Shilmi Nur Latifah 2g3 Kain Besurek
Shilmi Nur Latifah 2g3 Kain Besurek
DISUSUN OLEH:
Shilmi Nur Latifah – 20430037
DOSEN:
Sajinu Agus Priyono,S.Teks,.MT
JURUSAN PRODUKSI GARMEN
POLITEKNIK STTT BANDUNG 2021
Kain tradisional di setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikan dari satu
kain dengan kain lainnya. Di Bengkulu misalnya, terdapat kain tradisional yang sering disebut
sebagai kain besurek. Kain besurek ini tentunya memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri.
Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai kain tradisional yang khas dari kota Bengkulu
yaitu kain besurek yang proses pembuatannya yaitu dengan membatik. Kita akan membahas mulai
dari makna dari kain besurek hingga cara merawat dengan baik dan benar dari kain besurek.
Kain besurek berasal dari dialek masyarakat bengkulu yang terdiri dari suku kata “be” merupakan
awalan dengan artian ber dan “surek” yang memiliki arti yaitu surat atau tulisan. Jika digabungkan
arti dari besurek yaitu bersurat atau bertulisan.
Kain besurek merupakan kain yang dipenuhi tulisan dengan ciri yaitu tulisan kaligrafi Arab. Kain
besurek dibuat memang melalui proses membatik.
Biasanya kain besurek ini digunakan pada saat menghadiri upacara adat khususnya di kota
Bengkulu. Ada yang mengatakan bahwa kain besurek ini pada awalnya bermula dari hijrahnya
seorang pahlawan yang bernama pangeran Sentot Alibasyah beserta anak dan saudaranya ke
Bengkulu.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa masyarakat pemakai dan pengrajin kain besurek merupakan
keturunan dari pangeran tersebut. Pada mulanya, tepatnya pada jaman dahulu penggunaan kain
besurek sangat terbata.
Penggunaan kain besurek hanya untuk upacara adat seperti digunakan untuk pengapit pengantin pria
pada saat acara pernikahan, untuk acara calon pengantin putri, ziarah kubur pada saat rangkaian
upacara perkawinan, penutup jenazah dan lainnya.
Perkembangan kain besurek di Bengkulu saat ini berkembang pesat dan mendapat perhatian dari
pemerintah daerah setempat. Penggunaannya juga tidak lagi terbatas pada upacara upcara saja,
melainkan telah digunakan untuk keperluan dinas, pesta, busana muslim dan lainnya.
Saat ini kain besurek sudah sangat ramah dan masyarakat bisa memodifikasi menjadi beragam
bentuk yang diinginkan. Hingga saat ini keberadaan dari kain tradisional khas Bengkulu ini masih
ada dan dijaga kelestariannya.
• Pada jaman dahulu kain besurek hanya digunakan pada upacara upacara adat saja.
• Kain besurek digunakan untuk membuat produk antara lain dompet, tas, souvenir atau
cinderamata, ukiran tradisional dan lainnya
Kain “Besurek” berasal dan merupakan kosakata dari dialek masyarakat Bengkulu. Kata tersebut
berasal dari suku kata “be” termasuk awalan dengan pengertian “ber” dan “surek” yang berarti surat
atau tulisan.
Kata “surat” adalah informasi tertulis. Namun, pada istilah “Kain Besurek” kata “surat” tidak
mempunyai makna tertentu. Hal ini merupakan ciri motif dan pembuatan kain besurek yang memang
melalui proses membatik.
Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk Membuat Batik Besurek
Larutan pewarna
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan
motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif
sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif
yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang
banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar
bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam
menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih
(tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya
adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak
terkena.
4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan
mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam
menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang
pertama.
8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain
tersebut dengan air panas diatas tungku.
9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan
penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan
banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar
sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang
telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis
(lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan
menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
• Pada saat mencuci kain besurek gunakan sabun pencuci khusus yang banyak dijual di
pasaran.
• Jika tidak ada sabun pencuci khusus, bisa menggunakan shampoo untuk mencuci kain
besurek. Caranya yaitu larutkan shampoo di air hingga tidak ada bagian yang mengental,
kemudian celupkan kain tersebut.
• Pada saat mencuci kain besurek jangan menggunakan deterjen dan jangan digosok, karena itu
hanya akan merusak si kain. Jika kain tidak terlalu kotor cukup rendan dengan air hangat saja.
Namun, jika kain kotor bisa dihilangkan menggunakan kulit jeruk.
• Pada saat akan menjemur kain besurek yang basah, tidak perlu diperas.
• Jangan menjemur kain besurek di bawah sinar matahari secara langsung. Cukup dengan
diangin-anginkan saja atau di jemur di tempat teduh.
• Pada saat menjemur kain besurek tarik pada bagian tepi secara perlahan agar serta yang
terlipat kembali pada posisi semula.
• Hindari menyetrika kain besurek secara langsung, namun letakkan alas diatas kain tersebut
baru diseterika.
• Jangan semprotkan parfum atau pewangi terlalu banyak langsung ke permukaan kain, namun
harus di beri alas baru disemprot menggunakan pewangi.
• Simpan kain besurek pada tempat yang aman dan disimpan di dalam plastik, agar tidak
dimakan ngengat. Pada saat disimpan jangan menggunakan kapur barus, karena akan merusak
kain.
Referensi
https://haloedukasi.com/kain-besurek
https://jualbatikpekalonganindonesia.blogspot.com/2015/04/cara-membuat-batik-besurek.html
https://www.osnipa.com/mengenal-batik-indonesia-batik-daerah-dan-filosofinya/