Anda di halaman 1dari 5

ً‫ َوَأظْ َهَر َشْيًئا ِم ْن قُ ْد َرتِِه ِه َدايَة‬،‫ اَلَّ ِذي َْأر َس َل آيَاتِِه ِعْبَر ًة لِْل ُم ْعتَرِب ِ يْن‬، ‫ك احْلَ ِّق

الْـ ُـمبِنْي‬
ِ ِ‫اَحْل م ُد لِلَّ ِه الْــمل‬
َ َْ
ِ ‫السح‬ ِ ِ ‫ات واَْألر‬ ِ َّ ‫ك‬ ِ ِ‫ مال‬،‫ب َع ِظيم‬ ِ ِ ِ
‫اب‬ َ َّ ‫ َوجُمْ ِري‬،‫ض بغَرْيِ قَ ِريْن‬ ْ َ ‫الس َم َو‬ َ ْ ٍّ ‫ فَ ُسْب َحانَهُ م ْن َر‬.‫ل ْل ُم ْهتَديْن‬
َّ ‫ َوَأ ْش َه ُد‬،‫َألولِنْي َواآْل ِخ ِرين‬
‫َأن‬ َّ ْ‫ك لَه ِإلَهُ ا‬ َ ْ‫وَأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬. ‫اح بِغَرْيِ ُمعِنْي‬ ِ َ‫الري‬
ِّ ‫َو‬
‫َأص َحابِِه َوالتَّابِعِنْي َ هَلُ ْم‬ ِِ ِ ِ ِ
ْ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َعلَى آله َو‬ َ ، ‫وث َرمْح َةً ل ْل َعالَـ ــمنْي‬
ُ ُ‫ور ُسولُهُ الْـ َـمْبع‬ َ ُ‫بده‬ ُ ‫حُم ّمداً َع‬
‫س َوالْ َق َم ُر اَل تَ ْس ُج ُدوا‬ ‫َّم‬‫الش‬ ‫و‬ ‫ار‬ ‫َّه‬
‫الن‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ي‬ َّ
‫ل‬ ‫ال‬ ‫ه‬ِِ‫ "و ِمن آيات‬:‫ َف َق ْد قَ َال عَّز وج َّل‬. ‫ان ِإىَل يوِم الدِّين‬ ٍ ‫بِِإحس‬
ُ ْ َُ َُ َ ْ َ ْ َ ََ َ َْ َْ
".‫اس ُج ُدوا لِلَّ ِه الَّ ِذي َخلَ َق ُه َّن ِإ ْن ُكْنتُ ْم ِإيَّاهُ َت ْعبُ ُدو َن‬ ِ ِ ‫لِلشَّم‬
ْ ‫س َواَل ل ْل َق َم ِر َو‬ ْ
Jama’ah shalat kusuf yang dirahmati Allah subhanahu wata'ala…

Pada hari ini, pada detik ini, kita berkumpul di tempat yang mulia dan dimuliakan Allah ini,
dengan hati yang penuh keikhlasan, dengan jiwa yang penuh pengharapan, dan dengan
semangat yang membuncah di dalam dada kita, hanya untuk mengagungkan kebesaran Allah
subhanahu wataala, serta menyaksikan salah satu dari tanda kekuasaan dan keagungan-Nya.

Kita disini merasakan kebahagiaan yang tiada tara, karena Allah membukakan hati kita untuk
melaksanakan salah satu dari sunnah Rasul-Nya, untuk menjadi bagian dari jutaan umat
Islam lain yang ingin menjadikan momen yang jarang terjadi ini, dalam rangka taqarrub
ilallah, mendekatkan diri kepada Allah subhanahu watala.

Kita menyadari bahwa ini adalah peristiwa alam yang jarang terjadi. Tapi kita juga menyakini
bahwa Allah mensyariatkan sesuatu yang lain, yang lebih dari sekedar kagum dengan
keunikan peristiwa ini. Kita tidak ingin seperti kebanyakan orang, yang sanggup
mengeluarkan uang yang banyak dan bepergian ke tempat yang jauh, hanya agar bisa melihat
gerhana matahari yang tidak terjadi di tempat tinggalnya. Sungguh rugi orang yang hanya
melihat peristiwa ini sebagai hal langka yang menarik, tapi tidak menyadari bahwa Allah
ingin dia bersujud kepada-Nya pada saat peristiwa itu terjadi. Sungguh rugi orang yang pada
detik ini pergi ke tempat-tempat yang strategis untuk bisa menyaksikannya dari sudut yang
paling ideal, membeli peralatan yang mahal dan menyiapkannya selama berhari-hari, tapi
melewatkan waktu yang sangat berharga ini untuk berdzikir dan memuji keagungan Allah
Dzat Yang Maha Suci.

Sungguh kita berharap, semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang
disebut-Nya dalam Surat Ali Imran, dalam firman-Nya:

ِ ِ‫هِب‬ ِ ِ َّ
‫ه َذا‬#َ ‫ت‬
َ ‫ا َخلَ ْق‬##‫ا َم‬##َ‫ َربَّن‬،‫ض‬ ْ ‫ َم َاوات َو‬#‫ق ال َّس‬#ِ #‫ َو َيَت َف َّكُرو َن يِف َخ ْل‬،‫و ْم‬##ُ‫ودا َو َعلَى ُجن‬#
ِ ‫اَأْلر‬ ً #ُ‫ا َو ُقع‬##‫ ْذ ُكُرو َن اللَّهَ قيَ ًام‬#َ‫ين ي‬
َ ‫الذ‬
ِ َ‫ سبحان‬، ‫اطاًل‬
‫اب النَّا ِر‬
َ ‫ك فَقنَا َع َذ‬ َ َ ْ ُ ِ َ‫ب‬
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S Ali Imran: 191).

Jama’ah shalat kusuf yang dirahmati Allah…

Gerhana matahari adalah ayat kauniyyah untuk menunjukkan kebesaran Allah. Dan
dalam setiap ayat yang Allah turunkan, -baik itu ayat qur’aniyyah yang berupa untaian kata
yang kita baca dalam al-Qur’an, maupun ayat kauniyyah yang kita saksikan dalam keindahan
alam-, Allah menginginkan kita mentadabburinya dan mengambil ibrah serta pelajaran. Maka
apakah kiranya ibrah dari peristiwa gerhana matahari ini?

Yang pertama; Allah ingin menunjukkan keagungan serta kekuasaan-Nya yang tidak
terbatas. Bayangkanlah bahwa matahari, bulan, bumi dan benda-benda langit yang berjumlah
miliaran, semuanya ada dalam genggamannya. Semua ada dalam keteraturan yang ia
ciptakan. Dan lebih dari semua itu, semuanya tunduk, bersujud, dan memuji nama-Nya yang
mulia. Allah berfirman:

‫اىَل َع َّما‬#‫ْب َحانَهُ َو َت َع‬#‫ه ُس‬#ِ #ِ‫ات بِيَ ِمين‬ ِ ِ


ٌ َّ‫ات َمطْ ِوي‬ َ ‫ا َقْب‬##‫ض مَجِ ًيع‬
ُ ‫ َم َاو‬#‫ة َوال َّس‬##‫و َم الْقيَ َام‬#ْ #‫تُهُ َي‬#‫ض‬ ْ ‫ ْد ِر ِه َو‬#َ‫ق ق‬#َّ ‫ح‬#َ َ‫د ُروا اللَّه‬#َ #َ‫ا ق‬##‫َو َم‬
ُ ‫اَأْلر‬
‫يُ ْش ِر ُكو َن‬

“Dan manusia tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal
bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan tangan
kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.(Q.S
az-Zumar: 67)

Dengan melihat peristiwa gerhana matahari, kita semakin menyadari betapa banyak manusia
yang sombong dan ingkar. Juga betapa kecil dan hinanya mereka. Jika benda-benda langit
yang besarnya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, semuanya tunduk dan bersujud
kepada Allah Sang Maha Pencipta, lalu mengapakah manusia yang diciptakan dari setetes
nuthfah begitu angkuh dan jumawa, sehingga melalaikan shalat dan ibadah-ibadah lainnya
dengan tanpa rasa berdosa? Bukankah ibadah adalah wujud penghambaan manusia kepada
Tuhan yang tidak pernah putus mengkaruniakan kenikmatan kepadanya?

Yang kedua; Allah ingin melihat manakah hamba yang taat dengan mengikuti sunnah Rasul,
dan manakah hamba yang hanya mencari kesenangan dan kepuasan hatinya. Jika pada hari
ini kita melaksanakan sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasullah, berarti kita adalah
pengikut Nabi yang sebenarnya. Namun jika dalam peristiwa ini kita hanya sibuk mencari
sudut yang paling ideal untuk bisa melihat gerhana matahari, berarti kita hanya ingin mencari
kepuasan diri.
Dan ketahuilah, bahwa diantara syarat utama untuk bisa masuk surga adalah taat dan
mengikuti sunnah-sunnah Nabi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

َ ‫خ‬#َ ‫اعيِن َد‬#


،َ‫ل اجْلَنَّة‬# َ #َ‫ْأىَب ؟ ق‬#َ‫ َو َم ْن ي‬،‫ول اللَّ ِه‬
َ #َ‫ َم ْن َأط‬:‫ال‬# َ #‫ا َر ُس‬##َ‫ ي‬:‫الُوا‬##َ‫ ق‬. ‫ ْد ُخلُو َن اجْلَنَّةَ ِإاَّل َم ْن َأىَب‬#َ‫ل َُّأميِت ي‬#
ُّ ‫ك‬#ُ
. ‫صايِن َف َق ْد َأىَب‬
َ ‫َو َم ْن َع‬
“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya:
“Siapakah wahai Rasulullah orang yang enggan masuk surga?” Rasulullah menjawab:
“Orang yang taat kepadaku akan masuk surga, sedangkan orang yang tidak taat kepadaku
berarti ia enggan masuk surga.” (H.R. al-Bukhari)

Maka hendaknya kita selalu bertanya kepada diri kita, dalam setiap kejadian yang dan
peristiwa, apakah kiranya sunnah yang Rasulullah ajarkan dalam kondisi tersebut? Apakah
sikap dan perilaku yang kita ambil, sudah sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam? Dan adakah kiranya kita akan dipertemukan dengan Baginda
Rasulullah di akhirat sana, dan berjalan di dalam rombongannya untuk masuk surga Allah
subhanahu wataala karena kita menghidupkan sunnah-sunnahnya, ataukah kita berada di
rombongan orang-orang yang ingkar dan dijauhkan dari Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam?

Dengan ibadah shalah gerhana yang kita lakukan ini, kita berdoa semoga Allah
mengumpulkan kita bersama Baginda Nabi Muhammad, para shahabat, dan orang-orang
yang menghidupkan sunnah-sunnahnya. Rasulullah bersabda:

‫َأحبَّيِن َكا َن َمعِي يِف اجْلَن َِّة‬


َ ‫َأحبَّيِن َو َم ْن‬
َ ‫َأحيَا ُسنَّيِت َف َق ْد‬
ْ ‫َو َم ْن‬
“Barang siapa menghidupkan sunnahku, berarti ia mencintaiku. Dan barang siapa
mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.” (H.R at-Tirmidzi)

Jama’ah shalat kusuf yang dirahmati Allah

Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil dari peristiwa gerhana matahari ini adalah:
menambah kecintaan kita kepada Allah. Dengan melaksanakan shalat gerhana ini, Insyallah
pada hari ini kita semakin cinta kepada Allah. Cinta yang dilandasi rasa kekaguman atas
kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Atas keteraturan alam yang Ia ciptakan tanpa cacat dan
cela. Cinta yang dilandasi ketakutan kepada Dzat Maha Agung, yang mampu menimpakan
bencana kepada siapa saja yang ingkar dalam sekejap mata. Cinta yang dilandasi keinginan
untuk menjadi hamba yang selalu dilihat berada bersama orang-orang yang bersegera
melakukan kebaikan, yang menjadikan setiap detik kehidupannya sebagai aktifitas ibadah
kepada Allah subhanahu wataala. Dalam setiap lembar kehidupan yang kita lalui dan dalam
setiap peristiwa besar yang kita kagumi. Karena kita telah mengikrarkan dengan sepenuh
keyakinan, bahwa shalat kita, ibadah kita, hidup dan mati kita, semuanya kita persembahkan
untuk Allah subhahanahu wataala:

ِِ ِ َ ِ‫يك لَه وبِ َذل‬ ِ ِّ ‫قُل ِإ َّن صاَل يِت ونُس ِكي وحَمْياي ومَمَايِت لِلَّ ِه ر‬
َ ‫ت َوَأنَا ََّأو ُل الْ ُم ْسلم‬
‫ني‬ ُ ‫ك ُأم ْر‬ َ ُ َ ‫ اَل َش ِر‬# ‫ني‬
َ ‫ب الْ َعالَم‬ َ ََ َ َ ُ َ َ ْ
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. an-An’am: 162).

Yang keempat; Untuk menguji manusia, apakah diantara mereka masih ada yang menimbun
sisa-sisa ke-jahiliyyah-an dalam hatinya, sehingga mempercayai hal-hal yang mistis dan
mengaitkannya dengan gerhana matahari. Jauh-jauh hari Rasulullah sudah mengingatkan
kepada kita, bahwa gerhana matahari tidak terjadi karena kematian atau kelahiran orang yang
agung. Gerhana adalah murni tanda kekuasaan Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya.
Maka tidak sepantasnya, sebuah peristiwa yang Allah jadikan sebagai bukti keagungan-Nya,
justru kita kaitkan dengan kekuatan-kekuatan mistik yang tidak jelas dasar logika dan
penalarannya. Dahulu beberapa orang shahabatpun pernah melakukan kesalahan tersebut.
Ketika putra Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim meninggal di usia 18 bulan, dan
berbarengan dengan peristiwa gerhana matahari, sebagian kaum muslimin menyangka bahwa
gerhana matahari terjadi karena meninggalnya putra Nabi tersebut. Rasulullahpun segera
berkhutbah dan menjelaskan bahwa kepercayaan itu tidak benar. Rasulullah bersabda:

ِِ ‫ت ٍ حِل‬ ِ ِِ ِ
َ َ‫ فَِإذَا َر َْأيتُ ْم ف‬،‫َأحد َوالَ َيَاته‬
َ‫صلُّوا َو ْادعُوا اللَّه‬ َ ‫س َوالْ َق َمَر الَ َيْن َكس َفان ل َم ْو‬ ْ ‫َّن الش‬
َ ‫َّم‬
‫ِإ‬

“Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya
seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo’alah” (HR. Bukhari).

Jama’ah shalat kusuf yang dirahmati Allah…

Hal yang terakhir yang bisa kita ambil pelajaran dari peristiwa gerhana ini adalah:
menjadikannya sebagai moment untuk bertaubat dan meminta ampun sebanyak-banyaknya
kepada Allah. Kita adalah makhluk yang selalu berbuat salah dan melakukan dosa. Sudah
tidak terhitung dosa yang kita lakukan. Seandainya dosa itu berbau busuk, pastilah tidak ada
satu orangpun yang mau mendekati kita, begitu ungkapan salah seorang ulama salaf. Maka
solusi dari dosa yang kita lakukan adalah melakukan taubat dan meminta ampun kepada
Allah.
Rasulullah telah menegaskan bahwa moment gerhana matahari adalah saat yang tepat untuk
berdoa kepada Allah. Maka ia menyuruh kita untuk memperbanyak dzikir dan doa.
Rasulullah bersabda:

ُ ‫ َولَ ِك َّن اللَّهَ يُْر ِسلُ َها خُيَِّو‬،‫َأح ٍد َوالَ حِلَيَاتِِه‬


‫ فَِإذَا َر َْأيتُ ْم‬،ُ‫ف هِبَا ِعبَ َاده‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫َّن َهذه اآليَات الَّىِت يُْرس ُل اللَّهُ الَ تَ ُكو ُن ل َم ْوت‬
ِ ِ ‫ِإ‬
‫استِ ْغ َفا ِر ِه‬ ِ‫ِئ‬ ِ ِ
ْ ‫مْن َها َشْيًئا فَا ْفَزعُوا ِإىَل ذ ْك ِر ِه َو ُد َعا ه َو‬
”Sesungguhnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya ini bukanlah karena
kematian atau kelahiran seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti
hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah
untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah.” (HR. Muslim).

Dan tidak mungkin Rasulullah menyuruh melakukan sesuatu tanpa alasan. Maka ini
menunjukkan bahwa berdoa pada waktu gerhana akan di-ijabah oleh Allah subhanahu
wataala jika dilakukan dengan melaksanakan syarat-syaratnya.

Maka, marilah kita menengadahkan tangan kepada Allah. Bersamaan dengan peristiwa alam
yang jarang terjadi ini, mari kita merendahkan diri di depan Allah subhanahu wataala.
Memohon seluas-luasnya ampunan untuk semua dosa kita. Berharap bahwa shalat gerhana
yang kita lakukan ini diterima-Nya. Dan meminta agar kita selalu diberikan taufik dan
hidayah agar selalu menjadi hamba-Nya yang taat, ikhlas, dan berguna untuk agama-Nya.

‫بارك اهلل يل ولكم يف‬..............

َ‫ك اْحلَ ْم ُد َك َما َيْنبَغِ ْي جِلَال‬ ِ ِ ‫ مَحْ َد الن‬،‫اَحْل م ُد لِلَّ ِه مَحْ َد الشَّاكِ ِرين‬
َ َ‫ يَا َربَّنَا ل‬،ُ‫ مَحْ ًدا يُّ َواىِف نَِع َمهُ َويُ َكافُئ َم ِزيْ َده‬، َ ‫َّاع ِمنْي‬ َْ َْ
‫ت َعلَى ِإْبَر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل‬ َ ‫صلَّْي‬
ٍ ِ ٍ
َ َ‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َكما‬
ِ ِ
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬. ‫ك اْل َك ِرمْيِ َو َعظْي ِم ُس ْلطَانك‬ َ‫ل‬
ِ

‫الص َحابَِة‬ َّ ‫ َو َع ِن‬،‫ َأيِب ْ بَ ْك ٍر َوعُ َمَر َوعُثْ َما َن َو َعلِ ّي‬،‫الر ِاش ِديْن‬ َّ ‫ـخلَ َف ِاء‬
ُ ْ‫ض اللَّ ُه َّم َع ِن ال‬
ِ ِ ‫ِإبر ِاهيم إن‬
َ ‫ َو ْار‬،‫َّك مَح ْي ٌد َمـجْيد‬ َ َ ْ َْ
ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫ َوالْ ُمْؤ مننْي‬،‫ اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْسلمنْي َ َوالْ ُم ْسل َمات‬#. ‫ك يَا َأ ْكَر َم اَأْل ْكَرمنْي‬ َ ‫ك َو َك ِر ِم‬ َ ِّ‫ َو َعنَّا َم َع ُه ْم مِب َنـ‬، ‫َأمْج َ َعنْي‬
‫ َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا‬.‫ات‬ ِ ‫اضي احْل اج‬ ِ ِ ‫َّك مَسِ يع قَ ِريب جُمِ يب الد‬ ِ ِ ِ ْ‫ ا‬،‫ات‬ ِ َ‫والْمْؤ ِمن‬
َ َ َ َ‫ َويَا ق‬،‫َّع َوات‬ َ ُ ْ ٌ ْ ٌ ْ َ ‫ ِإن‬،‫َألم َوات‬ ْ ْ‫َألحيَاء مْن ُه ْم َوا‬ ْ ُ َ
َّ‫ َوالَ مَهًّا ِإال‬،‫ص ْرنَا َعلَى الْ َق ْوِم الْ َكافِ ِرينَاَللَّ ُه َّم الَ تَ َد ْع لَنَا َذ ْنبًا ِإالَّ َغ َف ْرتَه‬ ُ ْ‫ت َأقْ َد َامنَا َوان‬ ْ ِّ‫ َوثَب‬،‫وبنَا َوِإ ْسَرا َفنَا يِف َْأم ِرنَا‬ َ ُ‫ذُن‬
‫ َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا‬. َ ‫الرامِح ِ نْي‬
َّ ‫ضْيَت َها يَا َْأر َح َم‬ ِ
َ َ‫الد ْنيَا َواْآلخَر ِة ِإالَّ ق‬ ُّ ‫اجةً ِم ْن َح َواِئ ِج‬ َ ‫ َوالَ َح‬،‫ضْيتَه‬ َ َ‫ َوالَ َد ْينًا ِإالَّ ق‬،‫َفَّر ْجتَه‬
‫ َربَّنَا آتِنَا يِف‬.‫ف َّر ِحْي ٌم‬ ِ ِ َ‫وِإل خوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاِْإل مْي‬
ٌ ‫َّك َرءُْو‬ َ ‫ َوالَ جَتْ َع ْل يِف ْ ُقلُ ْوبِنَا ِغالًّ لِّلَّذيْ َن ءَ َامُن ْوا َربَّنَا ِإن‬،‫ان‬ ْ ََ َ ْ َْ َ
‫ب‬ِّ ‫آخُر َد ْع َوانَا َِأن احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر‬ ِ ‫ و‬،‫ب الْعالَ ِمني‬ ِِ
َ َ َ ِّ ‫ واحْلَ ْم ُد للَّه َر‬.‫اب النَّار‬
ِ َ ‫الد ْنيَا َحسنَةً ويِف اآْل ِخر ِة َحسنَةً وقِنَا َع َذ‬
َ َ َ َ َ ُّ
#.....‫ إن اهلل يأمر‬،‫ عباد اهلل‬. ‫الْ َعالَ ِمنْي‬

Anda mungkin juga menyukai