Laporan Kasus Vesicolithiasis Ilaa
Laporan Kasus Vesicolithiasis Ilaa
VESICOLITHIASIS
Disusun Oleh :
Pembimbing:
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
kasus dengan judul “VESIKOLITIASIS”.
Selama penyelesaian laporan kasus ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. M. Arief Hidayat Sp.B. yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada keluarga, sahabat, dan rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dan
doa dalam menyelesaikan refarat ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kasus
ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan kasus ini nantinya. Harapan
penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan umumnya dan profesi kedokteran khususnya. Semoga Tuhan yang
Maha Esa selalu memberikan Berkat dan Kasih-Nya kepada kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMA JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit yang sering di Indonesia. BSK
adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang
terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang
mempengaruhi daya larut substansi. BSK dapat menyebabkan gejala nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di
dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung
kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada
ginjal (nefrolithiasis), ureter (ureterolithiasis), vesica urinaria (vesicolithiasis), dan
uretra (urethrolithiasis). 1,2
Vesikolhitiasis atau batu kandung kemih adalah batu yang terbentuk di buli-
buli atau kandung kemih, secara eksklusif terbentuk dari stasis urin atau obstruksi
kandung kemih. Selain itu batu buli dapat berasal dari batu ginjal atau batu ureter
yang turun ke buli-buli. Di negara-negara berkembang masih sering dijumpai batu
endemik pada buli-buli. Seringkali komposisi batu buli-buli terdiri atas asam urat
ataustruvit (jika penyebabnya adalah infeksi), sehingga tidak jarang pada
pemeriksaan foto polos abdomen tidak tampak sebagai bayangan opak pada
kavum pelvis. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi batu
radiolusen pada buli-buli. 1,2
Gejala khas batu buli-buli adalah berupa gejala iritasi antara lain;
disuria hingga stranguria, perasaan tidak enak waktu kencing, dan kencing tiba-
tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh.
Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan pada ujung penis, skrotum, perineum,
pinggang, sampai kaki. 1,2
1
Di Amerika Serikat sendiri keberadaan BSK telah disejajarkan dengan
persoalan utama kesehatan lainnya seperti osteoporosis, paru kronik, dan stroke.
Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di
anatara seluruh kasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu saluran
kemih nasional di Indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar antara 1-20%.
Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak
inside terjadi pada usia 40-50 tahun. 1,2
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
1. Keluhan Utama
Nyeri saat berkemih
2. Keluhan Tambahan
3
dan dilakukan USG, dokter mendapatkan adanya batu di kandung kemih, dan
pada saat itu dokter menyarankan pasien untuk dilakukan operasi namun pasien
menolak.
- Hipertensi (+)
- Hiperuresemia (-)
- Dispepsia (+)
- Obat anti nyeri dan antibiotik, dan obat supaya lancar BAK
- Omeprazol 3 x 20mg
- Berat badan : 50 Kg
- Nadi : 85 X/Menit
- Pernafasan : 20 X/Menit
4
o Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Jejas (-/-)
o Telingan : Normotia (+/+), Serkret (-/-), Tanda Inflamasi (-/-)
o Hidung : Septum nasi simetris (+), Sekret dan tanda Inflamasi (-/-)
o Mulut : Simetris (+), Jejas (-), tanda Inflamasi (-), Perdarahan (-)
- Leher
o Trachea : Deviasi (-)
o TVJ : R + 1,5 cmH2O
o Perbebesaran Kelenjar Getah Bening (-)
- Thoraks
o Inspeksi : Gerakan Simetris (+/+), Jejas (-/-), Tanda Inflamasi (-/-)
o Palpasi : Nyeri Tekan (-/-), Fremitus taktil (+/+)
o Perkusi : Sonor (+/+)
o Auskultasi : Vesikuler (+/+)
- Abdoment
o Inspeksi : Kulit sawu matang (+), Datar (+), Jejas (-/-), Tanda
Inflamasi (-/-)
o Palpasi : Soepel (+), Nyeri Tekan Regio Suprapubik(+)
o Perkusi : Timpani (+)
o Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
- Urologi
Flank Area
o Inspeksi : Sawu matang (+), Datar (+), Jejas danTanda Inflamasi (-)
o Palpasi : Nyeri tekan (-), Ballotemen (-)
o Perkusi : Nyeri ketok kosto vertebrae (-/-)
Supra Pubik
5
o Inspeksi : jejas (-/-), sikatrik (-) memar (-/-). Distensi (-)
o Palpasi : Nyeri tekan (+)
o Perkusi : Tympani (+)
Genital
o Inspeksi : OUE (+) Normal, Batu (-), Tanda Inflamasi (-), kateter (+)
o Palpasi : Nyeri tekan (-)
- Orthopedi
o Look : Edeme (-), Jejas (-), Vulnus (-)
o Feel : Nyeri tekan (-), Nadi (+) Normal, CRT < 2detik
o Perkusi : Room Of Motion Aktif dan Pasif Normal
6
RUJUKAN
Glucosa Ad 92 g/dl (L) 60-200
Random
- Pemeriksaan Radiologi
7
Gambar 1. USG Vesica Urinaria
1) Vesikulolithiasi
2) Uretrolitiasis
3) Benigna Prostat Hipertropi
2.7 Penatalaksanaan
8
- Bed Rest
2.8 Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Qua ad Sanationam : Dubia ad bonam
2.9 Hasil Laporan Tindakan Operasi
9
Gambar 3. Batu yg dikeluarkan dari buli-buli
A: Vesikulolitiasis +
P:
10
Bed Rest
Diet Makan Biasa
Rencana Usg
Rencana operasi jam 14:
00 siang
Lapor Anastesi (Puasakan
Pasien)
14/03/23 S: Nyeri Perut bawah (-), Th/
Nyeri saat BAK (-), mual (-) Bed Rest
Post muntah (-), nyeri luka operasi Diet Makan Biasa
operasi (+) IVFD B-fluid 20 gtt/i
Inj. Vicilin 1gr /8 jam
O:
Inj. Ibuprofem 1amp/8 jam
Kesadaran = compos
Inj. Lansoprazole 1Amp/12jam
mentis (CM)
Inj kalnex 500 mg/8 jam
TD = 113/69 mmHg
HR = 83x/menit
RR = 20x/menit
Suhu = 36,8˚C
P:
Bed Rest
Diet TKTP
Pertahankan drain s/d hari ke
4 post op
Aff dc 3 hari post op
11
(+) Inj. Vicilin 1gr /8 jam
P:
Bed Rest
Diet TKTP
Pertahankan drain s/d hari ke
4 post op
Aff dc 3 hari post op
12
TD = 120/70 mmHg
HR = 80x/menit
RR = 20x/menit
Suhu = 36,5˚C
P:
Bed Rest
Diet TKTP
Pertahankan drain s/d hari ke
4 post op
Aff dc
P:
Bed Rest
13
Diet TKTP
aff drain
GV
Asam mefenamat 3 x 1
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
buli pada anak menurut formula dari Koff adalah: Kapasitas buli-buli = {UmUr
(tahun) + 2} × 30 ml. 4, 5
Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada sat
penuh berada di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli-buli
yang terisi penuh memberi- kan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan
aktivasi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral S2-4. Hal ini akan
menyebakan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli- buli, dan relaksasi
sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi. 4, 5
16
Batu saluran kemih (BSK) didefinisikan sebagai pembentukan batu di saluran
kemih yang meliputi batu ginjal, ureter, buli, dan uretra. Pembentukan batu dapat
diklasifikasikan berdasarkan etiologi, yaitu infeksi, non-infeksi, kelainan genetik,
dan obat-obatan (3). Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa
keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. 1, 2
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam
kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut
urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Batu, terutama yang kecil, bisa tidak
menimbulkan gejala. Batu di saluran kemih sebelah atas menimbulkan kolik,
sedangkan yang di bawah menghambat buang air kecil. 1, 2
17
kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan
perubahan posisi tubuh. Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan (refered pain)
pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki. 3, 4
Pada anak seringkali mengeluh adanya enuresis nokturna, di samping
sering menarik- narik penisnya (pada anak laki-laki) atau menggosok-gosok vulva
(pada anak perempuan). Seringkali komposisi batu buli-buli terdiri atas asam urat
atau struvit (jika jika penyebabnya adalah infeksi), sehingga tidak jarang pada
pemeriksaan foto polos abdomen tidak tampak sebagai bayangan opak pada
kavum pelvis. 3, 4
18
masih banyaknya kasus batu endemik yang disebabkan diet rendah protein, tinggi
karbohidrat dan dehidrasi kronik. 4
Pada data yang telah dilaporkan, menurut European Association of Urology
(EAU) sepanjang hidup manusia memilki tingkat resiko tebentuk batu saluran
kemih sekitar 5 -10% dengan laki-laki yang lebih sering dibandingkan perempuan
3:1 serta puncak insidensi di dekade keempat dan kelima. Diduga karena kadar
kalsium sebagai bahan pembentuk utama batu saluran kemih pada perempuan
lebih rendah daripada laki-laki dan juga kadar sitrat pada air kemih sebagai
inhibitor terjadinya pembentukan batu lebih tinggi pada perempuan dibandingkan
dengan laki-laki. Batu saluran kemih merupakan penyakit ketiga terbanyak di
bidang urologi setelah infeksi saluran kemih dan BPH. Batu bisa terdapat di
ginjal, ureter, buli-buli maupun uretra. 4
a. Faktor internal
1. Usia
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun. Untuk
pria, insiden mulai meningkat setelah usia 20, puncak antara 40 dan 60
tahun. Untuk wanita, tingkat insiden tampaknya lebih tinggi pada akhir 20-
an pada usia 50, sisa yang relatif konstan selama beberapa dekade
berikutnya.
2. Jenis kelamin
Batu saluran kemih lebih rentan sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan yang dikarenakan struktur anatomi
saluran kemih (uretra) pada laki-laki lebih panjang daripada uretra
perempuan, sehingga lebih banyak kemungkinan substansi pembentuk
batu mengendap dan menjadi batu. Selain itu, peranan hormon seks juga
berpengaruh terhadap pembentukan batu kalsium oksalat, yaitu hormon
estrogen pada perempuan mampu mencegah agregasi garam kalsium,
19
menurunkan eksresi oksalat, konsentrasi oksalat plasma, dan menurunkan
endapan kristal kalsium plasma sedangkan hormon testosteron yang tinggi
pada laki-laki menyebabkan peningkatan oksalat endogen oleh hati yang
selanjutnya memudahkan terjadinya kristalisasi. Kadar kalsium air kemih
pada perempuan sebagai bahan utama pembentuk batu lebih rendah
dibandingkan dengan laki-laki dan kadar sitrat air kemih sebagai bahan
penghambat terjadinya batu pada perempuan lebih tinggi dari pada laki-
laki sehingga lebih cenderung tinggi pada laki-laki dibanding perempuan
untuk terjadinya pembentukan batu.
3. Herediter
Studi menunjukkan bahwa penyakit batu diwariskan. Untuk jenis batu
umum penyakit, individu dengan riwayat keluarga penyakit batu memiliki
risiko dua kali lipat lebih tinggi menjadi batu bekas. Ini risiko yang lebih
tinggi mungkin karena kombinasi dari predisposisi genetik dan eksposur
lingkungan yang sama (misalnya, diet). Meskipun beberapa faktor genetik
telah jelas berhubungan dengan bentuk yang jarang dari nefrolitiasis,
(misalnya, cystinuria), informasi masih terbatas pada gen yang
berkontribusi terhadap risiko bentuk umum dari penyakit batu.
b) Faktor eksternal
1. Asupan cairan dan makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal disebabkan oleh faktor
makanan dan minuman. Diet yang kaya protein hewani dan karbohidrat
serta meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung kalsium, produk
susu, oksalat (misalnya teh, kopi, coklat, kacang-kacang, bayam) yang
dapat mengakibatkan peningkatan dalam pembentukan batu saluran kemih.
Selain itu, asupan cairan (khususnya air putih) yang sedikit menurunkan
jumlah urin sehingga mengakibatkan peningkatan reaktan (kalsium dan
oksalat) dan pengurangan aliran urin (khususnya air putih) yang sangat
beresiko membentuk batu ginjal.
Air sangat penting dalam proses supersaturasi elektrolit/kristal dalam
air pembentukan BSK, bila seseorang kekurangan air minum maka dapat
20
terjadi supersaturasi bahan pembentuk batu. Hal in akan menyebabkan
terjadinya BSK. Pada penderita dengan dehidrasi kronik pH air kemih
cenderung turun, berat jenis air kemih naik, saturasi asam urat naik dan
teriadinya penempelan kristal kalsium oksalat pada kristal asam urat (teori
epitaksi). Penderita dianjurkan minum 2500 ml per hari dan atau
dianjurkan minum 250 ml tap 4 jam ditambah 250 ml tap kali makan,
sehingga diharapkan menghasilkan sekitar 2000 ml air kemih, yang cukup
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya BSK.
2. Aktivitas Fisik
Aktifitas fisik yang sedikit dapat menyebabkan peredaran darah
maupun aliran urin menjadi kurang lancar dan dapat merangsang
pembentukan tulang sehingga meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh.
Laki-laki yang terlalu banyak duduk atau hanya ditempat tidur saja, maka
kalsium tulang akan dilepas ke darah, selanjutnya hiperkalsemia akan
memacu timbulnva batu saluran kemih karena adanva supersaturasi
elektrolit/kristal dalam air kemih. Kenaikan konsentrasi bahan pembentuk
batu di dalam tabulus renalis akan merubah zona stabil saturasi rendah
meniadi zona supersaturasi metastabil dan bila konsentrasinva makin
tinggi menjadi zona saturasi tinggi
3. Kebiasaaan menahan buang air kecil
Kebiasaan sering menahan BAK menimbulkan statis air kemih.
Stasis air menimbulkan hipersaturasi dan menjadi ammonium yang
mengakibatkan kenaikan pH air kemih menjadi basa. Keadaan ini
memudahkan terbentuknya ammonium magnesiumm fostat atau batu
Struvit
4. Geografis, Iklim, dan Temperatur
Negara yang beriklim tropis dengan ciri utamanya adalah memiliki
suhu dan kelembaban yang tinggi. Individu yang menetap di daerah
beriklim panas dengan paparan ultraviolet tinggi akan cenderung
mengalami dehidrasi, peningkatan produksi vitamin D yang bisa memicu
peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat serta menyebabkan pengeluaran
21
keringat yang banyak sehingga menurunkan produksi urin. Jika produksi
urin menurun kepekatan urin akan meningkat dan zat-zat yang terkandung
dalam urin akan meningkat konsentrasinya. 2, 3
1. Batu kalsium
Kalsium adalah ion utama dalam kristal urin. Hanya 50% ion kalsium
plasma terionisasi dan filtrasi di glomerulus. Lebih dari 95%. kalsium
disaring glomerulus direabsorbsi di proksimal dan distal tubulus dan
jumlah terbatas di tubulus collectivus. Sekitar 75 sampai 85% dari batu
ginjal adalah batu kalsium. Batu in biasanya kombinasi dari kalsium dan
oksalat, timbul jika kandungan zat itu terlalu banyak di dalam urin, selain
itu jumlah berlebihan vitamin D, menyebabkan terlalu banyak menverap
kalsium. Peningkatan monosodium urat dan penurunan pH urin
menyebabkan peningkatan agregasi kristal. Faktor terjadinya batu kalsium:
22
a. Hiperkalsiuri (kalsium dalam urin >250-300 mg/24 jam)
Penyebab terjadinya hiperkalsiuri antara lain:
Hiperkalsiuri absorbtif (absorbsi kalsium melalui usus )
Hiperkalsiuri renal (Ggn reabsorbsi kalsium melalui tubulus
ginjal)
Hiperkalsiuri resorptif (peningkatan resorpsi tulang)
b. Hiperoksaluri (Ekskresi oksalat urin >45 gram/hari)
Banyak pada pasien yang mengalami gangguan pada usus
setelah menjalani pembedahan usus.
Pasien yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya
akan oksalat, seperti: teh, kopi, soft drink, Kokoa, arbel,
sayuran berwarna hijau terutama bayam.
c. Hinositraturia
Sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium
Menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.
d. Hipomagnesuria
Magnesium bereaksi dengan oksalat tau fosfat
Menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fostat
2. Batu struvite
Mayoritas ditemukan pada wanita, batu ini biasanya disebabkan
infeksi saluran kemih kronis. disebabkan bakteri. Lalu batu ini akan
membesar. Fragmen batu lembut dan mudah keluar melalui urin. Batu
sering terletak pada saluran kemih bagian atas, biasanya pelvis ginjal, dan
disebut 'staghorn' sebagai akibat dari bentuknya. Batu yang terbentuk
biasanya disebabkan infeksi saluran kemih oleh Proteus spp. Klebsiella
spp. Escherichia coli, Pseudomonas spp dan lain-lain yang mengakibatkan
alkalinisasi uri dan produksi ammonia secara berlebihan. Kuman
menghasilkan enzim urease dan merubah urin meniadi suasana basa
melalui hidrolisis urea menjadi amoniak, sehingga memudahkan
membentuk batu MAP. Keadaan ini akan akan menyebabkan presipitasi
magnesium ammonium phosphate (struvit).
23
3. Batu asam urat
Asam urat meruvakan produksi metabolisme purin. Kegagalan
dalam metabolisme purin menyebabkan defek terhadap hasil xanthine
oksidasi vaitu peningkatan nillai kadar xanthine. kemudian xanthine
mengendap dalam urin dan membentuk batu. Kristal dan batu asam urat
biasanya berbentuk radiolusen dan biasanya tidak terlihat pada foto polos
abdomen. Pada umumnya terlihat pada CT-Scan non kontras. Beberapa
asam urat terlihat radiopak. hal ini disebabkan deposit dari kalsium.
Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin. Selain itu
banyak diderita oleh pasien-pasien penyakit gout, mieloproliferatif, terapi
antikanker, dil. Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat
adalah urin yang terlalu asam, dehidrasi dan hiperurikosuri.
4. Batu cystine
Sistiuria adalah defek pada transportasi sistin, lisin, ornitin, dan
arginin ke intestinal dan membrane sel renal tubular yang diturunkan. Batu
sistin terjadi pada anak dari semua golongan usia. 25% pasien mendapat
batu pertama mereka selama masa kanak-kanak. Pada anak-anak yang
sangat muda, batu kandung kemih mungkin terbentuk, manakala pada
yang lebih dewasa, batu ginjal lebih sering terbentuk. Semua batu sistin
bersifat radio-opak, and kadang-kadang tidak kelihatan pada plain
abdominal film.
24
Hiperplasia prostat
striktura uretra
Divertikel bul-buli
Buli-buli neurogenik
Kateter yang terpasang pada buli-buli dalam waktu yang lama
Adanya benda asing lain yang secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam
buli-buli
batu buli-buli dapat berasal dari batu ginial atau batu ureter yang turun ke
buli-buli.
Batu buli primer paling sering terjadi pada anak-anak. Etiologinya mash
belum jelas, namun sering terjadi pada daerah sosioekonomi rendah serta makan
makanan yang dapat menyebabkan gangguan metabolik seperti peningkatan kadar
asam urat. venurunan produksi urine. hipofosfaturia. dan hineramonuria.
Batu buli sekunder sering berkaitan dengan gangguan pengosongan buli yang
dapat menjadi faktor predisposisi pembentukan batu dan retensi. Pada laki-laki,
kondisi seperti ini berhubungan dengan BPH, sedangkan pada perempuan adanya
sistokel atau pelvic organ prolapse (POP) dapat dipertimbangkan sebagai
penzebab batu buli.
25
lower urinary tract symptom (LUTS) yang terdiri atas gejala obstruksi dan
gejala iritasi. 2, 3
1. Teori supersaturasi
Urin mempunyai kemampuan melarutkan lebih banyak zat yang terlarut bila
dibandingkan dengan air biasa. Campuran beberapa ion aktif dalam urin
menimbulkan interaksi sehingga mempengaruhi kelarutan elemen- elemen
urin. Bila konsentrasi zat-zat yang relatif tidak larut dalam urin seperti
kalsium, oksalat, fosfat, dan sebagainya makin meningkat dalam urin, maka
akan terbentuk kristalisasi zat-zat tersebut.
26
ulserasi mukosa, gumpalan darah, tumpukan sel epitel atau pus, bahkan juga
bakteri, jaringan nekrotik iskemi yang berasal dari neoplasma atau infeksi,
dan benda asing.
3. Teori tidak adanya inhibitor
Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara
lain: magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika
kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan
terbentuknya batu di dalam saluran kemih. Ion magnesium (Mg2+) dikenal
dapat menghambat pembentukan batu karena jika berikatan dengan oksalat,
membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat yang akan
berikatan dengan kalsium (Ca2+) untuk membentuk kalsium oksalat
menurun.
4. Teri epitaksi
Epitaksi adalah peristiwa pengendapan suatu kristal di atas di atas
permukaan kristal lain. Misalnya, bila supersaturasi urn oleh asam urat telah
terjadi oleh suatu sebab, misalnya masukan purin yang meningkat, maka
konsentrasi asam urat meninggi sehingga terjadi pembentukan Kristal asam
urat. Bila pada penderita in1 kemudian terjadi peningkatan masukan
kalsium dan oksalat, maka akan terbentuk kristal kalsium oksalat. Kristal
kalsium oksalat in kemudian akan menempel di permukaan kristal asam urat
yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga ditemukan batu saluran kemih
yang intinya terjadi atas asam urat yang dilapisi oleh kalsium oksalat di
bagian luarnya.
5. Teori kombinasi
Pertama, fungsi ginjal harus cukup baik untuk dapat mengekskresi zat
vang dapat membentuk kristal secara berlebihan.
Kedua, ginjal harus dapat menghasilkan urin dengan pH yang sesuai
untuk kristalisasi. Dari kedua hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ginjal harus mampu melakukan ekskresi suatu zat secara berlebihan
dengan pH urin yang sesuai sehingga terjadi presipitasi zat-zat tersebut.
27
Ketiga, urin harus tidak mengandung sebagian atau seluruh inhibitor
Kristalisasi
Keempat, kristal yang telah terbentuk harus berada cukup lama dalam
urin, untuk dapat saling beragregasi membentuk nukleus, yang
selanjutnya akan menganggu aliran urin. Stasis urin yang terjadi
memegang peranan penting dalam pembentukan batu saluran kemih,
sehingga nukleus yang telah terbentuk dapat tumbuh.
3.7 Diagnosis
Anamnesis
Pasien yang mempunyai batu buli sering asimtomatik, tetapi pada
anamnesis biasanya dilaporkan bahwa penderita mengeluh nyeri
suprapubik, disuria, gross hematuri terminal, perasaan ingin kencing,
sering kencing di malam hari, perasaan tidak enak saat kencing, dan
kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan
perubahan posisi tubuh. Pada anak-anak mereka akan berguling-guling
dan menarik-narik penisnya. Gejala lain yang umumnya terjadi dalam
menyertai nyeri yaitu nyeri menjalar dari ujung penis, scrotum, perineum,
punggung dan panggul, perasaan tidak nyaman tersebut biasa bersifat
tumpul atau tajam. Rasa sakit diperberat saat pasien sedang beraktivitas,
karena akan timbul nyeri yang tersensitisasi akibat batu memasuki leher
vesika. Sering disertai dengan ISK yang ditandai disuria dan demam.1, 3 , 6
Gejala paling sering pada batu buli adalah nyeri saat berkemih,
terputus putus, dan hematuria. Khususnya, nyeri saat mendekati akhir
berkemih merupakan dampak dari batu buli. Batu yang terjebak di
kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan
infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher
kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis,
kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien,
dapat pula kita lihat tanda seperti mual, muntah, gelisah, nyeri dan
perut kembung. 3, 6
28
Jika sudah terjadi komplikasi seperti hidronefrosis maka gejalanya
tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya
penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (Hidronefrosis akut)
biasanya akan menyebabkan koliks ginjal (nyeri yang luar biasa di daerah
antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena. Jika
penyumbatan berkembang secara perlahan (Hidronefrosis kronis),
biasanya tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara
tulang rusuk dan tulang punggung. 2, 3
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih sangat bervariasi
mulai tanpa kelainan fisik sampai adanya tanda-tanda sakit berat,
tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan (komplikasi).
Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan antara lain: 6, 7
Inspeksi: Supra
pubik distensi, menandakan Vesica urinaria penuh dan Palpasi: Nyeri
tekan supra pubik, Pada keadaan Komplikasi (Hidronefrosis) dapat
ditemukan ballotemen (+).
Pemeriksaan Penunjang
a) Urinalisa
Urin dipstik dapat digunakan untuk menegakkan suatu diagnosa batu
saluran kemih (BSK) dan untuk mengeksklusi infeksi. Biasanya
ditemukan hematuria yaitu terdapatnya eritrosit pada urinalisa yang
mendukung suatu diagnosa BSK. Jika tidak ditemukan hematuria bukan
berarti diagnosa ini dapat dieksklusi. Sedangkan adanya nitrit dan leukosit
esterase pada urin menandakan adanya suatu infeksi.7
b) Laboratorium
Salah satu komplikasi batu saluran kemih yaitu terjadinya gangguan
fungsi ginjal yang ditandai kenaikan kadar ureum dan kreatinin darah,
gangguan tersebut bervariasi dari stadium ringan sampai timbulnya
29
sindroma uremia dan gagal ginjal, bila keadaan sudah stadium lanjut
bahkan bisa mengakibatkan kematian.7, 10
30
Gambar 8 Ultrasonografi Vesika Urinaria
31
setelah miksi. Jika terdapat keterlambatan fungsi ginjal, pengambilan
foto diulangi setelah jam ke-2, jam ke-6, atau jam ke 12.
IVP ini dapat memberikan informasi struktral dan fungsional dari
renal yang terdiri dari ukuran dan derajat obstruksi. IVP dapat
mendeteksi sekitar kasus sekitar 70-90%. Namun IVP hanya dapat
mendeteksi batu radioopak (80-90%). Beberapa efek negatif IVP yaitu
paparan radiasi, resiko nefrotoksik dan alergi kontras. 10, 11
f) CT scan Non-kontras
CT- Scan non-kontras merupakan Gold Standart diagnosis BSK
karena pemeriksaan CT Scan Non-kontras memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi untuk mendeteksi batu, tidak menggunakan
kontras intravena dan tidak membutuhkan waktu yang lama serta
memungkinkan untuk diagnosa alternatif. Akurasi CT scan non-kontras
dalam mendeteksi batu yaitu dengan sensitifitas, spesifisitas dan positive
predictive value 96%, 100%, 100%. CT scan non-kontras dapat
mendeteksi baik batu radioopak ataupun radiolusen. Ketika CT
mendeteksi batu, foto polos abdomen harus dilakukan untuk menilai
apakah batu tersebut radioopak. Selanjutnya CT scan non-kontras dapat
32
digunakan untuk menilai apakah batu telah bergeser atau telah keluar. 10,
11
g) Sitoskopi
33
3.8 Diagnosis Banding
Diagnosis banding pada batu vesika urinaria dapat berupa ISK (Sistitis),
Benigna prostat hipertropi, Striktur uretra, Neuropati Buli-buli, Pasca Bedah dan
Penggunaan Obat-obatan (Penghambat Alfa/ Obat penenang). Dapat dibedakan
berdasarkan gejala klinis pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang. 7, 10, 11
3.9 Tatalaksana
Batu buli-buli dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, litotripsi
maupun pembedahan terbuka.9, 10, 11
Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang berukuran < 5 mm, karena diharapkan batu
dapat keluar spontan. Memberikan minum yang berlebihan disertai
diuretik sepeti golongan thiazid. Dengan produksi air kemih yang lebih
banyak diharapkan dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih.
Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar
aliran urin dengan pemberian diuretikum dan minum banyak supaya dapat
mendorong batu keluar dari saluran kemih.
Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih,
karena itu diberikan antibiotik. Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi
dapat dicegah pembesarannya bila diberikan pengobatan dengan
pengasaman urin dan pemberian antiurease, seperti Acetohidroxamic acid.
Ini untuk menghambat bakteri urease dan menurunkan kadar ammonium
urin.
Pengobatan yang efektif untuk pasien yang mempunyai batu asam urat
pada saluran kemih adalah dengan alkalinisasi supaya batu asam yang
terbentuk akan dilarutkan. Pelarutan batu akan terjadi apabila pH urin
menjadi lebih tinggi atau berjumlah 6,2. Sehingga dengan pemberian
bikarbonas natrikus disertai dengan makanan alkalis, batu asam urat
diharapkan larut. Potasium Sitrat (polycitra K, Urocit K) pada dosis 60
mEQ dalam 3-4 dosis perhari pemberian digunakan untuk terapi pilihan.
Tetapi terapi yang berlebihan menggunakan sediaan ini akan memicu
34
terbentuknya deposit calsium pospat pada permukaan batu sehingga
membuat terapi tidak efektif lagi. Atau dengan usaha menurunkan
produksi kadar asam urat air kemih dan darah dengan bantuan alopurinol,
usaha ini cukup memberi hasil yang baik. Dengan dosis awal 300 mg
perhari, baik diberikan setelah makan.
Indikasi ESWL:
o Ukuran diameter batu < 2 cm
o Lokasi batu di kaliks atas dan tengah
o Batu yang tidak terlalu keras, biasanya diketahui dengan hasil
pemeriksaan CT scan dengan mengukur hounsfield unit batu. Batu
35
yang cocok di ESWL adalah batu yang hounsfield unit nya <
1.000, artinya batu tersebut tidak terlalu kerasa untuk dipecahkan.
Kontraindikasi ESWL:
o Ibu hamil
o Obesitas (IMT >30 kg/m2)
o Sedang mengkonsumsi obat pengencer darah (aspirin/warfarin)
o Hipertensi tidak terkontrol
o ISK
o Ukuran diameter batu > 2cm
o Batu terlalu keras (batu sistin)
Angka bebas batu: elektromagnetik; 66% pada kasus dengan
obstruksi dan 96% pada kasus non obstruksi. Bila menggunakan
piezoelektrik didapatkan hanya 50% yang berhasil.
Terapi Pembedahan
Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotriptor, alat
gelombang kejut atau bila cara non bedah tidak berhasil. Walaupun
demikian kita harus memerlukan suatu indikasi. Misalnya apabila batu
kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga
perlu diadakan tindakan pengeluarannya. Litotriptor hanya mampu
memecahkan batu dalam batas ukuran 3 cm kebawah. Batu diatas ukuran
ini dapat ditangani dengan batu kejut atau sistolitotomi. 7, 10, 11
o Vesikolitotripsi transuretra
Pendekatan transuretra merupakan prosedur yang paling
sering dikerjakan pada usia dewasa. Biasanya, dapat menggunakan
nefroskop rigid yang dapat memudahkan visualisasi dengan jelas.
Namun, kekurangannya adalah mema-nipulasi uretra dengan
instrumen besar sehingga dapat menyebabkan cedera uretra.
Prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu
tanpa perlukaan. batu kandung kemih, batu dipecahkan memakai
36
litotriptor secara mekanis melalui sistokop atau dengan memakai
gelombang elektrohidrolik atau ultrasonic litotriptor adalah alat
yang digunakan untuk memecahkan batu tersebut, tetapi alat ini
hanya dapat memecahkan batu dalam batas ukuran 3 cm ke bawah.
gelombang kejut dialirkan melalui air ke tubuh dan dipusatkan di
batu yang akan dipecahkan.Setelah batu itu pecah menjadi bagian
yang terkecil seperti pasir, sisa batu tersebut dikeluarkan secara
spontan
o Vesikolitotomi Perkutan
Merupakan alternatif terapi pada kasus batu pada anak-anak
atau pada penderita dengan kesulitan akses melalui uretra, batu
besar atau batu múltipel. Tindakan ini indikasi kontra pada adanya
riwayat keganasan kandung kemih, riwayat operasi daerah pelvis,
radioterapi, infeksi aktif pada saluran kemih atau dinding abdomen.
Angka bebas batu: 85-100%, Penyulit: tidak ada, dan Waktu yang
dibutuhkan : 40-100 menit.
o Vesikolitotomi Terbuka
37
Tehnik ini digunakan untuk memindah batu dengan ukuran
besar, juga di indikasikan untuk membuang prostate, dan
diverculotomy. Pengambilkan prostate secara terbuka
diindikasikan jika beratnya kira- kira 80-100gr. Keuntungan tehnik
ini adalah cepat, lebih mudah untuk memindahkan batu dalam
jumlah banyak, memindah batu yang melekat pada mukosa buli
dan kemampuannya untuk memindah batu yang besar dengan sisi
kasar. Tetapi kerugian penggunaan tehnik ini adalah pasien merasa
nyeri post operasi, lebih lama dirawat di rumah sakit, lebih lama
menggunakan kateter.
38
sebesar 50% dalam 5 tahun dan ≥ 70% dalam 10 tahun. Meningkatkan asupan
cairan, perbaikan pola diet, dan pemantauan rutin dapat mengurangi tingkat
rekurensi hingga 60%. 11, 12
BAB IV
39
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
40
1. Purnomo, B.B. 2011. Dasar-dasar Urologi; Edisi Ketiga, Jakarta: Sagung
Seto. R Sjamsu Hidajat. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Sjamsu Hidajat R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Reksoprodjo, Soelarto, dkk. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta:
Binarupa Aksara, 1995.
4. Margaret S, Yair L. Urinary Lithiasis: Etiology, Epidemiology, and
Pathogenesis in Campbell-Walsh Urology 10th ed. Philadelphia: Elsevier.
2012.p.1257-96.
5. Standring, S. 2004. Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical
Practice. London: Elsevier.
6. Charles, F, et al. Schwart’z Manual of Surgery. Eight Edition. USA.
Medical Publishing Division. Mc Graw-Hill, 2006.
7. Sabiston, David C, dr. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC. 1995.h.212-8.
8. Al-Ansari A, Shamsodini A, Younis N, et al: Extracorporeal shock
wave lithotripsy monotherapy for treatment of patients with urethral and
bladder stone presenting with acute urinary retention. Urology 2005.
9. McLatchie, Greg; Borley, Neil; Chikwe, Joanna. Oxford Hand book of
Clinical Surgery, 3rd edition. Oxford University Press. 2007
10. Richter S, Ringer A, Sluzker D: Combined cystolithotomy and
transurethral resection of prostate: best management of infravesical
obstruction and massive or multiple bladder stone. Urology 2002; 59
(5):688-691.
11. Schwartz BF, Stoller ML.: The vesical calculus. Urol Clin North Am
2000;27(2):333-346
12. Staf pengajar ilmu bedah UI. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta : Bina
Rupa Aksara.2010.h.178-80.
41