Anda di halaman 1dari 10

BAB V

KEMITRAAN DALAM PAK

A. Peserta didik dalam PAK

1. Peserta didik adalah subjek1

Peserta didik harus diperlakukan sebagai subjek, karena kita percaya bahwa

semua orang diciptakan menurut gambar Allah. Peserta didik dan pendidik sedang

berada dalam perjalanan bersama, mempunyai panggilan dan hak untuk bertumbuh

dalam kesegambaran dengan Allah. Ada suatu hubungan saling dan kesama-

derajatan, sehingga PAK seharusnya merupakan hubungan kemitraan subjek ke

subjek antara pendidik dan peserta didik. Hambatan sering terjadi jika kita

menganggap pendidik yang paling tahu tentang content dan orang lain hanya

pendengar/objek yang diberi sejumlah pengetahuan. Jangan batasi pendidikan pada

pengetahuan saja.

Peserta didik punya hak mengatakan kata-kata mereka sendiri. Pendidik juga

berkewajiban untuk mendengarkan mereka. Pendidik diharapkan membantu mereka

untuk mengetahui pengalaman iman dan visi mereka. Dengan memberlakukan

peserta didik sebagai objek menunjukkan ekspresi dan keberdosaan kita. Dengan

memberikan penghargaan dan penghormatan memungkinkan mereka bertindak

menurut apa yang layak dan cocok dengan perlakuan kita dan siap masuk dalam

hubungan antar subyek.

1. Panggilan peserta didik sebagai history maker2

Untuk memberlakukan peserta didik sebagai subjek dan pencipta sejarah,

dibutuhkan suatu pergeseran dalam kesadaran pendidik, karena secara tidak langsung
1
Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 154-155
2
Ibid, 15-157

1
kita selalu mengingat guru-guru yang telah memperlakukan kita sebagai objek. Ini

tidak mudah karena kita menunjuk ke depan bagi peserta didik sedang kita sendiri

juga menunjuk ke depan bagi diri sendiri. Artinya kita masih terus bertumbuh dan

berkembang menuju ultimate aims dari PAK yang berfungsi sebagai ideal yang kita

tuju.

Persepsi tentang siapa peserta didik kita akan mempengaruhi sikap dan

perlakuan kita terhadap mereka dalam proses PAK yang kita emban sebagai

pendidik. Persepsi didasarkan pada asumsi teologis yang menghargai peserta didik

sebagai subyek, yang mempunyai panggilan serta mampu menjadi pencipta sejarah.

Tugas pendidik memperlakukan mereka sebagai subjek dan menolong mereka

merealisasikan potensinya sebagai pencipta sejarah demi terwujudnya tanda-tanda

Kerajaan Allah di dunia ini dalam realitas sosial.

2. Guru dalam PAK

Mengajar dalam PAK adalah tugas yang penting dan mulia. Tuhan sendiri yang

menyuruh kita melakukan pekerjaan mengajar supaya umat manusia jangan binasa,

melainkan selamat oleh anugerah Tuhan. Pengajaran itu berdasarkan pernyataan Allah

dalam Yesus Kristus. Roh Kudus yang menyokong dan memimpin dalam tugas

mengajar.

1. Pendeta dan PAK

Pendeta diangkat dan dikhususkan untk mengendalikan dan menggiatkan segala

keaktifan jemaat. Tugas pendeta terhadap PAK antara lain:

a) Menjadi penilik umum bagi segala cabang PAK

Perlu mengetahui pendidikan macam apa yang diberikan di dalam jemaatnya,

metode yang digunakan, menjaga supaya rencana pelajaran dijalankan dengan

semestinya, membimbing dan membesarkan hati pekerja dalam PAK.

2
b) Bertugas membela dan mempropagandakan PAK

Dalam kotbahnya harus menunjuk pada pentingnya pendidikan bagi seluruh

jemaat, juga dalam perkunjungan menjelaskan tentang kegunaan PAK. Mendorong

ortu untuk mendidik anak-anaknya dalam hal agama.

c) Bersama majelis gereja, pendeta akan merancangkan program untuk PAK tahun

berikutnya

d) Bekerja sama dengan sinodenya mengenai pokok PAK.

2. Pendeta sebagai guru PAK

Seorang pendeta seharusnya menjadi guru yang cakap, sanggup menguraikan

suatu pokok dengan jelas dan menarik hati semua kalangan, punya kerinduan agar

anggota jemaatnya maju dalam kerohanian mereka oleh pengajarannya.

“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang
tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.(2
Tim.2:15).

Rasul Paulus menasihati dan mengajar Timotius agar Timotius mengajar orang lain

pula. Hal ini berlaku pula bagi pendeta. Diharapkan selain berkhotbah di atas mimbar,

sebaiknya juga menjadi penganjar bagi pengajar-pengajar jemaat.

3. Tanggung Jawab Guru

Tugas guru dalam pendidikan agama sangat penting dan tanggung jawabnya

berat. Dalam tangannya ia memegang kebenaran Ilahi. Dalam pekerjaannya ia

menghadapi jiwa manusia yang besar nilainya di hadapan Allah.

Tanggung jawab seorang guru PAK adalah sebagai berikut:

a) Menjadi penafsir iman Kristen

Guru menguraikan dan menerangkan kepercayaan Kristen. Ia menjelaskan

pernyataan Allah dalam Yesus Kristus yang tersimpan dalam Alkitab, kemudian

dibagikan kepada peserta didiknya

3
b) Menjadi gembala bagi murid-muridnya

Guru bertanggung jawab atas hidup rohani peserta didiknya, wajib membina dan

memajukan hidup rohaninya, mendoakan murid-muridnya. Diharapkan seorang

guru mengenal tiap-tiap muridnya.

1) Menjadi teladan dan pemimpin

Guru harus membimbing murid dengan halus dan lemah lembut (bukan dengan

paksaan) kepada Juruselamat dunia. Hendaknya guru mencerminkan roh

Kristus dalam seluruh pribadinya.

2) Menjadi seorang penginjil

Bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap muridnya kepada Yesus

Kristus. Guru sebaiknya tak boleh merasa puas hanya menyampaikan kepada

muridnya segala pengetahuan tentang Kristus, tetapi lebih dari itu supaya

murid-muridnya sungguh-sungguh menjadi murid-murid Tuhan Yesus yang

rajin dan setia.

Pendidik Kristen perlu mempunyai beberapa persepsi mengenai peranannya

sebagai pendidik yakni:3

1) Pendidik Kristen mewakili Kristus dalam pelayanan kepada masyarakat

dengan pelayanan firman yang inkarnatif. Artinya:

Semua bentuk pelayanan di dalam gereja punya tugas mewakili Kristus dengan

melayani dalam bentuk apapun kepada gereja maupun pada dunia (Ef.4:11).

Pelayanan dari pengajar adalah suatu bentuk pelayanan pula.

2) Pelayanan pendidik ditujukan pada proses dimana orang dapat

menginkarnasikan Firman Allah dalam eksistensinya setiap hari. Tugas

3
Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 160-161

4
pendidik mendukung umat menghayati Firman Allah dalam kehidupan sehari-

hari. Membentuk dan mendidik umat agar mempraktikkan berita Injil.

3) Kita harus terlebih dahulu mewujudkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita

dan kemudian kita ajarkan kepada orang lain.

4) Sebagai pendidik PAK, kita mewakili Allah bukan menggantikan-Nya.

Membawa peserta didik kepada pengenalan akan Allah dalam Yesus Kristus,

bukan menjadi seperti kita. Dengan kuasa Roh Kudus kita dimungkinkan untuk

menolong peserta didik menjalani kehidupan Kristennya. Kita menjadi “saksi

bagi Kristus”.

Tanggung jawab pendidik dalam konteks historis adalah sebagai berikut:4

1) Menghadirkan the story (warisan iman kristiani; kepercayaan dan pandangan

hidup Kristiani)

Secara ideal maka warisan sejarah (the story) perlu diwujudkan dalam hidup

persekutuan Kristen dan dalam batas-batas tertentu. Pendidik dalam PAK

menjalankan tugas konservasi dalam persekutuan iman Kristiani sehingga

dikatakan mempunyai dimensi keimaman.

2) Untuk menawarkan/mengusulkan visi (pengharapan Kristen)

Mengusulkan visi adalah dimensi pembebasan dari pelayanan sebagai

pendidik. Kita harus berada dalam dialektis, yakni antara konservasi dan

pembebasan dan usaha mempertahankan kesetiaan pada apa yang sudah ada

dan apa yang belum. Kristus datang agar kita dapat memiliki hidup dan

memilikinya dengan kelimpahan (Yoh.10:10). Memungkinkan manusia

memilih kehidupan, menganutnya, menjalani kehidupan mereka dengan rasa

kemanusiaan serta sukacita penuh.

4
Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 162-163

5
3) Memilih kehidupan yang bermakna

Injil adalah Kabar Baik untuk masa kini dan sepanjang masa. Ia adalah kabar

yang penuh kegembiraan. Kematian telah dikalahkan agar kita memperoleh

kehidupan; dan kerajaan yang akan datang, dan sudah pasti akan datang, dalam

kepenuhannya. Di tengah-tengah usaha kita untuk melihat ke belakang dan ke

depan, kita dapat memilih kehidupan pada masa kini kita, dapat menikmatinya

dalam kepenuhan dan sukacita. Kerajaan Allah adalah karunia Allah yang

murah hati terhadap kita, maka kita harus merespons dengan rasa syukur dan

bukan menjadikannya beban bagi kita. Jadi pendidik PAK mampu memilih

kehidupan dan menjalaninya secara manusiawi dengan sukacita. Di saat yang

sama, mereka juga mempunyai tugas untuk menolong orang lain menjalani

kehidupannya seperti itu juga dalam Yesus Kristus. Dengan kata lain pendidik

dan peserta didik memilih kehidupan bermakna.

4. Syarat-syarat bagi Guru PAK

Persyaratan seorang guru agama Kristen:5

a. Punya pengetahuan yang hidup mengenai pokok yang diajarkannya itu. Punya

pengalaman rohani bersama Tuhan. Batinnya dijamah dan diterangi Roh Kudus,

harus mengenal Alkitab dengan baik

b. Kecakapan untuk menimbulkan minat, bahkan menggembirakan hati orang lain

dengan pokok itu.

c. Kerelaan untuk dilupakan, asal hasil pengajarannya tetap tertanam dalam hidup

peserta didiknya

d. Semangat pengorbanan diri, sebagai sebutir benih yang rela mati supaya dapat

melahirkan hidup baru berlipat-lipat ganda

5
E.G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014),
1665-166

6
C. Doa dalam Kehidupan Peserta didik dan Guru PAK 6

1. Pengertian Doa

Doa merupakan komunikasi manusia dengan Allah. Dalam doa “Bapa Kami”

(Mat.6:5-13) kita memperoleh gambaran bahwa doa tidak hanya berupa permohonan

tetapi penyembahan kepada Allah juga. Dalam arti luas, doa juga mencakup

permohonan kepada Allah (Fil.4:6), termasuk pengakuan dosa (Neh.1:4,7), puji-pujian

dan penyembahan (Mazmur 66:17), ucapan syukur (Fil.4:6; Kol.4:2). Doa tidak bisa

dipisahkan dari kehidupan orang beriman.

2. Doa dalam Kehidupan Peserta Didik dan Guru PAK

a. Allah menghendaki orang Kristen berdoa, tak terkecuali peserta didik dan Guru

PAK. Doa diilustrasikan sebagai “nafas hidup” orang Kristen. Tanpa doa, orang

Kristen akan mati imannya.

b. Macam-macam ekspresi doa

1) Bertelut (Ef.3:14)

2) Bersujud (Kel.32:11)

3) Menengadah (Mzm.5:4)

4) Mengangkat hati (Mzm:25:1)

5) Mencurahkan isi hati (Mzm.25:1)

6) Berseru ke langit (2 Taw.32:20)

c. Janji-janji Allah tentang doa diberikan kepada kita, baik bersyarat maupun tidak

d. Hambatan-hambatan dalam berdoa

1) Segala dosa (Yes.59:1-2)

2) Tidak jujur hati (Mzm.66:18)

6
Paulus Lilik Kristianto, Pinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: ANDI, 2006), 55-
61

7
3) Tidak menurut hukum (Amsal 28:9)Tidak bermurah hati (Amsal 21:13)

4) Tidak mau mengampuni (Markus 11:25-26)

5) Tidak mengasihi dan tidak ramah terhadap istri/pasangan (1 Pet.3:7)

e. Lama berdoa

1) Siang dan malam (1 Tim.2:8)

2) Dengan tiada berkeputusan (1 Tes.5:17)

3) Bangun pagi-pagi untuk berdoa (Mzm.5;4; 119: 147)

4) Berdoa tiga kali (Daniel 6:11)

f. Rahasia kuasa dan kemenangan doa

1) Percaya kepada Allah sebagai penjawab doa (Mat.21:22)

2) Permintaan harus sesuai dengan kehendak Allah (Mzm.143:10)

3) Tidak egois hanya untuk kepuasan hawa nafsu (Yak.4:3)

4) Hati yang murni (Mzm.26:6)

5) Hati nurani bersih dari pelanggaran (1 Yoh.3:20-22)

6) Mengaku dosa (Ams 28:13)

7) Tangan yang suci (Mzm.26:6)

8) Penyelesaian perbantahan dan perselisihan antara saudara (1 Kor.5:23-24)

9) Kerendahan hati (Yak.4:6)

10) Jiwa yang mengampuni (Mat.6:12)

11) Menyingkirkan batu-batu sandungan (Yeh 14:3)Berbuat yang benar (Mzm

51:8)

12) Berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Yoh.16:23-24)

13) Berdoa dengan yakin (Yak.5:16)

14) Berdoa dengan tekun (Roma 8:26-27)

15) Percaya kepada Allah dan janji-janji-Nya (1 Yoh.5:14 ; Yoh.15:7)

8
Rahasia doa menurut E.M. Bounds:

- Kesucianlah yang mendorong jiwa kita, manusia seutuhnya supaya menyala-

nyala dalam kasih, dengan keinginan untuk lebih banyak beriman, lebih

banyak berdoa, lebih giat dan lebih banyak memusatkan diri dalam perkara-

perkara bagi Allah.

- Doa adalah pencipta ataupun saluran lidah

- Kekuatan doa membuat orang menjadi saleh. Sifat ini dibentuk karena kuasa

doa yang benar. Semakin banyak orang saleh, semakin banyak doa yang benar.

Semakin banyak doa yang benar, semakin banyak orang saleh

- Orang-orang yang berkuasa di dalam doa adalah orang-orang yang kuat

rohaninya

- Suatu berkat mulia yang dihasilkan karena doa pribadi atas pelayanan, sesuatu

yang tak dapat dijelaskan dan ditiru adalah urapan dari Yang Maha Suci.

Urapan menghidupkan kebenaran Allah yang dinyatakan membuat dan

memberi hidup.

- Orang-orang yang telah berbuat paling bannyak bagi Allah di dunia ini, sudah

berlutut di hadapan Allah pada pagi hari dengan keinginan yang meluap-luap

untuk mencari Allah.

g. Doa dalam kehidupan Gereja

Terbentuknya gereja di Yerusalem dimulai dari doa para rasul (Kis.1:4). Para

rasul berkumpul di ruang atas pada suatu rumah di Yerusalem untuk

menantikan kedatangan Roh Kudus, seperti yang telah dijanjikan Tuhan

sebelum kenaikan-Nya ke surga (Kis.1:4). Melalui kotbah Petrus yang telah

dipenuhi Roh Kudus, 3000 orang bertobat sebagai jemaat mula-mula.

h. Rahasia keberhasilan pelayanan Rasul Paulus

9
Rahasia keberhasialan Paulus yang terbesar dalam pekerjaan, pelayanan, dan

pengaruhnya atas gereja dan dunia karena dalam pelayanannya lebih banyak

berdoa daripada orang lain (Rm. 15:30 ; Ef.6:18-19; Kol.4:3-4; 2 Tes.3:1-2).

Paulus menjadi teladan yang tepat dalam berdoa. Ia seorang yang menginjil

melalui kekuatan, pikiran, kepribadian, kebudayaan, dan doanya. Sebagai

pengkotbah, Paulus bergantung dari doa jemaat.

10

Anda mungkin juga menyukai