Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

ELIMINASI PENULARAN HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B


DARI IBU KE ANAK

I. PENDAHULUAN

Eliminasi Penularan (Triple Eliminasi) merupakan program yang diadakan


oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menanggulangi
penularan HIV (Human immunodeficiency virus), sifilis dan hepatitis B pada ibu
hamil kepada bayinya. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadopsi dari
program WHO (World Health Organization) bernama triple elimination. WHO
berpendapat bahwa angka penularan dapat menurun hingga 5% dari seharusnya
15% dengan adanya kegiatan preventif berupa pelaksanaan tes HIV, hepatitis B,
dan sifilis saat antenatal care (ANC). Sementara itu, Kementerian Kesehatan
mempunyai target untuk mencapai zero pada tahun 2030 sesuai dengan yang
tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 52 tahun
2017.
Jumlah pasien sifilis di Indonesia pada tahun 2017 mencapai angka
prevalensi 0,39% untuk HIV, 1,7% untuk sifilis, dan 2,5% untuk hepatitis B.
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, angka tersebut masih
termasuk dalam angka yang tinggi dan memungkinkan terjadinya penularan dari
ibu hamil ke bayi dalam masa kehamilan sehingga diperlukan adanya perhatian
yang lebih untuk mengatasinya. Penularan ketiga penyakit dari ibu hamil ke bayi
dapat menyebabkan premature, BBLR, dan yang paling parah adalah kematian.
Puskesmas Teluk Pucung juga sudah melakukan pemeriksaan Triple
eliminasi pada ibu hamil ini sejak tahun 2017 dimana pemeriksaan ini merupakan
pemeriksaan rutin yang wajib dilakukan pada saat ANC (antenatal care) terutama
pada saat kunjungan pertama kali. Deteksi dini HIV, Sifilis, dan Hepatitis B saat
ini sudah bisa dilakukan di Puskesmas dan dilakukan dengan tes cepat (rapid
diagnostic test) menggunakan sampel darah ibu hamil. Apabila di awal deteksi ini
ditemukan hasil yang positif, maka ibu hamil akan diterapi sesegera mungkin
dengan tujuan untuk menurunkan risiko penularan kepada bayinya. Pada ibu
hamil yang memiliki hasil sifilis yang positif juga akan dilakukan pemeriksaan
laboratorium secara berkala untuk melihat dan memantau perjalanan penyakit
dari sifilis ini. Anak yang lahir dari ibu dengan HIV atau sifilis atau hepatitis B
yang positif pasti juga akan mendapat pelayanan dalam bentuk skrining awal
untuk deteksi penyakitnya dan pengobatan apabila ditemukan hasil yang positif
pada anak. Upaya untuk penurunan dan eliminasi ketiga penyakit ini sangat
penting untuk dilakukan di Indonesia dan harus dilakukan terintegrasi, baik dari
masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah.

II. LATAR BELAKANG

Saat ini, terdapat tiga penyakit infeksi yang sangat rentan untuk
ditransmisikan dari ibu kepada janin yaitu infeksi HIV (Human Immunodeficiency
Virus), Sifilis, dan Hepatitis B. Ketiga infeksi dan penyakit ini dapat menyebabkan
morbiditas, disabilitas dan kematian bagi ibu dan bisa menurunkan kualitas hidup
anak yang terdampak. Salah satu langkah untuk menanggulangi masalah
tersebut, pemerintah menerapkan program triple elimination untuk
penanggulangan penyakit ini melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak.
Sebanyak lebih dari 90% kasus infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B yang
dijumpai pada anak terjadi karena transmisi dari ibu. Data dari Laporan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018, menunjukkan
bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami infeksi HIV adalah sebesar 0,39%,
infeksi sifilis sebesar 1,7%, dan infeksi hepatitis B sebesar 2,5%. Pada tahun
2020 di Indonesia, terdapat 6.094 ibu hamil yang positif HIV dan 4.198 ibu hamil
yang positif sifilis, sedangkan di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun
2020 sendiri ditemukan 4 orang ibu hamil dengan sifilis, 30 orang ibu hamil
dengan HIV, dan 18 orang ibu hamil dengan hepatitis B.
Hal ini harus menjadi perhatian besar bagi masyarakat agar lebih sadar
mengenai bahaya infeksi ini, baik bagi ibu maupun bagi anaknya.
Dalam rangka memutus rantai penularan ketiga penyakit infeksi ini, harus
kita lakukan bersama-sama karena pola penularan dari penyakit tersebut relatif
sama, yaitu dari hubungan seksual, pertukaran/kontaminasi darah dan secara
vertikal dari ibu ke anak, baik selama dalam kandungan, dalam prosese
persalinan, maupun saat menyusui. Transmisi infeksi ini dari ibu kepada anak
sebenarnya dapat dicegah dengan intervensi yang sederhana dan efektif yaitu
berupa deteksi awal atau skrining saat awal kehamilan, pengobatan sedini
mungkin ketika sudah terdiagnosis, dan imunisasi. Kurangnya pengetahuan dan
informasi mengenai infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B selama pemeriksaan
kehamilan mengakibatkan tingginya transmisi infeksi ini dari ibu ke anak.

III. TUJUAN

a. Tujuan umum program HIV / AIDS di Puskesmas Teluk Pucung adalah


pencegahan dan penanggulangan HIV / AIDS di masyarakat wilayah kerja
Puskesmas.
b. Tujuan khusus program HIV /AIDS di Puskesmas Teluk Pucung adalah :

- melakukan screening pada ibu hamil melalui pemeriksaan triple eliminasi


(HIV, Sifilis, Hepatitis)

- pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

- melakukan pemeriksaan Triple eliminasi pada saat kunjungan ANC (antenatal


care) terutama pada K1(kunjungan pertama) di Poli KIA Puskesmas Teluk
Pucung

- melakukan pemeriksaan Triple eliminasi pada saat kunjungan ANC (antenatal


care) terutama pada K1(kunjungan pertama) di BPM (Bidan Praktek Mandiri) dan
Klinik swasta di wilayah kerja Puskesmas Teluk Pucung dan melaporkan
jumlahnya tiap bulan ke Bidan Koordinator KIA Puskesmas Teluk Pucung

- merujuk pasien keunit laboratorium untuk test HIV / AIDS

- melakukan rujukan pasien dengan HIV positive (reaktif) ke poli layanan CST
dan pendamping (atas izin pasien)

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Pemeriksaan triple eliminasi pada penyelenggaran UKP:

1. Syarat
a. Membawa dokumen administrasi yang diperlukan :
i. Pengguna layanan BPJS harus membawa kartu BPJS
ii. Pengguna layanan umum harus membawa KTP dan Kartu Keluarga
b. Setiap pelanggan akan dipanggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar
diloket
c. Setiap pelanggan menunggu diruang tunggu untuk dipanggil sesuai
dengan urutan rekam medik
2. Biaya
Gratis
3. Waktu – Lama Pelayanan
Waktu :
Senin – Kamis : 07.30 – 12.00
Jumat : 07.30 – 11.00
Sabtu : 07.30 – 11.00
Lama Pelayanan : 30 - 60 menit
4. Prosedur pelayanan
a. Datang sendiri atau diantar oleh pejangkau
b. Membawa rujukan bila dirujuk oleh fasilitas kesehatan lain
c. Membawa persyaratan dokumen administrasi
d. Melalui alur pendaftran
5. Produk / hasil pelayanan yang akan diterima pelanggan :
a. Pelayanan medis
b. Resep obat
c. Surat pengantar pemeriksaan laboratorium
d. Mengetahui hasil pemeriksan laboratorium
e. Surat rujukan
f. Konseling pratest dan posttest
6. Kompetensi petugas
Dokter umum :1
Laboratorium :1
RR (Pencatatan dan Pelaporan ) : 1
Farmasi :1
7. Sarana dan Prasarana
a. ruang tunggu
b. ruang konseling
c. alat diagnostik
d. media informasi
8.Pelayanan informasi
Pelanggan mendapat informasi mengenai :

a. Penyakit yang diderita


b. Tindakan medis yang akan dilakukan

c. Kemungkinan efek samping obat dan tindakan serta cara


mengatasinya

VI. SASARAN

Semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Teluk Pucung baik yang
melakukan pemeriksaan di dalam Puskesmas Teluk Pucung maupun diluar
Puskesmas Teluk Pucung (BPM dan Klinik swasta).

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No KEGIATAN J F M A M J J A S O N D
A E A P E U U G E K O E
N B R R I N L S P T P S
1. Pemeriksaan v v v v v v v v v v v v
Triple
eliminasi ibu
hamil

2. Laporan v v v v v v v v v v v v
bulanan

VIII. MONITORING DAN EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan dievaluasi 3 bulan sekali


untuk melihat kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

1. PENCATATAN

A. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKP akan dicatat pada


format pencatatn harian kemudian akan direkap pada akhir bulan

B. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan


didokumentasikan pada notulen kegiatan

2. PELAPORAN

Laporan bulanan program, laporan penyuluhan dan kegiatan mobile


vct akan dilaporkan kepada kepala Puskesmas dan kemudian akan
diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi

3. EVALUASI KEGIATAN

1. Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 bulan sekali

2. Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 1 tahun sekali

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Teluk Pucung Koordinator Pelayanan HIV/IMS

dr. Chairul Inda dr. Rumintang Margareta


NIP. 19680318 2002 12 1 003 NIP. 19830418 2011 01 2 001

Anda mungkin juga menyukai