Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

NAMA : YAYUK WAHYUNI

KELAS : F321
A. Judul Modul : ARIYAH, JUAL BELI, KHIYAR, RIBA
B. Kegiatan Belajar : SYIRKAH DAN MUDARABAH (KB 3)

C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
1. Konsep Syirkah dalam Kerjasama Perdagangan dan Jasa

a. Pengertian Syirkah
syirkah adalah bercampurnya harta dengan harta yang lain sehingga keduanya tidak
bisa dibedakan lagi.

Konsep “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat


(Beberapa itu
1 istilah dan sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain,
definisi) di kecuali
KB orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan
amat
sedikitlah mereka ini.”
QS Shad/38: 24

b. Rukun dan Syarat Syirkah


3) Pokok
pekerjaan 1) Sighat (lafaz
(bidang usaha akad)
yang dijalankan)

2) Orang (pihak-pihak
yang mengadakan
serikat

3. Adapun syaratsyarat syirkah adalah:

1) Syirkah
dilaksanakan
dengan modal
uang tunai

syarat
syirkah
3) Dua orang
2) Dua orang
atau lebih
atau lebih
mencampurkan
berserikat
kedua hartanya
1) Orang
yang
berakal;

syarat-syarat
orang
(pihak-
pihak)

3) Dengan 2)
kehendak
sendiri Baligh;

c. Jenis-jenis Syirkah

a) Syirkah
ikhtiyar

Syirkah
amlak

b) Syirkah
jabar
(paksa),

Syirkah dan Mudarabah adalah dua konsep dalam hukum Islam yang digunakan
dalam berbagai bentuk transaksi bisnis dan investasi. Di bawah ini adalah
implementasi dari kedua konsep tersebut:

1. **Syirkah (‫**) شرك ة‬:


- **Bisnis Bersama**: Syirkah adalah perjanjian bisnis bersama di mana dua atau
lebih pihak bekerja sama untuk menjalankan usaha bersama. Setiap mitra
berkontribusi dengan modal, tenaga kerja, atau keterampilan yang berbeda.
- **Pembagian Laba dan Kerugian**: Laba dan kerugian dalam bisnis syirkah
dibagi sesuai dengan kesepakatan antara mitra. Pembagian ini dapat berdasarkan
persentase kontribusi masing-masing mitra atau sesuai dengan perjanjian tertulis.

- **Resiko Bersama**: Seluruh mitra dalam syirkah bertanggung jawab secara


bersama-sama atas hutang dan kewajiban bisnis. Ini berarti jika bisnis mengalami
kerugian, semua mitra akan ikut menanggungnya.

- **Contoh Implementasi**: Misalnya, dua teman memulai bisnis restoran


bersama-sama. Salah satu menyediakan modal, sementara yang lainnya
berkontribusi dengan pengalaman dalam manajemen restoran. Laba dan kerugian
dibagi 60-40, dengan pemilik modal mendapatkan 60% laba.

2. **Mudarabah (‫**)م ضارب ة‬:


- **Pengusaha dan Investor**: Mudarabah adalah perjanjian antara pengusaha
(mudarib) dan investor (rabb al-mal). Investor memberikan modal kepada
pengusaha untuk diinvestasikan dalam bisnis tertentu.

- **Pembagian Laba**: Laba dalam mudarabah dibagi sesuai dengan


kesepakatan, tetapi ada pembagian tetap untuk investor (rabb al-mal) dan
pengusaha (mudarib). Biasanya, investor akan mendapatkan sebagian dari laba
tetap atau persentase tertentu dari laba bersih.

- **Resiko Terbatas**: Investor (rabb al-mal) dalam mudarabah hanya


menanggung kerugian sesuai dengan modal yang mereka investasikan.
Pengusaha (mudarib) yang mengelola bisnis bertanggung jawab atas kerugian
yang melebihi modal investor.

- **Contoh Implementasi**: Seorang investor memberikan modal kepada


seorang pengusaha untuk membuka toko pakaian. Investor akan mendapatkan
40% dari laba bersih toko sebagai pembagian tetap, sementara pengusaha akan
mendapatkan 60% sisanya.

Implementasi kedua konsep ini dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan dan
tujuan bisnis. Penting untuk memiliki perjanjian tertulis yang jelas yang mengatur
semua aspek kerja sama, termasuk pembagian laba, hak dan tanggung jawab
masing-masing pihak, serta bagaimana mengelola resiko dan masalah potensial.
Selain itu, perlu diingat bahwa implementasi syirkah dan mudarabah harus sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Oleh karena itu, konsultasikan dengan
seorang ahli hukum Islam atau konsultan keuangan Islam jika Anda berencana
untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan konsep ini.

Syarat Akad Salam


a) Jenis Nilainya

b) Harus Tunai

c) Harus Jelas Waktu Penyerahan

d) Barang Memungkinkan untuk Diserahkan pada Waktunya

e) Tempat Penyerahan Barang Harus Jelas

Pertentangan Klaim antara Mu’ir dan Musta’ir

1) Pertentangan
3) Pertentangan
klaim soal jenis
klaim soal
akad dan
pengembalian.
kesepakatan;

2) Pertentangan klaim
soal barang yang hilang
atau rusak;

Refleksi tentang konsep jual beli dan khiyar dalam konteks hukum Islam dapat
menghasilkan beberapa pengamatan dan pemahaman yang berguna:

1. **Keadilan dan Kehati-hatian**: Konsep jual beli dalam Islam menekankan


pentingnya keadilan dan kehati-hatian dalam bertransaksi. Khiyar memberikan
peluang bagi pihak yang terlibat dalam transaksi untuk memeriksa barang atau
syarat-syarat lebih lanjut sebelum mengonfirmasi kesepakatan. Hal ini memastikan
bahwa transaksi tersebut adalah adil dan tidak merugikan salah satu pihak.

2. **Perlindungan Konsumen**: Khiyar aib memberikan perlindungan kepada


konsumen, mengingat bahwa pembeli memiliki hak untuk memeriksa barang yang
dibelinya dan membatalkan transaksi jika ada cacat atau kerusakan yang
signifikan. Ini memotivasi penjual untuk menjual barang yang berkualitas baik.

3. **Ketentuan Tambahan**: Khiyar syarat memungkinkan pihak-pihak yang


terlibat dalam transaksi untuk menambahkan syarat-syarat tambahan sesuai
dengan kebutuhan dan kesepakatan mereka. Ini memberikan fleksibilitas dalam
bertransaksi dan dapat membantu menghindari konflik di masa depan.

4. **Etika Bisnis**: Konsep jual beli dalam Islam juga mencakup etika bisnis yang
tinggi. Para pelaku bisnis diharapkan untuk jujur, adil, dan menghindari penipuan
atau penjualan barang cacat. Khiyar memperkuat nilai-nilai ini dengan memberikan
konsekuensi jika terjadi pelanggaran.

5. **Kewajiban Pemahaman**: Pemahaman yang baik tentang konsep jual beli dan
khiyar dalam hukum Islam adalah penting. Ini memastikan bahwa transaksi
dilakukan dengan benar sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Pihak yang terlibat
dalam bisnis juga harus berusaha memahami aspek hukum yang berkaitan
dengan transaksi mereka.

6. **Pentingnya Transparansi**: Transparansi dalam jual beli adalah kunci. Pihak


yang terlibat harus memberikan informasi yang jujur dan lengkap tentang barang
atau layanan yang ditawarkan, sehingga pihak lain dapat membuat keputusan
yang cerdas dan tepat.

Dalam rangka menjalankan transaksi jual beli dengan baik dalam Islam, penting
untuk memahami dan menghormati prinsip-prinsip ini. Ini akan membantu
menciptakan lingkungan bisnis yang adil dan etis serta memberikan perlindungan
bagi semua pihak yang terlibat dalam transaksi.

Sedangkan ulama Syafi'iyah lebih memerinci


lagi menjadi enam rukun, yaitu:
1) Pemilik
6) Nisbah modal
keuntungan. (shahibul
maal);

5) Usaha
(pekerjaan 2) Pelaksanaan
pengelola usaha
modal);

3) Akad dari
4) Objek
kedua belah
mudarabah
pihak

Mudarabah Mutlaqah
Mudarabah mutlaqah merupakan akad mudarabah yang digunakan untuk kegiatan usaha
yang cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisni
sesuai dengan permintaan pemilik dana (shahibul maal). Pembiayaan mudarabah
Daftar materi mutlaqah juga disebut dengan investasi pemilik dana kepada bank syari’ah. Bank syari’ah
pada KB tidak mempunyai kewajiban untuk mengganti rugi atas pengelolaan dana yang bukan
2
yang sulit disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudarib. Sebaliknya, apabila
dipahami kesalahan atau kelalaian dalam mengelola dana investor (shahibul maal) dilakukan
secara sengaja, maka bank syari’ah wajib mengganti semua dana investasi mudarabah
mutlaqah. Penerapan mudarabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito
sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu mudarabah dan deposito mudarabah
Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan dalam menggunakan dana yang dihimpun
Daftar materi
yang sering Syirkah al-amwal,
mengalami yaitu persekutuan antara dua pihak pemodal atau lebih dalam usaha tertentu dengan
3
miskonsepsi mengumpulkan modal bersama dan membagi keuntungan dan resiko kerugian
dalam berdasarkan kesepakatan;
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai