Anda di halaman 1dari 1

Jawaban dari Pertanyaan Kelompok 3 (Yuni)

Nama : Riska Fatika Sari


Nim : 2008016099

Menurut pendapat dari kelompok kami, peraturan perundang- undangan yang berlaku di
Indonesia belum berjalan efektif dalam mengatasi persoalan perubahan iklim yang
diakibatkan oleh perusahaan minyak dan gas bumi karena nampak jelas bahwa penanganan
masalah perubahan iklim dalam konteks migas membutuhkan manajemen risiko iklim saat ini
secara efektif, dan pada saat bersamaan juga mampu mengembangkan sistem pembangunan
yang tahan terhadap dampak perubahan iklim jangka-panjang. Upaya tersebut membutuhkan
pendekatan lintas-sektor baik pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Disamping itu,
kita tidak boleh lupa bahwa upaya adaptasi harus disertai upaya mitigasi karena upaya
adaptasi tidak akan dapat efektif apabila laju perubahan iklim melebihi kemampuan
beradaptasi. Mengingat perubahan iklim berdampak terhadap banyak sektor, maka
penanganannya membutuhkan konsep yang holistik dan koordinasi yang baik diantara sektor.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Dengan kondisi sebagai negara berkembang, kemampuan Indonesia dalam melakukan
adaptasi terhadap perubahan iklim belumlah sebaik negara-negara maju. Oleh karena itu
dikhawatirkan bahwa pembangunan yang sedang dilaksanakan pemerintah bisa terhambat
karena dampak perubahan iklim. Golongan yang paling rentan terhadap dampak perubahan
iklim adalah masyarakat miskin yang juga merupakan golongan yang paling terkena dampak
terhambatnya pembangunan nasional. Dengan demikian, respon terhadap perubahan iklim
harus mengikutsertakan program pengentasan kemiskinan.

Nama : Vanina Virgy

Nim : 2008016198

menurut saya efektif karena, konsisten yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka
pengendalian perubahan iklim. Indonesia membentuk Badan Restorasi Gambut pada Januari 2016,
sebagai langkah cepat Indonesia merespon pasca kebakaran lahan dan hutan 2015. Indonesia juga
melanjutkan kebijakan moratorium perizinan pada hutan primer dan lahan gambut. Presiden
Indonesia baru-baru ini telah menyatakan moratorium perizinan sawit dan tambang. Pemerintah
daerah telah merespon positif arahan Presiden ini, yakni Gubernur Aceh memberlakukan moratorium
sawit dan tambang di Ekosistem Leuser, dan Gubernur Kalimantan Timur memberlakukan
moratorium tambang batu bara.

Anda mungkin juga menyukai