Catatan Dietetik PTM
Catatan Dietetik PTM
Prinsip Diet
- Energi sesuai kebutuhan, jika pasien mengalami
kegemukan, disarankan diet rendah kalori dan
meningkatkan aktivitas
- Membatasi asupan lemak jenuh dan kolesterol
- Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium,
kalsium dan isoflavon
- Hindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein
Pada pirnsip diet : jika keadaan natrium berlebih, maka mineral2
yg bersifat antagonis thdp natrium hrs ditingktkan (kalium Mg,
kalsium). Jadi peningkatan asupan kalium dpt memberikan efek
penurunan tekanan darah karena siftanya yg diuretik shgg dpt
menurunkan tekanan darah.
Kebutuhan kalium/hari: 1500-3000 mg, komsumsi kalium 4700
mg/hari berdasarkan penelitian dapat menurunkan asupan rasio
natirum kalium terhadap penurunan tekanan darah. Makanan
tinggi kalium pst buah dan sayur, maka pd prinsip diet DASH,
pasien konsumsi sayur 4x sehari. Untuk kalsium, penting untuk
mencegah dan mengobati hipertensi, biasanya mengonsumsi 2-3
gelas susu skim/hari atau mengkonsumsi olahan dari susu.
Kebutuhan asupan kalsium harian berdasarkan usia pasien.
Dianjurkan lebih dari 800 mg/hari. Asupan Mg biasanya Mg
kebutuhannya sedikit sekitar 200-500 mg/hari (buah, syaur,
kacang2, biji2a, hewani spt daging susu ciklat teri), berfungsi sbg
faselidilatator (zat yg dpt menyebabkan terjadinya
dilatasi/pelebaran pembuluh darah, shgg mampu menurunkan
tekanan darah pasien.
Jadi pada prinsipnya, strategi utama dalam penanganan hipertensi
adalah dg memodifikasi gaya hidup dan diet si pasien.
DIET RENDAH GARAM
Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na) untuk pasien
dengan edema, ascites dan/atau hipertensi berat. Pada
pengolahan masakannya tidak menambahkan garam dapur.
Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na) untuk pasien
dengan edema, asites dan/atau hipertensi tidak terlalu berat.
Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½
sendok teh garam dapur.
Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) untuk pasien
dengan edema, asites dan/atau hipertensi ringan. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok teh
(4 gram) garam dapur.
Penentuan/pemberian diet rendah garam harus sesuai instruksi
dari dpjp.. karena ketika dokter sudah memeberikan obat
antihipertensi yg menurunnkan kadar natrium dg dosisi tinggi,
pasien tdk lagi perlu diberikan diet rendah garam, karena ketika
pasien mengalami hiponatremia, itu jg menjadi bahaya bagi
paisen, pasien akan mengalami penurunan kesadaran. Oleh karena
itu, harus hati2 seringkali saat pemberian diet rendha garam pada
pasien hipertensi, harus komunikasi dengan dpjp.
MONEV
- Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara memonitor
perkembangan, mengukur hasil dan mengevaluasi hasil.
- Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan intervensi gizi tersebut adalah asupan makan
dan minum (konsumsi selama dirawat), asupan ini
dimonitor setiap hari, nilai laboratorium terkait gizi,
perubahan berat badan, keadaan fisik klinis pasien.
Chapter 5
DIAGNOSIS GIZI
Contoh Diagnosis
NI. 1.3 Kelebihan asupan energi berkaitan dengan sering
mengonsumsi makanan sumber karbohidrat dan lemak
pada makanan selingan ditandai dengan asupan energi
120% kebutuhan energi.
NC. 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan
dengan gangguan metabolisme karbohidrat akibat resistensi
insulin ditandai dengan gula darah puasa 195mg/dl, gula
darah 2 jam PP 330 mg/dl, gula darah sewaktu 430 mg/dl,
dan trigliserida 275 mg/dl.
NB. 1.3 Tidak siap merubah diet/merubah perilaku
berkaitan dengan sikap yang tidak mendukung tentang
makanan dan gizi ditandai dengan menyangkal kebutuhan
perubahan makanan dan zat gizi, mengabaikan jadwal
konseling.
INTERVENSI GIZI
Tujuan Diet
- Memepertahankan kadar glukosa darah mendekati
normaldengan menyeimbangkan asupan makanan dengan
insulin, obat oral, dan aktivitas fisik
- Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal
- Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau
mencapai BB ideal
- Menghindari komplikasi akut
- Meningkatkan derajat Kesehatan secara keseluruhan
melalui gizi yang optimal
Kebutuhan Energi Paisen DM Dewasa
- menggunakan rumus Bocca pria 30 kkal/BB ideal
wanita 25 kkal/BB ideal
- BB Ideal = ( TB dalam cm – 100 ) x 10%
Pada laki-laki yang tingginya < 160 cm atau perempuan
yang tingginya < 150 cm berlaku rumus :
BB Ideal = ( TB dalam cm – 100 ) x 1 kg
- Umur kebutuhan energi di atas umur 40-59 tahun
dikurangi 5% umur 60-69 dikurangi 10% sedangkan >70
tahun dikurangi 20%
- Aktivitas fisik
o Istirahat/bed rest ditambah 10%
o Ringan (pegawai kantor, ibu rumah tangga) ditambah
20%
o Sedang (Mahasiswa, polisi, pegawai pabrik yang
berdiri) ditambah 30%
Perhitungan Energi Lain untuk DM
Syarat Diet
- Pemberian energi untuk mempertahankan atau mencapai
BB ideal
- Karbohidrat sebesar 45-65% total energi
- Lemak 20-25% tidak boleh lebih dari 30%
- Protein 10-20%
- Serat 20-25 gram/hari
- Pemanis alternatif dapat digunakan sepanjang tidak
melebihi batas aman.
- Natrium untuk Diabetes dianjurkan < 3000 mg, sedangkan
bagi pasien DM disertai
- hipertensi ringan sampai sedang, maka natrium diberikan
2400 mg per hari.
- Diet diabetes dikelompokan menjadi 1100-2500 kalori
yang dinyatakan dalam satuan penukar
MONITORING & EVALUASI
Chapter 6
1. ASSESMENT/PENGKAJIAN
- Antropometri Pengkajian meliputi TB, BB, IMT, dan
Lila
Hati2 ketika pasien mengalami oedema, brrt antropometri BB tdk
bisa dijadikan patokan, maka dapat digunakan BIA(Bioelecrical
Impedance Analysis) untuk mnegetahui massa otot dan massa
lemaknya/ menggunakan lila untuk menentukan apakah pasien tsb
punya faktor resiko mengalami malnutrisi
- Biokimia Hb, albumin, serum transferrin, kolesterol
total, ureum, kreatinin, status inflamasi : seperti C-
Reactive Protein (CRP). dan elektrolit
Terutama berkaitan dg ginjal, albumn (karena pasien akan
mengalami proteinurea/urin yg mengandung protein, hati2 dg
kadar albumin darah pasien. Tentu untuk mengukur GFR, kita hrs
mengetahui kadar ureum dan kreatinin, serum transferin(ginjal
berkaitan dg sel darah merah dan kadar Hb jg harus dicek apakah
pasinen mengalami anemia/tdk). Dan kadar kolesterol total.
Jangan lupa dilihat status inflamasi pasien dgmelihat kadar CRP.
Juga elektrolit yg berkaitan dg mikronutrien yg akan diberikan pd
tahap intervensi (kadar kalium, kalsium)
- Fisik & klinis SGA, BIA, penurunan BB/kehilangan
massa otot 5% selama 3 bulan atau lebih atau 10 % selama
lebih dari 6 bulan. Adanya penumpukan cairan, edema,
atau acites.
Menggunakan Subject Global Assesmen (SGA). Menggunakan
BIA terutama ketika pasien mengalami penumpukan cairan. Juga
dihitung kehilangan BB pasien. Penurunan BB diebdakan menjadi
selama 3 bulan (Jadi jika slama 3 bulan kehilangannya 5%, sudah
termasuk malnutrition) atau lebih dari 6 bulan (selama 6 bulan
kehilangan lebih dari 10% sudah malnutrisi).
- Riwayat diet Food recall dan food record
Harus digali, apakah pasien mengalami penurunan nafsu makan,
karena biasanya pasien gagal ginjal kronis itu lelah dan tdk nafsu
makan.
- Malnutrition Inflammation Score (MIS).
Indikator Malnutrition
• SGA (B) : Gizi kurang dan SGA (C) : gizi buruk
• Albumin serum < 3 – 8 g/dl
• Kreatinin serum < 10 mg/dl
• IMT < 18 kg/m² atau > 23,4 kg/m² (IMT tidak dapat
dipakai jika Pasien oedem)
• Kolesterol < 147 mg/dl
• Prealbumin serum < 30mg/dl
Erat kaitannya dengan pemberian protein pd saat intervensi.
Diberikan maksimum ketika pasien mengalami kehilangan
protein dari urin.
2. DIAGNOSIS GIZI
- Asupan energi inadekuat (NI-1.2).
- Asupan oral inadekuat (NI-2.1).
- Asupan cairan berlebihan (NI-3.2).
- Penurunan kebutuhan zat gizi (NI-5.4).
- Asupan protein berlebihan (NI-5.7.2).
- Jenis Asupan protein atau asam amino tidak optimal
(spesifik) (NI-5.7.3).
- Pemanfaatan zat gizi terganggu (NC-2.1).
- Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (spesifik) (NC-
2.2).
- Kepatuhan yang rendah terhadap rekomendasi gizi (NB-
1.6).
- Pilihan makanan yang tidak diinginkan (NB-1.7).
3. INTERVENSI DIET
Tujuan Umum Diet
• Mengendelikan gejala uremia
• Mempertahankan status gizi optimal
• Memperlambat progresifitas penurunan laju filtrat
glomerulus (GFR) menuju gagal ginjal stadium akhir
• Mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia,
hipertensi, dislipidemia, penyakit tulang dan kardiovaskuler
Tujuan Khusus
• PGK Pre-dialisis bertujuan untuk mengurangi akumulasi
produk-produk sisa nitrogen, mengurangi gangguan
metabolit terkait uremia, memperlambat laju progresivitas
penyakit ginjal, mengatur keseimbangan air dan elektrolit,
mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia,
penyakit tulang, dan penyakit kardiovaskuler.
• PGK Hemodialisis bertujuan untuk memperbaiki dan
mempertahankan status gizi optimal, mencegah
penimbunan sisa metabolisme berlebih, mengatur
keseimbangan air dan elektrolit, mengendalikan kondisi
terkait PGK seperti penyakit tulang, dan penyakit
kardiovaskuler.
• PGK Peritonial Dialisis bertujuan untuk memperbaiki dan
mempertahankan status gizi optimal, mencegah
penimbunan sisa metabolisme berlebih, mengatur
keseimbangan air dan elektrolit, mengendalikan kondisi
terkait PGK seperti penyakit tulang, dan penyakit
kardiovaskuler, mempertahankan fungsi ginjal sisa.
Disesuaikan dg kondisi gagal ginjal oleh pasien. Sudah
mengalami dialisis/ belum atau tdk mengalami dialisis tapi
menggunakan territonial dialisis (sma dg dialisis tapi dia bisa
melakukannya sendiri. Melalui perut diberikan lubang yg terdapat
cairan dimana dalam sehari bisa diganti 3-4x sesuai dg kondisi
pasien).
Cara pemasangannya tdk membutuhkan alat, hanya
membutuhkan gravitasi: cairannya diletakkan dibawah shgg
mengalir dan diganti dg cairan baru yg ditaruh diatas.
Tujuan Khusus Transplantasi Ginjal
• Jangka pendek (< 6 minggu pasca transplantasi) bertujuan
untuk membantu penyembuhan luka meningkatkan
anabolisme, mencegah infeksi, mengantisipasi dan
mengatasi efek metabolisme obat imunosupresan.
• Jangka panjang (> 6 minggu pasca transplantasi) bertujuan
untuk mencapai atau mempertahankan berat badan ideal,
mempertahankan kadar gula, mempertahankan kadar
kolesterol <200mg/dl, mempertahankan tekanan darah
normal, mempertahankan densitas tulang optimal,
mengantisipasi dan mengatasi efek metabolisme obat
imunosupresan, mempertahankan gaya hidup sehat.
Rekomendasi Asupan Gizi
1. Asupan Energi
• PGK pre-dialisis : 35 kkal/kgBB ideal/hari. Pada pasien
sedentary live styleatau aktifitas minimal atau usia lanjut :
30 -35 kkal/kgBB ideal/hari.
• PGK-HD : 30 -35 kkal/kgBB ideal/hari.
• PGK-PD : 30 -35 kkal/kgBB ideal/hari, dengan
memperhitungkan asupan kalori (dekstrosa) dari cairan
dialisat.
• Transplantasi ginjal : 30 -35 kkal/kgBB ideal/hari.
Disesuaikan dg usia dan aktivitas fisik pasien.
Ketika pasien diatas/dibawah umur 60 tahun tapi aktivitas
fiisknya ringan/sendenary lifestyle, kita bisa memberinya 30
kkal/kgBB/hari.
2. Asupan Protein
• PGK pre-dialisis : 0,6 – 0,75 g/kgBB ideal/hari.
• PGK-HD : 1,2 g/kgBB ideal/hari.
• PGK-PD (peritengila dialisis : 1,2 -1,3 g/kgBB ideal/hari.
• Transplantasi ginjal : 1,3 g/kgBB ideal/hari pada 6 minggu
pertama pasca transplantasi (ntuk recovery). Selanjutnya
0,8 -1 g/kgBB ideal/hari.
• Protein yang diberikan minimal 50% dengan kandungan
biologis tinggi (protein hewani).
3. Asupan Lemak
• PGK pre-dialisis, PGK-HD, PGK-PD : 25 30% dari total
kalori.
• Pembatasan lemak jenuh < 10%.
• Bila didapatkan dislipidemia dianjurkan kadar kolesterol
dalam makanan < 300 mg/hari.
Asupan lemak biasa diberikan tinggi (30%), karena ada protein yg
dibatasi dan biasanya pasien gaagl ginjal kronis juga disertai
dengan DM, sehgg sumber yg bisa dinaikkan istilahnya lemak
dibandingkan dg karbohidrat, karena takut mempengaruhi kadar
glukosa darah pasien. Ketika idberikan 30% dari total kalori,
pilihlah lemak baik.
4. Asupan KH
• KH cukup yaitu sisa dari perhitungan pasien. Perhatikan
jenis KH terutama jika pasien juga mengalami DM
Tidak boleh memberikan buah belimbing pd pasien gagal ginjal
kronis, karena belimbing tinggi asam oksalat yg menyebabkan
keracunan, karena asam oksalat tertahan didalam tubuh, karena
ginjalnya tdk optimal dalam mengeluarkan asam oksalat pd
kondisi normal karena mengalami gagal ginjal, shgg tertumpuk
dan pasien akan mengalami keracunan asamoksalat.
5. Asupan Mikronutrien disesuaikan dengan nilai Lab
pasien
• Natrium <2000 mg/hari
• Kalium 39 mg/kg BB
• Kalsium 1200 mg/hari
• Fosfor 800-1000 mg/hari
• Cairan dibatasi dan disesuaikan dengan jumlah urin yang
keluar selama 24 jam
Bisa dilihat dari nilai lab pasien (terutama kalium dna kalsium).
Biasanya ada bbrp pasien yg ditambah kalsiumnya dg
multivitamin yg hrs dikonsumsi. Terutama juga cairan, ketika
pasien tdk dialisis, biasanya rentan memgalami oedema (ciran hrs
dibatasi), disesuaikan dg urin yg keluar, biasnaya urinnya sedikit
karena tertahan shgg tertimbun dan mengalami edema. Dari urin
yg ditmapung, kita tambahkan kurleb 300-500 ml/ hari untuk
minum.
Misal: urin ditampung selama 24 jam dan didapat hanya 200 ml,
ditambah 500 ml. maka pasien hanya boleh meminum 700
ml/hari. Biasanya apsien akan cepat hasu, sarannya bisa diberikan
es batu yg keil2 ditmabahkan jeruk nipis agar lebih segar. Jadi dia
ngemut es batu jadi tdk terlalu haus karena pembatasan cairan.
Diperhatikan jg bentuk makanannya, jangan diberikan bubur
karena cairannya banyak, palagi idberikan sup klo bisa tumis2an,
jika sulit untuk menelan lebih baik diberikan nasi tim
dibandingkan bubur
STANDAR DIET DI RS
Diet GGK (pre dialisis) Biasanya dilihat dari jumlah
gram hewani yg diebrikan pd
• Diet Protein Rendah 30
saat di RS.
• Diet Protein Rendah 35
• Diet Protein Rendah 40 DIET GGK dengan HD
(saat sudah mengalami
perawatan dg hemodialisa,
akan diberikan tinggi • Diet CAPD III 80
protein)
Biasanya ketika sudah
• Diet Hemodialisis terminal tapi belum dilaisis
(HD) 60 karena pasien blm berani,
• Diet Hemodialisis biasanya diberikan diet
(HD) 65 rendah protein 30, tapi klo
• Diet Hemodialisis sudah yg sedang dan berat,
(HD) 70 disesuaikan lagi.
Penentuan standar diet Begitu jg dg pasien yg sudha
disesuaikan dg lFG nya (Laju HD. Ketika pasien HD, tapi
filtrasi glomerulus) untuk proteinuria yg keluar banyak,
pasien GGK Predialisis biasanya dibeikan diet HD yg
70 atau ketika massa otot
DIET GGK dengan CAPD
pasien menurun, itu diberikan
• Diet CAPD I 65 70, begitupun dg pasien yg
• Diet CAPD II 70 peritoneal dialisis.
MONEV
INTERVENSI
Tujuan Diet
• Menormalkan kadar GDP dan GDPP. Sasarannya GDP 65-
95 mg/dL dan GDPP <120 md/dl
• Memberikan padat gizi disesuaikan kebiasaan makan
pasien
• Mengendalikan kenaiakn BB selama hamil
Syarat Diet
• Kebutuhan energi 30 kkal/kg BB saat hamil untuk
IMT>30kg/m2. Untuk yg sudah obese sebelum hamil
diberikan 25 kkal/kg BB ideal ditambah
o TS-1 : 150 kkal/hari
o TS-2&3 : 300 kkal/hari
• Protein diberikan 1,1 g/kb BB actual atau sekitar 15-20%
keb total
• Lemak diberikan cukup 20-25%
Chapter 8
Chapter 9
INTERVENSI
Tujuan Diet
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
3. Mencegah atau mengurangi retensi garam/air.
4. Mencapai keseimbangan nitrogen.
5. Menjaga agar penambahan berat badan tidak berlebihan.
6. Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain
atau penyakit penyerta lain yang dapat menjadi penyulit
baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.
Chapter 12