Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

NAMA : YAYUK WAHYUNI

KELAS : F321
A. Judul Modul : JINAYAH DAN JIHAD
B. Kegiatan Belajar : KISAS (KB 2)

C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
KISAS
Kisas menurut bahasa berasal dari kata al-qishaash dan al-qashash yang
berarti mengikuti jejak. Kata ini digunakan untuk menunjukkan arti hukuman
karena orang yang menuntut kisas mengikuti jejak kejahatan lalu membalasnya dengan
melukai semisalnya. Menurut syarak, kisas ialah hukuman balasan
yang seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun perusakan atau
penghilangan fungsi anggota tubuh orang lain yang dilakukan dengan sengaja.

Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (al-Taurat)


bahwasannya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung
dengan
hidung telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka-lukapun ada
Konsep
qishashnya. Barang siapa melepaskan (hak kisasnya) akan melepaskan
(Beberapa
1 istilah dan hak itu
definisi) di (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa yang tidak memutuskan
KB perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orangorang yang zalim. QS al-Maidah/5: 45:

2. Syarat-syarat Kisas

Hukuman kisas wajib dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat


sebagaimana berikut:
a. Orang yang
terbunuh
d. Kisas dilakukan terpelihara
dalam hal yang darahnya (orang
sama yang benar-benar
baik)

C.Pembunuh bukan
b. Pembunuh sudah
bapak (orang tua)
baligh dan berakal
dari terbunuh

3. Macam-macam Kisas

Kisas dibedakan menjadi dua yaitu: kisas pembunuhan atau kisas jiwa
dan kisas anggota badan

Jarimah pelukaan terbagi kepada 2 macam: pelukaan sengaja (jarh al-


’amd) dan pelukaan kesalahan (jarh al-khata’).

a. •1) Penghilangan anggota badan


(al-’athraf)

Pelukaan •2) Penghilangan fungsi anggota


badan
•3) Melukai badan selain kepala (al-

Sengaja jirah)

•Sanksi terhadap pelaku jarimah

b. Pelukan pelukaan karena kesalahan adalah


diat
•atau irsy (ganti rugi). Penerapan

Karena diat atau irsy disesuaikan dengan


bentukbentuk pelukaan
sebagaimana dijelaskan pada

Kesalahan sanksi pelukaan sengaja, baik


•al-’athraf dan al-jirah maupun al-
syajjaj.

4. Pembuktian Jarimah Pelukaan


a. Menurut jumhur fukaha, pembuktian jarimah pelukaan adalah pengakuan, persaksian, dan sumpah.

b. Menurut Ibnu Qayyim (Hanabilah) pembuktian jarimah pelukaan adalah pengakuan, persaksian, sumpah, dan karinah atau
indikasi.

Hikmah dari konsep Qisas (balas dendam fisik) dalam hukum Islam melibatkan
berbagai aspek, baik secara sosial maupun individu. Berikut adalah beberapa
hikmah dari Qisas:

Keadilan

Mencegah Tindakan
Deterrence
Balas Dendam yang
(Pencegahan)
Berlebihan:

Menghormati Dorongan untuk


Kehidupan Berdamai

Perlindungan
Hukum

Kontekstualisasi konsep Qisas (balas dendam fisik) dalam berbagai situasi dan budaya
dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana konsep ini
berfungsi dan bagaimana implementasinya dapat bervariasi. Konteks sosial, budaya, da
hukum memainkan peran penting dalam bagaimana Qisas diterapkan dan dipahami.
Berikut beberapa cara untuk kontekstualisasi konsep Qisas:

1. **Konteks Hukum:** Setiap negara memiliki sistem hukum yang berbeda, dan konsep
Qisas dapat diintegrasikan ke dalam sistem hukum nasional. Misalnya, di beberapa
negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Qisas mungkin diatur dalam hukum pidana
negara dengan pembatasan dan prosedur yang telah ditentukan.
2. **Konteks Sosial dan Budaya:** Konsep Qisas juga harus dipahami dalam konteks
sosial dan budaya masyarakat tempat itu diterapkan. Nilai-nilai budaya, adat istiadat, da
norma-norma sosial dapat memengaruhi bagaimana Qisas dipandang dan dijalankan.

3. **Perlindungan Hak Asasi Manusia:** Konteks hak asasi manusia adalah aspek
penting dalam konteks Qisas. Implementasi Qisas harus memperhatikan hak asasi
manusia, termasuk hak atas keadilan, hak atas pengadilan yang adil, dan hak untuk tida
disiksa atau dianiaya.

4. **Faktor Agama:** Qisas adalah konsep dalam hukum Islam, tetapi bisa diintegrasika
dalam konteks agama lain atau diabaikan sepenuhnya dalam masyarakat sekuler.
Beberapa negara mungkin memiliki lebih dari satu sistem hukum yang berlaku
berdasarkan agama yang dianut oleh individu tersebut.

5. **Pendidikan dan Kesadaran:** Pendidikan adalah kunci dalam memahami dan


menerapkan Qisas dengan benar. Pendidikan agama yang baik dan pemahaman tentan
nilai-nilai keadilan, rekonsiliasi, dan penghormatan terhadap kehidupan sangat penting
dalam kontekstualisasi Qisas.

6. **Rekonsiliasi dan Mediasi:** Konsep Qisas dapat dikaitkan dengan upaya rekonsilias
dan mediasi dalam menyelesaikan konflik. Ini bisa berarti melibatkan pihak ketiga atau
mediator untuk membantu pihak-pihak yang terlibat mencapai kesepakatan damai tanpa
harus mengambil tindakan balas dendam fisik.

7. **Kesempatan untuk Taubat:** Dalam konteks Islam, pelaku yang bertobat dan
menyesali perbuatannya dapat mencari pengampunan dan pemulihan diri. Konsep ini
menyoroti pentingnya kesempatan untuk perbaikan dan pembelajaran dari kesalahan.

8. **Perlindungan Korban:** Kontekstualisasi Qisas harus memperhatikan perlindungan


hak dan kesejahteraan keluarga korban. Upaya harus dilakukan untuk mencegah
tekanan atau pengaruh yang mungkin diberikan kepada keluarga korban agar meminta
Qisas atau memaafkan pelaku.

Daftar materi
Kompensasi atau Diyat: Memutuskan jumlah kompensasi atau diyat yang harus dibayarka
pada KB
2 sebagai alternatif untuk Qisas adalah hal yang rumit. Hal ini sering melibatkan perkiraan nila
yang sulit
nilai yang hilang atau cedera yang dialami oleh korban.
dipahami
Daftar materi
yang sering
Pembatasan Hukum Positif: Di berbagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, hukum
mengalami
3 positif modern sering kali mengatur Qisas dengan pembatasan tertentu. Mengkombinasikan
miskonsepsi
prinsip-prinsip Qisas dengan hukum positif dapat menjadi materi yang kompleks.
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai