that cannot be degraded and
become waste that harms the environment. One of the efforts to reduce the presence of
heavy metals in the environment is phytoremediation. This type of plant can be used as
a phytoremediation agent to reduce pollutants in the environment including heavy metal
contaminants due to industrial activities. This study aims to analyze the merphological
response, nutrient content and changes in metabolites of compounds based on HPLC-
Ms/Ms analysis of Jatropha plants and Trisperma which received treatment with gold
mine tailings checks. The study was conducted using a complete randomized design
with two factors consisting of four plant species: J. Curcas and R. Trisperma and three
tailings concentrations (0, 50, and 100 %).That gold mine tailings caused a significant
decline in growth in all species both on plant height and leaf count. The higher the
concentration of tailings, the more disturbed plant growth. There is a difference between
these 2 plants is that pecan sunan does not contain sulfur metal elements, but at fence
distances it contains sulfur metal elements, but it is not proven at the time of
identification of metabolite compounds using LC-Ms/Ms. As well as in the
identification of compounds in different treatments on gold tailings planted at fence
distances and pecan sunan using LC-Ms/Ms with the results of 54 identified compounds,
the identified compounds consist of compounds derived from the amino acid group,
flavonoids, triterpenoids, steroids, alkaloids, nucleic acids, and phenolic acids.

Keywords : Phytoremediation, LC-Ms/Ms, XRF Spectrum , R. Trisperm, J. curcas

PENDAHULUAN
Penambangan emas merupakan salah satu aktivitas manusia yang beresiko besar
terhadap pencemaran logam berat melalui tailing yang dihasilkan. Tailing adalah residu
limbah aktivitas pertambangan yang didominasi oleh tekstur pasir, miskin hara, dan
sering kali mengandung unsur logam berat (Fashola et al. 2016). Bayu et al. (2019)
menyatakan bahwa Pb merupakan salah satu logam berat yang ditemukan pada tailing
dalam konsentrasi tinggi.

1
Mahasiswa Magister Program Studi Kimia, Sekolah Pascasarjana IPB
2
Ketua komisi pembimbing, Dosen Kimia, FMIPA IPB
3
Anggota komisi pembimbing, Dosen Biologi Tumbuhan, FMIPA IPB
Keberadaan logam berat di lingkungan sangat berbahaya bagi makhluk hidup,
karena logam berat tidak dapat didegradasi secara biologis sehingga akan terakumulasi
di dalam jaringan. Konsentrasi logam yang terlalu tinggi dapat menjadi sumber bahan
beracun dan bersifat karsinogenik bagi makhluk hidup. Dampak cemaran logam berat
pada manusia maupun hewan diantaranya adalah adanya kandungan logam berat pada
darah dan berakhir pada timbulnya beragam penyakit.
Penanggulangan limbah logam berat yang terkandung pada tailing dapat
dilakukan dengan bantuan tanaman (fitoremediasi) (Agamuthu et al. 2010).
Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah
atau perairan yang terkontaminasi. Metode ini telah diakui sebagai metode yang efisien
dan efektif untuk mengurangi kontaminan dari banyak lokasi, termasuk area yang
terkontaminasi logam berat (Edao 2017). Tanaman yang memiliki kemampuan untuk
bertahan pada lingkungan tercemar dan memiliki kemampuan mengakumulasi logam
berat dapat disebut dengan tanaman hiperakumulator (Cho-Ruk et al. 2006; Sarwar et al.
2017). Efektivitas fitoremediasi dalam mengurangi logam berat tergantung pada
kapasitas tanaman untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat tertentu ke bagian
tajuk (Yargholi et al. 2008), sementara tanaman masih mampu tumbuh dengan baik
serta memiliki biomassa yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu terus dikembangkan
upaya untuk mendapatkan tanaman dengan kemampuan yang tinggi untuk menyerap
logam berat sebagai tanaman akumulator.
Terdapat beberapa kriteria tanaman yang digunakan sebagai agen fitoremediasi
logam berat seperti memiliki pertumbuhan yang cepat, memproduksi biomassa yang
tinggi, sistem perakaran yang dalam (Capuana 2011) serta memiliki sifat toleran, dan
mengakumulasi logam berat. Tanaman seperti Jatropha curcas (jarak pagar) dan
Reutealis trisperma (kemiri sunan) dapat digunakan sebagai fitoremediator pada lahan
tercemar limbah tambang emas. Dua spesies tersebut selain dapat digunakan sebagai
fitoremediator. Jarak pagar adalah tanaman yang potensial untuk fitoremediasi tanah
atau tanah tercemar dengan berbagai macam logam berat (Edao 2017). Kemiri sunan
memiliki kemampuan adaptasi yang baik untuk tumbuh di lahan marginal seperti, tanah
sangat kering, dan tanah masam (Pranowo et al. 2015), dan mampu beradaptasi dengan
limbah cair tambang emas (Hamim et al. 2017). Hingga saat ini belum ada publikasi
terkait dengan aspek-aspek metabolit jarak pagar dan kemiri sunan sebagai repon
terhadap cekaman logam berat. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk, Mengamati
respon merfologi, respon kandungan hara maupun respon perubahan metabolit dari
senyawa berdasarkan analisis HPLC-MS/MS dari tanaman jarak pagar dan kemiri sunan
yang mendapatkan perlakuan dengan cekaman tailing tambang emas.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan dari Agustus 2020 hingga Januari 2021, dilaksanakan di
Lahan Green House Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam IPB, Laboratorium analitik, dan Laboratorium Advance IPB. Tailing tambang
emas diperoleh dari PT Aneka Tambang UBPE Pongkor, Bogor, Jawa Barat.

Bahan penelitian
Tanaman yang digunakan pada penelitian yaitu jarak pagar (Jatropha curcas L.) dan
kemiri sunan (Reutealis trisperma) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman
Industri dan Penyegar (BALITTRI), Sukabumi, Jawa Barat. Aquadest, alkohol, NH3,
CHCl3, H2SO4, dietil eter, HCl pekat, serbuk Mg, amil alkohol, FeCl3 10%, pereaksi uji
fitokimia, ethanol PA, NHO3, asetonitril, asam format dan kertas saring.

Metode Percobaan
Perlakuan awal, biji tanaman jarak pagar dan kemiri sunan dikecambahkan dalam
bedengan. Setelah berkecambah, tanaman ditanam dalam pot kecil berukuran 7 cm
hingga berumur 1 bulan. Setelah 1 bulan tanaman dipindahkan ke dalam polybag yang
sudah dipersiapkan untuk perlakuan. media pertumbuhan disiapkan menggunakan
campuran tanah dan dan kompos dengan perbandingan 1:3 (v/v), kemudian tanaman
diberi perlakuan tailing tambang emas dengan konsentrasi berbeda. Setiap polybag diisi
degan campuran tersebut hingga mencapai bobot menjadi 6 kg per polybag, Untuk
membantu pertumbuhan awal, setiap polybag diberikan 500 gram kompos. Satu
tanaman ditanam di setiap polybag. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
rancangan acak lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah 2
jenis tanaman, yaitu Jarak pagar, dan kemiri sunan. Faktor kedua adalah 3 konsentrasi
tailing dalam media pertumbuhan, yaitu campuran media biasa tanpa penambahan
tailing (sebagai kontrol) tailing tambang emas dengan konsentrasi 50%, dan tailing
tambang emas dengan konsentrasi 100%.

Pengamatan pertumbuhan dan pengambilan sampel untuk analisis


Pertumbuhan tanaman diamati selama 3 bulan dengan mencatat, tinggi, jumlah
daun, bobot kering tajuk dan akar. Setelah diamati pertumbuhan tanaman jarak pagar
dan kemiri sunan siap dipanen pada umur 3 bulan untuk dilakukan pengujian pada profil
metabolit pada tanaman tersebut.

Analisis Metabolit Sekunder Jaringan Tumbuhan


Sampel di bersihkan kemudian di keringkan setelah di keringkan dihaluskan
selanjutnya di ekstraksi sebanyak 10 gram serbuk daun jarak pagar dan kemiri sunan
dengan melarutkan pada ethanol PA di dalam gelas beker dengan perbandingan 1:10
dan suhu ekstraksi (30°C dan 40 °C). Ultrasonikasi dilakukan selama 30 menit dengan
menggunakan gelombang ultrasonic 42 Hz, setelah itu ekstrak disaring supernatan
dikumpulkan, dan pelarut diuapkan dengan rotary evaporator dalam vakum pada suhu
45 °C untuk mendapatkan ekstrak, kemudian dikumpulkan dalam botol kaca amber dan
disimpan pada suhu 30 °C. Selanjutnya dilakukan uji fitokimia dengan metode
(Setyowatdan Bermawie 2016) yaitu uji Alkaloid, Uji Flavonoid dan fenol, Uji
Tripernoid dan steroid.
Identifikasi profil metabolit dengan LC-MS/MS
Uji identifikasi komponen kimia dengan perlakukan Sebanyak 5 mg ekstrak
pekat sampel ditimbang, lalu di larutkan dalam 1 ml ethanol. Pelarutan ekstrak
mengunakan ultrasonikator selama 30 menit. Hasil sonikasi di masukkan ke dalam labu
ukur 5 ml, kemudian tambahkan ethanol sampai tanda bata. Selanjutnya larutan disaring
dengan filter dan sebanyak 2,50 μl filtrate diinjeksikan ke dalam LC-ESI-QTOF.
Analisis LC-MS dilakukan dengan menggunakan UPLC-MS dilengkapi dengan pompa
biner. Parameter ESI yang digunakan suhu kapiler 120 °C, gas alat penyemprot 50 L/h,
dan sumber tegangan +2.9 kV. Memindai keseluruhan mode dari m/z 100-500
dilakukan dengan suhu 41 °C. Kolom UPLC yang digunakan adalah Acquity UPLC
HSS C181,8 μm, 2.1 x 150 mm. Pelarut A adalah 0,1 % asam format dalam asetonitril
sedangkan pelarut B adalah 0,1 % asam format dalam air. Pelarut ditentukan pada laju
aliran total 0.2mL/mnt. Pengukur biner berikut dengan interpolasi linier digunakan: 0-
3.45 menit (8-25% B), 3.45-6.9 menit (25-54-% B), 6.9-7 menit (54-100% B), 7-9
menit (100% B), 9-15 menit (8% B), dengan mode ion positif dan negatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kandungan Awal Tailing Tambang Emas dan Tanah
Tailing memiliki nilai yang besar pada beberapa parameter kimia yaitu pada pH
dan kadar Pb dibandingkan dengan tanah (Tabel 2). Status pH pada tailing cenderung
basa (pH 7.22), sedangkan pada tanah adalah asam (pH 4.91). Logam Pb ditemukan
pada tailing (63.31 ppm) maupun tanah (13.44 ppm), dengan konsentrasi lebih tinggi
pada tailing, dan kadar logam Pb jauh lebih tinggi dari Hg, Ag dan As baik pada tailing
maupun tanah.
Tabel 2 Parameter kimia awal tailing dan tanah sebagai media tanam
Kimia
Media
pH Pb (ppm) Hg (ppm) Ag (ppm) As (ppm)
Tailing 7.22 63.31 0.03 0.04 0.06
Tanah 4.91 13.44 0.03 0.04 0.06

Pengaruh Konsentrasi Tanah Tailing Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Hasil pengamatan terhadap morfologi dari kedua spesies diperoleh bahwa,
dibandingkan dengan tanaman kontrol (tailing 0 %) perlakuan tailing 50 % cenderung
mulai menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan, sedangkan perlakuan tailing 100 %
menunjukan hambatan pertumbuhan pada tajuk dan akar yang cukup besar (Gambar 3).
H a s i l Pengamatan pertambahan tinggi tanaman jarak pagar dan kemiri sunan yang
diberikan perlakuan konsentrasi tailing tambang emas selama penelitian dalam waktu 3
bulan disajikan pada (Gambar 4). Berdasarkan data pada gambar di bawah pertambahan
tinggi dan jumlah daun tanaman kemiri sunan dan jarak pagar menunjukkan bahwa
kemiri sunan dapat tumbuh normal (hampir sama dengan kontrol) meskipun mendapat
perlakuan tailing pada konsentrasi 50% dan 100%. Pada tanaman jarak pagar, adanya
penambahan tailing pada media tanah mempengaruhi pertumbuhan tinggi dan jumlah
daun (Gambar 4). Semakin besar konsentrasi tailing pada media tanah, maka rata-rata
pertambahan tinggi tananam semakin berkurang. Penambahan tailing pada media tanah
konsentrasi 100%, mulai menunjukkan gangguan pertumbuhan pada tanaman jarak
pagar, baik tinggi tanaman maupun pertambahan jumlah daun.
A B

Gambar 3 Morfologi spesies J. curcas (A), R. trisperma (B) setelah diberi perlakuan tailing
0 % (T0), 50 % (T50),dan 100 % (T100) selama 8 minggu. Bar = 30 cm.
0% 50% 100% 0% 50% 100%
20
Pertambahan Tinggi Tanaman
60

Jumlah Daun
15
40
10
20 5
(Δh)

0 0

KS KS
waktu (minggu) Minggu (waktu)

0% 50% 100% 0% 50% 100%


Pertambahan Tinggi Tanaman

100 60

Jumlah Daun
40
50
20
(Δh)

0 0

JP JP
waktu (minggu) Minggu (waktu)

Gambar 4 Perubahan Pertambahan Tinggi Tanaman Dan Jumlah Daun


Tanaman Jarak Pagar Dan Kemiri Sunan

Komponen Unsur Hara Logam pada daun Jarak pagar dan kemiri sunan
Pengamatan komponen unsur hara daun kemiri sunan dan jarak pagar
mengunakan alat instrument mikro XRF dengan data spektrum dapat di lihat pada
(Gambar 4). Berdasarkan (Gambar 4) data hasil spektrum yang diperoleh bahwa kemiri
sunan pada perlakuan kontrol dan perlakuan 100% dengan unsur logam yang di
dapatkan yaitu Ca, K, Mg, P, Fe, Ti, Mn dan Si, dengan nilai kadar unsur logam dapat
di sajikan pada tabel 3. Ada perbedaan perbandingan antara perlakuan kontrol dan
perlakuan 100% dilihat dari kadar unsur logam yang ada, dimana Ca pada perlakuan
100% pada daun kemiri sunan lebih besar dari Ca pada perlakuan kontrol, K pada
perlakuan kontrol lebih besar dari K pada perlakuan 100% daun kemiri sunan dan Fe
pada perlakuan kontrol lebih besar dari Fe pada perlakuan 100%. Maka dari itu semakin
tinggi konsentrasi tailing di dalam tanah mempengaruhi unsur logam yang ada pada
tanaman. Selanjutnya pada data spectrum perlakuan kontrol dan perlakuan 100% jarak
pagar, bahwa jarak pagar pada perlakuan kontrol dan perlakuan 100% dengan unsur
logam yang didapatkan yaitu Ca, Mg, Si, P, S, K, Fe, Mn dan Ti dengan nilai kadar
unsur logam dapat di sajikan pada tabel 3. Ada perbedaan perbandingan antara
perlakuan kontrol dan perlakuan 100% jarak pagar, dilihat dari data kadar unsur logam
yang ada, dimana Si pada perlakuan kontrol jarak pagar lebih besar dari Si perlakuan
100%, S pada perlakuan kontrol jarak pagar lebih besar dari S perlakuan 100% dan K
pada perlakuan kontrol jarak pagar lebih besar dari K perlakuan 100%. Maka dari itu
semakin tinggi konsentrasi tailing di dalam tanah mempengaruhi unsur logam yang ada
pada tanaman. Dari kedua tanaman ini memiliki perbedaan yang sangat menonjol
dimana pada kemiri sunan tidak ada unsur logam sulfur (S) pada daun di karenakan
unsur sulfur (S) sangat kecil dan hampir tidak ada hingga tertutup sama unsur logam
lain hingga tidak dapat muncul pada data spektrum XRF, sedangkan pada jarak pagar
ada unsur logam sulfur (S) hingga dapat muncul pada data spektrum XRF, dikarena
tidak terlalu tinggi unsur logam yang tersebar pada daun.

JP KS

Gambar 5 Hasil spectrum XRF-mikro Jarak Pagar dan kemiri Sunan


Tabel 3 Kandungan unsur hara metal Jarak Pagar dan Kemiri Sunan
Mineral Kadar
(mg/100 g)
JP Kontrol (0) JP 100% KS Kontrol (0) KS 100%
Ca 20.96 26.80 45.82 34.65
K 57.56 55.37 32.60 52.73
P 1.65 1.88 1.88 2.27
Mn 0.25 0.42 0.49 0.75
Fe 0.38 0.28 0.32 0.73
Mg 9.39 8.30 15.77 5.70
Si 7.73 4.87 2.10 1.67
S 1.63 1.22 - -
Ti 0.73 1.05 1.03 1.68
Analisis fitokimia secara kualitatif
Data hasil pengamatan uji kualitatif fitokimia daun kemiri sunan dan jarak pagar
dengan mengunakan ekstrak mengunakan etanol, parameter kandungan senyawa aktif
fitokimia meliputi flavanoid, steroid, triterpenoid dan alkaloid terlihat dalam tabel 4.
Berdasarkan hasil pengamatan data pada tabel 4 diatas menunjukan daun kemiri sunan
kosentrasi 0, 50% dan 100% mengandung senyawa kimia alkaloid, triterpenoid namun
juga kemiri sunan mengandung senyawa fenolik. Kemiri sunan tidak mengandung
flavonoid dan steroid. Benar adanya jika kemiri sunan tidak mengandung flavonoid dan
steroid didukung dengan beberapa peneliti seperti pada penelitian rabiatul, 2017
mengatakan bahwa kemiri sunan hanya mengandung alkaloid, triterpenoid, saponin,
tannin dan tidak mengandung flavonoid dan steroid dalam daun. Sedangkan pada daun
jarak pagar konsentrasi 0, 50% dan 100%, mengandung senyawa kimia alkaloid,
steroid, flavonoid juga mengandung senyawa fenolik. Namun tidak mengandung
triterpenoid. Kandungan senyawa fitokimia dipengaruhi berbagai faktor yaitu spesies,
varietas, kondisi pertumbuhan, variasi musim, metode pengolahan dan penyimpanan
(Pyo et al., 2014).
Tabel 4 Hasil pengamatan Uji Kualitatif fitokimia kemiri sunan dan jarak pagar
Perlakuan
N0 Uji Fitokimia Daun
0% 50% 100%
Alkaloid : Jarak Pagar + + +
+ + +
- Dragendorf
+ + +
1.
- Mayer Kemiri Sunan + + +
+ + +
- Wagner
+ + +
Jarak Pagar + + +
2. Flavonoid
Kemiri Sunan + - +
Jarak Pagar + + +
3. Fenol
Kemiri Sunan + + +
Jarak Pagar - - -
4. Triterpenoid
Kemiri Sunan + + +
Jarak Pagar + + +
5. Steroid
Kemiri Sunan - - -

Hasil Identifikasi Profil Metabolit dengan LC-MS/MS


Identifikasi senyawa kimia secara kulitatif berdasarkan data kromatogram
UHPLC-Q-Orbitrap-MS/MS pada ekstrak daun jarak pagar dan kemiri sunan pada
berbagai perlakuan tailing yang diberikan memiliki pola pemisahan yang mirip satu
sama lainnya, tetapi berbeda pada intensitas tiap puncak yang terdeteksi (Gambar 6).
Hal ini menunjukkan bahwa distribusi metabolit pada semua sampel relatif hampir sama
hanya berbeda pada level konsentrasinya.
Identifikasi metabolit pada ekstrak jarak pagar dan kemiri sunan menggunakan
bantuan data base online, diperoleh sebanyak 54 senyawa yang berhasil diidentifikasi
berdasarkan fragmentasi MS1 yang dikonfirmasi serta dibandingkan dengan literatur
yang diperoleh. Hasil senyawa identifikasi profil metabolit dapat di sajikan pada tabel 5.
RT: 0.00 - 44.01
NL:
RT: 0.00 - 44.01
NL:
1.14E8 1.11E8
Base Peak F:
Base Peak F: FTMS - p ESI
FTMS - p ESI 100 Full ms
100 Full ms [100.0000-
[100.0000- 90 1500.0000] MS
90 1500.0000] MS BA20(1)D
BA20(1)B 80 NL:
80 NL: 2.99E8
2.47E8 70 Base Peak F:
Relative Abundance

FTMS + p ESI
70 Base Peak F: Full ms
Relative Abundance

60
FTMS + p ESI [100.0000-
60 Full ms 50 1500.0000] MS
[100.0000- BA20(1)D
50 1500.0000] MS 40
BA20(1)B
40 30

20
30
10
20
0
10 0 5 10 15 20 25 30 35 40
Time (min)
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Time (min)

(a) Jarak pagar (b) Kemiri Sunan


Gambar 6 Identifikasi diduga metabolit jarak pagar dan kemiri sunan menggunakan
UHPLC-Q-Orbitrap HRMS pada mode ion positif dan negatif.
Golongan Asam Amino
Metabolit dari golongan asam amino yang diidentifikasi dalam ekstrak jarak
pgar dan kemiri sunan yaitu Valine (1), D-Tryptophan (2), Glutarylglycine (3), L-
leucine (4), Phenylalanine (5), (+)-Hygrine (6), Methionine (7), D-ribosylnicotinate (8),
L-glutamic acid (9), N,N-Dimethyltetradecanamide (10), Guanin (11) dan Valienamine
(12). Dengan nilai intensitas meningkat dan terjadi penurunan terhadap nilai
intensitasnya pada setiap perlakuan terhadap sampel daun jarak pagar dan kemiri sunan.
Dikarenakan semakin tinggi konsentrasi tailing pada daun jarak pagar dan kemiri sunan
mempengaruh nilai intensitas pada sampel.
Golongan Flavonoid
Beberapa senyawa golongan Flavonoid yang berhasil teridentifikasi menggunakan
modeion positif pada ekstrak jarak pgar dan kemiri sunan Apigenin (13), kaempferol
(14), Rutin (15), (-)-Epicatechin (16), (+)-Gallocatechin (17), (-)-Camphoric acid (18),
Epicatechin Gallate (19), Colnelenic acid (20), (-)-Catechin (21), Glyceryl palmitate
(22), L-Glucose (23), Ibuprofen (24), (+)-Leucocyanidin (25), Combretastatin
(26), Palmitic acid (27) dan Valerenic acid (28). Dengan nilai intensitas meningkat dan
terjadi penurunan nilai intensitasnya pada beberapa perlakuan terhadap sampel daun
jarak pagar dan kemiri sunan. Dikarenakan semakin tinggi konsentrasi tailing pada daun
jarak pagar dan kemiri sunan mempengaruh nilai intensitas pada sampel.
Golongan Asam Fenolat
Senyawa Asam fenolat yang teridentifikasi dalam ekstrak jarak pagar dan kemiri
sunan Benzaldehyde (29), Gallic acid (30), D-Glucitol (31), Ellagic acid (32) dan
Gelseminic acid (33). Dengan nilai intensitas menurun dan terjadi peningkat nilai
intensitasnya, pada setiap perlakuan terhadap daun jarak pagar dan kemiri sunan.
Dikarenakan semakin tinggi konsentrasi tailing pada sampel daun jarak pagar dan
kemiri sunan mempengaruh nilai intensitas pada sampel.
Golongan Triterpenoid
Senyawa terpenoid yang teridentifikasi dalam ekstrak jarak pagar dan kemiri sunan
Hemigossypolone (39), Genistin (40), (-)-secoisolariciresinol (41), (+/-)-Gingerol (42),
(+/-)-Methoprene (43), Betulinic acid (44), (+)-Pinellic acid (45) Coffeol (46) dan
Myristyl sulfate (47). Dengan nilai intensitas meningkat dan tidak terjadi penurunan
nilai intensitasnya pada beberapa perlakuan terhadap sampel daun jarak pagar dan
kemiri sunan.
Golongan steroid
Senyawa steroid yang teridentifikasi dalam ekstrak jarak pagar dan kemiri
sunan 4α-Hydroxymethyl-4β-methyl-5αcholesta-8-en-3β-ol (48), Rhodalin (49),
Lovastatin acid (50), Haloxysterol C (51), Kaempferitrin (52), Rhoifolin (53), dan
Amphidinolide L (54). Dengan nilai intensitas meningkat dan terjadi penurun nilai
intensitasnya pada beberapa perlakuan terhadap sampel daun jarak pagar dan kemiri
sunan. Dikarenakan semakin tinggi konsentrasi tailing pada daun jarak pagar dan kemiri
sunan mempengaruh nilai intensitas pada sampel.

Pengelompokan Jarak pagar dan Kemiri sunan Berdasarkan Perlakuan Tailing


Berdasarkan PCA diperoleh keragaman data dari dua PC awal sebesar 75% yang
ditunjukkan pada plot skor PCA (Gambar 7). Hal ini menunjukkan 75% varians data
dapat dijelaskan oleh variabel data yang digunakan. Hal ini menandakan masing-masing
dari tanaman jarak pagar dan kemiri sunan memiliki komponen metabolit yang berbeda-
beda.
Biplot PCA merupakan bentuk lain dari analisis PCA yang merupakan gabungan
antara plot skor dan loading. Biplot PCA menunjukkan bahwa senyawa yang berperan
besar dalam pengelompokkan jarak pagar dan kemiri sunan yaitu Genistin, Valine, (+)-
Gallocatechin, Amphidinolide L, Rhoifolin, (-)-secoisolariciresinol, 2-Phenylethylamine
Ellagic acid, dan Uracil.
Gambar 7 Plot skor dan biplot PCA ekstrak jarak pagar dan kemiri sunan

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa tailing tambang emas
menyebabkan turunnya pertumbuhan yang signifikan pada semua spesies baik pada
tinggi tanaman dan jumlah daun. Kandungan unsur hara metal yang terkandung pada
daun kedua tanaman, yaitu Ca, K, Fe, Ti, Si, P, Mn, dan Mg, pada daun kemiri sunan,
sedangkan jarak pagar yaitu, Ca, K, Fe, Ti, Mn, P, Si, Mg dan S serta masing banyak
kandungan unsur hara metal lain tapi tidak terdeteksi oleh spectrum XRF pada daun
jarak pagar dan kemiri sunan. ada perbedaan antara ke 2 tanaman ini adalah kemiri
sunan tidak mengandungan unsur logam sulfur, namun pada jarak pagar mengandung
unsur logam sulfur, namun tapi tidak terbukti pada saat identifikasi senyawa metabolit
mengunakan LC-MS/MS. Serta pada identifikasi senyawa pada perlakuan yang berbeda
pada tailing emas yang ditanam pada jarak pagar dan kemiri sunan menggunakan LC-
MS/MS dengan hasil 54 senyawa yang teridentifikasi, senyawa-senyawa yang
teridentifikasi tersebut terdiri dari senyawa berasal dari golongan Asam amino,
flavonoid, Triterpenoid, steroid, Alkaloid, Asam nukleat, dan Asam fenolat.

Saran
Pengolahan data dengan analisis statistik yang lain misalnya partial leastsquare-
discriminant analysis (PLS-DA) perlu dilakukan untuk dapat mengelompokan jarak
pagar dan kemiri sunan berdasarkan varietasnya.

DAFTAR PUSTAKA
Agamuthu P, Abioye OP, Aziz AA. 2010. Phytoremediation of soil contaminated with
used lubricating oil using Jatropha curcas. J Hazard Mater. 179:891- 894.
Bayu W, Basuki W, Yadi S. 2019. Efek Timbal (Pb) Terhadap Pertumbuhan Dan
Adaptabilitas Acacia Mangium Pada Tailing Emas, Jurnal Silvikultur Tropika,
10(02), ISSN: 2086-8227.
Cho-Ruk K, Kurukote J, Supprung P, Vetayasuporn S. 2006. Perennial plants in the
phytoremediation of lead contaminated soils. Biotechnology. 5(1):1-4.
Edao HG. 2017. Heavy metals pollution of soil; toxicity and phytoremediation
techniques. Intl J Adv Res Publ 1 (1): 29-41.
Fashola MO, Ngole-Jeme VM, Babalola OO. 2016. Review heavy metal pollution from
gold mines: environmental effects and bacterial strategies for resistance. Intl J
Environ Res Public Health 13: 1-20. DOI: 10.3390/ijerph13111047.
Hamim H, Banon S, Dorly D. 2017. Comparison of physiological and anatomical
changes of C3 (Oryza sativa [L.]) and C4 (Echinochloa crusgalli [L.]) leaves in
response to drought stress. IOP Conf Ser: Earth Environ Sci 31 (2017) 012040.
DOI: 10.1088/1755-1315/31/1/012040.
Jia L, Fu L, Wang X, Yang W, Wang H, Zuo T, Zhang C, Hu Y, Gao X, Han L. 2018.
Systematic profiling of the multicomponents and authentication of erzhi pill by
UHPLC/Q-Orbitrap-MS oriented rapid polarity-switchingdata-dependent
acquisition and selective monitoring of the chemical markers deduced from
fingerprint analysis. Molecules. 23(12):3143. doi:10.3390/molecules2312314.
Jubaidah S, Indriani, Sa’adah, H., and Wijaya, H. 2018. Formulasi and Uji
Pertumbuhan Rambut Kelinci dari Sediaan Hair Tonic Kombinasi Ekstrak Daun
Seledri (Apium graveolens Linn) dan Daun Mangkokan (Polyscias scutellaria
(Burm.F.) Fosberg). Jurnal Ilmiah Manuntun. 4(1) : 8-14.
Lee J, Jung Y, Shin JH, Kim HK, Moon CB, Ryu DH, Hwang GS. 2014. Secondary
metabolite profiling of curcuma species grown at different locations using
GC/TOF and UPLC/Q-TOF MS. Molecules. 19:9535-9551.
doi:10.3390/molecules19079535.
Liu H, and Montaser A. 2018. Evaluation of a low sampel consumption, high efficiency
nebulizer for elemental analysis of biological sampels using ICP-MS. Journal of
Analytical Spectrometry 11 (4) 307-311.
Ningrum R, Purwanti E, and Sukarsono. 2016. Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari
Batang Karamunting (Rhodomintus tomentosa) Sebagai Bahan Ajar Biologi
Untuk SMA Kelas x. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. 2(3) : 231-236).
Nurwidayati A, Srikand Y, and Risti. 2014. Skrining Fitokimia Ekstrak Jarak Pagar
(Jatropha curcas L) Ekstrak Jarak Kastor (Riccinus communis) Family
Euphorbiaceae. Jurnal Vektor Penyakit. 18(1) : 15-20.
Oktavia J.D. 2011.“Pengoptimuman Ekstraksi Flavonoid Daun Salam (Syzygium
polyanthum) dan Analisis Sidik Jari Dengan Kromatografi Lapis Tipis”, Jurnal
Borneo Journal of Pharmascientech, 01(1).
Pranowo D, Herman M, Syafaruddin. 2015. Potensi pengembangan kemiri sunan
(Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) di lahan terdegradasi. Perspektif 14
(2): 87-101. [Indonesian].
Pyo Y.H, Jin Y.J, dan Hwan J.Y. 2014. Comparison of the effect of blending and
juicing on phytochemical content and antioxidant capacity of typical korean
kernel fruit juice. Preventive Nutrition and Food Science. 19(2), 108–114.
Sajak A, Abas F, Ismail A, Khatib A. 2016. Effect of different drying treatments and
solvent ratios on phytochemical constituents of Ipomea aquatica and correlation
with α-glukosidase inhibitory activity. Int J Food Prop.19(12):2817-2831
Setyowati W.A.E, dan Bermawie A. 2016. Kandungan Kimia Dan Uji Aktivitas Toksik
Menggunakan Metode Bslt (Brine Shrimp Lethality Test) Dari Ekstrak Daun
Kersen (Muntingia Calabura), Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia, 1(2),
halaman 41-47, ISSN 2503-4146.
Yargholi B, Azimi AA, Baghvand A, Liaghat AM, Fardi GA. 2008. Investigation of
cadmium absorption and accumulation in different parts of some vegetables. Am
Eurasian J Agric Environ Sci. 3:357-364.

Anda mungkin juga menyukai