Najwa Azzahra Riswanto - 22103005 - Refraksi II - Pengorganisasian Prosedur Pemeriksaan
Najwa Azzahra Riswanto - 22103005 - Refraksi II - Pengorganisasian Prosedur Pemeriksaan
Najwa Azzahra Riswanto - 22103005 - Refraksi II - Pengorganisasian Prosedur Pemeriksaan
Di Susun Oleh :
Najwa azzahra riswanto (22103005)
Dosen Pembimbing :
Judi Antono, A.Md.RO., ST.
AKADEMI OPTOMETRI
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“PENGORGANISASIAN PROSEDUR PEMERIKSAAN” dapat kami selesaikan dengan
baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa
keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya makalah. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pembimbing kami, Bapak Judi Antono, A,Md.RO., ST., dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi
yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di
dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik
dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................6
D. MANFAAT.....................................................................................................................6
1. Anamnesa....................................................................................................................7
5. Koreksi Binokuler.......................................................................................................8
6. Status Refraksi.............................................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
pasien dan memungkinkan lebih banyak pasien yang dilayani dengan baik. Di sektor
industri, efisiensi produksi dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
keuntungan.
B. RUMUSAN MASALAH
5
3. Bagaimana meningkatkan efisiensi oprasional dan mengurangi waktu tunggu
pasien melalui pengorganisasian prosedur pemeriksaan dan penataan ruangan
dalam pusat layanan kesehatan yang padat.
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT
6
BAB II LANDASAN TEORI
1. Anamnesa
Prosedur di mana penglihatan mata satu per satu diuji secara terpisah tanpa
kacamata atau lensa koreksi. Ini membantu optometri untuk menilai penglihatan
masing-masing mata secara individual dan mengidentifikasi masalah penglihatan
yang mungkin ada.
Proses mengukur dan memperbaiki masalah refraksi pada satu mata secara
terpisah. Ini diperlukan ketika ada perbedaan dalam tingkat ketajaman visual atau
jenis gangguan refraksi antara mata kiri dan kanan. Beberapa contoh gangguan
refraksi yang memerlukan koreksi monokuler :
o Myopia
7
o Hypermetropia
o Astigmatism
o presbyopia
5. Koreksi Binokuler
o Distortion Test
o Reading Test
6. Status Refraksi
Proses yang dilakukan oleh dokter mata dan optometris untuk menentukan
kondisi refraksi mata seseorang. Refraksi adalah kemampuan mata untuk
memfokuskan cahaya yang masuk sehingga bisa jelas terlihat pada retina mata.
Status refraksi mencangkup informasi tentang apakah seseorang memiliki masalah
refraksi seperti myopia, hypermetropia, astigmatism, dan presbyopia.
8
merancang rencana perawatan yang sesuai dan membantu pasien mencapai
penglihatan yang optimal.
Pencahayaan harus cukup terang, seragam, dan bebas dari kilatan yang menggangu,
sehingga memungkinkan optometri untuk melakukan pemeriksaan. Pencahayaan
dibutuhkan manusia untuk mengetahui objek secara visual oleh mata dan saraf pusat
penglihatan. Tinggi rendahnya tingkat pencahayaan akan berpengaruh pada saraf
penglihatan. Begitu pun pada pemeriksaan refraksi subjektif, tingkat pencahayaan dalam
ruangan pemeriksaan refraksi subjektif mempunyai pengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
Pencahayaan juga mempengaruhi besar kecilnya pupil, pengaturan refleks mata untuk
mengatur cahaya yang masuk ke dalam retina. Besar kecilnya ukuran pupil mempengaruhi
penilaian tajam penglihatan yang dipengaruhi oleh difraksi (Smith at all. 2002). Pada
cahaya yang terang, iris berkontraksi dan membuat diameter pupil menjadi kecil. Ketika
9
situasi ini terjadi, hanya bagian sentral dari lensa mata yang menerima bayangan objek
yang sampai ke retina. Di cahaya yang redup, pupil melebar dan memperbanyak bagian
lensa mata yang digunakan. Karena bagian periferal lensa berfokus untuk menurunkan
intensitas cahaya di depan bayangan pada bagian sentral (karakteristik dari lensa
sederhana, dengan istilah “spherical aberration”), objek akan sedikit buram jika dilihat
pada pencahayaan yang redup (Bridger 2003).
Oleh karena itu penerangannya sangat perlu diperhatikan karena akan berpengaruh
dengan hasil pemeriksaan. Masalah ini sangat menarik untuk diteliti demi upaya
meningkatkan kualitas optikal.
10
BAB III ANALISIS
Pengorganisasian prosedur pemeriksaan menjadi salah satu poin utama yang perlu
ditekankan dalam praktik optometri. Dalam hal ini, makalah membahas pentingnya
mengikuti protocol pemeriksaan yang telah ditetapkan untuk memastikan konsistensi dalam
evaluasi mata pasien. Hal ini mencangkup pengumpulan riwayat kesehatan mata, pengukuran
refraksi, pemeriksaan mata depan dan belakang, serta tes tambahan yang mungkin
diperlukan. Pengaturan urutan pemeriksaan dan komunikasi yang baik dengan pasien adalah
bagian penting dari pengorganisasian prosedur ini.
Penataan ruangan dalam makalah ini ditekankan sebagai faktor yang mempengaruhi
kenyamanan dan privasi pasien. Rungan pemeriksaan harus memberikan lingkungan yang
tenang dan terorganisir untuk meningkatkan pengalaman pasien. Privasi juga penting dalam
menjaga kerahasiaan informasi medis pasien. Penyelenggaraan efisien ruangan pemeriksaan
akan mendukung kelancaran proses pemeriksaan dan membantu dokter optometris dalam
memberikan perhatian yang optimal kepada pasien.
11
BAB IV KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Robert, B., & Brown, E. B. (2004). Profil Profesi Sektor Kesehatan. 1, 1–14.
13