Anda di halaman 1dari 18

BAB IX

PAK UNTUK ANAK-ANAK, REMAJA, DAN DEWASA

A. PAK untuk Anak-anak

1. Tujuan PAK kepada anak-anak

a. Mengenal Allah sebagai pencipta dan pemerintah seluruh alam ini, Yesus Kristus

sebagai penebus, pemimpin dan penolong mereka.

b. Mengerti akan kedudukan dan panggilan mereka selaku anggota Gereja Tuhan,

suka turut bekerja bagi perkembangan gereja

c. Mengasihi sesamanya oleh karena Tuhan telah mengasihi mereka sendiri

d. Insaf akan dosanya dan selalu mau bertobat, minta ampun dan pembaruan hidup

pada Tuhan

e. Suka belajar terus mengenai berita Alkitab, suka mengambil bagian dalam

kebaktian jemaat, suka melayani Tuhan di segala lapangan hidup.

2. Cara-cara PAK untuk anak-anak1

a. Baptisan

Harus menunjuk arti dan konsekuensi baptisan bagi pendidikan bagi anak-anak

jemaat, karena baptisan itulah yang meletakkan dasar bagi segala pimpinan dan

pengajaran selanjutnya.

Baptisan Kristen juga meletakkan tanggung jawab dan tugas penting bagi orang

tua, misalnya kewajiban mendidik anak-anaknya dalam “takut akan Kristus. Kata

“takut” disini berarti segan, hormat, penaklukan diri kepada Firman Tuhan

(Ams.9:10; Kis 9:31; Ef 5:21). Di dalam Ef.6:4 , bahwa bapa-bapa harus mendidik

anak-anaknya “di dalam “ juga dapat diartikan pimpinan bagi anak. Diharapkan

sejak hari baptisan anak-anak mereka, orang tua mencurahkan perhatian dan

1
E.G.Homrighausen & Enklaar, Pendidikan Agama Kristen ( Jakarta: BPK Gunung Mulia), 122-125

1
tenaganya pada pendidikan anak-anaknya dalam suasana Kristen sejati sampai

kepada saat anak-anak itu sendiri akan bertanggung jawab tentang kepercayaan

dan tingkah lakunya di hadapan Tuhan.

b. Rumah tangga Kristen

Keluarga merupakan dasar masyarakat karena itu rumah tangga Kristen sangat

besar artinya. Keluargalah yang dapat menanamkan dakan batin anak-anak muda

pengertian taurat dan anugerah, yang merupakan intisari pengajaran agama kristen.

c. Gereja sendiri

Anak-anak kecil masih terlalu muda untuk masuk kebaktian orang dewasa, tetapi

mereka boleh mengambil bagian dalam kebaktian anak-anak (Sekolah Minggu),

mereka harus turut merayakan pesta-pesta besar dari jemaat, seperti hari Natal,

Paskah.

d. Pelbagai metode

Adanya metode bercerita, bercakap-cakap, melihat gambar-gambar, menggambar

sendiri, membangunkan gedung-gedung gereja dengan blok kayu, melakonkan

cerita Kitab Suci, memakai papan flanel, berdoa, membuat sesuatu bagi orang lain,

turut mengambil bagian dalam segala pernyataan hidup gereja.

Segala metode sulit berhasil jika pengajar tidak tahu menciptakan suasana

yang baik. Hendaknya pendidik memperlakukan anak-anak sebagai pribadi dengan

nilainya sendiri. Jangan menganggap mereka rendah, tetapi jangan pula memanja-

manjakan mereka. Menurut Rasul Paulus, anak-anak harus taat kepada orang tua

dan pemimpin jemaat (Efesus 6:1-4). Anak-anak perlu dididik dengan seksama

tidak boleh bersikap liar. Sebagai pendidik hendaklah kita selalu berusaha supaya

kepercayaan dan kelakuan kita secara Kristen menjadi wajar dan benar sehingga

anak-anak terus mengerti supaya agama adalah hal yang paling indah dan

2
berharga. Saat kita sungguh-sungguh hidup intim denganTuhan sambil

menyinarkan terang-Nya ke sekeliling kita, anak-anak akan tertarik oleh sinarnya.

Yang terpenting adalah pribadi dan sikap kita sebagai murid Tuhan Yesus.

Pengaruh rohani itu akan meninggalkan kesannya yang mendalam dalam batin dan

hidup anak-anak didikan kita.

3. Perkembangan anak-anak2

a. Anak usia 0-1 tahun

 Secara fisik, bayi bertumbuh dengan cepat dan mulai belajar berjalan pada usia

8-20 bulan

 Secara mental, intelektual bayi mulai bertumbuh. Mereka belajar berbicara dari

orang tuanya dan orang di sekitarnya dengan kata-kata singkat

 Secara sosial, bayi mulai ada ikatan terbaik dengan orang tuanya dan orang-

orang di rumahnya

 Secara spiritual, bayi perlu mendapat pengajaran rohani melalui apa yang

dilihatnya.

b. Anak usia 2-3 tahun

 Secara fisik, anak bertumbuh dengan cepat, aktif, banyak menggunakan

energinya untuk bermain-main. Otot-otot tangan dan kaki bertumbuh

cepat,mulai dapat berkata-kata secara singkat

 Secara mental, anak hidup dalam dunia yang terbatas. Tidak dapat mengerti

konsep waktu, ruang dan jumlah.

 Secara emosi, cenderung tidak stabil dan pemarah.

 Secara sosial, anak mempunyai hubungan yang baik dengan orang

tuanya/orang di rumahnya. Mereka lebih membutuhkan rasa aman. Bila di

2
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: ANDI, 2006), 88-93

3
gereja itu berarti ada ruang khusus tempatnya bermain dan tidak merasa takut.

Relasi dengan orang gereja sangat tergantung pada apa yang mereka katakan

dan perbuat. Anak usia ini memusatkan segalanya ada pada dirinya saja, sulit

untuk berbagi dengan orang lain. Bermain bersama belum dipahami.

 Secara spiritual, mereka mempunyai iman yang sederhana

Konsep tentang Tuhan adalah relasinya dengan orang tua. Beberapa cerita

Alkitab dapat dipilihkan untuk mereka, misalnya mengenai manusia/hal nyata

dan bukan abstrak.

c. Anak usia 4-5 tahun

 Secara fisik, mereka lebih cepat bertumbuh pada usia 4 tahun

 Secara mental, mereka memiliki ketajaman berimajinasi

 Secara emosi, mereka sudah dapat mengendalikan emosinya

 Secara sosial, hubungan sosial berkembang sejak masuk TK. Temannya

semakin banyak, namun masih terpusat pada diri sendiri. Sekalipun demikian

perlu dikembangkan bermain dengan anak lain, berbagi, bergiliran, dan

berpartisipasi.

 Secara spiritual, mereka akan berkembang bila diajari kebenaran dan

pengetahuan Alkitab. Konsep tentang Tuhan berkembang melalui relasinya

dengan orang tua. Ia lebih merasakan dalam kasih orang tuanya dan sulit

berpisah dengan mereka. Di situ kasih yang sesuangguhnya. Mereka berusaha

lebih mandiri termasuk mengikuti bimbingan dari orang dewasa. Mereka lebih

aman bila aktif dengan anak seusianya. Gereja dipahami sebagai tempat aman

dan bertemu dengan orang lain yang saling mengasihi.

 Anak-anak menyukai cerita Alkitab yang tokohnya dan dunianya tidak jauh

dari dunia mereka. Mulai paham bahwa dalam Alkitab ada cerita tentang Allah

4
dan Yesus dan orang tuanya, gerejanya menghargai sekali Alkitab. Iapun

belajar menghargainya.

d. Anak usia 6-8 tahun

 Secara fisik mulai bertumbuh cepat

 Secara mental, mereka adalah pengamat yang peduli, senang melihat

bagaimana sesuatu bekerja dan menunjukkan minat besar terhadap proses.

Anak banyak mengamati panutan dalam jenis kelamin yang sama, Acapkali

mereka meniru tingkah laku para orang dewasa itu. Mereka belajar apa yang

benar dan yang salah, juga mengikuti peraturan dalam berbagai permainan.

Mereka mudah kasihan ada orang yang menderita dan memerlukan

pertolongan.

 Secara emosi, mereka masih sulit mengendalikan emosi

 Secara sosial, mereka mudah berteman bahkan dengan orang asing.

 Secara spiritual, mereka siap menerima pengajaran tentang keselamatan secara

sederhana. Anak sangat tertarik pada kisah Yesus dan menyamakan diri

dengan-Nya yang juga berkembang menjadi semakin besar. Melalui kisah

Yesus, relasi anak lebih mengamati gereja sebagai tempat yang aman dan

ramah terhadapnya. Anak mengamati banyak kegiatan di gereja, misalnya

kebaktian. Anak suka mendengarkan berbagai cerita Alkitab, mereka sudah

semakin mampu menghubungkan cerita tersebut dengan diri mereka sendiri.

 Sudah mulai bisa bekerjasama dengan Tuhan dipahami semakin mudah. Pada

saat yang sama, ortu di rumah juga menolong merelasikan semua pengalaman

hidup dengan Tuhan. Ia mulai tahu bahwa semua kegiatan dilakukan karena

kasih kepada Yesus. Mereka mulai mengamati tokoh-tokoh baik di gereja.

Cerita Alkitab dalam bahasa sederhana lebih dibutuhkan oleh mereka,

5
kebebasan menggali cerita Alkitab, mereka sering mengulang-ulang cerita

yang disukai.

e. Anak usia 9-11 tahun

 Secara fisik, mereka berlimpah energi, aktif dan tidak pernah lelah

 Secara mental, mereka bergairah untuk diajar, mereka berpikir tajam dan kritis.

 Umumnya mereka suka penjelasan yang masuk akal dan nyata.

 Secara emosi, mereka mempunyai sedikit rasa takut, tidak suka disebut

penakut/banci untuk laki-laki.

 Secara sosial, mereka memiliki kesadaran akan teman sebaya dan ingin

menjadi bagian dari mereka. Saat yang penting mengembangkan rasa bekerja

sama dengan teman sebaya. Hal lain yang muncul, pengaruh orang lain bagi

dirinya sangat kuat. Ia sedang dalam proses mencari identitas dirinya sendiri.

Mereka memerlukan dorongan dan contoh-contoh panutan yang dapat

mempengaruhi mereka secara positf.

 Secara spiritual siap diajari tentang keselamatan dengan lebih lengkap. Dengan

bimbingan, mereka mampu menyelidiki dan mencari kebenaran-kebenaran

dalam Alkitab.Disadari bahwa dalam relasi Yesus dengan Tuhan ada rasa setia,

sehingga ia mulai paham bahwa ia pun dapat membina relasi dengan Tuhan.

Dalam usia ini, mereka mulai sadar bahwa orang-orang di gereja memang

mengasihi Yesus dan mereka mulai suka diajak ikut serta dalam beberapa

kegiatan, bersemangat untuk membantu bila diperlukan. Mereka mulai sayang

pada Yesus dan ingin melakukan sesuatu. Kegiatan yang bentuknya memberi,

sangat menarik perhatian anak pada usia ini.Sebaiknya mereka memiliki

Alkitab sendiri. Menghafal banyak ayat yang bagus.

6
B. PAK untuk Remaja3

1. Alasan gereja perlu memberikan pelayanan kepada remaja menurut Wayne Rice

a. Masa Remaja adalah masa transisi

Pada masa ini, seorang anak mencoba meninggalkan hal-hal kekanak-kanakan

dalam usahanya memperoleh/ menjadi seseorang dengan identitas yang unik.

Remaja berusaha untuk melepaskan diri dari berbagai tokoh otoritas demi

memperoleh kebebasannya, tetapi sering kali membawa keruwetan karena orang

tua menolak untuk memberikan kebebasan karena mereka ketidak mengertian

tentang remaja. Pada saat yang sama remaja menyadari bahwa mereka tidak

diizinkan untuk bertubuh sehingga mereka merasa jalan keluarnya dengan

pemberontakan, misal dengan melarikan diri dari rumah, pemakaian narkotika.

b. Masa Remaja adalah masa bertanya

Dengan perkembangan kognitifnya, mereka mulai menemukan cara-cara baru

dalam memandang realitas, demikian juga ada banyak kepercayaan tentang Allah

dan Kristus dalam Alkitab yang ada mulai diragukan. Dengan memahami

perubahan pola pikir dalam diri remaja ke arah yang lebih rasional, diperlukan

pengajaran dari gereja dengan jawaban yang sungguh dan jujur terhadap

pertanyaan yang muncul bukan dengan menjejali aktivitas yang tak berarti.

c. Masa Remaja adalah masa keterbukaan

Untuk remaja awal sangat terbuka terbuka terhadap hal-hal, atau ide-ide serta

bimbingan, mereka juga lebih fleksibel. Sedang menjelang remaja madya (usia

SMA) kadang-kadang sudah kaku dengan cara berpikirnya karena sudah

mempunyai/mengadopsi cara hidup yang agak permanen.

d. Masa Remaja adalah masa mengambil keputusan


3
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: ANDI, 2006), 96-101

7
Remaja awal biasanya belum siap untuk berpegang pada ideal-ideal yang

akan menjadi pembimbing untuk suatu identitas akhir mereka. Beberapa dari

mereka terlibat dalam periode “fact finding” yang kebanyakan dari asumsi,

konklusi dan keputusan mereka tidak menentu/sementara saja. Tetapi bagi

sebagian remaja lain keputusan penting sangat mungkin terjadi dan mungkin saja

tetap operatif sampai akhir hidupnya.

Bagi orang tua dan pembimbing, hendaknya tidak memaksa remaja untuk

mengambil keputusan jika tidak didasari oleh penalaran dan pergumulannya

sendiri. Misalnya memaksa supaya mereka membuat komitmen mengikut Yesus.

Perlunya memberi kesempatan untuk menggumuli keputusan-keputusannya.

Pembimbing hendaknya menolong remaja untuk memperoleh pemahaman-

pemahaman yang lebih baik tentang implikasi-implikasi dari keputusan- keputusan

dan komitmen Kristen mereka.

2. Karakteristik Remaja (12-17 tahun)

Karakteristik remaja berjangkauan luas dan penuh warna. Hal ini dapat menjadi

kekuatan besar bagi gereja dan keluarga. Karakteristik remaja, yakni:

a. Memiliki budaya dan ciri tersendiri

b. Memiliki jiwa pencarian yang menggairahkan dan hidup untuk hari ini

c. Memiliki pemikiran sangat idealis dan dangkal

d. Sistem nilai yang mereka anut dapat dilihat dari ikatan kelompok

e. Pola pikir yang paradoks.

3. Kualifikasi Pemimpin Remaja

a. Pelayanan kepada remaja pada dasarnya bersifat relasional dan orang yang terlibat

di dalamnya adalah unsur yang paling penting dan utama.

8
b. Kualifikasi pemimpin remaja yang paling mendasar adalah “kedewasaan spiritual”

yang diartikan seseorang yang mempunyai relasi yang berarti dengan Yesus

Kristus sehingga ia dapat mengomunikasikan dengan orang lain.

Selain itu ada hal lain yang diperlukan pemimpin remaja menurut Rice, yakni:

c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan, masalah, dan perasaan remaja

Artinya mampu mengidentifikasikan dirinya dengan remaja. Cara yang dapat

dilakukan:

1) Mengingat kembali masa remaja kita sendiri, bukan malahan ditekan

(repression/penolakan seseorang atas kesadaran terhadap ide/pengalaman

yang tidak disukai dan yang menyakitkan). Ingatan ini dapaat menolong kita

untuk menjadi empati dengan persoalan remaja.

2) Berada di tengah-tengah remaja

Semakin lama bergaul dengan remaja maka semakin mudah bagi kita untuk

mengidentifikasikan diri dengan mereka.

3) Baca buku tentang remaja

4) Menyukai remaja

Usahakan untuk mengetahui apa yang mereka sukai dan tidak disukai, minat

dan perhatiannya. Sebagai seorang dewasa, kita tidak perlu berlagak menjadi

remaja. Remaja membutuhkan dorongan untuk menjadi diri mereka sendiri.

Dibutuhkan ketulusan dan konsistensi dari seorang pemimpin.

5) Bersedia memberikan waktu yang cukup bagi remaja

Waktu adalah faktor yang paling penting dalam keefektifan yang potensialdari

seorang pelayanan remaja.

6) Berperan sebagai model

9
Tunjukkan sikap dewasa agar remaja punya kesempatan untuk menjadi pola

yang mereka bisa tiru.

Hal-hal yang perlu dilakukan pemimpin terhadap gaya hidup remaja adalah:

- Membangun filosofi yang Alkitabiah dan konstruktif untuk melayani

- Membuka diri untuk menerima gaya hidup mereka dengan mendorong

sisi-sisi positif yang mereka miliki

- Kenali gaya hidup mereka yang berbeda.

7) Beberapa implikasi bagi PAK remaja:

- Beri kebebasan remaja untuk menentukan komitmen peer-group-nya

sendiri, dengan arahan dan bimbingan kita tanpa harus

merendahkan/mengkritik teman yang telah dipilihnya.

- Hindari upaya untuk memecahkan klik (cliques) dari remaja, karena klik

adalah bagian yang pokok dari kehidupan sosial remaja yang menolong

dalam masa transisi dari ketergantungan kepada keluarga menuju pada

berbagai kelompok yang akan datang diluar keluarga.

Klik adalah suatu kelompok kecil teman-teman yang lekat satu sama lain

(ekslusif) dn membiarkan orang lain tinggal di luarnya atau tempat di

mana seseorang menjadi bagian dari teman baiknya. Untuk mengurangi

aspek-aspek destruktif atau negatif dari klik dengan menyediakan

sebanyak mungkin interaksi dan partisipasi dalam kelompok yang lebih

besar dari klik. Misalnya melibatkan remaja dalam berbagai kegiatan yang

berpusat pada pengalaman belajar yang menghendaki komunikasi dan

kerja sama satu sama lain seperti drama, kelompok musik, perjalanan

kemping dan lain-lain

10
- Perhatikan remaja-remaja yang mungkin ditolak. Dorong untuk percaya

diri dan berpikir positif serta mau melakukan sesuatu yakni berani

menjalin relasi. Misalnya dengan melibatkan mereka dalam persekutuan

Kristen (setiap orang diterima dalam persekutuan Kristen, berbeda dengan

kelompok lain).

4. Perkembangan Remaja

a. Secara fisik

1) Remaja awal (usia 13-15 tahun)

a) Biasanya wanita lebih cepat mencapai masa remaja (biasanya pada 11-12

tahun) dibanding dengan pria seusianya. Faktor gizi, kesehatan,faktor

media massa, nilai-nilai yang berubah di tengah-tengah masyarakat dapat

mempercepat anak mencapai usia remajanya.

b) Para remaja awal mengalami perubahan bentuk, ukuran tubuh dipacu oleh

munculnya hormon pertumbuhan. Perubahan hormonal ini menimbulkan

perasaan “bergejolak” di dalam dan perasaan bimbang.

Banyak remaja yang merasa dalam dirinya terjadi sesuatu yang kurang

normal berkaitan dengan perubahan penampilan, bentuk wajah, nada suara

dan aroma tubuh.

2) Remaja madya (usia 15-17 tahun) dan remaja lanjut (usia 18-21 tahun)

a) Perkembangan tubuh mereka menyerupai orang dewasa sehingga mereka

lebih banyak melakukan kegiatan seiring dengan peningkatan kekuatan

fisik mereka. Bahkan karena merasa sangat kuat, mereka banyak yang

belajar dan bekerja hingga larut malam atau menikmati acara begadang

sehingga mengalami kekurangan waktu untuk beristirahat.

11
b) Orang tua dan pengajar diharapkan berperan dengan cara memberikan

bimbingan, menunjukkan pengertian dan penerimaan. Bantulah mereka

untuk menerima keadaan fisiknya, memberi petunjuk cara

menyeimbangkan kegiatan istirahat, olah raga, belajar dan memelihara gizi

makanan. Karena tubuh adalah bait Allah dan sarana untuk menyembah

Tuhan.

b. Secara mental

1) Remaja awal

Mereka mulai mengalami perubahan dari pola pikir secara konkret atau

melalui contoh nyata ke pola pikir abstrak, kritis dan idealis. Beberapa masih

tidak bisa membedakan antara imajinasi dan kenyataan karena imajinasi masih

terbawa dari masa kanak-kanak.

2) Remaja madya

a) Orientasi mereka pada pertanyaan”Mengapa harus demikian?”, “

Bagaimana seandainya…?” Sikap ini mempengaruhi persepsi mereka

terhadap diri dan orang lain tentang agama, kepercayaan juga dunia tempat

mereka bergelut.

b) Dengan cara berpikir kritis yang sedang bertumbuh, remaja sering

memandang orang tua seakan “ketinggalan zaman” karena tidak

memahami jalan pikiran mereka. Mereka seringkali melihat masalah dari

sudut kesenangan masa kini tanpa memedulikan konsekuensinya, sedang

orang tua melihat dari sudut masa lalu, masa sekarang, masa depan juga

memikirkan konsekuensinya.

c) Dalam pengambilan keputusan etis dan moral, remaja sering berpikiran

pragmatis, kurang berpikir panjang, misalnya mengikuti saran teman.

12
d) Bagi orang tua dan pengajar, hendaknya melayani remaja sesuai dengan

minatnya bukan minat kita. Ajarlah mereka untuk membedakan kritik yang

tidak tepat dengan evaluasi yang jujur. Pakai kemampuan remaja dalam

berpikir dan bertanya sebagai alat mengajar yang positif.

c. Secara sosial

1) Remaja awal

Periode ini merupakan pengembangan dari pengalaman sosial yang

didalamnya terdapat tuntutan sosial

2) Remaja madya

a) Sering terjadi masalah dengan orang tua karena mereka tidak suka “terlalu

dikuasai” dan “terlalu dilindungi”.

b) Orang tua hendaknya menyediakan informasi, tafsiran dan contoh untuk

menolong mereka mengembangkan sikap sosial, memberi mereka

kebebasan yang bertanggung jawab. Menghadirkan Tuhan Yesus sebagai

sosok manusia sosial yang ideal.

d. Secara emosional

1) Remaja awal

Konsep pribadi sangat penting khususnya tindakan mereka untuk orang lain.

Ciri-ciri emosional remaja awal menurut Biehler :

a) Banyak murung, tidak dapat diterka

b) Bertingkah laku kasar

c) Ledakan kemarahan

d) Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan

pendapatnya sendiri

e) Mulai mengamati orang tua dan guru-guru secara lebih objektif

13
2) Remaja madya

Mereka cenderung egosentris dan sering berpikir lebih tinggi daripada

kenyataan

Ciri-ciri emosional remaja madya:

a) Pemberontakan

b) Mengalami konflik dengan orang tua mereka

c) Seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka

Cara terbaik untuk mengatasi ledakan kemarahan, sebagai pengajar diharapkan

dapat mengubah pokok pembicaraan dan memulai aktivitas baru, sedang cara

menghadapi pemberontakan remaja adalah mencoba mengerti mereka dan

melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik

berhasil berprestasi dalam bidang yang diajarkan.

Bagi orang tua dan pengajar, nilailah emosi sesuai tingkatan umur remaja.

Bicarakan nilai yang berkaitan dengan seks, cinta dan kestabilan emosi

e. Secara rohani

1) Remaja awal

Adanya perbedaan alamiah dari seseorang yang berusia belasan tahun akan

mempengaruhi kondisi rohani dan pengetahunnya.

2) Remaja madya

Seringkali mereka mulai menyangsikan perkara rohani dan selalu bertanya

mengapa dan bagaimana. Bagi pengajar dan orang tua hendaknya

mengarahkan mereka untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat

pribadi mereka.

C. PAK untuk Orang Dewasa

1. Kelompok Dewasa Muda (usia 18-34 tahun)

14
Untuk menolong para dewasa muda, harus diterapkan sistem kelas yang

terorganisasi dengan baik untuk Pemahaman Alkitab (PA), kelompok sharing, doa

bersama di rumah, seminar Alkitab dan kelompok PA berdasar jenis kelamin untuk

memperlengkapi khotbah pendeta. Adanya kecenderungan gereja-gereja menyerahkan

pengajaran Alkitab kepada pendeta atau orang lain yang mampu mengajar. PA harus

dibuat dalam kelompok kecil atau perorangan di bawah bimbingan guru yang cakap

tetapi tidak harus teolog.

Beberapa keputusan yang harus diambil dalam masa kelompok dewasa muda antara

lain:

a. Keputusan tentang iman

b. Keputusan tentang pernikahan

c. Keputusan tentang pendidikan dan pekerjaan

d. Keputusan tentang hubungan sosial

Dengan mempelajari konsep dasar siklus kehidupan akan membantu memahami

bahwa kedewasaan tidak terletak pada perubahan tetapi pada keberhasialan setiap

periode kehidupan. Setiap periode memberi variasi yang berbeda untuk mempelajari

sesuatu.

Beberapa masalah dan tugas penting yang berkaitan dengan kehidupan orang dewasa

antara lain:

a. Struktur kehidupan

Saat berada dalam periode ini, perubahan akan mempengaruhi struktur kehidupan

mereka. Struktur secara eksternal dipengaruhi aturan sosial di gereja atau sahabat-

sahaabatnya, secara internal struktur menunjukkan perubahan persepsi mengenai

posisi orang lain dalam kehidupan mereka.

15
Perubahan anak ditandai perubahan bentuk tubuh, sedang perubahan orang dewasa

ditandai perubahan pikiran. Tahun-tahun dan kejadian-kejadian masa lalu secara

evolutif terakumulasi yang akhirnya terpancar keluar dan membentuk gagasan

baru yang mengubah pandangannya tentan waktu dan manusia.

b. Tugas perkembangan dan peristiwa

Kebutuhan eksternal adalah kemampuan untuk bertahan hidup, berorganisasi dan

berumah tangga. Komponen internalnya misalnya nilai yang dianut seseorang,

aspirasi dan pikiran bawah sadar.

c. Adaptasi, pertumbuhan dan perubahan

Adaptasi ini terhadap situasi yang direncanakan dan situasi yang tidak terencana.

Perkembangan terjadi karena transisi kehidupan dan peristiwa menerpa integritas,

karakter dan efektivitas seseorang. Pengajar kaum dewasa muda haarus melihat

siklus kehidupan ini sebagai suatu kesempatan untuk mengubah kehidupan rohani.

d. Peralihan

Secara umum masa transisi memiliki 3 cara yakni peralihan antar periode,

pergantian aturan, dan dimulainya kehidupan baru seperti memasuki dunia kerja

dan keluarga. Peralihan antar periode bisa terjadi karena perubahan biologis, sosial

budaya dan pemahaman seseorang tentang suatu peristiwa. Masa transisi sangat

mempengaruhi untuk belajar dan berubah. Beberapa masa peralihan dalam hidup

mereka, dijabarkan sebagai berikut:

1) Transisisi awal orang dewasa (17-22 tahun)

2) Memasuki masa dewasa ( 22-28 tahun)

3) Peralihan umur tiga puluhan (usia 28-33 tahun)

4) Menetap (usia 33- 40 tahun)

16
Sementara itu, tingkat kedewasaan dalam kelompok orang dewasa muda ini dapat

dilihat melalui beberapa pengembangan yang ada di dalam diri mereka misalnya:

1) Pengembangan identitasPengembangan hubungan

2) Pengembangan moral

3) Pengembangan keyakinan

Anak-anak muda biasanya dipengaruhi oleh suasana orang-orang tua di

sekelilingnya; jiwanya dirugikan karena kesibukan dan kecemasan yang

menyelubungi orang tuanya. Hendaknya gereja tidak mengabaikan tugasnya

terhadap golongan ini melainkan hendaknya mencurahkan perhatian dan

pekerjaan kepada orang muda. Perlunya kita mempelajari kembali sifat dan

keadaan kelompok dewasa muda dan mempertimbangkan kembali suasana dan

metode PAK kepada kelompok ini yang begitu penting bagi seluruh hidup jemaat

Kristen.

Hendaknya pemimpin jemaat memberi tempat kepada kaum muda dalam

program kerja jemaat dengan jalan menyediakan pengajaran agama, kursus

kelompok.

Kaum muda harus mengenal Yesus Kristus, dan jika telah mengenal dia,

harus rela memutuskan segala ikatan lain untuk mengikut dan melayani Yesus

saja. Jika kaum muda mau berserah dengan tidak bersyarat dan mau dipakai

Tuhan bagi pekerjaan-Nya maka justru merekalah yang dapat menjadi alat yang

sangat berguna untuk membangun kerajaan-Nya di antara umat manusia.

2. Kelompok Dewasa Menengah (usia 35- 60 tahun)

Masa dewasa menengah ini biasa disebut masa penghasilan karena pada tahap ini

seseorang telah menetapkan dan sedang dalam proses memelihara dan meningkatkan

stabilitas ekonomi saat ini dan masa mendatang.

17
Umumnya pada usia dewasa menengah ini memiliki tanggung jawab besar. Misalnya:

a. Tanggung jawab sosial sebagai warga negara

b. Membimbing remaja memasuki tahap kedewasaan

c. Menghadapi “sarang kosong”

d. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisik

3. Kelompok Dewasa Lanjut Usia (usia 60 tahun ke atas)

Masa dewasa lanjut harus mendapat dukungan dari kemajuan teknologi medis,

penekanan gaya hidup dan diet yang menyehatkan. Beberapa hal penting pada

kelompok ini:

a. Penyesuaian fisik

b. Pensiun dan penyesuaian ekonomi

c. Menyesuaikan diri dari rasa kehilangan atas orang yang dikasihi

Tujuan PAK untuk orang dewasa adalah menjangkau orang dewasa agar bisa hidup

dalam kedewasaan karena pendidikan formal yang mereka terima di sekolah pada

dasarnya sudah diselesaikan, dicapai dan direalisasikan.

18

Anda mungkin juga menyukai