Hagi Muhamad 2G3 Kain Tapis Lampung
Hagi Muhamad 2G3 Kain Tapis Lampung
MAKALAH
oleh
Kain tapis merupakan salah satu benda budaya karya masyarakat Lampung
pada masa lampau yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik
fisik maupun spiritual. Kain tapis adalah pakaian adat wanita Lampung yang
berbentuk kain sarung. Pakaian adat itu tidak saja berfungsi sebagai pelindung
tubuh dari gangguan alam sekitar, tapi juga berfungsi sebagai perhiasan,
lambang kesucian, perlengkapan upacara keagamaan, dan bahkan
merupakan lambing status social seseorang. Munculnya kain tapis Lampung
melalui proses yang panjang, melewati tahapan dan periodisasi waktu yang
panjang mengarah pada penyempurnaan teknik tenun, bentuk motif, metode
dan teknik penerapan ragam hias pada kain tenun, sesuai perkembangan dan
perubahan ragam masyarakatnya Pada proses perkembangannya, kain tapis
mengalami proses akulturasi budaya dengan masuknya unsur-unsur budaya
dari luar. Walaupun unsur-unsur budaya dari daerah lain tersebut telah
berpengaruh, namun unsur lama tetap dipertahankan. Tampilan gabungan
unsur-unsur budaya pendatang dan unsur-unsur local kemudian membentuk
corak dan desain motif baru yang menjadi ciri khas kain tapis Lampung.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku, bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering
kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia
merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya.
PEMBAHASAN
Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung
terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang
perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; “Cucuk”).
Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun
benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi
pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian
pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan
motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas
dan benang perak.
Warna warna yang dipakai untuk kain tapis yaitu warna – warna yang sangat
berani, atau warna warna primer yang tua. Warna warna itu menunjukkan
kekuasaan di provinsi lampung. Motif kain ini ialah kait dan kunci (key and
rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan roh manusia
yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta
bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan
benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh.
Motif yang dipakai juga menunjukan berbagai macam kekhasan dari provinsi
Lampung itu sendiri. Sebagai contoh yang sangat sering dipakai yaitu, gajah,
buaya, lambang Siger. Lambang Siger sering dipakai karena merupakan
lambang mahkotanya provinsi Lampung.
Gaya yang biasa dipakai untuk kain tapis yaitu menunjukan kewibawaan,
kemewahan, dan kekuasaan. Kain tapis ini sering dipakai oleh raja raja dan
juga sering dipakai dalam acara adat setempat di Lampung itu sendiri. Akan
tetapi antar daerah di Lampung memiliki gaya kain tapis yuang berbeda, oleh
karna itu kain tapis memiliki banyak gaya yang berbeda dan sangat unik.
Kan tapis adalah salah satu jenis kerajinan tradisional dari masyarakat
Lampung. Teknik tenunan kain tapis ini hampir sempurna dari cara–cara
memberikan hiasan yang pas dengan kebudayaan masyarakat Lampung. Kain
tapis untuk pria, biasanya berwarna merah-hitam, kain tapis lampung biasanya
digunakan untuk wanita suku Lampung yang terbentuk kain sarung yang
terbuat dari tenunan benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi
benang perak dan emas dengan sistem sulam.
Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang Lampung telah menenun kain
Brokat yang disebut juga Nampan (Tampan) dan kain Pelepai sejak abad II
masehi. Di motif kain ini juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta
bunga melati yang dikenal dengan tenun tapis yang bertingkat, di sulam
dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh. Masuknya agama
Islam di Lampung, juga dapat memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini.
Ragam motif kapal pada kain kapal yang menunjukkan adanya keragaman
bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan. Tidak semua suku Lampung
menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Suku Lampung
umumnya memproduksi dan mengembangkan tenun Tapis adalah suku
Lampung yang beradat Pepadun.
Kerajinan ini di buat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis – gadis
yang pada awalnya untuk mengisi waktu luang yang bertujuan untuk
memenuhi adat masyarakat Lampung yang diangga sakral. Kain tapis di buat
tidak menggunakan mesin melainkan memakai alat tenun.
Mari kita kaji lebih dalam tentang pemaknaan beberapa kain tapis dibawah ini
Kain tapis yang diatas adalah kain tapis inuh coklat. Seperti yang sudah
dijelaskan penulis pada pembahasan sebelumnya, semakin banyak
pemakaian benang emas pada kain tapis, semakin tinggi pula status yang
dimiliki oleh pemakainya. Kain ini biasa digunakan oleh orang orang pesisir
Lampung.
• Bahan dasar
Pada tahun 1950, para pengrajin tapis masih menggunakan bahan hasil
pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan tenun. Proses pengolahannya
menggunakan sistem ikat, sedangkan penggunaan benang emas telah
dikenal sejak lama.
Pada saat ini bahan-bahan tersebut di atas sudah jarang digunakan lagi, oleh
karena pengganti bahan-bahan di atas tersebut sudah banyak
diperdagangkan di pasaran.
KESIMPULAN
Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung
terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang
perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; “Cucuk”).
Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun
benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi
pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian
pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan
motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas
dan benang perak.
Kerajinan ini di buat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis – gadis
yang pada awalnya untuk mengisi waktu luang yang bertujuan untuk
memenuhi adat masyarakat Lampung yang diangga sakral. Kain tapis di buat
tidak menggunakan mesin melainkan memakai alat tenun.
DAFTAR PUSTAKA
http://oyossaroso.blogspot.com/2007/07/kain-tapis-warisan-
nenek-moyang-yang.html
http://seandanan.wordpress.com/tag/tapis-jung-sarat/
http://kainikat.com/2013/02/jenis-jenis-kain-tapis-lampung/
http://rudimarfai.blogspot.com/2010/07/jenis-tapis-lampung-
danmenurut.html
http://andiblogku.blogspot.com/2010/11/asal-usul-tapis-lampung-
kain-tapis.html
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penelit
ianDetail&act=view&typ=html&buku_id=24170&obyek_id=4
http://lib.unnes.ac.id/5009/
http://www.insidesumatera.com/?open=view&newsid=1586&go=K
ain-Tapis-dan-Brokat-dari-Abad-2-Masehi
http://kreasilampung.wordpress.com/tapis/sejarah-kain-tapis/
http://budaya-lampung.blogspot.com/2010/04/kain-tapis-tertua-
berusia-200-tahun-di.html
LAMPIRAN
1