Anda di halaman 1dari 20

Diet Komplikasi Kehamilan

R AT I H K U R N I A S A R I
1. Kurang Energi
Kronis
Latar Belakang
 Kecenderungan semakin tingginya angka Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil akan
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian ibu serta ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah.

Syarat pengaturan makanan ibu hamil pada trimester I ditambah 180 kkal dari kebutuhan sebelum hamil
sedangkan untuk trimester II dan III ditambah 300 kkal dari kebutuhan sebelum hamil.
2. Hiperemesis
Gravidarium
Latar Belakang
 Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual yang parah disertai muntah sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, ketonuria, dan penurunan berat badan lebih dari 5% dari
berat badan ibu hamil.

keluhan mual yang dialami ibu hamil pada pagi hari di trimester pertama, umumnya disebut sebagai
morning sickness.

Etiologi hiperemesis gravidarum merupakan multifaktoral. Namun penyebab utamanya terkait dengan
peningkatan kadar hormon yang berkaitan dengan kehamilan seperti hCG, estrogen, dan progesteron.
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum tergantung pada tingkat keparahan gejala. Secara umum,
penatalaksanaan terdiri dari terapi nonfarmakologi dan farmakologi.

Terapi farmokologi dengan pemberian antiemesis oral dan pengaobatan untuk memperbaiki
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Terapi nonfarmakologi mulai dari pemberian penjelasan dan dukungan emosional dan modifikasi diet
(asuhan gizi).
1. Asesmen Gizi
a) Riwayat terkait gizi dan makanan

b) Data antropometri  berat badan saat ini, berat badan sebelum hamil, kenaikan atau penurunan berat badan
selama kehamilan, Lingkar Lengan Atas (LiLA) ibu hamil.

c) Data pemeriksaan fisik klinis terkait gizi  Data fisik klinis ibu hamil dapat meliputi penampilan
keseluruhan, sistem jantung-paru, sistem pencernaan, ekstremitas, pemeriksaan abdomen & uterus, status
hidrasi atau tanda-tanda dehidrasi, pemeriksaan goiter, serta tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi).

d) Data riwayat klien. Pada riwayat medis pasien / keluarga dapat digali penyakit yang berdampak pada status
gizi pasien, termasuk keluhan yang dialami pasien Hiperemesis Gravidarum terkait gizi. Sedangkan riwayat
sosial dibutuhkan untuk mengetahui situasi rumah, atau dukungan asuhan medis dan keterlibatan pasien dalam
kelompok sosial.
2. Diagnosis Gizi
domain asupan Domain clinis domain perilaku
NI.1.2 Asupan energi inadequate NC.2.2 Perubahan nilai NB.1.5 Gangguan pola makan
NI.2.1 Asupan oral inadequate laboratorium terkait gizi NC.3.1 NB.2.4 Kemampuan menyiapkan
NI.2.11 Daya terima makanan Berat badan kurang atau makanan terganggu
terbatas underweight NB.1.7 Pemilihan makanan yang
NI.3.1 Asupan cairan inadequate NC.3.2 Penurunan berat badan salah
NI.5.2 Asupan protein energi yang tidak diharapkan NC.4.1
inadequate Malnutrisi
3. Intervensi Gizi

TUJUAN DIET

Membantu mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis

Porsi bertahap (sedikit tetapi sering)

Nilai gizi ditingkatkan sesuai keadaan dan kebutuhan pasien


Syarat dan Prinsip Diet
Kebutuhan energi  TS 1 + 180 kal TS 2&3 + 300 Kebutuhan cairan 35-40 mL/kg BB sebelum
kal hamil/hari

 TS 1  KH boleh diberikan tinggi 75-80% dari Hindari bumbu tajam seperti bawang-bawangan
kebutuhan energi total
Bila makan pagi dan siang sulit diterima ibu,
Protein TS 1  0,8-1,1 g/kg BB sebelum hamil. dioptimalkan pemberian makan malam dan snack
Sedangkan TS2&3 ditambah 25 g dari kebutuhan malam untuk meningkatkan asupan makanan sehari.
sebelum hamil
Secara bertahap, makanan ditingkatkan
Zat gizi mikro dianjurkan suplemantasi vitamin pemberiannya dalam porsi dan nilai gizi sesuai
B6, B1, Cal, K, B12, Asam folat, Vitamin D, Fe, dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
dan yodium
4. MONEV
 menetapkan data sign atau symptom yang tepat pada setiap masalah gizi di masing-masing domain yang
dapat menjadi indikator atau parameter asuhan gizi untuk dimonitor dan dievaluasi.

Indikator monitoring dan evaluasi asuhan gizi untuk pasien Hiperemesis Gravidarum dapat ditetapkan dari
sign atau symptom yaitu asupan makanan melalui oral atau asupan zat gizi (energi, protein, lemak,
karbohidrat), perubahan berat badan, Lingkar Lengan Atas (LiLA), haemoglobin (Hb), kadar elektrolit
dalam darah (Kalium, Natrium, Chlorida), keton urin, atau hasil pemeriksaan fisik klinis seperti status
hidrasi atau tanda-tanda dehidrasi, dan tandatanda vital.
3. Pre Eklamsia (PE)
Latar Belakang
Preeklampsia adalah sindrom yang terjadi saat kehamilan memasuki minggu ke -20 ditandai dengan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih dan adanya
protein urine 300 mg atau lebih dalam sampel urine 24 jam.

Preeklampsia berat didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan darah
diastolik 110 mmHg atau lebih dan terdapat 5 g protein dalam sampel urine 24 jam.

Tidak ada sebab yang pasti dari PE


PENATALAKSANAAN TERAPI
PREEKLAMPSIA
 Obat antihipertensi diberikan dengan tujuan untuk menjaga tekanan darah sistolik < 160 mmHg dan MAP
(Mean Arterial Pressure) < 125 mmHg.

Kondisi preeklampsia berat harus diberikan magnesium sulfat untuk mencegah kejang.

Pemeriksaan darah yang dilakukan meliputi : kreatinin, elektrolit serum, tes fungsi hati, hitung darah
lengkap, dan pembekuan darah

Tekanan darah dan denyut nadi diukur setiap 15 menit sampai stabil, kemudian dapat dilakukan setiap
setengah jam.
1. Assesmen Gizi
a) Riwayat terkait gizi dan makanan

b) Data antropometri

c) Data biokimia  meliputi pemeriksaan protein urine, kadar enzim hati (SGOT, SGPT), kreatinin, urat
dan elektrolit serum, kadar albumin dan trombosit, hitung darah lengkap, dan pembekuan darah.
Pengumpulan urin 24-jam merupakan standar baku untuk pemeriksaan proteinuria. Kriteria proteinuria
jika terdapat 0,3 gram atau lebih dalam urin 24 jam.

d) Data pemeriksaan fisik klinis terkait gizi

e) Data riwayat klien


2. Diagnosis Gizi
domain asupan Domain clinis domain perilaku
NI.1.2 Asupan energi inadequate NC.1.4 Perubahan fungsi NB.1.4 Kurang dapat
NI.1.3 Kelebihan asupan energi gastrointestinal menjaga/monitoring diri NB.1.5
NI. NC.2.2 Perubahan nilai Gangguan pola makan
2.1 Asupan oral inadequate laboratorium terkait gizi NC.3.3 NB.2.4 Kemampuan menyiapkan
NI.2.11 Daya terima makanan Kelebihan berat badan atau makanan terganggu
terbatas obesitas NB.2.6 Kesulitan makan secara
NI.3.2 Kelebihan asupan cairan mandiri
NI.5.2 Asupan protein energi
inadequate
NI.5.6.1 Asupan protein
inadequate
NI.5.10.1 Asupan kalsium
inadequate
NI.5.10.1 Asupan kalium
inadequate
NI.5.10.2 Kelebihan asupan
natrium
3. Intervensi
TUJUAN DIET

1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.

2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.

3) Mencegah atau mengurangi retensi garam/air.

4) Mencapai keseimbangan nitrogen.

5) Menjaga agar penambahan berat badan tidak berlebihan.

6) Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyakit penyerta lain yang dapat menjadi
penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.
Syarat dan Prinsip Diet
Kebutuhan energi  TS 1 + 180 kal TS 2&3 + Zat gizi mikro dianjurkan suplemantasi
300 kal vitamin B6, B1, Cal, K, B12, Asam folat,
Vitamin D, Fe, dan yodium. tetapi vitamin C dan
 KH +40 g/hari dari kebutuhan normal yang
B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
bersumber dari KH kompleks
Kebutuhan cairan 35-40 mL/kg BB sebelum
Protein TS 1  0,8-1,1 g/kg BB sebelum hamil.
hamil/hari. Jika pasien terapi obat MgSo4 cairan
Sedangkan TS2&3 ditambah 25 g dari kebutuhan
dibatasi (600-1000 mL/hari
sebelum hamil. Pada pasien post partum
kebutuhan protein ditambah 1,3-1,5 g.kg Kebutuhan serat 34/g/hari
BB/hari. Jika pasien mengalami proteinuria
Bentuk makanan disesuaikan kondisi pasien
protein diberikan bertahap 0,8-1 g/kg BB/hari
4. MONEV
 Parameter yang spesifik dapat diambil dari sign atau symptom pasien preeklampsia untuk monitoring dan
evaluasi asuhan gizinya.

Parameter yang dimaksud mencakup kenaikan berat badan selama kehamilan, tekanan darah, hasil
pemeriksaan seperti sistem jantung-paru, sistem pencernaan, ekstremitas, pemeriksaan abdomen dan uterus,
pemeriksaan edema paru, pemeriksaan penglihatan, tanda-tanda klonus, serta tanda-tanda vital lainnya
(tekanan darah, nadi, respirasi).

Tekanan darah dan denyut nadi harus diukur setiap 15 menit hingga mencapai stabil dan kemudian diukur
setiap setengah jam
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai