Skripsi Teguh
Skripsi Teguh
“ SKRIPSI ”
Oleh :
TEGUH FITRA HIDAYATURFASYA
NPM : 719.4.1.2049
2
“HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS”
“Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.” “Jika terbukti
ditemukan hal-hal yang tidak benar dan menyimpang dari ketentuan, maka
siap menerima sanksi.”
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimgbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Program Studi Hukum
Anita S.H.,M.H.
NIDN. 0719119501
ii
“HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI”
Mengetahui
Ketua Program Studi Hukum
Anita S.H.,M.H.
NIDN. 0719119501
Disetetujui oleh
Dekan,
iii
“HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
“
Dibuat di :
Pada tanggal :
Yang menyatakan
iv
ABSTRAK
v
ABSTRAK
The purpose of this writing is to find out how the legal regulation of the
responsibility of expedition transportation service companies for losses suffered
by consumers and to find out what efforts can be made by consumers who are
harmed due to damage or loss of consignments based on Law Number 8 of 1999
concerning Consumer Protection.
This writing uses normative legal research methods using a statutory
approach and a legal concept approach. The results of the study show that the
expedition transportation service company is obliged to provide its responsibility
for the losses suffered by consumers as a result of the negligence of the expedition
transportation service company in accordance with the provisions of Article 7
letter f and the provisions of Article 19 of the GCPL. Efforts that can be made by
consumers who are harmed due to damage or loss of their shipment can make
efforts to resolve disputes in litigation (court) or non-litigation (out of court).
If dispute resolution efforts have been made but the expedition
transportation service company still refuses to submit compensation for damage or
loss of consumer-owned shipments in its transportation services, then in
accordance with the provisions of Article 23 of the GCPL, the aggrieved
consumer can file a lawsuit with the consumer dispute resolution body or file a
lawsuit with the local court so that the demands of the consumer are fulfilled.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulisan haturkan atas kehadirat Allah SWT berkat Rahmat
Penulis skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan
yang telah diberikan dari berbagai pihak, untuk itu ijinkan penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
yang sangat amat saya cintai dan saya sayangi seumur hidup saya, telah
terselesaikan,
4. Drs. Moh. Noer Muhammad, M.M. selaku Pjs Ketua Umum Yayasan
Arya Wiraraja.
vii
5. Bapak Dr. Sjaifurrachman, S.H., C.N., M.H., selaku Rektor Universitas
Wiraraja Madura.
6. Bapak Dr. Zainuri, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Wiraraja Madura.
7. Ibu Yayuk Sugiarti, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
8. Bapak Dr. Zeinudin, S.H., S.Hi. M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas
9. Ibu Anita, S.H., M.H., selaku Ketua Prodi Hukum Fakultas Hukum
11. Bapak Dr. Moh. Zeinudin, S.H., S.H.I., M.Hum selaku Pembimbing
Pendamping
viii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................i
LEMBARAN PERSETUJUAN...........................................................................ii
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI.......................................................iv
ABSTRACK...........................................................................................................v
ABSTRACK..........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
BAB I ...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................8
1.5 Metode Penelitian......................................................................................9
1.5.1 Jenis Penelitian...................................................................................9
1.5.2 Pendekatan Penelitian......................................................................10
1.5.3 Jenis Bahan Hukum.........................................................................10
1.5.4 Analisa Bahan Hukum.....................................................................11
1.6 Definisi Konseptual.................................................................................12
1.6.1 Teknik Penelusuran Bahan Hukum..................................................12
1.7 Sistematis Penulisan................................................................................13
BAB II .............................................................................................................15
2.1 Landasan Teori Tentang Konsumen.......................................................15
2.2 Tinjauan Umum Tentang Jasa Pengiriman............................................27
2.3 Tinjauam Umum tentang Tanggung jawab............................................34
BAB III .............................................................................................................43
3.1 Bentuk Tanggung Jawab Jasa Pengiriman Terhadap Konsumen..........43
3.2 Penyelesain Masalah Terhadap Konsumen Jika Terjadi Kerusakan Pada
Barang....................................................................................................50
BAB IV .............................................................................................................58
4.1 KESIMPULAN............................................................................................58
4.2 SARAN........................................................................................................59
JADWAL PENELITIAN.................................................................................... 63
DAFTAR BACAAN............................................................................................ 64
x
“BAB I
PENDAHULUAN ”
1
2
kesehatan.sektor ini pula diucap selaku sektor jasa. Dalam tiga sektor
pengantaran barang atau dokumen dari satu tempat ke tempat lain melalui
berbagai jenis transportasi seperti pesawat, kapal, kereta api, truk, motor,
yang memiliki jaringan pengiriman dan logistik yang luas dan terorganisir
utama pada era yang modern ini. Kemajuan teknologi di masa globalisasi
mengirimkan benda, tidak hanya itu jasa pengiriman pula dirasa sangat
jasa pengiriman sangat berarti untuk warga. Jarak antara pengirim serta
penerima terus menjadi tidak terbatas serta jarak tersebut bisa dijembatani
oleh jasa pengiriman.Di Indonesia ada banyak industri jasa pengirim yang
bisa jadi sebaliknya sebab kedua belah pihak secara raga tidak berjumpa
dengan produk yang dipesan tidak cocok dengan produk yang ditawarkan,
serta hal-hal lain yang tidak cocok dengan konvensi lebih dahulu.1 Contoh
pada barang ketika barang telah sampai ketempat tujuan. Apakah itu
1
Richardus Eko Indrajit, E-Commerce: Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2001, hlm. 33
4
pada saat memberikan iklan, brosur, ataupun promosi. Isu hukum yang
tentang pelaku jasa pengiriman maka dari itu kita sebagai konsumen sulit
ORIGINALITAS PENELITIAN
Nama penelitian Judul dan tahun
No Rumusan masalah
dan asal intansi penelitian
2. Apa faktor-faktor
yang mempengaruhi
tanggung jawab jasa
pengiriman barang
(JNE harapan raya
pekanbaru) terhadap
brang kiriman
konsumen
Analisa :
skripsi ini fokus terhadap hambatan dan uapaya indah logistic kago agen
barang” penelitian ini menitik beratkan pada bentuk tanggung jawab jasa
positif
melakukan penelitian namun juga harus memiliki manfaat bagi orang lain.
Maka dari itu manfaat yang bisa di harapakan bisa di ambil dalam
1. Manfaat Teoritis
8
hukum itu sendiri. Dalam hal ini wawasan ilmu hukum yang khusus yang
2. Manfaat Praktis
Yuridis normatif iyalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan
positif
yang diperlukanatau yang telah ditetapkan sebagai aturan yang jelas untuk
dipahami guna memastikan kepatuhan, serta standar yang berasal dari satu
membedakan antara interpretasi yang berbeda dari suatu konsep atau asas
Perlindungan Konsumen.
2
Ashofa Burhan. Metode PenelitianHukum. Rineka Cipta. Jakarta. 2009, hlm. 33.
3
Peter Mahmud Marzuki. 2010. Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Grop.
Jakarta. hlm.42.
10
Undang-Undang Perundang-Undangan..4
adalah:
4
Peter Mahmud Marzuki. Ibid.
11
khusus.5
komersial. Poin ini dapat dilakukan dalam setiap transaksi pembelian, baik
pengiriman.
5
Peter Mahmud Marzuki. Ibid.
12
dari berbagai sumber, seperti internet, buku, silabus, jurnal, dan artikel
surat kabar. Setelah semua materi hukum terkumpul, akan disusun sesuai
Sistematika pada penulisan skripsi ini ada 4 bab, dimana pada masing-
“BAB I PENDAHULUAN”
Pada bab ini akan dibahas latar belakang, rumusan masalah, metode analisis,
6
Soerjono, Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
“
mendasarinya.
BAB IV PENUTUP
dalam proses penelitian skripsi ini dan saran-saran yang bermanfaat bagi
TINJUAN PUSTAKA
1. Pengertian Konsumen
“ ”
menerima iklan.7
undang-undang perlindungan.
temannya, atau orang lain. yang tidak terkait dengan mereka dan
7
(Online) https://kbbi.web.id/konsumen (12 Juni 2023)
14
15
standar.
8
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, sinar grafik,
Jakarta, 2008, h. 27.
16
kompleks ini.
tetapi juga pada barang dan/atau jasa untuk orang lain (di
kembali.
tangganya.
Hak Konsumen
9
“ Az. Nasution, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,1995,
“
h.19.”
10
“A. Abdurrahman, Kamus Ekonomi - perdagangan, Gramedia, 1986, h. 230.”
18
konsumen : ”
konsumen;
diskriminatif;
19
barang dan/atau jasa yang tidak aman untuk digunakan atau yang
rugi.
asasi manusia generasi keempat atau kata kunci untuk konsep hak
konsumen secara sah dan mengatur hak dan kewajiban konsumen terhadap
layanan teleportasi apa pun, baik offline maupun online, seperti halnya
marak saat ini. Terlepas dari setiap transaksi, termasuk yang tidak
barang dan jasa dengan teknologi yang akan meningkatkan jumlah orang
21
pribadi.
konsumen.
dengan tujuan memproduksi barang atau jasa lain untuk dijual adalah
penolong, atau komponen dari barang lain yang akan diproduksi oleh
barang dari pasar untuk industri atau pasar untuk jasa pengiriman.
hukum positif juga pasti ada yang di ciptakan oleh pemerintah yang
11
AZ Nasution, undang-undang perlindungan konsumen pada seluruh barang dan
jasa di tinjau dari pasal undangundang perlindungan konsumen momor 8 tahun
1999( makalah, 14 januari 2001)
23
mereka.
jasa pengiriman yang saat ini makin gempar dan marak terjadi di
suatu platform atau pasar online yang penjualan barang dan bahkan
1. Asas manfaat,
diberikan.
2. Asas keadilan,
3. Asas keseimbangan
menegakkannya.
jika terjadi kecurangan atau hal yang tidak sesuai sedang perjanjian
Setiap orang dan/atau organisasi yang menggunakan jasa angkutan, baik untuk
bermanfaat bagi masyarakat luas, baik yang berasal dari pemerintah maupun
lembaga perorangan.
Pengertian jasa terdiri dari barang-barang yang tidak berguna dan tidak termasuk
tenaga kerja, usaha, atau hal-hal lain yang secara fisik tidak mungkin dimiliki.
Menurut beberapa ahli, adapun pengertian jasa menurut para ahli, yaitu :
12
Undang-undang perlindungan konsumen nomor 8 tahun 1999 pasal 2
26
Menurut Rahmat Trijono, jasa adalah jasa yang ditawarkan kepada masyarakat
umum untuk digunakan oleh konsumen. Ini didasarkan pada tenaga kerja.
Menurut Kotler, "jasa" adalah setiap tugas atau penugasan yang diberikan oleh
satu organisasi ke organisasi lain menurut aturan tidak tertulis dan tidak
Menurut Berry, layanan seperti proses tindakan (tindakan, prosedur, kegiatan) dan
Namun, menurut Tjiptono, ada empat karakteristik pokok yang berbeda: mudah
rusak, tidak berwujud, dan tidak dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang
terpisah.
dikenal sebagai Perusahaan Jasa ini merupakan salah satu perusahaan yang rutin
Jasa pengiriman adalah jasa yang memindahkan atau mengangkut barang dari satu
tempat ke tempat lain oleh konsumen. Ada beberapa jenis jasa pengiriman
barang , yaitu :
27
truck. Pengiriman ini berdasarkan berat atau volume barang yang dikirim.
2. Less Than Truck Load (LTL): Pengiriman ini menggunakan truk, namun
barang ke dalam wadah. Dan cara kedua adalah dengan menggunakan fast
4. Pengiriman barang via udara: jasa pengiriman barang yang dilakukan atau
pengiriman barang.
yang disebut bargeceking, dimana barang akan dikemas dan diberi label dengan
informasi tentang jenis, berat, dan tujuan penggunaan, baik untuk pengiriman
Menurut bahasa Indonesia, kata "ikat" merupakan akar kata "perjanjian" atau
hubungan hukum antara dua orang atau lebih ketika satu pemerintah memiliki
wewenang untuk menahan sesuatu dari pemerintah lain sementara pemerintah lain
2 Adanya pihak
“Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu atau lebih orang lain berjanji kepada satu atau lebih orang lain
Tujuan dari perjalanan adalah untuk mencapai janji. Tujuan dari setiap janjian
adalah untuk melaksanakan suatu janjian tertentu. Selain itu, tujuan dari perjanjian
kesepakatan dapat dianggap tidak efektif jika ada upaya untuk menimbulkan
Ada juga beberapa asas-asas yang dapat disebut sebagai prinsip perjanjian
dalam hukum perjanjian. Ada lima (lima) dasar hukum kontrak Islam, atau hukum
perjanjian, menurut teori hukum Islam. Kelima asas itu antara lain adalah:
contract). Asas itikad baik (good faith), asas kepribadian (personality), dan asas
kepastian hukum (pacta sunt servanda). Berikut ini adalah penjelasan mengenai
KUHPerdata dan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. suatu perjanjian dapat timbul
bila para pihak sudah melakukan sebuah kesepakatan kecuali para pihak
menentukan lain.
2.Asas kepastian hukum, dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata. Kekuatan hukum yang timbul dari hasil keputusan. Hakim harus
3.Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang
berbunyi “perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas itikad baik
terbagi menjadi dua macam, yaitu itikad baik nisbi dan itikad baik mutlak. Pada
itikad baik yang pertama, seseorang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang
nyata dari subjek. Dan pada itikad baik yang kedua, penilaian terletak pada
30
keadilan serta dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan (penilaian tidak
melakukan perjanjian.
5.Asas kebebasan berkontrak, dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340
KUHPerdata. orang bebas menentukan materi dari suatu perjanjian namun tidak
bertentangan dengan norma yang berlaku pada masyarakat. Asas ini merupakan
Adapun syarat sahnya perjanjian merupakan suatu hal yang ada dalam perjanjian
agar suatu perjanjian tersebut dapat terlaksana dengan baik. Syarat sahnya
1. Perjanjian antara para pihak yang mewajibkan orang yang membuat perjanjian
jawab. Data dari Pasal 1330 KUH merujuk kepada mereka yang belum dewasa,
mereka yang dekat dengan anak-anak, dan perempuan. Dalam kaitannya dengan
mengungkapkan bahwa perempuan di usia akhir belasan dan awal dua puluhan
3. Suatu hal tertentu, suatu jasa adalah suatu hal tertentu yang dapat menjadi
subyek suatu kontrak. Menurut pasa 1234 KUHP perdata, jasa adalah sesuatu
juga diatur oleh Pasal 1333 KUH Perdata, di mana kontrak harus ditulis:
b.dapat ditentukan atau tertentu, yang artinya prestasi tersebut harus dapat
dapat diperhatikan.
khususnya.
4.Suatu sebab yang halal, pengertiannya mengacu pada Pasal 1337 KUHPerdata.
Isi dari perjanjian tidak boleh bertentangan dengan Undang- Undang dan norma-
mengirim paket dari satu lokasi ke lokasi lain. Menurut uraian ini, pengiriman
adalah transaksi di mana satu pihak menjamin bahwa pihak lain akan memberikan
wawasan tentang produk tertentu selama jangka waktu tertentu dan dengan
pembayaran sesuai dengan harga tertentu yang telah diselesaikan dan diterbitkan
Oleh karena itu, apabila perusahaan yang menjual barang tidak melakukan
mungkin bagi konsumen atau organisasi lain untuk meminta penjual agar tidak
membebankan lebih banyak uang kepada mereka untuk barang yang sudah
mereka miliki.
Dilakukan Oleh Satu Perusahaan. Dalam praktik nyata, bisnis selalu berusaha
menjadi lebih banyak. Jenis layanan yang ditawarkan perusahaan sama, antara
paket barang, dan setiap pelanggan diharuskan membayar sesuai dengan mata
uang tujuan yang dituju. Pengiriman dapat dilakukan melalui laut, udara, atau
yang diperlukan dalam setiap aspek keberadaan manusia yang tidak membutuhkan
suatu negara tidak dapat sepenuhnya memahami setiap jenis keperluan internal.
Karena alasan inilah fungsi ekspeditor adalah memindahkan benda atau orang
DefinisiTanggung Jawab
tulis pada paragraf ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip
yang diterbitkan antara Pasal 1365 dan Pasal 1367 KUH Perdata. “Tiap-
1365 KUH Perdata. Dari pasal ini menjelaskan bahwa setiap jasa
mangalami kerusakan.
menjadi satu.:
Jika beberapa perilaku yang membuat konsumen tidak nyaman sudah ada,
adalah mencari sisa bagian dari perjanjian yang lalai dipenuhi oleh
tersebut.
dan asas tanggung jawab mutlak. Ada pula asas tanggung jawab
(Presumption of Liability)
layanan.
dalam kondisi seperti itu selalu tidak masuk akal, terlepas dari
mereka;
hati
BAB III
pengiriman atau tarif yang telah disepakati. Baik perjanjian harus dilakukan
secara rahasia tanpa campur tangan dari organisasi lain mana pun. Dalam
pembayaran yang diperlukan sebesar uang, barang, atau jasa. Oleh karena
disebabkan oleh keadaan yang ekstrim, sama sekali tidak terduga dan pihak-
pihak yang terlibat tidak dapat berbuat apa-apa terhadap hal yang tidak
diharapkan itu. situasi atau peristiwa. Sebaliknya dalam Pasal 1243 Kitab
suatu perikatan tertentu tidak dipenuhi padahal diharuskan. Hal ini terjadi
diberikan atau dilakukan, tetapi hanya dalam jangka waktu yang lebih
pendek dari yang seharusnya. yang telah ditentukan. Ketika ada masalah
serta konsumen. Dalam perihal terjalin kerusakan pada benda yang dikirim,
konsumen bisa mengajukan klaim ganti rugi kepada pelaku jasa pengiriman
adalah mengambil barang fisik dari lokasi tertentu dengan tujuan yang
dilanjutkan.
45
suatu barang dari suatu pihak ke pihak lain dapat dikategorikan sebagai
dengan selesai dan wajib membayar sejumlah uang sebagai biaya transaksi.
Perjanjian yang baik harus dibuat secara sadar oleh para pihak serta tanpa
adanya tekanan yang berbeda dan wajib memenuhi syarat sahnya perjanjian
yaitu.:
barang ekspres. Dalam Pasal 86 KUHD disebutkan bahwa ekspedisi adalah orang
melakukan segala upaya yang diperlukan untuk menjamin keutuhan barang yang
46
yang tercantum dalam Pasal 88, yang menyatakan bahwa saya (ekspedisi) juga
konsumen disimpan dalam kondisi baik sejak diproduksi hingga digunakan. Tidak
jawab untuk menjaga netralitas atas laba yang dilaporkan konsumen. Ada prinsip
liability principle);
liability principle);
untuk membayar kerugian, sesuai dengan ayat 468, 477, dan 522 ayat (2)
13
“ Purwositjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Djambatan. Jakarta, (1991):13 ”
47
kerugian yang terungkap melalui tindakan mereka. Ada beberapa hal yang
terhadap setiap kerugian yang timbul sebagai akibat dari barang berkarat,
atas kualitas barang yang dibeli konsumen, sejak barang dibuat sampai
dikirim ke tujuan. .
jawab yang timbul dari barang kiriman konsumen bukan karena pada saat
Jumlah ganti rugi yang harus dibayar oleh penjual kepada pembeli yang
Dagang, yang dikenal dengan "ganti rugi", dan akan dihitung sesuai dengan
harganya. barang pada saat dijual. Oleh karena itu, pengiriman barang
tunduk pada pedoman yang ketat dalam situasi di mana barang konsumen
terlibat.
49
tertentu yang tidak diantisipasi. Jika ada cacat pada produk itu sendiri, ada
konsumen.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 dan Pasal 468, 477, dan Pasal 522 ayat
operator yang tidak terkendali jika mereka tidak berhati-hati saat memilih
dan mematuhi standar dan harga yang berlaku. Selama masih banyak
14
Permana, Anak Agung Ngurah Bagus Gilang, and I Made Dedy Priyanto. “Perlindungan
“
Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Ekspedisi (Studi di JNE Kediri-Tabanan)”. Kertha Desa:
Journal Ilmu Hukum 8, No. 4 (2020): 25-36, h. 32.
”
51
ada di Indonesia yang tidak memadai dan kurang menjamin adanya suatu
pada Pasal 466-517c KUHD, yang isi dari pasal tersebut sebagai berikut
Pengangkut dalam pengertian bab ini ialah orang yang mengikat diri,
atau jasa. Barang murah yang terlambat atau mungkin tidak pernah
pengirimannya.
jawab untuk mendapatkan informasi yang jelas dan tepat waktu tentang
barang yang dikirimkan yang bersifat kaustik dan perawatan tinggi; jika
pembayaran yang sesuai dengan keadaan dan jumlah barang yang dijual.
jasa yang mereka jual sesuai dengan standar yang telah disepakati.
barang dan jasa serta mendapatkan barang dan jasa tersebut sesuai
Hak dan kewajiban ini harus diluncurkan secara bersamaan. Dapat kita
penyerahannya.
tentang keadaan dan komposisi suatu barang atau jasa, serta memberikan
dengan sistem ganti rugi yang telah ditetapkan, konsumen bebas untuk
meminta atau menerima ganti rugi apabila barang yang dikirim ternyata
diberikan hak yang sama seperti yang diatur oleh peraturan perundang-
undangan.
melindungi diri.
menerima barang.
barang dan jasa yang berlaku yang diproduksi dan berlaku berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan jasa yang berlaku. Apabila terjadi
Tahun 1999. Sejalan dengan beberapa pasal dalam UU No. 8 Tahun 1999
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga sudah hilang. Pelanggaran
Perlindungan Konsumen.
56
damai dari organisasi afiliasi sengketa. Dapat kita simpulkan dari Pasal
usaha, dan
b. Besarnya ganti rugi yang harus disediakan oleh pelaku bisnis, dan
kembali.
2 Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa uang,
barang, mata uang untuk keperluan khusus, atau barang lainnya, atau
konsumen tidak akan terjadi lagi atau memburuk. Setiap Daerah Tingkat
58
dan Penyelesaian Sengketa BPSK dapat diatur secara khusus dalam Bab
arbitrase.
konsumen;
ahli atau semua orang tersebut pada huruf g dan h yang tidak bersedia
konsumen;
menghadapi konsumen;
mengesampingkan pihak lain yang jauh dan bukan pihak yang berpihak.
maupun tidak, dicatat oleh Sekretaris BPSK disertai dengan tanggal dan
salah satu dari tiga cara yang tersedia untuk sengketa penggusuran
salah satu pihak telah memilih cara konsiliasi atau mediasi tetapi proses
pihak mengenai sifat sengketa atau besarnya jumlah ganti rugi, maka
pihak tersebut harus diberi pilihan untuk memilih cara lain, seperti
informasi tersebut tidak dapat diperoleh dari sistem peradilan yang lebih
hal, yaitu:”
undangan yang berlaku. (Pasal 56). (4) UUPK Jo. Pasal 41 (6)
Kepmenperindag No.350/MPP/Kep/12/2001).
BPSK berupa”:
membuktikan unsur-unsur:
64
penyelesaian sengketa konsumen, yaitu H. Dua puluh satu (21) hari sidang di
Pengadilan Negeri. dan 30 (dua puluh tiga) hari untuk putusan Mahkamah Agung,
dengan penundaan selama 14 (empat belas) hari untuk kasasi yang diajukan di
kerugian tidak terulang kembali atau tidak terulang kembali oleh konsumen. Hal
itu dilakukan baik atas dasar asas pertentangan hukum maupun asas pertentangan
hukum menurut kehendak para pihak. Hingga saat ini, belum ada pengaduan
disiapkan dengan memberikan teguran atau bentuk lain kepada pelaku usaha, hal
ini dilakukan untuk melindungi hak konsumen dan memberikan rasa aman kepada
pengiriman barang. Dengan perkataan lain hak- hak konsumen rentan untuk
dilanggar.
undang Konsumen Buku III BW, Pada umumnya berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Data, wakil konsumen yang mengalami kerugian karena suatu produk
atau barang yang cacat dapat memerintahkan perusahaan untuk menutup kerugian
terjadinya pelanggaran Hukum Data, yang didasarkan pada Pasal 1365 Hukum
Data.
66
menyebabkan asas itikad baik tidak bersyarat menjadi kurang efektif, antara lain:
Banyak pemilik bisnis yang lebih kaya dari konsumen. Menurut tinjauan undang-
hanya merujuk pada beban pembuktian pada unsur kesalahan yang wajib dibayar
oleh pemilik usaha (jasa pengiriman), tanpa menyebutkan secara spesifik apa yang
atas dasar pasal 4 dan 5 mengenai hak dan kewajiban konsumen. Kemudian pada
pasal 6 sampai dengan pasal 13 mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha serta
perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha. Sedangkan pasal yang khusus
mengenai tanggung jawab pelaku usaha/jasa pengiriman terdapat pada pasal 19,
23, 24, 25, 27 dan 28 UUPK. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti
kesalahan, sesuai dengan pasal 1365 KUHPerdata, hanya saja sepanjang pelaku
pada pihakuya tetapi pada pihak konsumen, maka resiko di tanggung sendiri oleh
kesalahan, untuk mengatasi kesulitan tersebut maka dalam pertauran perlu untuk
mengatur tentang prinsip tanggung jawab langsung (strict liability) kepada para
pelaku usaha atau produsen. Prinsip tanggung jawab langsung (strict liability)
adalah prinsip tanggung jawab bahwa pelaku usaha harus bertanggung jawab atas
dirinya. Dengan diterapkannya prinsip tanggung jawab mutlak ini, maka setiap
konsumen yang merasa dirugikan akibat produk atau barang yang mengalami
tidak adanya unsur Kesalahan. Penerapan prinsip strict liability mungkin menjadi
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sesuai Ketentuan Pasal 468 KUHD dan Pasal 472 KUHD, khusus ganti
diuraikan dalam pasal-pasal berikut: Pasal 468, Pasal 477, dan Pasal 522
4.2 SARAN
Nomor 8 Tahun 1999. Tidak ada kerugian bagi konsumen dan tanggung
jawab atas barang/atau jasa harus diganti rugi. untuk harga yang
terhadap konsumen
71
No Kegiatan Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Studi Pustaka
Menyusun Intrumen
3
Penelitian
Melaskasankan
Penelitian Lapang
4
Atau Penelusuran
Bahan Hukum
6 Penulisan Skripsi
7 Ujian Skipsi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muhammad Kadir, 2018, Hukum Pengangkutan Niaga, Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti.
Aris Agus Santoso Prio, 2022, hukum perlindungan konsumen, yogyakarta,
Pustaka Baru Press
Arrrasyid Nurazni, 2018, Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Pengangkutan
Barng Penumpang Melalui Kapal Ferry Di Pt. Pelnas
https://kbbi.web.id/pertsnggung jawaban (16.38) 46 Kitab Undang-undang
Hukum perdata.
Fiqri Muhammad 2022 Tanggung Jawab Jasa Pengirimqan Barang ( JNE
Harapan Jaya Pekanbaru) Terhadap Barang Kiriman Konsumen,
Universitas Riu Pekanbaru
Janus Sidabalok, 2019, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Bandung. PT.
CitraAditya Bakti.
Moh Anwar, Perjanjian Pengangkutan Barang Pada PT. Kerta Gaya Pusaka
(KGP) DanAkibat Hukumnya Jika Terjadi Wanprestasi, Jurnal “Jendela
Hukum” Fakultas Hukum Unija, Volume I, Nomor 2, September 2014,
ISSN : 2355-9934.
Perdata, Buku Ketiga, Bab Ketiga, Pasal 1365
Anggraini Reni, Perjanjian Kerjasama Jasa Operator Yang Aman Dan Menjamin
Kepastian Hukum Di Bidang Transportasi, Jurnal “Media Hukum”,
Volume 22, Nomor 2, Desember 2018, ISSN : 2503-1023.
Khairandy Ridwan, 2019, Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, Yogyakarta,
FH UIIPress.
Shidarta, 2021, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta, PT. Grasindo.
Soerjono Soekanto, 2019, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas
Indonesia
72
73